Anda di halaman 1dari 19

s

BUPATI MELAWI
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PERATURAN BUPATI MELAWI
NOMOR 77 TAHUN 2021
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MELAWI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
mengamanatkan bahwa Perangkat Daerah yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya telah dapat
dilaksanakan oleh kelompok jabatan fungsional,
menghapus unit organisasi yang tugas dan fungsinya
telah digantikan secara penuh oleh kelompok jabatan
fungsional;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Melawi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Melawi
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, telah dibentuk Dinas Pertanian dan Perikanan;

c. bahwa dalam rangka mewujudkan birokrasi yang


dinamis dan profesional sebagai upaya peningkatan
efektivitas dan efisiensi guna mendukung kinerja
Pemerintah Daerah, perlu dilakukan penyederhanaan
birokrasi melalui penyetaraan jabatan administrasi ke
dalam jabatan fungsional;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c tersebut
di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok
dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Pertanian dan
Perikanan;

Mengingat …
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2003 tentang


Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten
Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4344);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 6402);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 10 Tahun


2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Melawi Tahun
2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Melawi Nomor 167) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Melawi
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Melawi Tahun
2020 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Melawi Nomor 207);

Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2021 tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi Ke Dalam Jabatan
Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 525);

2. Peraturan …
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2021
tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi Pada
Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
546);
3. Peraturan Bupati Melawi Nomor 52 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Melawi (Berita Daerah
Kabupaten Melawi Tahun 2016 Nomor 52).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA
KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Melawi.


2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
3. Bupati adalah Bupati Melawi.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Melawi.
5. Dinas adalah Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Melawi.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Melawi.
7. Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Melawi.
8. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pertanian dan Perikanan.
9. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam
hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen
untuk menghasilkan Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu
agro ekosistem.
10. Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan dan
ketahanan pangan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.

11. Perikanan …
11. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
12. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya
fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin Peternakan,
budidaya Ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan
pengusahaannya.
13. Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah segala urusan yang berhubungan
dengan Hewan dan produk Hewan yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kesehatan manusia.
14. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
yang bekerja pada Pemerintah Kabupaten Melawi.
15. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

16. Jabatan Administrasi adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan.
17. Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Administrasi pada Instansi Pemerintah.

18. Jabatan Administrator adalah jabatan yang memiliki tanggungjawab


memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintah dan pembangunan.
19. Pejabat Administrator yang selanjutnya disebut Administrator adalah
Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Administrator pada Instansi
Pemerintah.
20. Jabatan Pengawas adalah Jabatan yang memiliki tanggung jawab
mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat
pelaksana.
21. Pejabat Pengawas yang selanjutnya disebut Pengawas adalah Pegawai
ASN yang menduduki Jabatan Pengawas pada Instansi Pemerintah.

22. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
23. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Fungsional pada Instansi Pemerintah.
24. Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukan tugas,
tangungjawab, wewenang dan hak seorang Aparatur Sipil Negara dalam
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan
untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
25. Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional yang
selanjutnya disebut Penyetaraan Jabatan adalah Pengangkatan Pejabat
Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional melalui
Penyesuaian/Inpassing pada jabatan fungsional yang setara.

BAB …
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2

Dinas Pertanian dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Melawi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

BAB III
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Tugas Pokok dan Fungsi
Pasal 3

Dinas Pertanian dan Perikanan mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 3, Dinas Pertanian
dan Perikanan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja Bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan
Penyuluhan;
b. perumusan kebijakan yang berkaitan dengan Bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Penyuluhan;
c. pelaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan Bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Penyuluhan;
d. pengkoordinasian dan pembinaan teknis di Bidang Pertanian, Perikanan,
Peternakan dan Penyuluhan;
e. penyelenggaraan urusan pemerintah di Bidang Pertanian, Perikanan,
Peternakan dan Penyuluhan:
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan Bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Penyuluhan;
g. pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), dan pelayanan publik di lingkungan Dinas Pertanian
dan Perikanan;
h. pelaksanaan administrasi di Dinas Pertanian dan Perikanan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan yang diberikan oleh
Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

Bagian …
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan terdiri dari :


