1
2
2
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
Dra.Masniah,M.Kes,Apt
NIP 196204281995032001
3
4
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya
Merokok Terhadap Tindakan Siswa Jurusan Otomotif di
SMK 1 YAPIM Medan
NAMA : Vita Rosdelina Ritonga
NIM : P07539015028
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir
Program Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Medan, Agustus 2018
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
Dra.Masniah,M.Kes,Apt
NIP 196204281995032001
4
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
iv
v
ABSTRACT
v
v
ABSTRAK
Masalah merokok di kalangan remaja merupakan masalah yang harus
segera diatasi, karena akibat yang ditimbulkan sangat berpengaruh pada
perkembangan generasi muda yang nantinya akan memimpin masa depan
Negara kita. Jumlah perokok di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
tentang bahaya merokok terhadap tindakan siswa jurusan otomotif di SMK1
Yapim Medan.
Penelitian dilakukan dengan metode survei analitik dengan pendekatan
Cross sectional. Teknik pengumpulan sampel adalah Simple Random Sampling.
Populasinya kelas X dan XI berjumlah 163 orang, diperoleh sampel sebanyak 62
orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data
menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pengetahuan
baik 37 orang (59.7%), dan 25 orang (40.3%) pengetahuan tidak baik. Siswa di
sekolah ini memiliki sikap positif 39 orang (62.9%) dan sikap negatif 23 orang
(37.1%). Siswa yang merokok yaitu 26 orang (41.9%) dan tidak merokok 36
orang (58.1%). Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap
tindakan siswa diperoleh nilai p = 0.000 (p<0.05). Hubungan sikap tentang
bahaya merokok terhadap tindakan siswa diperoleh nilai p = 0.000 (p<0.05).
Kesimpulan, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
sikap tentang bahaya merokok terhadap tindakan siswa jurusan otomotif di
SMK1 Yapim Medan.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Tindakan
Siswa Jurusan Otomotif di SMK 1 YAPIM Medan
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan ,
bantuan, saran serta dukungan doa dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya –
besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Ibu Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Medan.
2. Ibu Dra. Masniah, M.Kes., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Maya Handayani Sinaga, S.S, M.Pdselaku Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis selama menjalani perkulihaan di Jurusan
Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan.
4. Ibu Rosmayani Silitonga, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing dan Ketua
Penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang selalu memberikan saran
serta bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah hingga menghantarkan penulis mengikuti Ujian Akhir
Program (UAP).
5. Ibu Maya Handayani Sinaga,S.S, M.Pd selaku Penguji I yang telah
menguji dan memberikan saran kepada penulis .
6. Ibu Dra. D Elysa Putri M. M.Si.,Apt selaku Penguji II yang telah
menguji dan memberikan saran kepada penulis
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan.
8. Teristimewa kepada kedua Orangtua tercinta penulis Ayahanda Birman
Ritonga dan Ibundaku tercinta Ny.Rambe, serta adik dan keponakan
penulis Nailan Najaa Ritonga dan Imam F Ritonga sekaligus abang
kakakku yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moral, materi
serta motivasi yang sangat berarti kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan, melaksanakan penelitian dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kepada Sahabat penulis Reoks, Husna, Liani, Desi dan teman – teman
sembimbingan suicide squad yang telah mendukung penuh dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Teman - teman seperjuangan stambuk 2015 Poltekkes Kemenkes Medan
Jurusan Farmasi dan semua pihak yang tidak dapat penulis satu persatu
vii
viii
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................iv
ABSTRACT.......................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1. Tujuan Umum..................................................................................3
2. Tujuan Khusus.................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................3
ix
3.3.2 Sampel......................................................................................17
3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data....................................................18
3.4.1 Jenis data..................................................................................18
3.4.2 Cara Pengumpulan Data...........................................................18
3.5 Pengolahan dan Analisis Data............................................................18
3.5.1 Pengolahan Data......................................................................18
3.5.2 Analisis Data.............................................................................19
3.6 Metode Pengukuran Variabel.............................................................19
3.6.1 Pengetahuan.............................................................................19
3.6.2 Sikap.........................................................................................20
3.6.3 Tindakan...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................30
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra-indra yang dimilikinya (mata, hidung,dan
sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-
beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah
diketahui tersebut pada situsai yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas
objek tersebut.
4
5
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
(Notoadmodjo, 2014).
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya). Campbell (1950) mendefenisikan sangat sederhana, yakni “An
indivisual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to object”.
Jadi jelas di sini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala
dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.
