Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN KEPADA

PASIEN STROKE
THERESIA ICHI YOHANA SITEPU / 181101134

ichisitepu@gmail.com

ABSTRAK

Evaluasi adalah respons pasien terhadap terapi dan kemajuan mengarah pencapaian hasil yang
diharapkan. Aktivitas ini berfungsi sebagai umpan balik dan bagian kontrol proses keperawatan,
melalui mana status pernyataan diagnostik pasien secara individual dinilai untuk diselesaikan,
dilanjutkan, atau memerlukan perbaikan.

Evaluasi asuhan keperawatan sebagai tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dan seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi ini bersifat
sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan sekaligus pada akhir dari semua tindakan keperawatan yang
telah dilakukan dan telah disebut juga evaluasi pencapaian jangka panjang.

Kata Kunci : Evaluasi Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Respon pasien

LATAR BELAKANG 1.      Kemajuan klien terhadap outcome


yang dicapai
Secara umum evaluasi diartikan
2.      Kefektifan dari rencana asuhan
sebagai proses yang disengaja dan
keperawatan
sistematik dimana penilaian dibuat
Evaluasi dimulai dengan pengkajian
mengenai kualitas, nilai atau kelayakan
dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak
dari sesuai dengan membandingkan pada
perawat dengan pasien.Frekuensi evaluasi
kriteria yang diidentifikasi atau standar
tergantung dari frekuensi kontak yang
sebelumnya.
ditentukan oleh status klien atau kondisi
Dalam proses keperawatan, evaluasi
yang dievaluasi. Contohnya adalah pada
adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
saat pasien baru datang dari ruang bedah
terus menerus, aktifitas yang disengaja
maka perawat akan mengevaluasi setiap 15
dimana klien, keluarga dan perawat serta
menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi
tenaga kesehatan professional lainnya:
akan dilakukan setiap 4 jam dan
seterusnya.
investigasi lebih lanjut selama tahap
pengajian.
Meskipun evaluasi adalah langkah
Semua interaksi perawat dengan
akhir dari proses keperawatan, evaluasi
klien adalah berdasarkan komunikasi.
bukan berarti akhir dari proses karena
Komunikasi keperawatan adalah suatu
informasi digunakan untuk memulai siklus
proses yang kompleks dan memerlukan
yang baru. Setelah mengimplementasikan
kemampuan skill komunikasi dan
asuhan keperawatan, perawat
interaksi. Komunikasi keperawatan
membandingkan respon pasien terhadap
biasanya digunakan untuk memperoleh
outcome yang telah direncanakan dan
riwayat keperawatan.Istilah komunikasi
menggunakan informasi ini untuk me-
terapeutik adalah suatu teknik yang
review asuhan keperawatan.
berusaha untuk mengajak klien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan
Teknik Evaluasi
perasaan.Teknik tersebut mencakup
1.      Wawancara
ketrampilan secara verbal maupun non
Wawancara adalah proses tanya-
verbal, empati dan rasa kepedulian yang
jawab yang berkaitan dengan masalah
tinggi.
yang dihadapi oleh klien, biasa juga
Teknik verbal meliputi pertanyaan
disebut dengan anamnesa. Wawancara
terbuka atau tertutup, menggali jawaban
berlangsung untuk menanyakan hal-hal
dan memvalidasi respon klien. Teknik non
yang berhubungan dengan masalah yang
verbal meliputi : mendengarkan secara
dihadapi klien dan merupakan suatu
aktif, diam, sentuhan dan konta mata.
komunikasi yang direncanakan.
Mendengarkan secara aktif merupakan
Tujuan dari wawancara adalah
suatu hal yang penting dalam
untuk memperoleh data tentang masalah
pengumpulan data, tetapi juga merupakan
kesehatan dan masalah keperawatan klien,
sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan
serta untuk menjalin hubungan antara
wawancara / komunikasi :
perawat dengan klien.Selain itu
a.         Persiapan.
wawancara juga bertujuan untuk
Sebelum melakukan komunikasi dengan
membantu klien memperoleh informasi
klien, perawat harus melakukan persiapan
dan berpartisipasi dalam identifikasi
dengan membaca status klien. Perawat
masalah dan tujuan keperawatan, serta
diharapkan tidak mempunyai prasangka
membantu perawat untuk menentukan
buruk kepada klien, karena akan
mengganggu dalam membina hubungan 5)      Gunakan pertanyaan terbuka
saling percaya dengan klien. dan tertutup tepat pada waktunya
Jika klien belum bersedia untuk 6)      Bila perlu diam, untuk
berkomunikasi, perawat tidak boleh memberikan kesempatan kepada
memaksa atau memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan
kepada klien kapan mereka sanggup. perasaannya
Pengaturan posisi duduk dan teknik yang 7)      Sentuhan teraputik, bila
