PERTEMUAN 1
Pengertian dan Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Kajian tentang organisasi sektor publik biasanya mulai dilakukan dan sisi manajemen. Dalam
pengembangannya, kajian tersebut telah memasuki wilayah karakter frase “Sektor Publik”. Pemahaman
sektor publik lebih ditempatkan pada suatu wilayah di luar pemerintahan ditambah dengan wilayah
pemerintahan itu sendiri.
Peristilahan “hutang sektor publik” dan “perrnintaan pinjaman sektor publik” menjadi mated yang
menarik dan kajian politik dan ekonomi. Dari sisi kebijakan publik, sektor publik lebih dipahami sebagai
kenaikan pajak, birokrasi yang berlebihan, pemerintahan yang besar, dan nasionalisasi versus privatisasi.
Dalam arti luas, frase ‘sektor publik’ diartikan sebagai metode manajemen negara.
Sedangkan dalam arti sempit, sektor publik diinterpretasikan sebagai pungutan oleh negara. Dalam
perkembangannya, berbagai perspektif mulai bermunculan dan intervensi disiplin ilmu mulai terasa.
Akibatnya, definisi frase sektor publik mulai diartikan dan berbagai disiplin ilmu yang umumnya berbeda
satu dengan yang lain (Kaufman, dkk,1986).
Perbedaan sudut pandang politik, administrasi publik, sosiologi, hukum, ekonomi, dan akuntansi telah
mengakibatkan pengembangan ilmu manajemen sektor publik. intervensi multidisplin telah membawa
berbagai metodologi baru ke kajian manajemen sektor publik, seperti gender, politik ekonomi, ekuitas,
akuntabilitas, hak asasi, dan entitas/organisasi.
Selain itu, dalam praktiknya definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi yang
menggunakan dana masyarakat, seperti:
a. Organisasi Pemerintah Pusat.
b. Organisasi Pemerintah Daerah.
c. Organisasi Parpol dan LSM.’
d. Organisasi Yayasan.
e. Organisasi Pendidikan dan Kesehatan: PMI, puskesmas, rumah sakit, dan sekolah
f. Organisasi Tempat Peribadatan: masjid, gereja, vihara, kuil.
Akuntansi Sektor Publik adalah mekanisme dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan
dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departmen di bawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial maupun pada proyek-proyek kerjasama
sektor publik dan swasta (Bastian, 2001).
Akuntansi sektor publik berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi yang terjadi di instansi
pemerintah pusat maupun daerah. Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan
sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk
organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-
lembaga publik tersebut.
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan ekonomis atas
suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi.
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan informasi
akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan
pengendalian manajemen. Fungsi perencanaan meliputi perencanaan strategik, pemberian informasi
biaya, penilaian investasi, dan penganggaran, sedangkan fungsi pengendalian meliputi pengukuran
kinerja. Informasi yang diberikan meliputi biaya investasi yang dibutuhkan serta identifikasinya,
penilaian investasi dengan memperhitungkan biaya dengan manfaat yang diperoleh (cost-benefit
analysis), dan penilaian efektivitas biaya (cost-effectiveness analysis), serta jumlah anggaran yang
dibutuhkan.
Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan keuangan eksternal.
Tujuan penyajian laporan keuangan adalah memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan, bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasional (IFAC, 2000; GASB, 1999).
Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik adalah akuntansi anggaran,
akuntansi komitmen, akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansi accrual. Pada dasarnya kelima teknik
tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut
tidak menolak penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan
teknik akuntansi yang berbeda-beda, maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-
sama (Jones and Pendlebury, 2000).
Laporan Keuangan yang dihasilkan organisasi publik, sebagai bentuk akuntabilitas publik, seharusnya
mengambarkan kondisi yang komprehensif tentang kegiatan operasional, posisi keuangan, arus kas, dan
penjelasan (disclosure) atas pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan tersebut. Laporan Keuangan
memerlukan perangkat yang berupa standar akuntansi pemerintahan dan sistem akuntansi yang
menggunakan sistem pencatatan berpasangan.
3. Auditing Sektor Publik
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme,
inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik merupakan lembaga yang
menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi
dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik mempertahankan
kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit
terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor publik pemerintah sangat tergantung
pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka akan timbul permasalahan,
seperti munculnya kecurangan, korupsi, kolusi dan berbagai ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas
audit sektor publik dipengaruhi oleh kapabilitas teknikal auditor serta independensi auditor baik secara
pribadi maupun kelembagaan. Untuk meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka
kedudukan auditor sektor publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari
pemerintah, baik secara pribadi maupun kelembagaan.
Pemberian otonomi daerah berarti pemberian kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal. Agar tidak terjadi penyimpangan
dan penyelewengan, pemberian wewenang dan keleluasaan harus diikuti dengan pengawasan dan
pengendalian yang kuat, serta pemeriksaan yang efektif.
Pengawasan dilakukan oleh pihak luar eksekutif (dalam hal ini DPRD dan masyarakat); pengendalian,
yang berupa pengendalian internal dan pengendalian manajemen, berada di bawah kendali eksekutif
(pemerintah daerah) dan dilakukan untuk memastikan strategi dijalankan dengan baik sehingga tujuan
tercapai; sedangkan pemeriksaan (audit) dilakukan oleh badan yang memiliki kompetensi dan
independensi untuk mengukur apakah kinerja eksekutif sudah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Mardiasmo, 2001).
