Anda di halaman 1dari 17

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN STRES DAN ACTIVITY

DAILY LIVING PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI


PUSKESMAS BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

NABILLA PUTRI NUR SHOLIKHAH


J210170054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021

0
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN STRES DAN ACTIVITY DAILY


LIVING PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

NABILLA PUTRI NUR SHOLIKHAH


J210170054

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Oleh :
Dosen Pembimbing :

Supratman, S.K.M., M.Kes., Ph.D.

i
HALAMAN PENGESA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN STRES DAN ACTIVITY DAILY


LIVING PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
OLEH
NABILLA PUTRI NUR SHOLIKHAH
J210170054
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal : 07 April 2021
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:
1. Supratman, S.K.M., M.Kes., Ph.D (………………………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Kartinah, S.Kep., Ns., MPH (………………………)

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Abi Muhlisin, S.K.M., M.Kep (………………………)

(Anggota 2 Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Irdawati, S.Kep,Ns., Msi.Med.


NIK:753

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 28 Januari 2021


Penulis

NABILLA PUTRI NUR SHOLIKHAH


J210170054

iii
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN STRES DAN ACTIVITY DAILY
LIVING PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
Abstrak
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90. Menurut penelitian stress dan cemas dapat
memicu timbulnya hipertensi. Stres dan cemas yang terjadi secara terus menerus
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran tingkat kecemasan, stres dan activity daily living pada
lansia penderita hipertensi di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan deskriptif. Sampel yang
diambil sebanyak 96 responden dengan teknik Random Sampling dengan
pendekatan consecutive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan tiga
kuesioner yaitu kuesioner DASS 42 dengan jumlah 14 pertanyaan, kuesioner
ZSAS dengan jumlah 19 pertanyaan, dan kuesioner Barthel Index dengan 10
pertanyaan. Hasil penelitian : Gambaran tingkat kecemasan, stres dan activity
daily living pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo berdasarkan analisa univariat yaitu untuk, kategori kecemasan yaitu
cemas ringan sebanyak 85 responden (88,5%), untuk tingkat stres normal atau
tidak stres sebanyak 70 responden (72,9%), sedangkan tingkat activity daily living
91 responden (94,8%) mengalami ketergantungan ringan. Kesimpulan : bahwa
lansia penderita hipertensi di Puskesmas Baki, mengalami kecemasan ringan dan
tidak sedang mengalami stres dan mengalami tingkat ketergantungan ringan.
Kata Kunci : Hipertensi, Kecemasan, Stres, Activity Daily Living, Baki,
Sukoharjo
Abstract
Hypertension is an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg
and diastolic blood pressure of more than 90. According to research stress and
anxiety can trigger the onset of hypertension. Stress and anxiety that occur
continuously can interfere with daily activities. The purpose of this study was to
find out the picture of anxiety levels, stress and daily living activity in elderly
people with hypertension in Baki Health Center Sukoharjo Regency. This research
is quantitative research using descriptive design. The sample was taken by 96
respondents with Random Sampling technique with consecutive sampling
approach. The instrument of this study was to use three questionnaires namely
DASS 42 questionnaire with 14 questions, ZSAS questionnaire with 19 questions,
and Barthel Index questionnaire with 10 questions. Research results: Overview of
anxiety levels, stress and daily living activity in elderly people with hypertension
in the Baki Health Center Sukoharjo Regency based on univariate analysis that is
for the category of anxiety that is mild anxiety as much as 85 respondents (88.5%),
for normal stress levels or not stress as many as 70 respondents (72.9%) while the
activity daily living level of 91 respondents (94.8%). Conclusion: that elderly
people with hypertension at Baki Health Center experience mild anxiety and are
not experiencing stress and experience mild levels of dependen.

