Anda di halaman 1dari 313

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU


NOMOR 12 TAHUN 2023

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI,


SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan


Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 4 Tahun 2021
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Perangkat Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4237);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6801);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4485);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6224);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2019 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6354);
11. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan
Riset dan Inovasi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 192);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2008
tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat
Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2021 tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan
Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 525);
15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Penyederhanaan Struktur Organisasi pada Instansi
Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 546);
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem
Kerja Pada Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan
Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 181);
17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 54);
18. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 4
Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2021 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Nomor 55);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN,


SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA
KERJA PERANGKAT DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Riau.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
7. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang selanjutnya disingkat FKPD
adalah Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang
terdiri dari Gubernur, Ketua DPRD, Panglima Daerah Militer Provinsi
Kepulauan Riau, Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Kepulauan Riau, dan
Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau.
8. Sekretariat Daerah adalah organisasi/lembaga yang merupakan unsur
pembantu pimpinan Pemerintah Daerah dipimpin oleh Sekretaris
Daerah, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
dan membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
9. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
10. Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan administrasi dan pemberian
dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD Provinsi Kepulauan Riau.
11. Inspektorat adalah unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
12. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
13. Badan Daerah adalah unsur penunjang Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
14. Biro adalah unsur staf yang melaksanakan pelayanan administratif dalam
penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah dan mengkoordinasikan
perumusan kebijakan penyelenggaraan fungsi dan tugas Perangkat
Daerah.
15. Staf ahli adalah Staf Ahli Gubernur Kepulauan Riau.
16. Asisten adalah Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
17. Sekretaris DPRD adalah Sekretaris DPRD Provinsi Kepulauan Riau;
18. Inspektur adalah Inspektur Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
19. Kepala Dinas adalah kepala dinas Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
20. Kepala Badan adalah kepala badan Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
21. Kepala Biro adalah Kepala Biro di Sekretariat Daerah.
22. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan ketrampilan tertentu.
23. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sekumpulan dari beberapa
jabatan fungsional.
24. Kepala Bagian adalah kepala bagian pada Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD.

25. Kepala Bidang adalah kepala bidang pada Dinas Daerah dan Badan
Daerah.

26. Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas Daerah dan Badan Daerah.
27. Inspektur Pembantu adalah Inspektur Pembantu pada Inspektorat.
28. Kepala Sub Bagian adalah kepala sub bagian pada Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Badan Daerah.
29. Kepala Seksi adalah kepala seksi pada dinas daerah
30. Kepala Sub Bidang adalah kepala sub bidang pada badan daerah.
31. Cabang dinas adalah bagian dari Perangkat Daerah penyelenggara
Urusan Pemerintahan bidang pendidikan menengah, kelautan dan
perikanan, energi dan sumber daya mineral, dan kehutanan yang
dibentuk sebagai unit kerja dinas dengan wilayah kerja tertentu.

32. Unit Pelaksana Teknis Daerah adalah organisasi yang melaksanakan


kegiatan teknis operaional dan/atau penunjang tertentu pada Dinas atau
Badan Daerah.

33. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ


adalah unit kerja di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang
menjadi pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa.
34. Pimpinan adalah Atasan Langsung Pejabat Struktural pada Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau.
35. Sistem Kerja adalah serangkaian prosedur dan tata kerja yang
membentuk suatu proses aktivitas Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi.

36. Satuan Pengawas Internal adalah Satuan Pengawas Internal pada BLUD.
37. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.

BAB II
PERANGKAT DAERAH
Pasal 2

Perangkat Daerah terdiri atas:


a. sekretariat Daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas; dan
e. badan.

BAB III
SEKRETARIAT DAERAH
Bagian Kesatu
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Pasal 3

(1) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a


merupakan unsur staf.
(2) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Sekretaris Daerah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
(3) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas membantu Gubernur dalam penyusunan kebijakan dan
pengkoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah serta pelayanan administratif.
(4) Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. pengkoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
b. pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
d . pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada
instansi Daerah; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur yang berkaitan
dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 4

(1) Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, terdiri dari:


a. Sekretaris Daerah;
b. Staf Ahli;
c. Asisten Sekretaris Daerah;
d. Biro;
e. Bagian;
f. Sub Bagian; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Asisten Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
terdiri atas:
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan; dan
c. Asisten Administrasi Umum.
(3) Asisten sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah.
Bagian Ketiga
Staf Ahli
Pasal 5

(1) Staf Ahli mempunyai tugas membantu Gubernur dalam hal:


a. memberikan rekomendasi terhadap isu strategis kepada Gubernur
sesuai dengan keahliannya; dan
b. mewakili Pemerintah Daerah dalam pertemuan ilmiah, sosialisasi
kebijakan di tingkat Internasional, Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan
keuangan Daerah.
(2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum;
b. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan; dan
c. Staf Ahli Bidang Sosial, Kesejahteraan Rakyat dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Staf Ahli
Bidang Pemerintahan dan Hukum mempunyai fungsi:
a. melaksanakan kegiatan/fasilitasi penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan implementasi kebijakan pemerintah;
b. melaksanakan analisis kajian terkait isu-isu strategis;
c. melaksanakan monitoring dan koordinasi permasalahan spesifik
tertentu terkait kebijakan pemerintah dan isu strategis;
d. melaksanakan konsultasi ke lembaga terkait;
e. menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Pemerintah dan
Hukum; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan.
(4) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Staf Ahli
Bidang Ekonomi dan Pembangunan mempunyai fungsi:
a. melaksanakan analisis dan kajian terhadap pelaksanaan aturan dan
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan;
b. melaksanakan analisis dan kajian terhadap isu-isu strategis yang
muncul;
c. melaksanakan monitoring, evaluasi, koordinasi dan konsultasi
terhadap issue, permasalahan serta hal-hal yang terkait dengan
kebijakan pemerintah;
d. melaksanakan konsultasi ke lembaga terkait;
e. menyusun laporan pelaksanaan tugas bidang ekonomi dan
pembangunan; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan.
(5) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Staf Ahli
Bidang Sosial, Kesejahteraan Rakyat dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia mempunyai fungsi:
a. melaksanakan kegiatan/fasilitasi penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan implementasi kebijakan bidang sosial, kesejahteraan
rakyat dan pengembangan sumber daya manusia;
b. melaksanakan analisis kajian terkait isu-isu Strategis;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan serta pengembangan
intelektual kehidupan umat beragama terutama sumber daya
manusia pada bidang pendidikan keagamaan;
d. melaksanakan pengawasan dan koordinasi serta evaluasi pada
instansi terkait yang menangani urusan sosial kemasyarakatan;
e. melaksanakan konsultasi ke lembaga terkait;
f. menyusun laporan pelaksanaan tugas bidang sosial, kesejahteraan
rakyat dan pengembangan sumber daya manusia; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Ahli dikoordinasikan oleh Sekretaris
Daerah.

Bagian Keempat
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Pasal 6

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas


membantu Sekretaris Daerah dalam penyusunan kebijakan daerah di bidang
pemerintahan, otonomi daerah dan hukum, pengoordinasian penyusunan
kebijakan daerah di bidang kesejahteraan rakyat, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang pemerintahan, otonomi
daerah, kesejahteraan rakyat dan hukum, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang pemerintahan, otonomi daerah,
kesejahteraan rakyat dan hukum.

Pasal 7

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,


Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan Daerah di bidang pemerintahan, otonomi daerah
dan hukum;
b. pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah di bidang kesejahteraan
rakyat;
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
pemerintahan, otonomi daerah, kesejahteraan rakyat dan hukum;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang
pemerintahan, otonomi daerah dan hukum;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan dan faktor
yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
kesejahteraan rakyat; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah di bidang
pemerintahan, otonomi daerah, kesejahteraan rakyat dan hukum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 8

(1) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:


a. Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah;
b. Biro Kesejahteraan Rakyat; dan
c. Biro Hukum.
(2) Masing-masing Biro dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Paragraf 1
Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Pasal 9

(1) Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah mempunyai tugas membantu


Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dalam penyiapan
perumusan kebijakan Daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan
Daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pemerintahan, otonomi daerah dan kerja sama.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Pemerintahan dan Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan Daerah di bidang pemerintahan,
otonomi daerah dan kerja sama;
b. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang pemerintahan, otonomi daerah dan kerja sama;
c. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pemerintahan, otonomi daerah dan kerja sama;
d. penyiapan bahan perumusan kebijakan Daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan Daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Daerah di bidang administrasi pemerintahan dan fasilitasi penataan
wilayah, pemerintahan umum dan tata usaha;
e. penyiapan bahan perumusan kebijakan Daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan Daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Daerah di bidang administrasi kepala daerah dan DPRD,
pengembangan otonomi daerah dan penataan urusan, evaluasi dan
penyelenggaraan pemerintahan.
f. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang tata
pemerintahan, pembentukan, pemecahan, penggabungan dan
penghapusan serta pemekaran wilayah, perubahan nama dan
pemindahan ibukota;
g. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan mengenai
kode dan data wilayah administrasi pemerintah;
h. penyiapan bahan pemberian bimbingan, perumusan kebijakan dan
koordinasi penyelenggaraan administrasi wilayah pemerintahan,
supervisi, pembinaan dan sosialisasi pemberian nama-nama
geografis, toponimi/rupa bumi;
i. penyiapan bahan tindak lanjut hasil evaluasi kecamatan yang
dilaksanakan kabupaten/kota;
j. penyiapan bahan fasilitasi penataan batas wilayah administrasi
pemerintahan antar provinsi dan kabupaten/kota;
k. penyiapan bahan penyelesaian Aset Bekas Milik Asing;
l. penyiapan bahan analisis data tentang pelaksanaan tugas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
m. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan pemerintah
mengenai tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
n. penyiapan bahan pemantauan dan pelaporan perumusan kebijakan
dan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ);
o. penyiapan bahan pemantauan dan pelaporan perumusan kebijakan
dan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LPPD);
p. penyiapan bahan perumusan kebijakan dalam Forum
pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis administrasi pertanahan;
q. pelaksanaan pengembangan dan mengkaji rumusan kebijakan
teknis administrasi pertanahan;
r. pelaksanaan perencanaan penetapan dan penentuan perumusan
kebijakan teknis administrasi pertanahan;
s. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi bidang administrasi
pertanahan;
t. pelaksanaan perencanaan penetapan dan penentuan perumusan
kebijakan teknis administrasi pertanahan;
u. penyiapan bahan rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah (Forkompimda) Provinsi;
v. penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
w. penyiapan bahan fasilitasi pembentukan kawasan khusus bencana,
kebakaran serta gangguan ketentraman dan ketertiban;
x. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait administrasi,
pencalonan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
y. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan terkait
administrasi, pencalonan, pengangkatan dan pemberhentian
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
z. penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan mengenai administrasi,
pencalonan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
aa. penyiapan bahan analisis data administrasi, pencalonan,
pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala
daerah;
bb. penyiapan bahan pembinaan dan fasilitasi administrasi
pencalonan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil
kepala daerah;
cc. penyiapan bahan dan penyusunan konsep rekomendasi izin ke
luar negeri bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
alasan penting;
dd. penyiapan bahan penyusunan rekomendasi izin ke luar negeri
bagi anggota/pimpinan DPRD dengan alasan penting;
ee. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengembangan
otonomi daerah;
ff. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan pengembangan
otonomi daerah;
gg. penyiapan bahan pelaksanaan inventarisasi dan analisis pemetaan
urusan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
hh. penyiapan bahan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan
Peringatan Hari Jadi Provinsi dan Kabupaten/Kota;
ii. penyiapan bahan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan
otonomi daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
jj. penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang evaluasi
kinerja pemerintah daerah dan peningkatan kapasitas daerah;
kk. penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
ll. penyiapan bahan evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
mm. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Gubernur bidang Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dan
Peningkatan Kapasitas Daerah;
nn. penyiapan bahan pengolahan database Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah skala Daerah;
oo. penyiapan bahan penyusunan bahan evaluasi kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
pp. pelaksanaan penetapan perencanaan pengembangan kapasitas
Daerah;
qq. penyiapan bahan penetapan rencana tindak peningkatan kapasitas
Daerah;
rr. penyiapan bahan implementasi rencana tindak peningkatan
kapasitas Daerah;
ss. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pengembangan
kapasitas Kabupaten/Kota;
tt. penyiapan bahan peningkatan kapasitas daerah dalam rangka
peningkatan daya saing;
uu. Penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
vv. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
ww. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah;
xx. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat.

Pasal 10

Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah membawahi:


a. Bagian Kerjasama;
b. Sub Bagian Tata Usaha; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 11

(1) Bagian Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait kerja
sama antar pemerintah, kerjasama badan usaha/swasta, evaluasi
pelaksanaan kerja sama.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Kerjasama menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, bahan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
kerja sama antar pemerintah, kerjasama badan usaha/swasta,
evaluasi pelaksanaan kerja sama.
b. penyiapan, pengkoreksian bahan-bahan penyusunan draf kerjasama
antar daerah;
c. penerimaan, penyusunan, pengolahan data dan bahan dalam
rangka penyusunan rencana program kerjasama antar Daerah;
d. pelaksanaan fasilitasi, penyiapan bahan perumusan kebijakan untuk
forum-forum kerjasama daerah;
e. pelaksanaan monitoring terhadap pelaksanaan kerjasama antar
daerah;
f. pelaksanaan sistem pengendalian intern;
g. pelaksanaan fasilitasi penyusunan draf kerjasama luar negeri;
h. penyiapan data potensi daerah dalam rangka kerjasama luar
negeri skala provinsi;
i. penerimaan, penyusunan, pengolahan data dan bahan dalam
rangka penyusunan rencana program kerjasama luar negeri;
j. pelaksanaan monitoring terhadap pelaksanaan kerjasama luar
negeri;
k. pengkajian laporan perjalanan dinas luar negeri yang berpotensi
untuk dikerjasamakan dengan Pemerintah Provinsi;
l. penyiapan dan mengoreksi bahan-bahan penyusunan draf
kerjasama Badan Usaha/Swasta/pihak ketiga;
m. pelaksanaan fasilitasi kerjasama Pemerintah Provinsi dengan badan
usaha;
n. pelaksanaan monitoring terhadap pelaksanaan kerjasama Badan
Usaha/Swasta/pihak ketiga;
o. penyiapan bahan pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang
pemantauan dan evaluasi kerja sama antar pemerintah dan
badan usaha/swasta;
p. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kerja sama antar
pemerintah dan badan usaha/swasta;
q. pelaksanaan penyusunan laporan hasil evaluasi kerja sama
antar pemerintah dan badan usaha/swasta; dan
r. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro
Pemerintahan dan Otonomi Daerah yang berkaitan dengan tugasnya.
Pasal 12

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk pelaksanaan,
pemantauan, monitoring dan evaluasi dibidang tata usaha.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. penyiapan dan pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
g. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
i. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
k. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
l. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi;
m. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
n. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Pemerintahan dan
Otonomi Daerah yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 13

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Biro Kesejahteraan Rakyat
Pasal 14

(1) Biro Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas membantu Asisten


Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dalam penyiapan
pengoordinasian perumusan kebijakan, pengoordinasian pelaksanaan
tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan di bidang bina mental spiritual, kesejahteraan rakyat non
pelayanan dasar, kesejahteraan rakyat pelayanan dasar.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang bina
mental spiritual, kesejahteraan rakyat non pelayanan dasar,
kesejahteraan rakyat pelayanan dasar;
b. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang bina mental spiritual, kesejahteraan rakyat non pelayanan
dasar, kesejahteraan rakyat pelayanan dasar;
c. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
bina mental spiritual, kesejahteraan rakyat non pelayanan dasar,
kesejahteraan rakyat pelayanan dasar;
d. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan,
dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan di bidang tata usaha, sarana dan
prasarana spiritual, kelembagaan bina spiritual;
e. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan,
dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat non
pelayanan dasar I, kesejahteraan rakyat non pelayanan dasar II,dan
kesejahteraan rakyat non pelayanan dasar III;
f. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan,
dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan di bidang kesehatan, sosial dan
pendidikan;
g. penyiapan data tentang sarana peribadatan, sarana pendidikan agama
dan pendidikan keagamaan;
h. penyiapan bahan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan
sarana peribadatan, sarana pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan;
i. penyiapan bahan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
pengembangan sarana peribadatan, sarana pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan;
j. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang sarana
peribadatan, sarana pendidikan agama dan pendidikan keagamaan;
k. penyiapan bahan pertimbangan pemberian bantuan di bidang sarana
peribadatan, sarana pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
l. penyiapan bahan, pengoordinasian dan melakukan perumusan
kebijakan Daerah bidang lembaga bina spiritual dan kerukunan umat
beragama;
m. penyiapan dan pengoordinasian bahan pedoman pembinaan lembaga
bina spiritual dan kerukunan umat beragama;
n. pelaksanaan pembinaan, fasilitasi dan pengembangan kerja sama
antar lembaga bina spiritual dan kerukunan umat beragama;
o. penyiapan bahan pengolahan data, saran, pertimbangan serta
koordinasi kegiatan dan penyusunan laporan program pembinaan
umat beragama dan kerja sama antar lembaga bina spiritual dan
kerukunan umat beragama;
p. pelaksanaan koordinasi lintas sektor dan pertemuan/rapat-rapat
koordinasi di bidang kerukunan umat beragama dan serta kerja sama
antar lembaga bina spiritual;
q. pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian pelaksanaan kegiatan
kerukunan umat beragama dan aliran serta kerja sama antar lembaga
bina spiritual;
r. pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian kegiatan musyawarah
antar umat beragama dan aliran kepercayaan;
s. penyiapan dan pengoordinasian kegiatan forum kerukunan umat
beragama dan konsultasi kerukunan hidup antar umat beragama dan
aliran kepercayaan;
t. pelaksanaan koordinasi kerja sama sosial kemasyarakatan dan
konsultasi penanggulangan secara dini masalah dan kasus
kerukunan hidup antar umat beragama dan aliran kepercayaan;
u. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kegiatan kerukunan umat
beragama dan aliran kepercayaan;
v. penyiapan bahan, dan melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan Daerah bidang lembaga dan kerukunan keagamaan
w. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kepemudaan,
olahraga, kebudayaan dan pariwisata;
x. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
kepemudaan, olahraga, kebudayaan dan pariwisata;
y. penyiapan bahan koordinasi pembinaan di bidang kepemudaan,
olahraga, kebudayaan dan pariwisata;
z. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang
kepemudaan, olahraga, kebudayaan dan pariwisata;
aa. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan di bidang kepemudaan, olahraga, kebudayaan
dan pariwisata
bb. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil,
pemberdayaan masyarakat dan Desa, transmigrasi dan tenaga kerja;
cc. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan Desa, transmigrasi
dan tenaga kerja;
dd. penyiapan bahan koordinasi pembinaan di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
pemberdayaan masyarakat dan Desa, transmigrasi dan tenaga kerja;
ee. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan Desa, transmigrasi
dan tenaga kerja;
ff. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana,
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan
masyarakat dan Desa, transmigrasi dan tenaga kerja
gg. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang komunikasi,
informatika, statistik, persandian dan perhubungan;
hh. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
komunikasi, informatika, statistik, persandian dan perhubungan;
ii. penyiapan bahan koordinasi pembinaan di bidang komunikasi,
informatika, statistik, persandian dan perhubungan;
jj. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang
komunikasi, informatika, statistik, persandian dan perhubungan;
kk. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informatika, statistik,
persandian dan perhubungan
ll. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
kesehatan;
mm. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang kesehatan;
nn. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak
diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan
kebijakan di bidang kesehatan
oo. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
sosial;
pp. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang sosial;
qq. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak
diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan
kebijakan di bidang sosial
rr. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
pendidikan;
ss. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang pendidikan;
tt. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak
diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan
kebijakan di bidang pendidikan;
uu. Penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah
untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik
melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
kinerja yang terintegrasi;
vv. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
ww. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
xx. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat.

Pasal 15

Biro Kesejahteraan Rakyat membawahi:


a. Sub Bagian Tata Usaha Biro; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 16

(1) Sub Bagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan pengelolaan
administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
penyiapan bahan perencanaan dan evaluasi.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program kegiatan
dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang
biro;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
d. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
e. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, Kesejahteraan Rakyat Non
Pelayanan Dasar, kehumasan, rumah tangga dan aset;
f. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
g. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
h. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;
i. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;
j. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
k. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
l. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
m. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
n. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
o. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
p. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
q. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
r. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
s. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
t. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
u. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
v. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat
yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 17

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3
Biro Hukum
Pasal 18

(1) Biro Hukum mempunyai tugas membantu Asisten Pemerintahan dan


Kesejahteraan Rakyat dalam penyiapan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan
provinsi, peraturan perundang-undangan kabupaten/kota dan bantuan
hukum di bidang peraturan perundang-undangan provinsi, peraturan
perundang-undangan kabupaten/kota dan bantuan hukum.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang peraturan perundang-
undangan provinsi, peraturan perundang-undangan kabupaten/kota
dan bantuan hukum;
b. penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
peraturan perundang-undangan provinsi, peraturan perundang-
undangan kabupaten/kota dan bantuan hukum;
c. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah di
bidang peraturan perundang-undangan provinsi, peraturan perundang-
undangan kabupaten/kota dan bantuan hukum;
d. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang peraturan perundang-undangan provinsi, peraturan perundang-
undangan kabupaten/kota dan bantuan hukum;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 19

Biro Hukum membawahi:


a. Bagian Peraturan Perundang-Undangan Provinsi;
b. Bagian Peraturan Perundang-Undangan Kabupaten/Kota;
c. Bagian Bantuan Hukum;
d. Sub Bagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 20

(1) Bagian Peraturan Perundang-undangan Provinsi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait Penyusunan Produk Hukum
Pengaturan, Penyusunan Produk Hukum Penetapan dan Dokumentasi
dan Naskah Hukum Lainnya.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Peraturan Perundang-undangan Provinsi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait penyusunan
produk hukum pengaturan, penyusunan produk hukum penetapan,
dokumentasi dan naskah hukum lainnya;
b. penyiapan bahan dan mengharmonisasi Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur;
c. penyiapan bahan dan melaksanakan pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur;
d. penyiapan bahan dan melaksanakan sosialisasi peraturan
perundang-undangan;
e. penyiapan bahan fasilitasi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
dan Rancangan Peraturan Gubernur;
f. penyiapan bahan penyusunan program pembentukan peraturan
daerah provinsi;
g. penyiapan bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah Provinsi;
h. penyiapan bahan permohonan Nomor Register Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi;
i. penyampaian Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur ke
Pemerintah;
j. penyiapan bahan konsultasi dengan instansi lain baik daerah
maupun pusat;
k. penyiapan bahan untuk mengoordinasikan Penyusunan Keputusan
Gubernur;
l. penyiapan bahan dan mengharmonisasi penyusunan rancangan
Keputusan Gubernur;
m. penyiapan bahan penetapan Keputusan Gubernur;
n. penyiapan bahan penetapan dan pengundangan Peraturan Daerah
dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Gubernur dalam Berita
Daerah;
o. penginputan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan Rancangan
Peraturan Gubernur ke dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum (JDIH);
p. penginputan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur
yang telah diundangkan ke dalam JDIH;
q. penghimpunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang
telah diundangkan;
r. penyiapan bahan dan melaksanakan penyebarluasan produk
hukum;
s. pelaksanaan pelayanan JDIH;
t. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan JDIH
Kabupaten/Kota;
u. pelaksanaan pendokumentasian Hukum;
v. penyiapan bahan kajian produk hukum daerah;
w. penyiapan dan mengumpulkan bahan telaahan, pertimbangan dan
pengkajian produk hukum lainnya;
x. penyiapan bahan harmonisasi produk hukum lainnya;
y. penyiapan bahan konsultasi dengan instansi lain baik di daerah
maupun ditingkat pusat; dan
z. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum
yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 21

(1) Bagian Peraturan Perundang-undangan Kabupaten/Kota mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait Produk Hukum Kabupaten/Kota.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Peraturan Perundang-undangan Kabupaten/kota menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Produk Hukum
Daerah Kabupaten/Kota;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang produk hukum daerah Kabupaten/Kota;
c. penyiapan bahan dalam rangka klarifikasi produk hukum daerah
Kabupaten/Kota;
d. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi dan asistensi dalam
penyusunan produk hukum daerah Kabupaten/Kota; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 22

(1) Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Litigasi,
Non Litigasi dan HAM.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Litigasi, Non
Litigasi dan HAM;
b. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi dengan
instansi pemerintah dan pihak lain untuk membuat telaahan sengketa
hukum;
c. pelaksanaan penyiapan konsep penanganan sengketa Pemerintah
Provinsi pada bidang Perdata, Tata Usaha Negara dan Pengujian
Materi Perundang-Undangan;
d. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi dengan
Instansi Pemerintah dan pihak lain untuk penyusunan bahan
persidangan;
e. pelaksanaan penyiapan konsep bahan persidangan dalam
penanganan sengketa Pemerintah Provinsi di Pengadilan;
f. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan telaahan dan
pertimbangan hukum di lingkungan Pemerintah Provinsi;
g. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi dengan
Instansi Pemerintah dan pihak lain dalam rangka menyusun telaahan
dan pertimbangan hukum di lingkungan Pemerintah Provinsi;
h. pelaksanaan penyiapan bahan pemberian izin Gubernur untuk
pemeriksaan dalam rangka penyelidikan/penyidikan kepada ASN yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi di lingkungan Pemerintah
Provinsi;
i. pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan pemberian dana
bantuan hukum bagi masyarakat miskin;
j. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi dengan
instansi Pemerintah dan Pihak Lain untuk membuat telaahan dalam
rangka pemajuan Hak Asasi Manusia;
k. pelaksanaan penyiapan dan pengumpulan bahan pelaporan Aksi Hak
Asasi Manusia Provinsi secara berkala;
l. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Kabupaten/Kota
Peduli Hak Asasi Manusia;
m. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Aksi Hak Asasi
Manusia Kabupaten/Kota; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala Biro Hukum yang
berkaitan dengan tugasnya.
(3) Bagian Bantuan Hukum Membawahi Sub Bagian Tata Usaha.

Pasal 23

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk pelaksanaan, pemantauan,
monitoring dan evaluasi dibidang Tata Usaha.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e. pelaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
f. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
g. pelaksanakan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
i. pelaksanaan n pembinaan Pegawai ASN;
j. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
k. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
l. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 24

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Pasal 25

Asisten Perekonomian dan Pembangunan melaksanakan fungsi membantu


Sekretaris Daerah dalam pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, penyusunan kebijakan
daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perekonomian dan pembangunan serta pengadaan barang dan jasa.

Pasal 26

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25


Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang perekonomian
dan administrasi pembangunan;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
perekonomian dan pembangunan serta pengadaan barang dan jasa
c. penyusunan kebijakan daerah di bidang pengadaan barang dan jasa;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pengadaan barang dan jasa;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor
yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
perekonomian dan pembangunan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris daerah di bidang
perekonomian, pengadaan barang dan jasa serta administrasi
pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 27

(1) Asisten Perekonomian dan Pembangunan terdiri atas:


a. Biro Perekonomian dan Pembangunan; dan
b. Biro Pengadaan Barang dan Jasa.
(2) Masing-masing Biro dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten
Perekonomian dan Pembangunan.

Paragraf 1
Biro Perekonomian dan Pembangunan
Pasal 28

(1) Biro Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu


Asisten Perekonomian dan Pembangunan dalam penyiapan
pengoordinasian perumusan kebijakan, pengoordinasian pelaksanaan
tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan,
kebijakan sumber daya alam, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan
Umum Daerah Provinsi, administrasi kebijakan pembangunan dan
perekonomian.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Perekonomian dan Pembangunan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan, kebijakan
sumber daya alam, Badan Usaha Milik Daerah dan Badan Layanan
Umum Daerah Provinsi, administrasi kebijakan pembangunan dan
perekonomian;
b. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan,
kebijakan sumber daya alam, Badan Usaha Milik Daerah,Badan
Layanan Umum Daerah Provinsi, administrasi kebijakan
pembangunan dan perekonomian;
c. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan, kebijakan
sumber daya alam, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan
Umum Daerah Provinsi, administrasi kebijakan pembangunan dan
perekonomian;
d. pelaksanaan pembinaan teknis, administrasi, sumberdaya di bidang
pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan, kebijakan
sumber daya alam, Badan Usaha Milik Daerah,Badan Layanan
Umum Daerah Provinsi, administrasi kebijakan pembangunan dan
perekonomian;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh terkait dengan tugas
dan fungsinya.
f. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
Sumber Daya Alam, BUMD Jasa Keuangan dan Aneka Usaha, BUMD
Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
g. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang Analisis Capaian dan Pelaporan Pelaksanaan
Pembangunan Daerah, Kebijakan Pembangunan Daerah, Analisis
Perekonomian;
h. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan,
dan faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di
bidang Pengendalian Administrasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah, Pengendalian Administrasi Pelaksanaan Pembangunan
Wilayah;
i. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait perumusan
kebijakan daerah dan wilayah;
j. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah dan wilayah;
k. pelaksanaan koordinasi dan pembinaan terkait perumusan
kebijakan daerah dan wilayah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah dan wilayah;
l. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah dan wilayah;
m. penyiapan bahan pengelolaan dan menyajikan penyempurnaan
penyusunan kebijakan standar pengendalian pelaksanaan
pembangunan sumber dana APBD dan APBN;
n. penyiapan bahan pengembangan sistem pengendalian dan pelaporan
pembangunan sumber dana APBD dan APBN;
o. penyiapan bahan pengolahan dan menyajikan bahan/data
pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pembinaan pelaksanaan
pembangunan sumber dana APBD dan APBN;
p. penyiapan bahan analisa dan mengkaji permasalahan dalam rangka
tertib administrasi pelaksanaan pembangunan sumber dana APBD
dan APBN;
q. penyiapan bahan koordinasi dalam rangka pengumpulan bahan
pelaksanaan pembangunan Daerah;
r. penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan dan membuat
laporan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan Daerah;
s. penyiapan bahan penyajian data/informasi hasil pelaksanaan
pembangunan dari sumber dana APBD dan APBN;
t. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan
teknis pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan
wilayah;
u. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi pengendalian administrasi
pelaksanaan pembangunan wilayah;
v. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pengendalian
administrasi pelaksanaan pembangunan wilayah;
w. penyiapan bahan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pengendalian administrasi pelaksanaan pembangunan
wilayah;
x. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait kebijakan daerah di
bidang Sumber Daya Alam;
y. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait kebijakan daerah di
bidang badan usaha milik daerah jasa keuangan dan aneka usaha;
z. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait kebijakan daerah di
bidang badan usaha milik daerah air minum, limbah dan sanitasi;
aa. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, peningkatan kapasitas Sumber
Daya Alam dan BUMD;
bb. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan kebijakan di bidang
sumber daya alam;
cc. pelaksanaan fasilitasi penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan
kebijakan di bidang sumber daya alam;
dd. penyiapan bahan dan menyusun analisis kebijakan di bidang
sumber daya alam;
ee. penyiapan bahan dan melaksanakan pembinaan serta fasilitasi
kebijakan di bidang sumber daya alam;
ff. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya alam;
gg. penyiapan bahan kebijakan teknis di bidang Badan Usaha Milik
Daerah bidang jasa keuangan dan aneka usaha;
hh. penyiapan bahan penyusunan dan analisis kebijakan Daerah dan
pengembangan Badan Usaha Milik Daerah bidang jasa keuangan
dan aneka usaha;
ii. penyiapan bahan penyiapan rencana kerja pembinaan Badan Usaha
Milik Daerah bidang jasa keuangan dan aneka usaha;
jj. penyiapan bahan fasilitasi perencanaan, pelaporan, pembinaan dan
pengawasan Badan Usaha Milik Daerah bidang jasa keuangan dan
aneka usaha;
kk. penyiapan bahan pelayanan teknis administrasi Badan Usaha Milik
Daerah bidang jasa keuangan dan aneka usaha;
ll. penyiapan bahan fasilitasi pelaksanaan rencana umum pemegang
saham Badan Usaha Milik Daerah bidang jasa keuangan dan aneka
usaha;
mm. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Gubernur bidang Badan Usaha Milik Daerah bidang jasa
keuangan dan aneka usaha;
nn. penyiapan bahan penyusunan data Badan Usaha Milik Daerah
bidang jasa keuangan dan aneka usaha;
oo. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Badan
Usaha Milik Daerah bidang jasa keuangan dan aneka usaha;
pp. penyiapan bahan kebijakan teknis di bidang Badan Umum Milik
Daerah Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
qq. penyiapan bahan penyusunan dan analisis kebijakan Daerah dan
pengembangan Badan Usaha Milik Daerah bidang Air Minum,
Limbah dan Sanitasi;
rr. penyiapan bahan penyiapan rencana kerja pembinaan Badan
Usaha Milik Daerah bidang Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
ss. penyiapan bahan fasilitasi perencanaan, pelaporan, pembinaan
dan pengawasan Badan Usaha Milik Daerah bidang Air Minum,
Limbah dan Sanitasi;
tt. penyiapan bahan pelayanan teknis administrasi Badan Usaha
Milik Daerah bidang Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
uu. penyiapan bahan fasilitasi pelaksanaan rencana umum pemegang
saham Badan Usaha Milik Daerah bidang Air Minum, Limbah dan
Sanitasi;
vv. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Gubernur bidang Badan Usaha Milik Daerah bidang Air Minum,
Limbah dan Sanitasi;
ww. penyiapan bahan penyusunan data Badan Usaha Milik Daerah
bidang Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
xx. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Badan
Usaha Milik Daerah bidang Air Minum, Limbah dan Sanitasi;
yy. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait analisis capaian
dan pelaporan pelaksanaan pembangunan daerah;
zz. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait kebijakan
pembangunan daerah;
aaa. penyusunan bahan perumusan kebijakan terkait analisis
perekonomian;
bbb. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, peningkatan kapasitas
analisis capaian dan pelaporan pelaksanaan pembangunan
daerah, kebijakan pembangunan daerah, analisis perekonomian;
ccc. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis analisis capaian pembangunan daerah;
ddd. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi analisis capaian
pembangunan daerah;
eee. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis pelaporan pelaksanaan pembangunan daerah;
fff. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi pelaporan pelaksanaan
pembangunan daerah;
ggg. pelaksanaan pengembangan analisis capaian pembangunan
daerah;
hhh. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
iii. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis pembangunan daerah;
jjj. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi kebijakan pembangunan
daerah;
kkk. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan kebijakan
pembangunan daerah;
lll. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
mmm. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah
dibidang analisis perekonomian;
nnn. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah di bidang analisis perekonomian;
ooo. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang analisis
perekonomian;
ppp. Penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah
untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas
publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan kinerja yang terintegrasi;
qqq. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
rrr. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah; dan
sss. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten
Perekonomian dan Pembangunan.

Pasal 29

Biro Perekonomian dan Pembangunan membawahi:


a. Sub Bagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 30

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk pelaksanaan, pemantauan,
monitoring dan evaluasi dibidang administrasi kepegawaian, administrasi
keuangan, administrasi umum, penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan, penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-
undangan lingkup biro, pemeliharaan perlengkapan biro, pembinaan
Pegawai ASN.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
e. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ dan LPPD lingkup biro;
f. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
g. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
i. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
j. pelaksanaan rencana peningkatan kompetensi sumber daya aparatur;
k. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah dilingkungan Biro Perekonomian dan Pembangunan mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
l. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
m. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
n. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
o. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Biro Pengadaan Barang dan Jasa
Pasal 31

(1) Biro Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tugas membantu Asisten
Perekonomian dan Pembangunan dalam penyiapan perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan
secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Pengadaan Barang dan Jasa menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang pengelolaan
pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan secara
elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa
b. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
dibidang pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan
layanan pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi
pengadaan barang dan jasa;
c. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan
barang dan jasa;
d. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
e. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
f. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten
Perekonomian dan Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 32

Biro Pengadaan Barang dan Jasa membawahi:


a. Bagian Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa;
b. Bagian Pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
c. Bagian Pembinaan dan Advokasi Pengadaan Barang dan Jasa;
d. Sub Bagian Pembinaan Kelembagaan Pengadaan Barang dan Jasa; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 33

(1) Bagian Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait pengelolaan strategi pengadaan
barang dan jasa, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, pemantauan
dan evaluasi pengadaan barang dan jasa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, penyiapan bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian pelaksanaan tugas penyiapan bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pengelolaan
strategi pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa, pemantauan dan evaluasi pengadaan barang dan jasa;
b. pelaksanaan inventarisasi paket pengadaan barang dan jasa;
c. pelaksanaan riset dan analisis pasar barang dan jasa;
d. penyusunan strategi pengadaan barang dan jasa;
e. penyiapan dan pengelolaan dokumen pemilihan beserta dokumen
pendukung lainnya dan informasi yang dibutuhkan;
f. pelaksanaan pemilihan penyedia barang dan jasa;
g. penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik lokal/sektoral;
h. pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan kontrak pengadaan barang
dan jasa pemerintah;
i. pemantauan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah;
j. pengevaluasian pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah;
k. pemberian masukan hasil pemantauan dan evaluasi sebagai bahan
penyusunan strategi pengadaan barang dan jasa;
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Pengadaan Barang
dan Jasa yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 34

(1) Bagian Pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
pengelolaan sistem pengadaan secara elektronik, pengembangan sistem
informasi, dan pengelolaan informasi pengadaan barang dan jasa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik menyelenggarakan
fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, penyiapan bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, penyiapan bahan
pengoordinasian pelaksanaan tugas, penyiapan bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pengelolaan sistem
pengadaan secara elektronik, pengembangan sistem informasi, dan
pengelolaan informasi pengadaan barang dan jasa;
b. pelaksanaan pengelolaan seluruh sistem informasi pengadaan barang
dan jasa (termasuk akun pengguna sistem pengadaan secara
elektronik) dan infrastrukturnya;
c. pelaksanaan pelayanan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik;
d. pelaksanaan registrasi dan verifikasi pengguna seluruh sistem
informasi pengadaan barang dan jasa;
e. pengidentifikasian kebutuhan pengembangan sistem informasi;
f. pengembangan sistem informasi yang dibutuhkan oleh UKPBJ;
g. penyiapan pelayanan informasi pengadaan barang dan jasa
pemerintah kepada masyarakat luas;
h. pengelolaan informasi kontrak;
i. pengumpulan dan pendokumentasian data barang dan jasa hasil
pengadaan;
j. pengelolaan informasi manajemen barang dan jasa hasil pengadaan;
dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Pengadaan Barang
dan Jasa yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 35

(1) Bagian Pembinaan dan Advokasi Pengadaan Barang Dan Jasa


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian pelaksanaan pembinaan dan advokasi pengadaan
barang dan jasa, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah terkait pembinaan sumber daya manusia pengadaan barang dan
jasa, pembinaan kelembagaan pengadaan barang dan jasa, dan
pendampingan, konsultasi, dan/atau bimbingan teknis pengadaan
barang dan jasa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bagian Pembinaan dan Advokasi Pengadaan Barang Dan Jasa
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian pelaksanaan tugas, bahan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pembinaan sumber
daya manusia pengadaan barang dan jasa, pembinaan kelembagaan
pengadaan barang dan jasa, dan pendampingan, konsultasi,
dan/atau bimbingan teknis pengadaan barang dan jasa;
b. pembinaan bagi para pelaku pengadaan barang dan jasa pemerintah,
terutama para Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa dan personel
UKPBJ;
c. pengelolaan manajemen pengetahuan pengadaan barang dan jasa;
d. pembinaan hubungan dengan para pemangku kepentingan;
e. pelaksanaan bimbingan teknis, pendampingan, dan/atau konsultasi
proses pengadaan barang dan jasa pemerintah di lingkungan
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa;
f. pelaksanaan bimbingan teknis, pendampingan, dan/atau konsultasi
penggunaan seluruh sistem informasi pengadaan barang dan jasa
pemerintah, antara lain SIRUP, SPSE, e-katalog, e-monev, SIKaP;
g. pelaksanaan layanan penyelesaian sengketa kontrak melalui
mediasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Pengadaan Barang
dan Jasa yang berkaitan dengan tugasnya.
(3) Bagian Pembinaan dan Advokasi Pengadaan Barang Dan Jasa
membawahi Sub Bagian Pembinaan Kelembagaan Pengadaan Barang
Dan Jasa.

Pasal 36

(1) Sub Bagian Pembinaan Kelembagaan Barang dan Jasa mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk
pelaksanaan, pemantauan, monitoring dan evaluasi terkait Pembinaan
Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang dan Jasa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Pembinaan Kelembagaan Barang dan Jasa menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program kegiatan
dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang
biro;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. pelaksanaan administrasi keuangan;
d. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
e. pengelolaan dan pengukuran tingkat kematangan UKPBJ;
f. pelaksanaan analisis beban kerja UKPBJ;
g. pengelolaan personil UKPBJ;
h. pengembangan sistem insentif personel UKPBJ;
i. pelaksanaan fasilitasi implementasi standarisasi layanan pengadaan
secara elektronik;
j. pengelolaan dan pengukuran kinerja pengadaan barang dan jasa
pemerintah;
k. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
l. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
m. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
n. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Pengadaan Barang
dan Jasa yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 37

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam
Asisten Administrasi Umum
Pasal 38

Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membantu sekretaris daerah


dalam penyusunan kebijakan daerah, pelaksanaan kebijakan,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, dan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang organisasi, umum, dan
administrasi pimpinan.
Pasal 39

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,


Asisten Administrasi Umum mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan daerah di bidang organisasi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang umum dan administrasi pimpinan;
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
organisasi;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
organisasi;
e. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang umum dan
administrasi pimpinan;
f. penyiapan pelaksanaan pembinaan administrasi dan ASN pada instansi
daerah; dan
g. pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah di bidang
organisasi, umum, dan administrasi pimpinan yang berkaitan dengan
tugasnya.

Pasal 40

(1) Asisten Administrasi Umum terdiri dari:


a. Biro Organisasi;
b. Biro Umum; dan
c. Biro Administrasi Pimpinan.
(2) Masing-masing Biro dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten
Administrasi Umum.

Paragraf 1
Biro Organisasi
Pasal 41

(1) Biro Organisasi mempunyai tugas membantu Asisten Administrasi Umum


dalam penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, reformasi birokrasi
dan akuntabilitas kinerja dan tatalaksana.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan
analisis jabatan, reformasi birokrasi dan akuntabilitas kinerja dan
tatalaksana;
b. penyiapan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
kelembagaan dan analisis jabatan, reformasi birokrasi dan
akuntabilitas kinerja dan tatalaksana;
c. penyiapan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah di
bidang kelembagaan dan analisis jabatan, reformasi birokrasi dan
akuntabilitas kinerja dan tatalaksana;
d. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang kelembagaan dan analisis jabatan, reformasi birokrasi dan
akuntabilitas kinerja dan tatalaksana;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi
Umum yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 42

Biro Organisasi membawahi:


a. Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan;
b. Bagian Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja;
c. Bagian Tatalaksana;
d. Sub Bagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 43

(1) Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait kelembagaan provinsi,
kelembagaan kabupaten/kota dan analisis jabatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Kelembagaan dan Analisis Jabatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, bahan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
kelembagaan provinsi, kelembagaan kelembagaan kab/kota dan
analisis jabatan.
b. penyiapan bahan analisis bidang kelembagaan, peningkatan kapasitas
kelembagaan dan evaluasi kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan evaluasi kelembagaan
perangkat daerah provinsi;
d. penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan di bidang kelembagaan,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan evaluasi kelembagaan
perangkat daerah provinsi;
e. penyiapan bahan koordinasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang kelembagaan, peningkatan kapasitas
kelembagaan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah provinsi;
f. pelaksanaan fasilitasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
dibidang kelembagaan, peningkatan kapasitas kelembagaan dan
evaluasi kelembagaan perangkat daerah provinsi;
g. penyiapan bahan analisis di bidang kelembagaan, peningkatan
kapasitas kelembagaan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah
kabupaten/kota;
h. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan evaluasi kelembagaan
perangkat daerah kabupaten/kota;
i. penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan di bidang kelembagaan,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan evaluasi kelembagaan
perangkat daerah kabupaten/kota;
j. penyiapan bahan koordinasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang kelembagaan, peningkatan kapasitas
kelembagaan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah
kabupaten/kota;
k. pelaksanaan fasilitasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
di bidang kelembagaan, peningkatan kapasitas kelembagaan dan
evaluasi kelembagaan perangkat daerah kabupaten/kota;
l. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang analisis jabatan,
standar kompetensi jabatan dan evaluasi jabatan;
m. penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan analisis jabatan, standar
kompetensi jabatan dan evaluasi jabatan;
n. penyusunan analisis beban kerja berdasarkan hasil analisis beban
kerja dan peta jabatan;
o. penyiapan koordinasi program penyusunan formasi pegawai dan peta
jabatan;
p. penyiapan bahan koordinasi penyusunan petunjuk pelaksanaan
penyusunan formasi pegawai berdasarkan hasil analisis beban kerja
dan peta jabatan;
q. pengumpulan data formasi jabatan, teknis pelaksanaan pemanfaatan
hasil analisis jabatan;
r. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan fasilitasi pelaksanaan analisis
beban kerja, informasi pegawai dan peta jabatan provinsi dan
kabupaten/kota;
s. pembinaan penyusunan analisis jabatan, standar kompetensi jabatan,
analisis beban kerja dan peta jabatan kabupaten/kota;
t. pembinaan penyusunan formasi pegawai berdasarkan hasil analisis
beban kerja dan peta jabatan kabupaten/kota; dan
u. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Organisasi yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 44

(1) Bagian Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang reformasi birokrasi, akuntabilitas
kinerja dan budaya kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang reformasi birokrasi, akuntabilitas kinerja
dan budaya kerja;
b. pengkajian dan analisis peningkatan kerja berdasarkan indikator
penilaian reformasi birokrasi;
c. pengoordinasian peningkatan kinerja berdasarkan indikator penilaian
reformasi birokrasi;
d. pembinaan reformasi birokrasi provinsi dan kabupaten/kota;
e. pelaksanaan fasilitasi dalam verifikasi penilaian peningkatan kinerja
reformasi birokrasi;
f. penyiapan fasilitasi Sekretariat Komisariat wilayah Forum Sekretaris
Daerah Seluruh Indonesia (Komwil Forsedasi) Provinsi;
g. pengkajian dan analisis dibidang Akuntabilitas kinerja;
h. peyusunan petunjuk pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja;
i. pelaksanaan pemantauan sistem akuntabilitas kinerja Instansi
pemerintah dan sakip kabupaten/kota;
j. peyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Gubernur;
k. pelaksanaan Kebijakan Budaya Kerja;
l. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan Budaya Kerja;
m. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan pembinaan Budaya
Kerja:
n. verifikasi bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan
Budaya Kerja; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Organisasi yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 45

(1) Bagian Tatalaksana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang tata
usaha, tatalaksana pemerintahan dan pelayanan publik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bagian
Tatalaksana menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang tata usaha, tatalaksana pemerintahan dan pelayanan
publik;
b. pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
c. penyiapan bahan penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur
(SOP), pedoman tata naskah dinas, pedoman pakaian dinas dan
standarisasi sarana dan prasarana dinas;
d. pelaksanaan koordinasi penyusunan Peta proses bisnis;
e. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pelayanan publik;
f. penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan standar pelayan
internal dan pelayanan publik;
g. penyiapan bahan pemantauan dan pelaporan di bidang pelayanan
publik;
h. pengkajian dan analisis pelaksanaan pelayanan publik;
i. pengelolaan pengaduan pelayanan publik untuk diproses lebih lanjut;
j. pelaksanaan fasilitasi forum komunikasi pendayagunaan aparatur
negara dan daerah;
k. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi inovasi pelayanan publik; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Organisasi yang
berkaitan dengan tugasnya.
(3) Bagian Tatalaksana membawahi Sub Bagian Tata Usaha.