Menurut Allport (1954) dalam sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok,
yakni:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian (tekandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap
objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku
terbuka (tindakan).
Ketiga komponen tersebut di atas secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut.
a. Menerima (receiving):
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang
diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding):
Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing):
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain,
bahkan mengajak atau memengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespons.
d. Bertanggung Jawab (responsibel)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa
yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang
lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain (Notoadmodjo, 2014).
2.3 Tindakan (praktik)
Tindakan (praktik) dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut
kualitasnya, yakni:
a. Praktik terpimpin (guided response):
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism):
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu
hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanik.
c. Adopsi (adoption):
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya,
apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
dilakukan modiikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas
(Notoadmodjo, 2014).
2.4 Remaja dan Rokok
2.4.1 Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja
1. Pengaruh Orang Tua
Remaja yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan memiliki
orangtua yang juga perokok akan lebih mudah untuk menjadi perokok.
2. Pengaruh Teman
Kebanyakan remaja pertama kali merokok karena pengaruh teman. Remaja
perokok akan mempunyai teman yang sebagian besar adalah perokok juga.
3. Faktor Kepribadian
Remaja mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu, melepaskan diri
dari masalah dan rasa bosan.
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media cetak dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan telah mendorong rasa ingin tahu
remaja dan membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti yang ada dalam iklan tersebut (Nasution, 2011 dalam Gultom, 2017).
2.4.2 Mengatasi Anak yang Suka Merokok
1. Komunikasi yang Baik dengan Anak
Pada kasus anak yang merokok, memarahi anak agar berhenti merokok
justru akan membuat anak melakukannya secara sembunyi-sembunyi agar
tidak ketahuan. Untuk itu, ajaklah anak ngobrol dengan komunikasi yang
baik agar anak mengerti akan keinginan anda.
2. Beri Pengertian Akan Bahaya Merokok
Hampir dapat di pastikan bahwa anak-anak suka merokok karena mereka
tidak memahami akan bahaya rokok. Untuk itu, orangtua harus memberikan
pemahaman kepada anak akan bahaya rokok. Ajaklah anak berbicara empat
mata agar lebih efektif. Anda harus berkomunikasi dengan lembut.
Sampaikan bahwa merokok memiliki efek negatif bagi kesehatan. Jika perlu,
berikan contoh orang-orang dikenalnya mengenai dampak buruk merokok.
3. Alihkan dari Teman Perokok Aktif
Jika penyebab anak anda merokok adalah karena pengaruh temannya,
usahakan untuk memisahkan anak anda dengan teman-temannya tersebut.
Sebab, pengaruh teman biasanya lebih kuat daripada pengaruh iklan di TV
maupun media massa lainnya. Untuk itu, orangtua juga harus mengenal
teman-teman yang biasa bergaul dengan anaknya.
4. Kerjasama dengan Pihak Sekolah
Jika anak merokok di luar pengawasan anda, misalnya di sekolah, maka
Anda perlu bekerjasama dengan pihak sekolah. Hal ini tidak hanya berguna
untuk anak Anda, tapi juga bisa mencegah lebih banyak lagi siswa yang
merokok (Novi, 2015 dalam Gultom, 2017).
2.5 Rokok
2.5.1 Pengertian dan Sejarah Rokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu
terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang
di sekitar perokok yang bukan perokok (Jaya, 2016).
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 di antaranya
berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. Zat ini bersifat kersinogen, dan mampu memicu kanker
paru-paru yang mematikan. Karbon monok-sida adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (Jaya,
2016)
2. Sejarah Rokok
a. Asal Mula Rokok
Menurut sejarah, masyarakat di dunia yang merokok untuk pertama
kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti
memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut-ikutan mencoba menghisap
rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan
merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan
bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata.
Abad 17 Masehi, para pedagang Spanyol masuk ke Turki, dan pada saat
itu, kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Jadi usia rokok
belumlah terlalu lama, sekitar 3 abad lebih. Telah banyak riset yang
membuktikan bahwa rokok dapat menyebabkan kecanduan. Disamping itu rokok
juga dapat menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit
pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
b. Sejarah Rokok di Indonesia
Dari segi bahan, rokok mempunyai beberapa istilah, yaitu rokok sigaret
dan rokok kretek. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari
daun tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh. Jadi
rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai
campuran aroma dan rasa cengkeh. Masyarakat Jawa sebagai perokok pertama,
juga mengenal istilah rokok putih, sebutan untuk rokok tanpa cengkeh
(Joglosemar, 2003 dalam Jaya, 2016).
