Menyetujui,
Pembimbing
Ketua Jurusan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji ,
Pembimbing
Ketua Jurusan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
ABSTRACT
The rate of antibiotics usage in Indonesia is quite high but in less careful
ways where this can cause drug resistance. Therefore, people, especially
housewives, need to have basic knowledge about rational use of antibiotics. An
important factor affecting the use of antibiotics in the community is the level of
public knowledge about antibiotics. The purpose of this study was to determine
the description of knowledge and attitudes of housewives towards the use of
antibiotics in Kelurahan Lalang, Medan Sunggal sub-district
This research is a descriptive survey study where 34 research samples
were obtained through quota sampling techniques through the Google Form
application.
Through the study, the following data were obtained: knowledge of
housewives in the good category reached 58.82%, in the moderate category it
reached 29.41% and in the poor category it reached 11.77%; the attitude of
housewives in the good category reached 85.29%, in the sufficient category it
reached 11.77%, in the poor category it reached 2.94% and not in the bad
category (0%).
The conclusion of this study is that the percentage of knowledge and
attitudes of housewives as a whole in Kelurahan Lalang, Medan Sunggal sub-
district regarding the use of antibiotics is in the good category.
References: 11 (2010-2017)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN FARMASI
KTI, Juni 2020
ABSTRAK
Penggunaan antibiotik di Indonesia cukup tinggi dan kurang bijak, hal ini
dapat meningkatkan kejadian resistensi. Oleh karena itu perlu adanya
pengetahuan dasar bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga terhadap
penggunaan antibiotik yang rasional .Faktor penting yang mempengaruhi
penggunaan antibiotik pada masyarakat khususnya ibu rumah tangga adalah
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga itu sendiri mengenai antibiotik.Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu rumah
tangga terhadap penggunaan antibiotik di Kelurahan Lalang Kecamatan Medan
Sunggal
Metode penilitian ini adalah penelitian survei deksriptif dan teknik
pengambilan sampel secara kuota sampling melalui aplikasi google form dengan
jumlah sampel 34.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga
berada dalam kategori baik 58,82%, pada kategori cukup 29.41% dan kategori
kurang 11.77%. Sikap ibu rumah tangga berada dalam posisi baik 85.29% , pada
kategori cukup 11.77%, kategori kurang baik 2.94%. dan tidak baik 0 (nol) .
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah persentase keseluruhan
pengetahuan dan sikap dari hasil survey gambaran pengetahuan dan sikap ibu
rumah tangga di kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal adalah baik.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
karunia-Nya, penyusunan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunaan Antibiotik Di
Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal” bisa terlaksana.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma III Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini Penulis banyak mendapat
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Medan
2. Ibu Masniah, M.Kes., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Dra. Antetti Tampubolon, M.Si., Apt. selaku Pembimbing Akedemik yang
telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
4. Bapak Jalaluddin Nasir Pohan, SE. Lurah di Kelurahan Lalang kecamatan
Medan Sunggal yang telah memberi ijin kepada penulis melakukan
penelitian.
5. Ibu Rini Andarwati, SKM, M.Kes selaku pembimbing yang dengan penuh
kesabaran dan ketekunan memberi contoh dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai dari
awal sampai akhir.
6. Ibu Zulfa Ismaniar Fauzi, SE., M.Si. dan Dra. Tri Bintarti, M.Si., Apt. selaku
tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi kepada
penulis untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Jurusan Farmasi Medan.
8. Teristimewa suami tercinta Manri Jonson Sihombing dan ketiga ananda
tercinta Tabita, Holong dan Gogo Sihombing yang telah mendukung penuh
kepada Penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan karya tulis ilmiah ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa/i stambuk 2019 di jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Medan.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis limiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini sangat
Penulis harapkan untuk perbaikan.
Akhir kata Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat.
Penulis
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................0
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................0
ABSTRACK...................................................................................................0
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................28
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Halaman
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau
kerjasama antara subjek yanga mengetahui dan objek yang diketahui
Suriasumantri dalam Nurroh 2017. Sedangkan menurut Notoatmodjo dalam
Yuliana 2017, pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tau
seseorang terhadap objek melalui pancaindra. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Tingkat pengetahuan menurut Sulaiman 2015, mempunyai empat tingkat
yaitu:
a. Pengetahuan Deskriptif
Cara penyampaian dan penjelasan nya berbentuk objektif tanpa ada unsur
subjektifitas.
b. Pengetahuan Kausal
yang memberi jawaban tentang sebab dan akibat.
c. Pengetahuan Normatif
Senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma / aturan.
d. Pengetahuan Esensial
Menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah
dikaji dalam ilmu filsafat.
2.1.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu
objek. Sikap bukan merupakan tindakan karena itu tidak dapat langsung dilihat
melainkan hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup.