Pasal 46

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk pelaksanaan, pemantauan,
monitoring dan evaluasi dibidang tata usaha.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi
penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi
dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sstem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKJIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
g. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
i. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
k. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
l. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi;
m. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
n. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
o. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 47

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Biro Umum
Pasal 48

(1) Biro Umum mempunyai tugas membantu Asisten Administrasi Umum


dalam penyiapan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi di bidang rumah tangga, administrasi keuangan dan aset, tata
usaha.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Umum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rumah tangga, administrasi
keuangan dan aset, tata usaha;
b. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang rumah
tangga, administrasi keuangan dan aset, tata usaha;
c. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
d. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
e. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah secara
periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
f. pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 49

Biro Umum membawahi:


a. Bagian Rumah Tangga;
b. Bagian Administrasi Keuangan dan Aset;
c. Bagian Tata Usaha;
d. Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Staf Ahli; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 50

(1) Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terkait
urusan rumah tangga Gubernur, urusan rumah tangga Wakil Gubernur,
urusan dalam.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan daerah, bahan pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi terkait urusan rumah tangga gubernur,
urusan rumah tangga wakil gubernur, urusan dalam.
b. penyiapan rencana kerja harian dan operasional Gubernur;
c. penyiapan keperluan rumah tangga di ruang kerja dan rumah jabatan
Gubernur;
d. pelaksanaan penerimaan tamu Gubernur dan istri/suami Gubernur;
e. pengurusan, pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban
ruang kerja dan rumah jabatan Gubernur;
f. pencatatan, pemeliharaan dan pengelolaan semua invetaris yang ada
dirumah jabatan Gubernur;
g. penyiapan administrasi kegiatan pada rumah jabatan Gubernur;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengumpulan bahan kebutuhan
peralatan, akomodasi dan konsumsi dalam rangka penyelenggaraan
rapat, pertemuan dan kegiatan Gubernur;
i. pelaksanaan pemeliharaan rumah jabatan Gubernur;
j. penyiapan rencana kerja harian dan operasional Wakil Gubernur;
k. penyiapan keperluan rumah tangga di ruang kerja dan rumah jabatan
Wakil Gubernur;
l. penyiapan penerimaan tamu Gubernur dan Istri/Suami Wakil
Gubernur;
m. pengurusan, pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban
ruang kerja dan rumah jabatan Wakil Gubernur;
n. pencatatan, pemeliharaan dan pengelolaan semua invetaris yang ada
dirumah jabatan Wakil Gubernur;
o. penyiapan administrasi kegiatan pada rumah jabatan Wakil
Gubernur;
p. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengumpulan bahan kebutuhan
peralatan, akomodasi dan konsumsi dalam rangka penyelenggaraan
rapat, pertemuan dan kegiatan Wakil Gubernur;
q. pelaksanaan pemeliharaan rumah jabatan Wakil Gubernur;
r. penyiapan rencana kerja harian dan operasional Sekretaris Daerah,
Asisten dan Staf Ahli Gubernur
s. penyiapan keperluan rumah tangga di ruang kerja dan rumah jabatan
Sekretaris Daerah;
t. penyiapan keperluan sarana dan prasarana kerja Asisten dan Staf
Ahli Gubernur dan Unit Kerja Non Perangkat Daerah;
u. penyiapan penerimaan tamu Sekretaris Dearah dan Istri/Suami
Sekretaris Daerah;
v. pengurusan, pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban
ruang kerja dan rumah jabatan Sekretaris Daerah dan kantor Unit
Kerja Non Perangkat Daerah;
w. pencatatan, pemeliharaan dan pengelolaan semua invetaris yang ada
dirumah jabatan Sekretaris Daerah;
x. penyiapan ruang rapat, tempat kegiatan, konsumsi rapat, konsumsi
kegiatan di lingkungan Sekretariat Daerah;
y. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengumpulan bahan kebutuhan
peralatan, akomodasi dan konsumsi dalam rangka penyelenggaraan
rapat, pertemuan dan kegiatan pada Sekretariat Daerah;
z. pelaksanaan pemeliharaan rumah jabatan Sekretaris Daerah; dan
aa. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Umum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 51

(1) Bagian Administrasi Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
terkait keuangan dan verifikasi sekretariat daerah, akuntansi dan
penatausahaan aset, serta penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan
aset sekretariat daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Administrasi Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan daerah, bahan pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi terkait keuangan dan verifikasi sekretariat
daerah, akuntansi dan penatausahaan aset, serta penggunaan,
pengamanan dan pemeliharaan aset sekretariat daerah.
b. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan di bidang keuangan dan
verifikasi Sekretariat Daerah;
c. penyiapan bahan surat perintah membayar (SPM) UP, GU, TU, LS
sebelum diproses untuk penerbitan surat perintah pencairan dana
(SP2D) di Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi;
d. pelaksanaan penelitian/pemeriksaan realisasi APBD lingkup
Sekretariat Daerah;
e. penyiapan bahan perhitungan APBD lingkup Sekretariat Daerah
f. pelaksanaan verifikasi pertanggungjawaban (SPJ) lingkup Sekretariat
Daerah;
g. pelaksanaan pembuatan laporan hasil pelaksanaan verifikasi dan
pembukuan keuangan APBD lingkup Sekretariat daerah;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait mengenai laporan aset
barang milik daerah lingkup Sekretariat Daerag setiap 6 (enam) bulan
sekali kepada Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi;
i. penyusunan laporan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan
lingkup Sekretariat Daerah;
j. penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang
terdiri atas LRA (Laporan Realisasi Anggaran), Laporan Opearsional
(LO), Laporan Perubahan Equitas (LPE), Neraca dan CALK (Catatan
Atas laporan Keuangan) lingkup Sekretariat Daerah;
k. penghimpunan dan pengkonsolidasian Laporan Keuangan Sekretariat
Daerah menjadi Laporan Keuangan Sekretariat Daerah;
l. pelaksanaan penyusunan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
m. pelaksanaan koordinasi dengan instansi;
n. penerbitan surat perintah pembayaran (SPP) lingkup Sekretariat
Daerah Provinsi;
o. penyiapan dokumen penunjang untuk pencairan gaji dan tunjangan
pimpinan, staf ahli dan pegawai lingkup sekretariat daerah setiap
bulannya;
p. penyiapan dokumen penunjang untuk pencairan tambahan
penghasilan pegawai (TPP) lingkup sekretariat daerah setiap bulannya;
q. pelaksanaan penyusunan bahan surat penagihan atas pembayaran
gaji dan tunjangan yang melampaui jumlah pembayaran yang
seharusnya;
r. pelaksanaan system pengendalian intern.
s. pelaksanaan identifikasi dan analisis berkenaan dengan verifikasi
laporan pertanggungjawaban, akuntansi dan pelaporan keuangan di
lingkungan Sekretariat Daerah;
t. pelaksanaan verifikasi laporan pertanggungjawaban Uang Persediaan/
Ganti Uang/Tambahan Uang di lingkungan Sekretariat Daerah;
u. pelaksanaan evaluasi kebijakan dalam pelaksanaan penyelenggaraan
akuntansi dan pelaporan keuangan serta pelaksanaan penatausahaan
aset di lingkungan Sekretariat Daerah;
v. pengumpulan/rekapitulasi data realisasi anggaran Sekretariat
Daerah;
w. penyusunan laporan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di lingkungan
Sekretariat daerah;
x. penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Sekretariat daerah;
y. pembuatan Laporan Operasional (LO) Sekretariat daerah;
z. pembuatan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Sekretariat daerah;
aa. pembuatan Neraca Keuangan Sekretariat Daerah;
bb. pembuatan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Sekretariat
daerah;
cc. pelaksanaan kebijakan di bidang penggunaan, pengamanan dan
pemeliharaan aset sekretariat daerah;
dd. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait terhadap pelaksanaan
kegiatan penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan aset sekretariat
daerah;
ee. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan di bidang penggunaan,
pengamanan dan pemeliharaan aset sekretariat daerah;
ff. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan di bidang
penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan aset sekretariat daerah;
gg. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Umum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 52

(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terkait
tata usaha pimpinan dan staf ahli, pengelolaan kendaraan dan
persuratan dan arsip.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, bahan pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi tata usaha pimpinan dan staf ahli,
pengelolaan kendaraan dan persuratan dan arsip.
b. penyiapan bahan pelayanan dan mengatur penggunaan kendaraan
dinas;
c. penyiapan bahan koordinasi dan penjadwalan pelaksanaan tugas
personal/pengemudi;
d. penyiapan bahan pengawasan penggunaan kendaraan dinas
operasional maupun pelayanan pegawai;
e. penyiapan bahan penyelesaian surat-surat kelengkapan kendaraan
dinas yang meliputi STNK, BPKB, dan KIR kendaraan dinas
Sekretariat daerah;
f. penyiapan bahan pengaturan penggunaan bahan bakar minyak;
g. penyiapan bahan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas yang
dikelola oleh Sekretariat daerah;
h. penyiapan bahan penetapan Surat Penetapan Pemegang Kendaraan
Dinas di lingkungan Sekretariat daerah;
i. pengurusan surat menyurat, naskah dinas dan arsip di lingkungan
Sekretariat daerah;
j. pengaturan klasifikasi surat menurut ketentuan dan pencatatan
jumlah naskah dinas masuk dan keluar;
k. pengumpulan bahan pertimbangan penyusunan pembinaan dan
petunjuk teknis pengelolaan dan pengurusan naskah dinas dinamis
dan statis;
l. pengelolaan persuratan, naskah dinas dan arsip di lingkungan
Sekretariat daerah;
m. pengekspedisian surat keluar, baik secara langsung kepada alamat
maupun secara tidak langsung melalui jasa pos;
n. penghimpunan, penyimpanan dan pemeliharaan duplikasi
surat/naskah dinas keluar;
o. penyelenggaraan penyiapan/penarikan arsip yang telah habis masa
simpannya dari satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Sekretariat
daerah;
p. pengumpulan rencana kebutuhan dalam pengelolaan arsip inaktif
beserta depo arsip Sekretariat; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Umum yang
berkaitan dengan tugasnya.
(3) Bagian Tata usaha membawahi Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan dan
Staf Ahli.

Pasal 53

(1) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Staf Ahli mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan petunjuk
pelaksanaan, pemantauan, monitoring dan evaluasi dibidang tata usaha
Pimpinan dan Staf Ahli.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi
penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi
dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
g. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
i. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
k. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
l. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
m. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
n. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Biro Umum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 54

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3
Biro Administrasi Pimpinan
Pasal 55

(1) Biro Administrasi Pimpinan mempunyai tugas membantu Asisten


Administrasi Umum dalam penyiapan pelaksanaan kebijakan,
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang perencanaan dan
kepegawaian sekretariat daerah, materi dan komunikasi pimpinan,
protokol.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Administrasi Pimpinan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan
kepegawaian sekretariat daerah, materi dan komunikasi pimpinan
serta protokol;
b. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
perencanaan dan kepegawaian sekretariat daerah, materi dan
komunikasi pimpinan serta protokol;
c. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
d. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
e. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi
Umum yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 56

Biro Administrasi Pimpinan membawahi:


a. Bagian Perencanaan dan Kepegawaian Setda;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Bagian Materi dan Komunikasi Pimpinan;
d. Bagian Protokol; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 57

(1) Bagian Perencanaan dan Kepegawaian Sekretariat Daerah mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait Perencanaan dan Pelaporan,
Kepegawaian dan Tata Usaha.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Perencanaan dan Kepegawaian Sekretariat Daerah menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Perencanaan dan
Pelaporan, Kepegawaian dan Tata Usaha;
b. pelaksanaan fasilitasi penyusunan perencanaan program dan
penyusunan perencanaan anggaran;
c. pelaksanaan fasilitasi penyusunan perencanaan program dan
penyusunan perencanaan anggaran;
d. penyiapan bahan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penyusunan perencanaan program dan penyusunan
perencanaan anggaran;
e. pelaksanaan kebijakan penyusunan perencanaan program lingkup
Sekretariat daerah;
f. pelaksanaan kebijakan penyusunan perencanaan anggaran lingkup
Sekretariat daerah;
g. pelaksanaan kebijakan penyusunan monitoring dan evaluasi
perencanaan program dan anggaran lingkup Sekretariat daerah;
h. pelaksanaan fasilitasi penyusunan pengusulan perencanaan
kepegawaian dan pengembangan karier ASN lingkup sekretariat
daerah;
i. pelaksanaan pengusulan penempatan, pengangkatan, mutasi dan
kepangkatan ASN lingkup sekretariat daerah;
j. pelaksanaan penegakan disiplin serta pengusulan pemberian
penghargaan ASN lingkup sekretariat daerah;
k. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan di bidang
kepegawaian lingkup Sekretariat daerah; dan
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro Administrasi
Pimpinan yang berkaitan dengan tugasnya.
(3) Bagian Perencanaan dan Kepegawaian Sekretariat Daerah membawahi
Sub Bagian Tata Usaha.

Pasal 58

(1) Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan


administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
penyiapan bahan perencanaan dan evaluasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;
c. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan
dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan;
d. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup biro;
f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan bahan RENSTRA, RENJA,
RKT, RKA, DPA, DIPA, TAPKIN, LKjIP, LKPJ, dan LPPD lingkup biro;
g. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan lingkup biro;
h. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan biro;
i. pelaksanaan perencanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN;
k. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
l. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
m. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
n. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 59

(1) Bagian Materi dan Komunikasi Pimpinan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah,
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan daerah terkait Penyiapan Materi Pimpinan,
Komunikasi Pimpinan, Dokumentasi Pimpinan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Materi dan Komunikasi Pimpinan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Penyiapan Materi
Pimpinan, Komunikasi Pimpinan, Dokumentasi Pimpinan;
b. pelaksanaan fasilitasi penyiapan dan penggandaan bahan materi
rapat dan bahan materi kebijakan;
c. penyiapan dan menggandakan bahan materi rapat;
d. penyiapan dan menggandakan bahan materi kebijakan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi serta penyusunan dokumentasi dan
pelaporan;
f. penjalinan hubungan dengan berbagai pihak terkait pelaksanaan
fungsi juru bicara pimpinan daerah;
g. pemberian masukan kepada pimpinan daerah tentang penyampaian
informasi tertentu;
h. pemberian informasi dan penjelasan kepada pihak-pihak terkait
sesuai dengan kebutuhan dan atau atas arahan pimpinan;
i. penghimpunan dan mengolah informasi yang yang bersifat penting
dan mendesak sesuai kebutuhan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah;
j. penyusunan naskah sambutan dan pidato Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah;
k. pelaksanaan fasilitasi kegiatan, notulensi rapat dan peliputan media
terhadap kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
l. pelaksanaan fasilitasi penyusunan kegiatan, notulensi rapat dan
peliputan media terhadap kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah;
m. penyiapan bahan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan, notulensi rapat dan peliputan media terhadap
kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
n. pendokumentasian kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
o. penyusunan notulensi rapat Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
p. pelaksanaan fasilitasi peliputan media terhadap kegiatan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro Administrasi
Pimpinan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 60

(1) Bagian Protokol mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Acara,
Tamu, dan Hubungan Keprotokolan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Protokol menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah, bahan
pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, bahan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait Acara, Tamu,
dan Hubungan Keprotokolan;
b. pelaksanaan fasilitasi pengelolaan kebijakan umum Pelayanan
Tamu, koordinasi dan fasilitasi perlengkapan, laporan, tata upacara
dan tata tempat;
c. pelaksanaan fasilitasi penyusunan perlengkapan, laporan, tata
upacara dan tata tempat;
d. penyiapan bahan keperluan yang berkaitan dengan perlengkapan
dan kelengkapan acara/upacara, mengatur ruang dan tata tempat
pelaksanaan rapat dinas serta resepsi pimpinan;
e. penyiapan bahan koordinasi persiapan dan gladi lapangan dalam
acara kenegaraan/acara resmi;
f. penyiapan bahan laporan pimpinan serta buku panduan acara
upacara baik secara kenegaraan maupun resmi;
g. penyiapan koordinasi gladi lapangan, dan mengatur tata tempat, tata
upacara dan tata penghormatan dalam acara resmi dan acara
kenegaraan;
h. penyiapan koordinasi para ajudan pimpinan pemerintah provinsi;
i. pendokumentasian acara kegiatan pimpinan pemerintah provinsi;
j. penyiapan tanda kenang- kenangan (souvenir);
k. pelaksanaan penyusunan bahan koordinasi, fasilitasi, pemantauan
serta evaluasi Pengaturan Acara;
l. penyusunan bahan kebijakan umum Pengaturan Acara, Tata
Upacara/Tata Tempat;
m. pelaksanaan koordinasi dan memfasilitasi Pengaturan Acara, Tata
Upacara/Tata Tempat;
n. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Pengaturan Acara, Tata
Upacara/Tata Tempat;
o. pelaksanaan fasilitasi pengelolaan kebijakan umum pelayanan tamu,
perjalanan dinas pimpinan dan bahan pelaporan;
p. pelaksanaan fasilitasi penyusunan pengelolaan pengelolaan
kebijakan umum pelayanan tamu, perjalanan dinas pimpinan dan
bahan pelaporan;
q. penyiapan bahan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pengelolaan kebijakan umum pelayanan tamu,
perjalanan dinas pimpinan dan bahan pelaporan;
r. pelaksanaan pengelolaan kebijakan umum Pelayanan Tamu;
s. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi Pelayanan Tamu;
t. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Tamu;
u. penyiapan bahan koordinasi persiapan penerimaan, akomodasi dan
transportasi kunjungan bagi tamu VIP, VVIP dan tamu lainnya;
v. penyiapan bahan rencana agenda kunjungan tamu dan perjalanan
dinas pimpinan;
w. penyiapan bahan pelaporan kegiatan tamu VIP, VVIP dan tamu
lainnya;
x. pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang
memerlukan kegiatan keprotokolan, bahan kebijakan umum
hubungan keprotokolan dan pemantauan dan Evaluasi kegiatan
keprotokolan;
y. penyiapan koordinasi dengan instansi yang memerlukan kegiatan
keprotokolan, bahan kebijakan umum hubungan keprotokolan dan
pemantauan dan Evaluasi kegiatan keprotokolan;
z. pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang memerlukan kegiatan
keprotokolan;
aa. penyusunan bahan kebijakan umum hubungan keprotokolan;
bb. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan keprotokolan; dan
cc. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Biro Administrasi
Pimpinan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 61

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Pasal 62

(1) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai tugas


menyelenggarakan admininistrasi kesekretariatan dan keuangan,
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan
mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD; dan
d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur dan
Pimpinan DPRD.
(3) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terdiri atas:
a. Bagian Umum dan Kehumasan;
b. Sub Bagian Tata Usaha, Kepegawaian, Humas dan Perpustakaan;
c. Bagian Keuangan, Perencanaan dan Anggaran;
d. Bagian Persidangan, Perundang-undangan dan Alat Kelengkapan
Dewan; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 63

(1) Bagian Umum dan Kehumasan mempunyai tugas pokok membantu


Sekretaris DPRD dalam penyelenggaraan urusan administrasi,
ketatausahaan, kepegawaian, penataan pegawai, hubungan
kemasyarakatan, hubungan antar pihak, hubungan antar lembaga,
rumah tangga, perlengkapan dan protokol.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian
Umum dan Kehumasan menyelenggarakan fungsi:
a. persiapan Penyusunan dan pengkoordinasian perencanaan dan
program kegiatan Bagian Umum dan Kehumasan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. penyusunan dan pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
penyelenggaraan administrasi tata usaha sekretariat dan pelaksanaan
pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. penyusunan dan pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga,
pengkoordinasian pelaksanaan keamanan dan pengkoordinasian
penyusunan pelaporan;
d. penyiapan fasilitas dan sarana yang diperlukan bagi terselenggaranya
kegiatan persidangan, rapat-rapat dan pertemuan DPRD dan
Sekretariat DPRD;
d. penyiapan fasilitasi keprotokolan pada Pimpinan dan Anggota DPRD;
e. pelaksanaan pemeliharaan kebersihan, kenyamanan dan keindahan
gedung dan taman kantor serta rumah jabatan/dinas pimpinan dan
anggota DPRD;
f. pelaksanaan pemeliharaan dan pengusulan penghapusan barang
inventaris kantor dan rumah jabatan pimpinan;
g. pelaksanaan koordinasi tenaga supir dan pengelola sarana
transportasi penjemputan/pengantaran pimpinan, anggota DPRD dan
tamu tamu yang ditentukan oleh Pimpinan, anggota dan Sekretariat
DPRD;
h. pelaksanaan fasilitasi keprotokolan dan pengaturan personil
pendamping kegiatan pimpinan dan Anggota DPRD yang
membutuhkan dukungan protokol;
i. pelaksanaan pengkoordinasian tenaga supir dan pengelola sarana
transportasi penjemputan/pengantaran pimpinan, anggota DPRD dan
tamu tamu yang ditentukan oleh Pimpinan, anggota dan Sekretariat
DPRD;
j. pelaksanaan pengkoordinasian dan pengelolaan administrasi dan
perbaikan kendaraan dinas, mendistribusikan pemakaian BBM
Pimpinan dan operasional Sekretariat DPRD;
k. pelaksanaan pengkoordinasian keamanan dan ketertiban lingkungan
kantor/gedung dan rumah jabatan Pimpinan DPRD;
l. penyiapan perencanaan kebutuhan, penyimpanan dan
pendistribusian barang/ATK serta peralatan kantor lainnya;
m. penyiapan perencanaan dan pelaksanaan pendistribusian kebutuhan
makan dan minum kegiatan rapat-rapat pimpinan dan anggota DPRD,
tamu serta kegiatan sekretariat DPRD lainnya;
n. penyiapan pengkoordinasian terselenggaranya kegiatan fraksi-fraksi
dan pembinaan terhadap staf fraksi; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bagian Umum dan Kehumasan membawahi Sub Bagian Tata Usaha,
Kepegawaian, Humas dan Perpustakaan.

Pasal 64

(1) Sub Bagian Tata Usaha, Kepegawaian, Humas dan Perpustakaan


mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan dibidang Tata Usaha, Kepegawaian, Humas dan
Perpustakaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Tata Usaha, Kepegawaian, Humas dan Perpustakaan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
b. pelaksanaan operasional berbagai kegiatan DPRD melalui dokumentasi
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang– undangan yang
berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi perpustakaan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.
d. pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana perpustakaan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
e. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
f. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi;
g. penyusunan dan menilai Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
h. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 65

(1) Bagian Keuangan dan Perencanaan Anggaran mempunyai tugas


membantu Sekretaris DPRD dalam bidang keuangan, mengurus dan
menatausahakan keuangan, menyusunan dan menyiapkan perencanaan
anggaran Sekretariat DPRD, dan menyiapkan laporan
pertanggungjawaban keuangan Sekretariat DPRD, mempersiapkan
perencanaan anggaran dan evaluasi pelaporan serta verifikasi
pembukuan dan pertanggungjawaban.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian
Keuangan dan Perencanaan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan dan pengkoordinasian pelaksanaan, perencanaan program
kegiatan dan rencana anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD;
b. pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan bagian
keuangan
c. pelaksanaan koordinasi dan penghimpunan rencana kegiatan masing-
masing bagian untuk mensingkronisasikan menjadi program kegiatan
Sekretariat DPRD;
d. pelaksanaan koordinasi membuat rencana kerja anggaran tahunan
DPRD dan Sekretariat;
e. pelaksanaan koordinasi penyiapan laporan keuangan tahunan DPRD
dan Sekretariat
f. penyiapan dan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis
(RENSTRA) Sekretariat DPRD;
g. pelaksanaan dan pengkoordinasian penelitian, pengujian kebenaran,
kelengkapan dan keabsahan surat pertanggungjawaban atau tanda
bukti pengeluaran;
h. pelaksanaan dan pengkoordinasian pencatatan penerimaan dan
pengelolaan keuangan secara manual ataupun melalui sistem data
pelaporan;
i. pengkoordinasian dan pengelolaan serta memelihara tanda bukti
pengeluaran atau surat pertanggungjawaban keuangan;
j. pengkoordinasian dan pengelolaan penyusunan dan meneliti
kelengkapan berkas pertanggungjawaban keuangan DPRD dan
Sekretariat DPRD;
k. pengkoordinasian dan pengelolaan pengiriman dan menerima data
(SPP, SPM) ke Bendahara Umum Daerah (BUD);
l. pengkoordinasian merekap kegiatan perjalanan dinas Pimpinan dan
Anggota DPRD serta pegawai Sekretariat DPRD;
m. penyiapan kelengkapan administrasi keuangan DPRD dan Sekretariat
DPRD; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 66

(1) Bagian Persidangan, Perundangan-undangan dan Alat Kelengkapan


Dewan mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam
penyelenggaraan urusan rapat, Persidangan, risalah, Perundang-
undangan dan alat kelengkapan dewan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bagian Persidangan, Perundangan-undangan dan Alat Kelengkapan
Dewan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
rapat, persidangan, risalah, perundang-undangan dan alat
kelengkapan dewan.
b. penyiapan pelaksanaan rapat/persidangan dan pendistribusian
bahan-bahannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang–undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan baik;
c. pelaksanaan koordinasi agar terselenggaranya rapat penyusunan
jadwal kegiatan dan pendistribusiannya sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang–undangan yang berlaku agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan baik;
d. penyiapan notulen, risalah rapat dan mendistribusikan kepada
peserta rapat sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–
undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan baik
e. pelaksanaan fasilitasi evaluasi dan kajian produk-produk hukum
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang
berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
f. penyiapan konsep rancangan KPTS DPRD Provinsi Kepulauan Riau
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang
berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
g. pelaksanaan koordinasi dan rapat-rapat alat kelengkapan dewan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang
berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 67

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB V
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA INSPEKTORAT DAERAH
Pasal 68

(1) Inspektorat Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur dalam


membina dan mengawasi pelaksanaan urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat
Daerah.
(2) Inspektorat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Inspektorat Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari
Gubernur/Menteri;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pengawasan pelaksanaan program pengawalan reformasi birokrasi dan
penegakan integritas;
f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Daerah Provinsi;
g. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
h. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
i. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Inspektorat Daerah terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan;
c. Inspektur Pembantu I;
d. Inspektur Pembantu II;
e. Inspektur Pembantu III;
f. Inspektur Pembantu IV; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 69

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil pengawasan,
kerumahtanggaan, barang milik Negara/Daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, umum, kepegawaian, keuangan
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah
c. penyusunan bahan dokumen perencanaan dan penganggaran
tahunan dan jangka menengah;
d. penyusunan bahan Laporan evaluasi dokumen perencanaan dan
penganggaran bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
e. pelaksanaan pengelolaan administrasi dokumen tindak lanjut hasil
pengawasan Inspektorat Daerah Provinsi, Inspektorat Jendral
Kementerian Dalam Negeri/ Kementerian Teknis Lainnya BPKP dan
BPK;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil pengawasan
inspektorat daerah provinsi, Inspektorat Jendral Kementerian Dalam
Negeri/ Kementerian Teknis Lainnya BPKP dan BPK;
g. penyiapan laporan per semester perkembangan tindak lanjut hasil
pengawasan inspektorat daerah provinsi, Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri/Kementerian Teknis Lainnya dan BPK
untuk dilaporkan kepada Gubernur;
h. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan Reformasi
Birokrasi perangkat daerah;
i. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
j. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat membawahi Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.

Pasal 70

(1) Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas


pokok melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi
kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga
perlengkapan, dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara serta
administrasi keuangan.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan laporan hasil pengawasan yang meliputi
penomoran, penggandaan, distribusi dan penyimpanan;
c. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga;
d. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah dilingkungan Inspektorat mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan.
e. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai inspektorat daerah;
f. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian inspektorat
daerah;
g. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan
inspektorat daerah;
h. penyusunan Laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan
tahunan inspektorat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan inspektorat daerah;
j. penyusunan bahan pelaporan keuangan inspektorat daerah;
k. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
l. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 71

(1) Inspektur Pembantu I mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,


pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wilayah I.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Inspektur Pembantu I menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Inspektur Pembantu I;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan;
c. pelaksanaan supervise dan reviu atas draft laporan hasil pengawasan;
d. pelaksanaan pendampingan dan asistensi pada perangkat daerah
wilayah I;
e. penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan;
f. pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat
Daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 72

(1) Inspektur Pembantu II mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,


pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wilayah II.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Inspektur Pembantu II menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Inspektur Pembantu
II;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan;
c. pelaksanaan supervise dan reviu atas draft laporan hasil pengawasan;
d. pelaksanaan pendampingan dan asistensi pada perangkat daerah
wilayah II;
e. penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan;
f. pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat
Daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 73

(1) Inspektur Pembantu III mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,


pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Wilayah III.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Inspektur Pembantu III menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Inspektur Pembantu
III;
b. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengawasan
keuangan pemerintah daerah;
c. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan;
d. pelaksanaan supervise dan reviu atas draft laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan pendampingan dan asistensi pada perangkat daerah
wilayah III;
f. penyusunan kebijakan teknis bidang pengawasan;
g. pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan inspektorat
daerah provinsi kepulauan riau; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 74

(1) Inspektur Pembantu IV mempunyai tugas melaksanakan koordinasi


pengawasan, investigasi dan pemeriksaan untuk tujuan tertentu
maupun berdasarkan pengaduan masyarakat dan permintaan instansi
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi perangkat daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Inspektur Pembantu IV menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan perencanaan pengawasan ka su s /khusus/investigasi
dan penanganan laporan pengaduan masyarakat;
b. pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat;
c. pelaksanaan pengawasan dengan Tujuan Tertentu/Pemeriksaan
Khusus Kasus Pengaduan Masyarakat/Audit Investigasi/Perhitungan
Kerugian Negara/Daerah;
d. pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan;
e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi;
f. pelaksanaan koordinasi penanganan kasus/khusus/investigasi
dengan pihak Aparat Penegak Hukum, APIP dan organisasi perangkat
daerah terkait; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 75

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA DINAS DAERAH
Bagian Kesatu
Dinas Pendidikan
Pasal 76

(1) Dinas Pendidikan mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan


urusan Pemerintahan di bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Pembinaan
Pendidikan Khusus, Pembinaan Ketenagaan, Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Pembinaan
Pendidikan Khusus, Pembinaan Ketenagaan, Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Pembinaan
Sekolah Menengah Atas, Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Pembinaan Pendidikan Khusus, Pembinaan Ketenagaan, Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pembinaan
Sekolah Menengah Atas, Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Pembinaan Pendidikan Khusus, Pembinaan Ketenagaan, Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Pendidikan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
d. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas;
e. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan;
f. Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus;
g. Bidang Pembinaan Ketenagaan;
h. Cabang Dinas;
i. Unit Pelaksana Teknis Daerah;
j. Satuan Pendidikan;dan
k. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 77

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan
dokumentasi, serta membantu Kepala perangkat daerah
mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi,
b. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
keuangan;
c. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
d. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
e. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
f. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat membawahi:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 78

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan keuangan dan barang milik Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan bahan perumusan kebijakan, rencana,
program, kegiatan, dan anggaran;
b. pengelolaan data dan informasi terkait dengan keuangan dan barang
milik daerah;
c. penyusunan bahan pengelolaan keuangan dan barang milik daerah di
bidang pengelolaan Sekolah Memengah Atas, Sekolah Menengah
Kejuruan dan Pendidikan Khusus;
d. penyiapan bahan/data untuk perhitungan anggaran dan perubahan
anggaran;
e. penyiapan bahan laporan realisasi keuangan dan penyusunan laporan
keuangan;
f. pelaksanaan penatausahaan keuangan, meneiliti dan memverifikasi
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan;
g. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
h. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
i. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 79

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Pendidikan mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistriusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
d. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, penegakan
disiplin, pembinaan pegawai;
e. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
f. pelaksanaan fasilitasi bantuan hukum;
g. penyusunan formasi kebutuhan pegawai dinas;
h. pelaksanaan pengelolaan administrasi pegawai ASN dan Non ASN
i. penyiapan administrasi kenaikan gaji berkala (KGB);
j. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
k. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 80

(1) Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Kurikulum dan
Penilaian Sekolah Menengah Atas, Kelembagaan dan Sarana Prasarana
Sekolah Menengah Atas, dan Peserta Didik dan Pembangunan Karakter
Sekolah Menengah Atas.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Kurikulum dan Penilaian
Sekolah Menengah Atas, Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah
Menengah Atas, dan Peserta Didik dan Pembangunan Karakter
Sekolah Menengah Atas.
b. penyiapan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan
kurikulum dan penilaian SMA;
c. penyiapan bahan penetapan kurikulum muatan lokal dan penilaian
SMA;
d. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
dan penilaian SMA;
e. pelaporan pelaksanaan kurikulum dan penilaian Sekolah Menengah
Atas;
f. pelaksanaan pengesahan (legalisir) ijazah dan dokumen peserta didik
lainnya;
g. pelaksanaan penerbitan surat pindah Sekolah Menengah Atas dan
sekolah kerjasama;
h. pelaksanaan penyelenggaraan Asesmen Nasional Sekolah Menengah
Atas;
i. penyusunan basis data pelaksanaan kurikulum dan penilaian SMA;
j. pelaksanaan koordinasi kebijakan kelembagaan dan sarana
prasarana Sekolah Menengah Atas;
k. penyiapan penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan kelembagaan
dan sarana prasarana Sekolah Menengah Atas;
l. penyiapan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
Sekolah Menengah Atas;
m. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kelembagaan dan sarana prasarana Sekolah Menengah Atas;
n. pelaksanaan pendataan dan pengelolaan aset Sekolah Menengah Atas;
o. penyusunan basis data di Sub Koordinator kelembagaan dan sarana
prasarana SMA;
p. penyiapan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik
Sekolah Menengah Atas;
q. penyiapan penyusunan bahan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik Sekolah Menengah Atas;
r. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik Sekolah
Menengah Atas;
s. pelaporan pelaksanaan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik SMA;
t. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah
Menengah Atas;
u. penyusunan basis data peserta didik dan pembangunan karakter
Sekolah Menengah Atas;
v. pelaksanaan dukungan pengembangan program SMA yang terbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
w. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
x. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 81

(1) Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Kurikulum dan
Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan, Kelembagaan dan Sarana
Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan, Peserta Didik dan Pembangunan
Karakter Sekolah Menengah Kejuruan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Kurikulum dan Penilaian
Sekolah Menengah Kejuruan, Kelembagaan dan Sarana Prasarana
Sekolah Menengah Kejuruan, Peserta Didik dan Pembangunan
Karakter Sekolah Menengah Kejuruan.
b. pemeriksaan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan
kurikulum dan penilaian Sekolah Menengah Kejuruan;
c. penyiapan bahan perumusan, koordinasi, dan memfasilitasi
pelaksanaan kebijakan penyelarasan kurikulum dan penilaian
Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DUDI);
d. penyiapan bahan penyusunan penetapan kurikulum muatan lokal
dan penilaian Sekolah Menengah Kejuruan;
e. penyiapan bahan penyusunan pembinaan pelaksanaan kurikulum
dan penilaian Sekolah Menengah Kejuruan;
f. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
dan penilaian Sekolah Menengah Kejuruan;
g. pelaporan pelaksanaan kurikulum dan penilaian Sekolah Menengah
Kejuruan;
h. pelaksanaan pengesahan (legalisir) ijazah dan dokumen peserta didik
lainnya;
i. pelaksanaan penerbitan surat pindah Sekolah Menengah Kejuruan
dan penyelenggaraan Asesmen Nasional Sekolah Menengah Kejuruan;
j. penyusunan basis data kurikulum dan penilaian SMK;
k. pelaksanaan koordinasi kebijakan kelembagaan dan sarana
prasarana Sekolah Menengah Kejuruan;
l. penyiapan penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan kelembagaan
dan sarana prasarana Sekolah Menengah Kejuruan;
m. penyiapan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
Sekolah Menengah Kejuruan;
n. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kelembagaan dan sarana prasarana Sekolah Menengah Kejuruan;
o. pelaksanaan pendataan dan pengelolaan aset Sekolah Menengah
Kejuruan;
p. penyusunan basis data di bidang kelembagaan dan sarana prasarana
Sekolah Menengah Kejuruan;
q. penyiapan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik
SMK;
r. penyiapan penyusunan bahan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan;
s. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan;
t. pelaporan pelaksanaan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan;
u. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah
Menengah Kejuruan;
v. penyusunan basis data peserta didik dan pembangunan karakter
Sekolah Menengah Kejuruan;
w. pelaksanaan dukungan pengembangan program Sekolah Menengah
Kejuruan yang terbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan;
x. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 82

(1) Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Kurikulum dan Penilaian
Pendidikan Khusus, Kelembagaan dan Sarana Prasarana Pendidikan
Khusus, Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Pendidikan Khusus.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembinaan Pendidikan Khusus menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Kurikulum dan Penilaian
Pendidikan Khusus, Kelembagaan dan Sarana Prasarana Pendidikan
Khusus, Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Pendidikan
Khusus.
b. penyiapan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan
kurikulum dan penilaian Pendidikan Khusus;
c. penyiapan bahan penetapan kurikulum muatan lokal dan penilaian
Pendidikan Khusus;
d. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
dan penilaian Pendidikan Khusus;
e. pelaporan pelaksanaan kurikulum dan penilaian Pendidikan Khusus;
f. pelaksanaan pengesahan (legalisir) ijazah dan dokumen peserta didik
lainnya;
g. pelaksanaan penerbitan surat pindah Pendidikan Khusus dan sekolah
kerjasama;
h. pelaksanaan penyelenggaraan Asesmen Nasional Pendidikan Khusus;
i. penyusunan basis data pelaksanaan kurikulum dan penilaian
Pendidikan Khusus;
j. pelaksanaan koordinasi kebijakan kelembagaan, sarana dan
prasarana Pendidikan Khusus;
k. penyiapan penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan kelembagaan
dan sarana prasarana Pendidikan Khusus;
l. penyiapan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
Pendidikan Khusus;
m. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kelembagaan, sarana dan prasarana Pendidikan Khusus;
n. pelaksanaan pendataan dan pengelolaan aset Pendidikan Khusus;
o. penyusunan basis data di bidang kelembagaan dan sarana prasarana
Pendidikan Khusus;
p. penyiapan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik
Pendidikan Khusus;
q. penyiapan penyusunan bahan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik Pendidikan Khusus;
r. penyiapan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan minat, bakat, prestasi, dan karakter peserta didik
Pendidikan Khusus;
s. pelaporan pelaksanaan pembinaan minat, bakat, prestasi, dan
karakter peserta didik Pendidikan Khusus;
t. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Pendidikan
Khusus;
u. penyusunan basis data peserta didik dan pembangunan karakter
Pendidikan Khusus;
v. pelaksanaan dukungan pengembangan program Pendidikan Khusus
yang terbitkan oleh Kementrian Pendidikan;
w. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
x. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 83

(1) Bidang Pembinaan Ketenagaan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pendidik dan tenaga
kependidikan Sekolah Menengah Atas, pendidik dan tenaga kependidikan
Sekolah Menengah Kejuruan, pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidikan Khusus.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembinaan Ketenagaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendidik dan tenaga
kependidikan Sekolah Menengah Atas, pendidik dan tenaga
kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan, pendidik dan tenaga
kependidikan Pendidikan Khusus;
b. penyiapan penyusunan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan ASN dan Non
ASN sekolah menengah atas;
c. penyiapan penyusunan bahan rencana kebutuhan, rekomendasi
pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan ASN dan Non ASN
sekolah menengah atas;
d. penyiapan penyusunan bahan pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah menengah atas ASN dan Non ASN;
e. penyiapan penyusunan bahan rekomendasi pemindahan pendidik dan
tenaga kependidikan ASN dan Non ASN lintas jenjang pendidikan
dan/atau lintas kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar
provinsi;
f. pelaksanaan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
menengah atas ASN dan Non ASN;
g. pelaksanaan pelaporan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan
sekolah menengah atas;
h. pelaksanaan keprofesian berkelanjutan bagi guru dan tunjangan
profesi guru dan tambahan penghasilan pendidik sekolah menengah
atas;
i. pelaksanaan Pengelolaan kepegawaian pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah menengah atas ASN dan Non ASN;
j. pelaksanaan pengurusan kenaikan pangkat pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah menengah atas;
k. pelaksanaan fasilitasi pengembangan karir guru sekolah menengah
atas;
l. pelaksanaan penyusunan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan ASN dan Non
ASN sekolah menengah kejuruan;
m. penyiapan bahan rencana kebutuhan, rekomendasi pemindahan
pendidik dan tenaga kependidikan ASN dan Non ASN sekolah
menengah kejuruan;
n. penyiapan bahan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan ASN
dan Non ASN sekolah menengah kejuruan;
o. penyiapan penyusunan bahan rekomendasi pemindahan pendidik dan
tenaga kependidikan ASN dan Non ASN lintas jenjang pendidikan
dan/atau lintas kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar
provinsi;
p. pelaksanaan penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
menengah kejuruan ASN dan Non ASN;
q. pelaporan pelaksanaan kinerja di Sub Koordinator pembinaan
pendidik dan tenaga kependidikan sekolah menengah kejuruan;
r. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian pendidik dan
tenaga kependidikan sekolah menengah kejuruan ASN dan Non ASN;
s. pelaksanaan pengelolaan tunjangan profesi dan tambahan
penghasilan pendidik;
t. pelaksanaan pengelolaan kenaikan pangkat pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah menengah kejuruan ASN dan Non ASN;
u. pelaksanaan fasilitasi pengembangan karir guru sekolah menengah
kejuruan;
v. penyiapan bahan penyusunan perumusan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
khusus;
w. penyiapan penyusunan bahan rencana kebutuhan, rekomendasi
pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan khusus;
x. penyiapan penyusunan bahan pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan khusus;
y. penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan pendidik pendidikan khusus;
z. penyusunan laporan pelaksanaan pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan khusus;
aa. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian pendidik dan
tenaga kependidikan Tenaga kependidikan Pendidikan Khusus ASN
dan Non ASN;
bb. pelaksanaan pengelolaan tunjangan profesi dan tambahan
penghasilan pendidik;
cc. pelaksanaan fasilitasi pengembangan karir guru Tenaga kependidikan
Pendidikan Khusus;
dd. melaksanakan pengelolaan kenaikan pangkat pendidik dan tenaga
kependidikan Pendidikan Khusus ASN;
ee. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
ff. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Bagian Kedua
Dinas Kesehatan
Pasal 84

(1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan


urusan Pemerintahan di bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang
Pelayanan Kesehatan, Bidang Sumber Daya Kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang
Pelayanan Kesehatan, Bidang Sumber Daya Kesehatan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Bidang
Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Sumber Daya
Kesehatan;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Bidang
Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Sumber Daya
Kesehatan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Kesehatan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan kepegawaian
c. Bidang Kesehatan Masyarakat;
d. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
f. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
g. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
h. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
i. Bidang Pelayanan Kesehatan;
j. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
k. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
l. Bidang Sumber Daya Kesehatan;
m. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
n. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
o. Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
p. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 85

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi;
b. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
keuangan;
c. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
d. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi Perangkat Daerah;
e. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
f. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 86

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan SDM, rumah tangga perlengkapan, dan evaluasi kinerja
Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga
dan aset;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan dinas kesehatan mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran, inventaris, penyimpanan, penggunaan,
perawatan serta inventaris ruangan, serta penyusunan neraca aset;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 2
Bidang Kesehatan Masyarakat
Pasal 87

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas memimpin dan


melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan jiwa, Kesehatan kerja, Kesehatan
tradisional.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat;
b. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait, promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
c. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait Kesehatan jiwa,
Kesehatan kerja;
d. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait pelayanan kesehatan
tradisional; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan;
(3) Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari:
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat; dan
b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pasal 88

(1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Kesehatan
Keluarga dan Gizi Masyarakat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat;
b. pelaksanaan program-program pelayanan kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 89

(1) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan
fungsi:
a. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
b. pelaksanaan program-program seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat;
c. pelaksanaan bimbingan teknis, pengawasan, dan pengendalian
program seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pasal 90

(1) Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit mempunyai tugas


memimpin dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan lingkungan
surveilans dan imunisasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
b. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan Kesehatan lingkungan;
c. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait surveilans dan
imunisasi; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri atas:
a. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
b. Seksi Surveilans dan Imunisasi.

Pasal 91

(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Menular.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular menyelenggarakan
fungsi:
a. pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
b. pelaksanaan program-program pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 92

(1) Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Surveilans dan
imunisasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Surveilans dan imunisasi menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi Surveilans dan
imunisasi, karantina kesehatan dan kesehatan haji;
b. pelaksanaan program-program pelayanan Surveilans, imunisasi,
karantina kesehatan dan kesehatan haji;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Surveilans, imunisasi, karantina kesehatan
dan kesehatan haji;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Surveilans, imunisasi, karantina kesehatan dan kesehatan
haji; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pelayanan Kesehatan
Pasal 93

(1) Bidang pelayanan kesehatan mempunyai tugas memimpin dan


melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan mutu
pelayanan Kesehatan/ pembiayaan jaminan Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang pelayanan kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pelayanan kesehatan
primer;
b. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, perizinan,
fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait pelayanan
kesehatan rujukan;
c. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait mutu pelayanan
Kesehatan/ pembiayaan jaminan kesehatan; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer; dan
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan.

Pasal 94

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Primer.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelayanan Kesehatan Primer menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi pelayanan
kesehatan primer;
b. pelaksanaan program-program pelayanan Pelayanan Kesehatan Primer;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Pelayanan Kesehatan Primer;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor secara
terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan program
Pelayanan Kesehatan Primer;
e. pelaksanaan fasilitas akreditasi pelayanan kesehatan primer dalam
upaya peningkatan mutu;
f. pelaksanaan pengawasan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan di
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan primer; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 95

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pelayanan kesehatan
Rujukan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelayanan Kesehatan Rujukan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan program-program pelayanan kesehatan rujukan;
b. pelaksanaan fasilitas akreditasi pelayanan kesehatan rujukan dalam
upaya peningkatan mutu;
c. penyelenggaraan dukungan penanggulangan krisis kesehatan;
d. pelaksanaan kajian teknis untuk pemberian izin operasional RS kelas B
dan sarana kesehatan lain sesuai peraturan perundang- undangan;
e. penyiapan perumusan kebijakan operasional Badan Pengawas Rumah
Sakit (BPRS) provinsi kepulauan riau meliputi sumber daya manusia,
anggaran, fasilitas dan regulasi;
f. pelaksanaan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
pelayanan pemeriksaan CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia)
termasuk sistem informasinya di sarana kesehatan CPMI;
g. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor secara
terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan program
pelayanan kesehatan rujukan sesuai kewenangannya; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Sumber Daya Kesehatan
Pasal 96

(1) Bidang sumber daya kesehatan mempunyai tugas memimpin dan


melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait kefarmasian dan
alat kesehatan, sumber daya manusia kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bidang
sumber daya kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait kefarmasian dan alat
kesehatan;
b. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait sumber daya manusia
kesehatan;
c. penyusunan bahan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, fasilitasi
dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembiayaan dan
jaminan kesehatan; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari:
a. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
b. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Pasal 97

(1) Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,
Alat Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelayanan Kefarmasian, Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Dan
Rumah Tangga (PKRT) menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi kegiatan pelayanan
kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan dan rumah
tangga;
b. pelaksanaan program-program pelayanan kefarmasian, alat kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga (PKRT);
c. pelaksanaan pengkajian teknis mengenai perizinan bidang
kefarmasian, alat kesehatan, dan PKRT sesuai peraturan perundang-
undangan;
d. penyelenggaraan penerbitan surat tanda registrasi tenaga teknis
kefarmasian sesuai peraturan perundang-undangan;
e. pelaksanaan fasilitasi, bimbingan teknis, dan pengawasan program
pelayanan kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan dan
rumah tangga termasuk kosmetika, narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya;
f. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor secara
terpadu dan komprehensif guna optimalisasi keberlangsungan program
pelayanan kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan dan
Rumah Tangga (PKRT) sesuai kewenangannya; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 98

(1) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan pengolahan data/informasi sumber daya manusia
kesehatan;
b. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan melaksanakan kesekretariatan Majelis Sumber
Daya Manusia Kesehatan dalam pembinaan dan pengawasan tenaga
kesehatan;
c. penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis penyusunan rencana
kebutuhan SDM kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan;
d. pelaksanaan fasilitasi, bimbingan teknis dan koordinasi
penyelenggaraan pendidikan kesehatan dan pembinaan jabatan
fungsional kesehatan;
e. pelaksanaan pemilihan tenaga kesehatan teladan di puskesmas tingkat
provinsi dan kesekretariatan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI),
pelayanan administrasi tenaga kesehatan penugasan khusus dan
fasilitasi pengembangan pendidikan dan kemitraan dalam pengendalian
mutu pendidikan sumber daya manusia kesehatan;
f. pelaksanaan fasilitasi pengusulan SDM kesehatan peserta program
beasiswa tugas belajar, Program Pendidikan Dokter Spesialis / Dokter
Gigi Spesialis (PPDS – PPDGS) dan pengelolaan administrasi tenaga
kesehatan program Nusantara Sehat dan pengelolaan administrasi
peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS);
g. pelaksanaan fasilitasi dan bimbingan teknis dalam Melaksanakan
koordinasi dalam pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan Warga
Negara Asing (WNA);
h. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor secara
terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan program
sumber daya manusia kesehatan sesuai kewenangannya; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 99

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Dan Pertanahan
Pasal 100

(1) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai


tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di
bidang Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi.
(2) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Sumber Daya Air, Bina
Marga, Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Penataan Ruang dan
Pertanahan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Sumber Daya Air, Bina
Marga, Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Penataan Ruang dan
Pertanahan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Sumber
Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Penataan
Ruang dan Pertanahan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Sumber Daya
Air, Bina Marga, Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Penataan Ruang
dan Pertanahan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Sumber Daya Air
d. Seksi Pelaksanaan Sumber Daya Air;
e. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air;
f. Bidang Bina Marga;
g. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
h. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan;
i. Bidang Cipta Karya;
j. Seksi Pengembangan SPAM dan Sanitasi;
k. Seksi Penataan Bangunan dan Pengembangan Kawasan Strategis;
l. Bidang Bina Konstruksi;
m. Seksi Bina Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi;
n. Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
o. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan;
p. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 101

(1) Sekretariat mempunyai tugas yang melaksanakan fungsi pendukung


memiliki tugas melakukan perencanaan umum dan anggaran,
pemantauan dan evaluasi, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, penataan organisasi dan tata laksana, koordinasi penyusunan
perundangan, pengelolaan barang milik negara, dan kerumahtanggaan
kantor.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi;
b. menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait
keuangan;
c. menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
d. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
e. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
f. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 102

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Pertanahan mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran
inventaris, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan
serta inventaris ruangan;
f. pelaksanaan urusan pengaturan dan pengelolaan utilitas, bangunan
gedung, dan sarana dan prasarana lingkungan sekitar gedung;
g. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
h. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Sumber Daya Air
Pasal 103

(1) Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait perencanaan teknik dan evaluasi,
pelaksanaan sumber daya air, dan operasi dan pemeliharaan sumber
daya air.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait perencanaan teknik dan
evaluasi, pelaksanaan sumber daya air, dan operasi dan
pemeliharaan sumber daya air;
b. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program/kegiatan
pengelolahan sumber daya air untuk jangka pendek maupun jangka
panjang yang menjadi urusan pemerintah daerah provinsi;
c. pelaksanaan pengelolaan sistem informasi dan data pengelolahan
sumber daya air;
d. pelaksanaan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu;
e. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Perencanaan Teknik dan Evaluasi;
f. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pengelolahan sumber daya air;
g. penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Perencanaan
Teknik dan Evaluasi;
h. pelaksanaan koordinasi dan monitoring terhadap pelaksanaan
kegiatan pada tahun berjalan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Sumber Daya Air terdiri atas:
a. Seksi Pelaksanaan Sumber Daya Air; dan
b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air.