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Perikanan;
d. Bidang Pertanian;
e. Bidang Peternakan;
f. Bidang Penyuluh;
g. Unit Pelaksana Teknis Daerah;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Struktur Organisasi sebagaimana tercantum dalam lampiran dan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga
Kepala Dinas
Pasal 6

Kepala dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,


mempunyai tugas memimpin, membina, merumuskan, mengkoordinasikan,
mengarahkan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan di
bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Penyuluh sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, Kepala
Dinas Pertanian dan Perikanan mempunyai fungsi :
a. penetapan program kerja di bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan
Penyuluh sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Penyuluh berdasarkan peraturan yang berlaku,
sebagai bahan perumusan kebijakan Bupati;
c. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kegiatan di bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Penyuluh, agar kegiatan tersebut dilaksanakan
secara terarah, terpadu dan selaras;
d. penyelenggaraan kegiatan di bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan
Penyuluh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. pembinaan, pengawasan dan pengendalian urusan kesekretariatan,
kepegawaian dan rumah tangga Dinas Pertanian dan Perikanan;
f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran Dinas;
g. pemberian saran dan pertimbangan kepada Bupati berkenaan dengan
perumusan kebijakan di bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan
Penyuluh;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Reformasi
Birokrasi, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan
pelayanan publik di lingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan;

i. pelaksanaan …
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di
bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Penyuluh;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan di bidang
tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Sekretariat
Pasal 8

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b,


mempunyai tugas Mengkoordinasikan penyusunan program dan keuangan,
administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana, umum, perlengkapan
dan rumah tangga Dinas dan pelayanan administratif.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1), Sekretariat


mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja di Sekretariat Dinas Pertanian dan Perikanan;
b. penyelarasan dan kompilasi rencana kerja serta pelaksanaan penatausahaan
keuangan;
c. pengumpul pengolah bahan dan perumusan kebijakan di bidang program
rencana kerja dan pengelolaan keuangan serta aset;
d. penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Tahunan (RKT),
Indikator Kinerja Utama (IKU), Laporan Kinerja Tahunan (LKT) Dinas
Pertanian dan Perikanan;
e. penyiapan bahan sistem pengendalian internal Dinas Pertanian dan
Perikanan;
f. penyiapan dan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA);
g. pelaksanaan Koordinasi bendahara pengeluaran dan bendahara pengeluaran
pembantu dalam mengelola administrasi keuangan yang meliputi;
1. memproses Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar Uang (SPMU);
2. melaksanakan pengelolaan Kas;
3. melaksanakan verifikasi SPJ dari Kuasa Pengguna Anggaran;
4. melaksanakan pembuatan daftar gaji dan pembayaran gaji pegawai;
5. menyusun perencanaan pendapatan dan belanja;
6. melaksanakan pembukuan penerimaan setoran pendapatan dan
menyetor ke Kas Daerah;
7. melaksanakan perhitungan realisasi anggaran; dan
8. melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan
Anggaran/Keuangan;
h. penyelenggaraan administrasi kepegawaian, pengembangan Sumber Daya
Manusia, organisasi, hukum dan tata laksana;

i. pelaksanaan …
i. pelaksanaan urusan kesekretariatan, perlengkapan, aset dan rumah tangga
Dinas Pertanian dan Perikanan;
j. pembinaan dan pengawasan kepada Kepala Sub Bagian dan seluruh staf di
lingkungan sekretariat dalam melaksanakan tugas baik secara preventif
maupun represif, untuk menghindari terjadinya kesalahan dan
penyimpangan dalam pelaksanaan tugas;
k. pelaporan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan pelayanan publik di lingkungan
Dinas Pertanian dan Perikanan;
l. pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang Kesekretariatan baik secara lisan
maupun tertulis sebagai bahan pertimbangan atasan dalam pengambilan
keputusan;
m. pelaksanaan tugas lain di bidang kesekretariatan yang diserahkan Kepala
Dinas.