1
Keywords : Hypertension, Anxiety, Stress, Activity Daily Living, Baki, Sukoharjo
1. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering muncul di masyarakat,
dan hipertensi saat ini masih menjadi permasalahan penyakit tidak menular
secara global. Sampai saat ini, penyakit hipertensi masih menjadi tantangan
besar di Indonesia. Data yang diperoleh dari World Health Organization
(WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia
menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi
(WHO, 2015). Jumlah Penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019).
Pada umumnya, kejadian hipertensi banyak terjadi pada penduduk
berusia lanjut namun tidak menutup kemungkinan penduduk usia remaja
hingga dewasa juga dapat mengalami penyakit hipertensi tersebut (Arum,
2019). Memasuki fase usia lanjut membuat lansia mudah terserang berbagai
macam penyakit terutama penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi.
Hipertensi sering juga disebut sebagai sillent killer karena termasuk penyakit
yang mematikan. Bahkan, hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh
penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang
tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan
jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti, 2013). Hipertensi merupakan
penyakit kronis dan asimptomatik, yang memerlukan kontrol dan kepatuhan
dalam pengobatan yang optimal. Tekanan darah yang meningkat seiring
dengan bertambahnya usia dan merupakan kondisi umum dikalangan lansia
(Mitra & Wulandari, 2019). Hipertensi kini telah menjadi penyakit degeneratif
yang diturunkan kepada anggota keluarga yang memiliki riwayat kejadian
hipertensi (Kemenkes RI, 2019).
Framingham Heart Study melaporkan bahwa prevalensi hipertensi
meningkat dari 27,3% di antara pasien di bawah 60 tahun menjadi 74,0% di
antara mereka yang berusia di atas 80 tahun (Hernandorena et al., 2019).

2
Global Brief on Hypertension Report, menunjukkan bahwa hampir satu miliar
orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan dua pertiganya terjadi di
Negara berkembang. Indonesia sendiri termasuk Negara berkembang dengan
prevalensi hipertensi 25,8% (WHO, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS), (2018) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi
Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013 sebesar 25,8% menunjukkan
adanya kenaikan angka prevalensi hipertensi (Riskesdas, 2018). Hal ini harus
tetap diwaspadai mengingat hipertensi merupakan faktor risiko utama
penyakit-penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menjelaskan bahwa penyakit
hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang
dilaporkan, yaitu sebesar 57,10%. Jumlah penduduk berisiko (>15 th) yang
dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2018 tercatat sebanyak
9.099.765 atau 36,60%. Dari hasil pengukuran tekanan darah, sebanyak
1.377.356 orang atau 15,14% dinyatakan hipertensi/tekanan darah tinggi.
Berdasarkan jenis kelamin, persentase hipertensi pada kelompok perempuan
sebesar 15,84%, lebih tinggi dibanding pada kelompok laki-laki yaitu 14,15%.
Dari hasil pengukuran hipertensi, kabupaten/kota dengan persentase hipertensi
tertinggi adalah Batang (18,86%) dan terendah Tegal (2,76%). Sedangkan di
Kabupaten Sukoharjo sendiri sebesar 3,88% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2018) . Hal ini sejalan dengan data yang dipaparkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo (2018) di dapatkan kasus hipertensi menempati posisi
pertama dari proporsi kasus penyakit tidak menular (PTM). Hasil dari jumlah
yang dilakukan pengukuran tekanan darah penduduk ≥ 18 tahun sebanyak
436.621 (61,94%) terdapat hipertensi sebanyak 26.789 (6,14%) kasus (Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2018).

3
Perubahan biologis pada individu usia lanjut ini dapat mencetuskan
masalah stres psikososial. Stres bisa mempengaruhi semua individu, baik itu
anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Stresor psikososial dalam perubahan
hidup mereka, dan sebagai itu gantinya memaksa mereka untuk membuat
adaptasi atau penyesuaian untuk mempertahankannya. Tidak semua individu
dapat beradaptasi dan mengatasi stresor yang bisa menyebabkan
stress,kecemasan, serta depresi (Yuziani & Maulina, 2018). Stres dapat
memicu tekanan darah tinggi melalui aktivitas sistem saraf simpatis yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah secara intermiten (tidak stabil)
(Andria, 2013). Saat seseorang sedang stres, hormon adrenalin akan
dilepaskan, kemudian tekanan darah akan naik melalui penyempitan arteri
(vasokonstriksi) dan peningkatan denyut jantung. Jika stres terus berlanjut
maka tekanan darah akan tetap pada tingkat yang tinggi sehingga membuat
orang tersebut menderita hipertensi (Suoth et al., 2014) .
Penelitian Bacon et al., (2014) menyatakan bahwa kecemasan merupakan
salah satu faktor risiko peningkatan hipertensi. Seseorang dengan gangguan
kecemasan memiliki peningkatan risiko hipertensi empat kali lipat. Sejalan
dengan Pramana et al., (2016) menyatakan bahwa tingkat kecemasan
mempunyai hubungan asosiasi yang kuat dengan kejadian hipertensi.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Uswandari, (2017) membandingkan
antara tekanan darah dari orang yang mengalami kecemasan dengan orang
yang tidak mengalami kecemasan, didapatkan hasil tekanan darah yang lebih
tinggi pada kelompok yang mengalami kecemasan dari pada kelompok yang
tidak mengalami kecemasan. Kecemasan adalah suatu perasaan subjektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman (Lumi
et al., 2018). Gangguan kecemasan pada lansia disebabkan oleh sulitnya tidur,
gelisah, sering gemetar, khawatir, kecewa, sering merasa cemas bila ada
masalah ringan, gangguan kecemasan saat beraktivitas, sering menyendiri dan
mudah cemas serta ketidaknyamanan yang ditimbulkan (Lestari et al., 2013).