Pasal 104

(1) Seksi Pelaksanaan Sumber Daya Air mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi, melaksanakan kegiatan konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian daya rusak, pengendalian dan pengawasan teknis dalam
rangka pelaksanaan sumber daya air.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelaksanaan Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan perencanaan teknis, pengendalian dan pengawasan
teknis untuk pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi;
b. pengembangan dan pengelolaan sistem pengairan dinas yang menjadi
urusan pemerintah daerah provinsi;
c. pelaksanaan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen keselamatan kerja (SMKK) pada pelaksanaan konstruksi
dan non konstruksi;
d. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan
pelaksanaan pengelolahan Sumber Daya Air, yang meliputi
pelaksanaan konservasi, pemberdayaan dan pengendalian daya rusak
air yang menjadi urusan pemerintah daerah Provinsi; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 105

(1) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sumber daya air.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan dan penyusunan rencana kegiatan operasi dan
pemeliharaan pengelolahan sumber daya air yang menjadi urusan
pemerintah daerah provinsi;
b. pelaksanaan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu pengelolaan
operasi dan pemeliharaan pengelolahan sumber daya air;
c. pelaksanaan koordinasi dalam rangka kegiatan monitoring,
pengendalian dan pengawasan pengelolahan operasi dan
pemeliharaan sumber daya air yang menjadi urusan pemerintah
daerah Provinsi;
d. pelaksanaan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin
penggunaan sumber daya air dan izin pengusahaan atas penggunaan
dan pengusahaan air tanah yang menjadi urusan pemerintah daerah
Provinsi;
e. pelaksanaan persiapan dan perencanaan operasi dan pemeliharaan,
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan pengelolahan sumber daya air,
dan pelaksanaan penanggulangan kerusakan akibat bencana;
f. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
g. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan
operasi dan pemeliharaan sumber daya air;
h. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di bidang operasi dan
pemeliharaan dalam penyelenggaraan pengelolahan sumber daya air;
dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Bina Marga
Pasal 106

(1) Bidang Bina Marga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait perencanaan teknik dan evaluasi, pembangunan
jalan dan jembatan dan preservasi jalan dan jembatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Bina Marga menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait perencanaan teknis dan
evaluasi, pembangunan jalan dan jembatan, dan preservasi jalan dan
jembatan;
b. penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan
pemrograman dan perencanaan teknik pembangunan dan preservasi
jalan dan jembatan;
c. pelaksanaan sinkronisasi program-program kebinamargaan yang
bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya;
d. pelaksanaan koordinasi konektivitas sistem jaringan jalan dengan
sistem moda transportasi bersama pembina bidang ke Bina Marga-an;
e. pelaksanaan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu konstruksi
jalan dan jembatan;
f. pelaksanaan evaluasi terhadap hasil pengujian konstruksi;
g. pelaksanaan database kondisi jalan dan jembatan, evaluasi dan
penetapan leger (jalan sertifikasi Tanah Jalan Provinsi;
h. pelaksanaan audit keselamatan jalan dan jembatan, serta leger jalan;
i. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa bidang Bina Marga;
j. pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah di Bidang Bina Marga;
k. pelaksanaan koordinasi dan pemantauan berkala terhadap
pelaksanaan pembangunan fisik tahun melaksanakan penyusunan
perjanjian kinerja dan laporan kinerja Bidang Bina Marga;
l. pelaksanaan koordinasi dan pemantaan bekala tehadap pelaksanaan
pembangunan fisik tahun berjalan;
m. penyusunan bahan dan perumusan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembangunan jalan dan
jembatan;
n. penyusunan bahan dan perumusan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait preservasi jalan dan
jembatan; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Bina Marga terdiri atas:
a. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; dan
b. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan.

Pasal 107

(1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pembangunan jalan dan jembatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pembangunan Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan dan pengendalian konstruksi dan mutu pelaksanaan
pembangunan jalan dan jembatan;
b. pelaksanaan penyusunan dan pengembangan standar dokumen
pengadaan;
c. pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan;
d. pelaksanaan penyusunan norma, standar, pedoman, dan kriteria
bidang jalan dan jembatan;
e. pelaksanaan evaluasi dan penetapan laik fungsi jalan dan jembatan;
f. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi
dan non konstruksi;
g. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa Pembangunan
Jalan dan Jembatan;
h. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 108

(1) Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan preservasi jalan dan
jembatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Preservasi Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan;
b. pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan preservasi jalan dan
jembatan;
c. pelaksanaan evaluasi dan penetapan audit keselamatan jalan dan
jembatan, bahan pengelolaan, pemantauan, dan evaluasi
pemanfaatan peralatan dan bahan jalan;
d. pelaksanaan pengamanan pemanfaatan bagian-bagian jalan, serta
pelaksanaan pengujian peralatan, bahan, dan hasil pekerjaan
preservasi;
e. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi
dan non konstruksi;
f. memfasilitasi pengadaan barang dan jasa Preservasi Jalan dan
Jembatan;
g. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Cipta Karya
Pasal 109

(1) Bidang Cipta Karya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait perencanaan teknik dan evaluasi, pengembangan
spam dan sanitasi dan, penataan bangunan dan pengembangan kawasan
strategis.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait perencanaan teknik dan
evaluasi, pengembangan spam dan sanitasi, penataan bangunan dan
pengembangan kawasan strategis;
b. pelaksanaan penyusunan program dan pembiayaan jangka
panjang/menengah dan tahunan yang bersumber dari APBD dan
sumber dana lainnya;
c. pelaksanaan sinkronisasi program-program keciptakaryaan;
d. pelaksanaan pengelolaan sistem informasi dan data bidang Cipta
Karya;
e. pelaksanaan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu bidang
cipta karya;
f. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa bidang cipta karya;
g. pelaksanaan fasilitasi pengelolaan barang milik daerah di Bidang
Cipta Karya;
h. pelaksanaan penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja
bidang cipta karya
i. pelaksanaan koordinasi dan pemantauan berkala terhadap
pelaksanaan pembangunan fisik tahun berjalan;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Cipta Karya terdiri atas:
a. Seksi Pengembangan SPAM dan Sanitasi; dan
b. Seksi Penataan Bangunan dan Pengembangan Kawasan Strategis.

Pasal 110

(1) Seksi Pengembangan SPAM dan Sanitasi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan SPAM dan sanitasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengembangan SPAM dan Sanitasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SPAM Lintas
Daerah/Kawasan pada Kabupaten Kota;
b. pelaksanaan pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan
Regional/Kawasan;
c. pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Sistem Air Limbah
Domestik Regional/Kawasan;
d. pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Sistem Drainase yang
terhubung langsung dengan sungai Lintas Daerah/kawasan pada
kabupaten/kota;
e. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perencanaan
teknik, pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi;
f. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa Pengembangan
SPAM dan sanitasi;
g. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 111

(1) Seksi Penataan Bangunan dan Pengembangan Kawasan Strategis


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penataan bangunan dan pengembangan kawasan strategis.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Penataan Bangunan dan Pengembangan Kawasan Strategis
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyelenggaraan infrastruktur pada kawasan strategis
Provinsi;
b. pelaksanaan penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
serta Bangunan Gedung pada kawasan strategis Provinsi;
c. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perencanaan
teknik, pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi;
d. pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa Penataan Bangunan
dan Pengembangan Kawasan;
e. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Bina Konstruksi
Pasal 112

(1) Bidang Bina Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait bina kelembagaan dan informasi jasa
konstruksi, bina kompetensi tenaga ahli konstruksi, bina
penyelenggaraan jasa konstruksi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Bina Konstruksi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait bina kelembagaan dan
informasi jasa konstruksi, bina kompetensi tenaga ahli konstruksi,
bina penyelenggaraan jasa konstruksi;
b. pelaksanaan pembinaan peningkatan kapasitas kelembagaan
konstruksi;
c. pelaksanaan pengelolaan operasional layanan informasi Jasa
konstruksi;
d. pelaksanaan penyediaan data dan informasi Jasa Konstruksi;
e. pelaksanaan peningkatan kapasitas administrator SIPJAKI;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Bina Konstruksi terdiri atas:
a. Seksi Bina Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi; dan
b. Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pasal 113

(1) Seksi Bina Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Bina
Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Bina Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelatihan dan fasilitasi sertifikasi tenaga ahli konstruksi;
b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan tenaga ahli
konstruksi;
c. pelaksanaan Identifikasi potensi kerjasama peningkatan kompetensi
tenaga ahli konstruksi;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 114

(1) Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Bina
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyelenggaraan infrastruktur pada Kawasan Strategis
Provinsi;
b. pelaksanaan penyiapan rumusan/rancangan kebijakan
penyelenggaraan jasa konstruksi;
c. pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan jasa konstruksi;
d. pelaksanaan pembinaan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi.
e. pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja (SMKK);
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 6
Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan
Pasal 115

(1) Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Perencanaan,
Pembinaan dan Kelembagaan Penataan Ruang, Pemanfaatan,
Pengendalian dan Pengawasan Penataan Ruang, dan Pertanahan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penataan Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Perencanaan, Pembinaan
dan Kelembagaan Penataan Ruang; Pemanfaatan, Pengendalian dan
Pengawasan Penataan Ruang, dan Pertanahan;
b. pelaksanaan penyiapan bahan fasilitasi penyusunan dan penetapan
Rencana Tata Ruang;
c. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
d. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan pedoman bidang
Penataan Ruang;
e. pelaksanaan penyiapan bahan fasilitasi pemberian bimbingan,
supervise dan konsultasi Pelaksanaan Penataan Ruang;
f. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi Pengembangan
Sistem Informasi dan Komunikasi Penataan Ruang;
g. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi
penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat;
h. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi
pendidikan, pelatihan, penelitian, kajian dan pengembangan bidang
penataan ruang;
i. pelaksanaan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi
kelembagaan penataan ruang
j. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang;
k. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
sinkronisasi program pemanfaatan ruang;
l. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi penilaian
pelaksanaan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang;
m. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi Pemberian
Insentif dan Disentif, pengenaan sanksi dan penyelesaian sengketa
penataan ruang;
n. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengawasan penataan ruang melalui kegiatan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan;
o. penyiapan bahan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas daerah
(perbatasan) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
Kepulauan Riau;
p. penyiapan bahan fasilitasi penetapan lokasi pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dan pendelegasian penetapan lokasi ke
Pemerintah Kabupaten/Kota;
q. penyiapan bahan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas
daerah (perbatasan) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
Kepulauan Riau;
r. penyiapan bahan fasilitasi penyelesaian masalah ganti kerugian dan
santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau dan pendelegasian penetapan lokasi ke
Pemerintah Kabupaten/Kota;
s. penyiapan bahan fasilitasi penetapan subyek dan obyek redistribusi
tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah
absentee lintas daerah (Perbatasan) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
daerah Provinsi Kepulauan Riau;
t. penyiapan bahan fasilitasi penyelesaian masalah tanah kosong lintas
daerah (Perbatasan) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
Kepulauan Riau;
u. penyiapan bahan inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas
daerah (Perbatasan) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
Kepulauan Riau; dan
v. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 116

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pasal 117

(1) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas


membantu Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menjadi kewenangan Daerah
dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Perumahan, Kawasan
Permukiman, Prasarana Sarana dan Utilitas Umum (PSU);
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Perumahan, Kawasan
Permukiman, Prasarana Sarana dan Utilitas Umum (PSU);
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Perumahan, Kawasan Permukiman, Prasarana Sarana dan Utilitas
Umum (PSU);
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Perumahan,
Kawasan Permukiman, Prasarana Sarana dan Utilitas Umum (PSU);
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
d. Bidang Perumahan;
e. Bidang Kawasan Permukiman;
f. Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 118

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan keuangan;
b. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian
c. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
d. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
e. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 119

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi penyusunan bahan kebijakan teknis,
pelayanan administrasi perencanaan, keuangan dan pelaporan serta
melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
d. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
e. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
f. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
g. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
Perangkat Daerah;
i. pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan (SIRUP) pada proses Pengadaan Barang dan Jasa;
j. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 120

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta
urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan;
b. pelaksanaan pengadaan, penyaluran, penyimpanan serta pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
f. penyiapan bahan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) dan Berita
Acara Serah Terima (BAST) atas aset atau persediaan barang yang
akan dihibahkan;
g. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
h. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 2
Bidang Perumahan
Pasal 121

(1) Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait pendataan, perencanaan dan pemantauan
perumahan, penyediaan dan pembiayaan rumah umum, rumah komersil
dan rumah susun, penyediaan dan peningkatan rumah swadaya dan
rumah khusus.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perumahan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendataan, perencanaan
dan pemantauan perumahan, penyediaan dan pembiayaan rumah
umum, rumah komersil dan rumah susun, penyediaan dan
peningkatan rumah swadaya dan rumah khusus.
b. penyusunan pendataan dan perencanaan rumah umum, rumah
khusus, rumah susun, rumah swadaya, rumah negara, dan rumah
komersil;
c. pelaksanaan pendataan dan verifikasi backlog perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);
d. pelaksanaan pendataan rumah korban bencana Provinsi dan warga
masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah Provinsi;
e. penyiapan bahan pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bagi orang
atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan
perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan
menengah;
f. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
bidang perumahan;
g. pelaksanaan penyediaan rumah umum, rumah komersil, rumah
susun dan rumah negara;
h. pelaksanaan fasilitasi pembiayaan rumah umum dan rumah susun
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);
i. penyiapan bahan penyusunan kebijakan, fasilitasi dan koordinasi
terkait Penyediaan dan Pembiayaan Perumahan umum, perumahan
komersil, rumah susun dan rumah negara;
j. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
terkait rumah umum, rumah komersil, rumah susun dan rumah
negara;
k. pelaksanaan penyediaan rumah swadaya dan rumah khusus;
l. pelaksanaan fasilitasi penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) melalui bantuan stimulan perumahan;
m. pelaksanaan penyediaan dan melakukan rehabilitasi rumah layak
huni bagi korban bencana Provinsi;
n. pelaksanaan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program Pemerintah provinsi;
o. penyiapan bahan penyusunan kebijakan, fasilitasi dan koordinasi
terkait Penyediaan, Peningkatan dan Pembiayaan rumah swadaya dan
rumah khusus;
p. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
terkait rumah swadaya dan rumah khusus;
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan

Paragraf 3
Bidang Kawasan Permukiman
Pasal 122

(1) Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pendataan, perencanaan dan
pemantauan kawasan permukiman, peningkatan kualitas perumahan
dan kawasan permukiman kumuh, penataan kawasan permukiman
khusus, kawasan permukiman perbatasan dan pulau terluar.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kawasan Permukiman menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendataan, perencanaan
dan pemantauan kawasan permukiman, peningkatan kualitas
perumahan dan kawasan permukiman kumuh, penataan kawasan
permukiman khusus, kawasan permukiman perbatasan dan pulau
terluar.
b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan
dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan
permukiman perdesaan, kawasan permukiman khusus, kawasan
perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, rawan bencana, pasca
bencana, serta kawasan tertentu sesuai dengan kewenangan daerah
provinsi;
c. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
bidang Kawasan Permukiman;
d. pelaksanaan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh
sesuai kewenangan provinsi;
e. pengembangan pola kemitraan, peran masyarakat dan kearifan lokal
dalam upaya peningkatan kualitas perumahan dan kawasan
permukiman kumuh;
f. pelaksanaan penataan dan meningkatkan kualitas permukiman
perkotaan dan permukiman perdesaan;
g. pelaksanaan penataan dan pengembangan kawasan permukiman
tematik;
h. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis peningkatan kualitas
perumahan dan kawasan permukiman kumuh;
i. pelaksanaan penataan dan peningkatan kualitas pada kawasan
permukiman khusus, kawasan permukiman perbatasan dan pulau
terluar;
j. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penataan kawasan
permukiman khusus, kawasan permukiman perbatasan dan pulau
terluar;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Pasal 123

(1) Bidang Prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) mempunyai tugas
penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pendataan, perencanaan dan
pemantauan PSU, penyediaan PSU perumahan dan kawasan
permukiman perkotaan, penyediaan PSU perumahan dan kawasan
permukiman perdesaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendataan, perencanaan
dan pemantauan PSU, penyediaan PSU perumahan dan kawasan
permukiman perkotaan, penyediaan PSU perumahan dan kawasan
permukiman perdesaan
a. penyiapan standar dan pedoman PSU;
b. penyiapan bahan analisis teknis dan penyusunan rencana penyediaan
PSU perumahan dan kawasan permukiman;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembangunan dan
pengembangan PSU perumahan dan kawasan permukiman;
d. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
bidang PSU;
e. pelaksanaan pendataan dan perencanaan terkait Prasarana, Sarana,
dan Utilitas Umum (PSU);
f. pelaksanaan penyediaan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan;
g. penyiapan fasilitasi bantuan PSU rumah umum bagi MBR;
h. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan
penyediaan PSU perumahan dan kawasan permukiman perkotaan;
i. pelaksanaan penyediaan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perdesaan;
j. penyiapan fasilitasi bantuan PSU rumah susun dan rumah khusus
bagi MBR;
k. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan
penyediaan PSU perumahan dan kawasan permukiman perdesaan;
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 124

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima
Satuan Polisi Pamong Praja Dan Penanggulangan Kebakaran
Pasal 125

(1) Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai


tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di
bidang Sekretariat, Penegakan Perundang–undangan Daerah, Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat, Sumber Daya Aparatur dan
Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Kebakaran dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Penegakan Perundang–
undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,
Sumber Daya Aparatur dan Penanggulangan Kebakaran dan
Perlindungan Masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Penegakan Perundang–
undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,
Sumber Daya Aparatur dan Penanggulangan Kebakaran dan
Perlindungan Masyarakat;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Penegakan
Perundang–undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat, Sumber Daya Aparatur dan Penanggulangan Kebakaran
dan Perlindungan Masyarakat;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Penegakan
Perundang–undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat, Sumber Daya Aparatur dan Penanggulangan Kebakaran
dan Perlindungan Masyarakat;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Kebakaran terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
c. Sub Bagian Keuangan;
d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
e. Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah;
f. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan;
g. Seksi Pengawasan dan Penindakan;
h. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat;
i. Seksi Operasional dan Pengendalian;
j. Seksi Kerjasama;
k. Bidang Sumberdaya Aparatur;
l. Seksi Pelatihan Dasar;
m. Seksi Teknis Fungsional;
n. Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat;
o. Seksi Perlindungan Masyarakat;
p. Seksi Sarana, Prasarana dan Mobilisasi; dan
q. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 126

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
keuangan;
b. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
c. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
d. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
e. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan;
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 127

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi penyusunan bahan kebijakan teknis, pelayanan administrasi
perencanaan dan pelaporan serta melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
d. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
e. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan;

Pasal 128

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 129

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja dan
Penanggulangan Kebakaran mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan, pendistriusian,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 2
Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah
Pasal 130

(1) Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pembinaan dan
Penyuluhan, pengawasan dan penindakan, penyelidikan dan penyidikan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penegakan Perundang-Undangan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pembinaan dan
Penyuluhan, pengawasan dan penindakan, penyelidikan dan
penyidikan.
b. penghimpunan dan mempelajari peraturan perundang-undangan yang
berkaitan untuk melaksanakan pembinaan dan penyuluhan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
c. pelaksanaan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis Pembinaan,
Pengawasan dan Penyuluhan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah;
d. pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan terhadap
masyarakat, aparatur dan badan hukum secara persuasif di wilayah
Provinsi Kepulauan Riau;
e. pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah yang perlu penegakan hukum/mengandung
sanksi;
f. penyiapan bahan koordinasi dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah se-Provinsi Kepulauan Riau;
g. penyiapan bahan dan pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan
penyuluhan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah kepada
masyarakat, aparatur dan badan hukum se-Provinsi Kepulauan Riau;
h. penyiapan bahan dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pemahaman serta kepatuhan penerapan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
i. pelaksanaan koordinasi Peningkatan Efektifitas dalam Pelaksanaan
Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah se-Provinsi Kepulauan Riau;
j. pelaksanaan kegiatan Forum Komunikasi dan Temu Konsultasi
(FORKOMKON) terkait Pembinaan dan Penyuluhan terhadap
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Provinsi Kepulauan
Riau;
k. pelaksanaan kegiatan Kodifikasi Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Riau;
l. pelaksanaan Diseminasi Peraturan Perundang-Undangan Daerah bagi
anggota Satpol PP Provinsi Kepri;
m. penyiapan bahan dan pelaksanaan inventarisasi permasalahan
pembinaan dan penyuluhan terhadap Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
n. penyiapan bahan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan
pembinaan dan penyuluhan terhadap Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah secara berkala;
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Penegakan Perundang–Undangan Daerah terdiri atas:
a. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan; dan
b. Seksi Pengawasan dan Penindakan.

Pasal 131

(1) Seksi Penyelidikan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Penyelidikan dan
Penyidikan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Penyelidikan dan Penyidikan menyelenggarakan fungsi:
a. penerimaan laporan kejadian dari masyarakat, aparatur dan
badan hukum terkait adanya pelanggaran peraturan perundang-
undangan daerah;
b. pelaksanaan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur dan
badan hukum yang diindikasikan melakukan pelanggaran peraturan
perundang- undangan daerah;
c. pelaksanaan penyusunan Tim Sekretariat Penyidik Pegawai Negeri
Sipil yang akan melaksanakan penyelidikan dan penyidikan
pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah;
d. pelaksanaan gelar perkara sebelum melakukan penyidikan,
dalam melaksanakan penyidikan maupun saat berkas perkara akan
dikirim ke Jaksa Penuntut Umum melalui Korwas PPNS Kepolisian
Daerah;
e. pelaksanaan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur
dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan
perundang-undangan daerah;
f. pelaksanaan pengelolaan data hasil penyelidikan dan
penyidikan pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah;
g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan Korwas PPNS
Kepolisian Daerah dalam rangka penegakan peraturan perundang-
undangan daerah;
h. pelaksanaan penyusunan rumusan kebijakan teknis operasional,
fasilitasi dan pembinaan pelaksanaan tugas PPNS;
i. pelaksanaan pembinaan peningkatan dan pengembangan PPNS;
j. pelaksanaan fasilitasi pengangkatan, mutasi dan administrasi
legalitas PPNS; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 132

(1) Seksi Pengawasan dan Penindakan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pengawasan dan
Penindakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengawasan dan Penindakan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan Penindakan terhadap Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
b. pelaksanaan Penindakan Non Yustisial dan Pro Yustisial;
c. pelaksanaan Pengawasan atas Penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
d. pelaksanaan pengawasan atas penegakan hukum Non Yustisial dan
Pro Yustisial;
e. pelaksanaan koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah (FORKOPINDA) dalam penindakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
f. pelaksanaan koordinasi dengan FORKOPINDA dalam penindakan Non
Yustisial dan Pro Yustisial;
g. pelaksanaan koordinasi dengan FORKOPINDA atas pengawasan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
h. pelaksanaan koordinasi dengan FORKOPINDA atas pengawasan
penegakan Non Yustisial dan Pro Yustisial;
i. pelaksanaan kerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/Kota
dalam penindakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
j. pelaksanaan kerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/Kota dalam
penegakan hukum Non yustisial dan pro Yustisial;
k. pelaksanaan kerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/Kota dalam
pengawasan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah;
l. pelaksanaan kerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/Kota dalam
pengawasan penegakan hukum Non Yustisial dan Pro Yustisial;
m. pelaksanaan evaluasi atas penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
n. pelaksanaan evaluasi atas penegakan hukum Non Yustisial dan
Pro Yustisial;
o. pelaksanaan pembinaan atas pelanggaran hukum Non Yustisial dan
Pro Yustisial;
p. pelaporan hasil penindakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah kepada atasan;
q. pelaporan hasil penegakan hukum Non Yustisial dan Pro
Yustisial kepada atasan;
r. pelaksanaan Monitoring atas penindakan Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah kepada atasan;
s. pelaksanaan Monitoring atas penegakan hukum Non Yustisial dan Pro
Yustisial; dan
t. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
Pasal 133

(1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Operasional dan
Pengendalian, Kerjasama dan Deteksi Dini.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Operasional dan
Pengendalian, Kerjasama dan Deteksi Dini.
b. pelaksanaan sinkronisasi dengan instansi terkait Sub Koordinator
Deteksi Dini dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
program;
c. pelaksanaan mediasi dan komunikasi Deteksi Dini dalam rangka
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat;
d. pelaksanaan monitoring deteksi daerah rawan gangguan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat terdiri atas:
a. Seksi Operasional dan Pengendalian; dan
b. Seksi Kerja Sama.

Pasal 134

(1) Seksi Operasional dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Penanggulangan
Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
(2) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Operasional dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan Penangan Ganguan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat Lintas Kabupaten/Kota atau Provinsi terhadap warga
atau badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan daerah
dan peraturan kepala daerah serta produk hukum daerah lainnya;
b. pelaksanaan pengendalian masa (dalmas) dalam penanganan unjuk
rasa dan kerusuhan masa lintas Kabupaten/Kota atau Provinsi
c. pelaksanaan pengamanan dan pengawalan Gubernur, Wakil
Gubernur, Pejabat VVIP, Tamu Pemerintah Daerah dan Tamu Negara
baik secara terbuka maupun tertutup;
d. pelaksanaan patroli dalam rangka pengendalian ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
e. pelaksanaan pengendalian massa dalam rangka pengamanan unjuk
rasa;
f. pelaksanaan penertiban yang mengganggu ketertiban umum,
terhadap warga atau Badan Hukum yang melakukan pelanggaran
atas Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
g. pelaksanaan pengamanan aset-aset pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 135

(1) Seksi Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan Kerja Sama.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan kerjasama dan sinkronisasi dengan instansi terkait dan
aparat penegak hukum se-Provinsi Kepulauan Riau atau provinsi lain
dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
b. pelaksanaan kerjasama oprasional dengan instansi terkait termasuk
aparat keamanan Polri dan TNI dalam rangka penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; dan
c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Sumber Daya Aparatur
Pasal 136

(1) Bidang Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pelatihan Dasar, Teknis
Fungsional, Pembinaan dan Penindakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Sumber Daya Aparatur menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pelatihan Dasar, Teknis
Fungsional, Pembinaan dan Penindakan, Pembinaan dan Penindakan;
b. pelaksanaan monitoring dalam aspek pembinaan dan penindakan
terhadap pegawai di Lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja;
c. pelaksanaan sinkronisasi dengan bidang terkait dalam pembinaan
dan penindakan; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Sumber Daya Aparatur terdiri atas:
a. Seksi Pelatihan dasar; dan
b. Seksi Teknis Fungsional.

Pasal 137

(1) Seksi Pelatihan Dasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan Pelatihan Dasar.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelatihan Dasar menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data kebutuhan pelatihan
aparatur Satuan Polisi Pamong Praja se-Provinsi Kepulauan Riau;
b. pelaksanaan kerjasama pelatihan dasar, pendidikan dan
pengembangan sumber daya aparatur Polisi Pamong Praja;
c. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan kerjasama pendidikan calon
PPNS se-Provinsi Kepulauan Riau; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 138

(1) Seksi Teknis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Teknis Fungsional.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Teknis Fungsional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan analisis kebutuhan teknis fungsional aparatur
Polisi Pamong Praja; dan
b. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 139

(1) Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait Satuan Perlindungan Masyarakat, Sarana, Prasarana dan
Mobilisasi, Penanggulangan Kebakaran.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Satuan Perlindungan
Masyarakat, Sarana, Prasarana dan Mobilisasi, Penanggulangan
Kebakaran.
b. pelaksanaan pendataan dan pemantauan meliputi ruang lingkup
kebakaran hutan, Gedung perkantoran dan rumah masyarakat di
Kabupaten/Kota Se – Provinsi Kepulauan Riau;
c. pelaksanaan komunikasi, bimbingan dan penyuluhan penguatan
peran serta masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat terdiri
atas:
a. Seksi Perlindungan Masyarakat; dan
b. Seksi Sarana, Prasarana dan Mobilisasi.
Pasal 140

(1) Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Satuan Perlindungan
Masyarakat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penghimpunan, pengolahan, penyajian data dan informasi
Perlindungan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau;
b. peningkatan kapasitas anggota Perlindungan Masyarakat se-
Provinsi Kepulauan Riau; dan
c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 141

(1) Seksi Sarana, Prasarana dan Mobilisasi mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Seksi Sarana, Prasarana
dan Mobilisasi
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Sarana, Prasarana dan Mobilisasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pendataan dan pemantauan sarana dan prasarana
Perlindungan Masyarakat se- Provinsi Kepulauan Riau
b. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, pembinaan, mobilisasi dan
pengawasan Perlindungan Masyarakat se- Provinsi Kepulauan Riau;
dan
c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 142

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam
Dinas Sosial
Pasal 143

(1) Dinas Sosial mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan


urusan Pemerintahan di bidang sosial yang menjadi kewenangan Daerah
dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pemberdayaan Sosial,
Rehabilitasi Sosial, Penanganan Fakir Miskin dan Perlindungan
Korban Bencana;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pemberdayaan Sosial,
Rehabilitasi Sosial, Penanganan Fakir Miskin dan Perlindungan
Korban Bencana;
b. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pemberdayaan Sosial, Rehabilitasi Sosial, Penanganan Fakir Miskin
dan Perlindungan Korban Bencana;
c. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pemberdayaan
Sosial, Rehabilitasi Sosial, Penanganan Fakir Miskin dan
Perlindungan Korban Bencana;
d. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
e. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
f. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Sosial Terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
d. Bidang Pemberdayaan Sosial;
e. Bidang Rehabilitasi Sosial;
f. Bidang Penanganan Fakir Miskin;
g. Bidang Perlindungan Korban Bencana;
h. Unit Pelayanan Teknis Daerah;dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 144

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
h. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
i. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
j. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 145

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan


pengendalian, perbendaharaan, pengelolaan administrasi dan
pertanggungjawaban keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 146

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan,
Organisasi tata laksana, dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan Inventarisasi dan Pengelolaan Aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Sosial mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pemberdayaan Sosial
Pasal 147

(1) Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait Pemberdayaan Perorangan dan Keluarga,
Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial,
Kepahlawan, keperintisan, kesetiakawanan dan Restorasi Sosial.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pemberdayaan Perorangan
dan Keluarga, Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengelolaan Sumber
Dana Sosial, Kepahlawan, keperintisan, kesetiakawanan dan Restorasi
Sosial.
b. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pekerja sosial, pekerja sosial
masyarakat,tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, serta tenaga
kesejahteraan;
c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta pemantauan
dan evaluasi pemberdayaan sosial Perorangan dan Keluarga;
d. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
dan unit peduli keluarga;
e. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat/pusat kesejahteraan sosial, karang taruna, dan Lembaga
kesejahteraan sosial;
f. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi penerbitan izin pengumpulan sumbangan;
g. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi penerbitan izin penyelenggaraan undian
gratis berhadiah;
h. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi penggalian potensi nilai Kepahlawanan,
Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial;
i. pelaksanaan pengelolaan taman makam pahlawan nasional provinsi;
j. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi tanggung jawab badan usaha terhadap
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Rehabilitasi Sosial
Pasal 148

(1) Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia,
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
dan Korban Perdagangan Orang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Rehabilitasi Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Rehabilitasi Sosial Anak
dan Lanjut Usia, Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas,
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang.
b. pelaksanaan Kebijakan, Pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan pelayanan sosial anak balita
serta pengangkatan anak antar Warga Negara Indonesia dan
pengangkatan anak oleh orang tua tunggal;
c. pelaksanaan Kebijakan, Pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak
terlantar;
d. pelaksanaan Kebijakan, Pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak
berhadapan dengan hukum;
e. pelaksanaan Kebijakan, Pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak yang
memerlukan perlindungan khusus;
f. pelaksanaan Kebijakan, Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial lanjut usia;
g. pelaksanaan Kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaan
rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia;
h. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas fisik dan sensoris;
i. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas mental dan intelektual;
j. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial
Gelandangan, pengemis, bekas warga binaan lembaga
pemasyarakatan, korban perdagangan orang dan korban tindak
kekerasan di dalam panti dan/atau lembaga;
k. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang
rehabilitasi sosial eks tuna susila di dalam panti dan/atau lembaga;
l. pelaksanaan pengelolaan data pelayanan sosial orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada
Kementerian Sosial;
m. pelaksanaan pengelolaan data pelayanan sosial korban
penyalahgunaan NAPZA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan
kepada Kementerian Sosial;
n. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan
pemantauan serta evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaan
rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang di dalam
pantidan/atau lembaga;
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Penanganan Fakir Miskin
Pasal 149

(1) Bidang Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Bantuan Sosial Kesejahteran
Keluarga, Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, Bantuan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penanganan Fakir Miskin menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Bantuan Sosial
Kesejahteraan Keluarga, Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial, Bantuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat.
b. pelaksanaan pengumpulan dan pengelolahan data dan informasi
Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga;
e. pelaksanaan pengumpulan dan pengelolahan data dan informasi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial;
f. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial;
g. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial;
h. pelaksanaan pengumpulan dan pengelolahan data dan informasi
Bantuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;
i. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Bantuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;
j. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Bantuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 5
Bidang Perlindungan Korban Bencana
Pasal 150

(1) Bidang Perlindungan Korban Bencana mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Penyediaan dan Sandang,
Penanganan Khusus bagi Kelompok Rentan,Pelayanan Dukungan
Psikososial.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perlindungan Korban Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Penyediaan dan Sandang,
Penanganan Khusus bagi Kelompok Rentan,Pelayanan Dukungan
Psikososial.
b. pelaksanaan pengumpulan dan pengelolahan data dan informasi
Penyediaan Permakanan dan Sandang;
c. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian Seksi Penyediaan Permakanan dan Sandang;
d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
Seksi Penyediaan Permakanan dan Sandang;
e. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian Seksi Penanganan Khusus bagi Kelompok Rentan;
f. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
Sub Koordinator Penanganan Khusus bagi Kelompok Rentan;
g. pelaksanaan fasilitas, bimbingan teknis, pengawasan, dan
pengendalian program Pelayanan Dukungan Psikososial;
h. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
secara terpadu dan konfrehensif guna optimalisasi keberlangsungan
program Pelayanan Dukungan Psikososial;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 151

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Pasal 152

(1) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Kualitas Hidup
Perempuan, Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan Hak Perempuan dan
Perlindungan Khusus Anak, dan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Kualitas Hidup
Perempuan, Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan Hak Perempuan dan
Perlindungan Khusus Anak, dan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Kualitas
Hidup Perempuan, Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan Hak
Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak, dan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Kualitas Hidup
Perempuan, Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan Hak Perempuan dan
Perlindungan Khusus Anak, dan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Kualitas Hidup Perempuan;
d. Bidang Pemenuhan Hak Anak;
e. Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak;
f. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 153

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 154

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Kualitas Hidup Perempuan
Pasal 155

(1) Bidang Kualitas Hidup Perempuan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pengarusutamaan Gender,
Pemberdayaan Perempuan dan penguatan kelembagaan kualitas hidup
perempuan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kualitas Hidup Perempuan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengarusutamaan Gender,
Pemberdayaan Perempuan dan penguatan kelembagaan kualitas
hidup perempuan.
b. pelaksanaan pemetaan Pengarusutamaan Gender dan pelaksanaan
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender;
c. penyiapan upaya advokasi, sosialisasi, edukasi tentang
Pengarusutamaan Gender dan pelaksanaan Perencanaan
Penganggaran Responsif Gender;
d. pengumpulan dan pemanfaatan data terpilah gender dan anak;
e. pelaksanaan koordinasi dan penguatan jejaring pelaksanaan
pemberdayaan perempuan;
f. pelaksanaan peningkatan kapasitas serta pendampingan dalam upaya
pemberdayaan perempuan;
g. pelaksanaan upaya penguatan kelembagaan pemberdayaan
perempuan;
h. pelaksanaan koordinasi dan penguatan jejaring pelaksanaan
pemberdayaan perempuan bidang ekonomi;
i. pelaksanaan peningkatan kapasitas serta pendampingan dalam upaya
pemberdayaan perempuan terhadap iklim usaha bidang ekonomi;
j. pelaksanaan upaya penguatan kelembagaan pemberdayaan
perempuan bidang ekonomi;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pemenuhan Hak Anak
Pasal 156

(1) Bidang Pemenuhan Hak Anak mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pemenuhan Hak Anak,
Kualitas Keluarga dan Penguatan Kelembagaan Pemenuhan Hak Anak.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemenuhan Hak Anak menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pemenuhan Hak Anak,
Kualitas Keluarga dan Penguatan Kelembagaan Pemenuhan Hak
Anak;
b. pelaksanaan fasilitasi dan sosialisasi kebijakan terkait perlindungan
khusus anak;
c. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
perlindungan anak, lembaga penyedia layanan anak pada lembaga
pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha;
d. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait perlindungan khusus anak;
e. pelaksanaan fasilitasi dan sosialisasi kebijakan terkait Pemenuhan
Hak Anak Bidang Kualitas Keluarga;
f. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
perlindungan anak, lembaga penyedia layanan anak pada lembaga
pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha;
g. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait Pemenuhan Hak Anak Bidang
Kualitas Keluarga;
h. pelaksanaan fasilitasi dan sosialisasi kebijakan terkait Penguatan
Kelembagaan Pemenuhan Hak Anak;
i. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
perlindungan anak, lembaga penyedia layanan anak pada lembaga
pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha;
j. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait Penguatan Kelembagaan
Pemenuhan Hak Anak
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak
Pasal 157

(1) Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Koordinasi
Layanan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Penguatan
Kelembagaan Perlindungan Perempuan dan Anak
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pencegahan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak, Koordinasi Layanan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak, Penguatan Kelembagaan
Perlindungan Perempuan dan Anak.
b. pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi dan koordinasi kebijakan terkait
Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak;
c. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait Pencegahan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak;
d. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
Perlindungan Hak Perempuan dari Kekerasan Dalam rumah Tangga
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang pada lembaga pemerintah, non
pemerintah dan dunia usaha;
e. pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi dan koordinasi kebijakan terkait
Koordinasi Layanan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak;
f. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait Koordinasi Layanan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak;
g. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
dalam Ketenagakerjaan dan Situasi Khusus pada lembaga
pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha;
h. pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi dan koordinasi kebijakan terkait
Penguatan Kelembagaan Perlindungan Perempuan dan Anak;
i. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan terkait Penyediaan Data;
j. pelaksanaan pemberdayaan, penguatan dan pengembangan lembaga
Partisipasi Masyarakat dalam perlindungan hak perempuan;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pasal 158

(1) Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
b. pelaksanaan pemetaan pengendalian penduduk tingkat provinsi
kepulauan riau;
c. pelaksanaan analisis parameter pengendalian penduduk;
d. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan di tingkat provinsi;
e. pelaksanaan sosialisasi, advokasi, KIE dan peningkatan kapasitas
terkait pengendalian penduduk;
f. pelaksanaan desain program pelaksanaan advokasi, Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) serta pembinaan terkait keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi;
g. pelaksanaan penguatan jejaring, pendampingan dan peningkatan
kapasitas pengelolaan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
bagi stakeholder dan organisasi kemasyarakatan;
h. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
masyarakat tingkat Provinsi dalam pembangunan keluarga;
i. pengelolaan pelaksanaan design program pembangunan keluarga
melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 159

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pasal 160

(1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Tenaga Kerja
dan Transmigrasi yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan Hubungan
Industrial, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Pengawasan
Ketenagakerjaan, Transmigrasi, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan Hubungan
Industrial, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Pengawasan
Ketenagakerjaan, Transmigrasi, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Pembinaan
Hubungan Industrial, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja,
Pengawasan Ketenagakerjaan, Transmigrasi, Unit Pelaksana Teknis
Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pembinaan
Hubungan Industrial, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja,
Pengawasan Ketenagakerjaan, Transmigrasi, Unit Pelaksana Teknis
Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial;
d. Seksi Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial;
e. Seksi Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial;
f. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja;
g. Seksi Pelatihan dan Produktivitas;
h. Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
i. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan;
j. Seksi Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan
Anak;
k. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
l. Bidang Transmigrasi;
m. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
n. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 161

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. penyusunan dokumen perencanaan tenaga kerja makro dan mikro;
j. pengkoordinasian pengukuran indeks pembangunan ketenagakerjaan;
k. pelaksanaan pengelolaan data dan informasi terkait evaluasi kinerja
urusan ketenagakerjaan dan transmigrasi;
l. penyusunan dokumen evaluasi terhadap seluruh kegiatan bidang
teknis maupun unit pelaksana teknis dinas;
m. penyusunan dokumen laporan realisasi capaian program dan kegiatan
dinas secara berkala maupun tahunan;
n. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
o. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
p. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
q. penyiapan bahan dan penyusunan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan keuangan;
r. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi anggaran;
s. penginventarisasian penatausahaan dan penyiapan bahan evaluasi
pelaksanaan anggaran;
t. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan tata usaha keuangan serta
bimbingan teknis pengelolaan keuangan dinas;
u. pelaksanaan monitoring penyerapan anggaran pembangunan dan
rutin;
v. menyusun administrasi gaji dan tunjangan pegawai;
w. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
x. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 162

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan ketatausahaan, surat-menyurat,
kearsipan dan pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan kehumasan, rumah tangga dan aset;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analis kepegawaian;
e. pelaksanaan pengelolaan kegiatan kehumasan, keprotokolan, jaringan
dokumentasi dan informasi secara offline dan online;
f. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
g. pelaksanaan penatausahaan, pemanfaatan dan pengamanan barang
milik negara/daerah;
h. pelaksanaan penatausahaan kepegawaian, pengembangan karir,
membina disiplin pegawai dan prestasi kerja;
i. pelaksanaan dan mengkoordinasikan penyusunan rencana
kebutuhan barang Unit (RKBU) dan rencana pemeliharaan barang
Unit (RPBU);
j. pengoordinasian dan penyusunan dokumen penataan organisasi dan
tata laksana;
k. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
l. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pembinaan Hubungan Industrial
Pasal 163

(1) Bidang Pembinaan Hubungan Industrial mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Kelembagaan
dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Pembinaan Hubungan Industrial menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Kelembagaan dan
Pemasyarakatan Hubungan Industrial.
b. pelaksanaan pembinaan kelompok masyarakat atau stakeholders
Hubungan Industrial;
c. pelaksanaan pembinaan dan pendampingan Lembaga Kerja Sama
Tripartit;
d. pelaksanaan pembentukan, pembinaan dan pendampingan atau
pengembangan lembaga hubungan industrial;
e. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan kelembagaan
dan pemasyarakatan hubungan industrial;
f. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi serta perumusan kebijakan
teknis sesuai dengan lingkup;
g. pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan kepada organisasi pekerja
dan organisasi pengusaha;
h. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi terhadap organisasi
pekerja/serikat pekerja dan organisasi pengusaha;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pembinaan Hubungan Industrial terdiri dari:
a. Seksi Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial; dan
b. Seksi Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Pasal 164

(1) Seksi Syarat Kerja, Pengupahan, dan Jaminan Sosial mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Syarat Kerja,
Pengupahan, dan Jaminan Sosial.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Syarat Kerja, Pengupahan, dan Jaminan Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi syarat kerja dan kesejahteraan
pekerja di perusahaan;
b. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi pengupahan, THR, service
charge serta struktur dan skala upah di perusahaan;
c. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi jaminan sosial (kesehatan
kerja, kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pensiun) di
perusahaan;
d. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi proses pembahasan dan
penetapan serta mensosialisasikan upah minimum yang telah
ditetapkan;
e. pelaksanaan pembinaan dan pengesahan serta pencatatan Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 165

(1) Seksi Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis Pencegahan dan
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Penyelesaian
Perselisihan Tenaga Kerja;
b. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi mekanisme Pencegahan
Perselisihan Hubungan Industrial;
c. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi mekanisme penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial di luar pengadilan Hubungan
Industrial;
d. pelaksanaan pembinaan, evaluasi dan pendataan jumlah mediator;
e. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi terkait atau
organisasi pekerja dan perusahaan, baik kepolisisan dan Pengadilan
Hubungan Industrial dalam pencegahan perselisihan Hubungan
Industrial sesuai dengan lingkungan tugasnya;
f. pelaksanaan koordinasi penyelesaian perselisihan Hubungan
Industrial melalui mekanisme Pengadilan Hubungan Industrial; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
Pasal 166

(1) Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Data, Informasi
Pasar Kerja dan Kerjasama
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Data,Informasi Pasar Kerja
dan Kerjasama
b. penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program
pengembangan informasi pasar kerja online/ bursa kerja online;
c. pelaksanaan kegiatan jobfair/pasar kerja;
d. pelaksanaan dan penyiapan bahan pengumpulan dan pengolahan
informasi pasar kerja yang dihimpun dari kabupaten/kota;
e. penyiapan bahan laporan informasi pasar kerja bulanan, triwulan dan
tahunan;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pelatihan dan Penempatan Kerja terdiri dari:
a. Seksi Pelatihan dan Produktifitas; dan
b. Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Pasal 167

(1) Seksi Pelatihan dan Produktifitas mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pelatihan dan
Produktifitas.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pelatihan dan Produktifitas menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis peningkatan
produktivitas dan pelaksanaan sertifikasi;
b. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi Penyelenggaraan standarisasi
sertifikasi dan pemagangan tenaga kerja;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan pelatihan
pemagangan;
d. penyiapan bahan pembinaan pemagangan pada perusahaan di dalam
negeri maupun program pemagangan keluar negeri;
e. penyiapan bahan inventarisasi, pembinaan dan pembentukan Forum
Komunikasi Jejaring Pemagangan;
f. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja di bidang pelatihan dan
produktivitas tingkat provinsi dan kabupaten/kota;
g. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi Penyelenggaraan standarisasi
sertifikasi dan pemagangan tenaga kerja;
h. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan pelatihan
pemagangan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 168

(1) Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan
pengawasan penempatan dan perluasan kesempatan kerja;
b. penyiapan proses izin pendirian kantor cabang PPTKIS di Daerah;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja;
d. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 169

(1) Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pembinaan dan Penegakan
Hukum Ketenagakerjaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengawasan Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pembinaan dan Penegakan
Hukum Ketenagakerjaan
b. penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang tenaga pengawas ketenagakerjaan dan tata laksana, lembaga
dan sarana pengawasan ketenagakerjaan, pemeriksaan norma
ketenagakerjaan dan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan dan keselamatan dan
kesehatan kerja;
c. penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang tenaga pengawas ketenagakerjaan dan tata laksana, lembaga
dan sarana pengawasan ketenagakerjaan, pemeriksaan norma
ketenagakerjaan dan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan dan keselamatan dan
kesehatan kerja;
d. pelaksanaan kegiatan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta
evaluasi dan pelaporan di bidang Jabatan Fungsional Pengawas
Ketenagakerjaan;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dari:
a. Seksi Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan
Anak; dan
b. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pasal 170

(1) Seksi Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengawasan Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan Pengawasan Norma
Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak;
b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria Pengawasan
Norma Kerja, Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi Pengawasan Norma Kerja,
Jaminan Sosial, Perempuan dan Anak; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 171

(1) Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan perumusan dan pelaksanan kebijakan
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria Pengawasan
Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
c. penyiapan rencana pelaksanaan pengawasan pemeriksaan dan
pengujian sarana keselamatan dan kesehatan kerja;
d. pemrosesan penerbitan Surat Keterangan (SUKET) kelayakan
penggunaan sarana keselamatan dan kesehatan kerja;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi, di bidang pengawasan
norma mekanik, pesawat uap dan bejana tekanan, kontruksi,
bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran, kesehatan kerja,
ergonomi, lingkungan kerja dan bahan berbahaya, serta kelembagaan,
keahlian dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3); dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Transmigrasi
Pasal 172

