Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah pola

kehidupan masyarakat disegala sektor kehidupan. Perkembangan ini

menimbulkan masalah-masalah baru yang semakin komplek dan mau atau

tidak kita harus menghadapinya. Untuk menjawab tantangan yang ditimbulkan

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, diperlukan

sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman

saat ini, sehingga antara sumber daya manusia dan kemajuan teknologi dapat

berjalan beriringan. Dalam hal ini pendidikanlah yang berperan utama dalam

rangka mencetak sumber daya manusia yang dibutuhkan.

Salah satu pembelajaran yang beracuan konstruktif adalah model

pembelajaran kooperatif. Dimana dalam pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.

Menurut Slavin dan Masyir, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Selain itu Muchlas dan Mansyur

(2003 : 4) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang akhir-akhir ini sangat populer, termasuk untuk

bidang IPA. Beberapa ahli menyatakan model ini tidak hanya timbul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit, tetapi juga sangat

berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, berfikir kritis,

kemampuan membantu teman dan lain sebagainya. Hasil penelitian juga

1
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki daya yang amat positif

terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya (Nur, 1996:2).

Karena banyaknya pembelajaran kooperatif, maka penulis hanya

menerapkan pada pembelajaran kooperatif pada struktur think-pair-share

(TPS) dan numbered-heads-together (NHT). Pada pembagian kelompok TPS

terdiri dari dua orang yang hiterogen sedangkan pada NHT kelompoknya

terdiri dari 3-5 orang. Selain itu TPS memiliki prosedur yang telah diterapkan

secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,

menjawab dan membantu satu sama lain, sedangkan pada NHT guru memberi

nomor pada tiap kelompok, mengajukan pertanyaan, berfikir dan menyatukan

jawaban serta menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Selama peneliti berada di bangku sekolah baik di SD, SLTP maupun

SLTA khususnya pada pembelajaran matematika, guru sering memberi model

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Sedangkan model pembelajaran dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi didalam kelompok dan untuk

saling bekerja sama belum diterapkan. Dalam pembelajaran kooperaif TPS

maupun NHT bagi penulis adalah hal yang baru, untuk itu dalam

menerapkannya penulis hanya akan mengambil satu pokok bahasan yaitu segi

empat dan sub pokok bahasan menghitung keliling dan luas segi empat untuk

siswa kelas IV semester ganjil di MI Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo sebagai

uji coba. Pemilihan pokok bahasan segi empat secara langsung tidak sengaja,

namun secara kebetulan bahwa waktu yang penulis rencanakan bertepatan

dengan pemberian pokok bahasan segi empat. Disamping itu pokok bahasan

2
ini menarik bagi penulis, karena pada pokok bahasan ini rumusnya sedikit

sehingga mudah difahami oleh siswa. Karena terbenturnya biaya maka

pelaksanaan penelitian dilakukan di MI Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo yang

berdekatan dengan rumah peneliti. Dari uraian tersebut di atas penulis

melaksanakan penelian tentang “Studi Komparatif Antara Penerapan

Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dengan Numberel-Heads

Together Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV MI

Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang

Tahun Ajaran 2008/2009”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe

NHT?

2. Jika ada perbedaan prestasi belajar manakah yang lebih baik antara yang

diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan

yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada

mata pelajaran matematika di MI Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo pada

pokok bahasan segi empat dan sub pokok bahasan menghitung keliling

dan luas segi empat?

C. Tujuan Penelitian

3
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif tipe

NHT pada mata pelajaran matematika di MI Islamiyah Syafiiyah

Gandrirojo pada pokok bahasan segi empat dan sub pokok bahasan

menghitung keliling dan luas segi empat tahun pelajaran 2008/2009?

2. Untuk membandingkan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran kooperatif

tipe NHT pada mata pelajaran matematika di MI Islamiyah Syafiiyah

Gandrirojo pada pokok bahasan segi empat dan sub pokok bahasan

menghitung keliling dan luas segi empat tahun pelajaran 2008/2009?

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru dan siswa

Semoga dapat memberikan kemudahan bagi bapak dan ibu guru dalam

menyusun program pembelajaran dan memilih model pembelajaran yang

tepat, mengefektifkan siswa dan mempermudah guru dalam proses belajar

mengajar.

2. Bagi peneliti

Hal ini dapat menjadi bahan perbandingan jika nanti sudah terjun di

sekolah agar dapat mempraktekkan model pembelajaran yang efektif dan

lebih mengaktifkan siswa dalam meningkatkan prestasi siswa dalam

belajar matematika.

4
D. Batasan Masalah

Untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang benar melalui suatu

penelitian yang dapat menghemat waktu, tenaga, ataupun biaya, maka diberi

batasan sebagai berikut:

1. Obyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester ganjil MI

Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo tahun pelajaran 2008/2009

2. Sub pokok bahasan yang dikenai dalam penelitian ini adalah luas dan

keliling segi empat

E. Asumsi penelitian

Yang dimaksud dengan asumsi adalah suatu pernyataan yang dianggap

benar tanpa perlu menampilkan data-data untuk membuktikannya (Arikunto,

1993:55). Adapun asumsi pada penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Lamanya waktu yang digunakan untuk pembelajaran kooperatif Think-

Pair Share (TPS) dengan Numberel-Head-Together (NHT) sama

2. Sub pokok bahasan yang digunakan dalam penerapan perbandingan

pembelajaran kooperatif Think-Pair Share (TPS) dengan Numberel-Head-

Together (NHT) pada proses belajar-mengajar matematika adalah sama.

3. Nilai tes maupun data prestasi belajar matematika siswa yang diperoleh

dianggap telah menggambarkan siswa yang sesungguhnya.

4. Siswa bekerja secara mandiri dan sungguh-sungguh pada saat pelaksanaan

test.

F. Spesifikasi Variabel

5
Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan perubahan baik dalam

jenisnya maupun tingkatannya (Hadi, 1974:260).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

penyebab (Arikunto, 1997:97).

Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pembelajaran yang

diajarkan dengan Think-Pair-Share (TPS) dengan pembelajaran yang

diajarkan dengan Numberel-Head-Together (NHT).

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat

(Arikunto, 1997:79).

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika

siswa pada pokok bahasan segi empat dan sub pokok bahasan menghitung

keliling dan luas segi empat pada siswa kelas IV Semester Ganjil MI

Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo tahun pelajaran 2008/2009.

G. Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan pengertian dari keseluruhan isi judul penelitian

ini, penulis memberi penjelasan dan batasan-batasan arti istilah yang

terkandung di dalam judul tersebut,

Studi komparatif : yang dimaksud studi komparatif dalam

penelitian ini adalah mempelajari atau

meneliti persamaan dan perbedaan antara

6
dua hal permasalahan (dalam hal cara

mengajar dan efektifitas siswa).

Model pembelajaran : suatu kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu (Sukamto, 1996:78).

Model pembelajaran kooperatif : yang dimaksud model pembelajaran

kooperatif dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran yang menuntut

kerjasama siswa dan saling ketergantungan

dalam struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan (Ibrahim, 2003:3).

Think-Pair-Share (TPS) : dalam pembelajaran kooperatif Think-Pair-

Share (TPS) meliputi thingking (berfikir),

pairing (berpasangan) dan share (berbagi)

(Ibrahim, 2000:27).

Numberel-Head-Together (NHT) : dalam pembelajaran kooperatif Numberel-

Head-Together (NHT) meliputi

penomoran, mengajukan pertanyaan,

berfikir bersama dan menjawab pertanyaan

(Ibrahim, 2000:28).

Anda mungkin juga menyukai