Ada pula istilah rokok klobat yang terbuat dari daun jagung kering yang
diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh. Haji Jamhari diyakini sebagai
pencipta rokok kretek dan memomulerkannya pada sekitar tahun 1880.
M.Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu rokok kretek (Joglo Semar,
2003 dalam Jaya, 2016). M.Nitisemito berasal dari Kudus, sekitar 50 km arah
Timur Semarang, Jawa Tengah. Sekitar tahun 1906, Nitisemito menderita batuk
dan asma yang tak kunjung sembuh. Dikarenakan keputusasaan dalam
menghadapi sakitnya, ia mencampur tembakau dicampur dengan cengkeh yang
telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang kemudian
disebutnya sebagai rokok klobot. Nitisemito pun merasa sehat setelah merokok
klobot tersebut dan bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut secara luas
kepada masyarakat.
Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertama kalinya,
M Nitisetimo adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok kretek
dengan kemasan dan diberi merek. Sebelumnya, Nitisetimo hanyalah seorang
priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau.
Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan
Nasilah, seorang pembuat dan penjual rokok klobot. Para pelanggannya adalah
para buruh, penjaja, atau pedagang kaki lima dan sais dokar yang ada di sekitar
rumahnya (Jaya, 2016)
Jalinan kerjasama antara Nitisemito dan Nasilah kemudian menjadi suami
istri. Inilah yang merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di
Indonesia. Di bawah bendera perusahannya, NV Bal Tiga, Nitisemito menjual
rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto: “Djangan Loepa Saja
Poenja Nama” (Jawa Pos,Kamis Legi, 28 Agustus 2003 ). Inilah rokok kretek
pertama di Indonesia yang dicetak dengan dan menggunakan merk. Namun
nasib perusahaan Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek
ciptaannya. Perusahannya mengalami bangkrut pada tahun 1953, disebabkan
karena ketidak mampuannya bersaing dengan para pesaingnya yang semakin
lama semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek
(Joglosemar, 2003 Jaya, 2016).
Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak
Nitisemito mendirikan industri rokok. Perusahaan rokok tersebut antara lain
Nojorono yang didirikan tahun 1932. Nojorono dibangun oleh Tjoa Kang Hay dan
dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama
perusahaan Trio. Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah astrokoro,
555, dan Kaki Tiga. Beberap waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan
perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus
yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan Nojorono.
Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo.
Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha berkembang
pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian, baik bagi pengusaha,
maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajaknya. Namun demikian
banyak pula dampak negatif dari rokok baik bagi kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan budaya.
3. Jenis Rokok
Indonesia pada umumnya, rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1 .Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
3. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku
1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertemtu
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin.
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter
1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
2.5.2 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan dan Orang di Sekitarnya
Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Merokok
sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya
merokok terhadap kesehatan tubuh telah di teliti dan di buktikan banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko
timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh
darah, kanker paru-paru, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat janin.
Kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui
orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari
kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
(Jaya, 2016).
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang
rokok di bakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti
nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanida, ammonia,
acrolein, acetilen, benzaldehyde, dan lainnya. Secara umum bahan-bahan ini
dapat di bagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen
padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau partikel di bagi menjadi
nikotin dan tar.
Setiap isapan asap rokok mengandung 1014 radikal bebas dan 1016
oksidan, yang semuanya tentu akan masuk terisap ka dalam paru (Aditama,
2017). Jadi bila sesorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan
sekaligus mengisap bahan-bahan kimia. Bila rokok di bakar, maka asapnya juga
akan beterbangan di sekitar si perokok. Asap rokok yang diisap si perokok
disebut dengan “asap utama” (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari
ujung rokok yang terbakar yang diisap oleh orang sekitar perokok disebut “asap
sampingan” (saidstream smoke atau secondhandsmoke ) atau bisa disebut juga
dengan perokok pasif.
Setelah mengisap rokok bertahun-tahun, si perokok mungkin menderita
sakit. Makin lama ia punya kebiasaan merokok maka makin besar kemungkinan
mendapat penyakit. Tetapi, secara umum, penyakit-penyakit seperti kanker,
penyakit jantung dan lain-lain akan di derita setelah mengisap rokok selama 10-
20 tahun. (Aditama, 2017).