(1) Bidang Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait Penyiapan Kawasan dan Pengembangan
Pemukiman Transmigrasi, dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Penyiapan Kawasan dan
Pengembangan Pemukiman Transmigrasi, dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi.
b. pelaksanaan kegiatan penyediaan areal, penyiapan surat keputusan
pencadangan areal, rencana kapling pengukuran lahan dan
pengurusan hak atas tanah;
c. pengurusan pencadangan areal dan pelepasan kawasan hutan untuk
diterbitkan surat keputusan pencadangan areal;
d. perencanaan dan pemograman penyediaan areal dan menyiapkan
rekomendasi Gubernur untuk penetapan rencana kawasan
transmigrasi oleh Menteri;
e. penginventarisiran dan penyelesaian permasalahan lahan transmigrasi
baik dengan masyarakat maupun kawasan hutan;
f. penyiapan bahan-bahan penyelesaian status tanah dan sertifikasi
lahan permukiman transmigrasi;
g. pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
h. pelaksanaan inventarisasi dan pelaksanaan pendataan permasalahan
yang berkaitan dengan lingkungan di lokasi permukiman transmigrasi;
i. penyusunan rencana dan program penataan lingkungan lokasi
permukiman transmigrasi;
j. pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya Pemantauan
Lingkungan di lokasi permukiman transmigrasi;
k. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait dalam
rangka pengelolaan dan pemantauan lingkungan permukiman
transmigrasi;
l. pengendalian Rumah Transmigran, Jamban Keluarga (RTJK) dan
fasilitas umum;
m. pelaksanaan koordinasi kegiatan penyusunan kerja sama antara
Kabupaten daerah penerima transmigran dan Kabupaten atau Provinsi
pengirim transmigran;
n. pelaksanaan bimbingan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat transmigrasi dalam meningkatkan produksi;
o. penyiapan petunjuk teknis dan prosedur pembinaan pengembangan
usaha ekonomi di kawasan transmigran;
p. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan dalam rangka peningkatan
produksi dan pengolahan hasil produksi di kawasan transmigrasi;
q. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan pengembangan usaha tani dan
usaha ekonomi non pertanian;
r. penyiapan petunjuk teknis dan prosedur kerja di bidang sosial budaya
di kawasan transmigrasi;
s. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sosial budaya
transmigrasi sehingga terpenuhi pelayanan sosial budaya di kawasan
transmigrasi;
t. pelaksanaan pembinaan kegiatan keagamaan, urusan pendidikan,
kesehatan dan keluarga berencana;
u. pelaksanaan pengadaan dan penyaluran kebutuhan bantuan catu
pangan transmigran;
v. pelaksanaan pembinaan adaptasi lingkungan sehingga terwujud
hubungan harmonis antar penduduk pendatang dengan penduduk
setempat;
w. pelaksanaan penyuluhan, bimbingan dan pembentukan kelembagaan
ekonomi non koperasi dan pembinaan kemitraan;
x. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan

Pasal 173

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesembilan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa,
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pasal 174

(1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kependudukan dan


Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan
urusan Pemerintahan di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan
urusan di bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Administrasi
Pemerintahan Desa dan Penataan Desa, Pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Kerjasama Desa, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dan Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan dan Pemanfaatan Data;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Administrasi
Pemerintahan Desa dan Penataan Desa, Pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Kerjasama Desa, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dan Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan dan Pemanfaatan Data;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Administrasi Pemerintahan Desa dan Penataan Desa, Pemberdayaan
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kerjasama Desa, Kependudukan
dan Pencatatan Sipil dan Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan dan Pemanfaatan Data;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Administrasi
Pemerintahan Desa dan Penataan Desa, Pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Kerjasama Desa, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dan Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan dan Pemanfaatan Data;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Penataan dan Kerjasama Desa;
d. Bidang Administrasi Pemerintahan Desa;
e. Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
f. Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 175

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 176

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia dan perlengkapan rumah tangga.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Kependudukan dan Pencatatan Sipil mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Penataan dan Kerjasama Desa
Pasal 177

(1) Bidang Penataan dan Kerjasama Desa mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Penataan Desa, Peningkatan
Prasarana dan Sarana Pelayanan Pemerintahan Desa dan Kerjasama
Desa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penataan dan Kerjasama Desa menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait penataan desa, peningkatan
prasarana dan sarana pelayanan pemerintahan desa dan kerjasama
desa;
b. pelaksanaan fasilitasi kelembagaan Desa;
c. pelaksanaan fasilitasi Kabupaten/Kota dan Desa dalam rangka
Penataan Desa;
d. pelaksanaan penyediaan Prasarana dan Sarana Pelayanan
Pemerintahan Desa;
e. pelaksanaan fasilitasi kerjasama antar Desa lintas Kabupaten/Kota;
f. pelaksanaan fasilitasi kerjasama Desa dengan pihak ketiga;
g. pelaksanaan fasilitasi pembangunan kawasan perdesaan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Administrasi Pemerintahan Desa
Pasal 178

(1) Bidang Administrasi Pemerintahan Desa mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pembinaan Kewenangan Desa,
Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Lembaga Pemerintahan Desa,
Perkembangan dan Inovasi Desa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penataan dan Kerjasama Desa menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembinaan kewenangan
desa, peningkatan kapasitas aparatur dan lembaga pemerintahan
desa, perkembangan dan inovasi desa.
b. pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Wali kota yang Mengatur
Desa;
c. pelaksanaan Pembinaan Manajemen Pemerintahan Desa dan Fasilitasi
Penyusunan Produk Hukum Desa;
d. pelaksanaan Penugasan Urusan/Kewenangan Provinsi yang
dilaksanakan oleh Desa;
e. pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penetapan Pengaturan BUM
Desa Kabupaten/Kota dan Lembaga Kerjasama antar Desa;
f. pelaksanaan fasilitasi Penetapan dan Penegasan Batas Desa;
g. pelaksanaan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa, Pengelolaan Aset
Desa, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;
h. pelaksanaan Fasilitasi Pembinaan Aparatur Pemerintah Desa dan
Peningkatan Kapasitas Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD);
i. pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan atas Penetapan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam
Pembiayaan Desa;
j. pelaksanaan fasilitasi Pembinaan Laporan Kepala Desa;
k. pelaksanaan Fasilitasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
l. pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengawasan Pembangunan Desa;
m. pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Desa serta Lomba Desa dan
Kelurahan;
n. pelaksanaan Fasilitasi Pelaksanaan Profil Desa dan Kelurahan,
Pencatatan Data dan Informasi mengenai Pemerintahan Desa di
Kabupaten/Kota;
o. pelaksanaan pembinaan percepatan pembangunan Desa melalui
bantuan keuangan, bantuan pendampingan dan bantuan teknis;
p. pelaksanaan fasilitasi Pengembangan Inovasi Desa dan Pekan Inovasi
Perkembangan Desa;
q. pelaksanaan fasilitasi pemantauan dan Evaluasi Penyaluran Dana
Desa; dan
r. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa
Pasal 179

(1) Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait peningkatan
kapasitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan, pengembangan
usaha ekonomi masyarakat dan pemanfaatan teknologi tepat guna,
peningkatan peran lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait peningkatan kapasitas
lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan, pengembangan usaha
ekonomi masyarakat dan pemanfaatan teknologi tepat guna,
peningkatan peran lembaga kemasyarakatan desa/Kelurahan.
b. Pelaksanaan fasilitasi penataan, pemberdayaan dan pendayagunaan
kelembagaan kemasyarakatan Desa/Kelurahan (RT, RW, PKK,
Posyandu, LPM dan Karang Taruna);
c. pelaksanaan peningkatan kapasitas kelembagaan lembaga
kemasyarakatan desa/Kelurahan (RT, RW, PKK, Posyandu, LPM dan
Karang Taruna);
d. pelaksanaan fasilitasi pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan
pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan asli desa;
e. pemberian bimbingan, pembinaan dan penguatan kapasitas lembaga
ekonomi desa/badan usaha milik desa/badan usaha milik desa
bersama dan usaha ekonomi masyarakat;
f. pelaksanaan fasilitasi pemerintah desa dalam pemanfaatan teknologi
tepat guna
g. pelaksanaan pengelolaan data dan informasi, pemetaan pemanfaatan
sumber daya alam dan Teknologi Tepat Guna;
h. pelaksanaan pembinaan dan penguatan Posyantek dan Posyantekdes;
i. pelaksanaan fasilitasi bulan bhakti gotong royong masyarakat;
j. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan ketentraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat Desa/Kelurahan;
k. pelaksanaan fasilitasi tim penggerak PKK dalam penyelenggaraan
gerakan pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan keluarga; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pasal 180

(1) Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi dan pemanfaatan data
kependudukan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendaftaran penduduk,
pencatatan sipil, pengelolaan informasi dan pemanfaatan data
kependudukan.
b. pelaksanaan monitoring terhadap pelayanan Pendaftaran
Kependudukan;
c. pelaksanaan evaluasi terhadap Penetapan Kebijakan Teknis di Bidang
Pendaftaran Penduduk berdasarkan Kebijakan Nasional;
d. melakukan monitoring terhadap Pendataan Penduduk Non Permanen
dan Rentan Administrasi Kependudukan Lintas Kabupaten/Kota
dalam satu Provinsi;
e. pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan Penataan Tata Kelola
Pelaksanaan Pendaftaran Penduduk Skala Provinsi;
f. pelaksanaan fasilitasi Pemanfaatan Data Peristiwa Kependudukan;
g. pelaksanaan evaluasi terhadap Penyusunan Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, Pengendalian dan Penyusunan
Pelaporan Adminduk terkait Pendaftaran Penduduk;
h. pelaksanaan fasilitasi terkait Pendaftaran Penduduk;
i. memfasilitasi penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi
terkait Pendaftaran Penduduk;
j. pelaksanaan fasilitasi terhadap penyelenggaraan komunikasi,
Informasi dan Edukasi kepada Pemangku Kepentingan dan
Masyarakat terkait Pendaftaran Penduduk;
k. pelaksanaan Koordinasi berkala Antar Lembaga Pemerintah dan
Lembaga Non Pemerintah Kewenangan Provinsi terkait Pendaftaran
Penduduk;
l. pelaksanaan fasilitasi pemberian konsultasi, pembinaan dan
pengawasan terkait Pendaftaran Penduduk;
m. pelaksanaan monitoring terhadap Pelayanan Pencatatan Sipil;
n. pelaksanaan evaluasi terhadap Penetapan Kebijakan Teknis di Bidang
Pencatatan Sipil berdasarkan Kebijakan Nasional;
o. pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan Penataan Tata Kelola
Pelaksanaan Pencatatan Sipil Skala Provinsi;
p. pelaksanaan evaluasi Pemanfaatan Data atas Peristiwa Penting;
q. pelaksanaan fasilitasi pelayanan Bidang Pencatatan Sipil di
Kabupaten/Kota;
r. pelaksanaan evaluasi terhadap Penyusunan Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, Pengendalian dan Penyusunan
Pelaporan Adminduk terkait Pencatatan Sipil;
s. pelaksanaan fasilitasi terkait Pencatatan Sipil di Provinsi;
t. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan
Sosialisasi terkait Pencatatan Sipil;
u. pelaksanaan fasilitasi terhadap penyelenggaraan komunikasi,
Informasi dan Edukasi kepada Pemangku Kepentingan dan
Masyarakat terkait Pencatatan Sipil;
v. pelaksanaan Koordinasi berkala Antar Lembaga Pemerintah dan
Lembaga Non Pemerintah Kewenangan Provinsi terkait Pencatatan
Sipil;
w. pelaksanaan fasilitasi pemberian konsultasi, pembinaan dan
pengawasan terkait penyelenggaraan pencatatan sipil;
x. pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan Penataan Pengelolaan
Informasi Administrasi Kependudukan;
y. pelaksanaan evaluasi terhadap penyusunan Tata Cara Perencanaan,
Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, Pengendalian dan Penyusunan
Pelaporan Adminduk terkait Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan;
z. pelaksanaan evaluasi terhadap Penyusunan Tata Cara Pengelolaan
Data Kependudukan yang bersifat Data Perseorangan, Data Agregat
dan Data Pribadi di Provinsi dan Kabupaten/Kota;
aa. pelaksanaan fasilitasi terkait Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan;
bb. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan
sosialisasi terkait Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan;
cc. pelaksanaan fasilitasi terhadap penyelenggaraan komunikasi,
Informasi dan Edukasi kepada Pemangku Kepentingan dan
Masyarakat;
dd. pelaksanaan koordinasi berkala antar Lembaga Pemerintah dan
Lembaga Non Pemerintah Kewenangan Provinsi;
ee. pelaksanaan fasilitasi dan mengevaluasi Penyelenggaraan
Pemanfaatan Data Kependudukan;
ff. pelaksanaan fasilitasi Kerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan
dan Perguruan Tinggi;
gg. pelaksanaan fasilitasi pemberian konsultasi, pembinaan dan
pengawasan terkait Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan;
hh. pelaksanaan fasilitasi Penyediaan Profil Kependudukan;
ii. pelaksanaan fasilitasi Penyediaan Data Kependudukan Provinsi;
jj. pelaksanaan fasilitasi Penyusunan Profil Data Perkembangan dan
Proyeksi Kependudukan serta kebutuhan yang lain; dan
kk. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.
Pasal 181

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesepuluh
Dinas Perhubungan
Pasal 182

(1) Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau mempunyai tugas


membantu Gubernur Kepulauan Riau melaksanakan urusan
pemerintahan Bidang Perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah
dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, Angkutan Perairan, Kepelabuhanan, Unit Pelaksana Teknis
Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang bidang Sekretariat, Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Angkutan Perairan, Kepelabuhanan, Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang bidang Sekretariat,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Angkutan Perairan, Kepelabuhanan,
Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Angkutan Perairan, Kepelabuhanan, Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Perhubungan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
d. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan;
f. Seksi Angkutan Jalan dan Terminal;
g. Bidang Angkutan Perairan;
h. Seksi Badan Usaha dan Angkutan Perairan;
i. Seksi Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan;
j. Bidang Kepelabuhanan;
k. Seksi Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi;
l. Seksi Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan;
m. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
n. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 183

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
Perencanaan dan Keuangan;
b. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
c. pelaksanaan koordinir akuntabilitas kinerja dan reformasi birokrasi
perangkat daerah;
d. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
e. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 184

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi penyusunan bahan kebijakan teknis, pelayanan administrasi
perencanaan dan pelaporan serta melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan, penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
d. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, bahan laporan
keterangan pertanggungjawaban, dan bahan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah lingkup Perangkat Daerah;
e. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
g. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
h. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
i. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 185

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan
dan pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan dinas perhubungan mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 186

(1) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas Dan Keselamatan Jalan, Angkutan Jalan dan Teminal, Sarana
dan Prasarana Lalu Lintas Jalan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas Dan Keselamatan Jalan, Angkutan Jalan dan Teminal,
Sarana dan Prasarana Lalu Lintas Jalan;
b. pelaksanaan inventarisasi aset terkait sarana dan prasarana lalu
lintas jalan;
c. penyusunan perencanaan kebutuhan perlengkapan jalan di jalan
Provinsi;
d. pelaksanaan kegiatan penyediaan perlengkapan jalan di jalan
Provinsi;
e. pelaksanaan penyusunan perencanaan kebutuhan perawatan
perlengkapan jalan di jalan Provinsi;
f. pelaksanaan perawatan perlengkapan jalan di jalan Provinsi;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terkait sarana dan prasarana lalu
lintas jalan;
h. pelaksanaan penyusunan bahan tindakLanjut laporan hasil
pemeriksaan terkait sarana dan prasarana lalu lintas jalan;
i. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan terkait sarana dan prasarana lalu lintas jalan;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.
(3) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdiri dari:
a. Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan; dan
b. Seksi Angkutan Jalan dan Terminal.

Pasal 187

(1) Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Keselamatan Lalu Lintas Jalan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi dan
menyelenggarakan penilaian dokumen analisis dampak lalu lintas
(ANDALALIN)
b. pelaksanaan dan pengawasan operasional lalu lintas dan parkir pada
kegiatan peringatan hari besar agama, nasional dan hari besar lainnya
di pemerintah Provinsi Kepulauan Riau;
c. penelitian, pengolahan dan analisis penanganan manajemen dan
rekayasa lalu lintas serta daerah rawan kecelakaan lalu lintas dan
angkutan jalan di jalan Provinsi;
d. pelaksanaan penyusunan kajian teknis pemanfaatan jembatan
penyeberangan orang dan bahu jalan di ruas jalan Provinsi;
e. pelaksanaan inventarisasi aset pada seksi Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas dan Keselamatan Jalan;
f. penyiapan bahan perjanjian dan/atau kerjasama atas pemanfaatan
aset atau kegiatan pada Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan
Keselamatan Jalan;
g. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada seksi
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan;
h. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pada seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan
Jalan;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 188

(1) Seksi Angkutan Jalan dan Terminal mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Angkutan Jalan dan
Terminal.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Angkutan Jalan dan Terminal menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan inventarisasi aset pada seksi Angkutan Jalan dan
Terminal;
b. penyusunan rencana induk dan rencana umum jaringan lalu lintas
dan angkutan jalan Provinsi;
c. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis angkutan dalam
trayek dan tidak dalam trayek;
d. pelaksanaan penyiapan bahan dan memproses pertimbangan teknis
terkait angkutan sewa khusus, kendaraan orang dan barang;
e. pelaksanaan pengembangan pemaduan moda, terminal dan angkutan
barang;
f. pelaksanaan evaluasi bahan usulan tarif angkutan sewa khusus,
angkutan orang dalam trayek dan angkutan orang tidak dalam trayek
serta angkutan barang;
g. pelaksanaan evaluasi bahan usulan retribusi angkutan sewa khusus,
angkutan orang dalam trayek dan angkutan orang tidak dalam trayek
serta angkutan barang dan terminal;
h. pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha angkutan sewa khusus,
angkutan orang dalam trayek dan angkutan orang tidak dalam trayek
serta angkutan barang dan terminal kepada kepala bidang;
i. penyiapan bahan kebijakan dan perencanaan pengembangan
transportasi perkeretaapian dan sejenis dalam Provinsi;
j. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengembangan intellegent
transport system (ITS) di wilayah Provinsi;
k. pelaksanaan bahan kebijakan, pengembangan dan evaluasi terminal
penumpang tipe B;
l. penyiapan dokumen kajian teknis perubahan dokumen kendaraan
angkutan orang dan barang;
m. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pada seksi Angkutan Jalan dan Terminal;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Angkutan Perairan
Pasal 189

(1) Bidang Angkutan Perairan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait Badan Usaha dan Angkutan Perairan,
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan Pelayaran dan
Angkutan Pelayaran Rakyat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Angkutan Perairan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Badan Usaha dan Angkutan
Perairan, Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan
Pelayaran dan Angkutan Pelayaran Rakyat.
b. penyiapan koordinasi, sinkronisasi, perumusan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pelaksanaannya terkait Angkutan Pelayaran dan Angkutan Pelayaran
Rakyat;
c. pelaksanaan evaluasi, analisis dan pelaporan pelaksanaan Angkutan
Pelayaran dan Angkutan Pelayaran Rakyat;
d. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi Angkutan Pelayaran dan
Angkutan Pelayaran Rakyat;
e. pelaksanaan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporkan
pelaksanaan kebijakan terkait Angkutan Pelayaran dan Angkutan
Pelayaran Rakyat;
f. pelaksanaan analisis dan perhitungan tarif angkutan pelayaran untuk
penumpang kelas ekonomi pada lintas pelayaran antar daerah
Kabupaten/Kota dalam daerah Provinsi
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Angkutan Perairan terdiri dari:
a. Seksi Badan Usaha dan Angkutan Perairan; dan
b. Seksi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan.

Pasal 190

(1) Seksi Badan Usaha dan Angkutan Perairan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Badan Usaha Angkutan
Perairan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Badan Usaha dan Angkutan Perairan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta evaluasi dan pelaporan di bidang perizinan usaha angkutan laut
bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah dan beroperasi
pada lintas pelabuhan antar daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah
daerah Provinsi;
b. pemberian rekomendasi perizinan angkutan laut dan usaha jasa
terkait bongkar muat barang, jasa pengurusan transportasi, angkutan
perairan pelabuhan, penyewaan peralatan angkutan laut atau
peralatan jasa terkait dengan angkutan laut, tally mandiri dan depo
peti kemas pelabuhan antar daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah
Provinsi;
c. pelaksanaan analisis/kajian untuk persetujuan/perizinan usaha
angkutan laut bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah dan
beroperasi pada lintas pelabuhan antar daerah Kabupaten/Kota
dalam wilayah daerah Provinsi;
d. pelaksanaan evaluasi dan pengawasan perizinan badan usaha jasa
pengusahaan terkait bongkar muat di pelabuhan, jasa pengurusan
transportasi dan penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan
serta jasa terkait dengan angkutan laut, tally mandiri;
e. pelaksanaan evaluasi bahan usulan retribusi perizinan angkutan laut
dan usaha jasa terkait bongkar muat barang, jasa pengurusan
transportasi, angkutan perairan pelabuhan, penyewaan peralatan
angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut, tally
mandiri dan depo peti kemas pelabuhan antar daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi;
f. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pada seksi Badan Usaha dan Angkutan Perairan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 191

(1) Seksi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan koordinasi, sinkronisasi, perumusan kebijakan serta
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pelaksanaannya di lingkungan Seksi Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan;
b. pelaksanaan evaluasi, analisis dan pelaporan pelaksanaan Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan di lingkungan Seksi Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan;
c. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan di lingkungan Seksi Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan;
d. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan melaksanaan kebijakan
di seksi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Kepelabuhanan
Pasal 192

(1) Bidang Kepelabuhanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan
pelaporan terkait Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi,
Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan, Pengelolaan Perairan di Luar
Pelabuhan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kepelabuhanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pembangunan Pelabuhan,
Pengerukan dan Reklamasi, Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan,
Pengelolaan Perairan di Luar Pelabuhan.
b. pelaksanaan penyusunan rencana program kegiatan terkait
pengelolaan perairan diluar pelabuhan;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait pengelolaan wilayah
perairan provinsi diluar pelabuhan yang digunakan untuk kegiatan
usaha pelayaran;
d. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan terkait pengelolaan perairan
diluar pelabuhan yang digunakan untuk kegiatan usaha pelayaran;
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan terkait
pengelolaan wilayah perairan provinsi diluar pelabuhan yang
digunakan untuk kegiatan usaha pelayaran;
f. penyiapan dokumen naskah kajian teknis pemanfaatan ruang untuk
areal perairan terminal khusus, rekomendasi pemanfaatan perairan
terhadap kegiatan usaha lain di perairan di luar pelabuhan,
rekomendasi penetapan lokasi terminal khusus;
g. penyiapan inventarisasi sarana, prasarana dan fasilitas terminal
khusus, alur pelayaran, daerah lingkungan kerja pelabuhan (DLKr) dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan (DLKp) di wilayah Provinsi;
h. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
terkait pengelolaan perairan di luar pelabuhan;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Kepelabuhanan terdiri dari:
a. Seksi Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi; dan
b. Seksi Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan.

Pasal 193

(1) Seksi Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan rencana program kegiatan pada Seksi Pembangunan
Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi, pelabuhan pengumpan
regional;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait sarana dan prasarana
kepelabuhanan, pengerukan dan reklamasi, pelabuhan pengumpan
regional;
c. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan terkait sarana dan
prasarana kepelabuhanan, pengerukan dan reklamasi, pelabuhan
pengumpan regional;
d. penyiapan bahan monitoring evaluasi dan pelaporan pada seksi
Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi yang meliputi
pembangunan, pengembangan dan rehabilitasi pelabuhan serta
pengerukan dan reklamasi di pelabuhan pengumpan regional dan
pelabuhan penyeberangan antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi;
e. penyiapan dokumen naskah kajian teknis pembangunan dan
pengembangan pada pelabuhan pengumpan regional, pembangunan
pelabuhan penyeberangan, penetapan lokasi dumping area,dan
pengerjaan pengerukan diwilayah perairan pelabuhan pengumpan
regional dan pelabuhan penyeberangan antar kabupaten/kota dalam
provinsi;
f. pelaksanaan perencanaan, monitoring dan evaluasi keselamatan
pelayaran di pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan
penyeberangan antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi;
g. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pada seksi Pembangunan Pelabuhan, Pengerukan dan Reklamasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 194

(1) Seksi Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan pada seksi Pengoperasian dan
Pengelolaan Pelabuhan;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan pada seksi Pengoperasian dan
Pengelolaan Pelabuhan;
c. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan pada seksi Pengoperasian
dan Pengelolaan Pelabuhan.
d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pada seksi
Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan yang meliputi
pengoperasian dan pengelolaan pelabuhan pengumpan regional dan
pelabuhan penyeberangan antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi serta
terminal untuk kepentingan sendiri dan terminal khusus di wilayah
Provinsi;
e. penyiapan dokumen naskah kajian teknis manajemen kerjasama
dalam pengoperasian pelabuhan di pelabuhan pengumpan regional,
pengoperasian pelabuhan selama 24 jam untuk pelabuhan
pengumpan regional dan pelabuhan penyeberangan, rekomendasi
atau penetapan DLKr/DLKp pelabuhan dalam wilayah Provinsi,
pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) di dalam
DLKr/DLKp pelabuhan pengumpan regional,
f. penyiapan bahan usulan rekomendasi atau penetapan rencana induk
pelabuhan dalam wilayah Provinsi;
g. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
pada seksi Pengoperasian dan Pengelolaan Pelabuhan;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 195

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesebelas
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Pasal 196

(1) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengolahan sampah, Limbah B3
dan Kajian Dampak Lingkungan, Tata Kelola Kehutanan dan
Pemanfaatan Hasil Hutan, Konservasi Pemberdayaan Masyarakat dan
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengolahan sampah,
Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan, Tata Kelola Kehutanan
dan Pemanfaatan Hasil Hutan, Konservasi Pemberdayaan Masyarakat
dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup,
Pengolahan sampah, Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan, Tata
Kelola Kehutanan dan Pemanfaatan Hasil Hutan, Konservasi
Pemberdayaan Masyarakat dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengolahan sampah,
Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan, Tata Kelola Kehutanan
dan Pemanfaatan Hasil Hutan, Konservasi Pemberdayaan Masyarakat
dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup;
d. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kajian Dampak
Lingkungan;
e. Bidang Tata Kelola Kehutanan dan Pemanfaatan Hasil Hutan;
f. Bidang Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat, Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 197

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala Perangkat Daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. Pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah
c. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
e. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
f. penyiapan bahan bahan terkait ketatalaksanaan;
g. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup Perangkat Daerah;
h. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
i. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
k. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
l. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
m. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
n. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
o. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 198

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah
tangga dan aset;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan iventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran iventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
iventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 199

(1) Bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian
kerusakan dan pemeliharaan lingkungan hidup dan inventarisasi RPPLH
dan KLHS.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pengendalian pencemaran
lingkungan hidup, pengendalian kerusakan dan pemeliharaan
lingkungan hidup dan inventarisasi RPPLH dan KLHS.
b. pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, pesisir dan laut;
c. pelaksanaan sarana prasarana pemantauan lingkungan (laboratorium
lingkungan);
d. pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan, penanggulangan
kerusakan lingkungan, dan pemulihan kerusakan lingkungan;
e. pelaksanaan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan secara lestari,
dan pencadangan sumber daya alam;
f. pelaksanaan upaya mitigasi, adaptasi perubahan iklim, inventarisasi
GRK, penyusunan profil emisi GRK, pemantauan dan pengawasan
pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati;
g. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam
RPJP dan RPJM, penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung
dan daya tampung lingkungan, sinkronisasi RLPLH Nasional dan
Ekoregion;
h. pelaksanaan fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan
KLHS dan pembinaan penyelenggaraan KLHS;
i. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan
Pasal 200

(1) Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait pengelolaan sampah, pengelolaan limbah B3, dan Kajian Dampak
Lingkungan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pengelolaan sampah,
pengelolaan limbah B3, dan Kajian Dampak Lingkungan.
b. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan
akhir sampah di TPA/TPST Regional, pengangkutan pengolahan dan
pemrosesan akhir bila terjadi kondisi khusus;
c. pelaksanaan perizinan bagi pengumpul limbah B3, perizinan
pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut roda 3 (tiga)
dilakukan lintas Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi, perizinan
penimbunan limbah B3 dilakukan lintas Kabupaten/Kota dalam
wilayah Provinsi, pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan,
pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah B3;
d. penyiapan sarana prasarana pengolahan sampah dan pengolahan
limbah B3;
e. pelaksanaan koordinasi penyusunan instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL,
izin lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);
f. pelaksanaan Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan
UKL/UPL) dan proses izin lingkungan;
g. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Unit
Pelaksana Teknis Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Tata Kelola Kehutanan dan Pemanfaatan Hasil Hutan
Pasal 201

(1) Bidang Tata Kelola Kehutanan dan Pemanfaatan Hasil Hutan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Tata
hutan dan penggunaan kawasan hutan, pengelolaan hasil hutan,
pemasaran dan PNBP, dan pemanfaatan kawasan hutan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Tata Kelola Kehutanan dan Pemanfaatan Hasil Hutan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Tata hutan dan
penggunaan kawasan hutan, pengelolaan hasil hutan, pemasaran dan
PNBP, dan pemanfaatan kawasan hutan.
b. penyiapan bahan koordinasi, bimbingan teknis dan evaluasi terhadap
penatagunaan hutan, penyusunan, pelaksanaan rencana pengelolaan
hutan yang dilaksanakan oleh KPHP dan atau KPHL;
c. penyiapan bahan pengembangan promosi, investasi, kerja sama dan
kemitraan, kelembagaan KPH serta sistem informasi tata hutan KPHP
dan atau KPHL;
d. penyiapan bahan penyusunan rencana kehutanan tingkat provinsi
dan neraca sumber daya hutan provinsi;
e. penyiapan bahan pemberian perubahan status, fungsi hutan,
perubahan status dari lahan menjadi kawasan hutan, dan pengunaan
serta tukar menukar kawasan hutan di wilayah Provinsi ;
f. penyiapan bahan penilaian dan evaluasi perizinan industri primer
hasil hutan bukan kayu dengan kapasitas produk < 6000 m³/tahun,
dan perizinan industri primer hasil hutan bukan kayu di wilayah
Provinsi;
g. penyiapan bahan pengendalian, pengawasan sumber bahan baku,
penatausahaan, peredaran pengolahan hasil hutan kayu dari industri
primer hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu di wilayah
Provinsi;
h. penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian penatausahaan hasil
hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil hutan, dan tertib peredaran
hasil hutan di Provinsi;
i. penyiapan bahan penilaian dan evaluasi perizinan usaha pemanfaatan
kawasan, jasa lingkungan kecuali pemanfaatan penyimpan selain
karbon, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil
hutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu pada Hutan
Produksi di wilayah Provinsi;
j. penyiapan bahan pemberian pertimbangan teknis izin dan
perpanjangan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan
Produksi di wilayah Provinsi;
k. penyiapan bahan pemberian teknis penyusunan dan penetapan
rencana kerja usaha pemanfaatan hutan, izin pemanfaatan kayu
(IPK), dan izin koridor di wilayah Provinsi;
l. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat,Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pasal 202

(1) Bidang Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat, Penegakan Hukum


Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pengelolaan DAS, Rehabilitasi
Hutan dan Lahan, pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan, dan
perlindungan dan penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat,Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pengelolaan DAS,
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, pemberdayaan masyarakat dan
penyuluhan, dan perlindungan dan penegakan hukum lingkungan
hidup dan kehutanan.
b. penyiapan bahan penyusunan, penetapan rencana, pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan DAS di wilayah
Provinsi;
c. penyiapan bahan pembentukan forum pengelolaan DAS, Penyuluhan
dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan DAS, dan
pembangunan sistem informasi pengelolaan DAS di wilayah Provinsi;
d. penyiapan bahan rencana Pengelolaan Rehabiltasi di Lahan (RPRL)
dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL) di luar kawasan
hutan negara dan pelaksanaan rehabilitasi lahan di luar kawasan
hutan negara di wilayah Provinsi;
e. penyiapan bahan pelaksanaan rehabilitasi lahan melalui penghijauan,
penerapan teknik konservasi tanah dan air, serta rehabilitasi lahan di
kawasan bergambut, mangrove dan pantai/pesisir di wilayah Provinsi;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan dan
pemberdayaan di bidang kehutanan;
g. penyiapan bahan penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penguatan
kelembagaan penyuluhan, penyusunan program dan materi
penyuluhan di bidang kehutanan;
h. penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
penyuluhan di bidang kehutanan;
i. penyiapan bahan pemberdayaan masyarakat, pengembangan
kelompok tani hutan dan kelembagaan usaha;
j. penyiapan bahan fasilitasi dan pendampingan pengusulan penetapan
areal kerja perhutanan sosial dan pengembangan perhutanan sosial
(HKm, HTR, HD, dan kemitraan) dan penyusunan dan penetapan
rencana kerja kegiatan perhutanan sosial;
k. pelaksanaan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan, izin
perlindungan, pengelolaan lingkungan dan kehutanan, pengawasan
tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi penerima izin lingkungan,
izin perlindungan, pengelolaan lingkungan, pembinaan dan
pengawasan terhadap Petugas Pengawas Lingkungan Hidup Daerah;
l. pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, penyidikan perkara pelanggaran
lingkungan hidup, penanganan barang bukti dan penanganan hukum
pidana secara terpadu;
m. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 203

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Belas


Dinas Komunikasi dan Informatika
Pasal 204

(1) Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Komunikasi
dan Informatika, Statistik, Persandian dan Kehumasan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi.
(2) Dinas Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengelolaan dan Layanan
Informasi Publik, Komunikasi dan Kehumasan, Layanan E-
Government dan Teknologi Informasi Komunikasi serta Statistik dan
Persandian;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengelolaan dan
Layanan Informasi Publik, Komunikasi dan Kehumasan, Layanan E-
Government dan Teknologi Informasi Komunikasi serta Statistik dan
Persandian;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pengelolaan dan Layanan Informasi Publik, Komunikasi dan
Kehumasan, Layanan E-Government dan Teknologi Informasi
Komunikasi serta Statistik dan Persandian;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pengelolaan
dan Layanan Informasi Publik, Komunikasi dan Kehumasan, Layanan
E-Government dan Teknologi Informasi Komunikasi serta Statistik dan
Persandian; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Komunikasi dan Informatika terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Keuangan;
d. Bidang Pengelolaan dan Layanan Informasi Publik;
e. Bidang Komunikasi dan Kehumasan;
f. Bidang Layanan E-Government dan Teknologi Informasi Komunikasi;
g. Bidang Statistik dan Persandian; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 205

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoorinasikan bidang-
bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan
jangka panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri dari:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Pasal 206

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


pengelolaan, pengendalian, perbendaharaan dan pertanggungjawaban
keuangan.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 207

(1) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pengelolaan dan Layanan Informasi Publik
Pasal 208

(1) Bidang Pengelolaan dan Layanan Informasi Publik mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pengelolaan
Opini Publik, Pengelolaan Informasi Publik, dan Layanan Informasi
Publik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengelolaan dan Layanan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengelolaan Opini Publik,
Pengelolaan Informasi Publik, dan Layanan Informasi Publik.
b. pelaksanaan monitoring opini dan aspirasi publik;
c. pelaksanaan manajemen komunikasi krisis;
d. pelaksanaan monitoring informasi berbasis agenda prioritas
pemerintah daerah;
e. pelaksanaan layanan informasi publik untuk implementasi
Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
f. pelaksanaan layanan pengaduan masyarakat di provinsi;
g. pelaksanaan fungsi PPID dalam menyelesaikan sengketa informasi
publik di daerah;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Komunikasi dan Kehumasan
Pasal 209

(1) Bidang Komunikasi dan Kehumasan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pengelolaan Media
Komunikasi Publik, Kehumasan dan Hubungan Media, dan Sumber Daya
Komunikasi Publik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Komunikasi dan Kehumasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengelolaan Media
Komunikasi Publik, Kehumasan dan Hubungan Media, dan Sumber
Daya Komunikasi Publik.
b. pelaksanaan perencanaan komunikasi publik;
c. pelaksanaan pengelolaan konten dan perencanaan media
komunikasi publik;
d. pelaksanaan pengelolaan saluran komunikasi publik;
e. pelaksanaan penyelenggaraan diseminasi pesan di media;
f. pelaksanaan pelayanan komunikasi dan diseminasi informasi melalui
media elektronik televisi meliputi kegiatan produksi dan penayangan
informasi kepada masyarakat;
g. pelaksanaan penyelenggaraan media komunikasi publik milik
pemerintah daerah;
h. pelaksanaan evaluasi penggunaan media komunikasi publik;
i. pelaksanaan dan penyelenggaraan siaran pers;
j. pelaksanaan pengelolaan ruang pers;
k. pelaksanaan konferensi pers, kunjungan pers, pertemuan
dengan pimpinan redaksi,dan liputan media;
l. pelaksanaan peliputan dan dokumentasi;
m. pelaksanaan penguatan kapasitas Sumber Daya Komunikasi Publik;
n. perencanaan dan pelaksanaan workshop, lokakarya, bimtek,
pelatihan, atau bentuk lainnya sesuai dengan kebutuhan;
o. pelaksanaan kemitraan dengan pemangku kepentingan;
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Layanan E-Government dan Teknologi Informasi Komunikasi
Pasal 210

(1) Bidang Layanan E-Goverment dan Teknologi Informasi Komunikasi


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait Tata Kelola dan Pengembangan Ekosistem E-Government,
Pengembangan Aplikasi, dan Infrastruktur dan Teknologi Informasi
Komunikasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Layanan E-Goverment dan Teknologi Informasi Komunikasi
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Tata Kelola dan
Pengembangan Ekosistem E-Government, Pengembangan Aplikasi, dan
Infrastruktur dan Teknologi Informasi Komunikasi.
b. penyelenggaraan layanan pengembangan business process
reengineering pelayanan di lingkungan pemerintah dan non
pemerintah (Stakeholder Smart Province);
c. penyelenggaraan dan penyediaan ekosistem bagi terselenggaranya
smart province;
d. penyusunan Rencana Induk SPBE, Arsitektur SPBE dan Peta Rencana
SPBE;
e. pelaksanaan Reviu Rencana Induk SPBE, Arsitektur SPBE, dan Peta
Rencana SPBE;
f. penyelenggaraan layanan penyediaan sarana pengendalian smart
province;
g. penyelenggaraan pengelolaan dan layanan nama domain dan sub
domain bagi lembaga, pelayanan publik dan kegiatan yang ditetapkan
oleh pemerintah;
h. pelaksanaan pembinaan teknis terhadap pengelolaan portal dan situs
web organisasi perangkat daerah;
i. pelaksanaan Government Chief Information Officer (GCIO);
j. penyusunan program kerja Government Chief Information Officer
(GCIO);
k. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan SPBE;
l. penyelenggaraan layanan pengembangan aplikasi umum dan aplikasi
khusus yang terintegrasi;
m. pelaksanaan layanan pembangunan dan pemeliharaan aplikasi
umum dan aplikasi khusus;
n. pelaksanaan fasilitasi layanan rekomendasi dan monitoring
Pengembangan Aplikasi Kepemerintahan dan layanan publik;
o. penyelenggaraan sistem penghubung layanan pemerintah daerah;
p. penyelenggaraan layanan pengembangan dan penyelenggaraan
Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC);
q. penyelenggaraan keterhubungan Data Center (DC) pemerintah daerah
dengan Data Center nasional;
r. penyelenggaraan layanan pengembangan dan inovasi TIK dalam
implementasi E-Government;
s. penyelenggaraan layanan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dalam pengelolaan infrastruktur dan teknologi
informasi, government cloud computing;
t. penyelenggaraan layanan pengelolaan akses internet pemerintah
dan publik;
u. penyelenggaraan sistem komunikasi jaringan intra pemerintah
daerah;
v. penyelenggaraan koordinasi bidang komunikasi dan informatika
dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota lain, dunia usaha, lembaga luar negeri, dan lembaga
resmi lainnya;
w. pengelolaan sistem komunikasi jaringan intra pemerintah daerah;
x. penyelenggaraan Pendaftaran Sistem Elektronik Pemerintah Daerah;
y. penyelenggaraan audit TIK, aplikasi, dan pengamanan SPBE;
z. penyelenggaraan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi
pemerintah daerah;
aa. penyelenggaraan manajemen SPBE;
bb. penyelenggaraan layanan interkoneksi jaringan intra pemerintah;
cc. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Statistik dan Persandian
Pasal 211

(1) Bidang Statistik dan Persandian mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pengelola Data Statistik,
Keamanan Informasi E-Government dan Persandian, dan Pengelolaan
Data dan Sistem Informasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Statistik dan Persandian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengelola Data Statistik,
Keamanan Informasi E-Government dan Persandian, dan Pengelolaan
Data dan Sistem Informasi;
b. pemeriksaan kesesuaian data yang disampaikan oleh produsen data
tingkat daerah sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia;
c. penyebarluasan data dan metadata di portal Satu Data Indonesia;
d. pembantuan pembina data tingkat daerah dalam membina produsen
data tingkat daerah;
e. pengkoordinasian dan pengelolaan kegiatan statistik regional tingkat
Provinsi baik survei statistik sektoral dan kompilasi statistik
sektoral;
f. penyelenggaraan layanan monitoring trafik elektronik dan
layanan insiden keamanan informasi;
g. penyelenggaraan layanan peningkatan kapasitas sumber
daya manusia di bidang keamanan informasi;
h. penyelenggaraan layanan keamanan informasi pada sistem
elektronik pemerintah daerah;
i. penyelenggaraan pelaksanaan audit keamanan TIK;
j. penyelenggaraan layanan penyediaan sarana keamanan
komunikasi pemerintah;
k. penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi
pemerintah provinsi;
l. pelaksanaan penetapan pola hubungan komunikasi sandi;
m. penyelenggaraan layanan Manajemen data informasi E-Government;
n. pelaksanaan interoperabilitas (pertukaran data);
o. penyelenggaraan layanan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia Pengelolaan Data dan Sistem Informasi; dan
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 212

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Belas


Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pasal 213

(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Perindustrian
dan Perdagangan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat,
Pembangunan Sumber Daya Industri, Pemberdayaan Industri,
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Pengembangan
Perdagangan Luar Negeri;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembangunan
Sumber Daya Industri, Pemberdayaan Industri, Pengembangan
Perdagangan Dalam Negeri, Pengembangan Perdagangan Luar
Negeri;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pembangunan Sumber Daya Industri, Pemberdayaan Industri,
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Pengembangan
Perdagangan Luar Negeri;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pembangunan
Sumber Daya Industri, Pemberdayaan Industri, Pengembangan
Perdagangan Dalam Negeri, Pengembangan Perdagangan Luar
Negeri;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh Gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri;
d. Bidang Pemberdayaan Industri;
e. Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri;
f. Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 214

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala Perangkat Daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait perencanaan dan evaluasi,
umum dan kepegawaian;
b. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program kegiatan
dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang
perangkat daerah;
c. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
d. penyiapan bahan dan penyusunan terkait ketatalaksanaan;
e. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup Perangkat Daerah;
f. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
h. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
i. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
j. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
k. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
l. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 215

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, pengembangan sumber
daya manusia, rumah tangga dan perlengkapan dan evaluasi kinerja
ASN serta pengelolaan barang dan aset.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. menyiapkan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mulai
dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri
Pasal 216

(1) Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri mempunyai tugas


memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
pembangunan sumber daya alam dan sumber daya manusia Industri,
Pengawasan dan Pengendalian Industri, Pengembangan Teknologi dan
Informasi Industri.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Bidang
Pembangunan Sumber Daya Industri mempunyai menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembangunan sumber daya
alam dan sumber daya manusia Industri, Pengawasan dan
Pengendalian Industri, Pengembangan Teknologi dan Informasi
Industri.
b. penyiapan dan penyusunan Rencana Kegiatan Pembangunan dan
Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang
menjadi urusan pemerintah daerah (Menyusun Proyeksi Kebutuhan
sumber daya manusia Industri, Peta Jalan Kompetensi sumber daya
manusia Industri di Provinsi Kepri, Rencana Pembangunan Industri
Provinsi, Masterplan/Study Kelayakan Pembangunan Industri;
c. penyusunan dan penyiapan pemetaan kelayakan dan ketersediaan
sumber daya alam potensial dalam mendorong meningkatkan
pertumbuhan industri dan kontribusi industri berbasis sumber daya
alam di Provinsi Kepri;
d. penyusunan dan penyiapan perumusan strategi kebijakan teknis
pemerataan pertumbuhan industri melalui kajian pemetaan
pengembangan sumber daya alam industri berbasis perwilayahan
meliputi Pengembangan dan Penyebaran industri dalam mendorong
pertumbuhan, pengembangan dan promosi investasi industri melalui
pengembangan Kawasan Industri, Kawasan Industri Halal serta
pembangunan industri pendukung (Sentra/Kawasan industri kecil
dan menengah);
e. penyusunan dan penyiapan perumusan strategi kebijakan teknis
pembinaan dan pengembangan Tata Kelola Industri dan Tata Kelola
Pengelolaan Sentra Industri yang baik (Good Governance) serta
investasi industri dalam mendorong pengembangan dan pertumbuhan
industri;
f. penyusunan dan penyiapan konsep kerjasama antara pemerintah
daerah, Dunia Usaha, Dunia Industri dan Pemerintah Pusat dalam
meningkatkan Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Industri di Provinsi Kepri melalui Perjanjian Kerjasama dan
Kesepakatan Bersama;
g. penyusunan dan penyiapan perumusan strategi kebijakan teknis
dalam mendorong pembinaan peningkatan daya saing industri melalui
penyusunan Dokumen Manajemen Mutu Industri dalam mendorong
upaya penjaminan mutu produk industri di Provinsi Kepri;
h. penyusunan dan penyiapan perumusan strategi kebijakan teknis
dalam mendorong pembinaan peningkatan kapabilitas pelaku industri
dalam meningkatkan kuantitas hasil produksi, manajemen produksi
serta mendorong peningkatan kerjasama antara industri baik dalam
penyediaan kebutuhan bahan baku industri (raw material vendor)
maupun sub
i. pelaksanaan Monitoring terhadap Rencana Pembangunan Industri
Provinsi, strategi pengembangan dan penyebaran industri (Wilayah
Pusat Pertumbuhan Industri, Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan
Industri dan Sentra Industri), pelaksanaan manajemen mutu dan
peningkatan kapabilitas pelaku usaha industri;
j. pelaksanaan Monitoring pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
sumber daya manusia industri (Vokasi Industri) di Provinsi Kepri;
k. penyiapan Kajian dan analisa teknis kebijakan penumbuhan dan
pengembangan industri di daerah dalam mendukung kebijakan
substitusi impor dan perlindungan bahan baku industri dalam
mendorong peningkatan daya saing dan nilai tambah industri dan
peningkatan
l. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi, kebijakan pengembangan dan
penumbuhan industri berbasis sumber daya alam dan penyediaan
dan peningkatan kompetensi tenaga kerja industri di daerah;
m. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perjanjian
kerjasama dan administrasi kerja sama dalam bidang Pengawasan
dan Pengendalian Industri;
n. penyusunan dan penyiapan bahan kerja sama di bidang Pengawasan
dan Pengendalian Industri;
o. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pemberian fasilitasi
pemenuhan komitmen perizinan berupa verifikasi teknis untuk IUI
dan IPUI, serta pemeriksaan lapangan IUIKI dan IPKI yang menjadi
kewenangan Provinsi,
p. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan kepatuhan usaha dan
melaksanakan pembinaan industri yang izinnya dikeluarkan oleh
pemerintah provinsi
q. pelaksanaan koordinasi dan konsultasi fasilitasi pemenuhan
komitmen perolehan IUI, IPUI, IUKI dan IPKI kewenangan provinsi
dalam sistem informasi industri nasional (SIINAS) yang terintegrasi
dalam sistem pelayanan perijinan secara elektronik;
r. pelaksanaan koordinasi dan konsultasi terhadap Fasilitasi Kerjasama
Pengawasan dan Pengendalian Industri
s. penyelengaraan pengawasan dan monitoring dalam lingkup Sub
Koordinator Pengawasan dan Pengendalian Industri;
t. pelaksanaan rekapitlasi IUI, IPUI, IUKI dan IPKI kewenangan provinsi
yang diterbitkan dalam 1 tahun sebelum tahun berjalan;
u. pelaksanaan inventarisasi peraturan sektoral berlaku dan komitmen
usaha yang diatur di dalamnya, untuk setiap bidang usaha yang
terdapat dalam IUI, IPUI, IUKI dan IPKI kewenangan provinsi yang
telah terekapitulasi dalam 1 tahun sebelum tahun berjalan;
v. pelaksanaan pemeriksaan dokumen dan/atau observasi lapangan,
dalam rangka untuk memastikan pemenuhan komitmen usaha oleh
perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri dengan
penerbitan IUI, IPUI, IUKI dan IPKI kewenangan provinsi dalam 1
tahun sebelum tahun berjalan;
w. pelaksanaan evaluasi pemenuhan komitmen usaha oleh perusahaan
industri dan perusahaan kawasan industri dengan penerbitan IUI,
IPUI, IUKI dan IPKI kewenangan provinsi dalam 1 tahun sebelum
tahun berjalan dan melaksanakan tindak lanjut kegiatan evaluasi
pemenuhan komitmen usaha dari perusahaan industri dan
perusahaan kawasan industri dengan penerbitan IUI, IPUI, IUKI dan
IPKI kewenangan provinsi dalam 1 tahun sebelum tahun berjalan,
melalui kegiatan pengendalian perizinan usaha bidang industri berupa
pembinaan dan/atau pemberian sanksi menurut kewenangan provinsi
sesuai peraturan perundang-undangan;
x. pelaksanaan fasilitasi Pengumpulan Data yang dilakukan dengan
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis untuk Pengumpulan Data
Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri, dan
Koordinasi dengan Instansi dan Institusi Penyedia Data untuk Data
Lain terkait dengan sektor industri; Institusi Penyedia Data untuk
data lain terkait dengan sektor industri;
y. pelaksanaan pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, kesimpulan,
atau narasi analisis yang memiliki arti atau makna tertentu yang
bermanfaat bagi pengguna;
z. pelaksanaan analisa data dan telaahan lebih lanjut dari pengolahan
data dengan menggunakan analisis kualitatif maupun kuantitatif,
menggunakan pemodelan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis;
aa. pelaksanaan diseminasi dan Publikasi Data Informasi dan Analisis
Industri Provinsi melalui SIINas adalah kegiatan menerbitkan dan
menyebarluaskan Informasi dan Analisis Industri Provinsi yang
disajikan di SIINas;
bb. pelaksanaan Koordinasi dan fasilitasi pengembangan Teknologi
Industri yang ramah lingkungan, efektif dan efisien dalam
meningkatkan produktifitas Industri
cc. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pengembangan Sistem Informasi
Industri dalam mendukung pengambilan keputusan dan kebijakan
pengembangan industri;
dd. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan Teknologi Industri
dan Sistem Informasi Industri; dan
ee. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pemberdayaan Industri
Pasal 217