akan digunakan dalam wawancara harus diperlukan dan memungkinan.
disusun sedemikian rupa guna d.  Terminasi
memperlancar wawancara. Perawat mempersiapkan untuk penutupan
b.         Pembukaan atau perkenalan wawancara.Untuk itu klien harus
Langkah pertama perawat dalam mengetahui kapan wawancara dan tujuan
mengawali wawancara adalah dengan dari wawancara pada awal perkenalan,
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan sehingga diharapkan pada akhir
wawancara, waktu yang diperlukan dan wawancara perawat dan klien mampu
faktor-faktor yang menjadi pokok menilai keberhasilan dan dapat mengambil
pembicaraan. Perawat perlu memberikan kesimpulan bersama.Jika diperlukan,
informasi kepada klien mengenai data perawat perlu membuat perjanjian lagi
yang terkumpul dan akan disimpan untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang
dimana, bagaimana menyimpannya dan perlu diperhatikan dalam melakukan
siapa saja yang boleh mengetahuinya. wawancara dengan klien adalah :
c.         Isi / tahap kerja 1)      Menerima keberadaan klien
Selama tahap kerja dalam wawancara, sebagaimana adanya
perawat memfokuskan arah pembicaraan 2)      Memberikan kesempatan kepada
pada masalah khusus yang ingin diketahui. klien untuk menyampaikan keluhan-
Hal-hal yang perlu diperhatikan : keluhannya / pendapatnya secara
1)      Fokus wawancara adalah klien bebas
2)      Mendengarkan dengan penuh 3)      Dalam melakukan wawancara
perhatian. Jelaskan bila perlu. harus dapat menjamin rasa aman dan
3)      Menanyakan keluhan yang nyaman bagi klien
paling dirasakan oleh klien 4)      Perawat harus bersikap tenang,
4)      Menggunakan bahasa yang sopan dan penuh perhatian
mudah dimengerti oleh klien 5)      Menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
6)      Tidak bersifat menggurui nyeri kepala sudah sedikit berkurang, P:
nyeri dirasakan berdenyut, Q : nyeri bila
7)      Memperhatikan pesan yang
sulit tidur, R : nyeri pada tengkuk, S :
disampaikan skala nyeri 3, T : kadang – kadang.
TD :130/100, Nadi : 90x/menit, Rr
8)      Mengurangi hambatan-hambatan
:20x/menit, suhu:36,30C, masalah teratasi
9)      Posisi duduk yang sesuai sebagian. Maka intervensi dilanjutkan.
Diagnosa keperawatan keluarga kedua
(berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
yaitu kurangnya pengetahuan berhubungan
duduk) dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
10)  Menghindari adanya interupsi
Tujuan umum adalah setelah
11)  Mendengarkan penuh dengan dilakukan tindakan keperawatan keluarga
diharapkan pasien dan kelurga dapat
perasaan
mengerti tentang penyakit stroke, Tujuan
12)  Memberikan kesempatan istirahat khususnya adalah pasien dan keluarga
dapat mengenal masalah stroke dengan
kepada klien
cara menjelaskan pengertian stroke,
penyebab, tanda dan gejala, dan
pencegahan. Tindakan keperawatan
TUJUAN keluarga yang dilakukan adalah
mendiskusikan dan menjelaskan pada
Untuk mengetahui Tahapan- keluarga tentang pengertian, penyebab,
tahapan Evaluasi Pada Proses Asuhan tanda dan gejala,pencegahan dan
Keperawatan komplikasi yang terjadi pada Ny. S.
Evaluasi tanggal 5 30 Mei 2008, keluarga
METODE dapat mengatakan penyebab, tanda dan
gejala, dan pencegahan penyakit stroke.
Data dikumpulkan melalui Pasien belum mampu menjelaskannya
wawancara dan pengumpulan data dengan baik, keluarga Tn. R tampak
sungguh – sungguh dalam menjawabnnya,
Masalah teratasi sebagian, Intervensi
dilanjutkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan cara ini keberhasilan
tindakan keperawatan dalam asuhan
Diagnosa keperawatan keluarga keperawatan dengan evaluasi formatif dan
pertama yaitu resiko gangguan perfusi evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah
jaringan serebral berhubungan dengan evaluasi yang dilakukan selama proses
penurunan suplai darah ke otak. Tujuan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif
umum adalah setelah dilakukan asuhan penulis lakukan di akhir proses
keperawatan keluarga gangguan perfusi keperawatan. Pada evaluasi formatif
jaringan dapat teratasi, tujuan khususnya diagnosa pertama data klien dan keluarga
adalah pasien mengatakan nyeri kepala tahu tentang cara perawatan nyeri pada
dapat berkurang dan tanda – tanda vital Ny. S, pasien dan keluarga mampu
normal. Tindakan keperawatan keluarga mempraktekan cara perawatan nyeri
dengan cara : memantau tanda – tanda dengan masase atau kompres air hangat
vital Ny. S , serta bekerja sama dengan pada keluarga yang sakit stroke, Ny. S