4
Prevalensi kejadian stres di Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,33
juta penduduk diperkirakan mengalami ganguuan kesehatan mental atau stress,
angka tersebut mencapai 14% dari total penduduk, dan mencapai 1-3% dengan
tingkat stres akut (stres berat) (Belliniawati et al., 2015). Hasil Riskesdas 2018
menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
sekitar 9,8% dari jumlah penduduk di Indonesia. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sukma, (2018) frekuensi tingkat kecemasan penderita
hipertensi menunjukkan distribusi tertinggi dengan tingkat kecemasan ringan
yaitu sebanyak 63 orang dewasa (75,0%) dan distribusi terendah adalah
mengalami kecemasan sedang sebanyak 21 orang dewasa (21,0%). Geriatric
Mental Health Foundation menemukan bahwa kecemasan adalah masalah
kesehatan mental nomor satu pada lansia (Sonza et al., 2020). Kecemasan yang
berlangsung lama bisa menimbulkan stres dan mengganggu aktivitas sehari-
hari (Musa et al., 2015).
Kemandirian lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari mengacu
pada kemandirian seseorang dalam menjalankan aktivitas manusia sehari-hari
dan universal dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas sehari-hari para lansia
dipengaruhi oleh kecemasan dan depresi (Sonza et al., 2020). International
Journal of Geriatric Psychiatry menemukan bahwa lebih dari 27% lansia
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat mengalami
kecemasan (Mental Health America, 2015). Derajat kemandirian aktivitas
lansia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan kecemasan, karena
kecemasan dapat membentuk persepsi resiko dan merangsang rasa takut dan
cemas yang pada akhirnya mempengaruhi perhatian lansia dan membatasi
derajat aktivitas sehari-hari, sehingga semakin tinggi tingkat kecemasan, maka
semakin rendah Activities of daily living pada lansia, begitu juga sebaliknya
semakin rendah tingkat kecemasan, maka semakin tinggi . (Kurniawan, 2018).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wakhid 2018 yang menunjukkan
bahwa lansia yang menderita hipertensi susah melakukan kegiatan sehari-hari,
lebih banyak tiduran, badannya lemas dan mengatakan sering pusing setiap

5
harinya. Lansia dengan penyakit hipertensi memiliki tingkat kemandirian
dengan bantuan, hal ini disebabkan karena terjadinya proses penuaan dan
adanya penyakit hipertensi, maka terjadi berbagai penurunan kemampuan fisik
maupun psikologis sehingga mempengaruhi tingkat kemandiriannya (Wakhid
et al., 2018).
Kabupaten Sukoharjo mempunyai dua belas puskesmas yang tersebar di
setiap kecamatan. Puskesmas Baki merupakan puskesmas yang berada di
kecamatan Baki. Menurut profil Puskesmas Baki tahun 2019, hipertensi masuk
kedalam 10 penyakit terbesar pada lansia, dimana hipertensi menjadi penyakit
terbanyak nomer satu. Populasi lansia di Kecamatan Baki sebanyak 8.682 jiwa.
Pada tahun 2019, penderita hipertensi yang tercatat di Puskesmas Baki
sebanyak 1.466 kasus dan pada lansia penderita hipertensi sebanyak 976 kasus.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Baki, hasil
wawancara kepada 15 lansia dengan hipertensi di Puskesmas Baki, diantaranya
mengalami kecemasan dan stres. Lansia yang lain mengalami gangguan pada
aktivitas kesehariannya. Kecemasan dan stres pada lansia dengan hipertensi
tersebut disebabkan karena khawatir mengenai penyakitnya jika mengalami
komplikasi dan takut membebani keluarga. Sedangkan gangguan pada ADL
lansia disebabkan karena sering pusing sehingga takut untuk melakukan
aktivitas kesehariannya.
Dengan adanya data studi pendahuluan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian “Gambaran tingkat kecemasan, stres dan activity
daily living pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo”.