(1) Bidang Pemberdayaan Industri mempunyai tugas memimpin dan


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pembangunan
Industri kecil dan menengah, pengembangan kreativitas dan inovasi,
dan fasilitasi industri.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Bidang
Pemberdayaan Industri mempunyai menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembangunan Industri
kecil dan menengah, pengembangan kreativitas dan inovasi, dan
fasilitasi industri;
b. penyusunan bahan perumusan dan Penyusunan Rencana, Program
dan Anggaran di Sub Koordinator Pembangunan Industri Kecil dan
Menengah;
c. pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi dan pelaksanaan
Pembangunan Industri Kecil dan Menengah dengan pemerintah
pusat dan Kabupaten/Kota;
d. pelaksanaan fasilitasi promosi dan pameran terkait industri kecil
dan menengah di dalam dan/atau luar negeri;
e. pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi dan pelaksanaan
Pengembangan Kreativitas dan Inovasi dengan pemerintah pusat
dan Kabupaten/Kota;
f. pelaksanaan fasilitasi promosi dan pameran terkait Pengembangan
Kreativitas dan Inovasi di dalam dan/atau luar negeri;
g. pelaksanaan fasilitasi pelaku industri dalam pengurusan Hak atas
kekayaan
h. pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi dan pelaksanaan Fasilitasi
Industri dengan pemerintah pusat dan Kabupaten/Kota; intelektual
dan/atau sejenisnya;
i. pelaksanaan fasilitasi promosi dan pameran terkait Fasilitasi
Industri di dalam dan/atau luar negeri;
j. pelaksanaan fasilitasi pelaku industri dalam pengurusan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dan/atau sejenisnya;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Pasal 218

(1) Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas


memimpin dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait sarana, Pelaku distribusi dan P3DN, Perlindungan Konsumen dan
Tertib Niaga, serta Pengendalian barang kebutuhan pokok dan penting.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait sarana, Pelaku distribusi
dan P3DN, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, serta
Pengendalian barang kebutuhan pokok dan penting.
b. pelaksanaan pembinaan, sosialisasi dan pengembangan pelaku
perdagangan, pelaku distribusi perdagangan, P3DN, bantuan sarana
bagi pelaku usaha sektor perdagangan, memfasilitasi pengusulan DAK
dan TP sarana distribusi Provinsi/Kabupaten/Kota, melakukan
Monitoring dan Evaluasi sarana distribusi perdagangan dan
peningkatan akses pasar produk dalam negeri
c. penyusunan rekomendasi untuk penerbitan PGAPT SPPGRAP
d. pelaksanaan identifikasi pelaku usaha mikro kecil menengah dan
pengembangan produk daerah di sektor perdagangan untuk promosi
produk daerah dan misi dagang lokal;
e. penyusunan program dan kegiatan pengawasan barang beredar dan
jasa serta Pengawasan Perdagangan dan Perlindungan Konsumen;
f. penyiapan perumusan dan pelaksanaan di bidang pengawasan barang
K3L (Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup);
g. pelaksanaan penegakan hukum di sektor perdagangan di wilayah
kerja provinsi;
h. penyiapan rekomendasi penerbitan SIUP–MB bagi Distributor
Minuman Beralkohol:
i. pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan Bahan Berbahaya (B2)
baik, distribusi, pengemasan dan pelabelan bahan berbahaya di
wilayah kerja provinsi;
j. pelaksanaan anggaran operasional, pembentukan, seleksi anggota
dan sekretariat BPSK, merekapitulasi data kasus dan tindak lanjut
pengaduan konsumen di BPSK di wilayah kerja Provinsi;
k. pelaksanaan pendaftaran dan penerbitan TDLPK, dan pembinaan
sumber daya manusia LPKSM;
l. pelaksanaan edukasi dan sosialisasi tentang perlindungan konsumen
kepada Pelaku Usaha dan Masyarakat Konsumen;
m. pelaksanaan koordinasi lintas sektoral, pemantauan jalur distribusi,
harga, ketersediaan stok dan pasokan barang kebutuhan pokok dan
barang penting di tingkat Provinsi, penyediaan layanan sistem
informasi data dan harga melalui media informasi website/media
cetak/videotron/mediasosial, fasilitasi pembinaan dan pelatihan bagi
pelaku usaha/kontributor/pencacah harga bagi Provinsi,
Kabupaten/Kota dan fasilitasi kerjasama perdagangan untuk
ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat
daerah Provinsi;
n. pelaksanaan operasi pasar, pasar murah dan/atau Penetrasi Pasar
dalam rangka stabilisasi harga kebutuhan pokok yang dampaknya
beberapa daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
bersama instansi/stakeholders terkait;
o. pelaksanaan pengawasan pengadaan, penyaluran, penggunaan pupuk
bersubsidi dan penyiapan koordinasi dengan Komisi Pengawas Pupuk
dan Pestisida provinsi, produsen, distributor, dan pengecer pupuk
bersubsidi di tingkat Provinsi; dan
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri
Pasal 219

(1) Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas


memimpin dan melaksanakan tugas penyiapan bahan,penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan
pelaporan terkait Bina Pelaku Ekspor Impor, Pengembangan Ekspor dan
Fasilitasi Ekspor, Impor dan Kerjasama perdagangan Internasional.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Bidang
Pengembangan Perdagangan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Bina Pelaku Ekspor
Impor, Pengembangan Ekspor dan Fasilitasi Ekspor, Impor dan
Kerjasama perdagangan Internasional;
b. pelaksanaan pendampingan dalam pengurusan pendaftaran
kekayaan intelektual, proses sertifikasi halal, sertifikasi mutu
barang atau profesi, dan/atau sertifikasi lannya;
c. penyiapan penyediaan ruang pamer produk ekspor secara fisik (non
virtual) dan atau non fisik (virtual);
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada pelaku usaha
melalui sosialisasi/seminar/adaptasi produk, pelatihan, program
pendampingan dan/atau kegiatan pengembangan lainnya;
e. pelaksanaan pendaftaran pelaku usaha yang berorientasi ekspor
pada misi dagang;
f. penyusunan rencana penyelenggaraan dan partisipasi pameran
dagang internasional, pameran dagang nasional, dan pameran
dagang lokal serta misi dagang;
g. penyediaan layanan informasi mengenai penyelanggaraan dan
partisipasi dalam pameran dagang internasional, pameran dagang
nasional, dan pameran dagang lokal serta misi dagang dan produk
ekspor unggulan daerah;
h. pelaksanaan penjaringan peserta dan seleksi produk yang akan di
promosikan dalam pameran dagang internasional, pameran dagang
nasional, dan pameran dagang lokal serta misi dagang;
i. penyusunan rencana penyelenggaraan kampanye pencitraan produk
ekspor;
j. pelaksanaan penjaringan peserta dan seleksi produk yang akan
dilakukan pencitraan;
k. pelaksanaan kegiatan promosi lain yang medukung pencitraan;
l. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta monitoring perizinan
dan rekomendasi di Fasilitas Ekspor Impor dan Kerjasama
Perdagangan Internasional;
m. pelaksanaan pemetaan potensi komoditi daerah;
n. pelaksanaan monitoring mutu produk komoditi ekspor;
o. pelaksanaan kajian hambatan ekspor;
p. pelaksanaan fasilitasi dan memberikan rekomendasi kerjasama
perdagangan internasional didaerah;
q. pelaksanaan sosialisasi hasil perundingan perdagangan
internasional di daerah;
r. pelaksanaan koordinasi program kerja dengan sekretariat Dewan
Kawasan Batam, Bintan dan Karimun;
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 220

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Belas


Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Pasal 221

(1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Penguatan Kelembagaan
Koperasi, Pemberdayaan Koperasi, Pengembangan UMKM, Dan
Kewirausahaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Penguatan
Kelembagaan Koperasi, Pemberdayaan Koperasi, Pengembangan
UMKM, Dan Kewirausahaan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Kelembagaan Koperasi, Pemberdayaan Koperasi, Pengembangan
UMKM, Dan Kewirausahaan;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Penguatan
Kelembagaan Koperasi, Pemberdayaan Koperasi, Pengembangan
UMKM, Dan Kewirausahaan;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
d. Bidang Penguatan Kelembagaan Koperasi;
e. Bidang Pemberdayaan Koperasi;
f. Bidang Pengembangan UMKM;
g. Bidang Kewirausahaan; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 222

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait perencanaan dan evaluasi.
Keuangan, umum dan kepegawaian
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan
program kegiatan dan program kerja tahunan, jangka
menengah dan jangka panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan
dokumen anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester,
tahunan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup
Perangkat Daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
j. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 223

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 224

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga
dan aset;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran iventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta iventaris
ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Penguatan Kelembagaan Koperasi
Pasal 225

(1) Bidang Penguatan Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pemetaan dan
advokasi koperasi, kelembagaan koperasi, pengawasan koperasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penguatan Kelembagaan Koperasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pemetaan dan advokasi
koperasi, kelembagaan koperasi, pengawasan koperasi
b. pelaksanaan pemetaan terhadap penguatan kelembagaan
koperasi;
c. pelaksanaan advokasi terhadap penguatan kelembagaan koperasi;
d. penyiapan sarana prasarana pemetaan dan advokasi koperasi
e. pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi pemetaan dan
advokasi terhadap penguatan kelembagaan koperasi;
f. pelaksanaan Penataan Kelembagaan terhadap penguatan
kelembagaan koperasi ;
g. penyiapan sarana prasarana kelembagaan koperasi;
h. pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi kelembagaan koperasi
terhadap penguatan kelembagaan koperasi ;
i. pelaksanaan sinkronisasi Pengawasan koperasi;
j. pelaksanaan Pemeriksaan koperasi, Penilaian Kesehatan koperasi dan
pembinaan kepatuhan koperasi;
k. penyiapan sarana prasarana pengawasan koperasi;
l. pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan koperasi;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Pemberdayaan Koperasi
Pasal 226

(1) Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai tugas pelaksanaan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pembaharuan koperasi,
pengembangan usaha koperasi, pengembangan sumber daya
manusia perkoperasian.
(2) Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Koperasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembaharuan koperasi,
pengembangan usaha koperasi, pengembangan sumber daya manusia
perkoperasian.
b. pelaksanaan pembaharuan koperasi terhadap penguatan
kelembagaan koperasi;
c. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait pembaharuan
koperasi terhadap penguatan kelembagaan koperasi;
d. penyiapan sarana prasarana pembaharuan koperasi;
e. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi terkait pembaharuan koperasi
terhadap pemberdayaan koperasi;
f. pelaksanaan identifikasi permasalahan dan menindaklanjuti
pengembangan usaha koperasi;
g. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi pengembangan usaha koperasi
melalui pembiayaan;
h. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi pengembangan usaha koperasi
melalui pemasaran;
i. pelaksanaan pengembangan usaha koperasi terhadap pemberdayaan
koperasi;
j. penyiapan sarana prasarana pengembangan usaha koperasi;
k. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia perkoperasian;
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pengembangan UMKM
Pasal 227

(1) Pengembangan UMKM mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait peningkatan potensi dan peluang
usaha, peningkatan mutu dan kualitas produk, perlindungan
permitraan dan promosi produk.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pengembangan UMKM menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait peningkatan potensi dan
peluang usaha, peningkatan mutu dan kualitas produk,
perlindungan permitraan dan promosi produk;
b. pelaksanaan peningkatan potensi terhadap pengembangan
UMKM;
c. pelaksanaan peningkatan peluang usaha terhadap
pengembangan UMKM;
d. penyiapan sarana prasarana potensi dan peluang usaha;
e. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi peningkatan potensi dan
peluang usaha terhadap pengembangan UMKM;;
f. pelaksanaan peningkatan mutu terhadap pengembangan
UMKM;
g. pelaksanaan Peningkatan kualitas Produk terhadap Pengembangan
UMKM;
h. penyiapan sarana prasarana peningkatan mutu dan kualitas produk
terhadap pengembangan UMKM;
i. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi peningkatan mutu dan kualitas
produk terhadap Pengembangan UMKM;
j. pelaksanaan perlindungan terhadap pengembangan UMKM;
k. pelaksanaan kemitraan terhadap pengembangan UMKM;
l. pelaksanaan Promosi Produk terhadap pengembangan UMKM;
m. penyiapan sarana prasarana perlindungan, kemitraan dan
promosi produk terhadap pengembangan UMKM;
n. pelaksanaan dukungan dan fasilitasi perlindungan, kemitraan
dan promosi produk terhadap pengembangan UMKM;
o. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik
lisan maupun tulisan

Paragraf 5
Bidang Kewirausahaan
Pasal 228

(1) Bidang Kewirausahaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait potensi dan advokasi kewirausahaan,
penciptaan iklim dan penumbuhkembangan kewirausahaan, dan
inkubasi kewirausahaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kewirausahaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait potensi dan advokasi
kewirausahaan, penciptaan iklim dan penumbuhkembangan
kewirausahaan, dan inkubasi kewirausahaan.
b. pelaksanaan inventarisasi dan pemetaan potensi terhadap
kewirausahaan;
c. pelaksanaan advokasi terhadap kewirausahaan;
d. penyiapan sarana prasarana inventarisasi dan Pemetaan
potensi serta advokasi terhadap kewirausahaan;
e. pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi potensi dan advokasi
kewirausahaan;
f. pelaksanaan penciptaan Iklim terhadap kewirausahaan;
g. pelaksanaan penumbuhkembangan terhadap kewirausahaan;
h. penyiapan sarana prasarana penciptaan iklim dan
penumbuhkembangan kewirausahaan;
i. pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi Penciptaan Iklim dan
penumbuhkembangan kewirausahaan;
j. pelaksanaan pembinaan dan pendampingan dengan pola
inkubator tenant/wirausaha baru terhadap Kewirausahaan;
k. pelaksanaan kolaborasi dengan berbagai Inkubator dan lembaga
lainnya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia
tenant/wirausaha baru terhadap kewirausahaan;
l. pelaksanaan Kolaborasi dengan berbagai Inkubator dan lembaga
lainnya dalam peningkatan produk tenant yang unggul/wirausaha
baru terhadap Kewirausahaan;
m. penyiapan sarana prasarana inkubasi kewirausahaan;
n. pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi inkubasi
kewirausahaan;
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 229

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima Belas


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Pasal 230

(1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai
tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di
bidang penanaman dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu modal yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan
kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan perumusan kebijakan Sekretariat, substansi
Penanaman Modal, substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
b. pelaksanaan kebijakan Sekretariat, substansi Penanaman Modal,
substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
c. pelaksanaan evaluasi Sekretariat, susbstansi Penanaman Modal,
substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
d. pelaksanaan administrasi Sekretariat, susbstansi Penanaman Modal,
substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
e. pelaksanaan fungsi lain Sekretariat, susbstansi Penanaman Modal,
substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
f. pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana
strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup
daerah berdasarkan sektor usaha maupun wilayah;
g. pengkajian, penyusunan dan pengusulan deregulasi/kebijakan
penanaman modal lingkup Daerah;
h. pengembangan potensi dan peluang penanaman modal lingkup
daerah dengan memberdayakan badan usaha melalui penanaman
modal, antara lain meningkatkan kemitraan dan daya saing
penanaman modal lingkup Daerah;
i. penyusunan dan pengembangan kebijakan/strategi promosi
penanaman modal lingkup Daerah;
j. perencanaan kegiatan promosi penanaman modal di dalam dan luar
negeri;
k. penyusunan bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman
modal;
l. pelaksanaan pemantauan realisasi penanaman modal berdasarkan
sektor usaha dan wilayah;
m. pelaksanaan pembinaan, fasilitasi penyelesaian permasalahan
penanaman modal, dan pendampingan hukum;
n. pelaksanaan pengawasan kepatuhan dan kewajiban perusahaan
penanaman modal sesuai dengan ketentuan kegiatan usaha dan
peraturan perundang-undangan;
o. pembangunan dan pengembangan serta pengelolaan sistem
informasi penanaman modal;
p. pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah pusat, perangkat daerah
teknis terkait perencanaan, deregulasi, dan pengembangan iklim
penanaman modal lingkup daerah berdasarkan sektor usaha;
q. penyusunan laporan perencanaan, pengembangan iklim, promosi,
pembinaan, pengendalian, pelaksanaan, pengaduan dan pengawasan
penanaman modal pada sistem teknologi informasi (secara elektronik)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
r. pelaksanaan pelayanan perizinan berusaha dan nonperizinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
s. pelaksanaan, pemeriksaan, identifikasi, verifikasi/validasi dan
pengolahan data perizinan berusaha dan nonperizinan;
t. pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan
pengadministrasian pelayanan perizinan berusaha dan nonperizinan;
u. pelaksanaan pemberian informasi, publikasi, konsultasi, pengaduan
perizinan berusaha dan nonperizinan;
v. pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan perizinan dan nonperizinan;
w. pelaksanaan analisa dan evaluasi data perizinan berusaha dan
nonperizinan;
x. pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah pusat dan perangkat
daerah teknis dalam rangka pelayanan perizinan berusaha dan
nonperizinan;
y. pelaporan pelaksanaan pelayanan, pengelolaan pengaduan
masyarakat, pengelolaan informasi, penyuluhan kepada masyarakat,
dan pelayanan konsultasi perizinan berusaha dan nonperizinan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
z. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
aa. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
bb. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
cc. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum;
c. Koordinator JF dan Kelompok JF Penanaman Modal;
d. Koordinator JF dan Kelompok JF Pelayanan Terpadu Satu Pintu; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 231

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian, Perencanaan dan Evaluasi, Keuangan;
b. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi;
c. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
keuangan;
d. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
umum dan kepegawaian;
e. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
f. pemeriksaan hasil kerja bawahan di lingkungan sub bagian umum;
g. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
h. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah
tangga dan aset;
i. penyusunan program kerja di Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
j. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan program Sub Bagian
Perencanaan dan Evaluasi;
k. pengoordinasian usulan rencana program/kegiatan dari sub
bagian dan bidang-bidang dalam rangka penyusunan program kerja
tahunan Dinas;
l. pengoordinasian usulan rencana program/kegiatan yang akan dan
sedang dilaksanakan;
m. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data yang berkenaan
dengan perencanaan;
n. pelaksanaan penyelarasan dan kompilasi program kerja Dinas;
o. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja
Dinas;
p. penyusunan bahan laporan pelaksanaan program kerja Dinas;
q. pelaksanaan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya;
r. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diserahkan oleh sekretaris;
s. penyusunan program kerja di sub bagian keuangan;
t. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan program kerja sub
bagian keuangan;
u. penyusunan rencana anggaran dinas;
v. pelaksanaan tata usaha keuangan dinas;
w. pelaksanaan pembukuan, verifikasi, pelaporan dan pembinaan
bendaharawan;
x. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan dinas;
y. penyusunan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
dinas;
z. pelaksanaan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya;
aa. pelaksanaan tugas kedinasan lain di bidang keuangan yang
diserahkan sekretaris;
bb. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
cc. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
dd. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum.

Pasal 232

(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan


administrasi umum, administrasi kepegawaian, pengembangan sumber
daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan evaluasi kinerja
Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah dilingkungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran
inventaris, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan
serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 233

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam Belas


Dinas Kepemudaan dan Olahraga
Pasal 234

(1) Dinas Kepemudaan dan Olahraga mempunyai tugas membantu Gubernur


melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Kepemudaan dan
Olahraga yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pemberdayaan Pemuda,
Pengembangan Pemuda, Pemberdayaan Olahraga, Peningkatan
Prestasi Olahraga;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pemberdayaan Pemuda,
Pengembangan Pemuda, Pemberdayaan Olahraga, Peningkatan
Prestasi Olahraga;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pemberdayaan Pemuda, Pengembangan Pemuda, Pemberdayaan
Olahraga, Peningkatan Prestasi Olahraga;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pemberdayaan
Pemuda, Pengembangan Pemuda, Pemberdayaan Olahraga,
Peningkatan Prestasi Olahraga;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Kepemudaan dan Olahraga terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pemberdayaan Pemuda;
d. Bidang Pengembangan Pemuda;
e. Bidang Pembudayaan Olahraga;
f. Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 235

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 236

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah dilingkungan Dinas Kepemudaan dan olahraga mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pemberdayaan Pemuda
Pasal 237

(1) Bidang Pemberdayaan Pemuda mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait tenaga dan sumber daya
pemuda, IPTEK dan IMTAQ pemuda, peningkatan wawasan dan kapasitas
pemuda, dan peningkatan kreativitas pemuda.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Pemuda menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait tenaga dan sumber daya
pemuda, IPTEK dan IMTAQ pemuda, peningkatan wawasan dan
kapasitas pemuda, dan peningkatan kreativitas pemuda.
b. penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi di bidang Tenaga dan
Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ Pemuda;
c. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang Tenaga dan Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ Pemuda;
d. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang Tenaga dan Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ Pemuda;
e. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
Tenaga dan Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ Pemuda;
f. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang Tenaga dan Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ
Pemuda; menyiapkan perumusan kebijakan fasilitasi di bidang Tenaga
dan Sumber Daya Pemuda, IPTEK dan IMTAQ Pemuda;
g. penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi di bidang Peningkatan
Wawasan dan Kapasitas Pemuda;
h. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang Peningkatan Wawasan dan Kapasitas Pemuda;
i. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang Peningkatan Wawasan dan Kapasitas Pemuda;
j. penyiapan dan melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang Peningkatan Wawasan dan Kapasitas Pemuda;
k. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang Peningkatan Wawasan dan Kapasitas Pemuda;
l. penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi di bidang Peningkatan
Kreativitas Pemuda;
m. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang Peningkatan Kreativitas Pemuda;
n. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang Peningkatan Kreativitas Pemuda;
o. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda;
p. pemantauan, menganalisis pelaksanaan kebijakan di bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pengembangan Pemuda
Pasal 238

(1) Bidang Pengembangan Pemuda mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait kepemimpinan, kepeloporan
dan kemitraan pemuda, organisasi kepemudaan dan kepramukaan,
infrastruktur dan kewirausahaan pemuda.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Pemuda menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait kepemimpinan, kepeloporan
dan kemitraan pemuda, organisasi kepemudaan dan kepramukaan,
dan infrastruktur dan kewirausahaan pemuda.
b. pelaksanaan penyusunan rencana operasional di lingkungan bidang
Pengembangan Pemuda;
c. pelaksanaan pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan
bidang Pengembangan Pemuda;
d. pelaksanaan pemberian petunjuk pelaksanaan tugas bawahan di
lingkungan Pengembangan Pemuda;
e. pelaksanaan menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan
bidang Pengembangan Pemuda;
f. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan kebijakan,
fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
kepemimpinan, kepeloporan dan kemitraan pemuda;
g. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
organisasi kepemudaan dan kepramukaan;
h. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
infrastruktur dan kewirausahaan pemuda;
i. pelaksanaan pengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan
bidang Pengembangan Pemuda;
j. pelaksanaan penyusunan laporan pelaksanaan tugas di bidang
Pengembangan Pemuda;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pembudayaan Olahraga
Pasal 239

(1) Bidang Pembudayaan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait olahraga pendidikan dan
sentra olahraga, olahraga rekreasi, tradisional dan layanan khusus, dan
kemitraan penghargaan olahraga.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembudayaan Olahraga menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait olahraga pendidikan dan
sentra olahraga, olahraga rekreasi, tradisional dan layanan khusus,
dan kemitraan penghargaan olahraga.
b. pelaksanaan penyusunan rencana operasional di lingkungan bidang
Pembudayaan Olahraga;
c. pelaksanaan pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan
bidang Pembudayaan Olahraga;
d. pelaksanaan pemberian petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan di
lingkungan bidang Pembudayaan Olahraga;
e. pelaksanaan Penyelia pelaksana tugas kepada bawahan di lingkungan
bidang Pembudayaan Olahraga;
f. pelaksanaan Penyusunan bahan dan melaksanakan kebijakan,
fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait olahraga
pendidikan dan sentra olahraga ;
g. pelaksanaan Penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
olahraga rekreasi, tradisional dan layanan khusus;
h. pelaksanaan Penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
kemitraan dan penghargaan olahraga;
i. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan
bidang Pembudayaan Olahraga;
j. pelaksanaan penyusunan laporan pelaksanaan tugas di bidang
Pembudayaan Olahraga;
k. pelaksanaan pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan
pimpinan baik lisan maupun tertulis; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga
Pasal 240

(1) Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pembibitan, IPTEK dan tenaga
keolahragaan, promosi olahraga dan olahraga prestasi dan standarisasi
dan infrastruktur olahraga.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Peningkatan Prestasi Olahraga menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembibitan, IPTEK dan
tenaga keolahragaan, promosi olahraga dan olahraga prestasi dan
standarisasi dan infrastruktur olahraga;
b. pelaksanaan penyusunan rencana operasional di lingkungan bidang
Peningkatan Prestasi Olahraga;
c. pelaksanaan pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan
bidang Peningkatan Prestasi Olahraga ;
d. pelaksanaan pemberian petunjuk pelaksanaan tugas bawahan di
lingkungan bidang Peningkatan Prestasi Olahraga;
e. pelaksanaan penyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan
bidang Peningkatan Prestasi Olahraga;
f. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan kebijakan,
fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembibitan,
IPTEK dan tenaga keolahragaan;
g. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
promosi olahraga dan olahraga prestasi;
h. pelaksanaan penyusunan bahan dan melaksanakan perumusan
kebijakan, fasilitasi dan koordinasi serta pembinaan teknis terkait
standarisasi dan infrastruktur Peningkatan Prestasi Olahraga;
i. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan
bidang Peningkatan Prestasi Olahraga;
j. pelaksanaan penyusunan pelaksanaan tugas di bidang Peningkatan
Prestasi Olahraga;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 241

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh Belas


Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Pasal 242

(1) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Perpustakaan
dan Kearsipan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan
Perpustakaan, Penyelenggaraan Kearsipan, Pelayanan, Pelestarian
Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pembinaan
Perpustakaan, Penyelenggaraan Kearsipan, Pelayanan, Pelestarian
Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Pembinaan
Perpustakaan, Penyelenggaraan Kearsipan, Pelayanan, Pelestarian
Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pembinaan
Perpustakaan, Penyelenggaraan Kearsipan, Pelayanan, Pelestarian
Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pembinaan Perpustakaan;
d. Bidang Penyelenggaraan Kearsipan;
e. Bidang Pelayanan, Pelestarian Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno;
f. Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 243

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan


penyusunan rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan
dokumentasi,serta membantu Kepala perangkat daerah
mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. pelaksanaan penyusunan rencana program dan kegiatan dinas
berdasarkan usulan Bidang sesuai dengan tahapan mekanisme
perencanaan;
d. penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
e. penyiapan bahan laporan bulanan,triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilistas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan laporan
Keterangan Pertanggungjawaban dan bahan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah lingkup Perangkat daerah;
f. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
h. pelaksanaan penyelarasan dan kompilasi program kegiatan dinas;
i. pelaksanaan fasilitasi Sistem Informasi Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan (SIRUP) pada proses Pengadaan Barang dan Jasa;
j. pelaksanaan pembukuan, verifikasi, dan pembinaan bendaharawan;
k. pelaksanaan penyelesaian administrasi gaji pegawai;
h. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
i. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Pasal 244

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta
urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan
pegawai;
d. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik daerah
di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
e. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pembinaan Perpustakaan
Pasal 245

(1) Bidang Pembinaan Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pembinaan sumber daya
manusia dan Otomasi Perpustakaan, Pengembangan, Pengolahan Bahan
Perpustakaan dan Deposit, Pembudayaan Literasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pembinaan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pembinaan sumber daya
manusia dan Otomasi Perpustakaan, Pengembangan, Pengolahan
Bahan Perpustakaan dan Deposit, Pembudayaan Literasi.
b. pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan Layanan dan Otomasi
Perpustakaan Elektronik;
c. pelaksanaan Pengembangan dan Perpustakaan Khusus Tingkat
Daerah Provinsi (TDP );
d. pelaksanaan Pembinaan Perpustakaan Khusus Tingkat Provinsi;
e. pelaksanaan Peningkatan kapasitas Tenaga Perpustakaan dan
Pustakawan Tingkat Daerah Provinsi ( TDP );
f. pelaksanaan Penyusunan Data dan Informasi Perpustakaan, Tenaga
perpustakaan dan Pustakawan Tingkat Daerah Provinsi;
g. pelaksanaan Pengembangan kekhasan Koleksi Perpustakaan Daerah
Tingkat Provinsi;
h. pelaksanaan Pengembangan perpustakaan Deposit;
i. pelaksanaan Pengelolaan dan Pengembangan bahan-bahan
Perpustakaan;
j. pelaksanaan Seleksi, Pengadaan, Penyiangan dan Pengolahan Koleksi
Budaya Etnis Nusantara;
k. pelaksanaan Pembangunan dan pemeliharaan sarana perpustakaan di
tempat umum yang menjadi kewenangan daerah provinsi;
l. pelaksanaan pembinaan perpustakaan pada satuan pendidikan
menengah dan pendidikan khusus di Provinsi sesuai dengan standar
nasional perpustakaan;
m. pelaksanaan Sosialisasi budaya baca dan literasi pada satuan
pendidikan tingkat menengah dan pendidikan khusus serta
masyarakat;
n. pelaksanaan Penghargaan gerakan budaya gemar membaca;
o. pelaksanaan Pengembangan literasi berbasis Inklusi sosial;
p. pelaksanaan Pemilihan duta baca tingkat daerah Provinsi; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Penyelenggaraan Kearsipan
Pasal 246

(1) Bidang Penyelenggaraan Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Perlindungan dan
Penyelamatan Arsip, Pengelolaan Arsip, Pembinaan dan Pelayanan
Kearsipan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penyelenggaraan Kearsipan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Perlindungan dan
Penyelamatan Arsip, Pengelolaan Arsip, Pembinaan dan Pelayanan
Kearsipan;
b. pelaksanaan Pengelolaan Arsip statis daerah provinsi;
c. pelaksanaan Perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana
secara berskala;
d. pelaksanaan penyelamatan arsip perangkat daerah Provinsi yang
digabung dan/atau dibubarkan, dan pemekaran daerah
Kabupaten/Kota;
e. pelaksanaan autentifikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang
dikelola oleh lembaga kearsipan Provinsi;
f. pelaksanaan penyusunan data dan Informasi Perpustakaan, Tenaga
perpustakaan dan Pustakawan Tingkat daerah Provinsi;
g. pelaksanaan pencarian arsip statis Provinsi yang dinyatakan hilang;
h. pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis Provinsi;
i. pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan daerah Provinsi yang
memiliki retensi dibawah 10 tahun;
j. pelaksanaan pelayanan izin penggunaan arsip yang bersifat tertutup
di daerah Provinsi;
k. pelaksanaan pengelolaan simpul jaringan dalam sistem informasi
kearsipan nasional tingkat Provinsi;
l. pelaksanaan peningkatan promosi pelayanan kearsipan; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Pelayanan, Pelestarian Koleksi Perpustakaan Dan Naskah Kuno
Pasal 247

(1) Bidang Pelayanan, Pelestarian Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait Pelayanan dan Kerjasama Perpustakaan, Pelestarian Bahan
Pustaka, Pelestarian Naskah Kuno.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pelayanan, Pelestarian Koleksi Perpustakaan dan Naskah Kuno
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pelayanan dan Kerjasama
Perpustakaan, Pelestarian Bahan Pustaka, Pelestarian Naskah Kuno.
b. pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan Kerjasama Jejaring
Perpustakaan;
c. pelaksanaan Pengembangan layanan perpustakaan rujukan tingkat
provinsi;
d. pelaksanaan peningkatan promosi pelayanan perpustakaan;
e. pelaksanaan penghimpunan dan pengelolaan serah simpan karya
cetak dan karya rekam;
f. pelaksanaan pemberian penghargaan kepada penerbit dan produsen
karya cetak dan karya rekam yang aktif dalam melaksanakan serah
simpan karya cetak dan karya rekam;
g. pelaksanaan penerbitan Katalog Induk daerah dan Penerbitan
Bibliografi Daerah;
h. pelaksanaan fumigasi bahan perpustakaan, control kondisi ruangan
penyimpanan perpustakaan;
i. pelaksanaan perawatan bahan pustaka;
j. pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyimpanan, perawatan, pelestarian dan pendaftaran naskah kuno;
k. pelaksanaan pengembangan, pengelolaan dan pengalihmediaan
naskah kuno yang dimilik masyarakat untuk dilestarikan dan
didayagunakan;
l. pelaksanaan penganekaragaman naskah kuno mencakup kegiatan
penelusuran, transliterasi (alih aksara), translasi (terjemahan) dan
sejenisnya; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 248

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan Belas


Dinas Kelautan dan Perikanan
Pasal 249

(1) Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas membantu Gubernur


melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Kelautan dan Perikanan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Kelautan, Konservasi dan
Pengawasan, Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Pengolahan
dan Pemasaran, Cabang Dinas Kelautan dan Unit Pelaksana Teknis
Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Kelautan, Konservasi
dan Pengawasan, Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya,
Pengolahan dan Pemasaran, Cabang Dinas Kelautan dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Kelautan,
Konservasi dan Pengawasan, Perikanan Tangkap, Perikanan
Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran, Cabang Dinas Kelautan dan
Unit Pelaksana Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Kelautan,
Konservasi dan Pengawasan, Perikanan Tangkap, Perikanan
Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran, Cabang Dinas Kelautan dan
Unit Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
d. Bidang Kelautan, Konservasi dan Pengawasan;
e. Bidang Perikanan Tangkap;
f. Bidang Perikanan Budidaya;
g. Bidang Pengolahan dan Pemasaran;
h. Cabang Dinas Kelautan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 250

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
h. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
i. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
j. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
k. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 251

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 252

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan iventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik daerah
di lingkungan dinas kelautan dan perikanan mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran iventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta iventaris ruangan;
f. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
g. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
h. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 2
Bidang Kelautan, Konservasi dan Pengawasan
Pasal 253

(1) Bidang Kelautan, Konservasi dan Pengawasan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pendayagunaan
pesisir dan pulau-pulau kecil, konservasi dan sumberdaya hayati,
pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kelautan, Konservasi dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pendayagunaan pesisir dan
pulau-pulau kecil, konservasi dan sumberdaya hayati, pengawasan
sumberdaya kelautan dan perikanan;
b. pelaksanaan Penyusunan bahan kebijakan, koordinasi, pembinaan
dan pengendalian teknis aspek pengelolaan ruang laut sampai dengan
12 mil di luar minyak dan gas bumi, penyusunan dan penetapan
rencana zonasi atau materi teknis perairan pesisir dan pulau-pulau
kecil, rehabilitasi dan mitigasi bencana wilayah pesisir dan pulau
pulau kecil;
c. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil, kebijakan reklamasi pantai, mitigasi
bencana alam dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut termasuk
sumberdaya alam di wilayah laut;
d. pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi pendayagunaan pulau-
pulau kecil meliputi pengembangan gugus pulau, penataan
lingkungan, penguatan masyarakat adat dan lokal, dan
pendayagunaan pulau-pulau terluar;
e. pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi pendayagunaan pesisir
meliputi pesisir terpadu, restorasi pesisir, reklamasi dan
pengembangan kawasan, mitigasi bencana dan adaptasi perubahan
iklim;
f. pelaksanaan Pendampingan, Kemudahanan Akses Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Informasi, Serta Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan;
g. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi
aspek pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil;
h. pelaksanaan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial aspek pendayagunaan
pesisir dan pulau-pulau kecil;
i. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
penataan, pengelolaan dan pengendalian teknis aspek kawasan
konservasi dan keanekaragaman sumberdaya hayati;
j. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan perlindungan, pelestarian
keanekaragaman, pemanfaatan konservasi dan keanekaragaman
hayati, serta kemitraan dan pengembangan sarana prasarana
konservasi;
k. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengelolaan, pemetaan
dan penyerasian dan pengharmonisasian pengelolaan wilayah dan
sumberdaya laut, pengaturan konservasi, pencegahan pencemaran,
rehabilitasi sumberdaya pesisir serta pengelolaan kekayaan laut;
l. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengelolaan wilayah laut,
pencegahan pencemaran, kerusakan sumberdaya ikan, dan
rehabilitasi sumberdaya pesisir, pulau-pulau kecil dan laut serta
lingkungannya;
m. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengelolaan dan
konservasi plasma nutfah spesifik lokasi, kawasan konservasi
perairan dan rehabilitasi perairan;
n. pelaksanaan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial aspek konservasi dan
keanekaragaman sumberdaya hayati;
o. pelaksanaan pengelolaan kawasan konservasi di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil berdasarkan penetapan dari pemerintah pusat;
p. pelaksanaan penyampaian bahan saran pertimbangan mengenai
aspek konservasi dan keanekaragaman sumberdaya hayati sebagai
bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
q. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
penataan, pengelolaan dan pengendalian teknis aspek kawasan
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
r. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pengawasan pemanfaatan
sumberdaya ikan, Pengawasan Usaha Perikanan Tangkap dan Usaha
Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan di wilayah laut sampai dengan
12 mil;
s. pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi penyidikan tindak pidana,
penanganan barang bukti, awak kapal, tindak lanjut pidana kelautan
dan perikanan serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) perikanan
dan kerjasama penegakan hukum;
t. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan pembinaan, pemantauan
dan pengendalian teknis pelaksanaan urusan pemerintahan aspek
pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan;
u. pelaksanaan Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS);
v. pelaksanaan Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Pengawasan
Usaha Perikanan Tangkap, Pengawasan Usaha Perikanan Bidang
Pembudidayaan Ikan dan Pengawasan Usaha Pemasaran dan
Pengolahan sampai dengan 12 mil;
w. pelaksanaan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi, pemantauan
terhadap permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
serta realisasi aspek pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan;
x. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Perikanan Tangkap
Pasal 254

(1) Bidang Perikanan Tangkap mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait pengelolaan sumber daya ikan dan
kenelayanan, kapal perikanan dan alat penangkap ikan dan pelabuhan
perikanan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perikanan Tangkap menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pengelolaan sumber daya
ikan dan kenelayanan, kapal perikanan dan alat penangkap ikan, dan
pelabuhan perikanan.
b. pelaksanaan melaksanakan koordinasi penyusunan dan menghimpun
bahan kebijakan teknis pengelolaan sumberdaya ikan dan
kenelayanan;
c. pelaksanaan urusan pemerintahan bidang perikanan tangkap, aspek
pengelolaan sumberdaya ikan dan kenelayanan;
d. pelaksanaan pendataan produksi hasil perikanan, penyusunan
statistik perikanan tangkap dan pembinaan kelembagaan nelayan;
e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian teknis aspek dan
fasilitasi pengelolaan sumberdaya ikan dan kenelayanan;
f. pelaksanaan kebijakan sistem informasi kenelayanan dan penguatan,
kapasitas kelembagaan, sistem akses permodalan, promosi dan
investasi di bidang perikanan tangkap;
g. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial serta
realisasi aspek Pengelolaan Sumber Daya Ikan dan Kenelayanan;
h. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
i. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan koordinasi, pembinaan
dan pengendalian teknis izin usaha kapal perikanan dan alat
penangkap ikan serta pengembangan dan penyebarluasan teknologi
penangkapan ikan yang produktif dan ramah lingkungan;
j. pelaksanaan pengendalian dan pertimbangan teknis izin usaha
perikanan tangkap untuk kapal perikanan dan pemanfaatan alat
bantu penangkapan ikan di wilayah laut dan perairan umum,
pengadaan kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan, serta
pendaftaran kapal perikanan dengan ukuran 1 GT s/d 30 GT;
k. pelaksanaan pengendalian kegiatan, pemantauan dan evaluasi
penggunaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan;
l. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial serta
realisasi aspek Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan;
m. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
n. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengendalian serta
menghimpun bahan kebijakan teknis pelabuhan perikanan meliputi
inventarisasi, identifikasi dan analisis data serta penyusunan sistem
informasi potensi Pelabuhan Perikanan;
o. pelaksanaan kebijakan pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan Pelabuhan Perikanan, kebijakan rencana
pembangunan/rehabilitasi serta penetapan lokasi pelabuhan
perikanan baru dan kebijakan pembangunan jasa-jasa pelabuhan
perikanan;
p. pelaksanaan kebijakan standarisasi teknis Pelabuhan Perikanan di
wilayah laut dan perairan umum, kebijakan tata operasional
pelabuhan perikanan dan koordinasi kesyahbandaran dan
pemantauan dan evaluasi teknis pelabuhan perikanan;
q. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial serta
realisasi aspek pelabuhan perikanan;
r. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Perikanan Budidaya
Pasal 255

(1) Bidang Perikanan Budidaya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait produksi dan usaha, sarana dan
prasarana, kesehatan ikan dan lingkungan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perikanan Budidaya menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait produksi dan usaha, sarana
dan prasarana, kesehatan ikan dan lingkungan.
b. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, pengembangan
usaha pembudidayaan ikan, fasilitasi dan penerbitan izin usaha,
pendataan sarana prasarana, dan produksi perikanan budidaya;
c. pelaksanaan urusan pemerintahan bidang perikanan budidaya
meliputi inventarisasi, identifikasi dan analisis data, pengumpulan
data statistik perikanan budidaya serta penyusunan sistem informasi
potensi produksi dan usaha pengembangan perikanan air tawar, air
payau dan laut;
d. pelaksanaan uji coba percontohan penerapan teknologi budidaya ikan
spesifik wilayah dan bahan teknis peningkatan produksi perikanan
budidaya yang meliputi induk, benih dan ikan konsumsi melalui
penerapan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB);
e. pelaksanaan standarisasi, kelayakan teknis serta evaluasi penerapan
teknologi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan air tawar,
air payau dan laut;
f. pelaksanaan koordinasi, kerjasama kemitraan, pengembangan
sumberdaya manusia dan kelembagaan pembudidaya ikan, fasilitasi
dan pendampingan terhadap pembudidaya ikan dalam rangka
pengembangan investasi;
g. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial serta
realisasi aspek produksi dan usaha;
h. pelaksanaan penyediaan prasarana pembudidayaan ikan di laut;
i. pelaksanaan penjaminan ketersediaan sarana pembudidayaan ikan di
laut;
j. pelaksanaan penyediaan prasarana pembudidayaan ikan di air payau
dan air tawar yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah provinsi dan/atau manfaat atau dampak
negatifnya lintas daerah Kabupaten/Kota;
k. pelaksanaan penyediaan sarana pembudidayaan ikan di air payau dan
air tawar yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah provinsi dan/atau manfaat atau dampak
negatifnya lintas daerah Kabupaten/Kota;
l. pelaksanaan monitoring, inventarisasi, identifikasi dan analisis data,
evaluasi standardisasi kelayakan teknis dan mutu, ketersediaan
sarana dan prasarana pengembangan budidaya perikanan air tawar,
air payau dan air laut;
m. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan aspek Sarana dan Prasarana budidaya
perikanan;
n. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, pengendalian dan pencegahan,
penanggulangan hama, penyakit dan pencemaran perairan serta
dampak yang ditimbulkan dalam aspek kesehatan ikan dan
lingkungan;
o. pelaksanaan perlindungan sumberdaya meliputi inventarisasi,
identifikasi dan analisis data serta penyusunan sistem informasi
potensi sumberdaya ikan, kondisi ikan-ikan langka dilindungi, hama
penyakit ikan, bahan pencemar perairan serta penggunaan bahan
kimia dalam kegiatan budidaya ikan;
p. pelaksanaan pengelolaan lingkungan, pengendalian, pengawasan,
peredaran dan penggunaan obat ikan bahan kimia, bahan biologi,
dampak penggunaan sarana produksi serta higienitas dan sanitasi
lingkungan usaha perikanan budidaya;
q. pelaksanaan inventarisasi data kerusakan fisik dan estimasi nilai
kerugian yang ditimbulkan oleh dampak pencemaran dan kerusakan
lingkungan perairan;
r. pelaksanaan pembinaan, pengedalian teknis, monitoring dan evaluasi
kondisi sumberdaya ikan dan sumberdaya perairan serta fasilitasi
kesehatan ikan dan lingkungan;
s. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi, pemantauan terhadap
permohonan bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial serta
realisasi aspek produksi dan usaha, sarana dan prasarana serta
kesehatan ikan dan lingkungan;
t. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
u. pelaksanaan pengembangan, pemanfaatan dan perlindungan lahan
kawasan pembudidayaan ikan; dan
v. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Pasal 256

(1) Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait bina mutu dan diversifikasi
produk, pengembangan investasi dan logistik,promosi dan pemasaran.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengolahan dan Pemasaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait bina mutu dan diversifikasi
produk, pengembangan investasi dan logistik,promosi dan pemasaran.
b. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis aspek
pengembangan mutu dan diversifikasi produk meliputi inventarisasi,
identifikasi dan analisis data serta penyusunan sistem informasi unit
usaha pengolahan perikanan skala kecil, menengah, eksportir dan
industri perikanan, dan fasilitas penunjang pasca panen;
c. pelaksanaan pengembangan mutu dan diversifikasi produk serta
bahan kebijakan teknis kendali mutu di unit pengolahan sesuai
standar Pengolahan Ikan yang Baik (good manufacturing
practice/sertifikasi kelayakan pengolahan) dan Prosedur Penerapan
Teknis Sanitasi dan Higienis di Unit Pengolahan Ikan (UPI);
d. pelaksanaan fasilitasi, kriteria dan prosedur mutu serta pengolahan
berdasarkan skala usaha pengolahan tradisional, menengah dan
modern;
e. pelaksanaan sosialisasi dan uji coba teknologi baru/teknologi terapan
diversifikasi produk hasil perikanan, kerjasama dengan
instansi/lembaga penelitian, dan peningkatan keterampilan
sumberdaya manusia pengolah hasil perikanan;
f. pelaksanaan pembinaan, pengendalian teknis dan pemantauan
pelaksanaan urusan pemerintahan bidang pengolahan dan pemasaran
hasil perikanan aspek pengembangan mutu dan diversifikasi produk;
g. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi dan menyelenggarakan
pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan
dan hibah/bantuan sosial di Seksi Bina Mutu dan Diversifikasi
Produk;
h. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
i. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
pengembangan investasi dan logistik meliputi inventarisasi,
identifikasi dan analisis data, penyusunan sistem informasi investasi
dan logistik, serta pelayanan usaha;
j. pelaksanaan fasilitasi, standarisasi, kriteria, prosedur, dan sosialisasi
teknis pengembangan investasi dan logistik hasil perikanan;
k. pelaksanaan fasilitasi pemetaan dan informasi produk kelautan dan
perikanan, jaringan distribusi dan kerjasama kelembagaan, tata kelola
dan pemantauan produk kelautan dan perikanan;
l. pelaksanaan standarisasi dan diklat sertifikasi sistem mutu hasil
perikanan, pengumpulan dan analisa data statistik, ketenagakerjaan
dan kemitraan;
m. pelaksanaan penerbitan perizinan usaha pengolahan dan pemasaran
hasil perikanan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah
provinsi, investasi dan pengembangan usaha hasil perikanan;
n. pelaksanaan pembinaan, pengendalian dan pemantauan pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi aspek pengembangan investasi dan
logistik;
o. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi dan menyelenggarakan
pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan
dan hibah/bantuan sosial di Seksi Pengembangan Investasi dan
Logistik;
p. pelaksanaan evaluasi, pelaporan, pengendalian dan penyusunan
bahan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Seksi Pengembangan
Investasi dan Logistik;
q. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
r. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian teknis aspek
Promosi dan Pemasaran meliputi inventarisasi, identifikasi dan
analisis data serta penyusunan sistem informasi unit usaha
pengolahan perikanan skala kecil, menengah, besar, eksportir dan
industri perikanan dan potensi pasar lokal;
s. pelaksanaan promosi, pemasaran hasil perikanan, sosialisasi
penerapan persyaratan dan standar, pedoman, kriteria dan prosedur
pengembangan serta fasilitasi dan penguatan Promosi dan Pemasaran
Hasil Perikanan;
t. pelaksanaan rekomendasi, kebijakan promosi dan pemasaran hasil
perikanan melalui pameran, bazaar, expo, festival, demo dan promosi
usaha lainnya;
u. pelaksanaan manajemen pemasaran hasil perikanan kepada pelaku
usaha melalui temu usaha, temu bisnis dan lainnya;
v. pelaksanaan peningkatan peluang pasar dan konsumsi ikan
masyarakat melalui gerakan memasyarakatkan makan ikan;
w. pelaksanaan verifikasi, rekomendasi dan menyelenggarakan
pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan
dan hibah/bantuan sosial aspek bina mutu dan diversifikasi produk,
pengembangan investasi dan logistik serta promosi dan pemasaran;
x. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 257