Merokok memberi dampak negatif pada kesehatan reproduksi pria dan
wanita. Campuran komponen toksis rokok mempengaruhi kualitas dan kuantitas
spermatozoa, pada pria meliputi disfungsi ereksi, libido, ejakulasi, dan gangguan
organisme (Sari dkk, 2010 dalam Santi 2013).
2.5.3 Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok
Di dalam rokok banyak sekali zat-zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Rokok yang sedang terbakar menghasilkan lebih dari 4000 zat
kimia; banyak di antaranya yang bersifat toksik dan sekitar 40 zat kimia
menyebabkan kanker. Senyawa-senyawa ini tetap berada di udara sebagai asap
tembakau yang dihirup oleh orang lain di kawasan tersebut. Zat-zat berbahaya
tersebut diantaranya adalah :
1. Aceton
2. Naftalen
3. Arsenik
4. Tar
5. Metanol
6. Vinyl chlorida
7. Fenol Butane
8. Potassium Nitrat
9. Polonium
10. Amonia
11. DDT
12. Hidrogen sianida
13. Nikotin
14. Cadmium
15. Karbon monoksida( Jaya, 2016)
Pengetahuan Siswa Tindakan Merokok Siswa jurusan otomotif SMK 1 Yapim Medan
Sikap Siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
17
18
3.6.2 Sikap
Sikap diukur dengan berdasarkan Skala Likert yakni skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016) dimana sikap dibuat
menjadi pertanyaan positif dan pertanyaan negatif.
Sikap diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan menggunakan
skala likert dengan opsi jawaban 4 yakni
1. Sangat Setuju (SS) =4
2. Setuju (S) =3
3. Tidak setuju (TS) =2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) =1
Sehingga diperoleh skor tertinggi = 10 x 4 = 40 dan skor terendah 10x1=10
sehingga diperoleh interval skor sebagai berikut :
3.6.3 Tindakan
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa
jam, hari, atau bulan yang lalu (Sugiyono, 2016). Tindakan diukur dengan
menggunakan skala Guttman, penilaian tindakan baik diberi skor 1 dan tindakan
tidak baik diberi skor 0.
Tindakan dalam penelitian ini diukur dengan 10 item pertanyaan dimana
penilaian diberikan dengan skor 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan skor 0
(nol) untuk jawaban yang salah, jumlah pertanyaan 10 maka nilai tertinggi adalah
10 dan skor terendah adalah 10 x 0 = 0 sehingga diperoleh interval skor sebagai
berikut:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
23
4.1.2.2 Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini diukur dengan 10 item pertanyaan
dimana berdasarkan rekapitulasi jawaban responden terhadap ke-10 item
pertanyaan tentang pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan, maka pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni baik dan tidak baik dengan
distribusi frekuensi sebagai berikut ;
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan
No Pengetahuan n %
1 Baik 37 59.7
2 Tidak baik 25 40.3
Total 62 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari 62 orang responden penelitian, 37
orang (59.7%) memiliki pengetahuan baik tentang bahaya rokok terhadap
kesehatan dan 25 orang (40.3%) memiliki pengetahuan tidak baik. Dengan
demikian, mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang bahaya
rokok terhadap kesehatan yakni sebanyak 37 orang (59.7%).
4.1.2.3 Sikap
Sikap dalam penelitian ini diukur dengan 10 item pertanyaan dimana
berdasarkan rekapitulasi jawaban responden terhadap ke-10 item pertanyaan
tentang sikap responden mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan, maka
sikap responden tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dikategorikan
kedalam 2 tingkatan yakni positif dan negatif dengan distribusi frekuensi sebagai
berikut ;
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan
No Sikap n %
1 Positif 39 62.9
2 Negatif 23 37.1
Total 62 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa dari 62 orang responden penelitian, 39
orang (62.9%) memiliki sikap positif tentang bahaya rokok terhadap kesehatan
dan 23 orang (37.1%) memiliki sikap negatif. Dengan demikian, mayoritas
responden memiliki sikap positif tentang bahaya rokok terhadap kesehatan yakni
sebanyak 39 orang (62.9%).
4.1.2.4 Tindakan Merokok
Tindakan merokok dalam penelitian ini diukur dengan 10 item pertanyaan
dimana berdasarkan rekapitulasi jawaban responden terhadap ke-10 item
pertanyaan tentang tindakan merokok maka tindakan merokok responden
dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni merokok dan tidak merokok dengan
distribusi frekuensi sebagai berikut ;
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Merokok
No Tindakan Merokok n %
1 Merokok 26 41.9
2 Tidak merokok 36 58.1
Total 62 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa dari 62 orang responden penelitian, 26
orang (41.9%) merokok dan 36 orang (58.1%) tidak merokok. Dengan demikian,
mayoritas responden adalah tidak merokok yakni sebanyak 36 orang (58.1%).