Penguatan fungsi pengawasan dapat dilakukan melalui optimalisasi peran DPRD sebagai kekuatan
penyeimbang antara eksekutif dengan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan
melalui LSM serta organisasi sosial kemasyarakatan di daerah. Perlu dipahami oleh anggota DPRD bahwa
pengawasan terhadap eksekutif adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah
digariskan, bukan pemeriksaan (audit). Pemeriksaan tetap harus dilakukan oleh badan atau lembaga
yang memiliki otoritas dan keahlian profesional, seperti BPK, BPKP, atau Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang selama ini menjalankan fungsinya lebih pada sektor swasta sehingga fungsinya pada sektor publik
perlu ditingkatkan.
Terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintah di Indonesia. Kelemahan pertama
bersifat inherent, yaitu tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar mengukur
kinerja pemerintah. Sedangkan kelemahan kedua bersifat struktural, yaitu masalah kelembagaan audit
Pemerintah Pusat dan Daerah yang overlapping satu dengan lainnya, sehingga pelaksanaan pengauditan
tidak efisien dan tidak efektif.
Audit terhadap pertanggungjawaban pengelolaan keuangan seharusnya tidak terbatas pada audit
kepatuhan, tetapi juga audit keuangan (agar dapat memberikan pendapat atas kewajaran Laporan
Keuangan) dan diperluas lagi dengan audit kinerja.
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959
pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing
yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh
manajer profesional dan terlalu banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan
perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya
tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan.
Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan
memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai
perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai
business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia
dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah.
PERTEMUAN 2
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI BISNIS
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI
Istilah kelompok swasta dan publik bermula dari sejarah manusia primitif yang mulai hidup berkelompok
dan terjadi perubahan sedemikian rupa hingga menjadi sekelompok manusia yang mulai memiliki
pemikiran, sosial, dan organisasi. Dimana masyarakat tersebut sejak dahulu memenuhi kebutuhan hidup
dari segala hal yang ada di alam, yang kemudian hari seiring perkembangan waktu ketersediaan sumber
daya yang ada di alam semakin sedikit dan membuat perselisihan antar kelompok sehingga membentuk
kelompok yang dikemudian hari memiliki sifat swasta dan publik.
Akuntansi sekotr publik dapat diinterprestasikan sebagai bidang akuntasi yang secara khusus membahas
penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor publik. Secara luas, organisasi sektor publik
meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah,
BUMN dan BUMD, partai politik, LSM, yayasan, dan lembaga non profit lainnya. Akuntansi sektor publik
itu sendiri perlu dipelajari secara tersendiri karena sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan
akan terselesaikannya permasalahan negara ini.
TUJUAN KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK VERSUS AKUNTANSI SEKTOR BISNIS (SWASTA)
Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi bisnis
(swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta, sehingga
akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai keunikan sendiri.
Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing organisasi harus diperdalam lagi agar
kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja
organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang
menjadi tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).
3. Area sector public dan peran pemerintah sebagai organisasi sector public terbesar.
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang akan dicapai.
Pada tahap perencanaan, organisasi sector swasta menitikberatkan keuntungan usaha semaksimal
mungkin. Sementara organisasi sector publik lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat.
Akuntansi Sektor Publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika diandingkan dengan Akuntansi
Sektor Swasta. Pernyataan ini bukan hanya untuk merendah atau santun, tetapi ketertinggalan ini
adalah rill. Pembuktiannya sangatlah mudah, yakni:
a) Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang dibutuhan.
b) Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang dikeluarkan
oleh Badan Pemerintah Keuangan Republik Indonesia dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat Pengawas
Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit.
c) Pada organisasi public selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan (SAK) No.45 tentang
standar akuntansi untuk entitas nirlaba.
Kelemahan akuntansi keuangan pemerintah di masa lalu harus dipecahkan melalui mekanisme
hukum yang memberdayakan warga masyarakat. Pembagian tugas yang jelas akan menunjukkan unit
yang bertanggung jawab atas perhitungan “utang pemerintah” dan strategi pelunasannya.
c. Apakah akuntansi yang baik hanya diperuntukan bagi Pemerintah Daerah dengan mewajibkan
penyusunan Nota Perhitungan Anggaran Daerah, Perhitungan Daerah, Neraca, dan Laporan Arus Kas?
d. Bagaimana laporan keuangan pemerintah pusat dan berbagai agensi pemerintah yang mengelola
aset negara disusun secara terpisah?
Efisiensia
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas satu. Semakin
besar angkanya, semakin tinggi tinggkat efiseinsinya. Secara absolut, rasio ini tidak menujukkan posisi
keuangan dan kinerja organisai. Karena itu, efiseinsi dapat dikembangkan dengan empat cara, yaitu:
Input, sebagai penyebut, lebih sering di pertimbangkan sebagai factor pengubah kebijakan organisasi
sektor publik
Efektivitas
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan . Jika suatu organisasi
ingin membangun sebuah rumah sakit dengan 250 tempat tidur. 4 unit operasi, sebuah unit kecelakaan
dan darurat, serta unit pasien luar dan sebuah target tersebut tercapai, maka mekanisme kerja organisai
itu di anggap sudah efektif. Dalam rangka mencapai tujuan itu, organisai sector publik sering kali tidak
memperhatikan biaya yang di keluarkan. Hal seperti itu bisa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan
merupakan salah satu dari indikator hasil
Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indikator tentang penggunaan input.ada 3 indikatot kinerja organisai
sector publik bisa di rinci sebagai berikut: ekonomi mengenain input, efisiensi tentang input dan output,
serta efektifvitas yang berhubungan dengan output.