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesembilan Belas


Dinas Kebudayaan
Pasal 258

(1) Dinas Kebudayaan mempunyai tugas membantu Gubernur


melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Kebudayaan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi.
(2) Dinas Kebudayaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Cagar Budaya, Sejarah
dan permuseuman, Adat Tradisi dan Karya Budaya takbenda,
Kesenian;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Cagar Budaya, Sejarah
dan permuseuman, Adat Tradisi dan Karya Budaya takbenda,
Kesenian;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sekretariat, Cagar Budaya,
Sejarah dan permuseuman, Adat Tradisi dan Karya Budaya takbenda,
Kesenian;
d. pelaksanaan administrasi dinas bidang di Sekretariat, Cagar Budaya,
Sejarah dan permuseuman, Adat Tradisi dan Karya Budaya takbenda,
Kesenian;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Kebudayaan terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Cagar Budaya;
d. Bidang Sejarah dan Permuseuman;
e. Bidang Adat Tradisi dan Karya Budaya Takbenda;
f. Bidang Kesenian; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 259

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan Penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 260

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga dan perlengkapan
dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Kebudayaan mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
d. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
e. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Cagar Budaya
Pasal 261

(1) Bidang Cagar Budaya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait Pelestarian Cagar Budaya,Pendaftaran dan
Penetapan Cagar Budaya,Tenaga Cagar Budaya.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Cagar Budaya menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pelestarian Cagar
Budaya,Pendaftaran dan Penetapan Cagar Budaya,Tenaga Cagar
Budaya;
b. penyiapan Bahan perumusan kebijakan terkait Pelestarian Cagar
Budaya di daerah
c. pelaksanaan pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan Cagar
Budaya;
d. penyiapan bahan analisis dokumen penerbitan izin membawa cagar
budaya ke luar Provinsi;
e. pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi registrasi dan
penetapan cagar budaya, pengelolaan cagar budaya peringkat
Provinsi;
f. penyiapan dokumen penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar
Provinsi;
g. penyiapan Bahan perumusan kebijakan terkait Pendaftaran dan
Penetapan Cagar Budaya di daerah;
h. pelaksanaan pendaftaran objek diduga cagar budaya, pengkajian
kelayakan sebagai cagar budaya, penetapan dan penghapusan cagar
budaya peringkat Provinsi serta pecatatan dalam register nasional
cagar budaya;
i. pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi pendaftaran
objek diduga cagar budaya dan penetapan cagar budaya peringkat
Provinsi;
j. penyiapan Bahan perumusan kebijakan terkait Tenaga Cagar Budaya;
k. pelaksanaan pembinaan, bimbingan, pelatihan terhadap tenaga
cagar budaya Kab/Kota;
l. pelaksanaan sertifikasi dan penghargaan kepada tenaga cagar budaya
m. penyediaan sarana dan prasarana terkait tenaga cagar budaya;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Sejarah dan Permuseuman
Pasal 262

(1) Bidang Sejarah dan Permuseuman mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Sejarah, Permuseuman,
Tenaga Sejarah dan Permuseuman
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Cagar Budaya menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pelestarian Cagar
Budaya,Pendaftaran dan Penetapan Cagar Budaya,Tenaga Cagar
Budaya;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait sejarah lokal;
c. pelaksanaan tata kelola, pelestarian, pelindungan, pemanfaatan, dan
pengembangan sejarah lokal;
d. pelaksanaan penelusuran jejak sejarah lokal;
e. pelaksanaan pengkajian sumber-sumber sejarah lokal;
f. penyiapan sarana dan prasarana pembinaan sejarah lokal;
g. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait dengan permuseuman;
h. penyiapan dokumen analisis perizinan pendirian Museum Pemerintah
Kabupaten/Kota;
i. pelaksanaan tata kelola, perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan museum;
j. penyiapan sarana dan prasarana Museum Provinsi Kepulauan Riau;
k. penyiapan fasilitasi pengkajian, pengumpulan, perawatan, dan
pengamanan terhadap permuseuman;
l. pelaksanaan pemutahiran data dan dokumentasi kebudayaan;
m. pelaksanaan layanan penyajian, publikasi dan edukasi tentang data
kebudayaan yang terpilah;
n. pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Museum Kabupaten/Kota;
o. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait Tenaga Sejarah dan
Permuseuman;
p. pelaksanaan pembinaan, bimbingan, pelatihan Tenaga Sejarah dan
Permuseuman;
q. pelaksanaan sertifikasi dan penghargaan kepada tenaga Sejarah dan
Permuseuman;
r. penyiapan fasilitasi dan Sarana terkait Tenaga Sejarah dan
Permuseuman; dan
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 4
Bidang Adat Tradisi dan Karya Budaya Tak benda
Pasal 263

(1) Bidang Adat Tradisi Dan Karya Budaya Takbenda mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Adat Tradisi,
Karya Budaya Takbenda, Tenaga Adat Tradisi
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Adat Tradisi Dan Karya Budaya Takbenda menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Adat Tradisi, Karya
Budaya Takbenda, Tenaga Adat Tradisi;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait adat tradisi;
c. pelaksanaan Pelestarian Adat Tradisi lokal;
d. pelaksanaan Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan Objek
Pemajuan Lembaga Adat;
e. penyiapan bahan pengkajian/penulisan serta peninggalan Adat
Tradisi lokal;
f. penyiapan Fasilitasi dan Sarana terkait Pembinaan Lembaga Adat;
g. pelaksanaan kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak dan
Lembaga Adat Melayu (LAM);
h. pelaksanaan Pelestarian Karya Budaya Takbenda;
i. pelaksanaan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan Objek
Pemajuan Kebudayaan;
j. pelaksanaan pencatatan Karya Budaya Takbenda;
k. penyiapan bahan kajian, dokumentasi dan perekaman Karya Budaya
Takbenda;
l. penyiapan bahan pengusulan penetapan Karya Budaya Takbenda;
m. pelaporan pelaksanaan kinerja di lingkungan Sub Koordinator Karya
Budaya Takbenda;
n. penyiapan bahan-bahan kebijakan terkait Tenaga Adat Tradisi
o. pelaksanaan pembinaan, bimbingan, pelatihan Tenaga Adat Tradisi;
p. pelaksanaan pembinaan Sumber Daya Manusia, Lembaga dan
Pranata Kebudayaan;
q. pelaksanaan pembinaan Sumber Daya Manusia, Lembaga dan
Pranata Adat;
r. pelaksanaan fasilitasi, sertifikasi dan penghargaan kepada pelestari
Adat Tradisi;
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Kesenian
Pasal 264

(1) Bidang Kesenian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait Seni, Tenaga Kesenian dan Kelembagaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kesenian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Seni, Tenaga Kesenian dan
Kelembagaan;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait seni;
c. pelaksanaan pelestarian dan pembinaan Seni Pertunjukan, Seni Rupa
dan Seni Media;
d. penyiapan fasilitasi dan sarana prasarana Seni Pertunjukan, Seni
Rupa dan Seni Media;
e. pelaksanaan verifikasi dukungan kegiatan Seni Pertunjukan, Seni
Rupa dan Seni Media yang diselenggarakan organisasi pihak lain;
f. penyiapan bahan kebijakan terkait Perlindungan Terhadap Tenaga
Kesenian dan Kelembagaan;
g. pelaksanaan pembinaan tenaga kesenian dan kelembagaan;
h. pelaksanaan Sertifikasi dan Penghargaan Kepada Tenaga Kesenian
dan Kelembagaan;
i. penyiapan fasilitasi dan sarana terkait tenaga kesenian dan
kelembagaan;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 265

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Puluh


Dinas Pariwisata
Pasal 266

(1) Dinas Pariwisata mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan


urusan Pemerintahan di bidang pariwisata yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengembangan Destinasi
Pariwisata, Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan dan Pengembangan
Ekonomi Kreatif;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Pengembangan
Destinasi Pariwisata, Pengembangan Pemasaran Pariwisata,
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan dan
Pengembangan Ekonomi Kreatif;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Pengembangan Pemasaran
Pariwisata, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
dan Pengembangan Ekonomi Kreatif;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Pengembangan
Destinasi Pariwisata, Pengembangan Pemasaran Pariwisata,
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan dan
Pengembangan Ekonomi Kreatif;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Pariwisata terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata;
d. Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan;
f. Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 267

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 268

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Pariwisata mulai dari rencana kebutuhan,
pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
Pasal 269

(1) Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pengembangan
Objek dan Daya Tarik Wisata, Pengembangan Tata Kelola dan
Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Industri Pariwisata.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Destinasi Pariwisata menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengembangan Objek dan
Daya Tarik Wisata, Pengembangan Tata Kelola dan Pemberdayaan
Masyarakat, Pengembangan Industri Pariwisata.
b. pelaksanaan penetapan, perancangan, perencanaan dan
pengembangan daya tarik wisata unggulan provinsi, kawasan strategis
provinsi, destinasi pariwisata provinsi;
c. pelaksanaan pengadaan/pemeliharaan/rehabilitasi/sarana prasarana
kawasan strategis dan destinasi pariwisata provinsi;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan daya tarik, kawasan
strategis, dan destinasi pariwisata provinsi;
e. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan
strategis pariwisata provinsi dan destinasi pariwisata provinsi;
f. penyediaan layanan pendaftaran usaha pariwisata lintas daerah,
kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi;
g. penerbitan tanda daftar usaha pariwisata lintas daerah
kabupaten/kota;
h. pengelolaan investasi pariwisata;
i. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha pariwisata;
j. pelaksanaan fasilitasi standarisasi industri dan usaha pariwisata;
k. pelaksanaan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Pasal 270

(1) Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Promosi
Pariwisata, Strategi dan Komunikasi Pariwisata, Kerjasama Pariwisata.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Pemasaran Pariwisata menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Promosi Pariwisata, Strategi
dan Komunikasi Pariwisata, dan Kerjasama Pariwisata.
b. pelaksanaan promosi pariwisata dalam negeri dan luar negeri daya
tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata;
c. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pemasaran pariwisata dalam negeri
dan luar negeri;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengembangan pemasaran
pariwisata;
e. pelaksanaan penguatan promosi melalui media cetak elektronik dan
media lainnya dalam dan luar negeri;
f. penyiapan data dan penyebaran informasi pariwisata;
g. pelaksanaan kerjasama dan kemitraan pariwisata dalam negeri,
kemitraan pariwisata luar negeri;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 4
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Pasal 271

(1) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan
terkait Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata, Pengembangan
Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Pengembangan Kelembagaan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pariwisata, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Ekonomi Kreatif, Pengembangan Kelembagaan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
b. pelaksanaan koordinasi kebijakan sumber daya manusia
kepariwisataan di bidang pengembangan standar kompetensi
pariwisata, pelatihan kepariwisataan dan fasilitasi sertifikasi
kompetensi;
c. penyiapan perumusan kebijakan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia di bidang kediklatan, kerjasama, pengembangan materi
kediklatan, penyelenggaraan, fasilitasi, akreditasi lembaga pendidikan
dan pelatihan daerah;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengembangan sumber daya
manusia pariwisata;
e. pelaksanaan koordinasi kebijakan Sumber Daya Manusia Ekonomi
Kreatif di bidang pengembangan standar kompetensi Ekonomi Kreatif,
pelatihan Ekonomi Kreatif dan fasilitasi sertifikasi kompetensi;
f. penyiapan perumusan kebijakan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia di bidang kediklatan, kerjasama, pengembangan materi
kediklatan, penyelenggaraan, fasilitasi, akreditasi lembaga pendidikan
dan pelatihan daerah;
g. pelaksanaan dukungan fasilitasi menghadapi perkembangan teknologi
di sumber daya manusia ekonomi kreatif;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengembangan sumber daya
manusia ekonomi kreatif;
i. pelaksanaan koordinasi kebijakan Pengembangan Kelembagaan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tingkat daerah, regional, bilateral dan
internasional;
j. penyiapan bahan pelaksanaan peningkatan kerjasama kelembagaan
dalam sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat
lokal, nasional dan internasional;
k. pelaksanaan peningkatkan peran serta masyarakat dalam kemitraan
pariwisata; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 5
Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pasal 272

(1) Bidang Pengembangan Ekonomi Keatif mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Pembinaan dan
Pengembangan Ekonomi Kreatif, Sarana Prasarana Ekonomi Kreatif dan
Regulasi, Kerjasama dan Promosi Produk Ekonomi Kreatif.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pembinaan dan
Pengembangan Ekonomi Kreatif, Sarana Prasarana Ekonomi Kreatif
dan Regulasi, Kerjasama dan Promosi Produk Ekonomi Kreatif.
b. pelaksanaan pembinaan, fasilitasi dan pemberian dukungan kepada
pemangku kepentingan dalam riset, edukasi dan pengembangan
ekonomi kreatif;
c. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan kebijakan dan program riset, edukasi dan pengembangan
ekonomi kreatif;
d. pelaksanaan pendataan dan pemberian dukungan kepada pemangku
terkait pengembangan sarana prasarana Ekonomi Kreatif dan
Regulasi;
e. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan sarana prasarana
ekonomi kreatif dan regulasi;
f. pelaksanaan kerjasama dan promosi kepada pemangku kepentingan
terkait pengembangan branding, promosi dan publikasi produk
ekonomi kreatif;
g. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan kebijakan dan program pengembangan branding,
promosi dan publikasi produk ekonomi kreatif;
h. pelaksanaan perluasan pasar produk kreatif baik ekspor maupun
pasar domestik;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 273

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Puluh Satu


Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan
Pasal 274

(1) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan mempunyai


tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di
bidang Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi.
(2) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Ketersediaan dan
Distribusi Pangan, Konsumsi dan Keamanan Pangan, Prasarana,
Sarana dan Penyuluhan, Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan serta bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Unit
Pelayanan Teknis Daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Ketersediaan dan
Distribusi Pangan, Konsumsi dan Keamanan Pangan, Prasarana,
Sarana dan Penyuluhan, Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan serta bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Unit
Pelayanan Teknis Daerah;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat,
Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Konsumsi dan Keamanan
Pangan, Prasarana, Sarana dan Penyuluhan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Perkebunan serta bidang Peternakan dan Kesehatan
Hewan dan Unit Pelayanan Teknis Daerah;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Ketersediaan
dan Distribusi Pangan, Konsumsi dan Keamanan Pangan, Prasarana,
Sarana dan Penyuluhan, Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan serta bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Unit
Pelayanan Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Kesehatan Hewan terdiri
atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan;
e. Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan;
f. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
g. Bidang Perkebunan;
h. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 275

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-
bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 276

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Kesehatan Hewan mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan,
penomoran inventaris, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan,
perawatan serta inventaris ruangan;
f. pelaksanaan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP);
g. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
h. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
Pasal 277

(1) Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi,
pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Ketersediaan
Pangan, Distribusi Pangan dan Kerawanan Pangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Bidang
Ketersediaan dan Distribusi Pangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Ketersediaan Pangan,
Distribusi Pangan dan Kerawanan Pangan;
b. pelaksanaan bimbingan teknis ketersediaan pangan, penyediaan
infrastruktur pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya;
c. penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan kegiatan ketersediaan pangan, penyediaan infrastruktur
pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya;
d. penyiapan bahan analisis, kajian ketersediaan pangan daerah,
pengelolaan dan pemanfaatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah
(CPPD) provinsi;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi bidang distribusi, harga
dan cadangan pangan;
f. penyiapan bahan koordinasi, pengaturan, pengendalian, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan terkait distribusi dan harga dan pangan;
g. penyiapan bahan perencanaan, penyusunan rumusan, pengumpulan
data dan informasi serta pelaksanaan kebijakan terkait distribusi dan
harga pangan;
h. penyiapan bahan pengumpulan data dan pengembangan kelembagaan
distribusi pangan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pangan;
i. penyiapan pengumpulan data harga pangan ditingkat produsen dan
konsumen untuk panel harga;
j. penyiapan bahan koordinasi dalam rangka menghadapi Hari Besar
Keagamaan Nasional (HBKN);
k. pelaksanaan penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan;
l. penyiapan bahan penyusunan dan analisis sistem kewaspadaan
pangan dan gizi;
m. penyiapan bahan pengumpulan data dan informasi kerentanan dan
ketahanan pangan;
n. penyiapan bahan pendampingan/kajian, bahan pengaturan,
pengendalian, pemantauan terkait Kerawanan Pangan; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Pasal 278

(1) Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas memimpin


dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
Konsumsi Pangan, Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan dan
Keamanan Pangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Konsumsi dan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait konsumsi pangan,
penganekaragaman konsumsi pangan, dan keamanan pangan;
b. penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi terkait konsumsi
pangan;
c. penyiapan bahan pemantauan, koordinasi, evaluasi dan pelaporan
kegiatan terkait konsumsi pangan;
d. penyiapan bahan penyusunan penghitungan angka konsumsi pangan
per komoditas per kapita per tahun;
e. penyiapan penghitungan tingkat konsumsi energi dan protein
masyarakat per kapita per tahun;
f. penyiapan penghitungan Pola Pangan Harapan (PPH) tingkat konsumsi;
g. penyiapan bahan penyusunan dan pelaporan peta pola konsumsi
pangan dan pendokumentasian terkait Konsumsi Pangan;
h. pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi bimbingan teknis, bahan
analisis dan kajian, bahan penyusunan rumusan dan pelaksanaan
kebijakan, bahan bimbingan dan supervisi dalam rangka promosi
penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan
lokal;
i. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dalam
rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan, dan
pengembangan pangan lokal;
j. penyiapan bahan promosi konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi
Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;
k. penyiapan bahan pelaksanaan gerakan konsumsi pangan non beras
dan non terigu dan bahan pengembangan Pangan Pokok Lokal;
l. pelaksanaan penyiapan bahan pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ketahanan pangan keluarga;
m. pelaksanaan penyiapan bahan kerjasama antar lembaga pemerintah,
swasta, dan masyarakat dalam percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
n. pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan teknis, bahan koordinasi,
bahan analisis dan kajian, bahan penyusunan rumusan dan
pelaksanaan kebijakan, dan supervisi di bidang kelembagaan
keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, dan kerja sama
dan informasi keamanan pangan;
o. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
dibidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan
pangan dan kerja sama dan informasi keamanan pangan;
p. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan pangan segar yang beredar;
q. penyiapan bahan untuk sertifikasi jaminan keamanan pangan segar;
r. penyiapan bahan Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD), bahan
komunikasi, informasi dan edukasi keamanan pangan; dan
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
Pasal 279

(1) Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan mempunyai tugas memimpin


dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
Lahan dan Irigasi, Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian, serta
Sarana dan Penyuluhan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Prasarana, Sarana dan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait lahan dan irigasi, pupuk
pestisida, alat dan mesin pertanian dan penyuluhan;
b. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan kebijakan terkait
pengembangan lahan dan irigasi pertanian;
c. penyiapan peta pengembangan tata ruang dan tata guna lahan,
rehabilitasi, konservasi, optimalisasi dan pengendalian lahan pertanian
dan irigasi;
d. penyiapan dan pelaksanaan bimbingan pemberdayaan kelembagaan
pemakai air, fasilitasi dan pelayanan investasi pertanian lahan dan
irigasi;
e. menyiapkan penyusunan laporan dan pendokumentasian terkait
Lahan dan Irigasi;
f. pelaksanaan penjaminan mutu pupuk, pestisida, alat dan mesin
pertanian;
g. penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan
pendampingan, pelayanan investasi pertanian dan supervisi pupuk,
pestisida, alat dan mesin pertanian;
h. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, informasi dan
media, dibidang kelembagaan, ketenagaan dan metode serta sistem
manajemen informasi di bidang penyuluhan pertanian;
i. penyiapan penyusunan program, bahan materi dan pengembangan
metodologi penyuluhan pertanian;
j. penyiapan bahan penguatan dan pengembangan serta peningkatan
kapasitas di bidang ketenagaan penyuluhan pertanian;
k. penyiapan penyusunan dan pengelolaan database Sistem Informasi
Manajemen Penyuluh (SIMLUH) pertanian;
l. penyiapan bahan pengembangan kompetensi kerja penyuluh
pertanian;
m. penyiapan bahan dan fasilitasi penilaian dan pemberian penghargaan
kepada penyuluh pertanian;
n. penyiapan bahan dan fasilitasi akreditasi terkait kelembagaan
penyuluhan pertanian;
o. pengoordinasian pelaksanaan kinerja penyuluh pertanian; dan
t. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pasal 280

(1) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas memimpin


dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan dan Holtikultura.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait tanaman pangan,
hortikultura, dan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan
dan hortikultura;
b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan peningkatan tanaman
pangan;
c. penyiapan bahan penyusunan rencana tanam dan produksi,
kebutuhan dan pengembangan varietas unggul tanaman pangan;
d. penyiapan bimbingan peningkatan mutu, data informasi, produksi,
perlindungan/proteksi pada penerapan teknologi budidaya tanaman
pangan;
e. penyiapan sekolah lapang tanaman pangan;
f. penyiapan bahan penanganan dampak perubahan iklim dan
penanggulangan bencana alam;
g. penyiapan bahan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) tanaman pangan;
h. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan
pengembangan varietas unggul hortikultura;
i. penyiapan bahan rekomendasi pemasukan dan pengeluaran tanaman
hortikultura yang beredar;
j. penyiapan bahan penyusunan kebijakan peningkatan hortikultura;
k. penyiapan bahan pengendalian serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) hortikultura;
l. penyiapan bahan pengedalian dan pemantauan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT), bimbingan operasional pengamatan dan peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) hortikultura;
m. pelaksanaan penyiapan sekolah lapang pengendalian hama terpadu
hortikultura;
n. pelaksanaan penyiapan bahan penanganan dampak perubahan iklim;
o. penyiapan bimbingan peningkatan mutu, data informasi, produksi,
perlindungan/proteksi pada penerapan teknologi budidaya
Hortikultura;
p. pelaksanaan penyiapan bahan penerapan Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan Kelayakan
Pengolahan (SKKP/SKP) terkait Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
q. penyiapan pelayanan dan pengembangan informasi pasar;
r. penyiapan fasilitasi promosi produk dibidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
s. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis pengolahan dan
pemasaran hasil di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
t. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengolahan
dan pemasaran hasil terkait Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
u. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 6
Bidang Perkebunan
Pasal 281

(1) Bidang Perkebunan mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan


tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait Produksi Perkebunan,
Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan dan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait produksi perkebunan,
perbenihan dan perlindungan perkebunan, dan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan;
b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan produksi perkebunan
c. penyiapan bahan penyusunan rencana tanam dan produksi tanaman
perkebunan;
d. penyiapan bimbingan peningkatan mutu dan produksi tanaman
perkebunan, penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan;
e. pelaksanaan koordinasi pengujian mutu benih, sertifikasi benih dan
pengendaliaan sumber benih tanaman terkait Perbenihan dan
Perlindungan Perkebunan;
f. pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan benih dan
pengembangan varietas unggul;
g. pelaksanaan penyiapan bahan rekomendasi pemasukan dan
pengeluaran benih yang beredar;
h. pelaksanaan penyiapan bimbingan produksi benih dan kelembagaan
benih;
i. pelaksanaan penyiapan bahan pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT);
j. pelaksanaan penyiapan bahan pengedalian dan pemantauan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), bimbingan operasional
pengamatan dan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
dan pengelolaan data Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT);
k. pelaksanaan penyiapan bahan sekolah lapang pengendalian hama
terpadu;
l. pelaksanaan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis
perbenihan dan perlindungan terkait Perbenihan dan Perlindungan
Perkebunan;
m. pelaksanaan penyiapan bahan penerapan Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan
Kelayakan Pengolahan (SKKP/SKP) pada terkait Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan;
n. pelaksanaan pelayanan dan pengembangan informasi pasar;
o. penyiapan fasilitasi promosi produk pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan;
p. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis pengolahan dan
pemasaran hasil dan menyiapkan kebutuhan alat pengolahan hasil
terkait Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan;
q. pelaksanaan pematauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil terkait Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan; dan
r. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 7
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 282

(1) Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas memimpin


dan melaksanakan tugas penyiapan bahan, penyusunan kebijakan,
koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait
Pembibitan dan Produksi Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pembibitan dan produksi
peternakan, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner,
pengolahan dan pemasaran hasil peternakan;
b. penyiapan bahan pengawasan produksi, mutu, pakan, benih/bibit HPT
pembibitan dan produksi peternakan;
c. penyiapan bahan pengawasan mutu, pengujian benih/bibit HPT terkait
Pembibitan dan Produksi Peternakan;
d. penyiapan bahan pengelolaan sumberdaya genetik hewan,
pengendalian penyediaan dan peredaran benih melalui jaminan
kemurnian dan kelestarian terkait pembibitan dan produksi
peternakan;
e. pelaksanaan pemberian bimbingan peningkatan produksi ternak;
f. Penyiapan bahan pemberdayaan kelompok peternak;
g. penyiapan bahan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan
penerbitan keterangan kesehatan hewan;
h. pelaksanaan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan
penerbitan keterangan kesehatan hewan;
i. pelaksanaan fasilitasi unit pelayanan kesehatan hewan;
j. penyiapan bahan pengamatan, pencegahan dan melakukan
pemberantasan penyakit hewan serta penanggulangan, penutupan, dan
pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular;
k. penyiapan bahan pengawasan peredaran dan penerapan mutu obat
hewan;
l. pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan izin/rekomendasi usaha
distributor obat hewan;
m. penyiapan bahan rekomendasi teknis hasil penilaian dokumen aplikasi
pengeluaran dan/atau pemasukan produk hewan terkait Kesehatan
Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan;
n. pelaksanaan analisis resiko pengeluaran dan pemasukan produk
hewan;
o. pelaksanaan sertifikasi veteriner pengeluaran produk;
p. penyiapan bahan pencegahan penularan;
q. penyiapan bahan bimbingan rumah potong dan pemotongan hewan
qurban;
r. penyiapan bahan bimbingan dan pengembangan unit pengolahan hasil;
s. penyiapan bahan penyusunan kebutuhan alat pengolahan hasil;
t. penyiapan bahan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan Kelayakan Pengolahan
(SKKP/SKP);
u. pelaksanaan pemantauan pelayanan, evaluasi pelaksanaan kegiatan
dan pengembangan informasi pasar Pelaksanaan fasilitasi promosi
produk;
v. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis Kesehatan Masyarakat
Veteriner, pengolahan dan pemasaran hasil; dan
w. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 283

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Puluh Dua


Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Pasal 284

(1) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
(2) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Sekretariat, Geologi dan Air Tanah,
Pertambangan Mineral, Ketenagalistrikan, Energi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Sekretariat, Geologi dan Air Tanah,
Pertambangan Mineral, Ketenagalistrikan, Energi;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sekretariat, Geologi
dan Air Tanah, Pertambangan Mineral, Ketenagalistrikan, Energi;
d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang Sekretariat, Geologi dan Air
Tanah, Pertambangan Mineral, Ketenagalistrikan, Energi;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Keuangan;
d. Bidang Geologi dan Air Tanah;
e. Bidang Pertambangan Mineral;
f. Bidang Ketenagalistrikan;
g. Bidang Energi; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang
telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 285

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
j. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 286

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Pasal 287

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan,
Penataan Aset dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mulai
dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
f. melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur;
g. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
h. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Geologi dan Air Tanah
Pasal 288

(1) Bidang Geologi dan Air Tanah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait Geologi dan Sumber Daya Mineral, Sumber
Daya Air Tanah dan Pengusahaan Air Tanah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Geologi dan Air Tanah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Sumber Daya Air Tanah dan Pengusahaan Air Tanah.
b. pelaksanaan kajian, fasilitasi dan koordinasi potensi Geologi dan
Sumber Daya Mineral;
c. pelaksanaan penyiapan data potensi Geologi dan Sumber Daya
Mineral;
d. pelaksanaan kajian, fasilitasi dan koordinasi potensi Sumber Daya Air
Tanah;
e. pelaksanaan penyiapan data potensi dan Sumber Daya Air Tanah;
f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data zona konservasi air
tanah;
g. pelaksanaan penentuan dan penetapan zona konservasi air tanah;
h. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan zona
konservasi air tanah;
i. pelaksanaan penyiapan sarana prasarana serta pembinaan Geologi
dan Sumber Daya Mineral, Sumber Daya Air Tanah dan Pengusahaan
Air Tanah;
j. pelaksanaan evaluasi kegiatan Geologi dan Sumber Daya Mineral,
Sumber Daya Air Tanah dan Pengusahaan Air Tanah; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Pertambangan Mineral
Pasal 289

(1) Bidang Pertambangan Mineral mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan terkait pengusahaan mineral, teknik
dan lingkungan pertambangan mineral, serta produksi dan penjualan
mineral.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pertambangan Mineral menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait pengusahaan mineral,
teknik dan lingkungan pertambangan mineral, serta produksi dan
penjualan mineral.
b. pelaksanaan verifikasi, evaluasi dan pemantauan terhadap
permohonan rekomendasi penerbitan Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) komoditas mineral bukan logam, mineral bukan
logam jenis tertentu dan batuan;
c. pelaksanaan verifikasi, evaluasi dan pemantauan terhadap
permohonan rekomendasi penerbitan dan/atau perpanjangan
perizinan berusaha di sektor pertambangan mineral;
d. pelaksanaan verifikasi, evaluasi dan pemantauan terhadap
permohonan persetujuan penggunaan wilayah di luar wilayah izin
usaha pertambangan (project area) untuk mendukung kegiatan usaha
pertambangan;
e. penyusunan dan evaluasi cetak biru (blue print) program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) dari sektor
kegiatan usaha pertambangan di Provinsi Kepulauan Riau;
f. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi dokumen rencana eksplorasi,
laporan akhir eksplorasi, dan dokumen studi kelayakan, dokumen
Rencana Kegiatan Anggaran Biaya (RKAB), dokumen rencana
reklamasi, dokumen rencana pascatambang dan/atau dokumen
lainnya yang berkaitan dengan keteknikan dan/atau lingkungan dari
kegiatan usaha pertambangan, bersama dengan Inspektur Tambang;
g. pelaksanaan verifikasi, persetujuan dan pemantauan terhadap
penempatan serta pengembalian dana jaminan kesungguhan
pelaksanaan kegiatan eksplorasi dari kegiatan usaha pertambangan;
h. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi penempatan dana jaminan
reklamasi dan/atau dana jaminan pascatambang dari kegiatan usaha
pertambangan;
i. pelaksanaan penyusunan, penyiapan, dan koordinasi serta kolaborasi
dengan unit kerja dan/atau instansi terkait lainnya dalam
penyusunan dokumen teknis untuk penetapan Wilayah Pertambangan
Rakyat dan pemberian Izin Pertambangan Rakyat;
j. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi permohonan persetujuan
pengangkatan Kepala Teknik Tambang (KTT), Penanggung Jawab
Teknik dan Lingkungan (PTL), penerbitan Kartu Izin Meledak (KIM),
Kartu Pengawas Operasional (KPO), persetujuan kelayakan teknis
(gudang bahan peledak, tangki bahan bakar cair, dan lainnya) dan
rekomendasi teknis (pembelian bahan peledak, dan lainnya) dari
kegiatan usaha pertambangan, bersama dengan Inspektur Tambang;
k. pelaksanaan verifikasi dan evaluasi dokumen pelaksanaan kegiatan
reklamasi dan/atau pascatambang, penilaian keberhasilan
pelaksanaan reklamasi dan/atau pascatambang, serta pengembalian
dana jaminan reklamasi dan/atau dana jaminan pascatambang dari
kegiatan usaha pertambangan, bersama dengan Inspektur Tambang;
l. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan data serta pengevaluasian target
dan realisasi Penerimaan Negara dan/atau Penerimaan Daerah dari
kegiatan usaha pertambangan serta penetapan harga patokan mineral
bukan logam, mineral bukan logam jenis tertentu dan batuan;
m. pelaksanaan koordinasi dan/atau berkolaborasi dengan institusi
dan/atau lembaga lainnya dalam pengelolaan aspek pengusahaan
mineral, aspek keteknikan dan lingkungan, data produksi, penjualan
serta Penerimaan Negara dan/atau Penerimaan Daerah dari kegiatan
usaha pertambangan;
n. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan aspek pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat setempat, aspek kegiatan lain di bidang
kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum,
dan aspek pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP dan IPR, aspek
Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan, dan aspek
penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan,
aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek pengelolaan data mineral
dan aspek jumlah jenis dan mutu hasil usaha pertambangan, dari
kegiatan usaha pertambangan mineral serta berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan Inspektur Tambang dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan aspek keteknikan dan lingkungan pada
wilayah izin usaha pertambangan;
o. pelaksanaan penyiapan sanksi bagi pelaku kegiatan usaha
pertambangan yang tidak memenuhi kewajiban pengusahaan mineral,
aspek keteknikan dan lingkungan, aspek produksi dan penjualan,
serta aspek Penerimaan Negara dan Penerimaan Daerah dari kegiatan
usaha pertambangan, sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan;
p. Pelaksanaan pengelolaan data, informasi dan dokumentasi di
lingkungan pengusahaan mineral, teknik dan lingkungan
pertambangan mineral, serta produksi dan penjualan mineral
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Ketenagalistrikan
Pasal 290

(1) Bidang Ketenagalistrikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan terkait Pengembangan dan Pemeliharaan
Ketenagalistrikan, Pengusahaan Ketenagalistrikan, dan Teknik dan
Lingkungan Ketenagalistrikan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
ketenagalistrikan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi serta pembinaan teknis terkait Pengembangan dan
Pemeliharaan Ketenagalistrikan, Pengusahaan Ketenagalistrikan, dan
Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan.
b. pelaksanaan inventarisasi dan pengolahan data dalam rangka
pengembangan dan pemeliharaan listrik desa;
c. pelaksanaan membangun pembangkit dan meningkatkan layanan
jaringan listrik pedesaan;
d. pelaksanaan mengoperasikan dan memelihara pembangkit dan
jaringan listrik desa;
e. pelaksanaan pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan;
f. pelaksanaan kebijakan keselamatan ketenagalistrikan;
g. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan Teknik dan lingkungan
ketenagalistrikan;
h. pelaksanaan pengawasan atas penerapan keselamatan
ketenagalistrikan;
i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Pengembangan dan Pemeliharaan Ketenagalistrikan, Pengusahaan
Ketenagalistrikan, dan Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Energi
Pasal 291

(1) Bidang Energi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan,


penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi
dan pelaporan terkait Konservasi Energi, Pengembangan Energi Baru
Terbarukan dan Pemanfaatan Energi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Energi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi dan
koordinasi terkait Konservasi Energi, Pengembangan Energi Baru
Terbarukan dan Pemanfaatan Energi.
b. penyiapan bahan kebijakan bimbingan teknis, pengembangan sumber
daya manusia, pembinaan dan pengawasan serta evaluasi Konservasi
Energi;
c. pelaksanaan bimbingan teknis konservasi energi kepada pengusaha,
pengguna sumber energi, dan pengguna energi;
d. pelaksanaan program dan kegiatan konservasi energi;
e. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
program konservasi energi;
f. pelaksanaan inventarisasi, survey serta penelitian Sumber Daya
Energi;
g. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
di bidang konservasi energi;
h. pelaksanaan pengalokasian dana dalam rangka pelaksanaan program
konservasi energi;
i. pelaksanaan penatausahaan Surat Keterangan Terdaftar Usaha Jasa
Penunjang yang kegiatan usahanya dalam 1 (satu) daerah Provinsi;
j. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha niaga Bahan Bakar
Nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain dengan kapasitas
penyediaan sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) ton per tahun;
k. pelaksanaan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif untuk
penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi energi;
l. pelaksanaan pemberian kemudahan dan/atau insentif dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi;
m. pelaksanaan pengelolaan penyediaan Biomassa dan/atau Biogas
dalam wilayah provinsi;
n. pelaksanaan pengelolaan pemanfaatan Biomassa dan/atau Biogas
sebagai bahan bakar dalam wilayah provinsi;
o. pelaksanaan pengelolaan aneka Energi Baru Terbarukan yang
bersumber dari sinar matahari, angin, aliran dan terjunan air serta
gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut dalam wilayah provinsi;
p. pelaksanaan pengelolaan Konservasi Energi terhadap kegiatan yang
izin usahanya dikeluarkan oleh daerah provinsi;
q. pelaksanaan Konservasi Energi pada sarana dan prasarana yang
dikelola oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral; pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Konservasi Energi yang
dilakukan oleh pemangku kepentingan di tingkat daerah provinsi; dan
r. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 292

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA BADAN DAERAH

Bagian Kesatu
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
Pasal 293

(1) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas


membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang Perencanaan, Riset dan Inovasi Daerah yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
(2) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang
Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bidang
Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Bidang
Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan, Bidang Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Daerah, serta Bidang Riset dan
Inovasi Daerah;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang
Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bidang
Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Bidang
Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan, Bidang Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Daerah, serta Bidang Riset dan
Inovasi Daerah;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di Bidang Sekretariat, Bidang Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia, Bidang Perencanaan Perekonomian dan
Sumber Daya Alam, Bidang Perencanaan Infrastruktur dan
Kewilayahan, Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pembangunan Daerah, serta Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Sekretariat, Bidang Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bidang Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Bidang Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan, Bidang Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan Pembangunan Daerah, serta Bidang Riset dan Inovasi
Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(4) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
d. Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
e. Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan;
f. Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Daerah;
g. Bidang Riset dan Inovasi Daerah; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 294

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi lingkup perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang lingkup perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran lingkup perangkat daerah;
e. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan lingkup
perangkat daerah;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi lingkup perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja lingkup
perangkat daerah;
i. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
j. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Pasal 295

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga, perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan dan menyiapkan pengelolaan ketatausahaan,
kehumasan, rumah tangga dan aset;
c. pelaksanaan dan menyiapkan kebutuhan pengelolaan administrasi
kepegawaian, dan pengembangan pegawai;
d. pelaksanaan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan,
penomoran inventaris, penyimpanan, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
f. penyiapan bahan pembinaan dan penataan organisasi dan
tatalaksana;
g. penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kinerja pegawai;
h. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
i. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
Pasal 296

(1) Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia


mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan terkait Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
b. pengoordinasian penyusunan dokumen rencana pembangunan
daerah (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
c. pengoordinasian penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah
dan Rencana Kerja Perangkat Daerah lingkup Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
d. pengoordinasian pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
e. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait
penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah meliputi RPJPD,
RPJMD dan RKPD lingkup Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia;
f. pengoordinasian dukungan pelaksanaan kegiatan pusat untuk
prioritas nasional;
g. pengoordinasian pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi kegiatan
Kementerian/Lembaga, Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup
Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
h. pengoordinasian pembinaan teknis perencanaan Perangkat Daerah
lingkup Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;
i. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan bersama kerjasama antar
daerah lingkup Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan
Manusia;
j. pengoordinasian pelaksanaan sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan
pembangunan daerah antar sektor, antar wilayah, antara Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia;
k. pelaksanaan asistensi penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan Perangkat Daerah lingkup Perencanaan Pemerintahan
dan Pembangunan Manusia;
l. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, dan konsultasi terkait
dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia;
m. pelaksanaan pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap
dokumen perencanaan perangkat daerah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam
Pasal 297

(1) Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam mempunyai


tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun
bahan kebijakan terkait Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya
Alam.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
b. pengoordinasian penyusunan dokumen rencana pembangunan
daerah (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
c. pengoordinasian penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah
dan Rencana Kerja Perangkat Daerah lingkup Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
d. pengoordinasian pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
e. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait
penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah meliputi
RPJPD, RPJMD dan RKPD lingkup Perencanaan Perekonomian dan
Sumber Daya Alam;
f. pengoordinasian dukungan pelaksanaan kegiatan pusat untuk
prioritas nasional;
g. pengoordinasian pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi kegiatan
Kementerian/Lembaga, Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup
Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
h. pengoordinasian pembinaan teknis perencanaan Perangkat Daerah
lingkup Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
i. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan bersama kerjasama
antar daerah lingkup Perencanaan Perekonomian dan Sumber Daya
Alam;
j. pengoordinasian pelaksanaan sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan
pembangunan daerah antar sektor, antar wilayah, antara Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Perekonomian
dan Sumber Daya Alam;
k. pelaksanaan asistensi penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan Perangkat Daerah lingkup Perencanaan Perekonomian
dan Sumber Daya Alam;
l. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, dan konsultasi terkait
dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Perekonomian
dan Sumber Daya Alam;
m. pelaksanaan pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap
dokumen perencanaan perangkat daerah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Perekonomian dan Sumber
Daya Alam; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan
Pasal 298
(1) Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan mempunyai tugas
memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan;
b. pengoordinasian penyusunan dokumen rencana pembangunan
daerah (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan;
c. pengoordinasian penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah
dan Rencana Kerja Perangkat Daerah lingkup Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan;
d. pengoordinasian pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan (RPJPD, RPJMD dan RKPD) lingkup Perencanaan
Infrastruktur dan Kewilayahan;
e. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait
penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah meliputi
RPJPD, RPJMD dan RKPD lingkup Perencanaan Infrastruktur dan
Kewilayahan;
f. pengoordinasian dukungan pelaksanaan kegiatan pusat untuk
prioritas nasional;
g. pengoordinasian pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi kegiatan
Kementerian/Lembaga, Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup
Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan;
h. pengoordinasian pembinaan teknis perencanaan Perangkat Daerah
lingkup Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan;
i. pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan bersama kerjasama
antar daerah lingkup Perencanaan Infrastruktur dan Kewilayahan;
j. pengoordinasian pelaksanaan sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan
pembangunan daerah antar sektor, antar wilayah, antara Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Infrastruktur
dan Kewilayahan;
k. pelaksanaan asistensi penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan Perangkat Daerah lingkup Perencanaan Infrastruktur
dan Kewilayahan;
l. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, dan konsultasi terkait
dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Infrastruktur
dan Kewilayahan;
m. pelaksanaan pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap
dokumen perencanaan perangkat daerah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota lingkup Perencanaan Infrastruktur dan
Kewilayahan; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 5
Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Daerah
Pasal 299

(1) Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Daerah


mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan terkait Perencanaan dan Pendanaan,
Pengendalian dan Evaluasi, Pelaporan Pembangunan.
(2) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Bidang Perencanaan dan Pendanaan, Pengendalian dan
Evaluasi, dan Pelaporan Pembangunan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Perencanaan
dan Pendanaan, Pengendalian dan Evaluasi, Pelaporan
Pembangunan;
b. pelaksanaan penyusunan dan penetapan dokumen perencanaan
pembangunan daerah Provinsi (RPJPD, RPJMD dan RKPD);
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi analisis perencanaan dan
pengembangan pendanaan pembangunan daerah, termasuk juga
kebijakan keuangan daerah;
d. pelaksanaan koordinasi pagu indikatif perencanaan pembangunan
daerah;
e. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi muatan dokumen perencanaan
perangkat daerah dengan dokumen perencanaan pembangunan
daerah, penyusunan laporan capaian pelaksanaan pembangunan
daerah tahun berjalan, serta merekomendasikan hasil pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pembangunan daerah
Provinsi;
f. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, evaluasi dokumen perencanaan
pembangunan daerah kabupaten/kota, serta merekomendasikan
hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
Kabupaten/Kota;
g. pelaksanaan penyelarasan muatan dokumen perencanaan
pembangunan daerah Provinsi dengan Kabupaten/Kota;
h. penyusunan dan pelaksanaan pelaporan pembangunan daerah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
i. pelaksanaan koordinasi pengendalian, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan Pembangunan Daerah sebagaimana yang
ditetapkan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
j. pelaksanaan koordinasi dan pemanfaatan sistem informasi
perencanaan pembangunan daerah;
k. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, dan konsultasi terkait
dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 6
Bidang Riset dan Inovasi Daerah
Pasal 300

(1) Bidang Riset dan Inovasi Daerah mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Pemerintahan, Ekonomi
dan Pembangunan, Inovasi dan Teknologi serta melaksanakan
kebijakan, koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian penelitian,
pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi di
daerah secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan melaksanakan
penyusunan rencana induk dan peta jalan pemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi di daerah sebagai landasan dalam perencanaan
pembangunan daerah di segala bidang kehidupan yang berpedoman
pada nilai Pancasila.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Riset dan Inovasi Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Penelitian dan
Pengembangan Sosial dan Pemerintahan, Ekonomi dan
Pembangunan, Inovasi dan Teknologi;
b. pelaksanaan koordinasi fasilitasi dan sinkronisasi pelaksanaan
penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan kebijakan,
serta inovasi dan invensi Kementerian/Lembaga, Perangkat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
c. pelaksanaan koordinasi sinergitas dan harmonisasi kegiatan
penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan kebijakan,
serta inovasi dan invensi Kementerian/Lembaga, Perangkat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
d. pelaksanaan koordinasi penyusunan data pembangunan daerah di
Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
e. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait;
f. pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program dan
anggaran di Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
g. pelaksanaan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan
kebijakan, serta inovasi dan invensi Perangkat Daerah di Bidang
Riset dan Inovasi Daerah;
h. pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi di bidang
riset dan inovasi, kerja sama pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kemitraan penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan penerapan, serta invensi dan inovasi di daerah;
i. pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan
pemanfaatan serta koordinasi sistem informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi di daerah;
j. pelaksanaan koordinasi penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat berbasis penelitian, pengembangan, pengkajian, dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh
lembaga/pusat/organisasi penelitian lainnya di daerah;
k. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan kebijakan,
serta inovasi dan invensi di Bidang Riset dan Inovasi Daerah;
l. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di Bidang Riset
dan Inovasi Daerah; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 301

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Badan Keuangan dan Aset Daerah
Pasal 302

(1) Badan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di
bidang Keuangan dan Aset Daerah yang menjadi kewenangan Daerah
Provinsi.
(2) Badan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang Anggaran,
Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah, Bidang
Akuntansi dan Pelaporan dan Bidang Pengelolaan Barang Milik
Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang
Anggaran, Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah,
Bidang Akuntansi dan Pelaporan dan Bidang Pengelolaan Barang
Milik Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di Bidang Sekretariat, Bidang Anggaran, Bidang
Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Akuntansi dan
Pelaporan dan Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Sekretariat, Bidang Anggaran, Bidang
Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Akuntansi dan
Pelaporan dan Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Badan Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Anggaran;
d. Sub Bidang Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan;
e. Sub Bidang Perencanaan Anggaran;
f. Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah;
g. Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah
h. Sub Bidang Perbendaharaan;
i. Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
j. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
k. Sub Bidang Data dan Informasi Keuangan Daerah;
l. Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah;
m. Sub Bidang Penatausahaan dan Pengamanan Barang Milik Daerah;
n. Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah;
o. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
p. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 303

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan
dokumentasi, serta membantu Kepala perangkat daerah
mengkoordinasikan Bidang-bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan
terkait Perencanaan dan Evaluasi, Keuangan, dan Umum dan
Kepegawaian.
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
Panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup Perangkat Daerah;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
Perangkat Daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah unit kerja;
i. penyiapan bahan-bahan untuk rapat koordinasi musyawarah
perencanaan pembangunan daerah dan rapat koordinasi teknis;
j. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
k. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
l. penyiapan bahan pelaporan keuangan Perangkat Daerah;
m. penghimpunan dan menyusun laporan bulanan, triwulan, semester
dan tahunan Badan Keuangan dan Aset Daerah;
n. penyiapan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan;
o. penyiapan menyiapkan bahan pengelolaan keuangan meliputi
penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pertanggungjawaban
pembukuan;
p. pelaksanaan proses usulan pengangkatan atau pemberhentian
bendaharawan di lingkup Badan Keuangan dan Aset Daerah;
q. Penyiapan dan menyusun laporan pertanggungjawaban,
melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Badan
Keuangan dan Aset Daerah;
r. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Unit
Pelaksananaan Teknis Daerah;
s. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
t. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
u. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 304

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan dan menyiapkan pengelolaan ketatausahaan,
kehumasan, rumah tangga dan aset;
c. pelaksanaan dan menyiapkan kebutuhan pengelolaan administrasi
kepegawaian dan pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur;
f. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Keuangan dan Aset Daerah mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
g. penyiapan bahan pembinaan dan penataan organisasi dan tata
laksana;
h. penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kinerja pegawai;
i. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
j. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Anggaran
Pasal 305

(1) Bidang Anggaran mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan,


merumuskan dan menyusun bahan kebijakan terkait Perencanaan
Anggaran serta Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Perencanaan
Anggaran serta Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan;
b. pelaksanaan koordinasi pengalokasian anggaran dalam penyusunan
KUA PPAS dan KUPA/PPAS Perubahan;
c. pelaksanaan koordinasi penyusunan RKA/DPA SKPD dan atau
RKAP/DPPA SKPD;
d. penyusunan peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Gubernur
tentang penjabaran APBD;
e. penyusunan Peraturan Gubernur tentang teknis penyusunan
anggaran SKPD;
f. pengoordinasian perencanaan anggaran pendapatan, anggaran
belanja daerah dan anggaran pembiayaan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Anggaran terdiri atas:
a. Sub Bidang Perencanaan Anggaran; dan
b. Sub Bidang Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan.