4.1.3 Analisis Bivariat
4.1.3.1 Hubungan Pengetahuan Terhadap Tindakan Merokok
Hubungan Pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap Tindakan
Merokok dilakukan dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat
kepercayaan 95% ( p<0.05).
Tabel 4.5.
Hasil Uji Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok
Terhadap Tindakan Merokok
Tindakan Merokok p
Pengetahuan Merokok Tidak merokok Total
n % N % N %
Baik 5 13.5 32 86.5 37 100.0
Tidak baik 21 84.0 4 16.0 25 100.0 0.000
Total 26 41.9 36 58.1 62 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Hasil hubungan pada Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa dari 37
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan, 5 orang (13.5%) merokok dan 32 orang (86.5%) tidak merokok.
Selanjutnya, dari 25 responden yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang
bahaya merokok terhadap kesehatan, 21 orang (84.0%) merokok dan 4 orang
(16.0%) tidak merokok. Dengan demikian, mayoritas responden yang tidak
merokok adalah yang memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok
terhadap kesehatan yakni sebanyak 32 orang (86.5%).
Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai sig-p = 0.000, lebih kecil
dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang bahaya
merokok terhadap kesehatan memiliki hubungan signifikan dengan tindakan
merokok.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Terhadap
Tindakan Merokok
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden
memiliki pengetahuan baik tentang bahaya rokok terhadap kesehatan yakni
sebanyak 37 orang (59.7%) dan mayoritas responden adalah tidak merokok
yakni sebanyak 36 orang (58.1%). Hal ini berarti bahwa ada hubungan linier
negatif antara pengetahuan dengan tindakan merokok. Dengan kata lain,
semakin baik pengetahuan seseorang, semakin kecil kemungkinan merokok,
demikian juga sebaliknya. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil uji chi-
square dimana dari 37 responden yang memiliki pengetahuan baik tentang
bahaya merokok terhadap kesehatan, 5 orang (13.5%) merokok dan 32 orang
(86.5%) tidak merokok. Sebaliknya, dari 25 responden yang memiliki
pengetahuan tidak baik tentang bahaya merokok terhadap kesehatan, 21 orang
(84.0%) merokok dan 4 orang (16.0%) tidak merokok. Dengan demikian,
mayoritas responden yang tidak merokok adalah yang memiliki pengetahuan
baik tentang bahaya merokok terhadap kesehatan yakni sebanyak 32 orang
(86.5%). Menurut peneliti hal ini dikarenakan pihak sekolah telah bekerja dengan
baik dalam mendidik dan memberikan pengarahan kepada siswanya dengan
diadakannya bimbingan konseling secara rutin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Doppy Andika dengan judul
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Merokok Pada Pelajar SMPN 1
Pariaman dimana hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang rokok dan kejadian merokok pada pelajar SMPN 1
Pariaman.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan
penelitian, ternyata perilaku didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan adalah
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sikap
adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sekolah
merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya sekolah merupakan tempat
lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku
kesehatan. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangat penting,
karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak dari pada orang
tuanya. Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif untuk
berperilaku sehat bagi anak-anak (Notoatmodjo, 2010).
Pentingnya pengetahuan tentang bahaya rokok adalah karena rokok
merupakan faktor terjadinya berbagai macam penyakit bagi kesehatan
seseorang. Banyak penelitian membuktikan bahwa bahaya merokok terhadap
kesehatan tubuh sangat banyak. Dari sebatang rokok tersebut mengandung
4000 bahan kimia beracun dan tidak kurang dari 69 diantaranya bersifat
karsinogenik, sehingga rokok dan lingkungan yang terpapar asap rokok dapat
membahayakan kesehatan individu dan masyarakat. Kandungan bahan kimia
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang tidak menular seperti
serangan jantung, impotensi, kanker lambung, kanker paru, kanker mulut, asma
bronkhial, dan lain-lain. Selain itu rokok juga dapat menyebabkan kemandulan,
gangguan imunitas bayi, dan peningkatan kematian serta pertumbuhan fisik
maupun IQ (intelegent Quotient) yang lambat (Aditama, 2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok terhadap
tindakan siswa jurusan otomotif di SMK 1 Yapim Medan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang bahaya rokok
terhadap kesehatan yakni sebanyak 37 orang (59.7%) dan mayoritas
responden adalah tidak merokok yakni sebanyak 36 orang (58.1%).
2. Pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan memiliki
hubungan signifikan terhadap tindakan merokok.
3. Sikap tentang bahaya merokok terhadap kesehatan memiliki hubungan
signifikan terhadap tindakan merokok.
5.2. Saran
Mengingat hasil penelitian belum maksimal menggambarkan hubungan
pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok terhadap tindakan siswa
jurusan otomotif, maka dengan ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada SMK 1 Yapim Medan, disarankan untuk lebih meningkatkan
promosi kesehatan khususnya tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan sehingga siswa sejak dini sudah dibekali dengan
pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan.
2. Kepada siswa jurusan otomotif SMK 1 Yapim Medan, disarankan
untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang bahaya
rokok terhadap kesehatan sehingga tindakan atau kebiasaan
mengkonsumsi rokok dapat lebih diminimalkan.
3. Kepada peneliti berikutnya, disarankan untuk melakukan penelitian
sejenis dengan skala penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan
hasil penelitian terbaru yang lebih akurat.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Gultom, D., 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bahaya
Merokok di Sekolah Harapan Baru Medan Johor. Medan: Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan
Jaya, M., 2016. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz′ma
Nasution, L.A., 2011 dalam KTI Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa
Terhadap Bahaya Merokok di Sekolah Harapan Baru Medan Johor. Medan:
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan
Notoadmodjo, S., 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Laporan hasil Riset kesehatan
dasar (riskesdas) Provinsi sumatera utara [PDF]. Medan: Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/download/63/..
./226-1 [ diakses pada tanggal [diakses pada tanggal 8 Mei 2018]
Fitriani, S., 2011 dalam Santi 2013. Hubungan pengetahuan tentang rokok
dengan sikap terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.
Surakarta: eprints.ums.ac.id/26192/11/02._Naskah_Publikasi.pdf [diakses
pada tanggal 22 Maret 2018]
Maseda, D.R, dkk.2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya
Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Putra di SMA Negeri 1
Tompasobaru. Manado:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2176 [diakses tanggal
12 Juli 2018]
Nessa, A., 2016. Analisis pelaksanaan program promosi kesehatan prilaku
hidup bersih dan sehat (phbs) berhenti merokok di wilayah kerja puskesmas
pauh padang tahun 2016. Padang: scholar.unand.ac.id/12023/ [diakses
tanggal 4 Juni 2018]
Novi, B., 2015 dalam Gultom 2017. Kebiasaan-kebiasaan Buruk Sehari-hari.
Flashbook. Jakarta
Sari, dkk. 2010 dalam Santi 2013. Hubungan pengetahuan tentang rokok dengan
sikap terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.
Surakarta: eprints.ums.ac.id/26192/11/02._Naskah_Publikasi.pdf [diakses
pada tanggal 22 Maret 2018]
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda
(√) pada kolom benar atau salah !
Tanggal pengisian kuesioner :
Nama :
Umur :
Kelas :
B. Pengetahuan Responden
No Sikap SS S TS STS
1 Apakah saudara setuju dengan
merokok ?
2 Saya tidak senang jika ada teman saya
yang merokok dilingkungan sekolah
3 Saya bebas merokok dimana saja yang
saya inginkan
4 Saya akan menegur orang yang
merokok di area yang tidak
diperbolehkan (Sekolah, Rumah Sakit,
Angkutan Umum, Restoran, Hotel,
Bandara dan tempat pelayanan umum
lainnya
5 Pemerintah sebaiknya menaikkan harga
rokok
6 Menghirup udara bebas tanpa asap
rokok merupakan hak asasi manusia
7 Berhenti merokok tidak mudah, namun
tidak mustahil
8 Anda setuju dengan adanya larangan
merokok di lingkungan sekolah
9 Untuk menangggulangi bahaya
merokok perlu diadakan penyuluhan di
sekolah
10 Anda setuju dengan adanya sanksi
yang tegas yang diberikan kepada
siswa yang tertangkap tangan merokok
di lingkungan sekolah.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda pernah merokok?
2 Apakah anda berteman dengan orang yg merokok?
3 Apakah anda pernah membeli rokok ?
4 Apakah anda pernah di ajak teman untuk merokok secara
sembunyi-sembunyi di lingkungan sekolah ?
5 Setiap batang rokok, apakah anda menghisapnya sampai
habis ?
6 Apakah anda pernah ketahuan saat sedang merokok ?
7 Apakah anda pernah mencari informasi tentang bahaya
merokok dan perda tentang rokok ?