2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sementara rancangan
penelitian menggunakan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Baki
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Sementara waktu penelitian dimulai
bulan November sampai dengan Desember 2020. Metode pengambilan sampel
menggunakan teknik random (probability sampling method) dengan

6
pendekatan consecutive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 96
responden lansia dengan hipertensi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Karakteristik Responden
Berikut karakteristik responden pada lansia penderita hipertensi berdasarkan
karakteristik responden.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Variabel Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 41 42,7%
Perempuan 56 57,3%
Umur
60-64 28 29,2%
65-69 33 34,4%
70-74 19 19,8%
75-79 6 6,3%
80-85 10 10,4%
Status Pernikahan
Menikah 82 85,4%
Duda 3 3,1%
Janda 11 11,5%
Status Pendidikan
Tidak sekolah 17 17,7%
SD 46 47,9%
SMP 24 25,0%
SMA 7 7,3%
Perguruan Tinggi 2 2,1%
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 30 31,3%
Buruh 20 20,8%
Petani 10 10,4%
Wiraswasta 21 21,9%
Pensiunan 15 15,6%
Tekanan Darah
Stadium 1 64 66,7%
Stadium 2 32 33,3%
Jumlah 96 100%

Dalam penelitian ini terlihat bahwa jumlah responden perempuan


lebih banyak yaitu 55 orang (57,3%) dan responden laki-laki sebanyak 41

7
orang (42,7%). Kondisi ini disebabkan karena jumlah lansia perempuan di
Baki lebih banyak di bandingkan lansia laki-laki. Hal ini sejalan dengan
penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh (Purnawati, 2014) bahwa
jumlah populasi di Indonesia perempuan jauh lebih banyak di bandingkan
dengan populasi laki-laki, jumlah perempuan menjadikannya hampir di
setiap kehidupan di domisili oleh perempuan. Di dukung dengan penelitian
dari (Nasrani & Susi, 2015) yang menjelaskan bahwa kejadian hipertensi
atau tekanan darah tinggi lebih banyak pada perempuan hal ini dikarenakan
hormon esterogen yang menurun ketika perempuan memasuki usia tua,
sehingga perempuan lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi.
Dalam penelitian ini terlihat bahwa responden yang berumur 60-64
tahun sebanyak 28 orang (29,2%), 65-69 tahun sebanyak 33 orang (34,4),
70-74 tahun sebanyak 19 orang (19,8%), 75-79 tahun sebanyak 6 orang
(6,3%), dan 80-85 tahun sebanyak 10 orang (10,4%). Sehingga responden
terbanyak adalah umur 65-69 tahun dan responden terkecil adalah umur 75-
79 tahun. Keadaan tersebut dapat dipahami bahwa usia tersebut lansia masih
aktif dan bisa menjalankan aktivitas termasuk berkunjung ke Puskesmas
dibanding dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut didukung dengan teori
yang sudah ada oleh bahwa faktor umur sangat berpengaruh terhadap
tekanan darah tinggi, karena dengan bertambahnya usia maka semakin
tinggi memiliki resiko hipertensi, hal ini sering disebabkan oleh perubahan
alamiah tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon
Dalam penelitian ini terlihat bahwa responden yang berstatus menikah
sebanyak 82 orang (85,4%), duda sebanyak 3 orang (3,1%), dan janda
sebanyak 11 orang (11,5%). Sehingga responden terbayak adalah responden
yang berstatus menikah. Keadaan tersebut dapat dipahami karena status
penikahan yang masih memiliki pasangan hidup memiliki fungsi sebagai
kekuatan atau dukungan moril dalam berbagai hal, misal emosi, problem
solving, keuangan maupun pengasuhan
Dalam penelitian ini terlihat bahwa responden yang berstatus menikah
sebanyak 82 orang (85,4%), duda sebanyak 3 orang (3,1%), dan janda