Pasal 306

(1) Sub Bidang Perencanaan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Sub Bidang Perencanaan
Anggaran.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Perencanaan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi pengalokasian anggaran dalam penyusunan
KUA PPAS dan KUPA/PPAS Perubahan;
b. pelaksanaan koordinasi penyusunan RKA/DPA SKPD dan atau
RKAP/DPPA SKPD;
c. penyusunan peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala
Daerah tentang penjabaran APBD;
d. penyusunan peraturan kepala daerah tentang teknis penyusunan
anggaran SKPD;
e. pengoordinasian perencanaan anggaran pendapatan, anggaran
belanja daerah dan anggaran pembiayaan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 307

(1) Sub Bidang Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan terkait Bina
dan Evaluasi Daerah Bawahan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Bina dan Evaluasi Daerah Bawahan menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan evaluasi terhadap ketaatan asas, norma, struktur
anggaran dan sinkronisasi kebijakan nasional, provinsi dalam
perencanaan APBD kabupaten/kota, pelaksanaan evaluasi terhadap
Rancangan Peraturan Daerah Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD kabupaten/kota, Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
kabupaten/kota, Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan
APBD kabupaten/kota, Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
penjabaran APBD, Rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran perubahan APBD kabupaten/kota;
b. Pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, dan konsultasi serta
fasilitasi terkait dengan penyusunan APBD, Perubahan APBD dan
pertangungjawaban pelaksanaan APBD kabupaten/kota, dan
monitoring pelaksanaan APBD kabupaten/kota;
c. pelaksanaan analisis dan pelaksanaan pembinaan dana fasilitasi
pengelolaan dana transfer kepada Pemerintah kabupaten/kota;
d. penelitian dan penindaklanjutan hasil evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah APBD/APBDP dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
kabupaten/kota serta menghimpun data APBD kabupaten/kota;
e. penyusunan pedoman umum dan pedoman teknis evaluasi APBD dan
APBDP Daerah Bawahan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah
Pasal 308

(1) Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas


memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait Perbendaharaan dan Pengelola Kas Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait
Perbendaharaan dan Pengelola Kas Daerah.
b. Pelaksanaan pengadaan pengujian kebenaran dan kelengkapan
Dokumen terhadap surat perintah membayar (SPM) sebagai dasar
pembuatan surat perintah pencairan dana (SP2D) di lingkup
Perbendaharaan dan pengesahan penerimaan dan pengeluaran BLUD;
c. Penerbitan SP2D sebagai dasar pencairan dana serta daftar
pengujinya untuk semua beban pengeluaran yang bersifat langsung
(LS), uang persediaan (UP), ganti uang (GU) dan tambah uang (TU)
untuk keperluan dinas, badan, kantor, bagian/perangkat pemerintah
daerah di lingkup Perbedaharaan;
d. Penerbitan SP2D Non Anggaran sebagai bukti penyetoran pajak;
e. Pencatatan dan membukukan pengeluaran SP2D dalam bentuk
register SP2D dan mengarsipkannya dan menyusun laporan serta
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Perbendaharaan;
f. Pemberian rekomendasi serta menyiapkan surat keputusan dalam
rangka pengangkatan dan pemberhentian serta pengembangan tugas
dan kewajiban bendahara pengeluaran;
g. Pengoordinasian pelaksanaan dan penelitian kelengkapan dokumen
SPP dan SPM; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Daerah terdiri atas:
a. Sub Bidang Perbendaharaan; dan
b. Sub Bidang Pengelola Kas Daerah.

Pasal 309

(1) Sub Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Perbendaharaan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bidang Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengujian kebenaran dan kelengkapan Dokumen
terhadap surat perintah membayar (SPM) sebagai dasar pembuatan
surat perintah pencairan dana (SP2D) di lingkup Sub Bidang
Perbendaharaan dan pengesahan penerimaan dan pengeluaran BLUD;
b. penerbitan SP2D sebagai dasar pencairan dana serta daftar
pengujinya untuk semua beban pengeluaran yang bersifat langsung
(LS), uang persediaan (UP), ganti uang (GU) dan tambah uang (TU)
untuk keperluan dinas, badan, kantor, bagian/perangkat pemerintah
daerah di lingkup Sub Bidang Perbedaharaan;
c. penerbitan SP2D Non Anggaran sebagai bukti penyetoran pajak;
d. pencatatan dan pembukuan pengeluaran SP2D dalam bentuk register
SP2D dan mengarsipkannya dan menyusun laporan serta
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bidang perbendaharaan;
e. pemberian rekomendasi serta menyiapkan surat keputusan dalam
rangka pengangkatan dan pemberhentian serta pengembangan tugas
dan kewajiban bendahara pengeluaran;
f. pengoordinasian pelaksanaan dan penelitian kelengkapan dokumen
SPP dan SPM;
g. pelaksanaan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan
pembayaran gaji pegawai SKPD dan penerbitan SKPP; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 310

(1) Sub Bidang Pengelola Kas Daerah mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pengelolaan Kas Daerah.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bidang Pengelola Kas Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan anggaran kas, penyiapan SPD dan pelaksanaan
manajemen kas daerah;
b. penyiapan laporan posisi kas daerah per harian, per bulan, per
triwulan, per semester dan per tahun;
c. pelaksanaan rekonsiliasi saldo kas daerah dengan bank persepsi;
d. pelaksanaan rekonsiliasi kas bendahara SKPD;
e. pelaksanaan fungsi penyediaan anggaran kas; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Pasal 311

(1) Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Akuntansi dan Pelaporan serta Data dan Informasi Keuangan
Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Akuntansi dan
Pelaporan serta Data dan Informasi Keuangan Daerah.
b. penyusunan bahan kebijakan, sistem prosedur dan panduan teknis
pelaksanaan akuntansi keuangan daerah untuk SKPD pada lingkup
Akuntansi dan Pelaporan;
c. pelaksanaan rekonsiliasi pendapatan dan belanja serta pembiayaan
pada lingkup Akuntansi dan Pelaporan;
d. penghimpunan Laporan Realisasi Bulanan, Triwulan, Semester,
Tahunan dan prognosis semester kedua dari SKPD pada lingkup
Akuntansi dan Pelaporan;
e. pelaksanaan rekonsiliasi laporan keuangan secara periodik sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan terhadap laporan keuangan
SKPD, BLUD dan PPKD pada lingkup Akuntansi dan
Pelaporan;
f. Pembinaan Pengelolaan Keuangan Terhadap Pelaksanaan Akuntansi,
Pelaporan Dan Pertanggung Jawaban BLUD Provinsi dan
kabupaten/kota;
g. penyusunan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasi dari SKPD
pada lingkup Akuntansi dan Pelaporan;
h. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
i. pelaksanan verifikasi dan pengujian atas bukti memorial pada lingkup
Akuntansi dan Pelaporan;
j. pelaksanaan jurnal koreksi kesalahan pembukuan dan penyesuaian
terhadap pendapatan, belanja dan non kas dalam rangka penyusunan
laporan keuangan semesteran dan transaksi akhir tahun dari SKPD
pada lingkup Akuntansi dan Pelaporan;
k. pelaksanaan pembinaan, sosialisasi tentang penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah sesuai kebijakan akuntansi pemerintah
daerah pada lingkup Akuntansi dan Pelaporan; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Akuntansi dan Pelaporan terdiri atas:
a. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan; dan
b. Sub Bidang Data dan Informasi Keuangan Daerah.

Pasal 312

(1) Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Akuntansi dan
Pelaporan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan kebijakan, sistem prosedur dan panduan teknis
pelaksanaan akuntansi keuangan daerah untuk SKPD pada lingkup
Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
b. pelaksanaan rekonsiliasi pendapatan dan belanja serta pembiayaan
pada lingkup Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
c. penghimpunan Laporan Realisasi Bulanan, Triwulan, Semester,
Tahunan dan prognosis semester kedua dari SKPD pada lingkup Sub
Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
d. pelaksanaan rekonsiliasi laporan keuangan secara periodik sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan terhadap laporan keuangan
SKPD, BLUD dan PPKD pada lingkup Sub Bidang Akuntansi dan
Pelaporan;
e. penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi dari SKPD
pada lingkup Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
f. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
g. pelaksanaan verifikasi dan pengujian atas bukti memorial pada
lingkup Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
h. penyusunan dan penyampaian laporan pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
i. pelaksanaan jurnal koreksi kesalahan pembukuan dan penyesuaian
terhadap pendapatan, belanja dan non kas dalam rangka penyusunan
laporan keuangan semesteran dan transaksi akhir tahun dari SKPD
pada lingkup Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
j. pelaksanaan pembinaan, sosialisasi tentang penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah sesuai kebijakan akuntansi pemerintah
daerah pada lingkup Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 313

(1) Sub Bidang Data dan Informasi Keuangan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Data dan
Informasi Keuangan Daerah.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Data dan Informasi Keuangan Daerah menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD Pemerintah Provinsi dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD pemerintah daerah;
b. penyiapan bahan, pengembangan dan pengelolaan sistem keuangan
daerah di lingkungan Badan Keuangan dan Aset Daerah;
c. penghimpunan dan pengelolaan data keuangan daerah;
d. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi tentang sistem informasi
keuangan daerah di lingkungan pemerintah daerah;
e. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi tentang sistem informasi
keuangan daerah di lingkungan pemerintah daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pasal 314

(1) Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah mempunyai tugas


memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait pengelolaan
barang milik daerah;
b. penelitian bahan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan
rencana kebutuhan barang milik daerah;
c. penelitian bahan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan
rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;
d. penelitian usulan penetapan status penggunaan barang milik daerah;
e. pengumpulan, analisis, dan penyiapan data untuk menentukan
analisis standar biaya kegiatan dan menyusun standar barang,
standar kebutuhan dan standar satuan harga Provinsi;
f. penyiapan konsep surat keputusan penetapan status penggunaan
barang milik daerah;
g. penelitian dokumen pengajuan usulan pemanfaatan barang milik
daerah;
h. penyiapan dokumen atas pelaksanaan pemanfaatan barang milik
daerah;
i. penyiapan dokumen hasil penilaian barang milik daerah dalam rangka
pemanfaatan barang milik daerah;
j. pembinaan pengelolaan barang milik daerah kabupaten/kota; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah terdiri atas:
a. Sub Bidang Penatausahaan dan Pengamanan Barang Milik Daerah;
dan
b. Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah.

Pasal 315

(1) Sub Bidang Penatausahaan dan Pengamanan Barang Milik Daerah


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
terkait Sub Bidang Penatausahaan dan Pengamanan Barang Milik
Daerah.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sub Bidang Penatausahaan dan Pengamanan Barang Milik Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan konsep berita acara serah terima atas penggunaan barang
milik daerah;
b. penyiapan konsep Surat Ijin Penghunian (SIP) penggunaan rumah
negara yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah;
c. pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengamanan
barang milik daerah;
d. penyimpanan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah
e. penghimpunan laporan hasil pemeliharaan dari SKPD secara berkala;
f. pelaksanaan evaluasi mengenai efisiensi pemeliharaan barang milik
daerah;
g. penelitian dokumen pengajuan usulan pemindahtanganan barang
milik daerah, dokumen pengajuan usulan pemusnahan barang milik
daerah dan dokumen pengajuan usulan penghapusan barang milik
daerah;
h. penyiapan dokumen atas pelaksanaan pemindahtanganan barang
milik daerah, dokumen atas pelaksanaan pemusnahan barang milik
daerah, dokumen atas pelaksanaan penghapusan barang milik
daerah dan dokumen hasil penilaian barang milik daerah dalam
rangka pemindahtanganan barang milik daerah; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 316

(1) Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan terkait Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang
Milik Daerah.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program kerja Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan
Barang Milik Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. pelaksanaan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang diserahkan dari SKPD;
c. penyiapan konsep pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah;
d. penghimpunan dan Pelaksanaan pencatatan hasil penilaian barang
milik daerah dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah
dengan berpedoman pada standar akuntansi pemerintah pusat
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
e. pelaksanakan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang
milik daerah dengan pengurus barang SKPD, pelaksana akuntansi
SKPD dan Bidang Akuntansi dan Pelaporan;
f. penghimpunan dan penyusunan laporan barang milik daerah dalam
rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah;
g. penyiapan bahan penyusunan, pedoman dan petunjuk teknis Sub
Bidang Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 317

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Badan Pendapatan Daerah
Pasal 318

(1) Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur


melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang
Pendapatan Daerah yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
(2) Badan Pendapatan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di Bidang Sekretariat, Pengembangan
Pendapatan, Pendapatan, Penagihan Pajak dan Pengendalian dan
Pengawasan, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Sekretariat,
Pengembangan Pendapatan, Pendapatan, Penagihan Pajak dan
Pengendalian dan Pengawasan,Unit Pelaksana Teknis Daerah;;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di Bidang Sekretariat, Pengembangan Pendapatan, Pendapatan,
Penagihan Pajak dan Pengendalian dan Pengawasan, Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Sekretariat, Pengembangan
Pendapatan, Pendapatan, Penagihan Pajak dan Pengendalian dan
Pengawasan, Unit Pelaksana Teknis Daerah;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Badan Pendapatan Daerah terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pengembangan Pendapatan;
d. Sub Bidang Pengelolaan Sistem Informasi;
e. Sub Bidang Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data;
f. Bidang Pendapatan;
g. Sub Bidang Penerimaan Pajak Daerah;
h. Sub Bidang Penerimaan Retribusi Daerah dan PAD Lainnya;
i. Bidang Penagihan Pajak;
j. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan Pajak;
k. Sub Bidang Pemeriksaan Pajak;
l. Bidang Pengendalian dan Pengawasan;
m. Sub Bidang Pengendalian Administrasi dan Operasional;
n. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan;
o. Unit Pelaksana Teknis Badan; dan
p. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 319

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan Penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
h. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
i. penyusunan Standar Operasinal Prosedur (SOP) pada Sub
Koordinator perencanaan dan evaluasi;
j. penyelenggaraan pengelolaan, pembinaan dan bimbingan administrasi
keuangan dan perbendaharaan;
k. pelaksanaan penyusunan bahan pertanggungjawaban anggaran
pendapatan dan belanja;
l. penghimpunan data dan menyusun Laporan Realisasi Anggaran per
Triwulan, Semester dan Tahunan;
m. pelaksanaan verifikasi anggaran pendapatan dan belanja;
n. penyelenggaraan akuntansi pendapatan dan belanja Perangkat
Daerah;
o. pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Perangkat Daerah;
p. penyusunan Standar Operasinal Prosedur (SOP) pada Sub
Koordinator Keuangan;
q. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
r. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 320

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan dan
aset serta evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. penyiapan dan melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
dan pengembangan pegawai;
d. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Pendapatan Daerah mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
e. penyusunan Standar Operasinal Prosedur (SOP) pada Subbagian
Umum dan Kepegawaian dan mengkoordinasikan SOP di lingkungan
Badan Pendapatan Daerah;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pengembangan Pendapatan
Pasal 321

(1) Bidang Pengembangan Pendapatan mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait kerjasama dan kelembagaan,pengelolaan sistem informasi,
pengembangan inovasi dan pengolahan data.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Bidang Pengembangan Pendapatan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait kerjasama dan
kelembagaan,pengelolaan sistem informasi, pengembangan inovasi
dan pengolahan data;
b. pelaksanaan edukasi dan sosialisasi produk inovasi;
c. penyiapan dan melaksanakan Kerjasama antar Lembaga di bidang
pelayanan publik;
d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Sub
Koordinator Kerjasama dan Kelembagaan;
e. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan unit
pelaksana teknis daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pengembangan Pendapatan terdiri dari :
a. Sub Bidang Pengelolaan Sistem Informasi; dan
b. Sub Bidang Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data.

Pasal 322

(1) Sub Bidang Pengelolaan Sistem Informasi mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi pendapatan Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bidang Pengelolaan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis
pengembangan teknologi sistem informasi pendapatan dan pelayanan
publik;
b. pelaksanaan pengelolaan Sistem Informasi bidang pendapatan daerah
dan pelayanan publik;
c. pelaksanaan perawatan/pemeliharaan, dan pengembangan sistem
informasi pendapatan daerah dan pelayanan publik;
d. pengelolaan perangkat keras teknologi yang mendukung operasional
manajemen pelayanan publik dan tata kelola pendapatan;
e. pelaksanaan pengelolaan sistem pencadangan database pendapatan;
f. pelaksanaan fasilitasi sistem aplikasi pendapatan dan pelayanan
publik;
g. pengelolaan sistem dan teknologi informasi, sistem komunikasi dan
jaringan yang mendukung operasional sistem pelayanan publik dan
tata kelola pendapatan;
h. penyiapan konsep penataan database, program aplikasi, jaringan,
perangkat komputer dan pendukungnya pada pengembangan sistem
informasi;
i. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Sub bidang
Pengelolaan Sistem Informasi;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 323

(1) Sub Bidang Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bidang Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis
penyusunan program Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data;
b. perencanaan dan pelaksanaan penyiapan inovasi pelayanan;
c. pengumpulan dan penyajian data dan informasi pendapatan daerah;
d. pelaksanaan koordinasi pemutakiran data dan informasi pendapatan
daerah;
e. penginventarisasian, mempelajari dan evaluasi data dan informasi
dalam menyusun rencana target tahunan Pendapatan Daerah;
f. pelaksanaan penelitian dan pengkajian pengembangan pendapatan
daerah;
g. penyusunan laporan pendapatan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan lain-lain;
h. penyusunan buku data pendapatan secara periodik;
i. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Sub Bidang
Pengembangan Inovasi dan Pengolahan Data; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Pendapatan
Pasal 324

(1) Bidang Pendapatan mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan,


merumuskan dan menyusun bahan kebijakan terkait Penerimaan Dana
Transfer, penerimaan pajak daerah, penerimaan retribusi daerah dan
PAD lainnya.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Penerimaan
Dana Transfer, penerimaan pajak daerah, penerimaan retribusi
daerah dan PAD lainnya.
b. pelaksanaan koordinasi dan rekonsiliasi penerimaan Dana Transfer
Daerah dengan BKAD Prov. Kepri;
c. pelaksanaan fasilitasi, koordinasi dan evaluasi dengan instansi pusat
(KPP dan KPPN) dan OPD terkait dengan pengelolaan Dana Transfer
Daerah berbasis kinerja;
d. pelaksanaan fasilitasi, koordinasi dan evaluasi dengan instansi dan
OPD terkait dalam penyusunan Data Dasar penghitungan Dana
Alokasi umum (DAU) dan Usulan Dana Alokasi Khusus;
e. penyiapan Data Realisasi Penerimaan Dana Transfer Daerah,
pengendalian dan pelaporan pengelolaan Dana Transfer Daerah;
f. penyiapan ketentuan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(CHT) antara Provinsi dan Kabupaten/Kota;
g. penyusunan dan melaksanakan program kegiatan terkait dengan
alokasi DBH CHT dengan OPD teknis terkait;
h. pelaksanaan rekonsiliasi dengan Instansi terkait tentang Dana Bagi
Hasil CHT, dan menyusun laporan penyaluran Dana Bagi Hasil CHT
dengan Kabupaten/Kota;
i. pelaksanaan fasilitasi kegiatan sosialisasi terkait dengan Peraturan
Perundang-Undangan Dana Transfer Daerah;
g. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub Koordinator
Penerimaan Dana Transfer Daerah;
h. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan unit
pelaksana teknis daerah;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pendapatan terdiri dari :
a. Sub Bidang Penerimaan Pajak Daerah; dan
b. Sub Bidang Penerimaan Retribusi Daerah dan PAD Lainnya.

Pasal 325

(1) Sub Bidang Penerimaan Pajak Daerah mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelaksanaan penerimaan
pajak daerah.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Penerimaan Pajak Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan penetapan target penerimaan pajak daerah;
b. pelaksanaan pendataan dan inventarisasi subjek dan objek pajak
daerah;
c. penggalian potensi dan mengevaluasi sumber-sumber pajak daerah
dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah;
d. pengumpulan bahan-bahan dan merumuskan penetapan dan
perubahan nilai jual Kendaraan Bermotor (NJKB);
e. pelaksanaan kajian penyesuaian tarif air permukaan sesuai dengan
perkembangan keadaan;
f. pelaksanaan pembinaan pelaksanaan pelayanan pemungutan pajak
daerah;
g. penghimpunan dan penyusunan laporan realisasi penerimaan pajak
daerah secara periodik;
h. pengumpulan bahan dan perumusan usulan penetapan dan
perubahan tarif Pajak Daerah;
i. penyusunan konsep produk hukum, petunjuk pelaksanaan dan teknis
pengenaan Pajak Daerah serta pelaksanaan pemungutannya;
j. pengawasan, pengevaluasian, dan pelaporan pelaksanaan pelayanan
pemungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), dan
Pajak Rokok;
k. penyusunan dan penyiapan rancangan peraturan pelaksanaan,
petunjuk teknis Bagi Hasil Pajak Daerah;
l. penyiapan bahan penghitungan Alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah
untuk Kabupaten/Kota;
m. pelaksanaan fasilitasi, koordinasi, monitoring, rekonsiliasi dan
klarifikasi data penerimaan Bagi Hasil Pajak pada Pemerintah
Kabupaten/Kota secara periodik
n. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Subbidang
Penerimaan Pajak Daerah; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 326

(1) Sub Bidang Penerimaan Retribusi Daerah dan PAD Lainnya mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penerimaan
retribusi daerah dan PAD lainnya.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bidang Penerimaan Retribusi dan PAD Lainnya
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pendataan, inventarisasi subjek dan wajib Retribusi
Daerah bersama dengan OPD Teknis terkait;
b. penyusunan, perumusan, pengusulan dan penetapan perubahan Tarif
Retribusi Daerah bersama dengan OPD Teknis terkait sesuai dengan
kondisi objektif daerah;
c. penyusunan dan penyiapan pedoman pelaksanaan pungutan
Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD bersama dengan OPD Teknis
terkait;
d. pelaksanaan rekonsiliasi data realisasi penerimaan Retribusi dan
Lain-lain PAD secara periodik bersama dengan OPD Teknis terkait;
e. pelaksanaan kegiatan fasilitasi sosialisasi dan monitoring pelaksanaan
pemungutan Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD bersama dengan
OPD Teknis terkait;
f. pelaksanaan Pengawasan dan Pembinaan pelaksanaan pemungutan
Retribusi dan lain-lain PAD; dan
g. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub bidang
Penerimaan Retribusi dan Lain-lain PAD; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Penagihan Pajak
Pasal 327

(1) Bidang Penagihan Pajak mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Penagihan Pajak, verifikasi dan keberatan pajak,pemeriksaan
pajak.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Penagihan Pajak menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Penagihan
Pajak,verifikasi dan keberatan pajak,pemerikasan pajak;
b. penyusunan dan merumuskan kebijakan teknis sistem dan prosedur
penagihan pajak;
c. penyusunan dan merumuskan pedoman penatausahaan tunggakan
dan piutang pajak;
d. penghimpunan, memilah, menyusun dan mengolah data tunggakan
dan piutang pajak secara periodik;
e. pelaksanaan evaluasi data dan memproses kadaluwarsa penagihan;
f. penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penagihan
tunggakan dan piutang pajak yang dilaksanakan UPT PPD dalam
pelaksanaan penagihan pajak;
g. pelaksanaan koordinasi dan memantau pelaksanaan penagihan pajak
serta mengevaluasi dan mengolah data hasil penagihan pajak oleh
UPT PPD;
h. pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa atas tunggakan
dan/ atau piutang pajak sesuai sesuai dengan batas kewenangannya
dan ketentuan yang berlaku;
i. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan surat paksa, penyitaan,
permohonan banding dan sengketa pajak lainnya;
j. pelaksanaan instrumen hukum pajak dan penindakan;
k. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub Koordinator
penagihan Pajak;
l. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan unit
pelaksana teknis daerah; dan
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Penagihan Pajak terdiri dari :
a. Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan Pajak; dan
b. Sub Bidang Pemeriksaan Pajak.

Pasal 328

(1) Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan Pajak mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Verifikasi
dan keberatan Pajak.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bidang Verifikasi dan Keberatan Pajak menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan bahan pedoman penatausahaan berkas-
berkas permohonan keberatan pajak daerah;
b. pelaksanaan pertimbangan dan pemrosesan penyelesaian pengaduan
dan permohonan keberatan/keringanan dan sengketa pajak daerah;
c. pelaksanaan penyusunan bahan pedoman penatausahaan
penghapusan pajak daerah;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan administrasi,
pelayan pajak dan keberatan pajak;
e. pelaksanaan pengumpulan dan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pedoman dam mekanisme penyelesaian keberatan
pajak;
f. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada sub bidang Verifikasi
dan Keberatan Pajak;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 329

(1) Sub Bidang Pemeriksaan Pajak mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemeriksaan Pajak.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bidang Pemeriksaan Pajak menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan perumusan kebijakan teknis sistem dan prosedur
pemeriksaan pajak;
b. penyusunan dan pengolahan data kepatuhan wajib pajak;
c. pelaksanaan pemeriksaan pajak untuk jenis pajak yang dipungut
berdasarkan perhitungan Wajib Pajak (Self Assessment;)
d. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak;
e. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada sub bidang
pemeriksaan Pajak; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Pengendalian dan Pengawasan
Pasal 330

(1) Bidang Pengendalian dan pengawasan mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait pengendalian Pendapatan,pengendalian administrasi dan
operasional,pembukuan dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Pengendalian dan pengawasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait pengendalian
Pendapatan,pengendalian administrasi dan operasional,pembukuan
dan pelaporan;
b. pelaksanaan pengendalian, analisa, evaluasi dan estimasi pencapaian
realiasasi penerimaan pendapatan daerah serta upaya dan strategi
pencapaian penerimaan;
c. pelaksanaan koordinasi penyusunan pedoman Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah;
d. pelaksanaan pengendalian perencanaan pendapatan daerah;
e. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub Koordinator
Pengendalian Pendapatan Daerah;
f. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan unit
pelaksana teknis daerah;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Bidang Pengendalian dan Pengawas terdiri dari:
a. Sub Bidang Pengendalian Administrasi dan Operasional; dan
b. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan.

Pasal 331

(1) Sub Bidang Pengendalian Administrasi dan Operasional mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan,
fasilitasi dan koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Pengendalian Administrasi dan Operasional.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bidang Pengendalian Administrasi dan Operasional menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan administrasi dan
operasional pemungutan pendapatan daerah dan pelayanan;
b. pelaksanaan koordinasi penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan
oleh pemeriksa ekstrenal dan/atau aparat pengawas internal
pemerintah;
c. pelaksanaan monitoring dan evalausi pelaksanaan kapatuhan
internal, penanganan pengaduan dan melakukan bimbingan dan
konsultasi terkait operasional Badan;
d. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub bidang
Pengendalian Administrasi dan Operasional;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 332

(1) Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pembukuan dan
Pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bidang Pembukuan dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah;
b. pelaksanaan rekonsiliasi data realisasi pendapatan dalam
penyusunan laporan keuangan daerah;
c. penyiapan data realisasi pendapatan dalam penyusunan laporan
keuangan daerah;
d. pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi pembukuan dan pelaporan
pendapatan daerah;
e. penyusunan Standar Operasional Prosedur pada Sub bidang
Pembukuan dan Pelaporan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 333

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Badan Kepegawaian Daerah dan KORPRI
Pasal 334

(1) Badan Kepegawaian Daerah dan KORPRI mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di
bidang Kepegawaian yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
(2) Badan Kepegawaian Daerah Dan KORPRI dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis di Bagian Sekretariat, Bidang KORPRI,
Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian, Bidang Mutasi,
Kepangkatan dan Promosi, Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin, dan
Penghargaan, Bidang Pengembangan Aparatur;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bagian Sekretariat, Bidang
KORPRI, Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian, Bidang
Mutasi, Kepangkatan dan Promosi, Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin
dan Penghargaan, Bidang Pengembangan Aparatur;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di Bagian Sekretariat, Bidang KORPRI, Pengadaan dan Sistem
Informasi Kepegawaian, Bidang Mutasi, Kepangkatan dan Promosi,
Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin dan Penghargaan, Bidang
Pengembangan Aparatur;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di Bagian Sekretariat, Bidang KORPRI,
Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian, Bidang Mutasi,
Kepangkatan dan Promosi, Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin dan
Penghargaan, Bidang Pengembangan Aparatur;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
3) Badan Kepegawaian Daerah Dan KORPRI terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Keuangan;
d. Bidang KORPRI, Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian;
e. Bidang Mutasi, Kepangkatan, dan Promosi;
f. Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
g. Bidang Pengembangan Aparatur;
h. Unit Pelaksanaan Teknis Daerah; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 335

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
Perangkat Daerah mengoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan, evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. Penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. Penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. Penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. Penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Pemeriksaan, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. Pelaksanaan Implementasi Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi
Birokrasi Perangkat Daerah;
h. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Seluruh Program Kerja
Perangkat Daerah;
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
b. Sub Bagian Keuangan.

Pasal 336
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Dan KORPRI mulai
dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
d. penyiapan dan melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
dan pengembangan pegawai; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 337

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, fasilitasi dan
koordinasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan keuangan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
c. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
d. penyiapan bahan tanggapan pemeriksaan;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang KORPRI, Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian
Pasal 338

(1) Bidang KORPRI, Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian


mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan terkait pengadaan, pemberhentian, dan
sistem informasi kepegawaian.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
KORPRI, Pengadaan dan Sistem Informasi Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Bidang KORPRI,
Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian;
b. pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Bidang KORPRI,
Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian;
c. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di
lingkungan Bidang KORPRI, Pengadaan, dan Sistem Informasi
Kepegawaian;
d. penyeliaan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
KORPRI, Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian;
e. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait KORPRI,
Pengadaan, Pemberhentian, dan Sistem Informasi Kepegawaian.
f. pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, dan kegiatan
keorganisasian untuk mendukung tugas dan fungsi lembaga profesi
ASN;
g. perencanaan dan melaksanakan fasilitasi kelembagaan profesi ASN;
h. pelaksanaan koordinasi tata hubungan kerja di setiap jenjang
kepengurusan lembaga profesi ASN;
i. pelaksanaan fasilitasi keikutsertaan ASN dalam program Taspen dan
BPJS;
j. pelaksanaan koordinasi pemberian kesejahteraan ASN;
k. penyusunan kebutuhan ASN;
l. pelaksanaan pengadaan ASN;
m. pelaksanaan proses administrasi pemberhentian ASN;
n. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi administrasi mahasiswa/taruna
sekolah kedinasan;
o. perencanaan pengembangan, pengelolaan, dan pelaksanaan evaluasi
sistem informasi layanan kepegawaian;
p. pelaksanaan pemeliharaan dan pemutakhiran data sistem informasi
layanan kepegawaian;
q. fasilitasi administrasi penerbitan kartu istri (karis) dan kartu suami
(karsu);
r. pelaksanaan layanan administrasi Pegawai Tidak Tetap (PTT);
s. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
KORPRI, Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian;
t. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang KORPRI,
Pengadaan, dan Sistem Informasi Kepegawaian; dan
u. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.

Paragraf 3
Bidang Mutasi, Kepangkatan dan Promosi
Pasal 339

(1) Bidang Mutasi, Kepangkatan dan Promosi mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Mutasi, Kepangkatan dan Promosi.
(2) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Bidang Mutasi, Kepangkatan, dan
Promosi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Bidang Mutasi,
Kepangkatan, dan Promosi;
b. pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Bidang Mutasi,
Kepangkatan, dan Promosi;
c. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di
lingkungan Bidang Mutasi, Kepangkatan, dan Promosi;
d. penyeliaan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang Mutasi,
Kepangkatan, dan Promosi;
e. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Mutasi,
Kepangkatan dan Promosi;
f. pelaksanaan administrasi penempatan dari dan dalam jabatan
pegawai berdasarkan kualifikasi/kompetensi jabatan;
g. pelaksanaan administrasi pengangkatan PNS;
h. pelaksanaan administrasi pengangkatan dan pemberhentian dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi;
i. penyusunan administrasi pengangkatan dan pemberhentian PNS
dalam Jabatan Fungsional;
j. pelaksanaan administrasi kenaikan pangkat PNS;
k. pelaksanaan pengusulan peninjauan masa kerja ASN;
l. pelaksanaan penyusunan pola karir PNS;
m. perencanaan dan pelaksanaan promosi;
n. pelaksanaan evaluasi pengembangan karir dan promosi ASN;
o. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
Mutasi, Kepangkatan, dan Promosi;
p. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Mutasi,
Kepangkatan, dan Promosi; dan
q. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.

Paragraf 4
Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin dan Penghargaan
Pasal 340

(1) Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin Dan Penghargaan mempunyai tugas


memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur, Disiplin ASN
Dan Penghargaan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penilaian Kinerja, Disiplin dan Penghargaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Bidang Penilaian
Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
b. pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Bidang
Penilaian Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
c. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di
lingkungan Bidang Penilaian Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
d. penyeliaan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
Penilaian Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
e. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Penilaian dan
Evaluasi Kinerja Aparatur, Disiplin ASN dan Penghargaan;
f. pelaksanaan fasilitasi penyusunan perencanaan kinerja individu;
g. pelaksanaan pembinaan kinerja individu;
h. pelaksanaan evaluasi dan analisis hasil penilaian kinerja;
i. pelaksanaan pembinaan disiplin dan kode etik;pelaksanaan
j. penyelesaian pelanggaran disiplin dan kode etik;
k. pelaksanaan layanan mediasi permasalahan ASN;
l. pelaksanaan penerbitan Surat Keputusan Pemberian Izin Perceraian
dan Surat Keterangan untuk Melakukan Perceraian;
m. pelaksanaan layanan pemberian cuti;
n. pelaksanaan layanan Kenaikan Gaji Berkala (KGB);
o. fasilitasi pemberian tanda kehormatan dan tanda jasa;
p. fasilitai pemberian penghargaan pegawai;
q. evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang Penilaian
Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan;
r. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Penilaian
Kinerja, Disiplin, dan Penghargaan; dan
s. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.

Paragraf 5
Bidang Pengembangan Aparatur
Pasal 341

(1) Bidang Pengembangan Aparatur mempunyai tugas dan fungsi memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Pengembangan Karir, Sertifikasi Jabatan, Pembinaan Jabatan
Fungsional
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Aparatur menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan Bidang Pengembangan
Aparatur;
b. pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Bidang
Pengembangan Aparatur;
c. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di
lingkungan Bidang Pengembangan Aparatur;
d. penyeliaan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
Pengembangan Aparatur;
e. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Pengembangan
Karir, Sertifikasi Jabatan, Pembinaan Jabatan Fungsional;
f. perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengembangan
aparatur melalui pendidikan lanjutan;
g. pelaksanaan pembinaan dan evaluasi jabatan fungsional;
h. penyusunan dan penetapan rencana pengembangan karir PNS;
i. penyusunan analisa kesenjangan jabatan dengan profil PNS;
j. fasilitasi pelaksanaan administrasi uji kompetensi perpindahan
jabatan;
k. fasilitasi pelaksanaan ujian dinas dan ujian penyesuaian kenaikan
pangkat;
l. fasilitasi pencantuman gelar pendidikan PNS;
m. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
Pengembangan Aparatur;
n. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang
Pengembangan Aparatur; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik
lisan maupun tertulis.

Pasal 342

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Pasal 343

(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas


membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur
yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
(2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang Sertifikasi
Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan, Bidang Pengembangan
Kompetensi Teknis, Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial
dan Sosio Kultural;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Sekretariat, Bidang
Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan, Bidang
Pengembangan Kompetensi Teknis, Bidang Pengembangan
Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di Bidang Sekretariat, Bidang Sertifikasi Kompetensi dan
Pengelolaan Kelembagaan, Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis,
Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di Bidang Sekretariat, Bidang Sertifikasi
Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan, Bidang Pengembangan
Kompetensi Teknis, Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial
dan Sosio Kultural;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
d. Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan;
e. Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis;
f. Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 344

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunaan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. koordinasi pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi birokrasi
perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan koordinasi perencanaan program kegiatan
dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka Panjang
perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, laporan keuangan,
bahan laporan keterangan pertanggungjawaban dan bahan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah lingkup perangkat
daerah;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di sekretariat;
j. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
k. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Pasal 345

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi penyusunan bahan kebijakan teknis, pelayanan administrasi
perencanaan, keuangan dan pelaporan serta melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
c. penyiapan dan penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
d. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
e. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
f. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
g. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
i. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan Reformasi
Birokrasi perangkat daerah;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 346

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melakukan pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
mulai dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
d. penyiapan dan pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian
dan pengembangan pegawai;
e. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
f. penyusunan job description seluruh jabatan dilingkungan unit
organisasi;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan
Pasal 347

(1) Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan mempunyai


tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun
bahan kebijakan terkait sertifikasi kompetensi pemerintahan, tenaga
pengembangan kompetensi, pengelolaan kelembagaan, pengendalian
mutu dan inovasi, pengelolaan sumber belajar, kerjasama kelembagaan
dan teknologi informasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan bahan koordinasi, pelaksanaan kebijakan umum,
hubungan dengan instansi dan unit kerja terkait Bidang Sertifikasi
Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dan rencana sertifikasi
kompetensi, pengelolaan kelembagaan, tenaga pengembang
kompetensi, pengendalian mutu dan inovasi, pengelolaan sumber
belajar, kerjasama dan teknologi informasi;
c. pelaksanaan pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan
pengelolaan kelembagaan, tenaga pengembang kompetensi,
pengendalian mutu dan inovasi, pengelolaan sumber belajar,
kerjasama dan teknologi informasi;
d. pengelolaan Lembaga Sertifikasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Dalam Negeri (LSP-PDN) provinsi kepulauan riau, untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja bagi aparatur di
lingkungan pemerintah provinsi kepulauan riau dan pemerintah
kabupaten/kota se-provinsi kepulauan riau;
e. melaksanakan sertifikasi kompetensi pemerintahan di lingkungan
pemerintah provinsi kepulauan riau dan pemerintah kabupaten/kota
se-provinsi kepulauan riau;
f. penyusunan, pengelolaan, koordinasi dan pelaksanaan analisis
kebutuhan pengembangan kompetensi (AKPK) dan rencana
pengembangan sumber daya manusia (HCDP);
g. pelaksanaan kerjasama antar Lembaga;
h. pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di Bidang Sertifikasi Kompetensi
dan Pengelolaan Kelembagaan;
i. penyusunan laporan pelaksanaan tugas di Bidang Sertifikasi
Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 3
Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis
Pasal 348

(1) Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis mempunyai tugas dan fungsi


memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait pengembangan kompetensi teknis urusan wajib
pelayanan dasar dan urusan pilihan, urusan non pelayanan dasar serta
administrasi dan pemerintahan umum.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Kompetensi Teknis menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait pengembangan
kompetensi teknis urusan wajib pelayanan dasar dan urusan pilihan,
urusan non pelayanan dasar serta administrasi dan pemerintahan
umum;
b. penyusunan kebijakan pengembangan kompetensi teknis;
c. penyusunan pedoman pengembangan kompetensi teknis;
d. penyusunan standar perangkat pembelajaran kompetensi teknis;
e. penyusunan analisa kebutuhan pembelajaran, materi, kurikulum,
program, metode dan alat bantu pengembangan kompetensi teknis;
f. penyelenggaraan pengembangan kompetensi teknis;
g. pendampingan penyelenggaraan pengembangan kompetensi teknis;
h.pelaksanaan hubungan antar lembaga pengembangan kompetensi
teknis;
i. pembinaan dan fasilitasi pengembangan kompetensi teknis;
j. pemantuan, evaluasi dan pelaporan pengembangan kompetensi teknis;
k. pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural
Pasal 349

(1) Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural


mempunyai tugas memimpin, merumuskan, mengkoordinasikan,
memfasilitasi dan melaksanakan terkait pengembangan kompetensi
manajerial dan sosio kultural.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan kompetensi
manajerial dan sosio kultural;
b. penyiapan rencana penyelenggaran pengembangan kompetensi
pimpinan daerah, jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi,
jabatan fungsional, pelatihan dasar dan orientasi;
c. penyelenggaraan dan fasilitasi pengembangan kompetensi manajerial
bagi pimpinan daerah;
d. penyelenggaraan dan fasilitasi pengembangan kompetensi manajerial
bagi jabatan pimpinan tinggi;
e. penyelenggaraan dan fasilitasi pengembangan kompetensi manajerial
bagi jabatan administrasi;
f. penyelenggaraan dan fasilitasi pengembangan kompetensi manajerial
bagi jabatan fungsional;
g. penyelenggaraan dan fasilitasi pelatihan dasar bagi CPNS;
h. Penyelenggaraan dan fasilitasi orientasi bagi pegawai pemerintah
dengan perjanjian kontrak (PPPK);
i. penyelenggaraan dan fasilitasi pengembangan kompetensi sosio
kultural bagi ASN;
j. pembinaan, rekomendasi, monitoring dan evaluasi penyelenggaran
pengembangan kompetensi pimpinan daerah, jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi, jabatan fungsional, pelatihan dasar dan orientasi
yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota;
k. pembinaan, koordinasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
kompetensi pimpinan daerah, jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi, jabatan fungsional, pelatihan dasar dan orientasi;
l. pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh pimpinan terkait
dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 350

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam
Badan Pengelola Perbatasan Daerah
Pasal 351

(1) Badan Pengelola Perbatasan Daerah mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan dan
menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan
rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan, dan
melaksanakan evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan batas
wilayah negara dan kawasan perbatasan di bidang Koordinasi
Perencanaan dan Fasilitasi Kerjasama, Koordinasi Pelaksanaan dan
Monitoring dan Evaluasi yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
(2) Badan Pengelola Perbatasan Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Sekretariat, Bidang
Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerjasama, Bidang Koordinasi
Pelaksanaan, dan Bidang Monitoring dan Evaluasi;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Sekretariat, Bidang
Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerjasama, Bidang Koordinasi
Pelaksanaan, dan Bidang Monitoring dan Evaluasi;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di bidang Sekretariat, Bidang Koordinasi Perencanaan dan
Fasilitasi Kerjasama, Bidang Koordinasi Pelaksanaan, dan Bidang
Monitoring dan Evaluasi;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di bidang Sekretariat, Bidang Koordinasi
Perencanaan dan Fasilitasi Kerjasama, Bidang Koordinasi
Pelaksanaan, dan Bidang Monitoring dan Evaluasi;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Badan Pengelola Perbatasan Daerah terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerja Sama;
d. Bidang Koordinasi Pelaksanaan;
e. Bidang Monitoring dan Evaluasi; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 352

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan


rencana, program, anggaran, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, barang milik negara/daerah, arsip dan dokumentasi,
serta membantu Kepala perangkat daerah mengkoordinasikan Bidang-
Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
perencanaan dan keuangan, umum dan kepegawaian;
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang perangkat daerah;
d. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
e. penyiapan dan Penyusunan bahan terkait ketatalaksanaan;
f. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup perangkat daerah;
g. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
h. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
i. penyiapan bahan pelaporan keuangan perangkat daerah;
j. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan Reformasi
Birokrasi perangkat daerah;
k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja
perangkat daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 353

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan administrasi umum, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan dan
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan dan rumah
tangga;
c. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Pengelola Perbatasan Daerah mulai dari
rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
d. penyiapan dan melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
dan pengembangan pegawai;
e. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
f. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerja Sama
Pasal 354

(1) Bidang Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerja Sama mempunyai


tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun
bahan kebijakan terkait kebijakan terkait Perencanaan Pembangunan
Kawasan Perbatasan, Fasilitasi Kerjasama Luar Negeri.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Bidang Koordinasi Perencanaan dan Fasilitasi Kerja Sama
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait kebijakan
terkait Perencanaan Pembangunan Kawasan Perbatasan, Fasilitasi
Kerjasama Luar Negeri;
b. pelaksanaan menginvetarisasi data terkait kondisi, permasalahan dan
rencana kebutuhan pembangunan Kabupaten/Kota Kawasan
Perbatasan;
c. perumusan rencana induk kawasan perbatasan Negara Provinsi
Kepulauan Riau;
d. perumusan rencana aksi pembangunan kawasan perbatasan;
e. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi terkait usulan pembangunan
kawasan perbatasan;
f. pelaksanaan evaluasi rencana induk pengelolaan kawasan;
g. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dalam upaya perlindungan bagi
masyarakat Provinsi Kepulauan Riau di luar negeri sesuai dengan
kewenangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. pelaksanaan fasilitasi, koordinasi dan konsultasi terhadap
pelaksanaan kerjasama luar negeri di kawasan perbatasan oleh
pemerintah daerah;
i. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi kerja sama Sosek Malindo
Tingkat Provinsi Riau/Kepulauan Riau-Peringkat Negeri
Johor/Melaka, IMT-GT, dan kerjasama lainnya yang telah ditetapkan
untuk dilaksanakan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Koordinasi Pelaksanaan
Pasal 355

(1) Bidang Koordinasi Pelaksanaan mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perbatasan, Potensi Sumber
Daya.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Koordinasi Pelaksanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Pelaksanaan
Pembangunan Kawasan Perbatasan, Potensi Sumber Daya;
b. Pelaksanaan koordinasi terhadap pelaksanaan pembangunan
Kawasan Perbatasan antar pemerintah daerah dan/atau antara
pemerintah daerah dengan pihak ketiga;
c. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur kawasan perbatasan negara
sesuai dengan rencana kebutuhan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. Pelaksanaan fasilitasi dalam upaya peningkatan
pemahaman/pengetahuan dan keahlian melalui pendidikan dan
pelatihan (hard skill dan soft skill) kepada masyarakat perbatasan;
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
Paragraf 4
Bidang Monitoring dan Evaluasi
Pasal 356

(1) Bidang Monitoring dan evaluasi mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Pengawasan dan Evaluasi, Pengendalian Informasi Perbatasan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bidang Monitoring dan evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Pengawasan
dan Evaluasi, Pengendalian Informasi Perbatasan;
b. pelaksanaan menginventarisasi data dan informasi pelaksanaan
pembangunan kawasan perbatasan;
c. pengolahan dan menelaah data yang berkenaan dengan pelaksanaan
program kegiatan pembangunan kawasan perbatasan;
d. pelaksanaan dan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan kawasan perbatasan;
e. penyusunan laporan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan kawasan perbatasan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 357

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pasal 358

(1) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan
dibidang kesatuan bangsa dan politik yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi.
(2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur
secara teknis administrasi melalui Sekretaris Daerah.
(3) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Sekretariat,Ideologi, Wawasan
Kebangsaan dan Karakter bangsa,Politik Dalam Negeri, Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan,Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Sekretariat,Ideologi,
Wawasan Kebangsaan dan Karakter bangsa,Politik Dalam Negeri,
Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan,Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di bidang Sekretariat,Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan
Karakter bangsa,Politik Dalam Negeri, Ketahanan Ekonomi, Sosial,
Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan,Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di bidang Sekretariat,Ideologi, Wawasan
Kebangsaan dan Karakter bangsa,Politik Dalam Negeri, Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan,Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik;
e. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
f. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
g. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(4) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik terdiri atas:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa;
d. Bidang Politik Dalam Negeri;
e. Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan;
f. Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 359

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi, serta membantu Kepala
perangkat daerah mengkoordinasikan bidang-bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
Program dan Anggaran, Keuangan,Umum dan Kepegawaian;
b. pengoordinasian pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
c. pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi program
dan anggaran;
d. penyiapan bahan perencanaan program kegiatan Sub
Koordinator program dan anggaran;
e. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang Badan;
f. pelaksanaan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
h. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap
perkembangan pelaksanaan program Badan;
i. penyusunan program dan anggaran;
j. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Kepala Badan;
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis;
l. penyiapan bahan perencanaan program kegiatan Sub
Koordinator keuangan;
m. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan dan aset;
n. pelaksanaan pelayanan perbendaharaan serta penyusunan neraca
aset;
o. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap
perkembangan pelaksanaan keuangan Badan;
p. penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan Badan;
q. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
r. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
s. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Sekretariat Badan terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 360

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan


urusan persuratan, tata usaha pimpinan, kearsipan, hubungan
masyarakat, protokol, perlengkapan dan rumah tangga, pengelolaan aset,
informasi dan dokumentasi, serta pengelolaan urusan administrasi
kepegawaian, pembinaan jabatan fungsional dan evaluasi kinerja
aparatur sipil negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perencanaan program kegiatan bidang umum dan
kepegawaian;
b. pelaksanaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, kehumasan,
pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta
pengelolaan perpustakaan dan kearsipan Badan;
c. pelaksanaan inventarisasi, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemeliharaan, pemindahtanganan dan penghapusan, serta
pendayagunaan barang daerah lingkup Badan;
d. pelaksanaan pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan
kompetensi, pembinaan disiplin, pensiun dan kesejahteraan pegawai
Badan;
e. pelaksanaan pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan
kompetensi, pembinaan disiplin, pensiun dan kesejahteraan pegawai
Badan;
f. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
g. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa
Pasal 361