8 Apakah anda pernah menegur teman ataupun keluarga
anda yang ingin memulai merokok ?
9 Apakah anda pernah mengikuti sosialisasi tentang bahaya
merokok ?
10 Apakah anda pernah berusaha untuk terhindar dari
rokok?
Lampiran 2
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percent Pe rce nt
Va lid Ke las X 31 50.0 50.0 50.0
Ke las XI 31 50.0 50.0 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 38 61.3 61.3 61.3
Sa lah 24 38.7 38.7 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 43 69.4 69.4 69.4
Sa lah 19 30.6 30.6 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 30 48.4 48.4 48.4
Sa lah 32 51.6 51.6 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 40 64.5 64.5 64.5
Sa lah 22 35.5 35.5 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Iklan rokok kurang pantas bila dilihat oleh remaj a
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 28 45.2 45.2 45.2
Salah 34 54.8 54.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 40 64.5 64.5 64.5
Sa lah 22 35.5 35.5 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 41 66.1 66.1 66.1
Sa lah 21 33.9 33.9 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Tar, Nikotin, dan Karbon Monoksida adalah racun utama dari rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 37 59.7 59.7 59.7
Salah 25 40.3 40.3 100.0
Total 62 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 45 72.6 72.6 72.6
Salah 17 27.4 27.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Be nar 37 59.7 59.7 59.7
Sa lah 25 40.3 40.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Pe ngetahua n
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rce Pe rce nt
nt
Va lid Ba ik 37 59.7 59.7 59.7
Ti dak ba ik 25 40.3 40.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 26 41.9 41.9 41.9
Se tuju 20 32.3 32.3 74.2
Ti dak setuju 9 14.5 14.5 88.7
Sa ngat tidak se 7 11.3 11.3 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 27 43.5 43.5 43.5
Se tuju 16 25.8 25.8 69.4
Ti dak setuju 9 14.5 14.5 83.9
Sa ngat tidak se 10 16.1 16.1 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 25 40.3 40.3 40.3
Se tuju 21 33.9 33.9 74.2
Ti dak setuju 7 11.3 11.3 85.5
Sa ngat tidak se 9 14.5 14.5 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
ya akan menegur orang yang merok ok di area yang tida k diperbolehkan (Sekol
Rumah Sakit, Angkutan Umum, Restoran, Hotel, Bandara dan tempat pelayana n
umum lainnya
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen t Pe rce nt
Va lid Sa ngat setuju 25 40.3 40.3 40.3
Se tuju 24 38.7 38.7 79.0
Ti dak setuju 8 12.9 12.9 91.9
Sa ngat tidak se 5 8.1 8.1 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Pe merintah sebaik nya menaikk an harga rok ok
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 26 41.9 41.9 41.9
Se tuju 23 37.1 37.1 79.0
Ti dak setuju 8 12.9 12.9 91.9
Sa ngat tidak se 5 8.1 8.1 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Menghirup udara bebas tanpa asap rokok merupak an hak as asi manusia
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 31 50.0 50.0 50.0
Se tuju 17 27.4 27.4 77.4
Ti dak setuju 8 12.9 12.9 90.3
Sa ngat tidak se 6 9.7 9.7 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 24 38.7 38.7 38.7
Se tuju 24 38.7 38.7 77.4
Ti dak setuju 6 9.7 9.7 87.1
Sa ngat tidak se 8 12.9 12.9 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 19 30.6 30.6 30.6
Se tuju 21 33.9 33.9 64.5
Ti dak setuju 9 14.5 14.5 79.0
Sa ngat tidak se 13 21.0 21.0 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen t Pe rce nt
Va lid Sa ngat setuju 19 30.6 30.6 30.6
Se tuju 19 30.6 30.6 61.3
Ti dak setuju 11 17.7 17.7 79.0
Sa ngat tidak se 13 21.0 21.0 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
da setuj u denga n adanya sanksi yang tegas yang diberikan k epada sis w a ya n
tertangkap tangan me rokok di lingkungan sekolah.
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Sa ngat setuju 20 32.3 32.3 32.3
Se tuju 29 46.8 46.8 79.0
Ti dak setuju 10 16.1 16.1 95.2
Sa ngat tidak se 3 4.8 4.8 100.0
tuju
To tal 62 100.0 100.0
Sikap
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Pe rcen Pe rce nt
t
Va lid Po sitif 39 62.9 62.9 62.9
Ne gatif 23 37.1 37.1 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 38 61.3 61.3 61.3
Ti dak 24 38.7 38.7 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 37 59.7 59.7 59.7
Ti dak 25 40.3 40.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 32 51.6 51.6 51.6
Ti dak 30 48.4 48.4 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Apakah anda perna h di aja k teman untuk merokok sec ara
sembunyi-sembunyi di lingkungan sekolah ?