Indikator efisiensi mencakup baik input maupun output. Ini bearti optimalisasi tujuan atau pencapaian
tujuan dengan biaya serendah mungkin. Penerapan indikator efisiensi di sektor publik akan membuka
kemungkinan kerja sama dengan pihak swasta. Namun,ada 2 kesulitan benchmark penerapan ukuran
kinerja sector swasta ke sektor publik, yaitu:
1) Jika output di ukur dalam ukuran uang, kwalitas rasio tergantung pada kwalitas output. Sedangkan
pengukuran yang ada mencakup perkiraan kwalitatif konsumen. Kegagalan pasar merupakan suatu
masalah khusus dalam pelayanan sektor publik
2) Jika output tidak bisa diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan unit fisik. Di
sini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik tidak bisa diterima diterima dalam standar
internasional.
Luasnya pengukuran efisiensi dalam artian pencarian nilai menunjukkan suatu residu. Penekanan pada
‘inefisiensi’ dan memelihara atau memperbaiki kualitas dianggap sebagai motif focus pengukuran tren
kualitas biaya. Sebagian besar tujuan dapat diukur sementara sebagian lainnya tidak dapat diukur.
Setiap jenis ‘kualitas’ biaya telah diteliti sesuai standar profesionalisme asosiasi dan/atau profesi. Hal
yang dipertimbangkan adalah perluasan penggunaan kebijakan kunatitas atau kualitas. Dengan kata lain,
kualitas merupakan suatu residu di mana mekanisme formal telah dilakukan secara numerik.
1) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.
2) Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan yang lengkap dan
komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
3) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), keberadaan standar pemeriksaan merupakan hal
yang sangat penting karena standar ini menjadi patokan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan.
1) Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan merupakan pedoman
yang harus diacu dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan.
2) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), merupakan kodifikasi dari berbagai pernyataan standar
teknik dan aturan etika.
Dalam sector public pengambilan keputusan dilakukan melalui mekanisme formal dan telah
ditetapkan dengan keputusan organisasi. Agak berbeda dengan organisasi public, organisasi bisnis
(swasta) juga mengambil keputusan secara musyawarah mufakat, meskipun ada keputusan yang diambil
secara individual (pemeilik usaha). Pengambilan keputusan melalui musyawarah dilakukan antar pemilik
saham, dan para pimpinan atau pihak manajemen organisasi bisni (swasta)
Pengambilan keputusan
Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan
keputusan organisasi. keputusan organisasi atau tidak formal.
Untuk mencapai suatu tujuan dalam setiap organisasi sector public maupun swasta diperlukan
suatu perencanaan yang terdiri dari:
1. Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi aktivitas
2. Proses pengendalian: penetapan perencanaan dalam suatu system menjamin bahwa proses
perencanaan dapat dilakukan.
Perencanaan dapat dikatogorikan berdasarkan dimensi waktu, sehingga dapat dibagi menjadi:
1. Perencanaan jangka panjang yang biasanya berjangka waktu 5 tahun atau lebih.
Disisi lain akuntansi manajemen menyediakan informasi untuk pembuatan rencana sementara.
Penyediaan informasi pada tahap perencanaan dapat dilakukan dengan cara:
a. Penilaian investasi
Suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk menyediakan informasi tentang kemampuan
organisasi dalam mengevaluasi pengembalian modal dan kemampuan aset.
1. Perencanaan keuangan
Tujuan mendasar perencanaan keuanganan adalah untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
dasar organisasi sector public serta untuk memenuhi permintaan pelayanan yang ditetapkan pada saat
perencanaan awal.
2. Anggaran modal
Anggaran modal berisi rincian dan prakiraan penerimaan dari penjualan aset serta pembayaran
pengambilalihan aset baru untuk perencanaan jangka menengah
c. Anggaran pendaptan
Anggaran penerimaan tahunan merupakan salah satu dokumen perencanaan yang paling penting dalam
suatu organisasi sector public. Anggaran pendapatan memuat rencana pendapatan yang akan diperoleh
organisasi dalam satu tahun anggaran untuk membiayai kegiatan organisasi.
d. Model keuangan
Dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang perencanaan selalu dipengaruhi oleh
banyak variable yang terkait. Salah satucara yang dapat membantu menghitung/menaksir masing-
masing variabel adalah dengan menggunakan model keuangan. Manfaat dari model keuangan ini adalah
untuk melihat prediksi situasi sesungguhnya yang akan terjadi pada masa yang akan dating.
Target adalah seperangkat sasaran dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh pihak manajemen
pada waktu tertentu di masa yang akan datang, seperti :
- Target output
1. Jenis perencanaan yang perlu diperlukan untuk mentapkan seluruh tujuan organisasi, yaitu :
perencanaan sasaran dan tujuan dasar.
2. Jenis perencanaan yang diperlukan untuk menerapkan aktivitas dalam pencapaian sasaran dan
tujuan dasar (perencanaan operasional)
2. Perencanaan operasional.
3. Penganggaran.
Proses perencanaan di organisasi sector public, seperti organisasi pemerintahan, dilakukan dengan
menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam system perencanaan
pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintahan daerah
provinsi, daerah kabupaten atau daerah kota sesuai kewenangannya yang dilaksanakan oleh unit
(badan) perencanaan pembangunan daerah.
1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP daerah) untuk jangka waktu 20 tahun yang
ditetapkan dengan perda.
2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM daerah) untuk jangka waktu 5 tahun yang
ditetapkan dengan perda.
3. Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk
jangka waktu 1 tahun dengan mengacu pada rencana kerja pemerintah pusat.
Perencanaan
Disusun oleh bagian perencanaan organisasi, staf, Disusun oleh para pegawai serta manajer yang
atau pengelola organisasi. ada dalam organisasi tersebut.
Hasil yang ingin dicapai adalah kesejahteraan Hasil yang ingin dicapai adalah meraup
public. profit/laba yang tinggi, serta peningkatan
kekayaan dan pertumbuhan organisasi.