Menurut Azwar (2013), sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
a) Kognitif (perasaan)
b) Afektif (pemikiran)
c) Konatif (tindakan)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
berfikir,keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Tingkatan-tingkatan sikap ada empat yaitu:
1. Menerima (Receiving), yaitu bahwa seseorang mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek
2. Merespon (Responding), yaitu memberikan jawaban bila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Merespon
merupakan suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing), yaitu mengajak orang Iain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap masalah.
4. Bertanggung jawab (Responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala
yang telah dipilih dengan segala resiko.
Sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap
suatu objek (Sunaryo, 2013).
2.2 Antibiotik
Antibiotik (anti = lawan, bios = hidup) adalah senyawa kimia yang
dihasilkan oleh fungi dan bakteri secara sintetik yang dapat menghentikan
perkembangan bakteri maupun mikroorganisme lainnya (Utami, 2011).
Ketika digunakan dengan benar, antibiotik sangatlah berguna dan
merupakan obat penting. Obat ini melawan infeksi dan penyakit tertentu yang
disebabkan oleh bakteri. Saat ini banyak digunakan Klinisi untuk menangani
berbagai infeksi (Utami, 2011)
A. Penisilin
Penisilin adalah salah satu dari antibiotik yang sangat baik. Obat ini dapat
melawan bermacam-macam infeksi, termasuk didalamnya yang menimbulkan
nanah. Obat ini tidak berfungsi pada kasus diare, beberapa kasus infeksi saluran
kemih, sakit punggung, memar, demam flu biasa, cacar air atau infeksi lainnya
yang disebabkan oleh virus.
Pada sebagian orang Penisilin adalah salah satu obat yang paling aman.
Dosis yang terlalu banyak tidak membahayakan pasien tetapi hanya membuang-
buang uang saja. Dosis yang terlalu sedikit tidak dapat menyembuhkan infeksi
dan kemungkinan besar dapat menyebabkan resistensi bakteri (bakteri akan
!ebih sulit untuk dibunuh).
Pada sebagian kecil orang, Penisilin dapat menyebabkan reaksi alergi.
Reaksi alergi ringan yang terjadi dapat berupa timbulnya bintik-bintik yang terasa
sangat gatal. Biasanya reaksi ini terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari
setelah penggunaan Penisilin dan akan berakhir setelah beberapa hari juga.
C. Eritromisin
Eritromisin bekerja melawan berbagai jenis infeksi yang sama dengan
Penisilin dan Tetrasiklin, tetapi harganya lebih mahal. Dibeberapa negara, saat
ini Eritromisin bekerja lebih baik dibandingkan Penisilin untuk mengobati
beberapa kasus Pneumonia dan infeksi kulit tertentu.
Eritromisin bisa digunakan sebagai pengganti Penisilin pada pasien yang
alergi terhadap Penisilin, selain itu bisa juga digunakan oleh pasien yang alergi
terhadap Tetrasiklin, untuk wanita hamil dan anak-anak tidak disarankan untuk
menggunakan Tetrasiklin.
Eritromisin termasuk aman digunakan, tetapi sebagian tindakan berhati-
jangan digunakan melebihi dosis yang direkomendasikan. Jangan digunakan
lebih dari 2 minggu karena dapat menyebabkan penyakit kuning.
D. Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik broad-spektrum (kerja luas) yaitu dapat
melawan berbagai jenis bakteri. Sebaiknya Tetrasiklin digunakan secara oral,
sehingga dapat bekerja dengan baik, dan menyebabkan lebih sedikit masalah
jika dibandingkan dengan Tetrasiklin injeksi.
Tetrasiklin dapat digunakan untuk pengobatan diare dan disentri yang
disebabkan oleh Amuba. Penyakit Sinusitis, infeksi saluran pernafasan,
infeksi saluran kemih, Tifus, Brucellosis, tukak lambung dan lain sebagainya.
Resiko dan hal yang menjadi perhatian:
1. Wanita hamil tidak disarankan untuk menggunakan Tetrasiklin, karena dapat
menyebabkan kerusakan pada tulang dan gigi atau menyebabkan warna
kuning kehitaman pada gigi bayi. Untuk alasan yang sama, anak-anak
dibawah usia delapan tahun tidak dianjurkan menggunakan Tetrasiklin dalam
jangka waktu yang lama.
2. Tetrasiklin dapat menyebabkan diare atau rasa tidak enak pada lambung,
terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
3. Untuk sebagian orang, Tetrasiklin dapat menyebabkan kemerahan pada kulit
setelah beberapa jam terpapar sinar matahari.
E. Kloramfenikol
Kloramfenikol harus digunakan hanya pada demam Thypoid dan infeksi
yang sangat serius yang tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik golongan
Penisilin, Sulfa, Tetrasiklin atau Ampisilin. Untuk penyakit yang membahayakan
jiwa seperti Meningitis, Peritonitis, luka dalam perut, septikimia atau demam
tinggi, setelah melahirkan dapat juga digunakan Kloramfenikol.