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 41 66.1 66.1 66.1
Ti dak 21 33.9 33.9 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 33 53.2 53.2 53.2
Ti dak 29 46.8 46.8 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 33 53.2 53.2 53.2
Ti dak 29 46.8 46.8 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 40 64.5 64.5 64.5
Ti dak 22 35.5 35.5 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 37 59.7 59.7 59.7
Ti dak 25 40.3 40.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 42 67.7 67.7 67.7
Ti dak 20 32.3 32.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Apakah anda perna h berus aha untuk terhindar dari rok ok?
Cu mulative
Frequ ency Pe rce nt Va lid Percen t Pe rce nt
Va lid Ya 42 67.7 67.7 67.7
Ti dak 20 32.3 32.3 100.0
To tal 62 100.0 100.0
Tindakan Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ti dak m 36 58.1 58.1 58.1
erokok
Merokok 26 41.9 41.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Ca se Processing Summary
N %
Ca ses Va lid 30 100.0
Excluded 0 .0
a
To tal 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the p rocedure.
Re liability Statistics
Cronbach's
Al pha N of Items
.828 10
Scale Co Cronbach's
Scale Mean if Va riance rrected Al pha if Item
Item Deleted if Item-T De leted
Item Deleted otal
Co rrelation
Pe ng1 4.300 0 8.424 .469 .817
Pe ng2 4.400 0 8.248 .530 .811
Pe ng3 4.466 7 8.671 .385 .825
Pe ng4 4.366 7 8.171 .557 .808
Pe ng5 4.400 0 8.524 .428 .821
Pe ng6 4.333 3 8.437 .460 .818
Pe ng7 4.400 0 7.834 .690 .794
Pe ng8 4.433 3 8.185 .559 .808
Pe ng9 4.333 3 8.437 .460 .818
Pe ng10 4.366 7 8.033 .610 .803
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Ca se Processing Summary
N %
Ca ses Va lid 30 100.0
Excluded 0 .0
a
To tal 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the p rocedure.
Re liability Statistics
Cronbach's
Al pha N of Items
.856 10
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Ca se Processing Summary
N %
Ca ses Va lid 30 100.0
Excluded 0 .0
a
To tal 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the p rocedure.
Re liability Statistics
Cronbach's
Al pha N of Items
.834 10
Item-Total Statistics
Scale Co Cronbach's
Scale Mean if Va riance rrected Al pha if Item
Item Deleted if Item-T De leted
Item Deleted otal
Co rrelation
Ti ndk1 4.166 7 8.282 .577 .814
Ti ndk2 4.233 3 8.599 .466 .825
Ti ndk3 4.300 0 8.769 .421 .829
Ti ndk4 4.200 0 8.303 .571 .814
Ti ndk5 4.200 0 8.786 .394 .832
Ti ndk6 4.133 3 8.602 .460 .825
Ti ndk7 4.233 3 8.047 .675 .804
Ti ndk8 4.233 3 8.254 .595 .812
Ti ndk9 4.133 3 8.602 .460 .825
Ti nd10 4.166 7 8.144 .630 .809
Crosstabs
Pengetahuan * Tindakan Merokok
Crosstab
Ti ndakan Merokok
Ti dak
Merokok merokok To tal
Pe ngetahua n Ba ik Co unt 5 32 37
% within Pengetah ua 13.5% 86.5% 100.0 %
Ti dak ba ik Co unt 21 4 25
% within Pengetah ua 84.0% 16.0% 100.0 %
To tal Co unt 26 36 62
% within Pengetah ua 41.9% 58.1% 100.0 %
Chi-Squa re Tests
Risk Estimate
Crosstab
Ti ndakan Merokok
Ti dak
Merokok merokok To tal
Si kap Po sitif Co unt 8 31 39
% within Sikap 20.5% 79.5% 100.0 %
Ne gatif Co unt 18 5 23
% within Sikap 78.3% 21.7% 100.0 %
To tal Co unt 26 36 62
% within Sikap 41.9% 58.1% 100.0 %
Chi-Squa re Tests
Risk Estimate
WHAT WOULD
STUDENS DO ?
Rokok
mengandung
kurang lebih 4000
elemen,
@Vitarosdelinaritonga
Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7