Dalam organisasi swasta, proses perencanaan dilakukan oleh para pegawai serta manajer yang ada
dalam organisasi tersebut secara garis besar. Proses perencanaan di organisasi swasta tidak jauh
berbeda dengan organisasi sector public. Pada intinya, terkait dengan penetapan visi, misi, dan tujuan
yang ingin dicapai, dijalankan strategi untuk meraihnya serta sistem perencanaan untuk mengendalikan
pelaksanaan rencana tersebut. Perbedaannya terlihat pada hasil yang ingin dicapai dari proses
perencanaan itu. Organisasi swasta ingin mencapai profit/laba yang tinggi serta peningkatan kekayaan
dan pertumbuhan organisasi, sementara organisasi sector public lebih mengutamakan pentingya
layanan kepada public/masyarakat.
Di dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan, penyusunan anggaran dilakukan
bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan program publik dalam anggaran akan
dipublikasikan untik dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat. Dan akhirnya disahkan oleh wakil
masyarakat di DPR, DPD, atau DPRD. Dalam organisasi swasta, penyusunan anggaran dilakukan oleh
para pegawai dan manajer perusahaan yang berwenang dengan persetujuan pemilik perusahaan.
Penganggaran
Disahkan oleh wakil masyarakat di DPR/D Disahka oleh pengelola perusahaan atau pemilik
legislatif dewan pengurus. usaha.
Dalam organisasi sektor publik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu utama pada proses realisasi
anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi persaingan antar output organisasi. Dalam sektor publik
kualitas dicapai untuk mencapai tujuan pelayanannya kepada publik. Sedangkan pada organisasi swasta,
kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Realisasi anggaran
Kualitas untuk memenuhi tujuan pelayana Kualitas untuk mendapatkan keuntungan yang
organisasi. lebih besar.
PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)
Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau pemerintah.
Sifat barang ini tidak ekslusif dan diperuntukan bagi kepentingan seluruh warga dalam skala luas.
Sementara itu barang swasta adalah barang yang spesifik yang dimiliki oleh swasta dan bersifat ekslusif
serta hanya dapat dinikmati oleh orang yang mampu membelinya. Karena harga yang disesuaikan
dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.
Pada dasarnya alokasi barang dan jasa dalam masyarakat dapat dilakukan melalui dua mekanisme yaitu :
pengadaan barang dan jasa adalah usaha yang diperlukan oleh organisasi sektor publik yang meliputi :
· pengadaan barang
· jasa pemborong
· jasa lainnya
perbedaan pengadaan barang dan jasa di sektor publik dan swasta terletak pada tunjuannya. Pada
organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa diperuntukkan bagi kepentingan seluruh warga
dalam skala luas, sedangkan swasta diperuntukkan bagi kepentingan internal organisasi.
Barang publik dalah barang kolektif yang harus Barang swasta adalah barang spesifik yang
dikuasai oleh negara atau pemerintah dimiliki oleh swasta
Pada umumnya barang dan jasa diperuntukkan Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh
bagi kepentingan seluruh masyarakat dalam skala mereka yang mampu membelinya.
luas.
Tujuan pwngadaan barang dan jasa publik adalah Tujuan pengadaan barang dan jasa adalah
dipertunjukkan bagi kepentingan seluruh warga diperuntukkan bagi kepentingan internal
dalam skala luas. organisasi.
Menurut Likierman dan Taylor ada beberapa perbedaan antara laporan keuangan sector public dan
laporan keuangan sector swasta yaitu:
1. Laporan keuangan organisasi sector public seperti unit pemerintah sangat dipengaruhi oleh proses
keuangan dan politik.
2. Laporan keuangan sector swasta sangat terikat oleh aturan dan criteria kecurangan.
3. Pertanggungjawaban laporan organisasi sector public seperti unit pemerintah adalah kepada
DPR/D dan masyarakat luas,sementara yayasan dan LSM kepada donor,dewan pengampu,serta
masyarakat luas.
4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan sector swasta ditentukan para pemegang saham
dan kreditur.
5. Laporan organisasi sector public harus ditujukan sebagai pengembangan akuntabilitas public.
6. Laporan keuangan sector swasta hanya diungkap pada tingkat organisasi secara keseluruhan.
7. Laporan organisasi sector public seperti unit pemerintahan dan pemerintahan secara keseluruhan
dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek pemerintahan,sementara di LSM dan yayasan dijadikan
sebagai dasar analisis atas prospek organisasi.
8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) dan laporan keuangan
sector swasta diperiksa oleh auditor independen.
Sementara itu,berbagai persamaan akuntansi sector public dan akuntansi swasta juga dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber.
5. Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bisa diakui sebagai dasar hukum.
Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Audit sektor publik dilakukan
pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor pemerintahan daerah (pemda),
BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara, partai politik,
yayasan, lembaga swadaya masyarakat, serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit sektor bisnis
dilakukan pada perusahaan milik swasta yang bersifat mencari laba. Audit sektor publik dan audit sektor
bisnis (swasta) sama-sama terdiri dari dari Audit Keuangan (Financial Audit ),Audit Kinerja (Performance
Audit), dan Audit untuk Tujuan Khusus (Special Audit). Pada bagian selanjutnya, akan dibahas mengenai
jenis-jenis audit sektor publik
Realisasi Anggaran
Organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba Perusahaan milik swasta yang bersifat mencari
seperti sector pemerintahan daerah (Pemda), laba.
BUMN, BUMD dan instansi lain yang berkaitan
dengan pengelolaan aset perusahaan negara,
partai politik, yasasan, LSM, dan organisasi social
lainnya.