Pasal 10
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1) membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

(2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud ayat (1),
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Pasal 11
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat
(1) huruf a, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan
administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, organisasi
serta menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional
dan pengawasan melekat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
berdasarkan sasaran dan program rencana kerja yang telah ditetapkan
sebagai pedoman pelaksana tugas;
b. penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian program kerja Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian;
c. pelaksanaan kegiatan surat-surat kearsipan, kepustakaan, penyajian
data, dokumentasi dan informasi;
d. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan yang meliputi :
1. mempersiapkan rapat;
2. menerima tamu;
3. pelayanan telepon;
4. kebersihan;
5. keamanan; dan
6. kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga.
e. pelaksanaan pengelolaan perlengkapan meliputi :
1. menginventarisasi, mengatur penggunaan, pemeliharaan dan
pengurusan barang inventaris;

2. menyusun …
2. menyusun laporan pengelolaan barang; dan
3. melaksanakan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan usul
penghapusan sarana dan prasarana kantor.
f. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan meliputi :
1. kegiatan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, penyajian data,
dokumentasi dan informasi; dan
2. melaksanakan administrasi dan menyiapkan sarana perjalanan
dinas.
g. pelaksanaan fungsi kehumasan;
h. penyiapan bahan kerja sama teknis dengan pihak ketiga;
i. penyiapan bahan sambutan Bupati sesuai bidang dan tugasnya;
j. pelaksanaan administrasi kepegawaian meliputi :
1. melaksanakan pengelolaan presensi Pegawai;
2. melaksanakan pembinaan/pengelolaan tata usaha kepegawaian yang
meliputi pembuatan Daftar Nominatif Pegawai, file kepegawaian,
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Daftar Urut Kepangkatan (DUK),
buku penjagaan yaitu : Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala
(KGB), Pensiun, Kartu Hukuman Disiplin dan lain-lain;
3. mengusulkan rencana kebutuhan pegawai;
4. menyiapkan usulan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), kenaikan pangkat, penempatan
dalam jabatan, mutasi, cuti, bebas tugas/pensiun, perubahan gaji,
hukuman disiplin tingkat ringan;
5. memproses cuti tahunan, cuti bersalin, cuti hamil, cuti alasan
penting, cuti di luar tanggung jawab negara dan cuti sakit bagi
Pegawai ASN;
6. menyiapkan bahan pembinaan disiplin Pegawai;
7. mengusulkan dan memproses penerbitan Keputusan Kenaikan Gaji
Berkala Pegawai ASN;
8. menyiapkan bahan penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
9. menyiapkan bahan pengusulan kesejahteraan pegawai yang meliputi
pemberian tanda jasa, Tabungan Asuransi Pensiun (Taspen),
Asuransi Kesehatan (Askes) dan Tabungan Perumahan (Taperum),
permintaan Kartu Pegawai (Karpeg), Kartu Istri/Kartu Suami serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan kesejahteraan kepegawaian;
12. menyusun dan mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan;
13. mengusulkan izin belajar, tugas belajar, pendidikan, pelatihan dan
lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan profesionalisme
pegawai;
14. mengusulkan dan melaksanakan kursus-kursus pegawai Dinas
Pertanian dan Perikanan;
15. menyiapkan Surat Perintah Tugas;
16. menyiapkan bahan, melaksanakan penilaian dan memproses
penetapan angka kredit jabatan fungsional tertentu; dan
17. mengelola Pegawai Non ASN yang menjadi tanggung jawab Dinas
Pertanian dan Perikanan;
k. penyusunan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.

Bagian …
Bagian Kelima
Bidang Perikanan

Pasal 12
(1) Bidang Perikanan sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) huruf c,
mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis
dibidang Perikanan.

(2) Bidang Perikanan sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas Pertanian dan Perikanan melalui Sekretaris.

