Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Hikmandayani, SST, M.Keb

Disusun Oleh:

Kelompok 3 (1C)

Febriyanti Mahmud

Icha Patrisia Alibugis

Ika Putriani Saleh

Ismiwahuni Latif

Nurhidayah H Paituntu

Perlanda Lanangawa

Ryalda Lie Noho

Santika Tanaeyo

Safania R Husain

Sifara Deasy Dukalang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORRONTALO

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Puji syukur kita panjatkan


kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGENALAN INSTRUMEN DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN” ini tepat pada waktunya pada waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kuliah
komunikasi dalam praktik kebidanan. Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas
bimbingan dan masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara lansung maupun tidak lansung.
Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
serta masih jauh dalam kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar gunanya makalah ini dapat diperbaiki serta kedepannya dapat
berguna dan bermanfaat bagi semua orang.

Gorontalo, 11 April 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Instrumen Praktik Kebidanan


B. Pengenalan Instrumen Dalam Asuhan Kebidanan BBL

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Instrumen dalam kegiatan pembelajaran praktek dan pelayanan kebidanan
merupakan hal yang sering dipakai. Instrumen tersebut membantu bidan dalam
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Instrumen sendiri berasal dari bahasa Inggris
dan lebih dikenal dengan Medical Instruments. Terjemahan dalam bahasa
Indonesia menjadi alat-alat kedokteran atau alat-alat medis dikenal juga
dengan nama / istilah alat-alat kesehatan atau disingkat dengan alkes. Alat-alat
keschatan tersebut banyak jumlahnya, berbeda bentuk dan fungsinya. Calon
bidan atau bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bersentuhan dengan
alat-alat kesehatan ini harus bisa mengenali bentuk dan fungsinya tersebut.
Jangan sampai dalam pelayanan kebidanan terjadi kesalahan pemakaian alat-
alat kesehatan hanya karena calon bidan atau bidan tidak mengenalinya, Untuk
itu pada bab instrument dalam ketrampilan dasar kebidanan ini akan
diperkenalkan berbagai macam jenis, bentuk dan fungsi dari alat-alat
keschatan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja konsep dasar instrumen dalam praktik kebidanan?
2. Apa saja instrumen dalam praktik kebidanan?

C. TUJUAN
1. Memahami apa itu konsep dasar instrumen dalam praktik kebidanan?
2. Mengetahui apa saja instrumen yang digunakan dalam praktik kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Instrumen Dalam Praktik Kebidanan


Istilah Mascal Instruments dalam tulusa Inggris. Jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, namanya akan menjadi alat-alat kedokteran atau alat-alat
medis dan dikenal juga dengan nama / istilah alat olar kesehatan atau disingkat
dengan nama alkes. Ruang lingkup alkes lebih daripada alat kedokteran dan
lebih lengkap lagi bila alkes ini ditambah dengan alat-alat untuk penyelidikan,
sehingga namanya berubah menjadi alat-alat kesehatan & penyelidikan atau
disingkat dengan nama AAKP atau AZKP.
Definisi alkes menurut (R1, 1998) adalah instrumen, aparatus, mesin, implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk memberik struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. Sedangkan menurut (Kemenkes RI 1976) alat
kesehatan adalah instrument, aparat atau alat, termasuk tiap komponen, bagian
atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam:
1. Pemeliharaan dan perawatan alat kesehatan, diagnosa, penyembuhan,
peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan
ataugejalanya pada manusia
2. Pemulihan, perbaikan atau perubahan suan fungsi badan atan struktur
bailan manusia.
3. Diagnosa kehamilan pada manusia atau pemeliharaan selama hamildan
setelah melahirkan termavak pemeliharaan bayi.
4. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk
golongan obat.

a. Penggolongan Alat Kesehatan


Adapun penggolongan alkes (Alkes. 2020) dibagi menurut macam-macam
keadaan dan ditinjau dari berbagai segi yaitu:
a) Penggolongan menurut Fungsi
Peralatan medis seperti: Instrument atau perlengkapan seperti X-Ray,
ICU, ICCU, Obgyn, Emergency departement, kardiologi. operating
theatre, dan lain-lain. Utensilien, seperti Nierbekken. alat pembalut,
urinal, bedpan, catheters dan lain-lain. Peralatan non-medis, seperti
dapur. generator, keperluan cucian (laundry) dan lain-lain
b) Penggolongan menurut sifat pemakaiannya terbagi peralatan yang
habis dipakai (consumable) dan peralatan yang dapat digunkan secara
terus menerus.
c) Penggolongan menurut kegunaanya. Sesuai dengan kepentingan
penggunanya, peralatan itu dapat dibagi sebagai berikut: THT,
peralatan bedah, pemiatan ohgyn, peralatan gigi, peralatan ortopedi,
dan lain-lain.
d) Penggolongan menurut umur peralatan. Yang tidak memerlukan
pemeliharaan atau yang hanya untuk 1 kali pakai (disposable) atau
yang habis terpakai (consumable) atau yang memiliki "unit cost"
rendah seperti alat santik. pincet, gunting, alat bedah, selimut, dan lain-
lain. b. Alat-alat yang penting atau alat dengan waktu yang lebih dari 5
tahun seperti peralatan laboratorium, peralatan ruang bedah, dan lain-
lain.
e) Alat-alat berat dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun atau
dikaitkan dengan bangunan di mana alat itu ditempatkan seperti alatX-
Ray, alat sterilisasi, perlengkapan dapur, pencucian, dan lain-lain.