Pertanggungjawaban
Isu tentang pentingnya timing dalam pengakuan / recognition suatu transaksi atau
peristiwa ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan sstem akrual, sehingga
lebih membantu dalam meningkatan akuntabilitas pengambilan keputusan. Angka-angka
akuntansi berdasarkan sistem akrual dianggap lebih informatif, membawa implikasi yang
signifikan untuk pimpinan daerah dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
PERTEMUAN 4
PENGERTIAN PERENCANAAN: PERENCANAAN PUBLIK SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN PUBLIK
Nah, pada kesempatan kali ini Ahli Artikel akan memberikan artikel yang menjelaskan
tentang Pengertian Perencanaan: Perencanaan Publik Sebagai Fungsi Manajemen Publik, silahkan
baca sampai habis penjelasannya di bawah ini.
Selain itu, perencanaan dapat diartikan sebagai penentuan tindakan untuk waktu yang akan datang, dan
apabila dalam perencanaan itu kita perlukan metode yang lebih mendetail, maka kita dapat
menguraikannya dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan datang pada waktunya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa perencanaan bukan hanya memandang ke depan tetapi juga terjun pada
momentumnya, dan apabila diperlukan kita juga turut terlibat dalam menangani
proses perencanaantersebut sampai selesai.
PERTEMUAN 5
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
September 12, 2012
A. KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapaiselama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda
untuk mempersiapkan suatu anggaran. Dalamorganisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu
proses politik. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik,sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.Penganggaran sektor publik terkait dengan proses
penentuan jumlah alokasi danauntuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaranorganisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategictelah
selesai dilakukan. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya
tujuan organisasi.Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi :
Aspek perencanaan;
Aspek pengendalian; dan
Aspek akuntabilitas publik.Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan,serta pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus
(oversight body).
B. PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatandan belanja dalam satuan
moneter.Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suaturencana finansial
yang menyatakan :
Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanairencana tersebut
(pendapatan).
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhanmasyarakat, seperti
listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainyaagar terjamin secara layak. Anggaran
merupakan blue print keberadaan sebuah negaradan merupakan arahan di masa yang akan datang.
Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaanekonomi
melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan untuk mencapai tujuantertentu. Alat utama
kebijakan fiskal adalah anggaran. Angaran sektor publik harus dapatmemenuhi kriteria berikut :
Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yangtak terbatas dan terus
berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.Anggaran diperlukan karena adanya masalah
keterbatasan sumber daya ( Scarcity of resources), pilihan (choice), dantrade offs.
Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan. Anggaran Modal
(capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktivatetap seperti
gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pada dasarnya pemerintah tidak mempunyai
uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik publik.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran,aspek akuntansi,
aspek pengendalian, dan aspek auditing.
Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga pertimbangan mengapa
pemerintah perlu ³terlibat´ dalam ³bisnis´ pengadaan barang dan jasa bagi masyarakat.
Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi,redistribusi pendapatan, dan alokasi sumber
daya.Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau
overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Siklusanggaran
meliputi empat tahap yang terdiri atas:
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang
tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu
harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu
mendapat perhatian adalah terdapatnyafaktor “uncertainty” (tingkat ketidakpastian)yang cukup tinggi.
Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu
mata anggaran.
Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting´ akan berbeda
pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau “zero based budgeting”.
Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan pada pendekatan bottom-
up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan pembangunan pemerintah pusat. Arahan
kebijakan pembangunan pembangunan pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan
berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional (PROPE NAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan
RencanaPembangunan Tahunan (REPETA). Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh
pemerintah pusatdengan perencanaan pembangunan daerah sejak spesifik diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun 2000. Pada pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai
dari peyusunan PROPENAS yang merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut kemudian
dijabarkan dalam bentuk RESENTRA.Berdasarkan PROPER NAS dan RESENRA serta analisis fiscal dan
makro ekonomi,kemudian dibuat persiapan APBN dan REPETA.Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi
dan kabupaten/kota) berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah
daerah disyaratkanuntuk membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA(REN
STRADA). Dokumen perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari PROPENAS dan
RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam PROPEDA dimungkinkan adanya penekanan prioritas
program pembangunan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain sesuai kebutuhan
masing-masing daerah. PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan DPRD
dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian dijabarkan pelaksanaannya dalam kerangka
tahunan. Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam REPETADA tersebutdilengkapi dengan:
Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja pemerintahdaerah pada periode
sebelumnya.
Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui kekuatan,kelemahan, peluang dan
tantangan yang sedang dan akan dihadapi.
Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik
yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill”
namun juga harus mempunyai “ political skill” salesmanship´dan ‘coalition building’ yang memadai.
Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap persiapan, ratifikasi,
dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasionalanggaran, sedangkan tahap pelaporan dan
evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem
akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.
IKHTISAR
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasisektor publik. Anggaran
publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkatkebutuhan masyarakat. Anggaran
merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintahuntuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui
kebijakan pengeluaran dan perpajakan.Dengan anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber
daya yang langka untuk menggerakan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan,
danmeningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dan yang penting lagi, anggaran merupakansarana untuk
menunjukan akuntanbilitas pemerintah terhadap publik.Anggaran publik terdiri dari anggaran
operasional dan anggaran modal. Anggaranoperasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin
dan tidak menambahkekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan
anggaran modal (aset) manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran dan menambah kekayaan.
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumenkebijakan multifungsi
yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secaralangsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan.Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuanmoneter sekaligus dapat digunakan sebagai
alat pengendalian.Sistem perencanaan anggaran publik berkembang sesuai dinamika
perkembanganmanajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada
dasarnyaterdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor
publik. Secara garis besar ada dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar.
B. ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini.
Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini yaitu:
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:
1. Cenderung sentralistis
2. Bersifat spesifikasi
3. Tahunan
4. Mengggunakan prinsip anggaran bruto
5. Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya
menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item anggaran yang ada sebelumnyadengan menggunakan
data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa
dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep
value for money.