Pasal 13
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (1), Bidang
Perikanan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja di bidang Perikanan sesuai dengan perencanaan
strategi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pengolahan
hasil perikanan, budidaya perikanan, prasarana dan sarana perikanan
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
c. pemberian petunjuk dan pembagian tugas kepada bawahan sesuai dan
tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan program
Bidang Perikanan;
d. pelaksanaan sosialisasi dan pelaksanaan program kegiatan Bidang Perikanan
berdasarkan ketentuan yang berlaku, agar pimpinan dapat menyusun
rencana strategis;
e. pelaksanaan pengelolaan dan penyelenggaraan program Bidang Perikanan,
penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan satuan program Bidang Perikanan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sebagai bahan evaluasi tugas
pimpinan;
f. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang pengolahan hasil perikanan, budidaya perikanan, prasarana dan
sarana perikanan, sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku;
g. klarifikasi bahan dan data pengolahan hasil perikanan, budidaya perikanan,
prasarana dan sarana perikanan sesuai dengan pedoman kerja untuk
pelaksanaan tugas;
h. perumusan analisis pelaporan program bidang perikanan sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban pelaksanaan Program
dan pertimbangan pimpinan;
i. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pengawasan sumber daya perikanan;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi untuk bahan pertimbangan lebih lanjut;
k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi di bidang Perikanan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku, untuk pertanggungjawaban dan program yang akan datang;
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik secara
lisan maupun tertulis sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Bagian …
Bagian Keenam
Bidang Pertanian
Pasal 14
(1) Bidang Pertanian sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) huruf d,
mempunyai tugas merencanakan program kerja di bidang Pertanian meliputi
tanaman pangan, holtikultura, prasarana dan sarana pertanian, serta
merumuskan kebijakan teknis di bidang Pertanian.

(2) Bidang Pertanian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas melalui Sekretaris.

Pasal 15

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (1), Bidang


Pertanian mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja di bidang Pertanian sesuai dengan perencanaan
strategis sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang tanaman
pangan, holtikultura, prasarana dan sarana pertanian sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
c. pemberian petunjuk dan pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan
program Bidang Pertanian;
d. pelaksanaan sosialisasi dan pelaksanaan program kegiatan Bidang Pertanian
berdasarkan ketentuan yang berlaku agar pimpinan dapat menyusun
rencana strategis;
e. pelaksanaan pengelolaan dan penyelenggaraan Program Bidang Pertanian,
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan program Bidang Pertanian
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sebagai bahan evaluasi tugas
pimpinan;
f. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang tanaman pangan, holtikultura, prasarana dan sarana pertanian,
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
g. penyusunan analisis pelaporan program Bidang Pertanian sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban pelaksanaan program
dan pertimbangan pimpinan;
h. pengklarifikasian bahan dan data tanaman pangan, holtikultura, prasarana
dan sarana pertanian sesuai dengan pedoman kerja untuk pelaksanaan
tugas;
i. pengkoordinasian dan fasilitasi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi di bidang tanaman pangan, holtikultura, prasarana dan sarana
pertanian sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi untuk bahan pertimbangan lebih lanjut;
k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi di bidang Pertanian sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku, untuk pertanggungjawaban dan program yang akan datang;
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan
maupun tertulis yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bagian …
Bagian Ketujuh
Bidang Peternakan
Pasal 16

(1) Bidang Peternakan sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) huruf e,


mempunyai tugas Merencanakan Program Kerja, penyiapan, mengelola dan
merumuskan bahan kebijakan teknis pelaksanaan Bidang Peternakan.

(2) Bidang Peternakan sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas melalui Sekretaris.

Pasal 17
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (1), Bidang
Peternakan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja di bidang Peternakan sesuai dengan perencanaan
strategis sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang produksi dan
pengembangan peternakan, kesehatan hewan dan masyarakat veteriner serta
prasarana dan sarana peternakan sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku;
c. pemberian petunjuk dan pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan
program Bidang Peternakan;
d. pelaksanaan sosialisasi dan pelaksanaan program kegiatan Bidang
Peternakan berdasarkan ketentuan yang berlaku agar pimpinan dapat
menyusun rencana strategis;
e. pelaksanaan pengelolaan dan penyelenggaraan program Bidang Peternakan,
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan program Bidang Peternakan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sebagai bahan evaluasi tugas
pimpinan;
f. pelaksanaan urusan pemerintah di bidang Kesehatan Hewan dan masyarakat
veteriner, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang
kesehatan hewan masyarakat veteriner;
h. pelaksanaan urusan pemerintah di bidang produksi dan pengembangan
peternakan, kesehatan hewan dan masyarakat veteriner serta prasarana dan
sarana peternakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang produksi dan pengembangan peternakan, kesehatan hewan dan
masyarakat veteriner serta prasarana dan sarana peternakan sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
j. pelaksanaan analisis pelaporan Program Bidang Peternakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban pelaksanaan program
dan pertimbangan pimpinan;
k. pengklarifikasian bahan dan data produksi dan pengembangan peternakan,
kesehatan hewan dan masyarakat veteriner serta prasarana dan sarana
peternakan sesuai dengan pedoman kerja untuk pelaksanaan tugas;
l. pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi untuk bahan pertimbangan lebih lanjut;