keluarga Tn. R supaya memberikan mengatakan nyeri sedikit brkurang, P:
lingkungan yang nyaman. Evaluasi tanggal nyeri dirasakan berdenyut, Q : nyeri bila
5 Mei 2008, jam 08.30 Ny. S mengatakan sulit tidur, R : nyeri pada tengkuk, S :
skala nyeri 3, T : kadang – kadang. keperawatan,rencana tindakan
TD :130/100, Nadi : 90x/menit, Rr
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
:20x/menit, suhu:36,30C. Masalah teratasi
sebagian dilanjutkan dengan Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
merekomendasikan kepada petugas
proses keperawatan, namun tidak berhenti
kesehatan(puskesmas) untuk tindak lanjut
asuhan keperawatan selanjutnya. sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan
Pada diagnosa kedua data klien dan
masalah mana yang telah dapat dipecahkan
keluarga menyatakan mengerti tentang
stroke, penyebab, tanda gejala,dan dan mana yang perlu dikaji ulang,
komplikasi penyakit stroke. Klien dan
direncanakan kembali, dilaksanakan dan
keluarga mampu mengulang kembali
materi yang telah di sampaikan oleh dievalusi kembali,jadi proses keperawatan
penyuluh dengan kalimat sederhana, dapat
merupakan siklus yang dinamis
menjawab pertanyaan dari penyuluh.
Masalah teratasi karena sesuai dengan bekelanjutan.
tujuan yang di harapkan penulis yaitu
keluarga dapat mengerti atau mengenal
penyakit stroke sehingga program asuhan
keperawatan dihentikan tetapi masih DAFTAR PUSTAKA
dilakukan rencana tindak lanjut klien
untuk periksa atau control secara teratur - Andra Saferi & Yessie Mariza.
sehingga stroke dapat terkontrol serta
menganjurkan pada klien untuk minum 2013. Keperawatan Medikal Bedah
obot secara teratur untuk mencegah II, Keperawatan Dewasa Teori dan
kekambuhan dan terjadinya komplikasi.
Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika
PENUTUP - Carpenito, L.J & Moyet. (2017).
Buku Saku Diagnosa Keperawatan
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada
edisi 10. Jakarta: EGC.
tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu
- Dharma, KL. 2011. Metodologi
menjamin asuhan keperawatan secara
Penelitian Keperawatan: Panduan
optimal dan meningkatkan asuhan Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian, Depok, TIM
keperawatan sehingga para mahasiswa
setelah membaca makalah ini diharapkan - Lahudin. 2016. Asuhan
Keperawatan Lansia Pasca Stroke
dapat meningkatkan dan mengetahui dari
dengan Hambatan Mobilitas Fisik
tahapan evalusi itu sendiri.Evalusi adalah di Panti Werdha Majapahit
Mojokerto
proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. - Muttaqin, A. 2012. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk
Gangguan System Persyarafan.
melengkapi proses keperawatan yang Jakarta : Salemba Medika
menandakan seberapa jauh diagnosa
- Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan. Jurnal :
Keperawatan NANDA, NOC & IKESMA
- Simamora, R.H. 2009.
NIC.Jogjakarta: MocoMedia
Dokumentasi Proses
Keperawatan. Jember :
- Pinzon & Asanti. 2010. Awas University Press
Stroke Pengertian, Gejala, - Simamora, R. H. 2010.
Komunikasi Dalam
Tindakan, Perawatan dan
Keperawatan. Jember :
Pencegahan. Yogyakarta : Andi University Press
- Rasyid, Al & Soertidewi, Lyna. - SDKI, DPP & PPNI. 2016.
2011. Manajemen Stroke Secara Standart Diagnosis Keperawatan
Komprehensif. Jakarta : FKUI Indonesia : Defenisi dan Indikator
- Riskedas. Penyakit Tidak Menular. Diagnostik. Edisi 1. Jakarta :
2018 DPPPPNI
- Rizaldy & Laksmi. 2010. Awas - Smeltzer & Bare, B.G. 2010. Buku
Stroke ( pengertian, gejala, Ajar : Keperawatan Medikal
tindakan, perawatan dan Bedah, Vol 3. Jakarta: EGC
pencegahan) .Yogyakarta : Andi - Tarwoto & Wartonah. 2010.
Offset Keperawatan Medikal Bedah
- Rohmah, Nimmatur dan Saiful Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta : Sagung Seto
Walid.2012.Proses - Tarwoto & Wartonah. 2011.
Keperawatan.jogjakarta:Ar-Ruzz Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawatan. Jakarta:
Media Salemba Medika
- Simamora, R.H. 2008. Peran - World Health Organization. 2016.
Manajer Dalam Pembinaan Etika Tobacco & Stroke. Geneva : World
Perawat Pelaksana Dalam Health Organization
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Asuhan Keperawatan. Jurnal :
IKESMA
- Simamora, R.H. 2009.
Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jember : University Press
- Simamora, R. H. 2010.
Komunikasi Dalam
Keperawatan. Jember :
University Press Simamora,
R.H. 2008. Peran Manajer
Dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana Dalam
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Asuhan

Anda mungkin juga menyukai