Konsep ekonomi, efesiensi dan efektivitassering tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan
anggaran tradisional. Denganketiadaan perhatian pada konsep value for money ini, sering kali pada akhir
tahunanggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan padaaktivitas-
aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.Anggaran tradisional cenderung
menggunakan konsep historic cost of service
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program, atau kegiatan
akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski itemtersebut sudah tidak dibutuhkan.
Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominalrupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi,
jumlah penduduk, dan lainnya.
Line-item
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat
(nature) dari penerimaan dan pengeluaran.
Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau
pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riilitem tertentu
sudah tidak relevan lagi untuk digunakan dalam periode sekarang.Penyusunan anggaran dengan
menggunakan struktur line-item dilandasi alasanadanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan
untuk mengontrol pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran,
seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak,atau pengeluaran untuk
gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai
dengan pengeluaran yang dilakukan.
New Public Management berfokus pada manajemen sector public yang berorientasi padakinerja, bukan
berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma
New Publik Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah diantaranya
adalah tuntutanuntuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya, dan kompetensi tender. Salah satu
model pemerintah di era New Publik Management adalah model pemerintahyang diajukan oleh Osbone
dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yangdikenal dengan konsep “reinventing
government”. Perspektif baru pemerintah menurutOborne dan Gaebler tersebut adalah :
Pemerintah katalis Pemerintah sebagai pemberi arahan dan berfokus pada pemberian
pengarahan bukan produksi pelayanan public.
Pemerintah milik masyarakat Pemerintah memberikan wewenang kepada masyarakat,
memberdayakanmasyarakat daripada melayani.
Pemerintah yang kompetitif Menyuntikan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan
public.Kompetisia dalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkankualitas pelayanan.
Pemerintah yang digerakan oleh misi
Mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi yangdigerakan oleh
misi. Pemerintah digerakan oleh misi bukan peraturan. Pemerintah yang berorientasi hasil
Pemerintah yang berorientasi hasil berusaha mengubah bentuk penghargaan daninsentif, yaitu
membiayai hasil dan bukan masukan.
Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan
pelanggannya.Penerimaan pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi
pemanfaatannyaharus disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali menganggap
bahwaDPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan anggaran adalah
pelanggannya padahal pelanggan yang sebenarnya adalah masyarakat.Pemerintah wirausaha
tidak akan seperti itu. Ia akan mengidentifikasikan pelangganyang sesungguhnya.
Maka, tidak berarti bahwa pemerintah tidak bertanggungjawab padadewan legislatif, tetapi
sebaliknya, ia menciptakan sistem pertanggungjawaban ganda : kepada legislatif dan
masyarakat. Dengan cara seperti itu, maka pemerintah tidak akanarogan tetapi terus menerus
akan berupaya untuk lebih memuaskan masyarakat.
Pemerintah wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat
pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang daerahnya
kepada pusat-pusat penelitian;BUMN, BUMD; pemberian hak guna yang menarik kepada para
pengusaha dan masyarakat; penyertaan modal; dll.
Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati.Pemerintah tradisional yang
birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah
publik.Pemerintah birokratis cenderung bersifat reaktif: seperti suatu satuan pemadam
kebakaran, apabila tidak ada kebakaran maka tidak akan ada upaya pemecahan.Pemerintah
wirausaha bersifat proaktif. Ia tidak hanya mencoba untuk mencegah masalah, tapi juga
berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. Ia menggunakan perencanaan strategis
untuk menciptakan visi.
Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja.Limapuluh tahun yang
lalu, pemerintahan yang sentralis dan hierarkis sangat diperlukankarena pengambilan keputusan
harus dari pusat. Pada saat itu, sistem tersebut masihsangat cocok karena teknologi informasi
masih sangat primitif, komunikasi antar berbagai lokasi masih lamban, dan aparatur pemerintah
masih relatif belum terdidik. Tapisekarang, perkembangan teknologi sudah sangat maju,
kebutuhan masyarakat dan bisnissudah semakin kompleks, staf pemerintah sudah
berpendidikan tinggi, maka pengambilan keputusan harus digeser ke tangan masyarakat,
asosiasi, pelanggan, danlembaga swadaya masyarakat.
Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahanmekanisme pasar
( sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)
Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme
administratif.Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif, sedangkan
pemerintahwirausaha menggunakan mekanisme pasar. Pemerintah tradisional menggunakan
perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan
kemudianmemerintahkan orang untuk melaksanakannya. Pemerintah wirausaha tidak
memerintahdan mengawasi tapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar orang
tidak melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat.
Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
Spesifik
D. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Dengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan
pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sector publik. Seiring dengan
perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik pengnggaransector publik, misalnya teknik anggaran
kinerja ( performance budgeting ), zero based budgeting (ZBB), dan planning, programming, and
budgeting system (PPBS). Pendekatan baru nin memiliki karakteristik:
Komprehensif/komparatif
Terintegrasi dan lintas departemen
Proses pengambilan keputusan yang rasional
Berjangka panjang
Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunitycost)
Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input
Adanya pengawasan kinerja
E. ANGGARAN KINERJA
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapatdalam anggaran
tradisional, khususnya yang disebabkan oleh ketiadaan tolok ukur yang bisa digunakan untuk mengukur
kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja
sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang
sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan. Pendekatan ini cenderung menolak
pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan,
pemerintah akan menyalah gunakan kedudukan mereka dan cenderung boros.
Menurut pendekatan anggaran kinerja,dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui
penerapaninternal cost awareness, audit keuangan danaudit kinerja, serta evaluasi kinerja
eksternal.Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost minded, harus efisien,
memakai dana secara ekonomis, dan dituntut mampu mencapai tujuan yang ditetapkan.