m. pelaksanaan …
m. pelaksanaan laporan program di Bidang Peternakan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan program yang
akan datang;
n. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan
maupun tertulis yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Kedelapan
Bidang Penyuluh
Pasal 18

(1) Bidang Penyuluh sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) huruf f,


mempunyai tugas merencanakan program kerja di bidang Penyuluh meliputi
pengembangan penyuluh, sumber daya manusia dan kelembagaan serta
kajian teknologi, informasi dan kerjasama serta merumuskan kebijakan
teknis di Bidang Penyuluh.

(2) Bidang Penyuluh sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas melalui Sekretaris.

Pasal 19

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (1), Bidang


Penyuluh mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja di bidang Penyuluh sesuai dengan perencanaan
strategis sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan
penyuluh, sumber daya manusia dan kelembagaan serta kajian teknologi,
informasi dan kerjasama sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
yang berlaku;
c. pemberian petunjuk dan pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan
program Bidang Penyuluh;
d. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang pengembangan penyuluh, sumber daya manusia dan kelembagaan
serta kajian teknologi, informasi dan kerjasama sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku;
e. penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Penyuluh yang berkaitan
dengan penyuluhan pertanian;
f. pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang
Prasarana dan Sarana Penyuluhan Pertanian;
g. pelaksanaan pelayanan umum Bidang Penyuluh;
h. pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi untuk bahan pertimbangan lebih lanjut;
i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi di Bidang Penyuluh;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan
fungsinya.

Bagian …
Bagian Kesembilan
Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pasal 20

(1) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf g,
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pengendalian,
dan pelayanan administrasi bidang pertanian, bidang perikanan, bidang
peternakan dan Bidang Penyuluh di kecamatan.
(2) Unit Pelaksana Teknis Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), di pimpin
oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
(3) Pada Dinas dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah berdasarkan
kebutuhan dan melalui analisis beban kerja.
(4) Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (1), Unit


Pelaksana Teknis Daerah mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan Bidang Pertanian, Bidang
Perikanan, Bidang Peternakan dan Bidang Penyuluh;
b. pelayanan administrasi penyelenggaraan Bidang Pertanian, Bidang
Perikanan, Bidang Peternakan dan Bidang Penyuluh; dan
c. pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Bidang Pertanian, Bidang
Perikanan, Bidang Peternakan dan Bidang Penyuluh.

Bagian Kesepuluh
Kedudukan dan Tugas Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 22

(1) Kelompok Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf h, yang diangkat berdasarkan penyetaraan jabatan melaksanakan
tugas dan fungsi Jabatan Administrasi berkaitan dengan pelayanan teknis
fungsional.
(2) Pengangkatan dan pelantikan melalui penyetaraan jabatan dilakukan
sesuai dengan rekomendasi penetapan persetujuan dari kementerian terkait
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada
Pejabat Administrator.

Pasal 23

(1) Kelompok Jabatan Fungsional yang diangkat melalui


penyesuaian/inpassing berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
secara langsung kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat
Administrator, atau Pejabat Pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional berdasarkan jenjangnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok …
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang berdasarkan
keahlian dan keterampilan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Jenis dan jumlah Jabatan Fungsional ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 24

