Anda di halaman 1dari 200

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI


SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

TESIS

Oleh

SARMAIDA SIREGAR
157032040

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


THE INFLUENCE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON ADOLESCENTS’
KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARD THE DANGER OF
SMOKING AT SMP NEGERI 2 HALONGONAN TIMUR
SUBDISTRICT, PADANG LAWAS UTARA REGENCY

THESIS

By

SARMAIDA SIREGAR
157032040

MASTER IN PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI
SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Promosi Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

SARMAIDA SIREGAR
157032040/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul Tesis : Pengaruh Media Audio Visual terhadap Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Bahaya
Merokok di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan
Timur Kabupaten Padang Lawas Utara

Nama Mahasiswa : Sarmaida Siregar


Nomor Induk Mahasiswa : 157032040
Program Studi : S2 Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Promosi Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

( Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Dr. dr. Linda T. Maas, M.P.H)
Ketua
Anggota

Ketua Program Studi S2 Dekan

( Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D ) ( Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tanggal Lulus : 21 Agustus 2018
Telah diuji
Pada tanggal : 21 Agustus 2018

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M
Anggota : 1. Dr. dr. Linda T. Maas, M.P.H
2. Dr. Lita Sri Andayani, SKM., M.Kes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Sri Rahayu Sanusi,SKM, M. Kes, Ph. D
PERNYATAAN

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN


DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI
SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Mei 2018

(Sarmaida Siregar)
157032040

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Merokok merupakan suatu bentuk perilaku buruk yang dapat menimbulkan


bahaya bagi kesehatan. Pada masa ini merokok sudah menjadi kebiasaan sejak usia
remaja. Dalam hal mencegah perilaku merokok pada remaja dapat dilakukan
tindakan promotif melalui pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio
visual yang memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap yang baik terhadap pencegahan merokok. Permasalahan penelitian adalah
bagaimana pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
remaja. Tujuan penelitian untuk menganalisis Pengaruh media audio visual terhadap
tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok di SMP Negeri 2
Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara.
Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan pretest dan posttest.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten
Padang Lawas Utara , Sampel adalah seluruh siswa laki – laki kelas VII dan VIII
sebesar 84 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan
kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji yang digunakan adalah
Pairet T Test dan Independent T Test
Hasil penelitian menunjukkan media audio visual secara signifikan (p<0,05)
memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja, dibandingkan
remaja yang tidak dilakukan intervensi dengan media audio visual
Kesimpulan penelitian adalah media audio visual lebih efektif meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok. Disarankan kepada orang
tua untuk menghindari perilaku merokok didepan anak, pihak sekolah meningkatkan
kerjasama dengan orang tua untuk membicarakan perkembangan akademik dan
perilaku siswa, pihak pelayanan kesehatan terdekat meningkatkan program
pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok.

Kata Kunci: Media Audio Visual, Pengetahuan, Sikap, Bahaya merokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Smoking is a bad behavior which can cause danger to health. Today, it


becomes a habit for adolescents. It can actually be prevented by doing promotion
through health education by using audio visual media which provides information
and education for incressing good knowledge and attitude toward the prevention
from smoking. The research problem was how about the influence of audio visual
media on adolescents’ knowledge and attitude. The objective of the research was to
analyze the influence of audio visual media on adolescents’ knowledge and attitude
toward the danger of smoking at SMP Negeri 2 Halongonan Timur Subdistrict,
Padang Lawas Utara Regency.
The research used quasi-experimental method with pretest-posttest design. It
was conducted at SMP Negeri 2 Halongonan Timur Subdistrict, Padang Lawas
Utara Regency. The samples were 84 Grades VII and VIII male students divided into
2 groups: intervention group ad control group. The data were gathered by using
questionnaires.The hypothesis was tested by using paired t-test ad independent t-test.
The result of the research showed that there was significant influence of audio
visual media (p<0.05) on adolescents’ knowledge and attitude after they had been
given intervention.
The conclusion was that audio viasual media was more effective in increasing
adolescents’ knowledge and attitude toward the danger of smoking. It is
recommended that parents not smoke in front of their children. The school
management should collaborate with the students’ parents to discuss academic
development and students’ behavior, and health care providers should increase
health education program about the danger of smoking.

Keywords: Audio Visual Media, Knowledge, Attitude, Danger of Smoking

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul

“Pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remajatentang

bahaya merokok di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang

Lawas Utara “.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program S2 Ilmu Kesehatann Masyarakat Minat

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Universitas Sumatera Utara.

Terwujudnya Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak baik secara moril dan materil. Maka dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak/ Ibu:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Ir. Etti Sudaryati M.K.M., Ph.D, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Destanul Aulia, SKM., M. BA., M. Ec., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM, selaku Pembimbing I yang penuh perhatian

dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk

membimbing ulai dari pengajuan judul hingga penulisan tesis ini selesai.

6. Dr.dr. Linda T. Maas, MPH, selaku Pembimbing II yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari pengajuan judul hingga penulisan tesis ini

selesai.

7. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Teristimewa buat orang tua tercinta Ayahanda Alm. Bahtiar Siregar dan Ibunda

Almh. Hj. Siti Akhir Harahap ( semoga Allah swt mengampunkan segala dosa

dosanya dan menempatkan mereka ditempat yang sebaik baiknya), Ayahanda

dan Ibunda mertua Alm. H. Boidi Pramono dan Ibunda Hj. Sumiaty serta seluruh

keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan

penuh dalam segala hal.

10. Suami tercinta ( Tri Widya Sandika, SS. M. Hum) dan anak- anak tersayang (

Abdullah Harits Muhasibi, Sayida Nafisa, Sajidah Arifah) terima kasih atas doa,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kasih sayang serta dukungan kepercayaan yang selalu menjadi sumber semangat

dalam menyelesaikan Tesis .

11. Rekan-rekan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, minat Studi

Promosi Kesehatan dan Ilmu PerilakuTahun 2015 yang memberikan dukungan

berupa moril dan semangat dalam pembuatan tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari segala keterbatasan dan kekurangan yang ada,

untuk itu diharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tesis ini,

Semoga tesis ini bermamfaat bagi kepada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Mei 2018


Penulis

Sarmaida Siregar
157032040

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarmaida Siregar

Tempat/Tanggal lahir : P. Sidempuan 1975

Alamat Asal : Jl. Ampera II , Komplek BI No .75 A Medan

Kecamatan Medan Helvetia

Email : Sarmaidabahtiar.123@Gmail.com

Hp : 0852 7549 6020

Riwayat Pendidikan :
Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus
SD SD Negeri 024183 Binjai 1988
SMP SMP Negeri 4 Binjai 1991
SMA SMA Negeri 1 Binjai 1994
D3 Keperawatan D-III Keperawatan USU 1997
S1 Keperawatan Ekstensi Keperawatan STIKESSU 2014
S2 Keperawatan Magister Kesehatan Masyarakat USU 2018

Riwayat Pekerjaan :

Tahun 1998 s/d 2000 sebagai staf Perawat di RSU Kesuma Indah Tebing Tinggi

Tahun 2000 s/d 2007 sebagai perawat di Alsabah Hospital Kuwait, Timur Tengah

Tahun 2008 s/d sekarang Staf Dosen di STIKes Imelda Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................ ...... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10


2.1. Konsep Perubahan Perilaku ........................................................... 10
2.2. Konsep pengetahuan ..................................................................... 12
2.3. Konsep Sikap ................................................................................. 18
2.4. Media Perubahan Pengetahuan dan Sikap ..................................... 22
2.5. Media Audio Visual ....................................................................... 24
2.6. Konsep Remaja…………………………….. ................................ 30
2.7. Konsep Rokok............................... ................................................ 34
2.8. Perilaku Merokok......................................................................... . 38
2.9. Landasan Teori............................................. .................................. 46
2.10 Kerangka Konsep.......................................................................... 50
2.11.Hipotesis....................................................................................... 51

BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................. 52


3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 52
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 53
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 55
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 57
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 60
3.6. Variabel dan Definisi Operasional ................................................ 62
3.7. Metode Pengukuran ...................................................................... 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8. Uji Normalitas ............................................................................... 65
3.9. Metode Analisa Data ..................................................................... 66

BAB 4. HASIL PENELITIAN .................................................................... 69


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 69
4.2. Analisis Univariat.......................................................................... 70
4.3. Analisis Bivariat ............................................................................ 99

BAB 5. PEMBAHASAN .............................................................................. 106


5.1. Skor Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum Intervensi
Dengan Media Audio Visual.......................................................... 106
5.2 Skor Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum Intervensi
Dengan Media Audio Visual.......................................................... 111
5.3. Beda Rerata Selisish Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media Audio Visual Tentang Bahaya Merokok pada kelompok
Intervensi Menggunakan Media Audio Visual.............................. 115
5.4.Beda Rerata Selisish Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media Audio Visual Tentang Bahaya Merokok pada kelompok
Kontrol............................................................................................ 119
5.5. Pengaruh Media Audio Visual pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol dalam Meningkatkan Pengetahuan dan
Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok........................................ 123
5.6. Keterbatasan Penelitian................................................................... 129
5.7. Implikasi Penelitian....................................................................... 129

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 133


6.1. Kesimpulan ................................................................................... 133
6.2. Saran.............................................................................................. 134

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
3.7 Metode Pengukuran .................................................................. 64
4.1 Distribusi Karakteristik Remaja ............................................... 71
4.2 Distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang
Bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual
Pada kelompok intervensi ......................................................... 74
4.3 Distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang
Bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual
Pada kelompok kontrol ............................................................. 76
4.4 Distribusi Frekwensi Remaja berdasarkan Skor
Pengetahuan Sebelun intervensi media Audio Visual .............. 79
4.5 Distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang
Bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual
Pada kelompok intervensi ......................................................... 80
4.6 Distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang
Bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual
Pada kelompok kontrol ............................................................. 83
4.7 Distribusi Frekwensi Remaja berdasarkan Skor Sikap
Sebelum Intervensi dengan Media Audio Visual...................... 68
4.8 Distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang
Bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual
Pada kelompok intervensi ......................................................... 87
4.9 Distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang
Bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual
Pada kelompok kontrol ............................................................. 89
4.10 Distribusi Frekwensi Remaja berdasarkan Skor
Pengetahuan Sesudah Intervensi Media Audio Visual ............. 92
4.11 Distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang
Bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual
Pada kelompok intervensi ......................................................... 92
4.12 Distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang
Bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual
Pada kelompok kontrol ............................................................. 95
4.13 Distribusi Frekwensi Remaja berdasarkan Skor Sikap
Sesudah Intervensi Media Audio Visual ................................... 98
4.14 Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan
Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi dengan Media
Audio Visual Pada Kelompok Intervensi................................... 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.15 Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan
Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi dengan Media
Audio Visual Pada Kelompok Kontrol ...................................... 101
4.16 Distribusi Perbedaan Skor Pengetahuan Remaja Sebelum
Intervensi dengan Media Audio Visual dengan
Kelompok Kontrol ..................................................................... 102
4.17 Distribusi Perbedaan Skor Sikap Remaja Sebelum
Intervensi dengan Media Audio Visual dengan Kelompok
Kontrol ....................................................................................... 103
4.18 Distribusi Perbedaan Skor Pengetahuan Remaja Sesudah
Intervensi dengan Media Audio Visual dengan Kelompok
Kontrol ....................................................................................... 104
4.19 Distribusi Perbedaan Skor Sikap Remaja Sesudah Intervensi
dengan Media Audio Visual dengan Kelompok Kontrol........... 105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Kerangka Teori .................................................................................... 45

2.2. Kerangka Konsep ................................................................................ 46

3.1. Bentuk Rancangan Penelitian ............................................................. 49

3.2 Alur Penelitian..................................................................................... 55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan dan Sikap

Lampiran 7 Hasil Distribusi Frekwensi Karakteristik Kelompok Intervensi

Lampiran 8 Hasil Distribusi Frekwensi Karakteristik Kelompok Kontrol

Lampiran 9 Hasil Uji Paired samples T-Test Pengetahuan dan Sikap

Lampiran 10 Hasil Uji Independent samples T-Test Pengetahuan dan Sikap

Lampiran 11 Master Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Lampiran 12 Master Data Penelitian Pre Test Kelompok Intervensi

Lampiran 13 Master Data Penelitian Pre Test Kelompok Kontrol

Lampiran 14 Master Data Penelitian Post Test Kelompok Intervensi

Lampiran 15 Master Data Penelitian Post Test Kelompok Kontrol

Lampiran 16 SK Pembimbing

Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 18 Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Validitas

Lampiran 19 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 18 Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-

hari. Gaya hidup atau lifestyle ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan. Hasil

studi menunjukkan bahwa perokok berat telah memulai kebiasaannya ini sejak

berusia belasan tahun, dan hampir tidak ada perokok berat yang baru memulai

merokok pada saat dewasa. Karenaitu, masa remaja seringkali dianggap masa kritis

yang menentukan apakah nantinya menjadi perokok atau bukan (Syair, 2009).

Menurut World Health Organization (2013), seluruh dunia diperkirakan terdapat

sebanyak 1,26 miliar perokok dan lebih dari 200 juta di antaranya adalah remaja,

pada remaja pria didapat 55% dari mereka yang termotivasi terhadap perilaku

merokok dipengaruhi oleh iklan dan lingkungan. Anak yang memiliki teman perokok

sembilan kali lebih rentan untuk mencoba merokok. Begitu mencoba mereka menjadi

kecanduan, meskipun telah di informasikan di kemasan rokok atau setiap iklan rokok

bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan

kehamilan dan janin. Hal ini dapat terjadi karena menurut para remaja dengan

menghisap rokok terasa bahwa pikiran mereka menjadi tenang dan jika ada masalah

mereka merasa masalahnya hilang bahkan dengan merokok mereka merasa bisa

membuka jalan pikiran untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Syair, 2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


The Global Adult Tobacco Survey (GATS) Atlas tahun 2015 menunjukkan

jumlah perokok di Indonesia Yang berusia 15 tahun keatas, laki-laki mencapai 67%

dan perempuan 3%. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian

Kesehatan (Kemenkes) tahun 2013, prevalensi perokok usia 15 tahun keatas

mencapai 36,3%. Data Global Youth Tobacco Survey 2014 (GYTS 2014)

menyebutkan 20,3% anak sekolah merokok (Laki-laki 36%, perempuan 4,3%).

Walaupun proporsi perokok perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, namun

terjadi peningkatan sebanyak 5 kali lipat dari 1,7% (1995) menjadi 6,7% (2013)

(Martiany, 2016).

Prevalensi merokok di Indonesia sangat tinggi diberbagai lapisan masyarakat,

terutama pada laki-laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Kecenderungan

merokok terus meningkat dari tahun ketahun baik pada laki- laki dan perempuan.

Prevalensi perokok 15 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,8%), dibandingkan

perempuan (4,2%). Hampir 80% perokok di Indonesia mulai merokok ketika usianya

belum mencapai 19 tahun. Dilihat berdasarkan provinsi maka proporsi tertinggi

perokok setiap hari pada provinsi Kepulauan Riau (27,2%), dan terendah di provinsi

Papua (16,2%). Lima provinsi tertinggi proporsinya adalah Kepulauan Riau, Jawa

Barat, Bengkulu, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat (Kemenkes RI 2015).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013), jumlah perokok di

provinsi Sumatera Utara mencapai 29,7%, untuk nasional prevalensi perokok laki-

laki sebesar 54,1% sedangkan perokok saat ini di Sumatera Utara menurut Riskesdas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35,7%. Rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh lebih dari separuh

(52,3%) perokok adalah 1 -10 batang (Riskesdas 2013). Di Medan, sebanyak 34,9%

murid SMP merokok. Pada kelompok remaja 49% pelajar putra telah mengkonsumsi

rokok.

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah dan jantung.

Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek

maupun jangka panjang, yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh perokok

sendiri, tetapi juga orang lain (Tarwoto, 2010).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi bahaya

merokok agar masyarakat tidak merokok atau mengurangi rokok dengan

mengeluarkan peraturan tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu peraturan

pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok

bagi kesehatan pasal 22 mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Tempat umum

sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai proses belajar

mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan

sebagai kawasan tanpa rokok. Penetapan KTR di suatu wilayah pada dasarnya adalah

kebijakan untuk perlindungan terhadap perokok pasif, remaja, ibu hamil dan

kelompok rentan, terhadap dampak kesehatan akibat asap rokok, serta pencemaran

udara dalam ruang (Kemenkes, RI, 2013).

Melihat fenomena tersebut tentunya perlu dilakukan upaya- upaya untuk

mengurangi perilaku merokok khususnya pada kelompok perokok remaja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kebanyakan upaya-upaya untuk mengurangi kecanduan rokok pada remaja

difokuskan pada program-program pencegahan merokok, namun kecil upaya untuk

menghentikan perilaku merokok itu sendiri. Berdasarkan data medis, ada sekitar 70%

perokok yang ingin berhenti sendiri tanpa bantuan lebih lanjut, namun hanya 5

persen perokok yang berhasil melakukannya tanpa bantuan dalam usaha mereka

untuk berhenti merokok (Nuradita dan Maryam, 2013)

Dalam hal mengurangi kecanduan rokok pada remaja dapat dilakukan melalui

promotif dan preventif, salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan

pendidikan kesehatan untuk memberikan informasi dan edukasi yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap yang positif terhadap

pencegahan merokok (Nuradita dan Maryam, 2013).

Tujuan pendidikan kesehatan tidak hanya bisa dicapai dengan seorang pendidik

atau penyuluh yang berkompeten saja. Ada banyak faktor lain yang berpengaruh,

salah satu diantaranya adalah pemilihan media pendidikan kesehatan yang sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai dari tujuan pendidikan kesehatan. Seorang

penyuluh/pendidik dituntut untuk menyediakan atau membuat media pendidikan

kesehatan yang sesuai.Media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat

menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada klien. Perbedaan gaya belajar, minat,

intelegensia, keterbatasan indera, hambatan jarak, waktu dan lain-lain dapat dibantu

dengan memanfaatkan media. Media juga diperlukan untuk mengembangkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kemampuan bertanya klien dalam menggali informasi, mengecek pemahaman dan

meningkatkan respon klien (Nurhidayah, 2010).

Media pendidikan kesehatan sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk

merangsang terjadinya proses belajar. Seseorang menyerap informasi 10% dari yang

dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan

didengar, 70 % dari yang dikatakan, dan 90 % dari yang dikatakan dan dilakukan.

Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak indera yang terlibat dalam proses belajar

maka akan semakin banyak informasi yang bisa diserap (Nurhidayah, 2010). Efek

media yang diterima oleh penerima berupa gambar, ide, tema dan cerita. Penerima

efek media tidak hanya sebagai penerima pasif, namun juga sebagai pencari aktif dan

pengguna informasi(Glanz et al, 2008).

Penggunaan media audiovisual dihasilkan melalui proses mekanik dan

elektronik dengan menyampaikan pesan atau informasi secara audio dan visual

memberikan stimulus terhadap mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran)

(Setiawati, 2008).

Seiring dengan perkembangan zaman, media audio visual sangat memungkinkan

sebagai media dalam meningkatkan pengetahuan , yaitu dengan menggunakan video.

Video merupakan media audio-visual yang dapat mengungkapkan objek dan

peristiwa seperti keadaan sesungguhnya, dengan menggunakan video seseorang

mampu memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna sehingga informasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang disampaikan melalui video tersebut dapat dipahami secara utuh. (Setiawati,

2008).

Penggunaan audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar

yang diperoleh dari penginderaan yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran,

tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman

konkret kepada seseorang .Penelitian yang dilakukan Nugroho dkk (2011), pengaruh

penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual terhadap peningkatan motivasi

berhenti merokok lebih signifikan karena lebih menarik perhatian seseorang sehingga

membangkitkan antusiasme seseorang untuk mendapatkan informasi dan juga lebih

mudah diterima dibandingkan menggunakan media cetak, sehingga mengakibatkan

rata-rata skor motivasi yang mendapatkan penyuluhan dengan menggunakan media

audio visual lebih tinggi dari pada media cetak.

Penelitian Nurhayati dkk (2016), Perbedaan promosi kesehatan dengan leaflet

dan audio visual terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Rokok pada Siswa

SMP menujukkan bahwa media audio visual lebih meningkatkan pengetahuan siswa

dibanding leaflet.

Remaja sebagai target sasaran penyuluhan pendidikan kesehatan tentang bahaya

merokok, didasari pada asumsi bahwa secara psikologis karakteristik kepribadian

remaja bersifat labil. Oleh karenanya dalam rangka merubah persepsi yang keliru

tentang merokok perlu dicegah dengan pemberian informasi tentang bahaya

merokok. Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kalangan remaja ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja

terhadap bahaya merokok, serta memotivasi dan menumbuhkan kesadaran terhadap

tanggung jawab para remaja dalam membentengi diri, lingkungan, pergaulan dari

bahaya merokok (Setiawati, 2008).

Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan dengan mengadakan wawancara

langsung kepada 15 remaja di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur, penulis

mendapatkan informasi bahwa siswa tersebut mengetahui tentang rokok dan

diantara mereka terdapat 5 siswa tidak merokok dan 10 orang siswa merokok dengan

alasan coba-coba dan ikut-ikutan teman, Pengetahuan rokok mereka sangat terbatas,

hanya sekedar tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan, tidak memiliki

pengetahuan yang luas akan bahaya rokok,berdasarkan pernyataan dari pihak sekolah

selama lima tahun terakhir ini belum ada penyuluhan tentang bahaya merokok di

sekolah tersebut, sejalan dengan pendapat pihak sekolah beberapa siswa juga

mengatakan belum pernah mendapat pendidikan kesehatan dengan media audio

visual, menurut pendapat mereka pendidikan kesehatan dengan media audio visual

sangat menarik karena umumnya pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

yang mengakibatkan cepat bosan dan monoton. Melihat fenomena diatas, maka perlu

diberikan tambahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja

tentang bahaya merokok. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh media audio visual terhadap tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang bahaya merokok di SMP Negeri 2

Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “Pengaruh media audio visual

terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok di SMP

Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara tahun

2018”.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

2. Mendeskripsikan tingkat sikap remaja tentang bahaya merokok

3. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

sebelum dan sesudah diberikan media audio visual

4. Menganalisis perbedaan tingkat sikap remaja tentang bahaya merokok sebelum

dan sesudah diberikan media audio visual

5. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

pada kelompok intervensi (media audio visual ) dengan kelompok kontrol.

6. Menganalisis perbedaan tingkat sikap remaja tentang bahaya merokok pada

kelompok intervensi (media audio visual ) dengan kelompok kontrol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini maka di harapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Sebagai tambahan informasi khususnya bagi remaja tentang bahaya merokok

2. Sebagai bahan masukan dan sumber informasi yang berguna bagi penelitian

selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan

Pada dasarnya masalah kesehatan menyangkut dua aspek utama yaitu fisik,

misalnya ketersediaan sarana kesehatan, dan non fisik yang menyangkut perilaku

kesehatan. Faktor perilaku memberi pengaruh besar terhadap status kesehatan.

Menurut Teori Bloom, domain perilaku terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif dan

psikomotor. Syahdan Muhibbin (2008) mengungkapkan upaya pengembangan fungsi

ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap ranah kognitif sendiri,

melainkan juga terhadap ranah afektif dan psikomotor.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yang

berhubungan dengan kemampuan berpikir. Ranah kognitif terdapat enam jenjang

proses berpikir yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat-

ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,

rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti

atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Penerapan (application), yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, rumus, teori

dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret.

4. Analisis (analysis), yaitu kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian lebih kecil dan

mampu memahami hubungan di antara bagian atau faktor yang satu dengan

lainnya.

5. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan seseorang

untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.

6. Berkreasi (create), yaitu kemampuan seseorang yang tidak harus selalu

bermakna menciptakan “sesuatu yang baru” tetapi berkreasi juga bisa

bermakna merancang, membangun, merencanakan, menyempurnakan,

memproduksi, menemukan, memperkuat dan memperindah.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup

watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Ranah afektif

memiliki lima jenjang yaitu :

1. Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending), adalah kepekaan

seseorang menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada

dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Menanggapi (responding), adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

aktif mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi.

3. Menilai atau menghargai (valuing), adalah memberikan nilai atau

penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan

itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

4. Mengatur atau mengorganisasikan (organization), adalah mempertemukan

perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa

pada perbaikan umum.

5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by

value or calue complex), adalah keterpaduan semua system nilai yang telah

dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya.

c. Psikomotor

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu.

2.2. Konsep Pengetahuan ( Knowledge)

2.2.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapatmengetahui

sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan

dari tradisi (Prasetyo, 2007).

Widyasih (2010) mengatakan pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan

ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek terjadi

melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan perilaku seseorang untuk

menyadari dan tidak maupun untuk mengatur perilakunya sendiriPengetahuan

berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang. Semakin banyak

informasi yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuan seseorang.

Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang

lain.

Pengalaman adalah guru terbaik, merupakan sumber pengetahuan atau cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman diperlukan sebagai

dorongan psikis dalam menumbuhkan kepercayaan diri atau sikap setiap hari

sehingga dapat diketahui bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan

seseorang. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan.

2.2.2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Mubarak (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

1. Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi real.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen- komponen.Tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Sintesis (Sintesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada, misalnya: dapat menyusun, dapat merancanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada orang lain agar dapat

memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan

psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas 4 kategori

perubahan, yaitu : perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri–ciri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lama, dan timbulnya ciri–ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan

fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang semakin

matang dan dewasa.

4. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga

seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan

pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut

menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat

mendalam.

6. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap

seseorang.Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2010)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.4 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau

kuesioner yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif

(Mubarak, 2010).

Indikator pengetahuan kesehatan adalah “tingginya pengetahuan” responden

tentang kesehatan atau besarnya persentase kelompok responden atau masyarakat

tentang variabel-variabel atau komponen-komponen.