B. Pengenalan Instrumen Dalam Praktik Asuhan Kebidanan Pada Bayi


Baru Lahir
1. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
kelahiran. Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi
dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian setelah
bayi lahir. Tujuan pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru lahir
dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan
melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi appearance (warna
kulit), pulse (denyut jantung), grimace ( refleks atau responterhadap
rangsang), activity ( tonus otot), dan respiratory effort ( usaha
bernapas).Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir.
Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal
atau tidak mengalami penyimpangan. pemeriksaan fisik bayi baru lahir
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Keadaan umum
a) Secara keseluruhan (perbandingan tubuh bayi secara
proporsional/tidak
b) Bagian kepala, badan dan ekstremitas (pemeriksaan ada/tidaknya
kelainan)
c) Tonus otot dan tingkat aktivitas (gerakan bayi aktif/tidak)
d) Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
e) Tangis bayi (melengkung, merintih, normal)
b. Tanda-tanda Vital
a) Periksa frekuensi pernafasan
Pernafasan dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati
naik/turun perut bayi. Bayi dalam keadaan tenang, laju napas
normalnya 40-60 kali permenit.
b) Periksa frekuensi jantung
Dengan menggunakan stetoskop dan dihitung selama satu menit.
Laju jantung normal 120-160 denyut per menit. Stetoskop
merupakan alat yang digunakan para tenaga medis untuk
mendengarkan suara organ di dalam tubuh, seperti denyut jantung,
nadi, organ pencernaan, dan paru-paru.
Tensimeter digunakan untuk mengukur tekanan darah
c) Suhu tubuh
Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya 36,5-37,5 ˚ C diukur
menggunakan termometer. Termometer adalah alat yang sangat
penting orangtua miliki karena bayi dan anak-anak sering
mengalami demam, misalnya saat anak baru selesai imunisasi. Ada
berbagai jenis termometer dengan lokasi pengukuran berbeda. Bisa
pada area dahi, ketiak, mulut, atau dubur.

d) Denyut Nadi
Denyut nadi bisa ditemukan pada sisi leher, siku bagian dalam,
atau pergelangan tangan. Paling mudah mengukur denyut nadi
yaitu pada pergelangan tangan.
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan
Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar antara 2500-
4000 gram. Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam
melakukan pemeriksaan berat badan bayi baru lahir tetap
harusdibungkus dan hasilnya dikurangkan dari berat bungkus bayi.
Contoh: Berat bayi dengan bungkus : 3,50 kg Berat bungkus : 0,25
kgBerat bayi : 3,25 kg.
Berat badan bayi di ukur menggunakan timbangan bayi. Timbangan
bayi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menimbang
berat badan bayi dari 0 bulan sampai dengan kurang lebih umur 2
tahun atau yang baru bisa berbaring atau duduk tenang.

b. Panjang Badan
Onemed Infant Ruler atau pengukur panjang/tinggi badan bayi adalah
alat yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi sejak hari
pertama lahir. Panjang bayibaru lahir berkisar antara 45-53 cm.

c. Lingkar Kepala
Lingkar kepala diukur menggunakan pita ukur, pengukuran dilakukan
dari oksiput kembali ke dahi. Ukuran normal saat lahir sampai usia 2
tahun antara 35-49 cm.
d. Infant wormer
Untuk menjaga bayi tetap hangat

e. Oftalmoskop
Digunakan untuk mengetahui keadaan mata

f. Penekan lidah
Penekan lidah juga dikenali sebagai lidah depresor, adalah alat
perubatan sederhana yang digunakan untuk memeriksa mulut dan
tekak pesakit.

g. Kurva pertumbuhan
Untuk mengetahui bagaimana seorang anak bertumbuh dibandingkan
dengan anak sebayanya, diperlukan kurva pertumbuhan sebagai alat
pembanding.

h. Pulse oxymeter
Oksimetri nadi merupakan metode noninvasif untuk mengukur kadar
oksigen dalam protein hemoglobin pada darah seseorang atau disebut
juga saturasi oksigen. Kadar ini dinyatakan dalam persentase, dengan
angka saturasi oksigen normal berkisar antara 95 hingga 100.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis maupun pembaca. Diharapkan
semoga pembaca bisa memberikan saran atau kritik yang membangun bagi
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, H., Mulia Sari, E., Oktarina, M., Raidanti, D., Trisna Yulianti, N., Andariya Ningsih,
D & Natalia, S. 2021. Asuhan kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Forum
Dosen Kebidanan Indoensia.
Ilham, R., Kurnaesih, E., & Suryanti, S. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny. F dengan Bayi Berat Lahir Rendah. Window of Midwifery
Journal, 97-106.
Komalasari, N., Naim, S., & Anggraini, R. D. (2019). ASUHAN KEBIDANAN BAYI
BARU LAHIR RENDAH SERTA HIPOTERMI UMUR 1 HARI DI RSUD
SUMBAWA BESAR. Jurnal Akademika Husada, 1(2), 51-63.
Tasnim, T., Widiastuti, A., Kurniasih, H., Purnanti, K. D., Hastuti, P., Hapsari, Wahyuni, W.
(2020). Buku Keterampilan Dasar Kebidanan: Teori dan Praktik. Yayasan Kita
Menulis.
Rehatta, Margarita. Buku Pedoman Keterampilan Medik. 2020

Anda mungkin juga menyukai