Biasanya Kloramfenikol diberikan secara oral bekerja lebih efektif jika
dibandingkan dengan injeksi dan bahayanya lebih kecil.
Kloramfenikol berbahaya bagi darah untuk sebagian orang. Obat ini akan
lebih berbahaya pada bayi yang baru lahir, khususnya bagi bayi yang prematur.
F.Sulfa (Sulfonamid)
Sulfa atau Sufanamid bekerja melawan berbagai jenis bakteri, tetapi
bekerja lebih lemah jika dibandingkan dengan antibiotik lainnya, dan lebih sering
menimbulkan reaksi alergi (gatal-gatal). Karena harganya yang murah dan dapat
digunakan secara oral, maka antibiotik golongan ini masih tetap digunakan.
Kegunaan Sulfa yang utama adalah untuk infeksi saluran kemih. Juga
dapat digunakan untuk infeksi pada telinga dan untuk Impetigo dan infeksi kulit
lainnya yang bernanah.
Sulfa tidak efektif jika digunakan pada kasus diare, karena sebagian
besar dari bakteri penyebab diare telah resisten terhadap Sulfa. Selain itu,
pemberian Sulfa pada pasien diare yang sedang mengalami dehidrasi dapat
menyebabkan kerusakan ginjal.
Sangat penting untuk mengkonsumsi air putih yang banyak, setidaknya
delapan gelas per hari, ketika menggunakan Sulfa, untuk mencegah kerusakan
ginjal. Jika Sulfa menyebabkan bintil-bintil kecil yang gatal, bisul, rasa gatal, nyeri
sendi, demam, nyeri pada punggung bawah, darah pada air seni; hentikan
pemakaian dan minumlah banyak air. Sebaiknya, Sulfa harus digunakan dengan
dosis yang tepat, pastikan dengan jumlah yang cukup, tetapi tidak terlalu banyak.
G.Sefalosporin
Obat ini adalah golongan antibiotik yang sangat kuat dalam melawan
berbagai jenis bakteri. Obat golongan ini lebih mahal dan memiliki resiko dan
efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan antibiotik lain dan dapat
sangat berguna dalam pengobatan beberapa penyakit serius tertentu.
Berbagai jenis Sefalosporin dapat digunakan untuk pengobatan
Pneumonia, infeksi saluran kemih, Typhoid infeksi pada usus atau rongga
panggul, infeksi tulang dan Meningitis.
Mintalah saran tentang dosis dan efek samping sebelum menggunakan
obat ini. Selain itu, jangan digunakan untuk penyakit ringan dan penyakit yang
biasa diobati dengan antibiotik yang lebih rendah efektifitasnya.
Kurang
4.1. Hasil
4.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil wawancara meliputi
umur, pendidikan dan pekerjaan. Kategori umur menurut Depkes RI 2009, umur
17-25 tahun masa remaja akhir, 26-35 tahun masa dewasa awal, 36-45 tahun
masa dewasa akhir dan 46-55 masa lansia awal.
Tidak baik 0 0
TOTAL 34 100
Responden
No Pertanyaan
Jumlah %
1 Menurut ibu penggunaan antibiotik tidak
boleh secara sembarangan tanpa resep
dokter
24 70,59
• Sangat Setuju
6 17,65
• Setuju
• Tidak Setuju 2 5,88
• Sangat Tidak Setuju 2 5,88
Dari tabel 4.6 responden memiliki sikap baik dilihat dari pernyataan
responden sangat setuju 70,59% bahwa penggunaan antibiotik tidak boleh
secara sembarangan tanpa resep dokter. Responden setuju sebanyak 14 orang
(41,18%) bahwa antibiotik tidak diperlukan untuk semua penyakit.
Sikap responden baik juga terhadap pemakaian obat antibiotik harus
dihentikan apabila terjadi reaksi alergi yaitu setuju 70,59% sebanyak 24
responden. Sebanyak 30 responden sangat setuju yaitu 88,24% bahwa wanita
yang sedang hamil, menyusui, atau alergi terhadap antibiotik tertentu harus
laporkan kepada dokter yang memeriksa. Sebesar 21 responden setuju
(61,76%) bahwa dosis dan lama penggunaan antibiotik yang ditetapkan oleh
dokter harus dipatuhi walaupun telah merasa sehat.
Dari 34 responden 25 responden sangat setuju (73,53 %) bahwa apabila
penggunaan antibiotik menimbulkan gejala alergi atau infeksi yang diobati tidak
berkurang, maka perlu berkonsultasi kedokter lagi dan 24 responden setuju
(70,59%) bahwa antibiotik harus dihabiskan sesuai jumlah dalam resep dokter
(umumnya minimal 3-4 hari). Sikap baik yang ditunjukkan oleh responden
terhadap penggunaan antibiotik harus sesuai dengan mengikuti petunjuk
takarannya, jangan mengurangi atau menambahnya setuju yaitu 79,42%
sebesar 27 orang.