(1) Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter bangsa mempunyai


tugas memimpin, mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun
bahan kebijakan terkait Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Bela Negara
dan Karakter Bangsa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Ideologi dan
Wawasan Kebangsaan, Bela Negara dan Karakter Bangsa.
b. penyiapan bahan rencana kerja Ideologi dan Wawasan Kebangsaan;
c. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Ideologi dan
Wawasan Kebangsaan;
d. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Sub Koordinator Ideologi dan Wawasan Kebangsaan;
e. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Ideologi dan
Wawasan Kebangsaan;
f. pelaksanaan koordinasi dan monitoring Kegiatan Pembinaan Forum
Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK);
g. penyiapan bahan rencana kerja Bela Negara dan Karakter Bangsa;
h. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Bela Negara dan
Karakter Bangsa;
i. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Bela Negara dan Karakter Bangsa;
j. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Bela Negara dan
Karakter Bangsa;
k. pelaksanaan koordinasi dan monitoring kegiatan Pembinaan Forum
Pembauran Kebangsaan (FPK);
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Politik Dalam Negeri
Pasal 362

(1) Bidang Politik Dalam Negeri mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Pendidikan Politik, Peningkatan Demokrasi, Fasilitasi
Kelembagaan Pemerintahan, Perwakilan dan Partai Politik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Politik Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Pendidikan
Politik, Peningkatan Demokrasi, Fasilitasi Kelembagaan
Pemerintahan, Perwakilan dan Partai Politik;
b. penyiapan bahan rencana kerja Pendidikan Politik dan Peningkatan
Demokrasi;
c. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Pendidikan
Politik dan Peningkatan Demokrasi;
d. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Pendidikan Politik dan Peningkatan Demokrasi;
e. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Pendidikan
Politik dan Peningkatan Demokrasi;
f. pelaksanaan sosialisasi, pelatihan dan pendidikan politik bagi anggota
partai politik;
g. penyiapan laporan Data Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia
(IDI) Provinsi;
h. penyiapan bahan rencana kerja Fasilitasi Kelembagaan Pemerintahan,
Perwakilan dan Partai Politik;
i. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Fasilitasi
Kelembagaan Pemerintahan, Perwakilan dan Partai Politik;
j. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Fasilitasi Kelembagaan Pemerintahan, Perwakilan
dan Partai Politik;
k. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Fasilitasi
Kelembagaan Pemerintahan, Perwakilan dan Partai Politik;
l. pelaksanaan verifikasi proposal bantuan keuangan partai politik yang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
m. pelaksanaan koordinasi, identifikasi, pembaharuan data, monitoring
dan evaluasi partai politik;
n. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan pihak PANWASLU dan
KPU; dan
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan
Pasal 363

(1) Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama Dan Organisasi


Kemasyarakatan mempunyai tugas dan fungsi memimpin,
mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama Dan Organisasi
Kemasyarakatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan;
b. penyiapan bahan rencana kerja Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya
dan Agama;
c. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama;
d. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Sub bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan
Agama;
e. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama;
f. penciptaan dan atau pelaksanaan sosialisasi peningkatan kesadaran
masyarakat menggunakan produk dalam negeri;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi tingkat ketahanan ekonomi;
h. pelaksanaan koordinasi dengan tokoh agama dalam menjaga
kerukuan umat beragama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB);
i. pelaksanaan pengawasan terhadap aliran kepercayaan masyarakat;
j. penyiapan bahan rencana kerja Organisasi Kemasyarakatan;
k. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Sub Koordinator
Organisasi Kemasyarakatan;
l. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada sub bidang Organisasi Kemasyarakatan;
m. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Organisasi
Kemasyarakatan;
n. pemeriksaan monitoring dan evaluasi Organisasi Masyarakat/LSM
yang menerima bantuan sosial dan pembaharuan database;
o. pelaksanaan pembinaan dan sosialisasi manajemen organisasi
masyarakat sesuai kebijakan/regulasi yang mengatur tentang
organisasi masyarakat; dan
p. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 5
Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik
Pasal 364

(1) Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik bangsa


mempunyai tugas dan fungsi memimpin, mengkoordinasikan,
merumuskan dan menyusun bahan kebijakan terkait kewaspadaan dini
dan kerjasama intelijen, penanganan konflik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait kewaspadaan
dini dan kerjasama intelijen, penanganan konflik.
b. penyiapan bahan rencana kerja sub bidang Kewaspadaan Dini dan
Kerjasama Intelijen;
c. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Kewaspadaan
Dini dan Kerjasama Intelijen;
d. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada sub bidang Kewaspadaan Dini dan Kerjasama
Intelijen;
e. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Kewaspadaan
Dini dan Kerjasama Intelijen;
f. pelaksanaan pemantauan orang asing, organisasi asing dan tenaga
kerja asing;
g. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dengan Forum Kewaspadaan
Dini (FKDM);
h. pelaksanaan pengawasan daerah perbatasan antar negara serta
mengumpulkan informasi mengenai potensi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan;
i. penyiapan bahan rencana kerja Penanganan Konflik;
j. penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis Penanganan
Konflik;
k. penyiapan bahan-bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, dan
pembinaan pada Penanganan Konflik;
l. penyusunan dan menganalisa kebutuhan kegiatan di Sub Koordinator
Penanganan Konflik;
m. pelaksanaan koordinasi, keterpaduan serta sinergitas antar Tim
Terpadu dalam hal penanganan konflik;
n. penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan Penanganan Konflik;
o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 365

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pasal 366

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas membantu


Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di
bidang penanggulangan bencana yang menjadi kewenangan daerah
provinsi.
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Sekretariat, Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan, Pusat
Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dan
Logistik Peralatan, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Sekretariat, Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan, Pusat
Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB),
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
c. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di bidang Sekretariat, Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan, Pusat Pengendalian Operasi
Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dan Logistik Peralatan,
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
d. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan
efesien;
e. pengoordinasian kegiatan penanggulangan bencanan secara
terencana, terpadu dan menyeluruh;
f. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
g. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
h. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Susunan Organisasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. Bidang Kedaruratan, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan
Bencana (Pusdalops PB) dan Logistik Peralatan;
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 367

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri atas 3 (tiga) unsur yaitu:
a. Kepala Penanggulangan Bencana Daerah;
b. Pengarah Penanggulangan Bencana; dan
c. Pelaksana Penanggulangan Bencana.
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh Kepala Badan
yang secara rangkap (ex-officio) oleh Sekretaris Daerah dan membawahi
unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan bencana, kepala
Badan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur.
(3) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas dan
fungsi:
a. penyusunan konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana
daerah; dan
b. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana
daerah.
(4) Pelaksana Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang kepala
pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
(5) Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas melaksanakan
penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana,
saat tanggap darurat dan pasca bencana.
(6) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan Komando penyelenggaraan penanggulangan bencana
daerah;
b. pengoordinasian perumusan program pelaksanaan pencegahan
bencana;
c. pengoordinasian perumusan program dan pelaksanaan tanggap
darurat dan logistik dan peralalatan pada saat terjadinya bencana;
d. pengoordinasian perumusan program dan pelaksanaan rehabilitasi
dan rekontruksi bencana;
e. pengelolaan kesekretariatan; dan
f. pengoordinasian pelaksanaan Pusat Pengendalian Operasi
Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dengan membentuk Pos
Komando Tanggap Darurat pada saat tanggap darurat dan
melaksanakan aktivasi Posko Tanggap Darurat pada saat kondisi
normal tanpa bencana.
(7) Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh Kepala
Pelaksana untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
mempunyai rincian tugas:
a. perumusan program kerja di lingkungan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas di lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
c. pembinaan bawahan di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
d. pengarahan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
e. Perumusan program kerja dan koordinasi pelaksanaan tugas
Sekretariat;
f. perumusan program kerja dan koordinasi pelaksanaan tugas Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
g. perumusan program kerja dan koordinasi pelaksanaan tugas Bidang
Kedaruratan, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
(Pusdalops PB) dan Logistik Peralatan;
h. perumusan program kerja dan koordinasi pelaksanaan tugas
Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
i. perumusan kebijakan terkait akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
j. pelaksana evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
k. penyusunan laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah; dan
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.

Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 368

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


penyusunaan rencana, program, anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, barang milik
negara/daerah, arsip dan dokumentasi,hubungan masyarakat dan
keprotokoleran serta membantu Kepala perangkat daerah
mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian pelaksanaan kebijakan terkait
program, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
kegiatan dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka
panjang Badan Penanggulangan Bencana Daerah ;
c. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen
anggaran;
d. penyiapan dan menyusun bahan terkait ketatalaksanaan;
e. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh program kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
g. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah ;
h. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
i. pelaksanaan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan;
j. pelaksanaan pengelolaan administrasi penatausahaan barang
k. penyiapan bahan pelaporan keuangan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
l. penyusunan dan penilaian Tingkat Kematangan Perangkat Daerah;
m. penyusunan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.
(3) Kepala Sekretariat terdiri atas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 369

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan


urusan ketatausahaan rumah tangga peralatan perlengkapan hubungan
masyarakat dan keprotokoleran, melakukan pengelolaan administrasi
umum, administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya
manusia, dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan dan
pengadministrasian umum;
b. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kehumasan, rumah tangga;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
d. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
e. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset atau kekayaan milik
daerah di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mulai
dari rencana kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan serta
inventaris ruangan;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 2
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Pasal 370

(1) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas memimpin,


mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait pencegahan
dan kesiapsiagaan;
b. penyiapan dan pelaksanaan Pencegahan terhadap ancaman bencana
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang
berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
c. penyiapan bahan pengembangan dan peringatan dini sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
d. penyiapan bahan penyusunan peraturan, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, pedoman dan kebijakan lainnya yang berkaitan
dengan pencegahan bencana;
e. penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu
untuk mendukung kebencanaan;
f. pelaksanaan dan persiapan bimbingan dan penyuluhan kewaspadaan
terhadap bencana;
g. penyiapan bahan melaksanakan Kesiapsiagaan terhadap ancaman
bencana sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang–
undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
baik;
h. penyiapan bahan melaksanakan kesiapsiagaan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang–undangan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik;
i. pelaksanaan fasilitasi pengerahan sumber daya untuk menyelamatkan
dan mengevakuasi bencana sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang–undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan baik;
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 3
Bidang Kedaruratan, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan
Bencana (Pusdalops PB) dan Peralatan Logistik Peralatan
Pasal 371

(1) Bidang Kedaruratan, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan


Bencana (Pusdalops PB) dan Logistik Peralatan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengkajian, penentuan wilayah
bencana, status keadaan darurat dan fasilitasi penyelenggaraan
penanggulangan bencana, perlindungan, bantuan dan kebutuhan dasar
logistik serta peralatan pada saat tanggap darurat, memimpin,
mengkoordinasikan, merumuskan dan menyusun bahan kebijakan
terkait dan kedaruratan, logistik dan peralatan, mengelola data dan
informasi hingga menyebarluaskan kepada pejabat berwenang maupun
masyarakat melalui media.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Kedaruratan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
(PUSDALOPS PB) dan Logistik Peralatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Kedaruratan
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS
PB) dan Logistik Peralatan;
b. penyiapan fasilitas dan spesifikasi keahlian TIM Reaksi Cepat (TRC)
maupun satgas penanggulangan bencana;
c. pemberian pertolongan terhadap korban dilokasi bencana dan
mengevakuasi korban ke daerah aman;
d. pengkoordinasian lokasi daerah aman dan memberi tindakan
lebih lanjut serta mengkordinasikan evakuasi medik, pengobatan
darurat dan lanjutan ke rumah sakit, menjamin kesehatan dan gizi
para pengungsi;
e. pengkoordinasian perbaikan darurat terhadap sarana ekonomi,
perhubungan dan kehidupan masyarakat, penyediaan air bersih dan
fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK);
f. pelaksanaan penghitungan kerugian fisik, sarana dan prasarana
akibat bencana;
g. pemberian bantuan/tindakan penanggulangan bencana;
h. pengolahan data, analisis dan diseminasi informasi darurat bencana;
i. penyiapan koordinasi penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria di bidang pengendalian operasi penanganan darurat bencana;
j. penyusunan rencana operasi penanganan pada saat siaga darurat,
tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan;
k. penyusunan rencana operasi penanganan pada saat siaga darurat,
tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan;
l. penyusunan rekomendasi operasi penanganan bencana; dan
Penyusunan koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi
penanggulangan bencana lintas sektor;
m. pemberian dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana
(pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan)
secara rutin, memberikan dukungan pada Posko Tanggap Darurat dan
Pelaksanaan Kegiatan Darurat serta memberikan dukungan kegiatan
pada saat setelah terjadi bencana (penyediaan data dan informasi
khususnya dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi);
n. pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat dengan melakukan penanganan dukungan logistik;
o. pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat dengan melakukan penanganan dukungan peralatan;
p. pelaksanaan evaluasi kegiatan di lingkungan Sub Koordinator Logistik
dan Peralatan; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 4
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasal 372

(1) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi pembinaan dan pengendalian kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi akibat bencana, dan merumuskan dan menyusun bahan
kebijakan terkait rehabilitasi dan rekonstruksi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan
hubungan kerja dengan instansi dan unit kerja terkait Rehabilitasi
dan Rekonstruksi
b. pelaksanaan kebijakan dibidang penanggulangan bencana dalam hal
Rehabilitasi pasca bencana; dengan melakukan koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan;
c. pelaksanaan kegiatan penghitungan kerusakan akibat terkena
dampak bencana;
d. pelaksanaan kebijakan dibidang penanggulangan bencana dalam hal
Rekonstruksi pasca bencana dengan melakukan koordinasi dan
pelaksanakan kebijakan;
e. pelaksanaan kegiatan penghitungan kerusakan akibat terkena
dampak bencana;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 373

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kesembilan
Badan Penghubung Daerah
Pasal 374

(1) Badan Penghubung Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur


melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang
Penghubung Daerah yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
(2) Badan Penghubung Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Tata Usaha, Hubungan Antar
Lembaga, Pelayanan dan Protokol, Humas dan Promosi;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Tata Usaha, Hubungan
Antar Lembaga, Pelayanan dan Protokol, Humas dan Promosi;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di bidang Tata Usaha, Hubungan Antar Lembaga, Pelayanan
dan Protokol, Humas dan Promosi;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah di bidang Tata Usaha, Hubungan Antar
Lembaga, Pelayanan dan Protokol, Humas dan Promosi;
e. perumusan program kerja dan pengoordinasian pelaksanaan tugas
Tata Usaha, Hubungan Antar Lembaga, Pelayanan dan Protokol,
Humas dan Promosi;
f. penyusunan program kerja dan bahan kebijakan teknis di Antar
Lembaga;
g. pelaksanaan koordinasi hubungan antar lembaga dan mewakili
perangkat daerah provinsi dalam melaksanakan tugas-tugas daerah
tertentu di ibu kota Negara;
h. pelaksanaan koordinasi kegiatan antara Pemerintah Daerah dengan
Pemerintah Pusat, lembaga-lembaga pusat, perwakilan pemerintah
daerah, perwakilan Negara sahabat dan pihak swasta;
i. pelaksanaan hubungan kemitraan dan pemberdayaan dengan
organisasi kemasyarakatan dan warga masyarakat asal Provinsi
Kepulauan Riau, baik yang berada di ibu kota Negara maupun di
daerah lainnya;
j. penyiapan data dan fasilitasi penyusunan program kerjasama
daerah baik di tingkat nasional maupun internasional;
k. pelaksanaan pengelolaan kelembagaan pemerintah dan swasta serta
lembaga kemasyarakatan dan lembaga terkait lainnya;
l. pelaksanaan monitoring pelaksanaan fungsi penunjang urusan
Pemerintahan Daerah Provinsi aspek kelembagaan;
m. penghimpunan dan menganalisa data dalam rangka perencanaan
dan pengendalian penyusunan program;
n. pemeriksaan hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Koordinator
Pelayanan dan Protokol;
o. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi setiap acara/kegiatan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di Ibu Kota Negara dan
sekitarnya, berupa transportasi, akomodasi dan makan minum;
p. penyusunan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi
terkait dalam pelayanan dan keprotokolan disetiap acara resmi dan
acara kenegaraan bagi pejabat Provinsi Kepulauan Riau di Ibu Kota
Negara dan sekitarnya;
q. penyiapan, Pengkoordinasian serta memfasilitasi setiap kunjungan
tamu ke ibu kota Negara:
r. pelaksanaan fasilitasi rapat pertemuan pejabat Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau yang dilaksanakan di Ibu Kota Negara dan
sekitarnya;
s. pelaksanaan pelayanan informasi lembaga-lembaga daerah,
pemerintah dan internasional;
t. pelaksanaan pelayanan kehumasan pimpinan daerah dan
perangkatnya dalam melaksanakan tugas di luar Provinsi Kepulauan
Riau;
u. pelaksanaan dan mengembangkan teknologi informasi (website) dan
data base jaringan lingkup Badan Penghubung Daerah;
v. penyiapan Pembuka jaringan informasi di Bandara Soekarno Hatta;
w. pelaksanaan kegiatan di bidang publikasi, hubungan media dan
pengolahan data;
x. pelaksanaan dan mengumpulkan serta mengolah dan menyajikan
data untuk menyusun standard pelayanan promosi dan penyampaian
informasi di bidang pembangunan dan potensi ekonomi, sosial,
budaya, pariwisata dan investasi;
y. pelaksanaan pemeliharaan dan pengelolaan Anjungan Daerah
Provinsi Kepulauan Riau di TMII;
z. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama kemitraan di bidang promosi
potensi daerah dan kepariwisataan dengan Organisasi Perangkat
Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di dalam negeri
maupun di luar negeri;
aa. pelaksanaan, penghimpunan, pengolahan, penyajian dan
penyebarluasan informasi tentang profil dan potensi alam, hasil
pembangunan, komoditas unggulan Kepulauan Riau;
bb. pelaksanaan, Penghimpunan, Pengolahan, menyajikan dan
menyebarluaskan informasi tentang profil seniman, budayawan dan
kelompok seni budaya daerah Kepulauan Riau yang ada di Ibu
Kota Negara dan sekitarnya;
cc. pelaksanaan, kegiatan pameran, pagelaran, festival, bazar dan
kegiatan seni budaya baik di dalam maupun di luar negeri;
dd. pelaksanaan, kerjasama dengan sanggar seni budaya asal
Kepulauan Riau di Ibu Kota Negara dan sekitarnya dalam mengisi
program dan kegiatan Anjungan Daerah Kepulauan Riau di TMII;
ee. pelaksanaan, koordinasi promosi potensi daerah dengan perangkat
daerah terkait, dalam event pameran nasional yang dilaksanakan di
luar daerah Provinsi Kepulauan Riau;
ff. penerapan sistem pengendalian intern pada perangkat daerah untuk
mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi;
gg. pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit kerjanya;
hh. penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
secara periodik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; dan
ii. pelaksanaan, fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
(4) Badan Penghubung Daerah membawahi:
a. Sub Bagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 375

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan


administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian,
pengembangan sumber daya manusia, rumah tangga perlengkapan, dan
penyiapan bahan perencanaan dan evaluasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan dan pengoordinasian perencanaan program kegiatan
dan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang di
lingkungan Badan Penghubung Daerah;
b. penyiapan bahan perencanaan anggaran dan penyusunan
dokumen anggaran;
c. penyiapan bahan Laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, dan bahan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah lingkup Badan Penghubung
Daerah;
d. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;
e. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, ketatalaksanaan,
kehumasan, rumah tangga dan aset;
f. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan pegawai;
g. penyiapan bahan penyusunan analisis kepegawaian;
h. pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan aset/kekayaan milik
daerah dilingkungan Badan Penghubung Daerah mulai dari rencana
kebutuhan, pengadaan, penomoran inventaris, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan, perawatan serta inventaris ruangan;
i. pelaksanaan implementasi akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi perangkat daerah;
j. penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan,
informasi faktor jabatan dan standar kompetensi jabatan terhadap
seluruh jabatan;
k. penyusunan job description seluruh jabatan di lingkungan unit
organisasi; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 376

Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan


tugas sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
CABANG DINAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
Bagian Kesatu
Cabang Dinas
Pasal 377

(1) Pada perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang


pendidikan dan urusan pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada
daerah provinsi dapat dibentuk cabang dinas di Kabupaten/Kota.
(2) Wilayah kerja cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
meliputi 1 (satu) atau lebih Kabupaten/Kota.
(3) Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. Dinas Pendidikan;
b. Dinas Kelautan dan Perikanan;
c. Dinas Kehutanan; dan
d. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
(4) Pembentukan cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Bagian Kedua
Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pasal 378

(1) Pada Dinas atau Badan Daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis
Daerah untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu.
(2) Unit Pelaksana Teknis Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

BAB IX
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 379

(1) Pada masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah dapat


dibentuk sejumlah kelompok jabatan fungsional sesuai dengan
kebutuhan dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kelompok jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab secara langsung kepada Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat Administrator atau Pejabat Pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional.
(4) Pembinaan terhadap Jabatan fungsional dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dapat bekerja secara
individu dan/atau dalam tim kerja dengan mengedepankan
profesionalisme, kompetensi dan kolaborasi berdasarkan keahlian
dan/atau ketrampilan.
(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
terdiri atas berbagai jenis Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang
keahliannya yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(7) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditentukan berdasarkan kebutuhan yang didasari atas analisis jabatan
dan beban kerja.
(8) Tugas, jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur Jabatan Fungsional masing-masing.

BAB X
ESELONERING, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Bagian Kesatu
Eselonering
Pasal 380

(1) Sekretaris Daerah adalah Jabatan Eselon Ib.


(2) Staf Ahli, Asisten Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD Provinsi,
Inspektur, Kepala Dinas dan Kepala Badan adalah Jabatan Eselon IIa;
(3) Kepala Biro, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib dan
Direktur Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Engku Haji Daud
adalah Jabatan Eselon IIb;
(4) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Inspektur Pembantu,
Kepala Badan Penghubung, Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum
Daerah Raja Ahmad Tabib dan Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan
Obat Engku Haji Daud adalah Jabatan Eselon IIIa;
(5) Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah Raja
Ahmad Tabib dan Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Engku
Haji Daud, Kepala Cabang Dinas dan UPTD pada Dinas dan Badan
klasifikasi A adalah Jabatan Eselon IIIb;
(6) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala Sub Bidang, Kepala Cabang
Dinas dan UPTD pada Dinas dan Badan klasifikasi B, Kepala Seksi dan
Kasubag Cabang Dinas dan UPTD Klasifikasi A dan adalah Jabatan
Eselon IVa;
(7) Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD pada Badan dan Dinas Klasifikasi B
adalah Eselon IVb.

Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 381

(1) Sekretaris Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari


Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(3) Asisten diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(4) Sekretaris DPRD diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(5) Inspektur diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(6) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(7) Kepala Badan diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(8) Kepala Biro diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(9) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Bagian diangkat dan diberhentikan
oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(10) Kepala Cabang Dinas, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(11) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Pejabat Fungsional diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur dan/atau Sekretaris Daerah dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas dasar pelimpahan kewenangan
Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XI
TATA KERJA
Pasal 382

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD,


Inspektur, Kepala Dinas, Kepala Badan dan Kepala Biro beserta
jajarannya wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing organisasi dan
antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.
(2) Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pimpinan Unit
Organisasi melaksanakan Sistem Kerja dengan berpedoman pada
mekanisme kerja dan menyusun peta proses bisnis, yang
menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efesien antar unit
organisasi.
(3) Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pimpinan unit organisasi membentuk Tim Kerja pada perangkat
daerah yang penetapannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 383

(1) Sekretaris Daerah melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang


ditetapkan oleh Gubernur.
(2) Sekretaris Daerah berkewajiban membantu Gubernur dalam menyusun
kebijakan serta membina hubungan kerja dengan Dinas, Badan dan Unit
Pelaksana lainnya.
(3) Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan dan memberikan penjelasan
teknis dan/atau keterangan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
perihal kebijakan Pemerintah Daerah.
(4) Setiap pimpinan satuan unit kerja di lingkungan dinas daerah
bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahannya
masing-masing dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Pasal 384

(1) Dalam hal memimpin dan mengelola unit organisasi, pimpinan unit kerja
memiliki dan melaksanakan fungsi dan prinsip manajerial dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi.
(2) Fungsi dan prinsip manajerial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
merupakan fungsi yang diterapkan oleh pimpinan unit kerja untuk
memimpin, dan/atau mengelola unit organisasi yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang baik.
(3) Pimpinan unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama;
b. Jabatan Administrator; dan
c. Jabatan Pengawas.

Pasal 385

(1) Fungsi dan Prinsip manajerial pada Pimpinan unit kerja untuk Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 385 ayat (3)
huruf a adalah sebagai berikut:
a. merumuskan program kerja di lingkungan Perangkat Daerah
berdasarkan rencana strategis Perangkat Daerah;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan Perangkat
Daerah;
c. membina bawahan di lingkungan Perangkat Daerah;
d. mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Perangkat
Daerah;

e. merumuskan kebijakan terkait akuntabilitas kinerja dan reformasi


birokrasi Perangkat Daerah;
f. melaksanakan pemantauan dan pembinaan tugas Perangkat Daerah;
g. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Perangkat
Daerah; dan
h. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Perangkat
Daerah.
(2) Fungsi dan Prinsip manajerial pada Pimpinan unit kerja untuk Jabatan
Administrator sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf b adalah sebagai
berikut:
a. menyusun program kerja Perangkat Daerah;
b. mendistribusikan tugas kepada bawahan di lingkungan sekretariat;
c. memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
sekretariat;
d. menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sekretariat;
e. mengkoordinir pelaksanaan akuntabilitas kinerja dan reformasi
birokrasi Perangkat Daerah;
f. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sekretariat;
dan
g. menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan sekretariat.
(3) Fungsi dan Prinsip manajerial pada Pimpinan unit kerja untuk Jabatan
Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf c adalah sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan;
b. membagi tugas kepada bawahan;
c. membimbing pelaksanaan tugas bawahan;
d. memeriksa hasil kerja bawahan;
e. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan; dan
f. melaporkan pelaksanaan kinerja.

BAB XII
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 386

Bagan Susunan Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan


Gubernur ini tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III,
Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII, Lampiran
IX, Lampiran X, Lampiran XI, Lampiran XII, Lampiran XIII, Lampiran XIV,
Lampiran XV, Lampiran XVI, Lampiran XVII, Lampiran XVIII, Lampiran XIX,
Lampiran XX, Lampiran XXI, Lampiran XXII, Lampiran XXIII, Lampiran XXIV,
Lampiran XXV, Lampiran XXVI, Lampiran XXVII, Lampiran XXVIII, Lampiran
XXIX, Lampiran XXX, Lampiran XXXI, Lampiran XXXII, Lampiran XXXIII,
Lampiran XXXIV, Lampiran XXXV,Lampiran XXXVI dan Lampiran XXXVII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 387

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Pejabat yang telah ada tetap
menduduki jabatannya dan melaksanakan tugasnya sampai dengan
dilantiknya pejabat baru berdasarkan Peraturan Gubernur ini.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 388

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku:


a. Peraturan Gubernur Nomor 92 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat
Daerah (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 Nomor
816);
b. Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 Nomor 817);
c. Keputusan Gubernur Nomor 1505 Tahun 2021 tentang Koordinator dan
Sub Koordinator di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau; dan
d. Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1506 tentang Sub
Koordinator di Lingkungan Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah Raja Ahmad Tabib Provinsi Kepulauan Riau, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 389

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Riau.

Ditetapkan di Tanjungpinang
pada tanggal 12 Juni 2023

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD

Diundangkan di Tanjungpinang
pada tanggal 12 Juni 2023

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN RIAU,

ADI PRIHANTARA

BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2023 NOMOR 909


BAGAN STRUKTUR ORGANISASI Lampiran I : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : 12 TAHUN
TAHUN20232017
TANGGAL : 12 JUNI
OKTOBER
2023 2017

SEKRETARIS DAERAH

ASISTEN
STAF AHLI
STAF PEMERINTAHAN DAN ASISTEN PEREKONOMIAN ASISTEN ADMINISTRASI
GUBERNUR
AHLI GUBERNUR KESEJAHTERAAN DAN PEMBANGUNAN UMUM
RAKYAT

BIRO PEMERINTAHAN BIRO


BIRO PEREKONOMIAN DAN BIRO PENGADAAN BARANG BIRO ADMINISTRASI KELOMPOK JABATAN
DAN OTONOMI BIRO HUKUM KESEJAHTERAAN BIRO UMUM BIRO ORGANISASI
PEMBANGUNAN DAN JASA PIMPINAN FUNGSIONAL
DAERAH RAKYAT

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN II : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ASISTEN PEM ERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR : 12 TAHUN 2023
SEKRETARIAT DAERAH TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

BIRO PEM ERINTAHAN DAN BIRO KESEJAHTERAAN


BIRO HUKUM
OTONOM I DAERAH RAKYAT

KELOM POK JABATAN


FUNGSIONAL

BAGIAN KERJASAM A

BAGIAN
BAGIAN PERATURAN
SUB BAGIAN PERATURAN PERUNDANG- SUB BAGIAN
PERUNDANG - UNDANGAN BAGIAN BANTUAN HUKUM
TATA USAHA UNDANGAN KABUPATEN/ TATA USAHA
PROVINSI
KOTA

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOM POK JABATAN KELOM POK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHM AD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN III : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ASISTEN PEREKONOM IAN DAN PEM BANGUNAN NOMOR : 12 TAHUN 2023
SEKRETARIAT DAERAH TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN

BIRO PEREKONOM IAN DAN BIRO PENGADAAN BARANG


PEM BANGUNAN DAN JASA

KELOM POK JABATAN


FUNGSIONAL

SUB BAGIAN BAGIAN PEM BINAAN DAN BAGIAN PENGELOLAAN


BAGIAN PENGELOLAAN
ADVOKASI PENGADAAN BARANG LAYANAN PENGADAAN SECARA
TATA USAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA
DAN JASA ELEKTRONIK

SUB BAGIAN PEMBINAAN


KELEMBAGAAN PENGADAAN
BARANG DAN JASA

KELOM POK JABATAN KELOM POK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL

SU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,
B

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN IV : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

ASISTEN ADMINISTRASI UMUM NOMOR : 12 TAHUN 2023


SEKRETARIAT DAERAH TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ASISTEN ADMINISTRASI UMUM

BIRO ORGANISASI BIRO UMUM BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN

BAGIAN REFORMASI
BAGIAN KELEMBAGAAN DAN BAGIAN ADMINISTRASI BAGIAN PERENCANAAN DAN BAGIAN MATERI DAN
BIROKRASI DAN BAGIAN TATALAKSANA BAGIAN RUMAH TANGGA BAGIAN TATA USAHA BAGIAN PROTOKOL
ANALISIS JABATAN KEUANGAN DAN ASET KEPEGAWAIAN SETDA KOMUNIKASI PIMPINAN
AKUNTABILITAS KINERJA

SUB BAGIAN SUB BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN


TATA USAHA PIMPINAN DAN STAF AHLI TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
LAMPIRAN V : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI NOMOR : 12 TAHUN 2023

SEKRETARIAT DEW AN PERW AKILAN TANGGAL : 12 JUNI 2023


RAKYAT DAERAH TIPE C

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SEKRETARIAT DEW AN PERW AKILAN


RAKYAT DAERAH

BAGIAN PERSIDANGAN, PERUNDANG-


BAGIAN KEUANGAN,
BAGIAN UM UM DAN KEHUM ASAN UNDANGAN DAN ALAT
PERENCANAAN DAN ANGGARAN
KELENGKAPAN DEW AN

SUB BAGIAN TATA USAHA,


KELOMPOK JABATAN
KEPEGAWAIAN, HUMAS DAN
FUNGSIONAL UTAMA
PERPUSTAKAAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN VI : PERATURAN GUBERNURI KEPULAUAN RIAU
NOMOR : 12 TAHUN
TAHUN 2023
2017
INSPEKTORAT DAERAH TIPE B
TANGGAL : 12 JUNI
OKTOBER
2023 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

INSPEKTORAT DAERAH

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN DAN


KEUANGAN

INSPEKTUR PEMBANTU I INSPEKTUR PEMBANTU II INSPEKTUR PEMBANTU III INSPEKTUR PEMBANTU IV

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN VII : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
N OMOR : 12 TAHUN
TAHUN
2023 2017
DINAS PENDIDIKAN TIPE A TAN GGAL : 12 JUNIOKTOBER 2017
2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PEMBINAAN PENDIDIKAN PEMBINAAN KETENAGAAN
ATAS KEJURUAN KHUSUS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN VIII : PERAT URAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR : 12 T AHUN
T AHUN2023
2017
DINAS KESEHATAN TIPE A
T ANGGAL : 12 JUNI
OKT 2023
OBER 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KESEHATAN

UPT D

SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG
BIDANG BIDANG SUMBER DAYA
KESEHAT AN MASYARAKAT PENCEGAHAN DAN
PELAYANAN KESEHAT AN KESEHAT AN
PENGENDALIAN PENYAKIT

SEKSI PROMOSI KESEHAT AN SEKSI PENCEGAHAN DAN


SEKSI PELAYANAN KESEHAT AN SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA
DAN PEMBERDAYAAN PENGENDALIAN PENYAKIT
RUJUKAN KESEHAT AN
MASYARAKAT MENULAR

SEKSI KESEHAT AN KELUARGA SEKSI PELAYANAN KESEHAT AN SEKSI KEFARMASIAN T EKNIS


SEKSI SURVEILANS DAN
DAN GIZI MASYARAKAT PRIMER DAERAH
IMUNISASI

KELOMPOK
JABAT AN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
DINAS PEKERJAAN UM UM , PENATAAN NOMOR : 12 TAHUN
TAHUN2023
2017
RUANG DAN PERTANAHAN TIPE B TANGGAL : 12 JUNI
OKTOBER
2023 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PEKERJAAN UM UM , PENATAAN


RUANG DAN PERTANAHAN

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PENATAAN RUANG DAN


BIDANG SUMBER DAYA AIR BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG BINA KONSTRUKSI
PERTANAHAN

SEKSI PELAKSANAAN SUMBER SEKSI PEMBANGUNAN JALAN SEKSI PENGEMBANGAN SPAM SEKSI BINA KOMPETENSI
DAYA AIR DAN JEMBATAN DAN SANITASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI

SEKSI OPERASI DAB SEKSI PENATAAN BANGUNAN


SEKSI PRESERVASI JALAN DAN SEKSI BINA PENYELENGGARAAN
PEMELIHARAAN SUMBER DAN PENGEMBANGAN KAWASAN
JEMBATAN JASA KONSTRUKSI
DAYA AIR STRATEGIS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
LAMPI RAN X : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
DINAS PERUM AHAN DAN KAW ASAN N OMOR : 12 TAHUN
TAHUN
2023 2017
PERM UKIM AN TIPE B TAN GGAL : 12 JUNI OKTOBER
2023 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PERUM AHAN DAN KAW ASAN


PERM UKIM AN

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
PERENCANAAN DAN
KEPEGAWAIAN
KEUANGAN

BIDANG
BIDANG KAWASAN
BIDANG PERUMAHAN PRASARASA,SARANA DAN
PERMUKIMAN
UNTILITAS UMUM (PSU)

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XI : PERAT URAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
SATUAN POLISI PAM ONG PRAJA DAN NOMOR : 12 T AHUN
T AHUN2023
2017
PENANGGULANGAN KEBAKARAN TIPE A T ANGGAL : 12 JUNI
OKT 2023
OBER 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SATUAN POLISI PAM ONG PRAJA DAN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM
PERENCANAAN DAN
KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN
EVALUASI

BIDANG PENEGAKAN BIDANG PENANGULANGAN


BIDANG KET ERT IBAN UMUM DAN
PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG SUMBER DAYA APARAT UR KEBAKARAN DAN PERLINDUNGAN
KET ENT RAMAN MASYARAKAT
DAERAH MASYARAKAT

SEKSI PENYELIDIKAN DAN SEKSI OPERASIONAL DAN SEKSI PERLINDUNGAN


SEKSI PELAT IHAN DASAR
PENYIDIKAN PENGENDALIAN MASYARAKAT

SEKSI PENGAWASAN DAN SEKSI SARANA, PRASARANADAN


SEKSI KERJASAMA SEKSI T EKNIS FUNGSIONAL
PENINDAKAN MOBILISASI

KELOMPOK JABAT AN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XII : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR : 12 TAHUN 2023
DINAS SOSIAL TIPE A
TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS SOSIAL

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
PERLINDUNGAN KORBAN
PEMBERDAYAAN SOSIAL REHABILITAS SOSIAL PENANGANAN FAKIR MISKIN
BENCANA

KELOMPOK JEBATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XIII : PERATURAN GUBENUR KEPULAUAN RIAU
DINAS PEM BERDAYAAN PEREM PUAN, NOMOR : 12 TAHUN 2023
PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN
TANGGAL : 12 JUNI 2023
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
TIPE A
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PEM BERDAYAAN PEREM PUAN,


PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PERLINDUNGAN HAK BIDANG PENGENDALIAN


BIDANG KUALITAS HIDUP
BIDANG PEMENUHAN HAK ANAK PEREMPUAN DAN PENDUDUK DAN KELUARGA
PEREMPUAN
PERLINDUNGAN KHUSUS ANAK BERENCANA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPI RAN XI V : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
DINAS TENAGA KERJA DAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
TRANSMIGRASI TIPE A TAN GGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI

UPT D
SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN UMUM


DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMBINAAN HUBUNGAN BIDANG PELAT IHAN DAN BIDANG PENGAWASAN


BIDANG T RANSMIGRASI
INDUST RIAL PENEMPAT AN T ENAGA KERJA KET ENAGAKERJAAN

SEKSI SYARAT KERJA, SEKSI PENGAWASAN NORMA


SEKSI PELAT IHAN DAN
PENGUPAHAN DAN JAMINAN KERJA,JAMINAN SOSIAL,
PRODUKT IVIT AS
SOSIAL PEREMPUAN DAN ANAK

SEKSI PENCEGAHAN DAN SEKSI PENGAWASAN NORMA


SEKSI PENEMPAT AN DAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN KESELAMAT ANDAN KESEHAT AN
PERLUASAN KESEMPAT AN KERJA
INDUST RIAL KERJA

KELOMPOK JABAT AN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPI RAN XV : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
DINAS PEM BERDAYAAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
M ASYARAKAT DESA TAN GGAL : 12 JUN I 2023
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
SIPIL TIPE A
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PEM BERDAYAAN M ASYARAKAT


DAN DESA, KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL

UPT D
SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMBERDAYAAN
BIDANG PENAT AAN DAN BIDANG ADMINIST RASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN
LEMBAGA KEMASYARAKAT AN
KERJASAMA DESA PEMERINT AHAN DESA PENCAT AT AN SIPIL
DESA

KELOMPOK JABAT AN
FUNGSIONAL UT AMA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XVI : PERAT URAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR : 12 T AHUN 2023
DINAS PERHUBUNGAN TIPE B
T ANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PERHUBUNGAN

UPT D
SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


PERENCANAAN DAN KEUANGAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG
LALU LINT AS DAN ANGKUT AN
ANGKUT AN PERAIRAN KEPELABUHANAN
JALAN

SEKSI MANAJEMEN REKAYASA SEKSI PEMBENGUNAN


SEKSI BADAN USAHA DAN
LALU LINT AS DAN PELABUHAN, PENGERUKAN DAN
ANGKUT AN PERAIRAN
KESELAMAT AN JALAN REKLAMASI

SEKSI ANGKUT AN JALAN DAN SEKSI ANGKUT AN SUNGAI, SEKSI PENGOPERASIAN DAN
T ERMINAL DANAU DAN PENYEBRANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN

KELOMPOK JABAT AN
FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XVII : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
KEHUTANAN TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG
BIDANG KONSERVASI,PEMBERDAYAAN
PENGENDALIAN PENGELOLAAN SAMPAH,
TATA KELOLA KEHUTANAN DAN MASYARAKAT DAN PENEGAKAN
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LIMBAH B3 DAN KAJIAN DAMPAK
PEMANFAAATAN HASIL HUTAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN
KEHUTANAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XVIII : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
DINAS KOM UNIKASI DAN INFORM ATIKA NOMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TANGGAL: 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KOM UNIKASI DAN INFORM ATIKA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


KEUANGAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG LAYANAN E-GOVERNMENT


BIDANG BIDANG
PENGELOLAAN DAN LAYANAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
KOMUNIKASI DAN KEHUMASAN STATISTIK DAN PERSANDIAN
INFORMASI PUBLIK KOMUNIKASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XIX : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS PERINDUSTRIAN DAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
PERDAGANGAN TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PERINDUSTRIAN DAN


PERDAGANGAN

SEKRETARIAT

SUB
SSUBBAGIAN
BAGIAN UMUM DAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAAN

BIDANG BIDANG BIDANG


BIDANG
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA PENGEMBANGAN PERDAGANGAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN
PEMBERDAYAAN INDUSTRI
INDUSTRI DALAM NEGERI LUAR NEGERI

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XX : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
M ENENGAH TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN


M ENENGAH

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
KOPERASI KOPERASI UMKM

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPI RAN XXI : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
DINAS PENANAM AN M ODAL DAN PELAYANAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
TERPADU SATU PINTU TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN


PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU

SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

KELOMPOK
JABAT AN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXII : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS KEPEM UDAAN DAN OLAHRAGA N OMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KEPEM UDAAN DAN OLAHRAGA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PENINGKATAN PRESTASI


BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA BIDANG PENGEMBANGAN PEMUDA BIDANG PEMBUDAYAAN OLAHRAGA
OLAHRAGA

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXIII : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS PERPUSTAKAAN DAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
KEARSIPAN TIPE B TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PELAYANAN,PELESTARIAN
BIDANG BIDANG
KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN
PEMBINAAN PERPUSTAKAAN PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
NASKAH KUNO

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXIV : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN N OMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TAN GGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

CABANG DINAS

UPTD SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
KELAUTAN, KONSERVASI DAN
PERIKANAN TANGKAP PERIKANAN BUDIDAYA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
PENGAWASAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXV : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
N OMOR : 12 TAHUN 2023
DINAS KEBUDAYAAN TIPE A
TAN GGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KEBUDAYAAN

UPTD

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
ADAT TRADISI DAN KARYA BUDAYA
CAGAR BUDAYA SEJARAH DAN PERMUSEUMAN KESENIAN
TAKBENDA

KELOM POK JABATAN


FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMP IRAN XXVI : P ERAT URAN GUBERNUR KEP ULAUAN RIAU
NOMOR : 12 TAHUN 2023
DINAS PARIW ISATA TIPE A
T ANGGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PARIW ISATA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PENGEMBANGAN DESTINASI PENGEMBANGAN PEMASARAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PENGEMBANGAN
PARIWISATA PARIWISATA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXVII : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN KESEHATAN NOMOR : 12 TAHUN 2023
HEW AN TIPE A TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN


KESEHATAN HEW AN

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG KETERSEDIAAN BIDANG KONSUMSI DAN BIDANG PRASARANA, BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG PETERNAKAN DAN
BIDANG PERKEBUNAN
DAN DISTRIBUSI PANGAN KEAMANAN PANGAN SARANA DAN PENYULUHAN DAN HORTIKULTURA KESEHATAN HEWAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXVIII : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
DINAS ENERGI DAN SUM BER DAYA M INERAL NOMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS ENERGI DAN


SUM BER DAYA M INERAL

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG GEOLOGI DAN AIR TANAH BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL BIDANG KETENAGAKELISTRIKAN BIDANG ENERGI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXIX : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN NOMOR : 12 TAHUN
TAHUN2023
2017
PENGEM BANGAN TIPE A TANGGAL : 12 JUNI 2023 2017
OKTOBER
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN


PENGEM BANGAN

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PERENCANAAN BIDANG PERENCANAAN BIDANG PERENCANAAN,EVALUASI


PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA INFRASTRUKTUR DAN DAN PELAPORAN PEMBANGUNAN BIDANG RISET DAN INOVASI DAERAH
PEMBANGUNAN MANUSIA ALAM KEWILAYAHAN DAERAH

KELOM POK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXX : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NOMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

UPTD

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


ANGGARAN PERBENDAHARAAN DAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
PENGELOLAAN KAS DAERAH

S
SUB BIDANG PENATAUSAHAAN DAN
SUB BIDANG BINA DAN USUB BIDANG PENGELOLAAN KAS SUB BIDANG AKUNTANSI DAN
PENGAMANAN BARANG MILIK
EVALUASI DAERAH BAWAHAN P DAERAH PELAPORAN
DAERAH

S
SUB BIDANG PERENCANAAN U SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI SUB BIDANG INVENTARISASI DAN
P SUB BIDANG PERBENDAHARAAN
ANGGARAN / KEUANGAN DAERAH PELAPORAN BARANG MILIK DAERAH
A

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXXI : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
N OMOR : 12 TAHUN 2023
BADAN PENDAPATAN DAERAH TIPE A
TAN GGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENDAPATAN DAERAH

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG PENGENDALIAN DAN


BIDANG PENAGIHAN PAJAK
PENGEMBANGAN PENDAPATAN PENDAPATAN PENGAWASAN

SUB BIDANG PENGELOLAAN SISTEM SUB BIDANG PENERIMAAN PAJAK SUB BIDANG VERIFIKASI DAN SUB BIDANG PENGENDALIAN
INFORMASI DAERAH KEBERATAN PAJAK ADMINISTRASI DAN OPERASIONAL

SUB BIDANG PENERIMAAN


SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUB BIDANG PEMBUKUAN DAN
RETRIBUSI DAERAH DAN PAD SUB BIDANG PEMERIKSAAAN PAJAK
INOVASI DAN PENGELOLAAN DATA PELAPORAN
LAINNYA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMP IRAN XXXII : P ERAT URAN GUBERNUR KEP ULAUAN RIAU
BADAN KEPEGAW AIAN DAERAH DAN KORPRI NOMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A T ANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN KEPEGAW AIAN DAERAH


DAN KORPRI

UPTD
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG PENILAIAN
BIDANG KORPRI,PENGADAAN DAN BIDANG MUTASI,KEPANGKATAN DAN
KINERJA,DISIPLIN DAN BIDANG PENGEMBANGAN APARATUR
SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PROMOSI
PENGHARGAAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPI RAN XXXI I I : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
BADAN PENGEM BANGAN SUM BER DAYA N OMOR : 12 TAHUN 2023
M ANUSIA DAERAH TIPE B TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENGEM BANGAN SUM BER


DAYA M ANUSIA DAERAH

SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM


DAN KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG SERT IFIKASI BIDANG PENGEMBANGAN


BIDANG PENGEMBANGAN
KOMPET ENSI DAN PENGELOLAAN KOMPET ENSI MANAJERIAL DAN
KOMPET ENSI T EKNIS
KELEMBAGAAN SOSIO KULT URAL

KELOM POK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPI RAN XXXI V : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RI AU
BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAERAH N OMOR : 12 TAHUN 2023
TIPE A TAN GGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENGELOLA PERBATASAN


DAERAH

SEKRET ARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG KOORDINASI
BIDANG KOORDINASI BIDANG MONIT ORING DAN
PERENCANAAN DAN FASILIT ASI
PELAKSANAAN EVALUASI
KERJA SAMA

KELOM POK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXXV : PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN
BADAN KESATUAN
KESATUAN BANGSA
BANGSA DAN
DAN POLITIK
POLITIK TIPE
TIPE AA NOMOR : 12 TAHUN 2023
PROVINSI KEPULAUAN
PROVINSI KEPULAUN RIAU
RIAU TANGGAL : 12 JUNI 2023

BADAN KESATUAN BANGSA DAN


POLITIK

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDAN G KETAHAN AN
BIDAN G IDEOLOGI,WAWASAN BIDAN G
EKON OMI,SOSIAL,BUDAYA,AGAMA,
KEBAN GSAAN DAN KARAKTER BIDAN G POLITIK DALAM N EGERI KEWASPADAAN N ASION AL DAN
DAN ORGAN ISASI
BAN GSA PEN AN GAN AN KON FLIK
KEMASYARAKATAN

KELOMPOK
JABATAN FUN GSION AL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXXVI : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR : 12 TAHUN 2023
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TANGGAL : 12 JUNI 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH

PENGARAH PELAKSANA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG KEDARURATAN, PUSAT


PENGENDALIAN OPERASI
BIDANG PENCEGAHAN DAN BIDANG REHABILITASI DAN
PENANGGULANGAN BENCANA
KESIAPSIAGAAN REKONSTRUKSI
(PUSDALOPS PB) DAN LOGISTIK
PERALATAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN XXXVII : PERATURAN GUBERN UR KEPULAUAN RIAU
N OMOR : 12 TAHUN 2023
BADAN PENGHUBUNG DAERAH
TAN GGAL : 12 JUN I 2023
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENGHUBUNG DAERAH

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOM POK
JABATAN FUNGSIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

ANSAR AHMAD

Anda mungkin juga menyukai