2.2.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2008) Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik, apabila skor responden mencapai nilai >75% dari total skor seluruh item

pertanyaan tentang pengetahuan, atau nilai total skor >16

b. Cukup, apabila skor responden mencapai nilai 50 – 75% dari total skor seluruh

item pertanyaan tentang pengetahuan, atau nilai total skor 10 - 15

c. Kurang, apabilaskor responden mencapai nilai <50% dari total skor seluruh item

pertanyaan tentang pengetahuan, atau nilai total skor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 Konsep Sikap (Attitude)

2.3.1. Pengertian Sikap

Mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai

perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap

manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap

diri individu itu sendiri disebut fenomena sikap. Fenomena sikap yang timbul tidak

saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga dengan

kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang,

dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Sikap manusia, atau untuk

singkatnya disebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli

(Azwar, 2012).

Menurut Sujanto (2006). Sikap merupakan arah daripada energi psikis umum

atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Tiap

orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam mengadakan

orientasi setiap orang mempunyai cara yang berbeda. Arah orientasi manusia

terhadap dunianya ini dapat keluar ataupun kedalam.

2.3.2. Komponen Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2010) ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu:

1. Komponen Kognitif

Pengetahuan tentang objek tertentu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Komponen Afektif

Melibatkan perasaan senang dan tidak senang serta perasaan emosional lain

sebagai proses evaliatif yang dilakukan

3. Komponen Perilaku

Sikap selalu diikuti dengan kecenderungan untuk berpola perilaku tertentu

Untuk dapat menjadi dasar pembembentukan sikap, pengalaman

2.3.3. Tingkatan Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek) misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan

dan perhatian terhadap ceramah-ceramah.

b. Menanggapi (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan dengan orang lain

terhadap suatu masalah adalah terindikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : Seorang

ibu yang mengajak ibu lain (tetangga, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi

menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang status gizi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anaknya, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut mempunyai sikap positif

terhadap anaknya.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggungjawab terhadap sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah

merupakan sikap yang paling tinggi misalnya : seorang ibu mau menjadi akseptor

KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau dari orang tuanya sendiri.

Sikap mungkin terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan,

lembaga, norma dan nilai.

2.3.4. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor –faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau

searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kendrungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

dianggap penting tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap

berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,

karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu – individu

masyarakat asuhannya.

d. Media masa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya,berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat

menentukan sistem kepercayaan.

f. Faktor emosinal

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai penyuluhan frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego (Azwar, 2010).

2.3.5. Pengukuran Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala rasio dari 10 pertanyaan

dengan alternatif jawaban, jika jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor

3,sangat tidak setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 1 untuk pertanyaan

positif, sedangkan untuk pertanyaan negatif jika jawaban sangat setuju diberi skor 1

setuju diberi skor 2, sangat tida setuju diberi skor 3 dan tidak setuju diberi skor 4,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jumlah skormaksimal 40. Berdasarkan tipe jawaban di atas maka sikap responden

dibagi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut:

a. Baik, apabila skor responden mencapai nilai >75% dari total skor seluruhitem

pernyataan tentang sikap, atau nilai total skor >30

b. Cukup, apabilaskor responden mencapai nilai 50 – 75% dari total skorseluruh

item pernyataan tentang sikap, atau nilai total skor 19 - 29

c. Kurang, apabilaskor responden mencapai nilai <50% dari total skor seluruh item

pernyataan tentang sikap, atau nilai total skor <18

2.4 Media Perubahan Pengetahuan dan Sikap

2.4.1 Media Visual

Media visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Jenis

media ini terdiri dari:

a. Media gambar diam (still pictures) dan grafis

Media ini adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa objek yang dituangkan

dalam bentuk gambar- gambar, garis, kata- kata, simbol-simbol

b. Media Papan

Media papan adalah media pembelajaran dengan papan sehingga bahan baku

utamanya yang dapat dirancang secara memanjang maupun secara melebar.

Yang dimaksud kedalam kelompok ini, antara lain: papan tulis, papan flannel,

papan tempel, papan pameran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Media dengan proyeksi

Media ini adalah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak

pada layar. Yang termasuk ke dalam kelompok media ini, antara l ain: slide,

overhead projector, transparansi (Anitah, 2010)

2.4.2 Media Audio

Media Audio adalah alat media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang

direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali

kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya (Sudjana, 2007).

Pamanfaatan fungsi media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:

a. Pengajaran musik literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi.

b. Pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual.

c. Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.

d. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat

melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

2.4.3 Media AudioVisual

Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui

media dapat berupa pesan verbal dan non-verbal yang terdengar layaknya media

visual juga pesan verbal yang terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti

film dokumenter, film drama, dan lain-lain.

2.4.4 Media Cetak

Media cetak mempunyai makna sebuah media yang menggunakan bahan

dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur

utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak ini bisa

dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal saat

pelatihan atau kegiatan kelompok. Media ini juga bisa dijadikan sebagai bahan

referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau mengkomunikasikan

teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu (leaflet, brosur, buklet). Bisa juga

mengkomunikasikan perhatian dan peringatan serta mengkampanyekan suatu isu

(poster) dan menjadi media ekspresi dan karya personal (poster, gambar, kartun,

komik). Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu

guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan

pesan tertulis yang mudah diterima (Azhar, 2006

2.5. Media Audio Visual

2.5.1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan

dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur

suara dan unsur gambar (Djamarah, 2007). Media audiovisual adalah media yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan

yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual

(melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audio visual yang berarti

bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan

kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

Jadi, media pembelajaran Audio visual adalah satu unit media pembelajaran

elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran) dan visual

(penglihatan) sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan–

bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses belajar

mengajar.

2.5.2. Jenis Media Audio Visual

Menurut Bertz (dalam Soendojo, 2009) media pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam tujuh kelas yaitu:

1. Media audio motion visual, yaitu media yang paling lengkap dalam arti

penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas seperti : TV,

Sound-film, vidio-tape dan film TV recording.

2. Media audio-still-visual yaitu media kedua lengkap tetapi tidak bisa

menampilkan motion atau gerak, seperti sound film strip, sound slide-sct,

rekaman still TV.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Media audio-semination, yaitu media berkemampuan menampilkan titik-titik,

tetapi tidak bisa mentransmit secara utuh suatu motion nyata, seperti telewriting

dan recorde telewriting.

4. Media motion-visual, yaitu media yang kemampuannya seperti media kelas I

kecuali suara (audio). Media yang termasuk kelas ini adalah silent film (film

bisu).

5. Media still-visual, yaitu media yang mampu menyampaikan informasi secara

visual tapi tidak bisa menyajikan motion (gerak) seperti facsimile, micropon, dan

videofille.

6. Media audio yaitu media yang menggunakan suara semata-mata. Radio telepon,

audio dise audio tape.

7. Media cetakan yaitu media yang hanya menampilkan informasi berupa

alphanumeric dan simbol-simbol tertentu.

2.5.3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Ada

dua jenis media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.

Kelebihan media audio visual gerak

1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.

a. Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:

1. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan

2. suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

4. Penggambarannya bersifat 3 dimensional.

5. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk

ekspresi murni.

6. Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.

7. Realita objek yang diperagakan.

8. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

b. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:

1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang

diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan menggangu

konsentrasi audien.

2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu

cepat.

3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara

keseluruhan.

4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan video

1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan

lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh

informasi dari ahli-ahli/ spesialis.

3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga

dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.

4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5. Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar

yang akan didengar.

6. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut,

artinya kontrol sepenuhnya ditangan guru.

7. Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.

b. Kekurangan video

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.

2. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan

pencarian bentuk umpan balik yang lain.

3. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna.

4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan televisi:

1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang

sebenarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai

negara.

3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

4. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka

ragam.

5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.

6. Menarik minat anak.

7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice

training.

8. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian

mereka terhadap sekolah.

b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:

a. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

b. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan

untuk memahami pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual

siswa.

c. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum

disiarkan.

d. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga

sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi

dengan guru, dan siswa bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.

2.6 Konsep Remaja

2.6.1 Definisi Remaja

Remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari

masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2003). Perubahan psikologis yang

terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial.

Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat reproduksi sudah mencapai

kematangan dan mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, 2012).

Soetjiningsih (2004) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan

antara masa kanak – kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya

kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu

menjelang masa dewasa muda.

2.6.2 Tahap Perkembangan Masa Remaja

Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung

antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja

awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18-21 tahun adalah masa remaja

akhir (Monks, 2009).

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap

perkembangan yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain :

a. Lebih dekat dengan teman sebaya

b. Ingin bebas

c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak

2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain :

a. Mencari identitas diri

b. Timbulnya keinginan untuk kencan

c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam +

d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

e. Berkhayal tentang aktivitas seks

3. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain :

a. Pengungkapan identitas diri

b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c. Mempunyai citra jasmani dirinya

d. Dapat mewujudkan rasa cinta

e. Mampu berfikir abstrak

2.6.3 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Menurut Santrock (2003) karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja

mencakup perubahan tansisi biologis, kongnitif, dan sosial. Secara lengkap,

perubahan-perubahan itu akan di paparkan sebagi berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Transisi Biologis

Perubahan pisik yang terlihat jelas pada masa pubertas, yaitu meningkatnya tinggi

dan berat badan serta kematangan sosial.Diantara perubahan fisik yang terjadi,

yang paling besar pengaruhnya pada perkembangan kejiwaan remaja adah

pertumbuhan tubu (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, juga

mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (di tandai haid pada wanita dan mimpi

basah pada laki-laki) dan tanda-tanda sexual skunder yang tumbuh.

2. Transisi Kongnitf

Pemikiran operasional formal berlangsung anatara usia 11 sampai 15 tahun.

Pemikiran operasional formal ini bersifat lebih abstrak, idealis, dan daripada

pemikiran operasional konkret.Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk

memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya merupakan wujud dari

penyesuaian dari secara biologis

3. Transisi Sosial

Pada masa remaja terjadi transisi sosial, dimana remaja mengalami perubahan

dalam hubungan dengan manusia lain, baik secara emosional, kepribadian,

maupun peran mereka dalam konteks sosial.

Menurut Asmani (2012) bahwa kaum remaja merupakan golongan yang sering

menghadapi banyak kesulitan, antara lain:

1. Emosi yang masih labil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Remaja cendrung memiliki kondisi kejiwaan yang belum stabil.Di satu

waktu, mungkin dia terlihat pendiam, cembrut, dan seperti ingin

mengasingkan diri.Tetapi, pada saat yang lain, dia bisa tiba-tiba menjadi luar

biasa riang, berseri-beseri, dan percaya diri.

2. Rasa ingin tahu yang tinggi

Keinginan tahu tentang hal- hal yang berkenan dengan seksualitas merupakan

rasa yang umum dialami oleh sebagian besar remaja.

3. Mudah jenuh

Kejenuhan pada suatu kondisi atau situasi di lingkungan tertentu adalah hal

yang wajar terjadi pada remaja, karna dia selalu ingin tahu hal-hal yang baru

yang selalu menarik minatnya. Jika menemui hal- hal ini yang sama setiap

harinya, maka remaja akan meras cepat jenuh.

4. Antisosial

Pada beberapa remaja juga sering di jumpai beberapa perilaku antisosial,

seperti suka mengganggu, berbohong, cenderung kejam, dan

agresif.Penyebab dari perilaku ini bermacam-macam, tergantung pada latar

belakang remaja.Biasanya penyebab yang paling mendasar adalah adanya

pengaruh buruk lingkungan, pola asuh yang salah dari orang tua misalnya

mendidik anak terlalu keras dan terlalu lunak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Penyalahgunaan obat-obat terlarang

Pergaulan bebas dan takterarah sangat berpotensi penyebab remaja terjerumus

pada hal-hal negatif, diantaranya penggunaan obat-obat terlarang atau

narkoba.

6. Gangguan jiwa psikosis

Psikosis adalah merupakan gangguanpribadi yang menyebabkan seseorang

tidak mampu membedakan antara dunia realitas dengan fantasi.Bentuk

pisikosis yang paling banyak dikenal adalah skizofrenia.

2.7 Konsep Rokok

2.7.1 Definisi Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman

Nicotiana Tabacum, NicotianaRustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang

mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani, 2014).

2.7.2. Bahan Baku Rokok

Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut:

1. Tembakau

Jenis tembakau yang d ibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk

dalam spesies Nicotiana tabacum .

2. Cengkeh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar. Bunga cengkeh

dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan di bawah sinar

matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin sebelum

ditambahkan ke dalam campuran tembakau untuk membuat rokok kretek

3. Saus

Rahasia Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk

menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda antara

setiap merek dan varian kretek (Santika, 2011).

2.7.3 Kandungan Rokok

Menurut Gondodiputro (2007) racun rokok yang paling utama di dalam rokok

adalah sebagai berikut:

1. Nikotin

Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih cepat

dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung

meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat.

2. Tar

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-

paru, mengandung bahan-bahan karsinogen.

3. Karbon monoksida (CO) Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap

pembuangan kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa

oleh sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan

pembuluh darah tersumbat.

4. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal

2.7.4 Dampak Rokok Bagi Kesehatan

Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011) merokok

membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan

memperburuk kesehatan,seperti :

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) PPOK sudah terjadi pada 15% perokok.

Individu yang merokok mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in

second, dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK.

2. Pengaruh Rokok terhadap Gigi

Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan penurunan

fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi

pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok.

3. Pengaruh Rokok Terhadap Mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang terjadi di bagian

tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak logam dan

bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat merusak protein lensa.

4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun wanita.

Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami

penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian janin.

5. Efek terhadap otak dan daya ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke

otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan

tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:

a. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.

b. Tingkat II : defisit neurologis sementara

c. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau

frekuensinya meningkat.

d. Tingkat IV : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit

neurologis yang menetap

6. Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi

ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak mengalir bebas ke

penis. Oleh karena itu pembulih darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat

merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis,

mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat

bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa

tembakau telah merusak area lain dari tubuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8. Perilaku Merokok

2.8.1. Klasifikasi Perilaku Merokok

Bustan (2007) membagi perokok atas empat bagian, yaitu : (i) perokok ringan,

adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-10 batang perhari; (ii) perokok

sedang, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 11-20 batang perhari;

(iii) perokok berat, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang

perhari; dan (iv) perokok yang menghisap rokok dalam-dalam.

2.8.2 Tipe Kondisi Perokok

Menurut Syafiie dkk (2009) ada empat perilaku merokok, yaitu:

1. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Terdapat tiga sub tipe perokok yang menjadikan rokok sebagai penambah

kenikmatan yang sudah didapat, seperti merokok setelah makan atau minum

kopi, merokok untuk sekedar menyenangkan perasaan, dan suatu kenikmatan

seorang perokok saat memegang rokoknya.

2. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif Perokok merokok saat

marah, cemas dan gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelamat.

3. Kondisi merokok yang adiktif Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis

rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya

berkurang.

4. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok

bukan karena untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-benar sudah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjadi kebiasaannya rutin. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang

sebelumnya telah benarbenar habis.

2.8.3 Tahapan Dalam Perilaku Merokok

Kebiasaan merokok tidak terjadi secara kebetulan karena ada beberapa tahap

yang dilalui seseorang perokok sebelum ia menjadi perokok reguler yaitu seseorang

yang telah menganggap rokok telah menjadi bagian dari hidupnya . Menurut

Leventhal dan Cleary dalam Mustikaningrum (2010) ada beberapa tahapan dalam

perkembangan perilaku merokok, yaitu :

1. Tahap Prematory

Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah merokok. Di tahap ini

terjadi pembentukkan opini pada diri individu terhadap perilaku merokok. Hal ini

disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap dan intensi mengenai rokok

serta citra yang diperoleh dari perilaku merokok. Informasi rokok dan perilaku

merokok diperoleh dari observasi terhadap orang tua atau orang lain seperti

kerabat ataupun lewat berbagai media. Salah satu pengaruh lewat media adalah

melalui berbagai iklan yang berkaitan dengan rokok yang menggunakan para artis

terkenal sebagai model, sehingga rokok dianggap sesuatu yang berkaitan dengan

keglamoran. Ada juga anggapan merokok berkaitan dengan bentuk kedewasaan

dikalangan remaja sehingga diasumsikan sebagai bentuk untuk menunjukkan

sikap kemandirian. Merokok juga dianggap sebagai sesuatu yang prestise, simbol

pemberontakan dan salah satu upaya menenangkan diri dalam situasi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menegangkan. Pembentukan opini dan sikap terhadap rokok ini merupakan awal

dari suatu kebiasaan merokok.

2. Tahap inisiation

Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu karena merupakan tahap

coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan merokok ia akan terlihat dewasa

sehingga ia akan memulai dengan mencoba beberapa batang rokok. Apabila

seorang remaja mulai mencoba merokok dengan 1-2 batang saja maka besar

kemudian tidak akan menjadi perokok. Akan tetapi apabila ia telah mencoba 10

batang atau lebih, maka ia memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang perokok

sebesar 80%.

3. Tahapan becoming smoker

Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai

seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok. Beberapa

studi menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua tahun bagi

individu untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga ini merupakan tahap

pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok

serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya. Pada umumnya remaja

percaya bahwa rokok berbahaya bagi orang lain terutama bagi kesehatan orang tua

tapi tidak bagi dirinya.Ditahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis

digabungkan menjadi suatu pola perilaku merokok. Faktor-faktor psikologis

seperti kebiasaan, kecanduan, penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang menyenangkan, cara berteman dan memperoleh penghargaan sosial, dan

stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperoleh perhatian paling

banyak dalam mempertahankan perilaku merokok, yaitu efek penguat nikotin dan

level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah.

2.8.4. Alasan Menuju Perilaku Merokok Reguler

Tomkins (1992) menguraikan ada 4 alasan psikologis yang menyebabkan

seseorang menjadi seorang perokok reguler. Adapun alasan-alasan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Perilaku merokok yang memberikan perasaan positif

Seseorang akan mengalami aneka perasaan yang positif pada dirinya saat ia

sedang merokok. Green (1978) membagi beberapa perasaan positif saat merokok

ke dalam tiga bagian, yaitu :

a. Relaksasi yang dapat menyenangkan, yaitu perilaku merokok yang hanya

dilakukan untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah

diperoleh, misalnya merokok sesudah makan atau merokok bersamaan dengan

minum kopi.

b. Stimulasi untuk menyegarkan, yaitu perilaku merokok yang hanya sekedar

menyegarkan perasaan atau untuk mendapatkan ide-ide baru.

c. Kenikmatan dari memegang rokok, yaitu kenikmatan yang didapatkan

seseorang saat ia sedang memegang sebatang rokok. Seringkali para perokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mempunyai ciri tersendiri saat memegang rokok dan jari-jarinya

mempermainkan rokok tersebut sebelum dinyalakan.

2. Perilaku merokok karena penghilangan perasaan negatif

Kadangkala seorang individu dihinggapi berbagai perasaan psikologis yang

bersifat negatif, seperti perasaan marah, gelisah, cemas dan lain-lain. Pada saat-

saat seperti itu seringkali ia merokok agar dapat mengurangi perasaan tersebut.

Oleh karenanya rokok dianggap sebagai penyelamat saat ia sedang dalam

perasaan tidak enak atau suasana yang tidak mengenakan sehingga ia terhindar

dari perasaan yang lebih tidak enak lagi.

3. Perilaku merokok adiktif

Seseorang yang sudah ketagihan merokok akan terus menambah jumlah rokok

yang dihisapnya. Ia merasakan efek dari rokok tersebut sudah mulai berkurang

sehingga ia akan terus menambah jumlahnya. Disaat rokok yang dihisapnya telah

habis maka ia akan mempersiapkan rokok yang berikutnya. Green (1978)

menyatakan perilaku ini dengan ketagihan secara psikologis. Pada umumnya

seseorang yang sudah ketagihan akan gelisah apabila persediaan rokoknya sudah

mulai habis dan ia akan terus membelinya tanpa mengenal tempat dan waktu.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Seseorang merokok bukan disebabkan karena berbagai alasan psikologis seperti

untuk mengendalikan dirinya. Akan tetapi ia merokok karena sudah menjadi

kebiasaannya dan apa yang dilakukannya tanpa disadarinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Menurut Komalasari dan Helmi (2000), Ada beberapa faktor yang

menyebabkan seseorang merokok. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

1. Tekanan kelompok sebaya

Seorang remaja cenderung merokok apabila ia berada pada kelompok yang

merokok dibandingkan saat ia berada pada kelompok yang tidak merokok.

Keinginan ini sangat kuat walaupun akan berakibat menjadi sesuatu yang tidak

mengenakkan seperti rasa mual, muntah, sakit kepala dan memberi rasa yang

tidak enak lainnya pada mereka yang baru pertama kali merokok.

2. Orang tua

Orang tua yang perokok memberikan pengaruh kepada anak-anaknya untuk

merokok . mengatakan bahwa dalam suatu studi di Amerika Serikat ditemukan

sekitar 14% anak-anak yang merokok memiliki orang tua yang juga perokok.

3. Saudara Kandung

Perilaku merokok itu menular , yaitu bila salah satu anggota keluarga ada yang

merokok, maka anggota keluarga yang lain akan ikut merokok. Suatu studi

menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai orang tua tidak perokok akan

menjadi perokok apabila saudara-saudara kandung yang lebih tua merokok

4. Iklan rokok

Iklan mempunyai peranan dalam menentukan kebiasaan merokok seseorang dan

satu masyarakat . Di Amerika Serikat, 86% para remajanya menghisap tiga jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


rokok yang paling sering diiklankan sementara hanya 30% dari orang dewasa

yang menghisap rokok tersebut. Para remaja beranggapan bahwa dengan melalui

iklan yang dilihatnya menimbulkan persepsi dalam benaknya bahwa merokok itu

identik dengan maskulinitas, kebebasan, berjiwa muda, kecerdasan dan gaya

hidup yang enak .

Smet (1994) mengatakan faktor-faktor lain yang menyebabkan seseorang

merokok adalah faktor demografis seperti umur, jenis kelamin dan faktor

sosiokultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan

dan gengsi pekerjaan. Hu, et.al., (1998) menjelaskan latar belakang keluarga dan

prestasi sekolah dapat menyebabkan seorang remaja merokok. Hal ini juga diperjelas

oleh Rosen, et.al., (1990) bahwa remaja dengan prestasi sekolah yang rendah atau

kurang pendidikan dan hidup dalam kondisi dengan ketertekanan membuat remaja

merokok.

Faktor lainnya yang menurut Smet (1994) juga penting adalah faktor politik.

Faktor ini berkaitan dengan berbagai peraturan-peraturan yang berkaitandengan

rokok dan perilaku merokok. Sekitar 95% negara-negara maju membatasi iklan

rokok menurut undang-undang atau peringatan-peringatan kesehatan, namun hingga

tahun 1980-an hanya 24% negara-negara berkembang memiliki peraturan-peraturan

semacam itu (Oskamp, 1984).

2.8.6. Rintangan Untuk Berhenti Merokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sejumlah rintangan menghalangi perokok untuk berhenti merokok. Hardinge

dan Shryock (2001) menyebutkan beberapa rintangan tersebut, yaitu :

1. Kesenangan atau kenikmatan yang diberikan rokok

Merokok memberikan gairah untuk terus bersemangat. Ini disebabkan oleh

adanya zat dalam rokok yang menyebabkan seseorang menjadi lebih segar.

2. Menghilangkan stres dan depresi

Merokok dapat menghilangkan stres karena dapat bertindak sebagai penenang saat

seseorang frustasi atau gelisah. Wills (1986) menjelaskan bahwa remaja merokok

disebabkan banyaknya stres yang dihadapi dalam kehidupannya.

3. Takut gejala-gejala yang timbul waktu berhenti merokok

Merokok menyangkut kebiasaan dan ketagihan. Menghilangkan kebiasaan

membuat seseorang merasa gelisah dan tidak enak. Upaya untuk menghilangkan

ketagihan membutuhkan penyesuaian kembali fungsi tubuh.

4. Membantu santai

Perokok telah membiasakan diri merokok bersama teman-teman pada waktu

menonton televisi, sesudah atau saat makan, saat mengemudi kendaraan dan lain-

lain. Suasana yang sudah menjadi kebiasaan ini akan sulit dihilangkan.

5. Memberikan rasa percaya diri

Memegang rokok ataupun peralatan yang berkaitan dengan rokok memberikan

semacam harga diri.

6. Takut bertambah gemuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Banyak bekas perokok mengalami pertambahan berat badan, mungkin disebabkan

kenyataan bahwa cita rasa dan aroma makanan lebih enak sesudah berhenti

merokok. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ini

akan hilang sesudah beberapa minggu.

7. Penggunaan obat-obat lain

Bila alkohol dan tembakau digunakan bersama-sama, masing-masing akan saling

menambah kebutuhan akan yang lain. Riset menunjukkan bahwa kopi dan

minuman lain yang berisi kafein merangsang perokok untuk mengkonsumsi rokok

maupun alkohol.

2.9 Landasan Teori

Perubahan perilaku menurut Skinner atau dikenal dengan teori Stimulus

Organisme Response (SOR). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab

terjadinya perubahan prilaku tergantung kepada kualitas rangsangan (stimulus) yang

berkomunikasi dengan organisme. Skinner dalam Notoatmodjo (2012), mengatakan

bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar yang

terdiri dari:

1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.

Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak

efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut

efektif.

2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia

mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan

untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan

perilaku).

Berdasarkan teori ”S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua , yaitu :

1. Perilaku tertutup (Cover behaviour)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat dinikmati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih

terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap

terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk ”unobservable behaviour” atau

”cover behaviour” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. Misalnya

remaja tahu bahaya merokok (pengetahuan) dan mereka berniat untuk tidak

merokok (sikap).

2. Perilaku terbuka (Overt behaviour)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan,

atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau ”observable behaviour”,

tindakan ini dapat juga berupa keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu.

Misalnya remaja tidak akan merokok kapanpun dan dimanapun dia berada

(tindakan).

Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR dapat digambarkan seperti

gambar berikut:

Stimulus
(dengan media
Audio visual
tentang bahaya

Organisme: Respon Respon


(Perubahan (Perubahan
Siswa SMP Negeri sikaptentang
pengetahuan
2 Kecamatan bahaya
tentang bahaya
Halongonan Timur
merokok merokok)

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Gambar diatas menunjukkan perubahan sikap bergantung pada proses yang

terjadi pada individu. Seperti yang terlihat pada bagan, terdapat 3 unsur yaitu

stimulus (S) merupakan pesan, organisme (O) adalah pihak penerima pesan dan

respon (R) adalah akibat atau pengaruh yang terjadi dinyatakan dari perasaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menyukai atau tidak terhdap pesan setelah melalui proses perhatian, pemahaman dan

penerimaan yang dilakukan.

Proses perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R dalam promosi kesehatan

tentang bahaya merokok, diawali dengan pemberian stimulus (rangsangan) berupa

pesan-pesan tentang bahaya merokok yang diberikan oleh penyuluh dengan media

audio visual. Isi pesan dibuat semenarik mungkin sehingga stimulus (rangsangan)

yang diberikan pada remaja dapat diterima. Setelah mendapat stimulus, remaja

mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus

yang telah diterimanya. Dalam hal ini, remaja memahami, tahu dan bersikap sesuai

dengan pesan- pesan tentang bahaya merokok.

Stimulus yang telah diterima oleh si remaja (organisme) dengan dukungan

fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek

tindakan dari individu atau yang bisa kita katakan telah terjadi perubahan perilaku

dari si organisme yaitu remaja telah mengerti bahaya merokok.

2.10 Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini merupakan bagian dari tinjauan teori

penelitian diatas yang akan menjadi pedoman dalam proses pelaksanaan penelitian.

Dalam kerangka konsep penelitian ini akan diuraikan mengenai variabel dependen

dan variabel independen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok

Perubahan pengetahuan
remaja tentang bahaya
merokok
Media audio visual
tentang bahaya
merokok Perubahan Sikap remaja
tentang bahaya merokok

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dapat dijelaskan bahwa pendidikan kesehatan

dengan metode bermain peran dan media audio visual adalah suatu kegiatan atau

usaha untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada remaja, dengan adanya

pesan kesehatan tersebut, remaja dapat memperoleh pengetahuan kesehatan yang

lebih baik. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan

sikap terhadap bahaya merokok.

2.11 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Ada perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok sebelum

dan sesudah diberikan media audio visual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Ada perbedaan sikap remaja tentang bahaya merokok sebelum dan sesudah

diberikan media audio visual

3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok pada

kelompok intervensi (media audio visual) dengan kelompok kontrol

4. Ada perbedaan sikap remaja tentang bahaya merokok pada kelompok

intervensi (media audio visual) dengan kelompok kontrol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian

menggunakan metode kuasi eksperimen (Quasi Experiment), dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah rancangan pre-test and post-test group design..

Kelompok yang diteliti pada desain ini diambil secara non random oleh peneliti

sebagai kelompok yang akan diberikan perlakuan dalam penelitian ini

(Saryono,2013). Desain ini digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran

sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok tersebut (Wood & Haber,

2006). Desain Quasi Eksperimen digunakan untuk melihat hubungan antara sebab

dengan akibat, pada penelitian di lapangan atau masyarakat, dimana peneliti tidak

dapat atau sulit melakukan kontrol secara sempurna seperti pada desain true

eksperimen (Wood & Haber, 2006).

Rancangan penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh intervensi Media

audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok

di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur Padang Lawas Utara. Rentang

waktu pemberian pre test dengan post test adalah 30 hari. Hal ini sesuai dengan teori

evaluasi bahwa jarak antara dua pengukuran minimal 2 minggu untuk pengetahuan

dan sikap dan minimal 1 bulan untuk perilaku (Budiharto, 2010)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, dimana kelompok satu adalah kelompok

yang mendapat perlakuan dengan menggunakan media audio visual yaitu remaja di

sekolah Menengah Pertama Negeri 2 yang berjumlah 42 orang siswa laki- laki (21

siswa laki- laki dari kelas VII dan 21 siswa laki- laki dari dari kelas VIII) dan

kelompok dua yaitu kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan yaitu remaja di

sekolah Menengah Pertama Negeri 2 yang berjumlah 42 orang siswa laki- laki (21

siswa laki- laki dari kelas VII dan 21 siswa laki- laki dari dari kelas VIII). Adapun

rancangan penelitian ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut

Experimental Intervensi Experimental


Group 1 menggunakan media Group 1
(Pre Test) audio visual (Post Test)

Experimental Experimental
Group 2 Tanpa Group 2
(Pre Test) Intervensi (Post Test)

Gambar 3.1. Bentuk Rancangan Penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur

Kabupaten Padang Lawas Utara. Pemilihan Sekolah dilakukan secara purposive

sampling dengan pertimbangan sekolah tersebut merupakan salah satu dari 6 Sekolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


di Kecamatan Halongonan Timur yang terbanyak siswanya. Alasan lain memilih

lokasi ini karena berdasarkan survey awal yang penulis lakukan dengan mengadakan

wawancara langsung kepada 15 remaja di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan

Timur, penulis mendapatkan informasi bahwa siswa tersebut mengetahui tentang

rokok dan diantara mereka terdapat 5 siswa tidak merokok dan 10 orang siswa

merokok dengan alasan coba-coba dan ikut-ikutan teman, Pengetahuan rokok mereka

sangat terbatas, hanya sekedar tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan, tidak

memiliki pengetahuan yang luas akan bahaya rokok, berdasarkan pernyataan dari

pihak sekolah selama lima tahun terakhir ini belum ada penyuluhan tentang bahaya

merokok di sekolah tersebut, sejalan dengan pendapat pihak sekolah beberapa siswa

juga mengatakan belum pernah mendapat pendidikan kesehatan dengan media audio

visual, menurut pendapat mereka pendidikan kesehatan dengan media audio visual

sangat menarik karena umumnya pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

yang mengakibatkan cepat bosan dan monoton. Melihat fenomena diatas, maka perlu

diberikan tambahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja

tentang bahaya merokok.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar

pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner , membuat modul

pelatihan, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penyusunan laporan akhir yang dimulai dari bulan Juli 2017 sampai bulan April

2018.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah semua siswa Laki - laki di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2

Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara yang

berjumlah 113 siswa.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2009). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

a. Semua siswa Laki-Laki yang duduk dikelas VII dan VIII

b. Bersedia menjadi partisipan

c. Tidak mengalami gangguan indera penglihatan dan pendengaran

d. Komunikatif dan kooperatif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

(Dahlan, M.S, 2010):


(Zα + Zβ)2 π
n1 = n2 =
(P1 – P2)2

( 1,96 + 0,84 )2 0,3


=
(0,25)2
= 38 partisipan
Keterangan :

n : Besar Sampel

Zα : Deviat baku alfa

Zβ : Deviat baku beta

π : Besarnya ketidaksesuaian

P 1 -P 2 : Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka: jumlah

sampel diperoleh adalah 38 partisipan. Dalam studi quasi eksperimental ini, perlu

antisipasi berkurangnya partisipan karena adanya drop out partisipan selama proses

penelitian. Untuk mengantisipasi pengurangan jumlah tersebut dilakukan dengan

cara memperbesar taksiran ukuran sampel agar presisi penelitian tetap terjaga.

Peningkatan taksiran ukuran sampel menggunakan rumus yang dikemukan oleh

Sastroasmoro (2011) berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


n
ń=
1-ƒ
Keterangan:

ń : Ukuran sampel setelah revisi

n : Ukuran sampel asli

1–ƒ : Perkiraan proporsi drop out, diperkirakan 10% (f = 0,1)

Maka :
38
ń= = 42
1 – 0,1
Berdasarkan penghitungan diatas, jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 42 partisipan untuk setiap kelompok (42 kelompok

intervensi dan 42 partisipan untuk kelompok kontrol). Total keseluruhan sampel

dalam penelitian ini adalah 84 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari

sumber datanya dengan menyebar kuesioner kepada responden untuk mereka isi

sendiri dengan terlebih dahulu menjelaskan cara pengisiannya didampingi oleh

peneliti. Instrumen disusun dalam bentuk kuesioner yang telah disiapkan

mencakup variabel penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Sekolah Menengah Pertama

Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur, data demografi dan geografi wilayah

penelitian, studi kepustakaan (literatur), dan jurnal kesehatan yang berhubungan

dengan penelitian ini.

3.4.3 Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan Media audi visual tentang bahaya

merokok dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner

karakteristik responden, kuesioner pengetahuan, kuesioner sikap. Kemudian peneliti

melakukan prosedur administratif yaitu peneliti mengurus perizinan pelaksanaan

penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan selanjutnya surat izin tersebut peneliti

berikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur

Kabupaten Padang Lawas Utara.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :

1) uji validitas dan reliabilitas instrumen, 2) Meminta izin kepada kepala sekolah

SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur dan mensosialisasikan maksud dan

tujuan penelitian, 3) peneliti mengidentifikasi calon responden yang dapat mengikuti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


program penelitian (yang memenuhi kriteria inklusi) dan Peneliti membagi sampel

menjadi 2 kelompok. Kelompok I (KP I) adalah kelompok yang mendapatkan

perlakuan dengan media audio visual. Kelompok II (KP II) adalah kelompok yang

tidak mendapatkan parlakuan, 4) peneliti memberikan informasi tentang tujuan

penelitian, prosedur pelaksanaan, waktu, dan manfaat penelitian dengan jelas, 5)

meminta kesediaan Siswa SMP untuk menjadi responden penelitian dengan

menandatangani lembar informed consent, 6) melakukan kontrak dengan responden.

Sebelum dilakukan pengumpulan data pada responden sebelumnya peneliti

memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian, prosedur pengambilan data,

instrumen yang akan digunakan, prinsip etik dalam penelitian.

Sebelum diberikan intervensi, peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test untuk

mengetahui pengetahuan dan sikap dasar dari para responden tentang bahaya

merokok, pre test dilakukan dengan cara mengisi kuesioner pertanyaan tertutup,

selama pengisian kuesioner, responden diberi kesempatan untuk bertanya tentang

hal-hal yang tidak dimengerti pada isi lembar kuesioner. Setelah kuesioner selesai

dijawab oleh responden, maka kuesioner yang telah diisi dikumpulkan kembali

kepada peneliti untuk diperiksa kebenarannya. 1 minggu setelah itu peneliti

memberikan perlakuan/ intervensi media audio visual dengan pemutaran film/ vidio

topik tentang bahaya merokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Vaus (2005)

sebaiknya jarak antara pre- test dan post test tidak terlalu lama untuk meminimalisir

terjadinya paparan dari luar sebelum intervensi. Karena pertimbangan tersebut pre

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


test dilakukan 1 minggu sebelum intervensi. 14 hari kemudian dilakukan post test

untuk pengetahuan dan sikap, dan setelah 21 hari di lakukan observasi.

Siswa SMP Pemilihan Informed


Negeri 2 Responden Consent
Kecamatan
Halongonan
Timur
Pre test: responden
mengisi kuesioner data
demografi dan kuesioner
Hasil dicatat
dalam lembar
observasi

Memberikan pendidikan kesehatan


tentang bahaya merokok media audio
visual pada kelompok eksperimen

Post test: responden


mengisi kuesioner data
demografi dan kuesioner

Gambar 3.2. Alur Penelitian

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian berupa kuesioner berisi pertanyaan tentang pengetahuan

dan sikap tentang bahaya merokok untuk pengumpulan data primer. Untuk uji

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap siswa di SMP Negeri 3 Kecamatan

Halongonan timur.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data

(Ghozali, 2009). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner)

dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor r hitung masing-masing pertanyaan

dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product

Moment Correlation, dengan kriteria;

a. Bila r hitung > r tabel maka pertanyaan valid

b. Bila r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid.

Uji validitas yang dilakukan pada 30 siswa SMP Negeri 3 Kecamatan

Halongonan timur, kemudian semua kuesioner kembali dengan lengkap dan terisi

sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji validitas

kuesioner pengetahuan sebanyak 25 item pertanyaan di dapat yang tidak valid 1 (r

hitung < 0,361) yaitu pertanyaan ke dua puluh lima dan kuesioner sikap sebanyak 20

pernyataan di dapat yang tidak valid 1 (r hitung < 0,361) yaitu pernyataan ke tiga

belas.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach untuk mengetahui

konsistensi internal antar variabel dalam instrumen atau uji reliabilitas akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengindikasikan apakah instrumen-instrumen yang dipergunakan dalam penelitian

ini layak dan berkaitan atau tidak berkaitan. Dalam metode Alpha Cronbach telah

ditentukan bahwa jika nilai Alpha Cronbach mendekati 1, maka hal ini menunjukkan

bahwa alat ukur yang digunakan sudah sangat baik (reliable) atau jawaban responden

akan cenderung sama walaupun diberikan kepada responden tersebut dalam bentuk

pertanyaan yang berbeda (konsisten), dimana jikanilai Alpha Cronbach berada di atas

0.8 adalah baik, tetapi bila nilai Alpha Cronbach berada di bawah nilai 0.6 tidak baik

atau tidak reliabel (Riyanto, 2009).

Setelah semua pernyataan sudah valid semua, analisis selanjutnya dengan uji

reliabilitas. Hasil uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r

dengan nilai konstan yaitu 0,6. Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom Cronbach”s

alpha. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner nilai Cronbach”s alpha

pengetahuan yaitu 0,965 dan sikap yaitu 0,959. Nilai Cronbach”s alpha kuesioner

tersebut artinya instrument dinyatakan reliable untuk mengukur variabel yang diteliti.

3.6. Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1) variabel bebas (independent) yaitu

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


adalah media audio visual, 2) variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena variabel bebas . Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Hidayat, 2007). Definisi operasional penelitian ini adalah

1. Media audio visual adalah memberikan informasi atau pesan tentang bahaya

merokok dengan media pembelajaran elektronik yang melibatkan pendengaran

dan penglihatan yang lamanya 30 menit.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh remaja tentang

pengertian rokok, kandungan kimia rokok, kategori perokok, dampak dan

bahaya merokok

3. Sikap adalah tanggapan atau pandangan remaja tentang pengertian rokok,

kandungan kimia rokok, kategori perokok, dampak dan bahaya merokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7 Metode Pengukuran

Tabel 3.1 Metode Pengukuran

Cara dan Alat Skala


No. Variabel Hasil Ukur
Ukur Ukur
A Variabel Dependen
Cara ukur: mengisi
kuesioner
pengetahuan
Alat ukur:
Seluruh jawaban
menggunakan
responden
kuesioner
dijumlahkan
pengetahuan yang
sehingga hasil
dikembangkan
berkisar 25 - 50
berdasarkan Center of
Dengan kategori
Disease Control Interval
1. Pengetahuan jawaban:
(CDC) dalam Ordinal
- pengetahuan
berbentuk pilihan
buruk
berganda dengan
- pengetahuan
penentuan skor,
cukup
dimana masing-
- pengetahuan
masing item memiliki
tinggi
dua pilihan jawaban
yaitu: benar dengan
skor 2 dan salah
dengan skor 1.
Cara ukur: mengisi
kuesioner sikap
Alat ukur: Seluruh jawaban
menggunakan responden
kuesioner sikap dijumlahkan
berdasarkan Center of sehingga hasil
Disease Control berkisar 20- 80 Interval
2. Sikap
(CDC) dalam dengan kategori Ordinal
Octafrida (2011), UU jawaban :
No. 36 tahun 2009 - sikap buruk
Pasal 115 Ayat 1, dan - sikap cukup
PP No.19 tahun 2003 - sikap baik
dengan penentuan
skor menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.1 (Lanjutan)

Cara dan Alat Skala


No. Variabel Hasil Ukur
Ukur Ukur
skala likert, dimana
masing-masing
item memiliki
empat pilihan
jawaban yaitu:
Sangat Setuju (SS)
dengan skor 4,
Setuju (S) dengan
skor 3, Tidak
Setuju (TS) dengan
skor 2, dan Sangat
Tidak Setuju
dengan skor 1.
B Variabel Independen
1. Pendidikan Dokumentasi dan Dilakukan Nominal
kesehatan dengan presensi siswa laki- pendidikan
media Audio visual laki yang bersedia kesehatan dengan
menjadi responden media audio
dalam penyuluhan visual
kesehatan dengan
media audio visual
tentang bahaya
merokok.

3.8. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini digunakan untuk melihat data penelitian normal atau tidak. uji

normalitas dapat dilihat dari dua uji analisis yaitu shapiro wilk dan kolmogorov

smirnoff. Saphirol wilk digunakan jika jumlah sampel≤ 50 sedangkan kolmogorov

smirnoff digunakan jika jumlah sampel ≥ 50 . Pada penelitian ini jumlah sampel 84.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan kolmogrov smirnov test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menghasilkan p > 0,05 yang berarti distribusi data variabel pengetahuan dan sikap

berdistribusi normal,

3.9 Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu dilakukan pengolahan data

melalui beberapa tahap, yaitu : 1) Editing. Editing adalah upaya untuk memeriksa

kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan

setelah data terkumpul. Pada penelitian ini editing yang dilakukan meliputi

pemeriksaan kelengkapan isi lembar kuesioner karakteristik responden, lembar

kuesioner pengetahuan dan sikap, informed consent dan presensi pelaksanaan

pendidikan kesehatan, 2) Coding. Coding merupakan kegiatan pemberian kode

numerik (angka) terhadap data. Data diberi koding sesuai dengan yang dijelaskan

dalam definisi operasional dan kebutuhan pengolahan data. Setiap data diberikan

kode supaya memudahkan pengolahan data. 3) Entri data. Entri data adalah kegiatan

memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database

komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi atau bisa juga dengan membuat

tabel kontingensi. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah seluruh data primer

yang diperoleh dari responden penelitian. 4) Cleaning data. Cleaning data merupkan

proses koreksi atau pengecekan kembali pada semua data yang telah dimasukkan

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan dalam pemberian kode,

ketidak lengkapan, kemudian dilakukan koreksi atau pembetulan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menggunakan program komputer sehingga pengolahan dan analisa data dapat

dilanjutkan. 5) Prosesing data. Prosesing data adalah proses pengolahan data dengan

cara memindahkan data dari kuesioner data demografi, kuesioner kepatuhan buku

laporan ke paket program komputer pengolahan data statistik.

3.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, sehingga kumpulan data tersebut

dapat disederhanakan dan diringkas menjadi informasi yang berguna. Analisis

statistik univariat mengidentifikasi frekuensi atau rata-rata nilai dari variabel-variabel

(Riyanto, 2009). Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi,

persentase yang berkaitan dengan data demografi (usia, jenis kelamin, suku bangsa,

pendidikan orang tua, pendapatan orang tua perbulan, sumber informasi), variabel

pendidikan kesehatan dengan metode bermain peran dan media audio visual,

variabel pengetahuan dan sikap.

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan dan

sikap sebelum dan setelah intervensi dengan menggunakan uji berpasangan (Paired

T Test). Analisis bivariat digunakan untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t tidak

berpasangan (Independent T Test).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan masing-masing uji ini diambil dengan ketentuan bila p value < 0,05

berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan), dan bila nilai p value > 0,05

berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 2 adalah salah satu SMP Negeri di Kecamatan Halongonan Timur

dengan nilai akreditasi B. Sekolah ini beralamat di Desa Batang Pane I, Kecamatan

Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara dibawah pimpinan Tuti Erlina

Siregar, S. Pd. SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur memiliki 213 siswa

yang terdiri dari siswa perempuan sebanyak 100 dan siswa laki- laki sebanyak 113.

SMP Negeri 2 Halongonan Timur terdiri dari 8 ruang kelas sebagai tempat proses

belajar mengajar siswa yaitu kelas VII 3 kelas, kelas VIII 3 kelas dan kelas IX 2

kelas, selain itu sekolah dilengkapi dengan 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang tata usaha, 1 ruang UKS, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium

komputer dan 1 ruang perpustakaan. SMP Negeri 2 Halongonan Timur memiliki

sumber daya penunjang proses belajar mengajar dengan jumlah guru 14 orang,

diantaranya 11 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang pegawai honorer.

Guru bidang studi sebanyak 13 orang dan guru Bimbingan Konseling (BK) sebanyak

1 orang yang disiapkan membantu mengatasi permasalahan siswa. Semua guru

berlatar belakang pendidikan sarjana pendidikan dari berbagai disiplin ilmu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Visi dan misi SMP Negeri 2 Halongonan Timur yaitu:

Visi: Terdidik dan berbudaya berdasarkan Iman dan taqwa kepada Tuhan yang

maha Esa.

Untuk mewujudkan visinya, SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur

mempunyai misi yaitu:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa

dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2. Memotivasi seluruh siswa mengenal potensi dirinya sehingga berkembang lebih

optimal

3. Menumbuhkan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya

bangsa, sehingga menjadi kearifan dalam bertindak

4. Menerapkan manejemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah

dan komite

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi data

demografi atau karakteristik remaja dan masing-masing variabel. Adapun

karakteristik remaja dan variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

4.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian pada 42 remaja kelompok intervensi dan 42 remaja

untuk kelompok kontrol didapatkan karakteristik berdasarkan kelas, umur, suku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bangsa, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua, siapa saja yang merokok

di dalam rumah, apakah sudah pernah merokok dan dari mana mendapatkan rokok.

Tabel 4.1.
Distribusi Karakteristik Remaja di SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur
Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2018 (n= 42)

No Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


(Media Audiovisual)
F % f %
1 Umur (Tahun)
12 Tahun 19 45,2 25 59,5
13 Tahun 21 50,0 15 35,7
14 Tahun 2 4,8 2 4,8
2 Suku
Batak 18 42,9 17 40,4
Melayu 3 7,0 1 2,4
Aceh 1 2,4 1 2,4
Minang 2 4,8 2 4,8
Jawa 18 42,9 21 50
3 Pendidikan Ayah
SMP 9 21,4 7 16,7
SMA 31 73,8 31 73,8
Perguruan Tinggi 2 4,8 4 9,5
4 Pendidikan Ibu
SD 2 4,8 2 4,8
SMP 12 28,6 12 28,6
SMA 27 64,2 27 64,2
Perguruan Tinggi 1 2,4 1 2,4
5 Pekerjaan Ayah
Petani 5 11,9 4 9,5
Karyawan 21 50,1 24 57,1
Swasta
Wiraswasta 9 21,4 9 21,5
PNS 3 7,1 4 9,5
TNI/Polri 4 9,5 1 2,4

6 Pekerjaan Ibu
Petani 6 14,3 4 9,5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Karyawan 9 21,4 9 21,4
Swasta
Wiraswasta 9 21,4 9 21,4
PNS 1 2,4 1 2,4
IRT 17 40,5 19 45,3
7 Yang merokok
didalam rumah
Bapak 22 52,4 25 59,5
Abang/ Kakak 7 16,6 6 14,3
Tidak ada 13 31,0 11 26,2
8 Pernah merokok
Ya 7 16,7 5 11,9
Tidak 35 83,3 37 88,1
9 Berapa batang
rokok dalam
satu hari
1-2 batang 7 100,0 5
10 Dari mana
mendapatkan
rokok
Teman 3 42,9 3 60
Membeli 4 57,1 2 40

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 42 remaja kelompok intervensi dan 42

remaja untuk kelompok kontrol berdasarkan umur pada kedua kelompok sebagian

besar berumur 13 tahun sebanyak 21 orang (50,0%) pada kelompok intervensi dan

berumur 12 tahun 25 orang (59,5%) pada kelompok kontrol, berdasarkan suku

bangsa pada kedua kelompok sebagian besar adalah batak dan jawa sebanyak 18

orang (42,9%) pada kelompok intervensi dan jawa 21 orang (50%) pada kelompok

kontrol, berdasarkan tingkat pendidikan ayah pada kedua kelompok sebagian besar

adalah SMA sebanyak 31 orang (73,8%) pada kelompok intervensi dan 31 orang

(73,8%) pada kelompok kontrol, berdasarkan tingkat pendidikan ibu pada kedua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kelompok sebagian besar adalah SMA sebanyak 27 orang (64,3%) pada kelompok

intervensi dan 27 orang (64,3%) pada kelompok kontrol.

Berdasarkan pekerjaan ayah pada kedua kelompok sebagian besar adalah

karyawan swasta sebanyak 21 orang (50,0%) pada kelompok intervensi dan 24 orang

(57,1%) pada kelompok kontrol, berdasarkan pekerjaan ibu pada kedua kelompok

sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 orang (40,9%) pada kelompok

intervensi dan 19 orang (45,5%) pada kelompok kontrol, berdasarkan siapa yang

merokok di dalam rumah pada kedua kelompok sebagian besar adalah bapak

sebanyak 25 orang (52,4%) pada kelompok intervensi dan 25 orang (59,5%) pada

kelompok kontrol, berdasarkan pernah merokok atau tidak, pada kedua kelompok

sebagian besar adalah tidak sebanyak 35 orang (83,3%) pada kelompok intervensi

dan 37 orang (88,1%) pada kelompok kontrol , berdasarkan berapa batang

menghabiskan rokok dalam satu hari pada kedua kelompok sebagian besar adalah 1-

2 batang sebanyak 7 orang (100%) pada kelompok intervensi dan 5 orang (100%)

pada kelompok kontrol, berdasarkan dari mana mendapatkan rokok pada kedua

kelompok sebagian besar adalah membeli sebanyak 4 orang (57,1%) pada kelompok

intervensi dan dari teman 3 orang (60%) pada kelompok kontrol.