Sebanyak 22 responden setuju (64,71%) bahwa penggunaan antibiotik
yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping. 26 responden juga setuju
(76,48%) bahwa antibiotik tidak boleh disimpan untuk penggunaan penyakit lain
pada masa yang akan datang.
Baik 29 85,29
Cukup 4 11,77
Kurang Baik 1 2, 94
Tidak Baik 0 0
TOTAL 34 100
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden 100% mengetahui bahwa
antibiotik merupakan obat yang dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Responden juga mengetahui 91,18% bahwa bahaya penggunaan
antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan kuman kebal terhadap antibiotik.
Pengetahuan responden 88,24% cukup baik tentang penggunaan antibiotik yang
diresepkan dokter harus dikonsumsi sampai habis walaupun gejala infeksi sudah
sembuh. Sedangkan pengetahuan responden 38,24% tidak baik tentang
antibiotik merupakan obat yang tidak dapat mengobati infeksi yang disebabkan
virus
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pengetahuan ibu rumah tangga
terhadap penggunaan antibiotik maka dapat disajikan hasil penelitian dalam
tabel 4.5., responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 58,82%,
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebesar 29,41% dan responden
yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 11,77%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak.
Dari tabei 4.6 dapat dilihat bahwa 70,59% responden sangat setuju dan
17,65% setuju bahwa penggunaan antibiotik tidak boleh secara sembarangan
tanpa resep dokter. Sikap responden baik terhadap antibiotik juga ditunjukkan
dengan 70,59% responden sangat setuju dan 23,53% setuju bahwa antibiotik
harus dihentikan sesuai jumlah dalam resep dokter (umumnya minimal 3-4 hari).
Responden 88,24% sangat setuju, 5,88% setuju bahwa ibu yang sedang hamil,
menyusui atau alergi terhadap antibiotik tertentu harus melaporkan kepada
dokter yang memeriksa.
Berdasarkan hasil distribusi sikap ibu rumah tangga terhadap penggunaan
antibiotik maka dapat disajikan hasil penelitian dalam tabel 4.7 dimana
responden yang memiliki sikap yang baik sebanyak 29 orang (85,29%)
responden yang memiliki sikap cukup sebanyak 4 orang (11,77%), responden
yang memiliki sikap kurang baik1 orang (2,94%) dan sikap yang tidak baik tidak
ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki sikap
baik lebih banyak daripada responden yang memiliki pengetahuan cukup. Hal ini
sama dengan penelitian lain dengn judul penelitian Tingkat pengetahuan dan
sikap Mahasiswa Universiti Sains Malaysia kampus Kejuruteraan, Ibong Tebal,
Pulau Pinang tentang Penggunaan Antibiotik menyatakan bahwa sebanyak 57%
mempunyai sikap yang baik (Harahap, 2011).
Pengetahuan dan sikap pada penelitian ini dalam kategori baik. Dalam hal
ini hal ini sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman
pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Faktor lainnya adalah pengaruh orang lain yang
dianggap penting. Pada umumnya individu cenderung memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap yang dianggap penting. Kecenderungan ini
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting, faktor lainnya yaitu media massa.
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumen.
Menurut E-Journal Medika, volume 7 No.2 Feb 2018 terkait pengetahuan dan
sikap pengunjung Puskesmas Denpasar Utara II terhadap antibiotika, diperoleh
hasil hanya 36,7% pengetahuan baik dan 69,4 % sikap yang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria dalam Yulia, 2012 Pengetahuan Ibu dalam pemberian kolustrum pada bayi
baru lahir.
Lim & Teh., 2012. An International Journal Across sectional study of public
knowledge & attitude toward antibiotics. Malaysia.
pengetahuan
Utami, E.R, 2012, Penggunaan Antibiotik dalam jangka waktu lama
Utami,E.R., 2017. Antibiotika, Resisten Rasionalitas Terapi
28
Lampiran 1
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI KELURAHAN LALANG KECAMATAN
MEDAN SUNGGAL
umah tangga terhadap penggunaan antibiotik di KelurahanLalang kecamatan Medan Sunggal. Hasil penelitian ini akan dipergunakan se
No. Responden :
Tanggal Pengisian :
DATA UMUM RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Pekerjaan :
No Pertanyaan Ya Tidak
29
4 Menurut Ibu penyakit influenza tidak dapat diobati dengan
menggunakan antibiotik.
LINK KUISIONER:
https://1drv.ms/w/s!AqP8-Ja8p9gBgSGvPQh57Phi81Rr