8
sebanyak 11 orang (11,5%). Sehingga responden terbayak adalah responden
yang berstatus menikah. Keadaan tersebut dapat dipahami karena status
penikahan yang masih memiliki pasangan hidup memiliki fungsi sebagai
kekuatan atau dukungan moril dalam berbagai hal, misal emosi, problem
solving, keuangan maupun pengasuhan
Dalam penelitian ini terlihat bahwa responden yang tidak bekerja
sebanyak 30 orang (31,3%), buruh sebanyak 20 orang (20,8%), petani
sebanyak 10 orang (10,4%), wiraswasta sebanyak 21 orang (21,9%), dan
pensiunan sebanyak 15 orang (15,6%). Sehingga responden terbanyak
adalah responden yang tidak bekerja dan responden terkecil adalah
responden yang bekerja sebagai petani. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap beberapa responden mengungkapkan bahwa mereka tidak bekerja
dikarenakan takut akan persebaran virus covid-19 dan mereka hanya
mengandalkan pemberian dari anak dan bantuan BLT dari pemerintah
selama pandemi covid-19. Selain itu, seseorang yang pendapatannya rendah
mereka cenderung kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang baik ketika seorang menderita
hipertensi.
Dalam penelitian ini terlihat bahwa dari 96 responden, jumlah
responden stadium 1 lebih banyak yaitu 64 orang (66,7%) dan responden
stadium 2 sebanyak 32 orang (33,3%). Keadaan tersebut dapat dipahami
karena semakin bertambahnya usia semakin rentan mengalami hipertensi.
Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggraini et al.,
2013) bahwa penderita hipertensi yang tekanan darahnya tinggi adalah
penderita hipertensi yang telah berusia tua dan memiliki masalah pada
jantung yang menyebabkan tekanan darah meningkat karena kelenturan
pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan usia.

9
3.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Lansia Penderita Hipertensi
Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan Lansia Penderita Hipertensi
Tingkatan Frekuensi %
Cemas Ringan 85 88,5%
Cemas Sedang 11 11,5%
Cemas Berat 0 0%
Panik 0 0%
Jumlah 96 100%

Dalam penelitian ini terlihat bahwa dari 96 responden yang


mengalami cemas ringan sebanyak 85 responden (88,5%), cemas sedang 11
responden (11,5%), dan tidak ada responden yang mengalami kcemasan
berat.

3.3 Distribusi Tingkat Stres Lansia Penderita Hipertensi


Tabel 3. Tingkat Stres Lansia Penderita Hipertensi
Tingkatan Frekuensi %
Normal 70 72,9%
Stres Ringan 25 26%
Stres Sedang 1 1%
Stres Berat 0 0%
Total 96 100%

Dalam penelitian ini terlihat bahwa dari 96 responden yang tidak


mengalami stres sebanyak 70 responden (72,9%), stres ringan sebanyak 25
responden (26%), stress sedang sebanyak 1 responden (1%).
3.4 Distribusi Tingkat Activity Daily Living Lansia Penderita Hipertensi
Tabel 4. Tingkat Activity Daily Living Lansia Penderita Hipertensi
Tingkatan Frekuensi %
Ketergantungan ringan 91 94,8%
Ketergantungan 1 1,0%
sedang
Ketergantungan berat 3 3,1%
Ketergantungan total 1 1,0%
Jumlah 96 100%

Dalam penelitian ini terlihat bahwa dari 96 responden terdapat 91


responden (94,8%) mengalami ketergantungan ringan, ketergantungan

10
sedang sebanyak 1 responden (1,0%), ketergantungan berat sebanyak 3
responden (3,1%), ketergantungan total sebanyak 1 responden (1,0%).