Konsep ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada system anggarantradisional.
Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ini dapat menghilangkan incrementalism dan line-
item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-base).Proses Implementasi ZBB Terdiri dari 3
tahap, yaitu:
Penentuan paket-paket keputusanTahap selanjutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan
unit keputusandan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dokumeninilah yang
disebut paket keputusan. Paket keputusan merupakan gambarankomprehensif mengenai bagian dari
aktivitas organisasi atau fungsi yang dapatdievaluasi secara individual. Ada 2 jenis paket keputusan :
1. Paket keputusan mutually-exclusive Merupakan paket keputusan yang memiliki fungsi yang
sama
2. Paket keputusan incremental Merefleksikan level usaha berbeda dalam melakukan kegiatan
tertentu.
Meranking dan mengevaluasi paket keputusanTahap berikutnya adalah meranking semua paket
berdasarkan manfaatnyaterhadap organisasi. Tahap ini merupakan jemnbatan menuju proses
alokasisumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa diantaranya sudah adadan yang lainnya
baru sama sekali.
Keunggulan ZBB :
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih
efisien
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan biaya
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningktkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunananggaran.
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorongorganisasi untuk
selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya sertatingkat pengeluaran.
Kelemahan ZBB :
1. Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkan biayayang besar,
serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi ZBB membutuhakan teknologi yang maju
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah proses meranking dan mereview paket keputusan.
Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yangmelelahkan dan membosankan,
sehingga dapat mempengaruhi keputusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memilikikeahlian yang
mungkin tidak dimiliki organisasi. Selain itu dalam perankinganmuncul pertimbangan subjektif/
mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak objektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusanharus dalam
anggaran
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang berorientasi pada output
dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasisumberdaya berdasarkan analisis ekonomi. PPBS
adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu menajemen pemerintah dalam
membuat keputusanalokasi sumber daya secara lebih baik.Hal tersebut disebabkan sumber daya
yangdimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas.Proses
Implementasi PPBS
Langkah implementasinya meliputi:
1) Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2) Mengidentifikasikan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan.
3) Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing
program.
4) Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
5) Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui
Karakteristik PPBS :
Kelebihan PPBS :
Kelemahan PPBS
Secara umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada konsep value
for money (ekonomis, efisiensi dan efektivitas) dan prinsip good corporate governance,
termasuk adanya pertanggungjawaban para pengambil keputusan atas penggunaan
uang yang dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indikator yang telah
ditetapkan.
Pencapaian value for money sering digambarkan dalam bentuk tiga E, yaitu:
1. Ekonomis, yaitu meminimalkan biaya sumber daya untuk suatu kegiatan
(mengerjakan sesuatu dengan biaya rendah);
2. Efisien, yaitu melaksanakan tugas dengan usaha yang optimal (melakukan sesuatu
dengan benar);
3. Efektif, yaitu sejauh mana sasaran dicapai (melakukan hal yang benar).
Sedangkan Prinsip good corporate governance dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Participation, yakni adanya partisipasi dari semua pihak, masyarakat luas termasuk
adanya jaminan kebebasan berserikat dan berekspresi dalam proses penganggaran
termasuk adanya pengawasan terhadap belanja publik oleh masyarakat luas.
b. Rule of law, dalam kaitan dengan sistem penganggaran prinsip ini merupakan pusat
dari proses penyusunan anggaran. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang begitu
juga aturan-aturan pelaksanaan semua harus mengacu pada Undang-undang.
c. Transparency, prinsip ini berlaku di berbagai fungsi dan tanggung jawab pengelolaan
keuangan pemerintah, termasuk dalam proses perencanaan, kebijakan keuangan,
pencatatan, audit keuangan dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
keuangan.
d. Responsiveness, sistem penganggaran harus mampu menampung semua
kebutuhan publik dalam waktu yang masuk akal.
e. Consensus orientation, penganggaran harus mengakomodir segala kepentingan
yang ada pada masyarakat luas atau juga dikenal dengan istilah anggaran partisipatif.
Penganggaran partisipatif didasarkan pada pemikiran partisipasi masyarakat yang
intensif dalam proses pengambilan keputusan anggaran.
f. Equity and inclusiveness, kesamaan dan pengikutsertaan jika diterapkan dalam
sistem penganggaran maka semua keputusan dalam bidang keuangan dibuat demi
kepentingan seluruh masyarakat bukan hanya sebagian golongan. Sehingga seluruh
masyarakat merasakan bagian dari kebijakan penganggaran dan tidak merasa seolah-
olah anggaran yang dibuat oleh pemerintah hanyalah untuk kepentingan pemerintah.
g. Effectiveness and efficiency, anggaran berbasis kinerja merupakan cerminan kedua
prinsip tersebut. Efektivitas adalah melakukan hal yang benar dan efisiensi adalah
melakukan sesuatu dengan benar. Keputusan anggaran harus memilih hal-hal yang
benar untuk dibiayai oleh dana masyarakat dan mengelola pengeluaran dana-dana dan
sumber daya tersebut untuk memastikan bahwa hal tersebut dilaksanakan dengan
benar.
h. Accountability, akuntabilitas merupakan inti dari proses anggaran. Akuntabilitas
membuat peabat yang mendapat tugas melaksanakan dan mempertangggungjawabkan
anggaran harus dapat mengungkapkan bagaimana dana masyarakat akan digunakan.