4.2.2. Distribusi Frekwensi Remaja Berdasarkan Skor Tingkat Pengetahuan dan

Sikap Sebelum Intervensi dengan Media Audio Visual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.2.1. Pengetahuan

Hasil penelitian pada 42 remaja kelompok intervensi dan 42 remaja untuk

kelompok kontrol berdasarkan skor pengetahuan sebelum intervensi dengan media

audio visual dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Jawaban Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok
Sebelum Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Intervensi

Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n (%) n (%)
1. Menurut Anda, apakah kebiasaan merokok
dapat membahayakan kesehatan? 35 83,3 7 16,7

2. Penyakit apakah yang dapat timbul


disebabkan oleh merokok 32 76,2 10 23,8

3. Di dalam rokok terdapat bahan yang


merupakan suatu bahan adiktif (bahan yang
dapat membuat orang menjadi ketagihan dan 30 71,4 12 28,6
menimbulkan ketergantungan) yaitu
4. Yang bukan termasuk efek nikotin yaitu 32 76,2 10 23,8
5. Orang yang mengisap asap rokok karena
sedang merokok disebut 28 66,7 14 33,3

6. Orang-orang yang tidak merokok tetapi


terpaksa mengisap asap rokok karena berada 31 73,8 11 26,2
di sekitar perokok disebut
7. Bahan kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna dalam rokok yaitu 25 59,5 17 40,5

8. Asap yang keluar dari ujung rokok yang


terbakar dan diisap oleh orang disekitar 24 57,1 18 42,9
perokok disebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Asap yang diisap oleh orang yang merokok
disebut 27 64,3 15 35,7

10. Di dalam asap rokok terdapat bahan yang


mengandung bahan-bahan karsinogen (bahan-
bahan yang dapat menyebabkan kanker), 21 50 21 50
bahan tersebut adalah:
11. Yang bukan termasuk efek Tar jangka
panjang yaitu: 22 52,3 20 47,7

12. Selain mengandung bahan adiktif dan bahan


karsinogen, di dalam asap rokok juga
terkandung bahan yang mengganggu 24 57,1 18 42,9
kemampuan darah untuk berikatan dengan
oksigen (O 2 ), yaitu:
13. Yang termasuk efek carbon monoksida (CO)
jangka panjang 27 64,3 15 35,7

14. Rokok juga mengandung bahan kimia yang


digunakan sebagai zat pembuat plastic dan
20 47,6 22 52,4
pestisida yaitu

15. Orang yang merokok beresiko mengalami


penurunan fungsi saliva (berperan dalam 20 47,6 22 52,4
proteksi gigi) yang dapat menimbulkan:
16. Yang termasuk resiko khusus untuk laki-laki
yang merokok yaitu: 24 57,1 18 42,9

17. Yang termasuk resiko untuk laki-laki dan


perempuan yang merokok terkait sistem
24 57,1 18 42,9
reproduksi atau turunan yaitu

18. Penyebab seorang perokok akan mudah sakit


dan sulit cepat sembuh karena gangguan
28 66,7 14 33,3
sistem

19. Seorang perokok akan sering mengalami


gangguan sistem pernafasan yaitu 28 66,7 14 33,3

20. Pelajar yang sudah kecanduan rokok akan 29 69 13 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran,
karena menurunnya

21. Yang termasuk efek dari remaja perokok


terkait kenakalan remaja yaitu 30 71,4 12 28,6

22. Jangka panjang dari bahaya merokok bagi


paru-paru adalah 27 64,3 15 35,7

23. Gejala kanker paru-paru yang timbul akibat


merokok terjadi secara? 28 66,7 14 33,3

24. Yang termasuk resiko untuk remaja yang


merokok yaitu 30 71,4 12 28,6

25. Yang termasuk pernyataan yang salah tentang


31 73,8 11 26,2
merokok

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual pada kelompok intervensi,

hasil penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menjawab benar tentang

kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan sebanyak 35 orang (83,3%) dan

minoritas menjawab benar tentang Rokok juga mengandung bahan kimia yang

digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida sebanyak 20 orang (47,6%)

Tabel 4.3
Distribusi Frekwensi Jawaban Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok
Sebelum Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Kontrol

Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n (%) n (%)
1 Menurut Anda, apakah kebiasaan merokok 36 85,7 6 14,3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dapat membahayakan kesehatan?
2 Penyakit apakah yang dapat timbul
disebabkan oleh merokok 32 76,2 10 23,8

3 Di dalam rokok terdapat bahan yang


merupakan suatu bahan adiktif (bahan yang
dapat membuat orang menjadi ketagihan dan 30 71,4 12 28,6
menimbulkan ketergantungan) yait
4 Yang bukan termasuk efek nikotin yaitu 31 73,8 11 26,2
5 Orang yang mengisap asap rokok karena
sedang merokok disebut 28 66,7 14 33,3

6 Orang-orang yang tidak merokok tetapi


terpaksa mengisap asap rokok karena berada 32 76,2 10 23,8
di sekitar perokok disebut
7 Bahan kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna dalam rokok yait 27 64,3 15 35,7

8 Asap yang keluar dari ujung rokok yang


terbakar dan diisap oleh orang disekitar 25 59,5 17 40,5
perokok disebut
9 Asap yang diisap oleh orang yang merokok
disebut 27 64,3 15 35,7

10 Di dalam asap rokok terdapat bahan yang


mengandung bahan-bahan karsinogen (bahan-
bahan yang dapat menyebabkan kanker), 22 52,3 20 47,7
bahan tersebut adalah:
11 Yang bukan termasuk efek Tar jangka
panjang yaitu: 21 50 21 50

12 Selain mengandung bahan adiktif dan bahan


karsinogen, di dalam asap rokok juga
terkandung bahan yang mengganggu 25 59,5 17 40,5
kemampuan darah untuk berikatan dengan
oksigen (O 2 ), yaitu:
13 Yang termasuk efek carbon monoksida (CO) 27 64,3 15 35,7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jangka panjang
14 Rokok juga mengandung bahan kimia yang
digunakan sebagai zat pembuat plastic dan
23 54,8 19 437,2
pestisida yaitu

15 Orang yang merokok beresiko mengalami


penurunan fungsi saliva (berperan dalam 21 50 21 50
proteksi gigi) yang dapat menimbulkan:
16 Yang termasuk resiko khusus untuk laki-laki
yang merokok yaitu: 24 57,1 18 42,9

17 Yang termasuk resiko untuk laki-laki dan


perempuan yang merokok terkait sistem 24 57,1 18 42,9
reproduksi atau turunan yaitu
18 Penyebab seorang perokok akan mudah sakit
dan sulit cepat sembuh karena gangguan 28 66,7 14 33,3
sistem
19 Seorang perokok akan sering mengalami
gangguan sistem pernafasan yaitu: 25 59,5 17 40,5

20 Pelajar yang sudah kecanduan rokok akan


sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran,
30 71,4 12 28,6
karena menurunnya

21 Yang termasuk efek dari remaja perokok


terkait kenakalan remaja yaitu 30 71,4 12 28,6

22 Jangka panjang dari bahaya merokok bagi


paru-paru adalah 28 66,7 14 33,3

23 Gejala kanker paru-paru yang timbul akibat


merokok terjadi secara? 28 66,7 14 33,3

24 Yang termasuk resiko untuk remaja yang


merokok yaitu 30 71,4 12 28,6

25 Yang termasuk pernyataan yang salah tentang


31 73,8 11 26,2
merokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sebelum intervensi media audio visual pada kelompok kontrol, hasil

penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menjawab benar tentang

kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan sebanyak 36 orang (85,7%) dan

minoritas menjawab benar tentang Yang bukan termasuk efek Tar jangka panjang

yaitu sebanyak 21 orang (50%)

Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi Remaja Berdasarkan Skor Pengetahuan Sebelum
Intervensi Media Audio Visual

Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Kategori (Media Audio Visual)
Pengetahuan f % f %
Baik. 8 19,0 6 14,3
Cukup 13 31,0 15 35,7
Kurang 21 50,0 21 50.0
Total 42 100 42 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 42 remaja kelompok intervensi dan 42

remaja kelompok kontrol berdasarkan kategori pengetahuan sebelum intervensi

dengan media audio visual pada kedua kelompok sama besar yaitu berpengetahuan

kurang sebanyak 21 orang (50%) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

4.2.2.2. Sikap

Hasil penelitian pada 42 remaja kelompok intervensi dan 42 remaja untuk

kelompok kontrol berdasarkan skor sikap sebelum intervensi dengan media audio

visual dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.5
Distribusi Frekwensi Jawaban Sikap Remaja tentang bahaya Merokok Sebelum
Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Intervensi

Jawaban
No Pengetahuan S SS TS STS
n (%) n (%) n (%) n (%)

Perilaku / kebiasaan merokok


1. tidak baik untuk kesehatan. 10 23,8 32 76,2 - - - -

Semua bentuk iklan rokok


2. harus dilarang secara total. 21 50 11 26,2 9 21,5 1 2,3

Walaupun peringatan bahaya


merokok bagi kesehatan sudah
dicantumkan pada setiap
3. bungkus rokok, namun 25 59,5 21,5 15,6 6 14,4 2 4,6
masyarakat tetap banyak yang
merokok.
Merokok sudah menjadi
kebiasaan umum di
4. masyarakat, tetapi perokok 11 26,2 22 52,4 5 11,9 4 9,5
tidak menghiraukan penyakit-
penyakit akibat rokok.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di fasilitas
5. pelayanan kesehatan dan 20 47,6 21 50 1 2,4 - -
tempat proses belajar
mengajar.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
umum tentang pelanggaran
6. merokok di fasilitas pelayanan 15 35,7 16 38,2 9 21,5 2 4,6
kesehatan dan tempat proses
belajar mengajar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di tempat
7. bermain anak dan tempat 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
ibadah.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
8. umum tentang pelanggaran 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
merokok di tempat bermain
anak dan tempat ibadah.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di angkutan
9. umum, tempat kerja serta 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
tempat umum.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
10. umum tentang pelanggaran 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
merokok di angkutan umum,
tempat kerja serta tempat
umum.
Perlu adanya peraturan di
11. setiap sekolah untuk tidak 20 47,6 21 50 1 2,4 - -
merokok.
Anda melarang dengan keras,
12. bila adik Anda merokok. 20 47,6 21 50 1 2,4 - -

Bila dalam keluarga Anda


(ayah/ibu/abang/
13. kakak/kakek/nenek) ada yang 10 23,8 32 76,2 - - - -
merokok, anda akan
melarangnya dengan sopan.
Seorang yang bukan perokok
akan terganggu berdekatan
14. dengan orang yang sedang 14 33,3 12 28,6 10 23,8 6 14,3
merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jika ada kemauan, perokok
15. bisa berhenti merokok. 20 47,7 18 42,9 2 4,7 2 4,7

Seorang laki-laki yang tidak


16. merokok akan tetap terlihat 20 47,7 15 35,7 5 11,9 2 4,7
jantan.
Seorang wanita yang tidak
17. merokok akan tetap terlihat 22 52,4 15 35,7 5 11,9 - -
trendi.
Jika temanmu merokok, Anda
18. akan menasehatinya. 22 52,4 18 42,9 2 4,7 - -

Jika ada seseorang merokok di


19. tempat umum, Anda akan 22 52,4 16 38,1 4 9,5 - -
menjauhi tempat tersebut.
Seorang perokok yang berhenti
merokok tidak akan
20. mengalami hambatan dalam 10 23,8 10 23,8 8 19,1 14 33,3
pergaulan dengan orang
disekitarnya.

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang bahaya

merokok sebelum intervensi media audio visual pada kelompok intervensi, hasil

penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menyatakan sikap sangat setuju

tentang pernyataan Perilaku / kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan.

sebanyak 32 orang (76,2%) dan minoritas menyatakan sikap sangat tidak setuju

tentang pernyataan semua bentuk iklan rokok harus dilarang secara total.sebanyak 1

orang (2,3%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.6
Distribusi Frekwensi Jawaban Sikap Remaja tentang bahaya Merokok Sebelum
Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Kontrol

Jawaban
No Pengetahuan S SS TS STS
n (%) n (%) n (%) n (%)

Perilaku / kebiasaan merokok


1. tidak baik untuk kesehatan. 11 26,2 31 73,8 - - - -

Semua bentuk iklan rokok


2. harus dilarang secara total. 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -

Walaupun peringatan bahaya


merokok bagi kesehatan sudah
dicantumkan pada setiap
3. bungkus rokok, namun 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
masyarakat tetap banyak yang
merokok.
Merokok sudah menjadi
kebiasaan umum di
4. masyarakat, tetapi perokok 21 50 11 26,2 9 21,5 1 2,3
tidak menghiraukan penyakit-
penyakit akibat rokok.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di fasilitas
5. pelayanan kesehatan dan 25 59,5 21,5 15,6 6 14,4 2 4,6
tempat proses belajar
mengajar.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
umum tentang pelanggaran
6. merokok di fasilitas pelayanan 11 26,2 22 52,4 5 11,9 4 9,5
kesehatan dan tempat proses
belajar mengajar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di tempat
7. bermain anak dan tempat 20 45,2 21 50 2 4,8 - -
ibadah.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
8. umum tentang pelanggaran 15 35,7 16 38,2 9 21,5 2 4,6
merokok di tempat bermain
anak dan tempat ibadah.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di angkutan
9. umum, tempat kerja serta 10 23,8 32 76,2 - - - -
tempat umum.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
10. umum tentang pelanggaran 14 33,3 12 28,6 10 23,8 6 14,3
merokok di angkutan umum,
tempat kerja serta tempat
umum.
Perlu adanya peraturan di
11. setiap sekolah untuk tidak 20 47,7 18 42,9 2 4,7 2 4,7
merokok.
Anda melarang dengan keras,
12. bila adik Anda merokok. 20 47,7 15 35,7 5 11,9 2 4,7

Bila dalam keluarga Anda


(ayah/ibu/abang/
13. kakak/kakek/nenek) ada yang 10 23,8 32 76,2 - - - -
merokok, anda akan
melarangnya dengan sopan.
Seorang yang bukan perokok
akan terganggu berdekatan
14. dengan orang yang sedang 14 33,3 12 28,6 10 23,8 6 14,3
merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jika ada kemauan, perokok
15. bisa berhenti merokok. 20 47,7 18 42,9 2 4,7 2 4,7

Seorang laki-laki yang tidak


16. merokok akan tetap terlihat 20 47,7 15 35,7 5 11,9 2 4,7
jantan.
Seorang wanita yang tidak
17. merokok akan tetap terlihat 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
trendi.
Jika temanmu merokok, Anda
18. akan menasehatinya. 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -

Jika ada seseorang merokok di


19. tempat umum, Anda akan 20 45,2 21 50 2 4,8 - -
menjauhi tempat tersebut.
Seorang perokok yang berhenti
merokok tidak akan
20. mengalami hambatan dalam 20 47,6 21 50 1 2,4 - -
pergaulan dengan orang
disekitarnya.

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang bahaya

merokok sebelum intervensi media audio visual pada kelompok kontrol, hasil

penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menyatakan sikap sangat setuju

tentang pernyataan Perilaku / kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan.

sebanyak 31 orang (73,8%) dan minoritas menyatakan sikap tidak setuju tentang

pernyataan Seorang perokok yang berhenti merokok tidak akan mengalami hambatan

dalam pergaulan dengan orang disekitarnya sebanyak 1 orang (2,4%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.7
Distribusi Frekwensi Remaja Berdasarkan Skor Sikap Sebelum Intervensi
Dengan Media Audio Visual

Kelompok Intervensi
Kategori Kelompok Kontrol
(Media Audio Visual)
Sikap
f % f %
Baik. 3 7,1 4 9,5
Cukup 23 54,8 21 50,0
Kurang 16 38,1 17 40,5
Total 42 100 42 100

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 42 remaja kelompok intervensi dan 42

remaja untuk kelompok kontrol berdasarkan kategori sikap sebelum intervensi

dengan media audio visual pada kedua kelompok sebagian besar bersikap cukup

sebanyak 23 orang (54,8%) pada kelompok intervensi dan 21 orang (50%) pada

kelompok kontrol.

4.2.3. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Skor Pengetahuan dan Sikap

Sesudah Intervensi dengan Media Audio Visual.

4.2.3.1. Pengetahuan

Hasil penelitian pada 42 remaja kelompok intervensi dan 42 remaja untuk

kelompok kontrol berdasarkan skor pengetahuan sesudah intervensi dengan media

audio visual dapat dilihat pada tabel 4.8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.8
Distribusi Frekwensi Jawaban Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok
Sesudah Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Intervensi

Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n (%) n (%)
1 Menurut Anda, apakah kebiasaan merokok
dapat membahayakan kesehatan? 40 95,2 2 4,8

2 Penyakit apakah yang dapat timbul


disebabkan oleh merokok 40 95,2 2 4,8

3 Di dalam rokok terdapat bahan yang


merupakan suatu bahan adiktif (bahan yang
dapat membuat orang menjadi ketagihan dan 38 90,5 4 9,5
menimbulkan ketergantungan) yait
4 Yang bukan termasuk efek nikotin yaitu 37 88,1 5 11,9
5 Orang yang mengisap asap rokok karena
sedang merokok disebut 38 90,5 4 9,5

6 Orang-orang yang tidak merokok tetapi


terpaksa mengisap asap rokok karena berada 39 92,8 3 7,2
di sekitar perokok diseb
7 Bahan kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna dalam rokok yait 37 88,1 5 11,9

8 Asap yang keluar dari ujung rokok yang


terbakar dan diisap oleh orang disekitar 37 88,1 5 11,9
perokok disebut
9 Asap yang diisap oleh orang yang merokok
disebut 38 90,5 4 9,5

10 Di dalam asap rokok terdapat bahan yang


mengandung bahan-bahan karsinogen (bahan-
bahan yang dapat menyebabkan kanker), 39 92,8 3 7,2
bahan tersebut adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11 Yang bukan termasuk efek Tar jangka
panjang yaitu: 37 88,1 5 11,9

12 Selain mengandung bahan adiktif dan bahan


karsinogen, di dalam asap rokok juga
terkandung bahan yang mengganggu 38 90,5 4 9,5
kemampuan darah untuk berikatan dengan
oksigen (O 2 ), yaitu:
13 Yang termasuk efek carbon monoksida (CO)
39 92,8 3 7,2
jangka panjang
14 Rokok juga mengandung bahan kimia yang
digunakan sebagai zat pembuat plastic dan 37 88,1 5 11,9
pestisida yaitu
15 Orang yang merokok beresiko mengalami
penurunan fungsi saliva (berperan dalam 37 88,1 5 11,9
proteksi gigi) yang dapat menimbulkan:
16 Yang termasuk resiko khusus untuk laki-laki
yang merokok yaitu: 37 88,1 5 11,9

17 Yang termasuk resiko untuk laki-laki dan


perempuan yang merokok terkait sistem 38 90,5 4 9,5
reproduksi atau turunan yaitu
18 Penyebab seorang perokok akan mudah sakit
dan sulit cepat sembuh karena gangguan 39 92,8 3 7,2
sistem
19 Seorang perokok akan sering mengalami
gangguan sistem pernafasan yaitu: 36 85,7 6 14,3

20 Pelajar yang sudah kecanduan rokok akan


sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran, 37 88,1 5 11,9
karena menurunnya
21 Yang termasuk efek dari remaja perokok
38 90,5 4 9,5
terkait kenakalan remaja yaitu
22 Jangka panjang dari bahaya merokok bagi
paru-paru adalah 39 92,8 3 7,2

23 Gejala kanker paru-paru yang timbul akibat


merokok terjadi secara? 37 88,1 5 11,9

24 Yang termasuk resiko untuk remaja yang 37 88,1 5 11,9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


merokok yaitu
25 Yang termasuk pernyataan yang salah tentang
40 95,2 2 4,8
merokok

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual pada kelompok intervensi,

hasil penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menjawab benar tentang

apakah kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan dan penyakit apakah

yang dapat timbul disebabkan oleh merokok sebanyak 40 orang (95,2%) dan

minoritas menjawab benar tentang seorang perokok akan sering mengalami

gangguan sistem pernafasan sebanyak 36 orang (85,7%)

Tabel 4.9
Distribusi Frekwensi Jawaban Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok
Sesudah Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Kontrol

Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n (%) n (%)
1 Menurut Anda, apakah kebiasaan merokok 11,9
dapat membahayakan kesehatan? 37 88,1 5

2 Penyakit apakah yang dapat timbul


disebabkan oleh merokok 32 76,2 10 23,8

3 Di dalam rokok terdapat bahan yang


merupakan suatu bahan adiktif (bahan yang
dapat membuat orang menjadi ketagihan dan 30 71,4 12 28,6
menimbulkan ketergantungan) yait
4 Yang bukan termasuk efek nikotin yaitu 31 73,8 11 26,2
5 Orang yang mengisap asap rokok karena 32 76,2 10 23,8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sedang merokok disebu
6 Orang-orang yang tidak merokok tetapi
terpaksa mengisap asap rokok karena berada 30 71,4 12 28,6
di sekitar perokok diseb
7 Bahan kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna dalam rokok yait 32 76,2 10 23,8

8 Asap yang keluar dari ujung rokok yang


terbakar dan diisap oleh orang disekitar 28 66,7 14 33,3
perokok disebut
9 Asap yang diisap oleh orang yang merokok
disebut 31 73,8 11 26,2

10 Di dalam asap rokok terdapat bahan yang


mengandung bahan-bahan karsinogen (bahan-
bahan yang dapat menyebabkan kanker), 25 59,5 17 40,5
bahan tersebut adalah:
11 Yang bukan termasuk efek Tar jangka
panjang yaitu: 21 50 21 50

12 Selain mengandung bahan adiktif dan bahan


karsinogen, di dalam asap rokok juga
terkandung bahan yang mengganggu 32 76,2 10 23,8
kemampuan darah untuk berikatan dengan
oksigen (O 2 ), yaitu:
13 Yang termasuk efek carbon monoksida (CO)
jangka panjang 30 71,4 12 28,6

14 Rokok juga mengandung bahan kimia yang


digunakan sebagai zat pembuat plastic dan
32 76,2 10 23,8
pestisida yaitu

15 Orang yang merokok beresiko mengalami


penurunan fungsi saliva (berperan dalam 28 66,7 14 33,3
proteksi gigi) yang dapat menimbulkan:
16 Yang termasuk resiko khusus untuk laki-laki
yang merokok yaitu: 31 73,8 11 26,2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17 Yang termasuk resiko untuk laki-laki dan
perempuan yang merokok terkait sistem
25 59,5 17 40,5
reproduksi atau turunan yaitu

18 Penyebab seorang perokok akan mudah sakit


dan sulit cepat sembuh karena gangguan
24 57,1 18 42,9
sistem

19 Seorang perokok akan sering mengalami


gangguan sistem pernafasan yaitu: 32 76,2 10 23,8

20 Pelajar yang sudah kecanduan rokok akan


sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran,
30 71,4 12 28,6
karena menurunnya

21 Yang termasuk efek dari remaja perokok


terkait kenakalan remaja 32 76,2 10 23,8

22 Jangka panjang dari bahaya merokok bagi


paru-paru adalah 28 66,7 14 33,3

23 Gejala kanker paru-paru yang timbul akibat


merokok terjadi secara? 31 73,8 11 26,2

24 Yang termasuk resiko untuk remaja yang


merokok yaitu 25 59,5 17 40,5

25 Yang termasuk pernyataan yang salah tentang


24 57,1 18 42,9
merokok

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekwensi jawaban pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual pada kelompok kontrol, hasil

penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menjawab benar tentang

apakah kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan sebanyak 37 orang

(95,288,1%) dan minoritas menjawab benar tentang yang bukan termasuk efek Tar

jangka panjang yaitu sebanyak 21 orang (50%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.10
Distribusi Frekwensi Remaja Berdasarkan Skor Pengetahuan Sesudah
Intervensi Dengan Media Audio Visual

Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Kategori (Media Audio Visual)
Pengetahuan F % f %
Baik 13 31,0 6 14,2
Cukup 20 47,6 18 42,9
Kurang 9 21,4 18 42,9
Total 42 100 42 100

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 42 remaja kelompok intervensi dan 42

remaja untuk kelompok kontrol berdasarkan kategori pengetahuan sesudah

intervensi dengan media audio visual pada kedua kelompok sebagian besar

berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (47,6%) pada kelompok intervensi dan 18

orang (42,9%) pada kelompok kontrol.

4.2.3.2. Sikap

Hasil penelitian pada 42 remaja kelompok intervensi dan 42 remaja untuk

kelompok kontrol berdasarkan skor sikap sesudah intervensi dengan media audio

visual dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11
Distribusi Frekwensi Jawaban Sikap Remaja tentang bahaya Merokok Sesudah
Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok intervensi

Jawaban
Pengetahuan S SS TS STS
n (%) n (%) n (%) n (%)

1. Perilaku / kebiasaan merokok 11 26,2 31 73,8 - - - -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak baik untuk kesehatan.
Semua bentuk iklan rokok
2. harus dilarang secara total. 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -

Walaupun peringatan bahaya


merokok bagi kesehatan sudah
dicantumkan pada setiap
3. bungkus rokok, namun 25 59,5 21,5 15,6 6 14,4 2 4,6
masyarakat tetap banyak yang
merokok.
Merokok sudah menjadi
kebiasaan umum di
4. masyarakat, tetapi perokok 11 26,2 22 52,4 5 11,9 4 9,5
tidak menghiraukan penyakit-
penyakit akibat rokok.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di fasilitas
5. pelayanan kesehatan dan 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
tempat proses belajar
mengajar.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
6. umum tentang pelanggaran 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
merokok di fasilitas pelayanan
kesehatan dan tempat proses
belajar mengajar.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di tempat
7. bermain anak dan tempat 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
ibadah.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
8. administratif bagi masyarakat 20 47,6 21 50 1 2,4 - -
umum tentang pelanggaran
merokok di tempat bermain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anak dan tempat ibadah.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di angkutan
9. umum, tempat kerja serta 10 23,8 32 76,2 - - - -
tempat umum.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
10. umum tentang pelanggaran 14 33,3 12 28,6 10 23,8 6 14,3
merokok di angkutan umum,
tempat kerja serta tempat
umum.
Perlu adanya peraturan di
11. setiap sekolah untuk tidak 20 47,7 18 42,9 4 9,4 - -
merokok.
Anda melarang dengan keras,
12. bila adik Anda merokok. 20 47,7 15 35,7 7 16,6 - -

Bila dalam keluarga Anda


(ayah/ibu/abang/
13. kakak/kakek/nenek) ada yang 22 52,4 15 35,7 5 11,9 - -
merokok, anda akan
melarangnya dengan sopan.
Seorang yang bukan perokok
akan terganggu berdekatan
14. dengan orang yang sedang 22 52,4 18 42,9 2 4,7 - -
merokok.
Jika ada kemauan, perokok
15. bisa berhenti merokok. 22 52,4 16 38,1 4 9,5 - -

Seorang laki-laki yang tidak


16. merokok akan tetap terlihat 10 23,8 10 23,8 8 19,1 14 33,3
jantan.
Seorang wanita yang tidak
17. 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
merokok akan tetap terlihat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


trendi.
Jika temanmu merokok, Anda
18. akan menasehatinya. 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -

Jika ada seseorang merokok di


19. tempat umum, Anda akan 20 45,2 21 50 2 4,8 - -
menjauhi tempat tersebut.
Seorang perokok yang berhenti
merokok tidak akan
20. mengalami hambatan dalam 20 47,6 21 50 1 2,4 - -
pergaulan dengan orang
disekitarnya.