(1) Pada masa transisi, Pejabat Administrasi yang belum diangkat dan dilantik
kedalam Jabatan Fungsional melalui mekanisme penyetaraan jabatan
diberikan penghasilan yang sama dengan jabatan yang diduduki
sebelumnya sampai dengan ditetapkannya ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai ketentuan penghasilan Penyetaraan Jabatan.
(2) Penetapan kelas Jabatan Fungsional yang akan diduduki disetarakan
dengan kelas Jabatan Administrasi yang diduduki sebelumnya sampai
dengan ditetapkannya ketentuan penghasilan Penyetaraan Jabatan.
(3) Dalam hal Jabatan Fungsional yang akan diduduki memiliki kelas jabatan
yang lebih tinggi, kelas Jabatan Fungsional Penyetaraan Jabatan mengikuti
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kelas Jabatan
Fungsional tertentu.
(4) Bagi Perangkat Daerah yang dilakukan penyetaraan dan/atau penghapusan
Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional, dapat ditetapkan
Koordinator dan/atau Sub Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional serta
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait penetapan, rincian tugas
dan fungsi koordinasi, tugas tambahan serta pengelolaan kegiatan
Koordinator dan/atau Sub Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB IV
KEPEGAWAIAN
Pasal 25

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.
(2) Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional diangkat dari Pegawai ASN
yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
(3) Pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan
memperhatikan syarat dan kompentensi jabatan sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan.
(4) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier pegawai, masa jabatan
bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam suatu jabatan disesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
(5) Formasi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas
Pertanian dan Perikanan disusun sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.

Pasal …
Pasal 26

(1) Pejabat Administrasi yang mengalami Penyetaraan Jabatan melaksanakan


mekanisme koordinasi dan pengelolaan kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya, sampai dengan peraturan yang mengatur mengenai
penyederhanaan birokrasi berlaku.
(2) Pelaksanaan mekanisme koordinasi dan pengelolaan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan pelimpahan sebagian kewenangan yang
diberikan oleh pejabat pimpinan tinggi pratama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
(3) Pelaksanaan mekanisme koordinasi dan pengelolaan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan nilai Angka Kredit 25% (dua puluh lima
persen) dari Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam penetapan Angka Kredit,
yang diperhitungkan sebagai unsur utama meliputi tugas pokok dan
pengembangan profesi.

BAB V
TATA KERJA DAN LAPORAN
Bagian Kesatu
Tata Kerja
Pasal 27

(1) Kepala Dinas wajib melaksanakan tugas memimpin, membina, mengawasi,


mengendalikan, mengarahkan dan memberikan petunjuk kerja kepada
bawahannya.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, seluruh pejabat administrasi dan pejabat
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
baik dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan maupun antar Perangkat
Daerah lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(3) Kepala Dinas dan seluruh pejabat wajib melaksanakan fungsi pengawasan
dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk penyelesaian masalah sesuai ketentuan
dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Laporan
Pasal 28

(1) Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya dan


memberikan penjelasan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah perihal
kebijakan yang ditetapkan.
(2) Kepala Dinas wajib menyampaikan Laporan Kinerja kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah secara tepat waktu yang disusun sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan.
(3) Setiap Pejabat di lingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan wajib
mematuhi kebijakan yang ditetapkan dan wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas serta memberikan penjelasan teknis atau keterangan
kepada atasan masing-masing sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Setiap …
(4) Setiap Pejabat wajib mengolah laporan yang diterima dari bawahan dan
menggunakannya sebagai bahan evaluasi dan laporan dalam memberikan
saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris guna
dijadikan sebagai bahan perumusan kebijakan.

BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 29

(1) Pelaksanaan program berdasarkan tugas desentralisasi dibebankan pada


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten.
(2) Pelaksanaan program berdasarkan tugas pembantuan dan tugas lainnya
bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 30

(1) Uraian jabatan untuk setiap jabatan di lingkungan Dinas Pertanian dan
Perikanan ditetapkan oleh Bupati sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
(2) Bupati melalui Unit Kerja yang bertanggungjawab di bidang organisasi
memberikan asistensi dan fasilitasi terhadap penataan organisasi Dinas
Pertanian dan Perikanan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
(3) Kepala Dinas wajib memberikan dukungan dan kerja sama dalam kegiatan
pembinaan dan pengendalian organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
(4) Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, agar seluruh
Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional berpedoman kepada Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang melaksanakan tugas pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Melawi tetap melaksanakan tugas, sepanjang belum ada penugasan yang baru
dari pejabat yang berwenang.

BAB ...

Anda mungkin juga menyukai