Audit program dan keuangan akan dapat menentukan apakah pejabat bersangkutan
akuntabel dalam pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Adapun komponen-komponen pokok anggaran berbasis kinerja terdiri atas 5 yaitu:
a. Satuan Kerja
b. Kegiatan
c. Keluaran/output
d. Standar Biaya
e. Belanja
Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sector publik ::
1) Akuntansi Anggaran
2) Akuntansi Komitmen
3) Akuntansi Dana
4) Akuntansi Kas
5) Akuntansi Akrual
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitemen berbeda satu dengan lainnya karena adanya
perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya
terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan faktur
dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1. Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan
dengan jumlah actual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan
praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi sector publik, khususnya pemerintahan, yang
mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya.
Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja
tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian
menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan kontinu jumlah anggaran dan realisasi anggaran. Tujuan utama
teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian dan
akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan realisasi harus
selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Namun
akuntansi anggaran lebih menekankan pada bemtuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content) dari
akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat kompleks. Akan lebih
mudah dan lebih komprhensif apabila akun – akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya
dianggarkan.
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen adalah system akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat
order dikelurkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan mengakui
pendapatan pada saat faktur dikeliurkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama – sama dengan
akuntansi kas atau akuntansi akrual. Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi subsistem dari
system akuntansi utama yang dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika
organisasi melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti transaksi tidak diakui ketika kas telah dibayarkan
atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih
awal, yaitu ketika order dikeluarkan atau diterima.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat
mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau
dikeluarkan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur
yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Tentu
saja manajer yang teliti akan tahu bahwa akun – akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang
mana faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan
pemborosan anggaran (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait dengan
pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian system
tersebut ke dalam akun – akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Pada umunya tidak ada kewajiban hokum (legal liability) untuk patuh terhadap order yang
terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan.
Pada organisasi sector publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber dana dan alokasi
dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam organisasi sector publik. Dalam tahap
awal perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana” dimaknai sebagai dana kas (cash fund). Tiap –
tiap dana tersebut harus ditempatkan pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus
diambilkan dari satu laci dan tagihan lainnya diambil dari laci lainnya. Namun saat ini “ dana” dimaknai
sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang
diperhitungkan didalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan organisasi bisnis.
Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi)
kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas).
Kedua, adanya kesalahan dalam memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut Vatter
berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi dilihat sebagai
satu rangkaian dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan
penggabungan (konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
“A fiscal and accounting entity with a self balancing set of accounts recording cash and other financial
resources, together with all related liabilities ang residual equitities or balances, and change therein,
which are segregated for the purposes of carrying on specific activities or attaining ceratin objectives in
accordance with special regulations, restrictions, and limitations.”
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada akuntansi
keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan, selisih
antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan
tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak
menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu
organisasi sektor publik.
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement focus). Basis
akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi
mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi
yang substantif. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui hanya kalau kas yang
berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.
Fokus pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain
jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep
basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh, kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannnya
juga atas kas saja, sehingga implikasinya hanya kativa lancar kas yang dilaporkan dalam neraca.
Perubahan dalam aktiva tetap dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalkan sebuah organisasi
membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis kas dengan fokus
pengukuran sumber daya jangka pendek adalah:
Kas 200.000.000
Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai aktiva di neracanya.
Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di Laporan Pendapatan dan Belanja
Dana (Fund’s Statement or Revenues and Expenditure) atau laporan yang sebanding yang menjelaskan
perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli,
yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana (fund balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan untuk perusahaan, maka fokus
pengukurannya biasanya meliputi semua sumber daya ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua
aktiva dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan
kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya sebuah organisasi membeli
kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis akrual penuh adalah:
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Di banyak lingkungan pemerintahan, basis akuntansi dan fokus pengukuran menjadi permasalahan
tersendiri muncul karena banyak entitas pemerintahan yang menggunakan anggaran dengan berbasis
kas sehingga dibutuhkan data realisasi anggaran yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut,
dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan menghasilkan informasi yang bersifat
jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas tersebut juga dituntut untuk menyusun neraca
yang juga menyajikan informasi yang bersifat jangka panjang (aktiva tetap dan utang jangka panjang).
Dengan kata lain, dalam lingkungan pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis
kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis akuntansi yang disebut
dengan basis kas yang dimodifikasi (cash modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan senilai Rp 200 juta akan
dicatat dalam dua kali penjurnalan, yaitu:
Kas 200.000.000
· Kendaraan 200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan fokus pengukuran jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban jangka panjang di neraca dananya,
entitas tersebut harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Manajemen dan
konstituen lain mungkin ingin tahu dengan semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan tidak
hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban yang ada di neraca saja. Oleh karena itu, entitas wajib
membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan kewajiban serta memasukkan dalam laporan
keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun
juga menunjukkan perubahannya dalam tahun tersebut.
4. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas
dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang actual, riil dan obyectif.
Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas suatu
kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari
pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal
tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga aktiva dan
hutang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat
mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order
pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang
tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise
expenditure atau overspending).
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan
relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda
antar Proprietary fund (full accrual) dengan Governmental fund (modified accrual) karena biaya
(expenses) diukur dalam Proprietary fund, sedangkan expenditure difokuskan pada general fund.
Expense adalah sumber daya yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas
yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena Governmental fund tidak
memiliki catatan modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur bukan expense.
Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure di accrued, tetapi
revenue dicatat berdasarkan kas basis, yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan
seperti PPN,PPh dan fee (retribusi)dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian adalah
property tax (PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sector publik pada dasarnya adalah untuk menentukan
cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik.
Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sector swasta yang digunakan untuk
mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan (proper matching cost against
revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada sector swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha
untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam sector publik orientasi difokuskan pada
optimalisasi pelayanan publik (public service oriented).