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang

bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual pada kelompok intervensi,

hasil penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menyatakan sikap sangat

setuju tentang pernyataan Perilaku / kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan.

sebanyak 31 orang (73,8%) dan minoritas menyatakan sikap tidak setuju tentang

pernyataan walaupun peringatan bahaya merokok bagi kesehatan sudah dicantumkan

pada setiap bungkus rokok, namun masyarakat tetap banyak yang merokok.sebanyak

2 orang (4,6 %)

Tabel 4.12
Distribusi Frekwensi Jawaban Sikap Remaja tentang bahaya Merokok Sesudah
Intervensi Media Audio Visual pada Kelompok Kontrol

Jawaban
No Pengetahuan S SS TS STS
n (%) n (%) n (%) n (%)

1. Perilaku / kebiasaan merokok 10 23,8 32 76,2 - - - -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak baik untuk kesehatan.
Semua bentuk iklan rokok
2. harus dilarang secara total. 21 50 11 26,2 9 21,5 1 2,3

Walaupun peringatan bahaya


merokok bagi kesehatan sudah
dicantumkan pada setiap
3. bungkus rokok, namun 25 59,5 21,5 15,6 6 14,4 2 4,6
masyarakat tetap banyak yang
merokok.
Merokok sudah menjadi
kebiasaan umum di
4. masyarakat, tetapi perokok 15 35,7 16 38,2 9 21,5 2 4,6
tidak menghiraukan penyakit-
penyakit akibat rokok.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di fasilitas
5. pelayanan kesehatan dan 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
tempat proses belajar
mengajar.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
6. umum tentang pelanggaran 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
merokok di fasilitas pelayanan
kesehatan dan tempat proses
belajar mengajar.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di tempat
7. bermain anak dan tempat 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
ibadah.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
8. administratif bagi masyarakat 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
umum tentang pelanggaran
merokok di tempat bermain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anak dan tempat ibadah.
Bagaimana pendapat Anda,
larangan merokok di angkutan
9. umum, tempat kerja serta 15 35,7 16 38,2 9 21,5 2 4,6
tempat umum.
Bagaimana menurut Anda,
pemberlakuan denda
administratif bagi masyarakat
10. umum tentang pelanggaran 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
merokok di angkutan umum,
tempat kerja serta tempat
umum.
Perlu adanya peraturan di
11. setiap sekolah untuk tidak 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
merokok.
Anda melarang dengan keras,
12. bila adik Anda merokok. 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -

Bila dalam keluarga Anda


(ayah/ibu/abang/
13. kakak/kakek/nenek) ada yang 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
merokok, anda akan
melarangnya dengan sopan.
Seorang yang bukan perokok
akan terganggu berdekatan
14. dengan orang yang sedang 11 26,2 22 52,4 5 11,9 4 9,5
merokok.
Jika ada kemauan, perokok
15. bisa berhenti merokok. 20 47,6 21 50 1 2,4 - -

Seorang laki-laki yang tidak


16. merokok akan tetap terlihat 11 26,2 22 52,4 5 11,9 4 9,5
jantan.
Seorang wanita yang tidak
17. 15 35,7 16 38,2 9 21,5 2 4,6
merokok akan tetap terlihat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


trendi.
Jika temanmu merokok, Anda
18. akan menasehatinya. 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -

Jika ada seseorang merokok di


19. tempat umum, Anda akan 20 47,7 16 38,1 6 14,3 - -
menjauhi tempat tersebut.
Seorang perokok yang berhenti
merokok tidak akan
20. mengalami hambatan dalam 20 47,7 20 47,7 2 4,6 - -
pergaulan dengan orang
disekitarnya.

Berdasarkan tabel 4.12 distribusi frekwensi jawaban sikap remaja tentang

bahaya merokok sesudah intervensi media audio visual pada kelompok kontrol, hasil

penelitian menunjukkan bahwa, responden mayoritas menyatakan sikap sangat setuju

tentang pernyataan Perilaku / kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan.

sebanyak 32 orang (76,2%) dan minoritas menyatakan sikap tidak setuju tentang

pernyataan semua bentuk iklan rokok harus dilarang secara total sebanyak 1 orang

(2,3 %)

Tabel 4.13
Distribusi Frekwensi Remaja Berdasarkan Skor Sikap Sesudah Intervensi
Dengan Media Audio Visual

Kelompok Intervensi
Kategori Kelompok Kontrol
(Media Audio Visual)
Sikap
f % f %
Baik 7 16,7 4 9,5
Cukup 25 59,9 22 52,4
Kurang 10 23,8 16 38,1
Total 42 100 42 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.13 menunjukkan bahwa dari 42 remaja kelompok intervensi dan 42

remaja untuk kelompok kontrol berdasarkan kategori sikap sesudah intervensi

dengan media audio visual pada kedua kelompok sebagian besar bersikap cukup

sebanyak 25 orang (59,9%) pada kelompok intervensi dan 22 orang (54,4%) pada

kelompok kontrol.

4.3. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan kolmogrov smirnov test

menghasilkan p > 0,05 yang berarti distribusi data variabel pengetahuan dan sikap

berdistribusi normal, sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji berpasangan

(Paired T Test) untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan

setelah intervensi dan uji t tidak berpasangan (Independent T Test) untuk melihat

perbedaan pengetahuan dan sikap pada kelompok intervensi dan kelompok control.

Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk menganalisis distribusi beda rerata

pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi dengan media audio visual

akan dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja sebelum

dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual

Tentang Bahaya Merokok pada Kelompok Intervensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Distribusi beda rerata selisih skor pengetahuan dan sikap remaja sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan dengan media audio visual tentang bahaya merokok

pada kelompok intervensi dengan menggunakan uji paired T Test dapat dilihat pada

tabel 4.14.

Tabel 4.14
Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum
dan Sesudah Intervensi Dengan Media Audio Visual
Tentang Bahaya Merokok pada Kelompok Intervensi

Sebelum Sesudah Mean


Variabel p value
Mean SD Mean SD difference
Pengetahuan 33,83 8,151 37,64 6,488 -3,810 0,001
Sikap 43,52 7,306 47,45 8,937 -3,930 0,004

Berdasarkan tabel 4.14 hasil penelitian dengan menggunakan uji paired t test

menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

sebelum intervensi yaitu nilai mean 33,83 dan sesudah intervensi dengan media

audio visual menjadi 37,64. Pengetahuan remaja mengalami peningkatan setelah

intervensi dengan media audio visual dengan perbedaan rata-rata (mean difference)

sebesar -3,810 dan p value = 0,001. Hal ini berarti bahwa secara statistik ada

perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara pengetahuan sebelum dan sesudah

intervensi dengan media audio visual.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap remaja tentang

bahaya merokok sebelum intervensi yaitu nilai mean 43,52 dan sesudah intervensi

dengan media audio visual menjadi 47,45. Sikap remaja mengalami peningkatan

setelah intervensi dengan media audio visual dengan perbedaan rata-rata (mean

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


difference) sebesar -3,930 dan p value = 0.004 Hal ini berarti bahwa secara statistik

ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara pengetahuan sebelum dan sesudah

intervensi dengan media audio visual.

4.3.2 Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum

dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual

Tentang Bahaya Merokok pada Kelompok Kontrol

Distribusi beda rerata selisih skor pengetahuan dan sikap remaja sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan dengan media audio visual tentang bahaya merokok

pada kelompok kontrol dengan menggunakan uji paired T Test dapat dilihat pada

tabel 4.15

Tabel 4.15.
Distribusi Beda Rerata Selisih Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum
dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audio Visual Tentang
Bahaya Merokok pada Kelompok Kontrol

Sebelum Sesudah Mean


Variabel p value
Mean SD Mean SD difference
Pengetahuan 33,57 7,568 35,10 4,247 -1,524 0,227
Sikap 43,19 7,546 46,69 9,314 -3,500 0,060

Berdasarkan tabel 4.15 hasil penelitian dengan menggunakan uji paired t test

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok sebelum intervensi yaitu nilai mean 33,57 dan sesudah intervensi dengan

media audio visual menjadi 35,10. Pengetahuan remaja mengalami peningkatan

setelah intervensi dengan media audio visual dengan perbedaan rata-rata (mean

difference) sebesar -1,524 dan p value = 0,277. Hal ini berarti bahwa secara statistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak ada perbedaan yang signifikan (p > 0,05) antara pengetahuan sebelum dan

sesudah intervensi pada kelompok kontrol.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap remaja

tentang bahaya merokok sebelum intervensi yaitu nilai mean 43,19 dan sesudah

intervensi menjadi 45,25. Sikap remaja mengalami peningkatan setelah intervensi

dengan media audio visual dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar -

2,060 dan p value = 0.060. Hal ini berarti bahwa secara statistik tidak ada perbedaan

yang signifikan (p > 0,05) antara sikap sebelum dan sesudah intervensi pada

kelompok kontrol.

4.3.3 Distribusi perbedaan Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum

Intervensi pada Kelompok Intervensi Menggunakan Media Audio Visual

Dengan Kelompok Kontrol Tentang Bahaya Merokok

4.3.3.1 Pengetahuan

Distribusi perbedaan skor pengetahuan remaja sebelum intervensi pada

kelompok intervensi media audio visual dengan kelompok kontrol tentang bahaya

merokok dengan menggunakan uji Independent T Test dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16.
Distribusi Perbedaan Skor Pengetahuan Remaja Sebelum Intervensi pada
Kelompok Intervensi Menggunakan Media Audio Visual Dengan Kelompok
Kontrol Tentang Bahaya Merokok

Pengetahuan Mean
Kelompok p value
Mean SD Min Max difference
Audio visual 33,83 8,151 -3,152 3,676 0,262 0,879
Kontrol 33,57 7,568 -3,153 3,676 0,262 0,879

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan tabel 4.16 dapat terlihat bahwa mean pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sebelum intervensi pada kelompok intervensi menggunakan audio

visual adalah 33,83 dengan standar deviasi 8,151 dan untuk kelompok kontrol mean

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah 33,57 dengan standar deviasi

7,568. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,879 (p value > 0,05), berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan mean tingkat pengetahuan remaja antara

kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan kelompok kontrol.

4.3.3.2 Sikap

Distribusi perbedaan skor sikap remaja sebelum intervensi pada kelompok

intervensi media audio visual dengan kelompok kontrol tentang bahaya merokok

dengan menggunakan uji Independent T Test dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17.
Distribusi Perbedaan Skor Sikap Remaja Sebelum Intervensi pada Kelompok
Intervensi Menggunakan Media Audio Visual Dengan Kelompok Kontrol
Tentang Bahaya Merokok

Sikap Mean
Kelompok p value
Mean SD Min Max difference
Audio visual 43,52 7,306 -2,891 3,557 0,333 0,838
Kontrol 43,19 7,546 -2,891 3,557 0,333 0,838

Berdasarkan tabel 4.17 dapat terlihat bahwa mean sikap remaja tentang bahaya

merokok sebelum intervensi pada kelompok intervensi menggunakan audio visual

adalah 43,52 dengan standar deviasi 7,306 dan untuk kelompok kontrol mean sikap

43,19 dengan standar deviasi 7,546. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value =

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0,838 (p value > 0,05), berarti tidak ada perbedaan yang signifikan mean tingkat

sikap remaja antara kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan

kelompok kontrol.

4.3.4 Distribusi Perbedaan Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sesudah Intervensi

pada Kelompok Intervensi Dengan Media Audio Visual dengan Kelompok

Kontrol tentang Bahaya Merokok

4.3.4.1 Pengetahuan

Distribusi perbedaan skor pengetahuan remaja sesudah intervensi pada

kelompok intervensi media audio visual dengan kelompok kontrol tentang bahaya

merokok dengan menggunakan uji Independent T Test dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18
Distribusi Perbedaan Skor Pengetahuan Remaja Sesudah Intervensi pada
Kelompok Intervensi Media Audio Visual Dengan Kelompok Kontrol
Tentang Bahaya Merokok

Pengetahuan Mean
Kelompok p value
Mean SD Min Max difference
Audio visual 37,64 6,488 0,167 4,928 2,548 0,036
Kontrol 35,10 4,247 0,162 3,934 2,548 0,037

Berdasarkan tabel 4.18 dapat terlihat bahwa mean pengetahuan remaja tentang

bahaya merokok sesudah intervensi pada kelompok intervensi menggunakan audio

visual adalah 37,64 dengan standar deviasi 6,488, sedangkan untuk kelompok kontrol

mean pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah 35,10 dengan standar

deviasi 4,247. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,036 (p value < 0,05),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berarti ada perbedaan yang signifikan mean tingkat pengetahuan remaja antara

kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan kelompok kontrol.

4.3.3.2 Sikap

Distribusi perbedaan skor sikap remaja sesudah intervensi pada kelompok

intervensi media audio visual dengan kelompok kontrol tentang bahaya merokok

dengan menggunakan uji Independent T Test dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19.
Distribusi Perbedaan Skor Sikap Remaja Sesudah Intervensi pada Kelompok
Intervensi Media Audio Visual Dengan Kelompok Kontrol
Tentang Bahaya Merokok

Sikap Mean
Kelompok Mean SD Min Max differenc p value
e
Audio visual 47,45 8,937 -5,829 1,448 -2,190 0,045
Kontrol 45,25 7,784 -5,828 1,477 -2,190 0,046

Berdasarkan tabel 4.19 dapat terlihat bahwa mean sikap remaja tentang bahaya

merokok sesudah intervensi pada kelompok intervensi menggunakan audio visual

adalah 47,45 dengan standar deviasi 8,937 dan untuk kelompok kontrol mean sikap

45,25 dengan standar deviasi 7,784. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value =

0,045 (p value < 0,05), berarti ada perbedaan yang signifikan mean tingkat sikap

remaja antara kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan kelompok

kontrol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

PEMBAHASAN

Media audio visual merupakan media yang melibatkan indera pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam suatu proses yang mampu merangsang indera

penglihatan dan indera pendengaran secara bersama-sama, karena media ini

mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2007). Sesuai dengan hasil

penelitian Nurhayati, Vivin, dan Kurnia (2013), menunjukkan adanya peningkatan

pengetahuan siswa. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat) yang berarti

bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan

kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

5.1. Skor Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum Intervensi dengan

Media Audio Visual

5.1.1. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.16 dapat diketahui pengetahuan remaja

sebelum intervensi tentang bahaya rokok baik pada kelompok intervensi dengan

media audio visual maupun kelompok kontrol sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang dimana p value = 0,879 (p > 0,05) yang berarti tidak

adanya perbedaan yang signifikan pengetahuan antara kedua kelompok. Hal ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sesuai dengan pendapat Murti (2003), menyatakan bahwa sebelum melakukan

penelitian eksperimen, sebaiknya kondisi kelompok harus mempunyai kemampuan

yang sebanding atau seimbang dengan tujuan untuk menghindari terjadinya bias,

kecuali intervensi yang diberikan. Bias dapat terjadi dalam suatu penelitian

eksperimen. Bias penelitian terdiri dari dua yaitu bias seleksi dan bias informasi,

sehingga diperlukan keseimbangan kemampuan subjek penelitian (Hennekens &

Buring, 1987).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti, Dewi,

dan Nurcahayati (2015), menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan remaja

dengan kelompok intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual

dan kelompok kontrol tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual. Sebagian

besar remaja memiliki pengetahuan yang kurang tentang upaya pencegahan penyakit

menular seksual.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pendidikan kesehatan

dengan menggunakan media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam suatu proses yang mampu merangsang indera penglihatan dan indera

pendengaran secara bersama-sama dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

sikap remaja tersebut tentang bahaya merokok semakin baik. Hal ini akan

mempengaruhi terhadap sikapnya.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan remaja

sebelum intervensi dengan media audio visual tentang bahaya merokok sebagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


besar berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan, walaupun informasi tentang

bahaya merokok bisa mudah di peroleh dari iklan layanan masyarakat di televisi dan

di setiap bungkus rokok, tetapi informasi bahaya merokok tertutupi (tidak menjadi

perhatian) remaja oleh karena iklan di media cetak dan elektronik yang menampilkan

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamor membuat remaja seringkali

terpicu untuk mengikuti perilaku seperti iklan tersebut. Iklan yang dilakukan industri

rokok mempunyai kekuatan finansial yang sangat besar untuk membuat propaganda.

Maka demikian diperlukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio

visual yang mampu merangsang indera penglihatan dan indera pendengaran secara

bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Tujuannya agar remaja dapat memahami

bahaya merokok yang pada akhirnya remaja tidak menjadi perokok.

5.1.2. Sikap

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.16 dapat diketahui, Pada kelompok

intervensi menggunakan audio visual dan kelompok kontrol p value = 0,838 (p >

0,05). Hal ini berarti tidak adanya perbedaan yang signifikan sikap antara kedua

kelompok walaupun tingkat sikap remaja sebagian besar memiliki sikap kategori

cukup. Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan intervensi, remaja kedua kelompok

memiliki karakteristik sikap yang hampir setara tentang bahaya merokok. Keadaan

ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2013), yang menyatakan bahwa salah satu

persyaratan penelitian eksperimen adalah mengusahakan kedua kelompok dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kondisi yang sama sehingga paparan mengenai hasil akhir dapat benar-benar

merupakan hasil ada atau tidaknya intervensi dilakukan.

Berdasarkan teori Skinner dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa

perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar, stimulus

(rangsangan) yang telah mendapat perhatian dari individu (diterima), maka akan

mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus

yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta

dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari

individu tersebut (perubahan perilaku).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti, Dewi,

dan Nurcahayati (2015), menyatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap remaja

dengan kelompok intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual

dan kelompok kontrol tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual. Sebagian

besar remaja memiliki sikap yang kurang tentang upaya pencegahan penyakit

menular seksual. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Heaven Dahiya

(2015) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang ditemukan antara skor

sikap setelah penggunaan audio visual dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan remaja

sebelum intervensi dengan media audio visual tentang bahaya merokok sebagian

besar memiliki sikap cukup dan kemudian kurang. Hal ini disebabkan, walaupun

informasi tentang bahaya merokok bisa mudah di peroleh dari iklan layanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


masyarakat di televisi dan di setiap bungkus rokok tetapi terkalahkan oleh iklan di

media cetak dan elektronik yang menampilkan bahwa perokok adalah lambang

kejantanan atau glamor membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku

seperti iklan tersebut. Iklan yang dilakukan industri rokok mempunyai kekuatan

finansial yang sangat besar untuk membuat propaganda. Maka demikian diperlukan

pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio visual yang mampu

merangsang indera penglihatan dan indera pendengaran secara bersama-sama, karena

media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Tujuannya agar remaja dapat

memahami bahaya merokok yang pada akhirnya remaja tidak menjadi perokok.

5.2. Skor Tingkat Pengetahuan dan Sikap Sesudah Intervensi dengan Media

Audio Visual

5.2.1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa tingkat

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok sesudah intervensi pada kelompok

intervensi menggunakan media audio visual telah mengalami perubahan menjadi 13

orang berpengetahuan baik, 20 orang berpengetahuan cukup dan hanya 9 orang

berpengetahuan kurang dengan p value = 0,036 (p < 0,05). Pada kelompok kontrol

tetap sebanyak 6 orang remaja berpengetahuan baik, 18 orang bepengetahuan cukup,

dan 18 orang berpengetahuan kurang dengan p value = 0,037 (p < 0,05). Hal ini

berarti adanya perbedaan yang signifikan pengetahuan antara kedua kelompok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan kesehatan dengan media audio visual mampu meningkatkan pengetahuan

remaja tentang bahaya merokok.

Pada tahap memperoleh pengetahuan yang baru atau proses belajar tidak terlepas

juga dari media yang digunakan. Media audio visual yaitu media yang melibatkan

indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang

dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-verbal yang

terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang terdengar layaknya media

audio yang merupakan alat media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang

direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali

kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. Proses

komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang disampaikan diterima secara utuh dan

tidak membosakan. Hal ini sesuai dengan pendapat mulyana (2005), menyatakan

bahwa tingkat keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan dipengaruhi oleh

metode yang tepat dalam penyampaian pesan.

Pada penelitian ini remaja pada kelompok intervensi menggunakan media

pembelajaran audio visual, selain mendapat informasi tentang bahaya merokok

melalui pendengaran, mereka juga dapat melihat tulisan atau gambar-gambar

tentang bahaya merokok secara bersama-sama. Maka demikian dapat dinyatakan

remaja pada kelompok intervensi lebih memahami atas pesan kesehatan tentang

bahaya merokok yang telah diberikan kepada mereka bila dibandingkan kelompok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kontrol. Hal ini dapt dilihat pada table 4.10 dimana pengetahuan remaja pada

kelompok intervensi menggunakan media audio visual memiliki pengetahuan yang

lebih baik sesudah intervensi daripada kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ode (2014), dimana pada post test

skor pengetahuan siswa SMP di Makurdi mengalami peningkatan atas apa yang telah

diketahui dari pesan kesehatan yang diberikan melalui media audio visual. Hasil

penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015), menyatakan bahwa skor

pengetahuan remaja mengalami peningkatan tentang upaya pencegahan penyakit

menular seksual pada kelompok intervensi pendidikan kesehatan menggunakan

media audio visual. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Kanicka (2013)

yang menyatakan ada perubahan pengetahuan setelah diberi intervensi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa pemilihan media

pendidikan kesehatan yang tepat dalam penyampaian pesan-pesan kesehatan dapat

berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengetahuan seseorang. Pendidikan

kesehatan dengan media audio visual lebih efektif meningkatkan pengetahuan karena

mencakup dua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat) yang berarti

bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan

kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

5.2.2. Sikap

Berdasarkan hasil analisis pada table 4.19 dapat dilihat telah terjadi perubahan

sikap remaja sesudah intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media audio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


visual tentang bahaya merokok. Pada kelompok intervensi menggunakan media

audio visual sebanyak 7 orang remaja berkategori sikap baik, 25 orang cukup, dan 10

orang remaja berkategori sikap kurang dengan p value = 0,045 (p < 0,05). Pada

kelompok kontrol sebanyak 4 orang kategori sikap baik, 22 orang cukup, dan 16

orang remaja berkategori sikap kurang dengan p value = 0,046 (p < 0,05). Hal ini

berarti ada perbedaan yang signifikan sikap pada saat sesudah intervensi

menggunakan media audio visual. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan

media audio visual dapat meningkatkan sikap remaja di SMP Negeri 2 Kecamatan

Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara tentang bahaya merokok.

Menurut Azwar (2012), bahwa sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang

dipersepsikan sebagai suatu hal yang baik maupun tidak baik, selanjutnya

diinternalisasikan ke dalam dirinya. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi sikap. Semakin baik pengetahuan akan semakin baik sikapnya,

sebaliknya semakin kurang pengetahuan maka semakin tidak baik (kurang) sikapnya.

Pengalaman seseorang yang berkaitan dengan suatu objek mampu mempengaruhi

pembentukan sikap seseorang terhadap objek tersebut. Pendapat tersebut juga di

dukung oleh Rogers (1983), bahwa dengan memperhatikan sikap maka kita

memperoleh kecenderungan untuk memilih apakah menerima atau menolak suatu

saran yang diterima sebagai sesuatu yang baik atau tidak baik. Sikap merupakan

suatu kemampuan internal yang berperan sebelum seseorang tersebut mengambil

tindakan (action).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shamsideen

(2016), dimana pada post test skor sikap pelajar di Nigeria mengalami peningkatan

atas apa yang telah diketahui dari pesan kesehatan melalui media audio visual. Hasil

penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015), menyatakan bahwa skor sikap

remaja mengalami peningkatan tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual

pada kelompok intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Ali Sabah (2016) yang menyatakan

bahwa media audio visual meningkatkan sikap yang positif siswa di Afrika terhadap

kursus .

Peneliti berasumsi bahwa remaja lebih meningkatkan pengetahuan tentang

bahaya merokok agar dapat juga memiliki sikap yang baik terhadap bahaya merokok

yang akhirnya diharapkan menghindari rokok atau tidak jadi perokok. Pengetahuan

dapat ditemukan tidak hanya di kegiatan ini saja, namun mereka bisa mendapatkan

informasi mengenai bahaya merokok melalui media massa, elektronik maupun

melalui pengalaman-pengalaman dari perokok aktif yang kemudian berhenti

merokok karena mengalami gangguan kesehatan atau penyakit yang disebabkan oleh

merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.3. Beda Rerata Selisish Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan

Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual

Tentang Bahaya Merokok pada Kelompok Intervensi Menggunakan

Media Audio Visual

5.3.1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.14 tingkat pengetahuan remaja sebelum

intervensi menggunakan media audio visual memiliki rerata skor sebesar 33,83,

sedangkan pengetahuan sesudah intervensi telah terjadi peningkatan rerata skor

menjadi 37,64 dengan hasil uji Paired T Test adalah p value = 0,001 (p < 0,05).