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini dengan sasaran lansia penderita
hipertensi dengan karakteristik jenis kelamin paling banyak adalah perempuan.
Karakteristik responden berdasarkan umur paling banyak usia 65-69 tahun.
Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan paling banyak adalah
menikah. Karakteristik responden berdasarkan status pendidikan paling banyak
responden berpendidikan SD. Karakteristik responden berdasarkan status
pekerjaan paling banyak tidak bekerja. Tingkat kecemasan pada lansia
penderita hipertensi sebagian besar mengalami cemas ringan. Tingkat stres
pada lansia penderita hipertensi sebagian besar tidak mengalami stres atau
normal Tingkat activity daily living pada lansia penderita hipertensi sebagian
besar mengalami tingkat ketergantungan ringan.

DAFTAR PUSTAKA
Andria, K. M. (2013). Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stres dan Pola Makan
Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jurnal Promkes.
Anggraini, I., Zulfitri, R., & Novayelinda, R. (2013). Hubungan Antara Status
Spiritual Lansia Dengan Gaya Hidup Lansia. Jurnal Keperawatan
Universitas Riau.
Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun).
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development).
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/higeia/v3i3/30235
Bacon, S. L., Campbell, T. S., Arsenault, A., & Lavoie, K. L. (2014). The impact
of mood and anxiety disorders on incident hypertension at one year.
International Journal of Hypertension.
https://doi.org/10.1155/2014/953094
Belliniawati, N., Azis, M., & Legiran. (2015). Faktor Resiko Stress Dan
Perbedaan Pada Mahasiswa Berbagai Angkatan Di Faklultas Kedokteran
Unversitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan.

11
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Hernandorena, I., Bailly, H., Piccoli, M., Beunardeau, M., Cohen, A., & Hanon,
O. (2019). Hypertension in the elderly. In Presse Medicale.
https://doi.org/10.1016/j.lpm.2018.11.011
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan
RI, 1–5.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/info
datin-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
Kemenkes RI. (2019). Stress. http://www.p2ptm.kemenkes.go.id/informasi-
p2ptm/stress
Lestari, R., Wihastuti, T., & Rahayu, B. (2013). Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Tingkat Kemandirian Activities Of Daily Living (Adl) Pada
Lanjut Usia Di Panti Werdha. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Lumi, F., Terok, M., & Budiman, F. (2018). Hubungan Derajat Penyakit
Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Kelompok Lanjut Usia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kahakitang Kecamatan Tatoareng. Media
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar.
https://doi.org/10.32382/medkes.v13i2.664
Mitra, M., & Wulandari, W. (2019). Factors affecting uncontrolled blood pressure
among elderly hypertensive patients in Pekanbaru City, Indonesia. Open
Access Macedonian Journal of Medical Sciences.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.255
Musa, W., Kundre, R., & Babakal, A. (2015). Hubungan Tindakan Hemodialisa
Dengan Tingkat Kecemasan Klien Gagal Ginjal Di Ruangan Dahlia.
Jurnal Keperawatan UNSRAT.
Nasrani, L., & Susi, P. (2015). Perbadaan Tingkat Stres antara Laki-laki dan
Perempuan Pada Peserta Yoga di Kota Denpasar. E-Journal Media
Udayana.
Pramana, K. D., Okatiranti, & Ningrum, T. puspita. (2016). Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha
Senjaeawi Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan.
https://doi.org/10.1177/193229681000400516
Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Nuha Medika.
Purnawati, N. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia
Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Plumbon Kecamatan Mojolaban
Sukoharjo (Skripsi).
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.

12
Sonza, T., Badri, I. A., & Erda, R. (2020). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Tingkat Kemandirian Activities Of Daily Living Pada Lansia. Human
Care Journal. https://doi.org/10.32883/hcj.v5i3.818
Suoth, M., Bidjuni, H., & Malara, R. (2014). Hubungan Gaya Hidup Dengan
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Keperawatan UNSRAT.
Uswandari, B. (2017). Hubungan Antara Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha. Medical Care.
Wakhid, A., Suarni, N. K., & Choiriyyah, Z. (2018). Kemandirian Lansia
Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari. Jurnal
Keperawatan. https://doi.org/10.12344/keperawatan.v10i2.320
WHO. (2015). A Global Brief on Hypertension.
Yuziani, & Maulina, M. (2018). The Correlation between Stress Level and
Degree of Depression in the Elderly at a Nursing Home in Lhokseumawe
in the Year 2017. https://doi.org/10.1108/978-1-78756-793-1-00044

13

Anda mungkin juga menyukai