Maka demikian dapat dinyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara

pengetahuan remaja sebelum intervensi dan sesudah intervensi menggunakan media

audio visual tentang bahaya merokok pada kelompok intervensi. Hal ini berarti telah

terjadi peningkatan pengetahuan dimana besaran selisih (mean difference) sebesar

3,810.

Menurut Mc Kenzi, Neiger, dan Thackeray (2009), seorang perencana kegiatan

promosi kesehatan harus mampu memilih intervensi yang efektif dan efisien,

meskipun tidak ada “resep” untuk intervensi yang tepat. Beensley dan Fisher (2008),

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan memang menyampaikan pesan dengan

harapan peserta didik akan mempelajarinya dan dapat mempengaruhi

pengetahuannya. Tingkat keberhasilan penyampaian makna atau maksud dari suatu

pesan sangat dipengaruhi oleh metode yang tepat dan kemasan (media) yang menarik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam penyampaian pesan tersebut (Mulyana, 2005). Media dalam pendidikan

kesehatan sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap yaitu membantu

pemberi informasi untuk pengingat, namun media ini mempunyai fungsi atensi yaitu

memiliki kekuatan untuk menarik perhatian. Media yang menarik akan memberikan

dan menambah keyakinan peserta didik, sehingga perubahan kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap), dan psikomotor (tindakan) dapat ditingkatkan kearah yang baik.

Media audio visual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan

dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur

suara dan unsur gambar (Djamarah, 2007). Melalui media ini, remaja menjadi lebih

tertarik mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dikarenakan media audio visual

menampilkan auditif (pendengaran) yang jelas dan dipertegas dengan visual

(penglihatan) dalam bentuk tulisan atau gambar secara bersama-sama dengan tujuan

agar remaja lebih memahami tentang bahaya merokok.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Primavera (2014),

menyatakan pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual terbukti dapat

merubah pengetahuan siswa kelas XI terhadap hasil belajar konsep elastisitas.

Penelitian Ode (2014), dimana penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap

pengetahuan siswa SMP di Makurdi mengalami peningkatan atas apa yang telah

diketahui dari pesan kesehatan, serta penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015),

bahwa pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan

pengetahuan remaja tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pemilihan media yang

paling tepat dan cara penyampaian pesan yang semakin menarik akan menjadi faktor

penentu tercapainya tujuan akhir dari program pendidikan kesehatan yang dilakukan.

5.3.2. Sikap

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.14 sikap remaja sebelum intervensi

menggunakan media audio visual memiliki rerata skor sebesar 43,52. Pengukuran

sesudah intervensi dilakukan, hasil rerata skor sikap kelompok intervensi

menggunakan media audio visual adalah 47,45 dengan hasil uji Paired T Test adalah

p value = 0,004 (p < 0,05). Hal ini berarti sikap remaja pada kelompok intervensi

menggunakan media audio visual tetang bahaya merokok terjadi perbedaan yang

signifikan sikap dengan besaran selisih (mean difference) sebesar 3,930.

Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program promosi kesehatan atau

pendidkan kesehata meliputi: faktor fasilitator, materi, kondisi peserta, proses

penyelenggaraan, metode, dan media yang digunakan. Peningkatan sikap remaja

tentang bahaya merokok juga dipengaruhi oleh proses pendidikan kesehatan itu

sendiri. Hal ini sesuai dengan teori evaluasi yang menyatakan bahwa jarak minimal 2

minggu untuk pengetahuan dan sikap setelah pemberian intervensi ternyata efektif

dalam meningkatkan sikap (Budiharto, 2010). Hal ini juga dengan teori Skinner

dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya

adalah sama dengan proses belajar, stimulus (rangsangan) yang telah mendapat

perhatian dari individu (diterima), maka akan mengolah stimulus tersebut sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

Akhirnya dengan dukungan fasilitas seperti media serta dorongan dari lingkungan,

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan

perilaku).

Menurut Baron et al (2008), berpendapat bahwa sikap tumbuh diawali dari

pengetahuan yang dipersepsikan ke hal yang baik maupun tidak baik, kemudian

diinternalisasikan ke dalam dirinya. Sikap yang ditunjukkan remaja dalam penelitian

ini berpengaruh terhadap sikap tentang bahaya merokok. Semakin baik pengetahuan

yang dimiliki, maka semakin baik pula sikap yang diberikan. Namun demikian,

seseorang berpengetahuan baik tidak menjamin akan mempunyai sikap yang baik

juga. Seseorang akan menentukan sikap yang utuh selain ditentukan oleh

pengetahuan, juga dipengaruhi oleh pikiran, keyakinan, dan emosi yang memegang

peranan penting. individu tersebut harus mampu menyerap, mengolah dan

memahami informasi yang diberikan sebagai suatu stimulus.

Pada penelitian ini juga ditemukan beberapa fenomena yang perlu dikaji lebih

lanjut yaitu adanya beberapa remaja yang tingkat pengetahuannya baik akan tetapi

sikapnya menurun cukup atau kurang, dan ada remaja yang pengetahuannya berubah

menjadi kurang akan tetapi sikapnya baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih

kurangnya upaya lanjutan dari pihak sekolah dan bekerjasama dengan orang tua

untuk mengadakan pertemuan setiap semester antara orang tua siswa dengan pihak

sekolah untuk membicarakan perkembangan akademik siswa dan perilaku siswa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sehingga termotivasi untuk tidak melakukan kenakalan remaja yang salah satunya

tidak merokok. Upaya tindak lanjut ini juga akan mempengaruhi remaja yang

pengetahuannya baik dan sikapnya baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Shamsideen (2016), yang mana

penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap peningkatan sikap belajar di

Nigeria, serta hasil penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015), bahwa

pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan sikap

remaja tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan sosialisasi dan upaya tindak

lanjut dari kegiatan intervensi ini sangat diperlukan sehingga remaja dapat lebih

memahami bahaya merokok, sehingga remaja terhindar dari perilaku mencoba-coba

rokok apalagi menjadi perokok aktif.

5.4. Beda Rerata Selisish Skor Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan

Sesudah Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual Tentang

Bahaya Merokok pada Kelompok Kontrol

5.4.1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 tingkat pengetahuan sebelum

intervensi menggunakan media audio visual pada kelompok kontrol memiliki rerata

skor sebesar 33,57 dan sesudah intervensi tingkat pengetahuan pada kelompok ini

menjadi 35,10 dengan hasil uji Paired T Test diperoleh p value = 0,227 (p > 0,05).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Maka demikian dapat dinyatakan bahwa pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok pada kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan yang signifikan dengan

besaran selisih (mean difference) sebesar 1,524.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Primavera (2014), menyatakan

bahwa pada kelompok kontrol yang tidak dilakukan pendidikan kesehatan

menggunakan media audio visual tidak terdapat perubahan pengetahuan siswa kelas

XI terhadap hasil belajar konsep elastisitas. Penelitian Ode (2014), dimana pada

kelompok kontrol yang tidak menggunakan media audio visual, secara analisis

statistik tidak ada pengaruh terhadap pengetahuan siswa SMP di Makurdi, serta

penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015), bahwa kelompok kontrol yang tidak

dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual tidak terdapat

perubahan pengetahuan remaja tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa kelompok kontrol

yang tidak dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual tidak

terjadi perubahan pengetahuan, informasi tentang bahaya merokok dari media cetak,

elektronik, spanduk atau gambar-gambar yang didapat remaja dari lingkungan

terbukti kurang mendapat perhatian dari remaja sehingga kurang menambah

pengetahuan remaja tersebut.

5.4.2. Sikap

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 sikap remaja sebelum intervensi

menggunakan media audio visual pada kelompok kontrol memperoleh rerata skor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebesar 43,19 dan sesudah intervensi pada kelompok ini menjadi 45,25 dengan hasil

uji Paired T Test diperoleh p value = 0,060 (p > 0,05). Maka demikian dapat

dinyatakan bahwa sikap remaja tentang bahaya merokok pada kelompok kontrol

tidak terjadi perbedaan yang signifikan dengan besaran selisih (mean difference)

sebesar 2,060.

Sikap yang dimiliki oleh remaja tentang bahaya merokok mencerminkan

keyakinan mereka terhadap larangan merokok. Sebagian kecil remaja tersebut telah

mencoba-coba menghisap rokok karena tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka

tidak yakin merokok dapat membahayakan kesehatan, hal itu dikarenakan perokok

aktif yang banyak disekitar mereka termasuk dalam keluarga yaitu bapak atau abang

remaja tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Shamsideen (2016), kelompok

kontrol yang tidak menggunakan media audio visual tidak berpengaruh terhadap

sikap belajar di Nigeria, serta hasil penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015),

bahwa kelompok kontrol yang tidak dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan

media audio visual tidak terdapat peningkatan sikap remaja tentang upaya

pencegahan penyakit menular seksual.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa kelompok kontrol

yang tidak dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual tidak

terjadi perubahan sikap, informasi tentang bahaya merokok dari media cetak,

elektronik, spanduk atau gambar-gambar yang didapat remaja dari lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terbukti kurang mendapat perhatian dari remaja sehingga kurang menambah

pengetahuan remaja, hal itu berpengaruh pada tidak terjadi peningkatan sikap baik

pada remaja tersebut.

5.5. Pengaruh Media Audio Visual pada Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang

Bahaya Merokok

5.5.1. Pengetahuan

Pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual merupakan jenis media

dalam proses pembelajaran atau pendidikan kesehatan yang diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok. Berdasarkan

analisis statistik Independent T Test terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan

remaja tentang bahaya merokok. Perbedaan tersebut dapat di lihat pada tabel 4.18 .

Pengetahuan kelompok intervensi menggunakan media audio visual sebelum

intervensi diperoleh rerata skornya adalah 33,83 sedangkan pada kelompok kontrol

sebesar 33,57 dengan hasil uji statistik Independent T Test masing-masing kelompok

diperoleh p value = 0,879 dan 0,879 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan.

Pengetahuan sesudah intervensi terjadi perubahan skor pengetahuan baik pada

kelompok intervensi menggunakan audio visual maupun kelompok kontrol.

Kelompok intervensi menggunakan media audio visual, skor pengetahuan remaja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tentang bahaya merokok mengalami perubahan menjadi 37,64 dan kelompok kontrol

sebesar 35,10. Hasil uji statistik Independent T Test diperoleh p value = 0,036 (p <

0,05) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan peningkatan pengetahuan.

Remaja pada kelompok intervensi menggunakan media audio visual

mengalami peningkatan pengetahuan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

Efektifitas tertinggi dalam suatu program pendidikan kesehatan memerlukan

atau melibatkan gabungan beberapa indera. Seseorang belajar dari pancainderanya.

Menurut De Porter (2000), menyatakan bahwa manusia dapat menyerap suatu materi

sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya, 30% dari apa yang dilihatnya

saja, 20% dari yang didengarnya dan hanya 10% dari yang dibacanya. Kelebihan

penggunaan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar, antara lain adanya

suatu proses yang mampu merangsang indera penglihatan dan indera pendengaran

secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar

(Djamarah, 2007). Berdasarkan teori-teori tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio visual terbukti lebih efektif

dalam meningkatkan tingkat pengetahuan remaja ke arah yang lebih baik tentang

bahaya merokok.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ode

(2014), menunjukkan kelompok siswa SMP di Makurdi yang mendapatkan

pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual lebih berpengaruh terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


peningkatan pengetahuan dari pada kelompok yang tidak mendapat pendiidkan

kesehatan menggunakan media audio visual. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

beberapa penelitian terdah, bahwa ulu Primavera (2014), bahwa pendidikan

kesehatan menggunakan media audio visual terbukti dapat merubah pengetahuan

siswa kelas XI terhadap hasil belajar konsep elastisitas. Penelitian, serta penelitian

Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015), bahwa pendidikan kesehatan menggunakan

media audio visual dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang upaya

pencegahan penyakit menular seksual.

Peneliti berasumsi pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audio

visual dapat meningkatkan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok.

Peningkatan pengetahuan remaja pada kelompok intervensi menggunakan media

audio visual dan kelompok kontrol dipengaruhi oleh proses belajar, namun media

yang digunakan memberi efek yang berbeda bagi remaja. Media audio visualdapat

memberi efek yang lebih jelas karena dua panca indera yang distimulus atau

rangsang yaitu pendengaran dan penglihatan, sehingga remaja lebih mudah

memahami pesan kesehatan yang diberikan. Sebaiknya sekolah terlibat aktif dengan

menempelkan informasi-informasi tentang bahaya merokok di lingkungan sekolah

dan rutin mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa setiap akhir semester untuk

bekerjasama dalam pemantauan perilaku siswa untuk mencegah kenakalan remaja

termasuk perilaku merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.5.2. Sikap

Berdasarkan analisis statistik menggunakan uji Independent T Test terdapat

perbedaan yang signifikan sikap antara kelompok intervensi menggunakan media

audio visual dan kelompok kontrol tentang bahaya merokok. Perbedaan tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.19 .

Sikap kelompok intervensi menggunakan media audio visual sebelum intervensi

diperoleh rerata skornya adalah 43,52, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar

43,19. Hasil uji statistik Independent T Test pada kedua kelompok diperoleh p value

= 0,838 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan

sikap antara kedua kelompok.

Hasil pengukuran sikap sesudah intervensi menggunakan media audio visual

menunjukkan perubahan rerata skor sikap pada kelompok intervensi menjadi 47,45

dan kelompok kontrol sebesar 45,25. Hasil uji statistik Independent T Test diperoleh

p value = 0,045 (p < 0,05) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sikap

antara kedua kelompok sesudah intervensi menggunakan media audio visual.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat pendidikan kesehatan menggunakan media

audio visual memiliki pengaruh untuk meningkatkan sikap remaja tentang bahaya

merokok.

Peningkatan sikap kemungkinan terjadi karena adanya peningkatan pengetahuan

baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan

pendapat Simons-Morton, McLeroy, dan Wendel (2012), menyatakan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengetahuan akan merangsang terjadinya perubahan sikap dan tindakan seseorang.

Menurut Green (1980), perilaku ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,

tradisi dari orang atau masyarakat bersangkutan. Jika seseorang memiliki

pengetahuan baik terhadap suatu objek maka diharapkan orang tersebut memiliki

sikap dan perilaku baik terhadap objek tersebut. Namun tidak selamanya

pengetahuan baik juga diiringi dengan sikap dan perilaku baik. Hal ini mungkin

dipengaruhi faktor lain, seperti motivasi, niat, kehendak, fasilitas, pengalaman, dan

sebagainya.

Teori Stimulus Organisme Response (SOR) yang dikemukakan Skinner dalam

Notoatmodjo (2012), mengasumsikan bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsangan (stimulus) berkomunikasi dengan

organisme. Skinner mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah

sama dengan proses belajar yang terdiri dari: (1) Stimulus (rangsang) yang diberikan

pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima

atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan

berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian

dari individu dan stimulus tersebut efektif, (2) Apabila stimulus telah mendapat

perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan

kepada proses berikutnya, (3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut

sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap), dan (4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat proses pendidikan

kesehatan melalui stimulus atau rangsangan penyaluran informasi dengan remaja

yang baik yaitu dengan pendengaran dan penglihatan sehingga terjadi peningkatan

pengetahuan dengan peningkatan sikap remaja tentang bahaya merokok, maka

demikian hal ini dapat menunjukkan bahwa antara hasil penelitian sejalan dengan

teori yang menjadi landasan penelitian.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Shamsideen (2016), menyatakan

bahwa kelompok yang mendapat proses pembelajaran menggunakan media audio

visual lebih berpengaruh terhadap peningkatan sikap belajar dari pada kelompok

dengan hanya proses pembelajaran cerah di Nigeria. Menurut Yanti, Dewi, dan

Nurcahayati (2015), menyatakan bahwa kelompok yang mendapat pendidikan

kesehatan menggunakan media audio visual lebih berpengaruh terhadap

peningkatkan sikap remaja tentang upaya pencegahan penyakit menular seksual dari

pada kelompok yang hanya mendapat informasi tentang pencegahan penyakit

menular seksual dari media cetak, elektronik, spanduk atau gambar-gambar yang

didapat remaja dari lingkungan terbukti kurang mendapat perhatian dari remaja

sehingga kurang menambah pengetahuan remaja, hal itu berpengaruh pada tidak

terjadi peningkatan sikap baik pada remaja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sara Aloraini (2012), yang

mana penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap kelompok eksperimen di

Saudi, serta hasil penelitian Yanti, Dewi, dan Nurcahayati (2015).

Peneliti berasumsi bahwa meningkatnya sikap remaja tentang bahaya merokok

pada kedua kelompok disebabkan terjadinya stimulus atau rangsangan penyaluran

informasi dengan remaja yang baik yaitu melalui pendengaran dan penglihatan yang

merupakan panca indera yang berperan penting bagi manusia dalam memahami

sesuatu hal sehingga menimbulkan perhatian atau fokus terhadap topik yang

dibicarakan.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap upaya pemberian informasi kesehatan

tetapi banyak orang melanggarnya karena menganggap tidak membahayakan

kesehatan akan berhadapan dengan serangkaian tantangan di masyarakat luas.

Tantangan-tantangan ini termasuk bersumber dari keluarga, peer group atau teman

sebaya, dan masyarakat luas dan juga para pengusaha atau produsen rokok yang

terkait perekonomian (tenaga kerja), untuk pencegahan awal merokok pada remaja

perlu adanya kerjasama yang baik dari beberapa pihak, seperti orang tua tidak

merokok di depan anak dan tetap mengontrol perilaku anak di dalam maupun di luar

termasuk peer group di sekitarnya, sekolah berperan aktif memberi informasi

(menempel tentang bahaya merokok) di lingkungan sekolah karena usia remaja

merupakan usia yang sangat rentan terpengaruh pada hal-hal di sekitarnya tanpa

mempertimbangkan efek yang ditimbulkannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang

baik akan menjadikan seseorang bersikap lebih baik. Remaja akan bersikap baik jika

mereka telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai bahaya merokok, sehingga

tidak mau mencoba-coba rokok apalagi jadi perokok aktif.

5.6. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Hanya melihat perubahan pengetahuan dan sikap setelah diberi pendidikan

kesehatan menggunakan media audio visual sehingga tidak melihat pengaruh

lingkungan dan juga tidak melihat perubahan perilaku (tidak merokok). Dengan

melihat perubahan pengetahuan dan sikap remaja kearah yang lebih baik

diharapkan dapat mendasari perilaku yang baik yaitu tidak mencoba-coba rokok

apalagi perokok aktif,

2. Penelitian ini hanya dilakukan disatu sekolah saja sehingga bisa memungkinkan

terjadinya bias.

5.7. Implikasi Penelitian

Upaya-upaya pencegahan perilaku merokok masih lemah dari pihak SMP Negeri

2 Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawaws Utara ditunjukkan

masih terdapatnya siswa yang merokok meskipun merokok dilarang oleh pihak

sekolah namun masih tetap ada siswa yang merokok di luar pekarangan sekolah,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bahkan ada yang merokok pada sudut sekolah dan di tambah mudahnya

mendapatkan informasi dari iklan rokok yang biasanya berisi pemandangan yang

menyajikan keindahan alam, kebugaran, dan kesuksesan baik dari media cetak,

elektronik, dan sponsor kegiatan (olah raga dan hiburan).

Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan peraturan seperti: UU No. 36 tahun

2009 Pasal 115 Ayat 1 menyebutkan bahwa ada tujuh kawasan yang ditetapkan

sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) diantaranya fasilitas pelayanan kesehatan,

tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan

umum, tempat kerja serta tempat umum dan PP No.19 tahun 2003, maka Peraturan

daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) juga mengatur sanksi administratif

bagi masyarakat yang merokok di KTR paling rendah Rp 50 ribu setiap pelanggaran,

sedangkan bagi pimpinan yang tidak melakukan pengawasan didaerah KTR

dikenakan denda Rp 10 juta, tapi dalam pelaksanaannya saat ini masih banyak

pelanggaran yang terjadi tanpa ada tindak lanjut dari pihak yang terlibat. Media

elektronik seperti televisi juga sering menayangkan iklan layanan masyarakat tentang

banyaknya bahaya rokok yang dapat menyebabkan kematian dari Kementerian

Kesehatan RI, tapi tetap lebih banyak menarik perhatian masyarakat dengan iklan

rokok sebagai lambang lelaki sejati dan kesuksesan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan prevalensi perokok pada remaja laki-

laki siswa SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur masih cukup tinggi,

sehingga diharapkan pemerintah dan instansi-instansi yang terkait terutama sekolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang bertanggung jawab pengajaran dan pembimbingan nilai-nilai dan norma setelah

rumah atau keluarga untuk menyadari bahwa perilaku merokok remaja perlu

ditanggulangi serius. Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus maka akan

meningkatkan angka kejadian kenakalan remaja seperti pencurian (untuk memenuhi

kebutuhan membeli rokok) dan meningkatnya penyakit pernafasan yang dapat

menyebabkan kematian.

Sekolah SMP Negeri 2 Kecamatan Halongonan Timur harus meningkatkan

informasi tentang bahaya dan larangan rokok dengan poster- poster dan tulisan-

tulisan seperti tulisan UU No. 36 tahun 2009 Pasal 115 Ayat 1 yang menyatakan

tujuh kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) diantaranya

fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak,

tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja serta tempat umum dan PP No.19 tahun

2003, yang mengatur sanksi administratif bagi masyarakat yang merokok di KTR

paling rendah Rp 50 ribu setiap pelanggaran, sedangkan bagi pimpinan yang tidak

melakukan pengawasan didaerah KTR dikenakan denda Rp 10 juta yang ditempel di

lingkungan sekolah, mengaktifkan guru bimbingan konseling dan piket yang

bertugas mengawasi ketaatan siswa SMP terhadap perilaku merokok, dan mulai

melaksanakan sanksi sesuai peraturan pemerintah.

Pihak sekolah bekerjasama mendidik siswa dengan orang tua melalui pertemuan

setiap semester antara orang tua siswa dengan wali kelas atau pihak sekolah untuk

membicarakan perkembangan akademik siswa dan perilaku siswa disekolah untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mencegah kenakalan remaja. Dinas kesehatan Kota Madya Tebing Tinggi

bekerjasama dengan instansi-instansi seperti sekolah diharapkan dapat mengadakan

penyuluhan setiap tahun tentang bahaya rokok pada masyarakat secara umum dan

khususnya pada orang tua dan remaja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pembahasan dapat

disimpulkan:

1. Tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok sebelum di berikan

intervensi ,pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mayoritas remaja

berpengetahuan kurang (50%). Setelah diberikan intervensi pada kelompok

intervensi mayoritas berpengetahuan cukup (47,6%) dan kelompok kontrol

mayoritas berpengetahuan cukup (42,9%).

2. Tingkat sikap remaja tentang bahaya merokok sebelum di berikan intervensi ,

pada kelompok intervensi mayoritas sikap cukup (54,8%) dan pada kelompok

kontrol juga mayoritas bersikap cukup (50%). Sesudah di berkan intervensi

,pada kelompok intervensi mayoritas sikap cukup (59,9%) dan kelompok kontrol

juga mayoritas dengan sikap cukup (52,4%)

3. Pada kelompok intervensi ada perbedaan pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok sebelum intervensi yaitu nilai mean 33,83 dan sesudah intervensi

dengan media audio visual menjadi 37,64. Pada kelompok kontrol ada

perbedaan pengetahuan remaja tentang bahaya merokok sebelum intervensi

yaitu nilai mean 33,57 dan sesudah intervensi menjadi 35,10.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Pada kelompok intervensi ada perbedaan sikap remaja tentang bahaya merokok

sebelum intervensi yaitu nilai mean 43,52 dan sesudah intervensi dengan media

audio visual menjadi 47,45. Pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan sikap

remaja tentang bahaya merokok sebelum intervensi yaitu nilai mean 43,19 dan

sesudah intervensi menjadi 45,25.

5. Tidak ada perbedaan yang signifikan mean tingkat pengetahuan remaja antara

kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan kelompok kontrol

sebelum intervensi (p value > 0,05), tetapi ada perbedaan yang signifikan mean

tingkat pengetahuan remaja antara kelompok intervensi menggunakan media

audio visual dan kelompok kontrol sesudah intervensi (p value < 0,05).

6. Tidak ada perbedaan yang signifikan mean tingkat sikap remaja antara

kelompok intervensi menggunakan media audio visual dan kelompok kontrol

sebelum intervensi (p value > 0,05), Tetapi ada perbedaan yang signifikan mean

tingkat sikap remaja antara kelompok intervensi menggunakan media audio

visual dan kelompok kontrol sesudah intervensi (p value < 0,05),

6.2. Saran

1. Meningkatkan peran orang tua dalam pencegahan perilaku merokok remaja yaitu

menghindari perilaku merokok orang tua di depan anak dan mengontrol secara

demokratis perilaku anak di rumah maupun di luar rumah.

2. Kepada pihak sekolah disarankan agar menggunakan media audiovisual dengan

memutar vidio tentang bahaya merokok pada saat orientasi sekolah karena

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


media tersebut terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap, Pihak

sekolah juga disarankan meningkatkan kerjasama dengan orang tua untuk

mengadakan pertemuan setiap semester antara orang tua siswa dengan pihak

sekolah untuk membicarakan perkembangan akademik siswa dan perilaku siswa

sehingga termotivasi untuk tidak melakukan kenakalan remaja yang salah

satunya tidak merokok. Pada pihak sekolah juga diharapkan untuk memutar

ataupun memperlihatkan kepada seluruh siswa baru vidio tentang bahaya

merokok pada saat orientasi sekolah.

3. Diharapkan penelitian lanjutan tentang pendidikan kesehatan dengan

menggunakan media yang berbeda sehingga dapat melengkapi hasil penelitian

yang telah ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Iif Khoiru. Dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta:
PTPrestasi Pustaka Raya.

Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and Behavior, (2nd edition), Berkshire, UK:
Open University Press-McGraw Hill Education.

Ali Sabah (2016) The Impact of Audio-Visual Aids (AVA) and Computerize
Materials (CM) on University ESP Students' Progress in English Language,
International Journal of Education and Research Vol. 4 No. 1 January 2016

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Asmani, Ma'mur. Jamal. 2012. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja Di Sekolah.


Jogjakarta: Buku Biru.

Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Grafindo Persada

Azwar, S. 2012. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Jakarta: EGC

Baron, R.A., Branscombe, N.R., & Bryne, D.E. (2008). Social Psychology. 12th
Edition, Boston: Pearson/Allyn and Bacon.

Bensley, R.J., & Brookins-Fisher,J. (2008). Community Heakth Education Methods:


A Practical Guide. 2nd Edition. United States of America: Jones and Bartlett
Publishers Inc.

Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan.


Jakarta: EGC.
Bustan, MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bari dan Zain Aswan, 2007, Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta

De Porter, B., 2000. Quantum Teaching, Terjemahan, Bandung : Kaifa-Mizan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ernawati. 2008. Efektifitas Edukasi dengan Menggunakan Panduan Pencegahan
Osteoporosis terhadap Pengetahuan dan Wanita yang Berisiko Osteoporosis
di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Jurnal of medical. Health and Islamic, vol
6, no 1 Mey 2009

Gay, L. R., Geoffrey E. Mills, Peter Airasian. 2012. Educational Research.


Competencies for Analysis and Aplications.Tenth Edition. United States of
America: Peaarson Education, Inc.
Glanz K, B K Rime, Viswanath. 2008. Health Behavior And Health Education:
Theory, Research, and Practice 4th Edition. San Fransisco, USA.

Green, L. (1980). Health Education Planing. California : Mayfield Publishing.

Gondodiputro, S., 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau.


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran.
Hamzah.2007. Model Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hastono. (2007) Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM. UI.

Heaven Dahiya (2015). Impact of audio visual aids in Teaching Learning process:
DOI: 10.13140/RG.2.2.33704.06409 Januari 2018

Hennekens, C.H., & Buring, J.E. (1987). Epidemiology in Medicine, 1st Edition,
United States of America : Lippincott Williams and Wilkins.

Herijulianti, E., Indriani, T. S., dan Artini, S., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi,
Jakarta : EGC.
Heryani, R. 2014. Kumpulan Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Khusus Kesehatan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Hidayat, A. 2007. Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
medika

Hurlock, 2003. Psikologi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta Imran, 2011.
Permasalahan Seksual Pada Remaja. Bandung : PT. Rosdakarya

Kanicka, Magdalena, dkk. 2013. Differences in The Effects of Anti-Tobacco Health


Education Programme In The Areas of Knowledge, Attitude and Behaviour,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


With Respect to Nicotinism Among Boys And Girls. Annals of Agricultural
and Environmental Medicine 2013, Vol 20, No 1, 173-177

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

McKenzie, J. F., Neiger, B. L., & Thackeray, R. (2009). Planning, Implementing and
Evaluating Health Promotion Program. Fifth Edition. United States of
America: Pearson/Benjamin Cummings.

Monks, 2009. Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New Jersey
Muagman, 1980. Defenisi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi, Cetakan Ketujuh, Bandung: Rosdakarya.

Murti, B. (2003). Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid
Pertama, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Nurhayati, S.A.A., Vivin, N.H., & Kurnia, R. (2016). The Difference Between Leaflet
and Audio Visual Media Usage in Health Promotion Towards Knowledge and
Attitude of Smoke Hazards Among Junior High School Students. Jurnal Ilmiah
Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora Volume 13, Nomor 1, Juni 2016 ISSN:
1693-8925.

Nurhidayah, Rika E. 2010. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan untuk Perawat.
Medan: USU Press.

Octafrida M, D. 2011. Hubungan Merokok dengan Katarak di Poliklinik Mata


Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Ode, E.O. (2014). Impact of Audio-Visual (AVs) Resources on Teaching and


Learning in Some Selected Private Secondary Schools in Makurdi.
International Journal of Research in Humanities, Arts and Literature
(IMPACT:IJRHAL). ISSN (E): 2321-8878; ISSN (P): 2347-4564. Vol. 2,
Issue 5, May 2014, 195-202@Impact Journals.

Prasetyo, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Primavera, I.R.C. (2014). Pengaruh Media Audio-Visual (Video) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI pada Konsep Elastisitas. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 11 September 2014.

Prochaska, J. O., & Velicer, W. F. (1997). The Transtheoretical Model of Health


Behavior Change. American Journal of Health Promotion, Vol. 12, No. 1, pp.
38-48

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan (Dilengkapi Uji Validitas
dan Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS). Yogyakarta: Nuha Medika.

Rogers, E.M. (1983). Diffusion of Innovations, 3rd Edition, London : The Free Press
of Macmillan Publishing Co.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina.2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana.

Santika, E. 2011. Mengintip Kisah Dibalik Tembakau. Nasionalis Rakyat merdeka


news Online. 19 Maret 2017. http://nrmnews.com/house-of-sampoerna-
mengintip-kisah-dibaliktembakau

Santrock. J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:


Erlangga

Sara Aloraini (2012), The impact of using multimedia on students’ academic


achievement in the College of Education at King Saud University, journal of
King Saud University, April 2012

Sarwono, S. W. 2012. Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogjakarta: Mitra Cendikia Press

Sastroasmoro, S.(2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: CV.


Sagung Seto

Setiawati. 2008. Pendidikan Kesehatan.Jakarta: Trans Info Media.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Shamsideen, S.A. (2016). Impact of Audio-Visual Materials in The Dissemination of
Knowledge for Facilitators in Some Selected Literacy Centres in
Oshodi/Isolo Local Government Area. African Educational Research Journal.
Vol. 4(1), pp. 19-24, February 2016. ISSN: 2354-2160. Full Length Research
Paper.

Setiyo Adi Nugroho, Prof. Dr. dr. Teguh W. Sardjono, DTM & H. MSc. Sp. ParK. Ihsan, S. Kp.
M. Kes.2011. The Difference Between Effect of Health Counseling Using Audio
Visual Media and Printed Media towards the Increase of Motivation to Stop Smoking
in Adolescents. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 26, No.4 Tahun2011

Simons-Morton, B.G., McLeroy, K.R., & Wendel, M.L. (2012). Behaviour Theory in
Health Promotion Practice and Research. United States Of America : Joes
and Barlett Learning LLC.

Smet, B. Psikologi Kesehatan. 1994. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV


Sagung Seto.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algensindo

Syair Abdul, 2009. Pengantar rokok dan remaja, Jakarta: Salemba

Syafiie, Frieda, & Kahija. 2009. Stop Smoking; Studi Kualitatif Terhadap
Pengalaman Mantan Pencandu Rokok Dalam Menghentikan Kebiasaannya.

Tarwoto, 2010. Pengertian Remaja, Diaksestanggal 22 Februari 2017. Blog pada


wordpress. Com. Tema : Structure oleh organi Thema.

Tomkins.S.S. 1992. Psychological Model For smoking Behavior. New York:


National Institute Of Mental Health. Doi.1-K6-MH-23, 797-01

Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Vaus, D.E. 2005. Research Design in Social Research. London: Sage Publications

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


. Tesedia: http://research.apc.org.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widyasih, 2011. Psokologi ibu dan anak, Yogyakarta: Fitramaya.

Wood, G.L., & Haber, J. (2006). Nursing Research : Methods and Critical Appraisal
for Evidence-Based Practise.6th. St. Louis : Mosby Elsiver.
Yamin, Martinis. 2005.Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung
Persada Pres.

Yanti, E.D., Dewi, Y.I., dan Nurcahayati, S. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Menggunakan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan dan Sikap

Wu, Man-Tzu Marcie, dkk. (2013). The Impact Of a Pharmacist-Conducted


Interactive AntiSmoking Education Program on The Attitudes and
Knowledge of High School Students). Scientific Research, Creative
Education Vol.4 No.7, 423-429.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap remaja tentang bahaya merokok di SMP Negeri 2
Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang lawas Utara
Nama Peneliti / NIM : Sarmaida Siregar / 157032040
Peneliti adalah mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Saat ini melakukan penelitian
tentang “Pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
remaja tentang bahaya merokok di SMP Negeri Kecamatan Halongonan Timur
Kabupaten Padang lawas Utara”. Tujuan penelitian adalah untuk melihat adanya
pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang
bahaya merokok. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan dan
pengembangan promosi kesehatan berbasis pemanfaatan metode bermain peran dan
media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya
merokok.
Adik-adik yang berpartisipasi dalam penelitian ini akan diberikan kuesioner
untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok. Penelitian ini
tidak akan berdampak negatif kepada responden dan bila mengalami
ketidaknyamanan adik-adik berhak untuk tidak melanjutkan partisipasi dalam
penelitian ini. Peneliti akan menjamin hak responden dengan menjaga kerahasiaan
selama melakukan penelitian ini.
Untuk keperluan tersebut peneliti mengharapkan kesediaannya secara sukarela
untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaan partisipasi adik - adik
peneliti mengucapkan terimakasih.

`Medan,…………… 2018
Peneliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SURAT PERNYATAAN BERSEDIA
BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Inisial nama :
Umur :

Setelah saya mendapat penjelasan penelitian dan mendapatkan jawaban atas


pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui tujuan dan manfaat penelitian
ini. Saya mengerti risiko yang mungkin terjadi selama penelitian ini sangat kecil.
Saya mengerti bahwa identitas dan catatan dalam penelitian ini akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian dan saya berhak
untuk menghentikan keikutsertaan dalam penelitian ini kapan saja.

Judul Penelitian : Pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap remaja tentang bahaya merokok di SMP Negeri 2
Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang lawas
Utara
Nama Peneliti / NIM : Sarmaida Siregar / 157032040
Dengan ini, saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam
penelitian ini secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Medan,................... 2018
Responden

(………………………………….)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI
SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Keterangan/Petunjuk Pengisian :
1. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi responden, kuesioner
pengetahuan, dan kuesioner sikap.
2. Silahkan mengisi pertanyaan dibawah ini, dapat dijawab dengan mengisi pada
tempat yang telah disediakan.
• Pertanyaan isian dapat langsung ditulis jawabannya pada kolom yang tersedia
setelah pertanyaan.
• Pertanyaan pilihan dapat dijawab dengan memilih salah satu jawaban yang sesuai
dengan memberi check list (√) pada pilihan jawaban.
• Untuk jawaban “lain-lain”, Tulis sesuai dengan jawaban Anda (yang tidak ada
pada pilihan jawaban).
3. Pilih jawaban sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
4. Bila ada pertanyaan yang kurang dipahami, mintalah petunjuk langsung kepada
peneliti atau asisten peneliti.
5. Atas partisipasi responden kami mengucapkan terima kasih.

Nomor Responden :

A. Data Demografi Responden

1. Umur : …………….. Tahun

2. Suku bangsa : Jawa Batak Aceh


Melayu Padang
3. Pendidikan orang tua : ……………..
Ayah : SD SMP SMA PT

Ibu : SD SMP SMA PT

4. Pekerjaan orang tua :………………


Ayah : Petani Karyawan swasta Wiraswasta PNS
TNI/Polri BHL Lain-lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ibu : Petani Karyawan swasta Wiraswasta

IRT TNI/Polri PNS BHL Lain-lain


5 Siapa saja yang merokok di dalam rumah? Bapak Ibu Abang/Kakak
6. Apakah anda sudah pernah merokok (dua bulan terakhir)? Ya Tidak
7. Jika Ya, berapa batang rokok yang anda habiskan dalam satu hari?
1-2 batang 3-4 batang > 5 batang
8. Dari mana anda mendapatkan rokok? Teman Membeli

B. KUESIONER PENGETAHUAN

1. Menurut Anda, apakah kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan?


a. Ya, membahayakan bagi kesehatan si perokok
b. Ya, membahayakan bagi kesehatan orang di sekitar perokok
c. Ya, membahayakan kesehatan bagi kesehatan si perokok dan orang di sekitar
perokok
d. Tidak membahayakan kesehatan

2. Penyakit apakah yang dapat timbul disebabkan oleh merokok?


a. Kanker paru c. Penyakit jantung koroner
b. Kanker mulut d. Benar semua

3. Di dalam rokok terdapat bahan yang merupakan suatu bahan adiktif (bahan yang
dapat membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan) yaitu:
a. Benzena c. Nikotin
b. Karbon monoksida (CO) d. Tar

4. Yang bukan termasuk efek nikotin yaitu:


a. Membuat irama jantung menjadi tidak teratur
b. Menimbulkan pengumpulan darah
c. Mempercepat aliran darah
d. Pernyataan di atas benar semua

5. Orang yang mengisap asap rokok karena sedang merokok disebut:


a. Perokok aktif c. Perokok aktif pasif
b. Perokok pasif d. Non perokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa mengisap asap rokok karena
berada di sekitar perokok disebut:
a. Perokok aktif c. Perokok aktif pasif
b. Perokok pasif d. Non perokok

7. Bahan kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna dalam rokok yaitu:
a. Hidrogen sianida c. Nikotin
b. Benzena d. Tar

8. Asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar dan diisap oleh orang disekitar
perokok disebut:
a. Asap utama c. Asap sisa
b. Asap samping d. Salah semua

9. Asap yang diisap oleh orang yang merokok disebut:


a. Asap utama c. Asap sisa
b. Asap samping d. Salah semua

10. Di dalam asap rokok terdapat bahan yang mengandung bahan-bahan karsinogen
(bahan-bahan yang dapat menyebabkan kanker), bahan tersebut adalah:
a. Benzena c. Nikotin
b. Karbon monoksida (CO) d. Tar

11. Yang bukan termasuk efek Tar jangka panjang yaitu:


a. Kanker paru
b. Penyakit jantung koroner
c. Kanker mulut
d. Benar semua

12. Selain mengandung bahan adiktif dan bahan karsinogen, di dalam asap rokok
juga terkandung bahan yang mengganggu kemampuan darah untuk berikatan
dengan oksigen (O 2 ), yaitu:
a. Benzena c. Nikotin
b. Carbon monoksida (CO) d. Tar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13. Yang termasuk efek carbon monoksida (CO) jangka panjang yaitu:
a. Kanker paru c. Penyakit jantung koroner
b. Kanker mulut d. Benar semua

14. Rokok juga mengandung bahan kimia yang digunakan sebagai zat pembuat
plastic dan pestisida yaitu:
a. Hidrogen sianida c. Nikotin
b. Benzena d. Tar

15. Orang yang merokok beresiko mengalami penurunan fungsi saliva (berperan
dalam proteksi gigi) yang dapat menimbulkan:
a. Sakit gigi c. Gigi berlubang
b. Karies gigi d. Tanggal atau lepasnya gigi
16. Yang termasuk resiko khusus untuk laki-laki yang merokok yaitu:
a. Kanker paru c. Penyakit jantung koroner
b. Fertilitas atau mandul d. Impotensi atau disfungsi ereksi

17. Yang termasuk resiko untuk laki-laki dan perempuan yang merokok terkait
sistem reproduksi atau turunan yaitu:
a. Kanker paru c. Penyakit jantung koroner
b. Fertilitas atau mandul d. Impotensi atau disfungsi ereksi

18. Penyebab seorang perokok akan mudah sakit dan sulit cepat sembuh karena
gangguan sistem….
a. Imun (kekebalan tubuh) c. Pencernaan
b. Peredaran darah d. Pernafasan

19. Seorang perokok akan sering mengalami gangguan sistem pernafasan yaitu:
a. Diare c. Batuk pilek
b. Demam d. Mual muntah

20. Pelajar yang sudah kecanduan rokok akan sulit berkonsentrasi terhadap
pelajaran, karena menurunnya…….
a. Daya tahan tubuh c. Perkembangan otak
b. Memori (daya ingat) otak d. Pertumbuhan dan perkembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21. Yang termasuk efek dari remaja perokok terkait kenakalan remaja yaitu:
a. Mencuri c. Meminta uang orang lain dengan paksa
b. Tawuran d. Benar semua

22. Jangka panjang dari bahaya merokok bagi paru-paru adalah?


a. Asma b. Bronchitis
c. Kanker paru-paru d. Semua jawaban benar

23. Gejala kanker paru-paru yang timbul akibat merokok terjadi secara?
a. Sedang b. Cepat
c. Cepat sekali d. Perlahan-lahan

24. Yang termasuk resiko untuk remaja yang merokok yaitu:


a. Kecanduan
b. Lebih sulit sembuh saat sakit
c. Terlihat lebih tua dari usianya
d. Semua benar

25. Yang termasuk pernyataan yang salah tentang merokok yaitu:


a. Kebiasaan merokok menurunkan kemampuan paru seseorang untuk bernafas
dengan baik
b. Pada wanita, kebiasaan merokok berhubungan dengan kanker rahim
c. Berhenti merokok secara nyata berdampak besar bagi kesehatan
d. Kebiasaan merokok tidak mempengaruhi kerja jantung

C. SIKAP
Petunjuk pengisian
Bacalah pernyataan di bawah ini, lalu pilihlah satu pilihan yang tersedia
disampingnya dengan memberikan tanda check list (√ ) pada kolom yang
tersedia, tidak ada jawaban yang salah atau benar.
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Perilaku / kebiasaan merokok tidak baik untuk


kesehatan.

2. Semua bentuk iklan rokok harus dilarang


secara total.
3. Walaupun peringatan bahaya merokok bagi
kesehatan sudah dicantumkan pada setiap
bungkus rokok, namun masyarakat tetap
banyak yang merokok.

4. Merokok sudah menjadi kebiasaan umum di


masyarakat, tetapi perokok tidak menghiraukan
penyakit-penyakit akibat rokok.

5. Bagaimana pendapat Anda, larangan merokok


di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat
proses belajar mengajar.

6. Bagaimana menurut Anda, pemberlakuan


denda administratif bagi masyarakat umum
tentang pelanggaran merokok di fasilitas
pelayanan kesehatan dan tempat proses belajar
mengajar.

7. Bagaimana pendapat Anda, larangan merokok


di tempat bermain anak dan tempat ibadah.

8. Bagaimana menurut Anda, pemberlakuan


denda administratif bagi masyarakat umum
tentang pelanggaran merokok di tempat
bermain anak dan tempat ibadah.

9. Bagaimana pendapat Anda, larangan merokok


di angkutan umum, tempat kerja serta tempat
umum.

10. Bagaimana menurut Anda, pemberlakuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


denda administratif bagi masyarakat umum
tentang pelanggaran merokok di angkutan
umum, tempat kerja serta tempat umum.

11. Perlu adanya peraturan di setiap sekolah untuk


tidak merokok.

12. Anda melarang dengan keras, bila adik Anda


merokok.

13. Bila dalam keluarga Anda (ayah/ibu/abang/


kakak/kakek/nenek) ada yang merokok, anda
akan melarangnya dengan sopan.

14. Seorang yang bukan perokok akan terganggu


berdekatan dengan orang yang sedang
merokok.

15. Jika ada kemauan, perokok bisa berhenti


merokok.

16. Seorang laki-laki yang tidak merokok akan


tetap terlihat jantan.

17. Seorang wanita yang tidak merokok akan tetap


terlihat trendi.
18. Jika temanmu merokok, Anda akan
menasehatinya.

19. Jika ada seseorang merokok di tempat umum,


Anda akan menjauhi tempat tersebut.

20. Seorang perokok yang berhenti merokok tidak


akan mengalami hambatan dalam pergaulan
dengan orang disekitarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI VALIDITAS & RELIABILITAS KUESIONER PENGETAHUAN
Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.960 25

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

K. Pengetahuan 1 1.53 .507 30


K. Pengetahuan 2 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 3 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 4 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 5 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 6 1.10 .305 30
K. Pengetahuan 7 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 8 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 9 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 10 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 11 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 12 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 13 1.70 .466 30
K. Pengetahuan 14 1.17 .379 30
K. Pengetahuan 15 1.10 .305 30
K. Pengetahuan 16 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 17 1.70 .466 30
K. Pengetahuan 18 1.47 .507 30
K. Pengetahuan 19 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 20 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 21 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 22 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 23 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 24 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 25 1.40 .498 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K. Pengetahuan 1 34.17 66.971 .659 .958


K. Pengetahuan 2 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 3 34.40 66.800 .746 .957
K. Pengetahuan 4 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 5 34.17 66.971 .659 .958
K. Pengetahuan 6 34.60 70.110 .489 .960
K. Pengetahuan 7 34.30 66.217 .769 .957
K. Pengetahuan 8 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 9 34.17 66.971 .659 .958
K. Pengetahuan 10 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 11 34.17 69.385 .362 .961
K. Pengetahuan 12 34.40 66.800 .746 .957
K. Pengetahuan 13 34.00 67.379 .667 .958
K. Pengetahuan 14 34.53 70.189 .373 .961
K. Pengetahuan 15 34.60 70.110 .489 .960
K. Pengetahuan 16 34.30 66.217 .769 .957
K. Pengetahuan 17 34.00 67.379 .667 .958
K. Pengetahuan 18 34.23 65.978 .784 .957
K. Pengetahuan 19 34.40 66.800 .746 .957
K. Pengetahuan 20 34.40 66.800 .746 .957
K. Pengetahuan 21 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 22 34.17 66.971 .659 .958
K. Pengetahuan 23 34.30 66.217 .769 .957
K. Pengetahuan 24 34.20 65.131 .891 .956
K. Pengetahuan 25 34.30 72.769 -.037 .965

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.965 24

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

K. Pengetahuan 1 1.53 .507 30


K. Pengetahuan 2 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 3 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 4 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 5 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 6 1.10 .305 30
K. Pengetahuan 7 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 8 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 9 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 10 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 11 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 12 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 13 1.70 .466 30
K. Pengetahuan 14 1.17 .379 30
K. Pengetahuan 15 1.10 .305 30
K. Pengetahuan 16 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 17 1.70 .466 30
K. Pengetahuan 18 1.47 .507 30
K. Pengetahuan 19 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 20 1.30 .466 30
K. Pengetahuan 21 1.50 .509 30
K. Pengetahuan 22 1.53 .507 30
K. Pengetahuan 23 1.40 .498 30
K. Pengetahuan 24 1.50 .509 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K. Pengetahuan 1 32.77 67.151 .645 .964


K. Pengetahuan 2 32.80 65.131 .899 .962
K. Pengetahuan 3 33.00 66.828 .751 .963
K. Pengetahuan 4 32.80 65.131 .899 .962
K. Pengetahuan 5 32.77 67.151 .645 .964
K. Pengetahuan 6 33.20 70.097 .505 .965
K. Pengetahuan 7 32.90 66.300 .767 .963
K. Pengetahuan 8 32.80 65.131 .899 .962
K. Pengetahuan 9 32.77 67.151 .645 .964
K. Pengetahuan 10 32.80 65.131 .899 .962
K. Pengetahuan 11 32.77 69.633 .340 .967
K. Pengetahuan 12 33.00 66.828 .751 .963
K. Pengetahuan 13 32.60 67.421 .670 .964
K. Pengetahuan 14 33.13 70.120 .395 .966
K. Pengetahuan 15 33.20 70.097 .505 .965
K. Pengetahuan 16 32.90 66.300 .767 .963
K. Pengetahuan 17 32.60 67.421 .670 .964
K. Pengetahuan 18 32.83 66.006 .789 .963
K. Pengetahuan 19 33.00 66.828 .751 .963
K. Pengetahuan 20 33.00 66.828 .751 .963
K. Pengetahuan 21 32.80 65.131 .899 .962
K. Pengetahuan 22 32.77 67.151 .645 .964
K. Pengetahuan 23 32.90 66.300 .767 .963
K. Pengetahuan 24 32.80 65.131 .899 .962

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI VALIDITAS & RELIABILITAS KUESIONER SIKAP

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.956 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

K. Sikap 1 3.50 .509 30


K. Sikap 2 2.80 .610 30
K. Sikap 3 2.70 .651 30
K. Sikap 4 2.70 .794 30
K. Sikap 5 2.50 .682 30
K. Sikap 6 2.50 .682 30
K. Sikap 7 2.40 .498 30
K. Sikap 8 3.50 .509 30
K. Sikap 9 2.50 .509 30
K. Sikap 10 2.50 .509 30
K. Sikap 11 2.70 .466 30
K. Sikap 12 2.60 .498 30
K. Sikap 13 2.60 .675 30
K. Sikap 14 2.20 .761 30
K. Sikap 15 2.50 .682 30
K. Sikap 16 2.50 .682 30
K. Sikap 17 2.30 .651 30
K. Sikap 18 2.00 .788 30
K. Sikap 19 2.30 .915 30
K. Sikap 20 2.40 .814 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K. Sikap 1 48.20 85.200 .882 .952


K. Sikap 2 48.90 84.300 .809 .952
K. Sikap 3 49.00 84.621 .725 .953
K. Sikap 4 49.00 82.552 .731 .953
K. Sikap 5 49.20 83.752 .762 .953
K. Sikap 6 49.20 83.752 .762 .953
K. Sikap 7 49.30 89.597 .412 .957
K. Sikap 8 48.20 85.200 .882 .952
K. Sikap 9 49.20 88.303 .541 .956
K. Sikap 10 49.20 88.303 .541 .956
K. Sikap 11 49.00 86.690 .787 .953
K. Sikap 12 49.10 88.024 .584 .955
K. Sikap 13 49.10 89.059 .331 .959
K. Sikap 14 49.50 83.845 .668 .954
K. Sikap 15 49.20 83.338 .797 .952
K. Sikap 16 49.20 82.717 .850 .952
K. Sikap 17 49.40 84.662 .722 .953
K. Sikap 18 49.70 82.769 .722 .954
K. Sikap 19 49.40 78.662 .877 .951
K. Sikap 20 49.30 80.493 .862 .951

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.959 19

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

K. Sikap 1 3.50 .509 30


K. Sikap 2 2.80 .610 30
K. Sikap 3 2.70 .651 30
K. Sikap 4 2.70 .794 30
K. Sikap 5 2.50 .682 30
K. Sikap 6 2.50 .682 30
K. Sikap 7 2.40 .498 30
K. Sikap 8 3.50 .509 30
K. Sikap 9 2.50 .509 30
K. Sikap 10 2.50 .509 30
K. Sikap 11 2.70 .466 30
K. Sikap 12 2.60 .498 30
K. Sikap 14 2.20 .761 30
K. Sikap 15 2.50 .682 30
K. Sikap 16 2.50 .682 30
K. Sikap 17 2.30 .651 30
K. Sikap 18 2.00 .788 30
K. Sikap 19 2.30 .915 30
K. Sikap 20 2.40 .814 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K. Sikap 1 45.60 80.731 .883 .955


K. Sikap 2 46.30 79.666 .828 .955
K. Sikap 3 46.40 79.903 .750 .956
K. Sikap 4 46.40 78.041 .740 .957
K. Sikap 5 46.60 79.490 .748 .956
K. Sikap 6 46.60 79.490 .748 .956
K. Sikap 7 46.70 84.838 .433 .960
K. Sikap 8 45.60 80.731 .883 .955
K. Sikap 9 46.60 83.421 .579 .959
K. Sikap 10 46.60 83.421 .579 .959
K. Sikap 11 46.40 81.972 .814 .956
K. Sikap 12 46.50 83.845 .544 .959
K. Sikap 14 46.90 79.748 .642 .958
K. Sikap 15 46.60 79.283 .766 .956
K. Sikap 16 46.60 78.248 .857 .955
K. Sikap 17 46.80 80.234 .720 .957
K. Sikap 18 47.10 78.507 .711 .957
K. Sikap 19 46.80 74.441 .872 .955
K. Sikap 20 46.70 76.148 .863 .955

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UJI NORMALITAS DATA PENGETAHUAN KELOMPOK INTERVENSI &
KELOMPOK KONTROL DENGAN PERBANDINGAN
ANGKA SKEWNESS DAN STD. ERROR
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan Pre Test 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%


Pengetahuan Post Test 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Pengetahuan Pre Test Mean 33.70 .853

95% Confidence Interval for Lower Bound 32.01


Mean Upper Bound 35.40

5% Trimmed Mean 33.45

Median 32.50

Variance 61.127

Std. Deviation 7.818

Minimum 24

Maximum 48

Range 24

Interquartile Range 14

Skewness .331 .263

Kurtosis -1.111 .520


Pengetahuan Post Test Mean 36.13 .630

95% Confidence Interval for Lower Bound 34.88


Mean Upper Bound 37.38

5% Trimmed Mean 36.12

Median 36.00

Variance 33.320

Std. Deviation 5.772

Minimum 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Maximum 48

Range 24
Inter 9
quartile Range
Skewness .020 .263

Kurtosis -.398 .520


UJI NORMALITAS DATA PENGETAHUAN KELOMPOK INTERVENSI &
KELOMPOK KONTROL DENGAN KOLMOGROV SMIRNOV TEST

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengetahuan Pengetahuan
Pre Test Post Test

N 84 84
a,b
Normal Parameters Mean 33.70 36.13
Std. Deviation 7.818 5.772
Most Extreme Differences Absolute .126 .110
Positive .126 .107
Negative -.107 -.110
Kolmogorov-Smirnov Z 1.153 1.009
Asymp. Sig. (2-tailed) .140 .261
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UJI NORMALITAS DATA SIKAP KELOMPOK INTERVENSI &
KELOMPOK KONTROL DENGAN PERBANDINGAN ANGKA SKEWNESS
DAN STD. ERROR
Explore
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap Pre Test 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%


Sikap Post Test 84 100.0% 0 .0% 84 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Sikap Pre Test Mean 43.36 .806

95% Confidence Interval for Lower Bound 41.75


Mean Upper Bound 44.96

5% Trimmed Mean 42.97

Median 42.00

Variance 54.522

Std. Deviation 7.384

Minimum 34

Maximum 60

Range 26

Interquartile Range 12

Skewness .830 .263

Kurtosis -.516 .520


Sikap Post Test Mean 47.36 .917

95% Confidence Interval for Lower Bound 45.53


Mean Upper Bound 49.18

5% Trimmed Mean 47.30

Median 47.50

Variance 70.594

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Std. Deviation 8.402

Minimum 35

Maximum 63

Range 28

Interquartile Range 16

Skewness .130 .263

Kurtosis -1.392 .520

UJI NORMALITAS DATA SIKAP KELOMPOK INTERVENSI &


KELOMPOK KONTROL DENGAN KOLMOGROV SMIRNOV TEST
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap Pre Test Sikap Post Test

N 84 84
a,b
Normal Parameters Mean 43.36 47.36
Std. Deviation 7.384 8.402
Most Extreme Differences Absolute .174 .138
Positive .174 .138
Negative -.117 -.096
Kolmogorov-Smirnov Z 1.595 1.269
Asymp. Sig. (2-tailed) .012 .080

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan Ayah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 9 21.4 21.4 21.4

SMA 31 73.8 73.8 95.2

PT 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan Ibu

DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK SISWA SMP NEGERI 2


KECAMATAN HALONGONAN KELOMPOK INTERVENSI

Frequencies

Statistics

Umur Suku Bangsa Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu

N Valid 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 Tahun 19 45.2 45.2 45.2

13 Tahun 21 50.0 50.0 95.2

14 Tahun 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Suku Bangsa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jawa 18 42.9 42.9 42.9

Melayu 3 7.1 7.1 50.0

Batak 18 42.9 42.9 92.9

Padang 2 4.8 4.8 97.6

Aceh 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 2 4.8 4.8 4.8

SMP 12 28.6 28.6 33.3

SMA 27 64.3 64.3 97.6

PT 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Statistics

Merokok di Siswa yang


Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Rumah Merokok

N Valid 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0

Frequencies
Frequency Table
Pekerjaan Ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Petani 5 11.9 11.9 11.9

Karyawan Swasta 21 50.0 50.0 61.9

Wiraswasta 9 21.4 21.4 83.3

PNS 3 7.1 7.1 90.5

TNI/Polri 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Petani 6 14.3 14.3 14.3

Karyawan Swasta 9 21.4 21.4 35.7

Wiraswasta 9 21.4 21.4 57.1

PNS 1 2.4 2.4 59.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


IRT 17 40.5 40.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Merokok di Rumah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bapak 22 52.4 52.4 52.4

Abang/Kakak 7 16.7 16.7 69.0

Tidak 13 31.0 31.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Siswa yang Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 7 16.7 16.7 16.7

Tidak 35 83.3 83.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Berapa Batang Rokok Habis Perhari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-2 Batang 7 100.0 100.0 100.0

Total 7 100.0 100.0

Mendapatkan Rokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Teman 3 42.9 42.9 42.9

Membeli 4 57.1 57.1 100.0

Total 7 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Frequencies
Statistics

Pengetahuan Pre Pengetahuan Post


Test Test

N Valid 42 42

Missing 0 0

Frequency Table

Pengetahuan Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 21 50.0 50.0 50.0

Cukup 13 31.0 31.0 81.0

Baik 8 19.0 19.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pengetahuan Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 9 21.4 21.4 21.4

Cukup 20 47.6 47.6 69.0

Baik 13 31.0 31.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Statistics

Sikap Pre Test Sikap Post Test

N Valid 42 42

Missing 0 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Frequency Table

Sikap Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 16 38.1 38.1 38.1

Cukup 23 54.8 54.8 92.9

Baik 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Sikap Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 10 23.8 23.8 23.8

Cukup 25 59.5 59.5 83.3

Baik 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK SISWA SMP NEGERI 2
KECAMATAN HALONGONAN KELOMPOK KONTROL

Frequencies
Statistics

Umur Suku Bangsa Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu

N Valid 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 Tahun 25 59.5 59.5 59.5

13 Tahun 15 35.7 35.7 95.2

14 Tahun 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Suku Bangsa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Jawa 21 50.0 50.0 50.0

Melayu 1 2.4 2.4 52.4

Batak 17 40.5 40.5 92.9

Padang 2 4.8 4.8 97.6

Aceh 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan Ayah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 7 16.7 16.7 16.7

SMA 31 73.8 73.8 90.5

PT 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pendidikan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 2 4.8 4.8 4.8

SMP 12 28.6 28.6 33.3

SMA 27 64.3 64.3 97.6

PT 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

Merokok di Siswa yang


Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Rumah Merokok

N Valid 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Pekerjaan Ayah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Petani 4 9.5 9.5 9.5

Karyawan Swasta 24 57.1 57.1 66.7

Wiraswasta 9 21.4 21.4 88.1

PNS 4 9.5 9.5 97.6

TNI/Polri 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Petani 4 9.5 9.5 9.5

Karyawan Swasta 9 21.4 21.4 31.0

Wiraswasta 9 21.4 21.4 52.4

PNS 1 2.4 2.4 54.8

IRT 19 45.2 45.2 100.0

Total 42 100.0 100.0

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bapak 25 59.5 59.5 59.5

Abang/Kakak 6 14.3 14.3 73.8

Tidak 11 26.2 26.2 100.0

Total 42 100.0 100.0

Siswa yang Merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 5 11.9 11.9 11.9

Tidak 37 88.1 88.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berapa Batang Rokok Habis Perhari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-2 Batang 5 100.0 100.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Mendapatkan Rokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Teman 3 60.0 60.0 60.0

Membeli 2 40.0 40.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Pengetahuan Pre Pengetahuan Post


Test Test

N Valid 42 42

Missing 0 0

Frequency Table

Pengetahuan Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 21 50.0 50.0 50.0

Cukup 15 35.7 35.7 85.7

Baik 6 14.3 14.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 18 42.9 42.9 42.9

Cukup 18 42.9 42.9 85.8

Baik 6 14.2 14.2 100.0

Total 42 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

Sikap Pre Test Sikap Post Test

N Valid 42 42

Missing 0 0

Frequency Table

Sikap Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 17 40.5 40.5 40.5

Cukup 21 50.0 50.0 90.5

Baik 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Sikap Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 16 38.1 38.1 38.1

Cukup 22 52.4 52.4 90.5

Baik 4 9,5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI INDEPENDEN-SAMPLE T TEST PRE TEST VARIABEL
PENGETAHUAN

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pengetahuan Pre 1 42 33.83 8.151 1.258


Test
dimension1

2 42 33.57 7.568 1.168

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95%
Confidence
Interval of the
Mean
Difference
Sig. (2- Differen Std. Error
F Sig. t Df tailed) ce Difference Lower Upper

Pengetahuan Equal .537 .466 .15 82 .879 .262 1.716 -3.152 3.676
Pre Test variances 3
assumed

Equal .15 81.553 .879 .262 1.716 -3.153 3.676


variances not 3
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI INDEPENDEN-SAMPLE T TEST POST TEST VARIABEL
PENGETAHUAN

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pengetahuan Post Test 1 42 37.64 6.488 1.001


dimension1

2 42 35.10 4.247 .655

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Sig. Mean Interval of the

(2- Differen Std. Error Difference

F Sig. T df tailed) ce Difference Lower Upper

Penget Equal 3.92 .061 2.129 82 .036 2.548 1.197 .167 4.928
ahuan variances 9
Post assumed
Test Equal 2.129 70.691 .037 2.548 1.197 .162 4.934
variances
not
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI INDEPENDEN-SAMPLE T TEST PRE TEST VARIABEL SIKAP

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sikap Pre Test 1 42 43.52 7.306 1.127


dimension1

2 42 43.19 7.546 1.164

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Differen Differe Difference

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) ce nce Lower Upper

Sikap Equal .013 .909 .206 82 .838 .333 1.621 -2.891 3.557
Pre variances
Test assumed

Equal .206 81.915 .838 .333 1.621 -2.891 3.557


variances
not
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI INDEPENDEN-SAMPLE T TEST POST TEST VARIABEL SIKAP

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sikap Post Test 1 42 47.45 8.937 1.379


dimension1

2 42 45.25 7.784 1.201

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Error Interval of the

Sig. (2- Mean Differe Difference

F Sig. T Df tailed) Difference nce Lower Upper

Sikap Post Equal 1.198 .075 - 82 .045 -2.190 1.829 -5.828 1.447
Test variances 1.273
assumed

Equal - 80.484 .046 -2.190 1.829 -5.829 1.448


variances 1.273
not
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK
DI SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

NO. PENGETAHUAN JML KTG SIKAP JML KTG


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 48 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 55 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 26 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 63 3
3 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 30 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 43 2
4 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 33 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 40 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 39 1
6 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 43 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 2
7 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 58 2
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 41 2
9 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 38 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 3
10 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 41 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 2
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 49 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 55 2
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 63 3
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 26 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 43 2
14 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 33 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 40 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 28 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 39 1
16 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 38 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 2
17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 58 2
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 41 1
19 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 38 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 3
20 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 42 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 49 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 55 2
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 63 3
23 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 31 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 43 2
24 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 33 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 40 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 39 1
26 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 42 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 2
27 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 58 2
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 41 1
29 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 37 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 3
30 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 43 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 2

Keterangan:
Pengetahuan: Sikap:
1 : Salah 1 : Skor 25-33 : Kurang 1 : Sangat tidak setuju 1 : Skor 20-40 : Kurang
2 : Benar 2 : Skor 34-42 : Cukup 2 : Tidak setuju 2 : Skor 41-60 : Cukup
3 : Skor 43-50 : Baik 3 : Setuju 3 : Skor 61-80 : Baik
4 : Sangat setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN PRE-TEST KELOMPOK INTERVENSI
PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK
DI SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

NO. UMUR KTG SB KTG PDKA KTG PDKI KTG PKRJA KTG PKRJI KTG MR KTG PM KTG RHP KTG MR KTG PENGETAHUAN JML KTG SIKAP JML KTG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20
1 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 PNS 4 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
2 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 1
3 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
4 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 26 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
5 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
6 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
7 12 1 JW 1 SMA 3 SMP 2 KS 2 PTN 1 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 2
8 13 2 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 39 2
9 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 55 2
10 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 TNI 5 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 37 1
11 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
12 12 1 BTK 3 PT 4 SMA 3 PNS 4 WRTS 3 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 37 1
13 13 2 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 38 1
14 14 3 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
15 14 3 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 2
16 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 POLRI 5 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 42 2
17 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 5 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 38 1
18 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 38 1
19 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 WRST 3 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 49 2
20 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 37 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2
21 12 1 BTK 3 SMP 2 SD 1 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 40 2 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
22 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 60 3
23 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
24 13 2 JW 1 SMA 3 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 33 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
25 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 36 1
26 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 36 1
27 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 40 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 1
28 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 43 2
29 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 35 1
30 13 2 ACH 5 PT 4 PT 4 PNS 4 PNS 4 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2
31 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 41 2
32 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 48 2
33 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 38 1
34 13 2 MLY 2 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 44 2
35 13 2 MLY 2 SMA 3 SMA 2 TNI 5 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 36 1
36 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
37 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 2
38 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 39 2
39 13 2 MLY 2 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 42 2
40 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 35 1
41 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 43 2
42 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 26 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 46 2

Keterangan : Berapa batang rokok perhari: Mendapatkan rokok: Pengetahuan:


Usia Suku bangsa: Pendidikan orang tua: Pekerjaan ayah: Merokok di rumah: Pernah merokok: 1. 1-2 batang 1. Teman 1 : Salah Sikap:
1 12 1 Jawa 1. SD 1. Petani 1. Bapak 1. Ya 2. 3-4 batang 2. Membeli 2 : Benar 1 : Sangat tidak setuju
2 13 2 Melayu 2. SMP 2. Karyawan Swasta 2. Ibu 2. Tidak 3. > 5 batang 2 : Tidak setuju
3 14 3 Batak 3. SMA 3. Wiraswasta 3. Abang/Kakak 1 : Skor 24-31 : Kurang 3 : Setuju
4 Padang 4. PT 4. PNS 4. Tidak ada 2 : Skor 32-40 : Cukup 4 : Sangat setuju
5 Aceh 5. TNI/Polri 3 : Skor 41-48 : Baik
6. BHL 1 : Skor 19-37 : Kurang
7. L ain-lain 2 : Skor 38-56 : Cukup
3 : Skor 57-76 : Baik
Pekerjaan ibu:
1. Petani
2. Karyawan Swasta
3. Wiraswasta
4. PNS
5. IRT
6. TNI/POLRI
7. BHL
8. L ain-lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN PRE-TEST KELOMPOK KONTROL
PENGARUH MEDIA AUDIVISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA
DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

NO. UMUR KTG SB KTG PDKA KTG PDKI KTG PKRJA KTG PKRJI KTG MR KTG PM KTG RHP KTG MR KTG PENGETAHUAN JML KTG SIKAP JML KTG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20
1 12 1 JW 1 PT 4 SMA 3 PNS 4 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
2 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 36 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 41 2
3 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
4 12 1 JW 1 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 26 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
5 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
6 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
7 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 2
8 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 38 1
9 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 55 2
10 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 37 1
11 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
12 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRTS 3 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 37 1
13 12 1 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 2
14 13 2 BTK 3 PT 4 SMA 3 PNS 4 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
15 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 2
16 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 36 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 42 2
17 12 1 JW 1 SMA 2 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 38 1
18 14 3 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 38 1
19 12 1 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 49 2
20 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 32 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 3 38 1
21 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 40 2 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
22 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 60 3
23 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
24 13 2 JW 1 SMA 3 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 42 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 45 2
25 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 KS 2 IRT 5 ABG 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 36 1
26 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 36 1
27 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 37 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 1
28 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 38 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 35 1
29 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 35 1
30 13 2 ACH 5 PT 4 PT 4 PNS 4 PNS 4 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2
31 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 41 2
32 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 48 2
33 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 38 1
34 13 2 PDG 4 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 38 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 34 1
35 14 3 MLY 2 SMA 3 SMA 2 TNI 5 IRT 5 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 36 1
36 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
37 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
38 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 39 2
39 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 42 2
40 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 35 11
41 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 33 22 22 33 33 43
43 22
42 12 1 JW 1 PT 4 SMA 3 PNS 4 IRT 5 ABG 3 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 26 1 3 3 3 22 22 22 22 22 33 33 33 33 22 33 22 22 22 22 22 46
46 22

Keterangan : Berapa batang rokok perhari: Mendapatkan rokok: Pengetahuan: Sikap:


Usia Suku bangsa: Pendidikan orang tua: Pekerjaan orang tua: Merokok di rumah: Pernah merokok: 1. 1-2 batang 1. Teman 1 : Salah 1 : Sangat tidak setuju
1 12 1 Jawa 1. SD 1. Petani 1. Bapak 1. Ya 2. 3-4 batang 2. Membeli 2 : Benar 2 : Tidak setuju
2 13 2 Melayu 2. SMP 2. Karyawan Swasta 2. Ibu 2. Tidak 3. > 5 batang 3 : Setuju
3 14 3 Batak 3. SMA 3. Wiraswasta 3. Abang/Kakak 1 : Skor 24-31 : Kurang 4 : Sangat setuju
4 Padang 4. PT 4. PNS 4. Tidak ada 2 : Skor 32-40 : Cukup
5 Aceh 5. TNI/Polri 3 : Skor 41-48 : Baik 1 : Skor 19-37 : Kurang
6. BHL 2 : Skor 38-56 : Cukup
7. L ain-lain 3 : Skor 57-76 : Baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN POST-TEST KELOMPOK INTERVENSI
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK
DI SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN TIMUR KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

NO. UMURKTG SB KTG PDKAKTG PDKI KTG PKRJA KTG PKRJI KTG MR KTG PM KTG RHP KTG MR KTG PENGETAHUAN JML KTG SIKAP JML KTG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20
1 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 PNS 4 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 36 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
2 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 42 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 1
3 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
4 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 35 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 45 2
5 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
6 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 33 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 43 2
7 12 1 JW 1 SMA 3 SMP 2 KS 2 PTN 1 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 2
8 13 2 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 39 2
9 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 37 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
10 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 TNI 5 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 37 1
11 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
12 12 1 BTK 3 PT 4 SMA 3 PNS 4 WRTS 3 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 37 1
13 13 2 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 38 1
14 14 3 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
15 14 3 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 2
16 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 POLRI 5 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 42 2
17 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 5 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 37 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 47 2
18 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 38 1
19 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 34 2 4 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 51 2
20 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 42 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 58 3
21 12 1 BTK 3 SMP 2 SD 1 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53 2
22 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 60 3
23 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 42 2
24 13 2 JW 1 SMA 3 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 33 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 37 1
25 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 35 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 51 2
26 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 36 1
27 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 40 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 1
28 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 43 2
29 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 36 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 51 2
30 13 2 ACH 5 PT 4 PT 4 PNS 4 PNS 4 BPK 1 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2
31 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 41 2
32 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 27 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 48 2
33 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 37 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 38 1
34 13 2 MLY 2 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 44 2
35 13 2 MLY 2 SMA 3 SMA 2 TNI 5 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 41 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58 3
36 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 36 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3
37 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 41 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 55 2
38 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 39 2
39 13 2 MLY 2 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 42 2
40 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 42 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 55 2
41 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 31 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 43 2
42 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 44 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3

Keterangan : Berapa batang rokok perhari: Mendapatkan rokok: Pengetahuan: Sikap:


Usia Suku bangsa: Pendidikan orang tua: Pekerjaan orang tua: Merokok di rumah: Pernah merokok: 1. 1-2 batang 1. Teman 1 : Salah 1 : Sangat tidak setuju
1 12 1 Jawa 1. SD 1. Petani 1. Bapak 1. Ya 2. 3-4 batang 2. Membeli 2 : Benar 2 : Tidak setuju
2 13 2 Melayu 2. SMP 2. Karyawan Swasta 2. Ibu 2. Tidak 3. > 5 batang 3 : Setuju
3 14 3 Batak 3. SMA 3. Wiraswasta 3. Abang/Kakak 1 : Skor 24-31 : Kurang 4 : Sangat setuju
4 Padang 4. PT 4. PNS 4. Tidak ada 2 : Skor 32-40 : Cukup
5 Aceh 5. TNI/Polri 3 : Skor 41-48 : Baik 1 : Skor 19-37 : Kurang
6. BHL 2 : Skor 38-56 : Cukup
7. L ain-lain 3 : Skor 57-76 : Baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN POST-TEST KELOMPOK KONTROL
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK
DI SMP NEGERI 2 KECAMATAN HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

NO. UMUR KTG SB KTG PDKAKTG PDKI KTG PKRJA KTG PKRJI KTG MR KTG PM KTG RHP KTG MR KTG PENGETAHUAN JMLKTG SIKAP JM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20
1 12 1 JW 1 PT 4 SMA 3 PNS 4 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 42 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 5
2 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 33 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3
3 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 31 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 3
4 12 1 JW 1 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 36 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4
5 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3
6 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 37 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
7 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 41 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 5
8 12 1 JW 1 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3
9 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 34 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6
10 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 36 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
11 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 42 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 5
12 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRTS 3 TDK 4 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 33 2 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3
13 12 1 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 4
14 13 2 BTK 3 PT 4 SMA 3 PNS 4 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 37 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4
15 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 WRST 3 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3
16 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 37 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
17 12 1 JW 1 SMA 2 SMP 2 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 31 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 5
18 14 3 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3
19 12 1 BTK 3 SMA 3 SMP 2 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 34 2 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 3
20 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 36 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
21 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 31 1 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 5
22 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 42 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 6
23 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 4
24 13 2 JW 1 SMA 3 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 38 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4
25 13 2 BTK 3 SMA 3 SD 1 KS 2 IRT 5 ABG 4 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3
26 13 2 PDG 4 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 37 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
27 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 YA 1 1-2 BTG 1 MBL 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 31 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 5
28 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 TDK 4 TDK 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3
29 12 1 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 31 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6
30 13 2 ACH 5 PT 4 PT 4 PNS 4 PNS 4 BPK 1 TDK 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3
31 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 34 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6
32 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 WRST 3 KS 2 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 36 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
33 13 2 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 IRT 5 BPK 1 TDK 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 42 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 5
34 13 2 PDG 4 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3
35 14 3 MLY 2 SMA 3 SMA 2 TNI 5 IRT 5 TDK 4 YA 1 1-2 BTG 1 TMN 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 4
36 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 BPK 1 TDK 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 29 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3
37 13 2 BTK 3 SMP 2 SMP 2 PTN 1 PTN 1 BPK 1 TDK 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3
38 12 1 BTK 3 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 TDK 4 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 37 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
39 13 2 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 ABG 3 TDK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 41 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 5
40 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 KS 2 TDK 4 TDK 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 30 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3
41 12 1 JW 1 SMA 3 SMA 3 KS 2 WRST 3 ABG 3 TDK 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 34 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3
42 12 1 JW 1 PT 4 SMA 3 PNS 4 IRT 5 ABG 3 TDK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 37 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 4

Keterangan : Berapa batang rokok perhari: Mendapatkan rokok: Pengetahuan: Sikap:


Usia Suku bangsa: Pendidikan orang tua: Pekerjaan orang tua: Merokok di rumah: Pernah merokok: 1. 1-2 batang 1. Teman 1 : Salah 1 : Sangat tidak setuju
1 12 1 Jawa 1. SD 1. Petani 1. Bapak 1. Ya 2. 3-4 batang 2. Membeli 2 : Benar 2 : Tidak setuju
2 13 2 Melayu 2. SMP 2. Karyawan Swasta 2. Ibu 2. Tidak 3. > 5 batang 3 : Setuju
3 14 3 Batak 3. SMA 3. Wiraswasta 3. Abang/Kakak 1 : Skor 24-31 : Kurang 4 : Sangat setuju
4 Padang 4. PT 4. PNS 4. Tidak ada 2 : Skor 32-40 : Cukup
5 Aceh 5. TNI/Polri 3 : Skor 41-48 : Baik 1 : Skor 19-37 : Kurang
6. BHL 2 : Skor 38-56 : Cukup
7. L ain-lain 3 : Skor 57-76 : Baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai