Anda di halaman 1dari 64

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DUSUN 02

DESA BAUMATA TIMUR KECAMATAN TAEBENU


TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK
BULAN MEI 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Kresensia Meo
PO.530333216122

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI FARMASI
2019

1
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DUSUN 02


DESA BAUMATA TIMUR KECAMATAN TAEBENU
TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK
BULAN MEI 2019

Oleh :

Kresensia Meo
PO.530333216122

Telah disetujui untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah

Kupang, Juli 2019


Pembimbing

Maria I. M. Indrawati, S.Pd., M.Sc


NIP. 197003121989022001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DUSUN 02
DESA BAUMATA TIMUR KECAMATAN TAEBENU
TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK
BULAN MEI 2019

Oleh :

Kresensia Meo
PO.530333216122
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada tanggal, Juli 2019

Susunan Tim Penguji

1. Maria Hilaria, S.Si., S.,Farm., Apt., M.Si ……………..........

2. Maria I.M. Indrawati, S.Pd., M.Sc …………………...

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

iii
PERNYATAAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggii, dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2019

Kresensia Meo

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas Berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa Baumata

Timur Kecamatan Taebenu Terhadap Penggunaan Obat Antibiotik Bulan

Mei 2019 tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi di Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kupang.Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan

tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ragu Harming Kristina,S.KM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

2. Ibu Maria Hilaria,S.Si.,S.Farm.,Apt.,M.Si selaku Ketua Program Studi

Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang sekaligus

penguji I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

3. Ibu Maria I.M. Indrawati, S.Pd., M.Sc selaku Penguji II sekaligus dosen

pembimbing yang telah senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Yorida F. Maakh S.Si.,Apt.,M.,Sc selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis selama berada di Program Studi Farmasi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

v
5. Para dosen dan staf Program Studi Farmasi yang telah memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah.

6. Bapa Pius Piara dan mama Maria Mina, kakak Levi, kakak Blas, kakak

Vila, Kakak Erni, Kakak Selis, Kakak Tian, Kakak Juan, Kakak Oni,

Kakak Fani serta seluruh keluarga yang senantiasa memberikan cinta

kasih, berkat, doa dan dukungan dari waktu ke waktu.

7. Sahabat terbaik Ria Amtiran, Bimun Boli, Jeni Tunbonat dan Ermelinda

Zare yang senantiasa memberikan dukungan doa dan semangat kepada

penulis.

8. Teman-teman seangkatan Farmasi 17 yang selalu saling mendukung satu

sama lain dan memberi motivasi.

9. Semua responden yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk

mengikuti penelitian ini sampai selesai

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis telah berusaha

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Akan tetapi, apabila pembaca

merasa masih terdapat kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada Karya Tulis

Ilmiah ini, maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca

akan diterima untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi ilmu pendidikan dan teknologi saat ini.

Kupang, Juli 2019

Kresensia Meo

vi
INTISARI

Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang


dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme lain. Penggunaan antibiotik tidak boleh disalahgunakan dan
hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. karena pemakaian antibiotik yang
tidak sesuai dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya dapat terjadi
resistensi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan masyaraka Dusun 02 Desa Baumata Timur KecamatanTaebenu
tentang penggunaan obat antibiotik Bulan Mei 2019. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel purposive
sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan masyarakat
Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu tingkat pengetahuan
berdasarkan umur termasuk kategori baik 8,13%, cukup 23,25% dan kurang
70,93%. Pengetahuan berdasarkan pendidikan kategori baik 6,97% cukup 24,41%
dan kurang 67,44%. pengetahuan berdasarkan jenis pekerjaan kategori baik
8,13%, cukup 24,41% dan kurang 67,44%. Tingkat pengetahuan berdasarkan
pengetahuan tentang antibiotik kategori kurang 47,43%, pengetahuan berdasarkan
cara penggunaan antibiotik kategori kurang 53,71%, pengetahuan berdasarkan
indikasi antibiotik kategori kurang 3,04%, pengetahuan berdasarkan aturan pakai
antibiotik kategori kurang 43,48% dan pengetahuan berdasarkan efek samping
antibiotik kategori kurang 36,97%.

Kata Kunci : Pengetahuan, Obat antibiotik, Desa Baumata

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
INTISARI ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………….....… 5
B. Pengetahuan ................................................................................. 6
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan.............. 7
D.Antibiotik………………………………………………………...... . 8
E. Macam-macam Antibiotik dan Efek Sampingnya........................ 9
F.Kerugian Pemakaian Antibiotik Secara Sembarangan…………...... 13
G. Penggunaan Antibiotik Secara Rasional………………………....... 13
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 15
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 15
C. Populasi ................................................................................... 15
D. Sampel dan Teknik Sampel.......................................................... 15
E. Variabel Penelitian .................................................................... 16
F. Definisi Operasional ................................................................ 17
G. Prosedur Penelitian ...................................................................... 17
H. Analisa Data................................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 31
A. Simpulan ...................................................................................... 31
B. Saran ............................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 32
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Indikator Kuesioner Yang di Gunakan Pada Penelitian….. 19
Tabel 2. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan 20
Umur Di Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu…………….......................................................
Tabel 3. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan 21
Pendidikan Di Dusun 02 Desa Baumata Timur
Kecamatan Taebenu...........................................................
Tabel 4. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan 22
Pekerjaan Di Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu...........................................................................
Table 5. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di 24
Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu…………………………………………………...
Table 6. Hasil Penilaian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di 25
Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu Berdasarkan Iindikator …………………………

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penlitian ………………………………….. 34
Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian …………….……………..… 35
Lampiran 3. Pengisian Kuesioner ……………………………….... 36
Lampiran 4. Skema Kerja ........................................................ 37
Lampiran 5 Lembar Permintaan Menjadi Responden.................. 38
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden…………… 39
Lampiran 7. Lembar Kuesioner Penelitian.................................. 40
Lampiran 8. Lembar Kuesioner Yang Di Isi Responden………..... 43
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Data Primer……………………… 49
Lampiran 9. Data Primer Peelitian............................................. 52

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang

dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah

penyakit serta gejalanya (Tjay dan Kirana, 2007). Obat merupakan semua

bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk

bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan, maupun

menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2006). Meskipun obat dapat

menyembuhkan tetapi banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang

menderita akibat keracunan obat. Obat akan bersifat sebagai obat apabila

tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu

yang tepat (Anief, 2007).

Obat antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh

mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat

pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Penggunaan antibiotik

tidak boleh disalahgunakan dan hanya bisa didapatkan dengan resep

dokter, karena frekuensi pemakaian antibiotik yang tinggi tetapi tidak

diimbangi dengan ketentuan yang sesuai dapat menimbulkan dampak

negatif, salah satunya dapat terjadi resistensi (Juwono dan Prayitno, 2003).

Pengobatan sendiri dengan antibiotika yang semakin luas telah menjadi

masalah yang penting karena terjadinya peningkatan resistensi bakteri

terhadap antibiotika. Hal ini mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif,

1
karena peningkatan morbiditas maupun mortalitas pasien serta meningkatnya

biaya kesehatan pasien. Dampak tersebut harus ditanggulangi secara efektif

sehingga perlu diperhatikan prinsip penggunaan antibiotika harus sesuai

indikasi penyakit, dosis, cara pemberian dengan interval waktu, lama

pemberian, keefektifan, mutu, keamanan, dan harga yang terjangkau

(Refdanita, 2004).

Masyarakat awam seringkali tidak memiliki pengetahuan yang memadai

tentang jenis obat dan aturan penggunaannya, termasuk obat antibiotik,

sehingga banyak ditemui kesalahan penggunaannya. Untuk menghindari

kesalahan dalam penggunaannya, masyarakat perlu mengkonsumsi obat

secara rasional.

Penggunaan obat rasional artinya pasien mendapatkan pengobatan sesuai

dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan

individunya, untuk waktu yang cukup, dan dengan biaya yang paling

terjangkau bagi dirinya dan komunitasnya untuk meminimalisir terjadinya

resistensi penggunaan obat (Anonim, 2011).

Resistensi merupakan kemampuan bakteri dalam menetralisir dan

melemahkan daya kerja antibiotik. Kuman resistensi antibiotik tersebut

terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan

kewaspadaan standar yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan

(Anonim, 2011).

Tingginya kasus resistensi di Indonesia tentang obat antibiotik cukup

mengkwathirkan, bahkan indonesia menduduki pringkat ke-8 dari 27 negara

2
dengan beban tinggi kekebalan kuman terhadap obat di dunia. Resistensi

antibiotik sudah menjadi masalah dunia dikarenakan kurangnya rasiaonal

penggunaan antibiotik (WHO, 2009)

Menurut hasil penelitian sebelumnya oleh (Ottu, 2014) dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW III Kelurahan Naikolan Terhadap

Penggunaan Obat Antibiotik”, menunjukkan masyarakat yang memiliki

pengetahuan yang baik terhadap penggunaan antibiotik adalah sebanyak 73

responden (62,93%) dan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik

terhadap antibiotik sebanyak 43 responden (37,06%).

Saat ini kejadian yang sering dijumpai dimasyarakat, penggunaan

antibiotik sudah tidak asing lagi dimana masyarakat menggunakan antibiotik

layaknya menggunakan obat-obat bebas. Sebagian masyarakat menggunakan

antibiotik sebagai pengobatan sendiri ( swamedikasi ) tanpa adanya peresepan

dari dokter dan pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur

Kecamatan Taebenu Tentang penggunaan Obat Antibiotik Bulan Mei 2019 ?

C. Tujan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu Tentang penggunaan Obat Antibiotik

Bulan Mei 2019.

3
2. Tujuan Khusus

Untuk mengukur Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu Tentang penggunaan Obat Antibiotik

berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bekal untuk pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

menerapkan ilmu yang telah didapat selama mngikuti perkuliahan di

Jurusan Farmasi Kupang.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi dan kepustakaan pada Jurusan Farmasi Kupang.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang penggunaan obat

antibiotik, sehingga menambah pengetahuan masyarakat cara penggunaan

antibiotik yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Baumata Timur adalah salah satu wilayah yang dimekarkan dari

Desa Baumata induk pada bulan Februari tahun 2004 dengan SK Desa

Persiapan yang ditandatangani oleh Kepala Desa Baumata Induk (Drs. Kostan

Humau). Berdasarkan data terakhir yang diperoleh jumlah penduduk Desa

Baumata Timur berjumlah 2.103 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 473.

Desa Baumata Timur merupakan bagian dari wilayah besar desa baumata

yang meliputi 4 (empat) Nakaf yaitu :

1. Humau Nakaf

2. Manu Nakaf

3. Nautu Nakaf

4. Banao Nakaf

Dari keempat Nakaf ini digabung menjadi 1 (satu) wilayah desa dan diperluas

menjadi 5 ( lima) Dusun dan 22 (dua puluh dua) RT serta 10 (sepuluh) RW.

Dusun-dusun tersebut antara lain :

1. Dusun I Manefu

2. Dusun II Manefu

3. Dusun III Neketuka

4. DusunIV Bilamun

5. Dusun V Manuat

5
Penelitian ini dilakukan di Dusun 02 Desa Baumata Timur di RT ) 05, 06, 07

dan 08 dengan jumlah penduduk sebanyak 595 jiwa yang terdiri dari 147 KK.

Batas-batas wilayah Desa Baumata Timur yaitu :

1. Utara : Desa Baumata Utara

2. Timur : Desa Bokong

3. Selatan : Desa Kuaklalo

4. Barat : Desa Baumata Pusat dan Oeltua

B. Pengetahuan

Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan manusia melalui akibat

pancaindera. Dalam proses ini, indera yang paling dominan adalah indera

pengelihatan dan pendengaran. Indera mempunyai peranan sangat penting

dalam mengkaji ataupun mempelajari suatu hal. Tindakan merupakan efek

yang timbul karena dipengaruhi oleh suatu pengetahuanPengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo

2003 mempunyai 6 (enam) ranah, yaitu :

1. Tahu (Know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

6
2. Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginteprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application). Kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (Analysis). suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tertentu, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Contoh dalam penggunaan sperti dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Syntesis). menunjukkan kemampuan meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation). Kemampuan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau suatu objek.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002) faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka dia akan lebih mudah dalam

menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk

menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

2. Informasi

seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang jelas.

7
3. Budaya

Sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Karena

informasi-informasi baru akan disaring kira-kira sesuai dengan

kebudayaan yang ada dan agama yang dianut.

4. Pengalaman

Berkaitan dengan umur dan pendidikan ndividu, maksudnya pendidikan

yang tinggi pengalaman akan lebih luas sedangkan semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diprolehnya semakin membaik.

5. Sosial ekonomi/Pekerjaan

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan

dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang

dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupula dalam

mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka ssuaikan dengan

pendapatan.

D. Antibiotik

Antibiotik ( anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang

dihasilkan oleh fungsi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau

menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia

relatif kecil (Tjay dan Kirana, 2007). Antibiotik merupakan obat yang banyak

diresepkan, namun sering disalahgunakan pemakaiannya oleh masyarakat.

Akibatnya terjadinya peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik.

(WHO, 2011).

8
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat

kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar.

Secara profilaksis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung

buatan, juga sebelum cabut gigi (Tjay dan Kirana, 2007).

Kegiatan antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan

oleh dr. Alexander Fleming (Inggris, 1928) yaitu golongan penisilin. Tetapi

penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan Perang

Dunia II di tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk

menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran. Efek samping obat

penisilin adalah reaksi alergi akibat hipersensitifitasi, yang jarang sekali dapat

menimbulkan shock anafilaksis (kematian) (Tjay dan Kirana, 2007)

E. Macam-macam Antibiotik Dan Efek Sampingnya

Antibiotik dibagi menjadi enam kelompok yaitu penisilin dan

sefalosporin, kelompok tetrasiklin, aminoglikosida, makrolidabdan linkosin,

polipeptida dan kelompok sisa (Tjay, 2007).

1. Penisilin. Antibiotik pertama pada beberapa infeksi penisilin pertama kali

ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928. Diperoleh dari jamur

penicillium chrysogenum. Antibiotk ini tidak toksis untuk manusia dan

dapat digunakan untuk mrngatasi infeksi antara lain : saluran pernapasan

(bronchitis kronis), saluran cerna dan saluran kemih, telinga (otitis media),

gonore, kulit dan jaringan bagian lunak.

contoh : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin, Kloksasilin, Amoxicilin

dan Ampicilin.

9
Efek sampingnya yaitu terjadi gangguan-gangguan lambung-usus (mual,

muntah dan diare) reaksi alergi akibat hipersensitifitas.

2. Sefalosporin. Sefalosporin merupakan pilihan kedua pada beberapa

infeksi. Mekanisme kerjanya sama dengan mekanisme kerja penisilin.

Digunakan untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, kulit,

gonore, bedah jantung dan usus.

Contoh : Sefadroksil, Sefaleksin, Sefamandol, Sefotaksim, Seftriakson,

sefiksim dan Sefepim.

Efek sampingnya dapat menimbulkan gangguan lambung-usus (diare),

reaksi alergi (rash, urticaria) dan toksis pada ginjal.

3. Aminoglikosida. Obat ini mempunyai spekrumluas aktivitasnya yaitu

bakterisid. Digunakan parental pada tuberkolosa dan digunakan secara

topikal sebagai salep, tetes mata dan tetes telinga.

Contoh : Gentamicin, Neomicin dan Streptomicin.

Efek sampingnya : semua jenis amnoglikosida pada penggunaan parental

dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengaran dan

keseimbangan (ototoksis) terutama pada lansia. Selain itu juga dapat

merusak ginjal (nefrotoksis). Pada penggunaan secara oral dapat terjadi

nausea, diare dan mual khususnya pada dosis tinggi.

4. Tetrasiklin. Obat ini mempunyai spektrum luas. Bila digunakan terlalu

lama atau terlalu sering dapat terjadi resistensi. Absorbsinya tidak teratur,

masa paruhnya singkat, maka perlu ditakarkan sampai 4 kali sehari.

Tetrasiklin digunakan pada terapi penyakit kolera, klamidal, pneumonia

10
myoplasma, infeksi bermacam-macam kuman, infeksi saluran napas dan

paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata.

Contoh : Tetrasiklin, Oksitetrasiklin dan Doksisiklin.

Efek sampingnya : pada penggunaan oral menimbulkan gangguan

lambung-usus (mual, muntah, diare) dan dapat menimbulkan supra infeksi

oleh jamur (dengan gejala mulut dan tenggorok nyeri, gatal sekitar anus

dan diare). Efek samping lain yaitu fotosensitasi, yaitu kulit menjadi peka

terhadap cahaya, menjadi kemerah-merahan dan gatal-gatal.

5. Makrolida dan Linkomisin. Obat ini diabsorbsi dengan baik dalam tubuh,

namun makanan dapat mengganggu absorbsinya. Obat ini dapat

mengalami ekskresi melalui empedu. Bila digunakan terlalu lama atau

terlalu sering dapat terjadi resistensi. Absorbsinya tidak teratur, agak

sering menimbulkan efek samping saluran cerna, masa paruhnya singkat,

maka perlu ditakarkan sampai 4 kali sehari. Obat ini digunakan pada

infeksi paru-paru infeksi usus, saluran napas dan kulit.

Contoh : Eritromisisn, Spiramisin, Linkomisin, Klindamisin dan

Azitromisin.

Efek samping yang paling sering terjadi adalah efek pada lambung-usus

(diare, mual, nyeri abdomen dan muntah). Efek samping yang lebih jarang

termasuk sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normaldan

gangguan pada indra penciuman dan pengecap.

6. Polipeptida. Kelompok obat ini terdiri dari polimiksin, basitrasin dan

gramisidin. Antibiotik ini dihasilkan dari sejenis bakteri. Polimiksin hanya

11
aktif terhadap kuman Gram-negatif termasuk Pseudomonas, sedangkan

basitrasin dan gramisidin aktif terhadap kuman Gram-positif. Digunakan

secara topikal pada infeksi kulit, mata dan telinga. Contoh : Polimiksin B,

Basitrasin dan Gramisidin.

7. Kloramfenikol. Obat ini berspektrum luas. Obat ini efektif digunakan

terhadap bakteri aerob maupun anaerob kecuali Pseudomonas aeruginosa.

Janin mempunyai kemampuan yang rendah untuk reaksi konjugasi

kloramfenikol. Oleh karenanya, obat ini dapat menghasilkan gray baby

syndrom. Digunakan pada infeksi pada infeksi tifes dan meningitis atau

digunakan secara topikal sebagai salep mata/telinga. Contoh :

Kloramfenikol dan Thiamfenikol.

Efek sampingnya supresi sumsum tulang, grey baby syndrome,

neuritisoptik pada anak, pertumbuhan kandidabdi saluran cerna dan

timbulnya ruam.

8. Sulfonamida. Senyawa ini penting karena merupakan kelompok obat

pertama yang digunakan secara efektif terhadap infeksi bakteri sistemis.

Selain sebagai kemoterapeutika terutama untuk pengobatan infeksi saluran

kemih yang disebabkan oleh bakteri Gram-Positif atau Gram-Negatif yang

peka, sulfonamida juga digunakan sebagai diuretika dan antidiabetika

oral. Contoh : Sulfametizol, Sulfametoksazol dan Cotrimetoksazol

(Sulfametoksazol dan Trimetoprim).

Efek sampingnya : anemia, kristaluria dan reaksi alergi antara lain

urtikaria, fotosensitasi dan sindrom Stevens Johnson.

12
9. Kuinolon. Senyawa kuinolon sangat berhasil dalam pengobatan peroral

dari berbagai penyakit infeksi oleh kuman Gram-negatif. Contoh :

Norfloksasin, Pefloksasin, Siprofloksasin, Ofloksasin dan Levofloksasin.

Efek sampingnya : yang paling sering terjadi adalah gangguan lambung

usus seperti sakit perut, mual, muntah, anoreksia dan diare, jarang timbul

sejenis radang usus besar.

F. Kerugian Pemakaian Antibiotik Secara Sembarangan

Dampak negatif dari pemakaian antibiotik secara sembarangan, antara lain

1. Terjadinya resistensi kuman. Timbulnya strain-strain kuman yang resisten

akan sangat berkaitan dengan banyaknya pemakaian antibiotik dalam suatu

unit pelayanan.

2. Terjadinya peningkatan efek samping dan toksisitas antibiotik yang terjadi

secara langsung karena pengaruh antibiotik yang bersangkutan atau karena

terjadinya superinfeksi.

3. Terjadinya pemborosan biaya misalnya karena pemakaian antibiotik yang

berlebihan pada kasus-kasus yang kemungkinan sebenarnya tidak

memerlukan antibiotik.

4. Tidak tercapainya manfaat klinik optimal dalam pencegahan maupun

pengobatan penyakit infeksi karena kuman dan lain-lain (Staf pengajar

Departemen Farmakologi, 2008).

G. Penggunaan Antibiotik Secara Rasional

Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan antibiotik

secara rasional perlu diwaspadai dampaknya, khususnya pada generasi

13
mendatang. Antibiotik hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit

infeksi yang diseebabkan oleh baketri dan tidak bermanfaat untuk mengobati

penyakit akibat virus seperti flu yang biasanya dapat disembuhkan dengan

banyak beristirahat dan minum air.

Pemakaian antibiotik yang tidak berdasarkan ketentuan menyebabkan

tidak efektifnya kemampuan antobiotik tersebut, sehingga kemampuan

membunuh kuman akan berkurang. Hal ini yang disebut dengan resistensi

antibiotik (Anonim, 2011). Berikut ini adalah cara bijak menggunakan

antibiotik untuk mencegah terjadinya resistensi menurut Kementrian

Kesehatan RI tahun 2011, yaitu :

1. Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka

waktu sesuai resep.

2. Tanyakan pada dokter, obat mana dari resep yang mengandung antibiotik.

Biasanya pada obat yang disiapkan ada keterangan “Habiskan” pada

bungkusan obatnya dan harus dihabiskan.

3. Pilek, batuk, dan diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik. Jika

demam lebih dari 3 hari periksalah ke dokter.

4. Jangan gunakan atau membeli antibiotik berdasarkan resep sebelumnya.

Hal ini dapat menyebabkan kekebalan kuman dan dapat mngakibatkan hal

yang tidak diinginkan.

5. Jangan sembarangan mengkonsumsi antibiotik, sebab generasi mendatang

juga memerlukannya.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan

Taebenu

2. Waktu penelitian

penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu sebanyak 595 jiwa (147 KK).

D. Sampel dan teknik sampel

1. Sampel

sampel dalam penelitian ini adalah penduduk atau warga Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu sebanyak 86 jiwa.

Rumus Untuk mengambil sampel berdasarkan populasi memurut Soekidjo

Notoatmodjo (2005).

𝑁
n=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )

n=

595
1+595 (0,1 2 )

15
595
n = 6,95

n = 85,611 ~86

Keterangan : n = Sampel

N = Populasi

D = Tingkat Kesalahan

Sebelum dilakukan penelitian ditentukan kriteria-kriteria yang perlu di

penuhi untuk menjadi responden antara lain :

1) Berusia 17-60 tahun

2) mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

3) memiliki tingkat SD-Sarjana

4) menggunakan obat antibiotik amoxicilin, ampicilin, cefadroxil, dan

ciprofloxacin

5) Bukan tenaga kesehatan / mahasiswa kesehatan

6) bersedia menjadi responden

2. Teknik sampel

purposive sampling yaitu dengan mencakup kriteria-kriteria tersebut

E. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan

masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu tentang

penggunaan obat antibiotik yang rasional.

16
F. Definisi operasional

1. Tingkat pengetahuan adalah baik, cukup dan kurang baiknya pemahaman

masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu tentang

penggunaan obat antibiotik berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan.

2. Masyrakat adalah penduduk yang bertempat tinggal di Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu yang berusia 17-60 tahun yang mampu

berkomunikasi dalam bahasa indonesia, memiliki tingkat pengetahuan SD

sampai Sarjana, menggunakan obat antibiotik amoxicilin, ampicilin,

cefadroxil, dan ciprofloxacin bukan tenaga kesehatan / mahasiswa kesehatan

dan bersedia menjadi responden.

3. Antibiotik adalah obat yang digunakan oleh masyarakat Dusun 02 Desa

Baumata Timur Kecamatan Taebenu, yang penggunaannyan harus

memperhatikan beberapa hal antara lain pengetahuan tentang antibiotik,

cara penggunaan antibiotik, indikasi antibiotik, aturan pakai antibiotik, dan

efek smping antibiotik.

G. Prosedur penelitian

1. Membuat surat perizinan penelitian

2. Pelaksanaan kegiatan

a. Pengenalan dan meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner

b. Peneliti membagi kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria

dan bersedia mengisi kuesioner.

17
c. Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada

kuesioner sesuai dengan petunjuk yang ada.

d. Masyarakat dapat bertanya pada peneliti apabila mempunyai kesulitan

dalam mengisi kuesioner dan peneliti harus memberi penjelasan tentang

kuesioner tersebut.

e. Lembar kuesioner yang telah diisi oleh masyarakat kemudian

dikumpulkan oleh peneliti.

f. Lembar kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis.

H. Analisis data

Metode pengumpulan data berupa angket (kuesioner) dengan pertanyaan

yang diberikan kepada responden yang bersedia memberikan respon sesuai

dengan permintaan penggunaan. Penelitian tingkat pengetahuan masyarakat

tentang obat antibiotik diukur dengan menggunakan 25 pertanyaan yang

terdapat dalam format kuesioner yaitu dengan menggunakan skala Guttman.

1. jawaban yang benar = 1

2. jawaban salah =0

Data yang telah dikumpulkan dari hasil kuesioner tingkat pengetahuan

tersebut dapat dikategorikan dalam : baik, cukup, kurang.

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Pengetahuan baik : 76%-100%

2. Pengetahuan cukup : 56%-75%

3. Pengetahuan kurang : <56%

18
Adapun rumus untuk mengetahui skor pesentase (Arikunto, 2006)

𝑥
p= 𝑥 100%
𝑛

Keterangan : p : Presentase

x : Jumlah jawaban yang benar

n : Jumlah seluruh item soal

Berikut ini indikator soal pada kuesioner yang digunakan pada penelitian :

Tabel 1. Indikator Kuesioner Yang Di Gunakan Pada Penelitian

No Indikator Butir Soal Jumlah Soal


1 Pengetahuan tentang antibiotik 1-5 5
2 Cara penggunaan antibiotik 6-10 5
3 Indikasi antibiotik 11-15 5
4 Aturan pakai antibiotik 16-20 5
5 Efek samping antibiotik 21-25 5
Jumlah 25 25

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Penilaian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur

Kecamatan Taebenu Tentang Penggunaan Obat Antibiotik

Penilaian tingkat pengetahuan masyarakat terdiri atas penilaian berdasarkan umur,

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

1. Hasil penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat di lihat pada tabel 2 berikut

ini.

Tabel 2.Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur Di


Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu.
No Batas Jumlah Pengetahuan
umur
N % Baik % Cukup % Kurang %

1 17-30 30 34,88% 3 3,48% 9 10,46% 18 20,93%

2 31-40 29 33,72% 1 1,16% 6 6,97 21 24,41%

3 41-60 27 31,39 2 2,32% 5 5,81% 22 25,58%

Jumlah 86 100% 7 8,13% 20 23,25% 61 70,93%

(Sumber : Data primer penelitian 2019)

Umur merupakan faktor penting yang menentukan tingkat pemahaman

seseorang tentang apa yang terjadi disekelilingnya. Secara psikologis

seseorang yang semakin bertambah umur semakin pula timbul kecemasan

akan masalah atau penyakit yang dideritanya, sehubungan dengan kondisi

fisik seseorang (Notoadmodjo, 2010).

20
Dari tabel 2 diatas berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden

yang memiliki tingkat pengetahuan baik terbesar 3,48 % yaitu responden

dengan umur 17-30 tahun dan responden yang memiliki pengetahuan baik

terkecil 1,16 % yaitu responden dengan umur 31-40 tahun. Responden yang

memiliki tingkat pengetahuan cukup terbesar 10,46 % yaitu responden

dengan umur 17-30 tahun dan responden yang memiliki pengetahuan cukup

terkecil 5,81 % yaitu responden dengan umur 41-60 tahun.

Responden yang memiliki pengetahuan kurang terbesar 25,58 % yaitu

responden dengan umur 41-60 tahun dan responden yang memiliki

pengetahuan kurang terkecil 20,3 % yaitu responden dengan umur 17-30

tahun. Hal ini dikarenakan usia yang semakin tua maka tingkat pengetahuan

seseorang semakin menurun (Ahmadi Abu, 2001). Namun dari tabel diatas

juga dapat disimpulkan bahwa umur bukanlah faktor mutlak yang

menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Karena dari tabel tersebut dapat

dilihat responden yang umurnya lebih tua pun ada yang pengetahuannya

dibawah responden yang lebih muda umurnya, begitupun sebaliknya.

2. Hasil Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat di lihat pada tabel 3


berikut
ini

21
Tabel 3. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Pendidikan Di Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu

N Tingkat Jumlah Pengetahuan


o Pendidi
kan N % Baik % Cukup % Kurang %
1 SD 28 32,55% 0 0% 7 8,13% 21 24,41%
2 SMP 17 19,76% 2 2,32% 3 3,48% 12 13,95%
3 SMA 29 31,72% 2 2,32% 9 10,46% 18 20,93%
4 Sarjana 12 13,95% 2 2,32% 2 2,32% 7 8,13%
Jumlah 100 100% 6 6,97% 21 24,41% 58 67,44%
(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

Dari tabel 3 (tiga) diatas menunjukan responden yang memiliki

tingkat pengetahuan baik terbesar 2,32% yaitu responden dengan tingkat

pendidikan SMP, SMA dan Sarjana dan tingkat pengetahuan terkecil 0 %

yaitu responden dengan tingkat pendidikan SD. Responden yang memiliki

tingkat pengetahuan cukup terbesar 10,46% yaitu responden dengan tingkat

pendidikan SMA dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup

terkecil 2,32% yaitu responden dengan tingkat pendidikan Sarjana.

Responden yang memiliki tingkat pengethuan kurang terbesar 24,41% yaitu

responden dengan tingkat pendidikan SD dan responden yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang terkecil 8,13% yaitu responden dengan tingkat

pendidikan Sarjana. Data ini menunjukkan pendidikan merupakan suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang yang

berlangsung seumur hidup, semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak juga

menerima pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam, 2011)

22
3. Penilaian tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis
pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat di lihat pada tabel 4
berikut ini
Tabel 4. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Pekerjaan Di Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan
Taebenu

No Tingkat Jumlah Pengetahuan


Pekerjaan
N % Baik % Cukup % Kurang %
1 IRT 28 32,55% 4 4,65% 11 12,79% 13 15,11%
2 Petani 25 29,06% 1 1,16% 4 4,65% 20 23,25%
3 Pelajar 10 11,62% 0 0%% 3 3,48% 7 8,13%
4 Wiraswast 15 17,44% 1 1,16% 3 3,48% 11 12,79%
a
5 Guru 2 2,32% 1 1,16% 0 0% 1 1,16%
6 PNS 6 6,97% 0 0% 1 1,16% 5 5,81%
Jumlah 86 100% 7 8,13% 21 24,41% 58 67,44%
(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

Dari tabel 4 (empat) diatas menunjukan responden yang memiliki

tingkat pengetahuan baik terbesar 4,65% yaitu responden dengan jenis

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan responden yang

memiliki tingkat pengetahuan baik terkecil 0 % yaitu responden dengan

tingkat pekerjaan pelajar dan PNS. Responden yang memiliki tingkat

pengetahuan cukup terbesar 12,79% yaitu responden dengan jenis pekerjaan

IRT dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup terkecil 0%

yaitu responden dengan jenis pekerjaan Guru. Responden yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang terbesar 23,25% yaitu responden yang memiliki

jenis pekerjaan IRT dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang terkecil 1,16% yaitu responden yang memiliki jenis pekerjaan Guru.

23
Seseorang yang berprofesi sebagai guru dan pegawai mempunyai

tingkat pengetahuan yang baik dibandingkan dengan orang yang berprofesi

sebagai IRT, petani, dan wiraswasta. jika seseorang mempunyai penghasilan

yang cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakaan atau

membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi notoatmodjo (2003).

Berdasarkan penelitian disini yang pengetahuan baik yaitu pekerjaan

sebagai IRT berarti tidak menutup kemungkinan hanya seorang yang

berprofesi saja yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas, hal ini

dikarenakan sekarang banyak media informasi apa saja yang beredar

sehingga orang dengan mudah mendapatkan informasi.

4. Penilaian tingkat pengetahuan masyarakat Dusun 02 Desa Baumata


Timur Kecamatan Taebenu tentang penggunaan obat antibiotik
Dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini
Tabel 5. Distribusi Penilaian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun
02 Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu

Keterangan Jumlah Tingkat


Pengetahuan
N % Baik % Cukup % Kurang %

Responden 86 100% 8 9,30% 20 23,25% 58 67,44%


(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

Dari tabel 5 (lima) diatas menggambarkan bahwa tingkat

pengetahuan masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan

Taebenu terhadap penggunaan obat antibiotik bulan Mei 2019 dari 86

responden, yang berpengetahuan baik = 8 orang (9,30%), berpengetahuan

cukup = 20 orang (23,25%) dan yang berpengetahuan kurang = 58 orang

(67,44%). Berdasarkan hasil di atas maka dikatakan bahwa pengetahuan

24
tentang penggunaan obat antibiotik paling banyak kategori kurang yaitu 58

responden (67,44%). Hal ini dikarenakan masyarakat disana merupakan

penduduk yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan dan juga kurangnya

informasi maka diharapkan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan atau

informasi kepada masyarakat disana khususnya Dusun 02 Desa Baumata

Timur.

5. Penilaian Indikator Tingkat Pengetahuan masyarakat Dusun 02 Desa


Baumata Timur Kecamatan Taebenu tentang penggunaan obat
antibiotik
Penilaian hasil tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan indikator yang
meliputi pengetahuan tentang Antibiotik, cara penggunaan antibiotik,
indikasi antibiotik, aturan pakai antibiotik dan efek samping antibiotik.
Tabel 6. Hasil Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa
Baumata Timur Kecamatan Taebenu Berdasarkan Indikator
No Indikator Nomor Persentase Tingkat
Soal berdasarkan Pengetahuan
indicator
1 Pengetahuan tentang antibiotik 1-5 47,42% Kurang
2 Cara penggunaan antibiotik 6-10 57,71% Kurang
3 Indikasi antibiotik 11-15 39,04% Kurang
4 Aturan pakai antibiotik 16-20 43,48% Kurang
5 Efek samping antibiotik 21-25 36,97% Kurang
(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

Berdasarkan data pada tabel 6 (enam) diatas menggambarkan bahwa

tingkat pengetahuan masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Timur Kecamatan

Taebenu Tentang Penggunaan Obat Antibiotik Bulan Mei 2019 pada

indikator pertama pengetahuan tentang antibiotik jawaban yang paling

sedikit yaitu pada pertanyaan nomor 5 dengan persentase 18,60% yaitu

apakah anda mengetahui ciprofloxacin termasuk antibiotik. Ciprofloxacin

sering digunakan di baumata tetapi masyarakat disana tidak tahu apakah

25
ciprofloxacin termasuk antibiotik atau tidak hal ini dikarenakan masyarakat

disana hanya tahu tetapi tidak sampai memahaminya. Jawaban sedikit kedua

pada soal nomor 3 yaitu apakah anda mengetahui cefadroxil termasuk

antibiotik dengan persentase 27,90%. Jawaban sedikit ketiga pada soal

nomor 1 yaitu apakah anda mengetahui ampicilin termasuk antibiotik

dengan persentase 48,83%. Jawaban benar ke empat pada soal nomor 4

yaitu apakah anda mengetahui antibiotik termasuk golongan obat keras

dengan persentase 69,76%. Jawaban benar paling banyak pada soal nomor 2

yaitu apakah anda mengetahui amoxicilin termasuk antibiotik dengan

persentase 72,02%. Hal ini dikarenakan masyarakat disana sering

menggunakan amoxicilin bahkan pada saat demam atau sakit kepala mereka

menggunakan amoxicilin.

Pada indiktor kedua tentang cara penggunaan antibiotik, jawaban paling

sedikit pada soal nomor 8 dan 9 dengan persentase sama 30,23%. Pada

pertanyaan nomor 8 apakah antibiotik dihentikan jika gejala penyakit sudah

hilang. Pada saat mengisi kuesioner banyak masyarakat disana yang

mengatakan obat antibiotik digunakan sama seperti obat lainnya seperti

parasetamol yang digunakan bila demam saja jika penyakitnya sudah hilang

harus dihentikan meskipun obat masih ada. Pada pertanyaan nomor 9

apakah antibiotik diminum setiap 8 jam, masyarakat disana mengatakan

pada saat menerima obat seorang tenaga kesehatan tidak pernah

memberitahu mereka bahwa ada rentan waktu untuk minum obat, jadi

diharapkan kepada tenaga kesehatan atau lembaga terkait harus memberi

26
penyuluhan kepada masyarakat disana. Jawaban benar ketiga pada soal

nomor 10 dengan persentase 58,13% yaitu apakah semua obat antibiotik

diminum 3 kali sehari. Jawaban benar keempat pada soal nomor 6 dengan

persentase 59,30% yaitu apakah antibiotik harus diminum secara teratur dan

tidak boleh putus-putus dan jawaban benar paling banyak pada soal nomor 7

yaitu apakah antibiotik harus diminum sesuai dengan resep dokter.

Pada indikator ketiga tentang indikasi antibiotik jawaban paling sedikit

pada soal nomor 12 dan 14 dengan persentase sama 32,55%. Pada

pertanyaan nomor 12 apakah anda mengetahui antibiotik tidak digunakan

sebagai obat penghilang rasa nyeri. Banyak masyarakat disana berpikir obat

antibiotik adalah obat penghilang rasa nyeri bukan obat infeksi jadi

penggunaannya sama seperti obat nyeri lainnya. Pertanyaan nomor 14

apakah anda mengetahui antibiotik tidak digunakan untuk segala macam

penyakit. Jawaban benar ketiga pada soal nomor 11 dengan persentase

38,37% yaitu apakah anda mengetahui antibiotika digunakan sebagai

penyakit infeksi, jawaban benar keempat pada soal nomor 13 dengan

persentase 45,34% yaitu apakah anda mengetahui antibiotik tidak digunakan

untuk segala macam penyakit dan jawaban benar paling banyak pada soal

nomor 15 dengan persentase 46,51% yaitu apakah anda mengetahui

antibiotik tidak digunakan sebagai obat demam. Dari pertanyaan tersebut

sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa antibiotik digunakan sebagai

obat infeksi.

27
Pada indikator keempat tentang aturan pakai antibiotik jawaban paling

sedikit pada soal nomor 19 dengan persentase 25,58 yaitu apakah anda

mengetahui antibiotik tidak dapat diminum hanya 1 atau 2 tablet saja. Hal

ini dikarenakan masyarakat disana mengatakan bahwa obat antibiotik

diminum seperti obat lainnya yang hanya diminum 1 atau 2 tablet saja.

Jawaban sedikit kedua pada soal nomor 16 dengan persentase 44,18% yaitu

apakah anda mengetahui antibiotik mempunyai aturan pakai sendiri.

Sebagaian besar masyarakat disana mengatakan obat antibiotik diminum

sama seperti obat lainnya yang jika penyakitnya sudah hilang harus

dihentikan yang sebenarnya obat antibiotik harus dihabiskan meskipun

gejalanya penyakitnya sudah sembuh. Jawaban benar ketiga pada soal

nomor 20 dengan persentase 45,34% yaitu apakah anda mengetahui

antibiotik ketika diresepkan harus dihabiskan. Jawaban benar keempat pada

soal nomor 17 dengan persentase 48,83% yaitu apakah anda mengetahui

antibiotik harus diminum 3 kali sehari selama 7 hari. Pada saat mengisi

kuesioner ada responden yang mengatakan obat antibiotik digunakan bisa

lebih dari 7 hari, hal ini dikarenakan obat antibiotik yang digunakan

sebelumnya tidak dihabiskan maka masih ada stok obat antibiotik yang

disimpan dan pada saat mereka mengalami demam atau sakit kepala maka

mereka menggunakannya lagi obat tersebut dan jawaban benar paling

banyak pada soal nomor 18 dengan persentase 53,48% yaitu apakah anda

mengetahui antibiotik tidak dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter.

28
Sebagaian besar masyarakat disana mengetahui bahwa jika membeli obat

harus dengan resep dokter.

Pada indikator kelima tentang efek samping antibiotik jawaban paling

sedikit pada soal nomor 23 dengan persentase 27,90% yaitu apakah anda

mengetahui setelah kuman kebal membutuhkan antibiotik dengan dosis

yang lebih tinngi. Dari pertanyaan tersebut banyak masyarakat yang tidak

tahu efek samping dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat maka

diharapkan kepada lembaga terkait lebih banyak memberikan penyuluhan

tentang bahaya dari penggunaan antibiotik yang tidak sesuai. Jawaban

sedikit kedua pada soal nomor 22 dan 25 dengan persentase sama 31,3%

yaitu pertanyaan pada soal nomor 22 apakah anda mengetahui penggunaan

antibiotik tidak tepat dapat menimbulkan kuman atau bakteri menjadi kebal

dan pertanyaan soal nomor 25 apakah anda mengetahui jika terjadi

kekebalan bakteri terhadap antibiotik maka antibiotik tidak dapat membasmi

bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Jawaban benar keempat pada

soal nomor 24 dengan persentase 38,37% yaitu apakah anda mengetahui

antibiotika dapat menimbulan reaksi alergi. Dari pertanyaan tersebut

sebagaian besar masyarakat mengetahui antibiotik dapat menimbulkan

reaksi alergi dan jawaban benar paling banyak pada soal nomor 21 dengan

persentase 55,81% yaitu apakah anda mengetahui penggunaan antibiotika

yang tidak sesuai aturan pakai dapat menyebabkan efek sampng.

Berdasarkan kelima indikator diatas dengan jumlah soal sebanyak 25 soal,

dari 25 soal tersebut yang paling sedikit menjawab benar pada soal nomor 5

29
dengan persentase 18,60% yaitu apakah anda mengetahui ciprofloxacin

termasuk antibiotik. . Pada saat observasi awal mengatakan ciprofloxacin

sering digunakan di masyarakat baumata tetapi pada saat mengisi kuesioner

ternyata masih banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya. Ciprofloxacin

memiliki aktivitas yang sangat luas, baik terhadap bakteri Gram positif

maupun bakteri Gram-negatif. Dan jawaban benar paling banyak pada soal

nomor 7 dengan persentase 90,69% yaitu apakah antibiotik harus diminum

dengan resep dokter. Pada saat mengisi kuesioner banyak mayarakat

baumata yang mengatakan bahwa obat antibiotik harus membeli dengan

resep dokter karena masyarakat disana mengatakan takut jika tidak membeli

menggunakan resep dokter. Masalah resistensi akibat penggunaan obat yang

tidak rasional salah satunya disebabkan oleh penggunaan yang tidak sesuai

dengan kondisi klinik pasien yang dapat terjadi akibat penggunaan

antibiotik tanpa resep dokter.

30
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian terhadap tingkat

pengetahuan masyarakat Dusun 02 Desa Bamumata Timur Kecamatan

Taebenu tentang penggunaan Obat antibiotik bulan Mei 2019 masuk

kategori kurang yaitu 11,06%. Sedangkan berdasarkan umur kategori

baik6,97%, cukup 24,41%, kurang 70,93%. Tingkat pendidikan kategori

baik 6,97%, cukup 24,41%, kurang 67,44% dan berdasarkan jenis

pekerjaan kategori baik 8,13%, cukup 24,41% dan kurang 67,44%.

B. Saran

1. Diharapkan tenaga kesehatan atau instansi terkait dapat memberi

penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang

tepat, terutama tentang pengetahuan efeke samping dari penggunaan

antibiotik..

2. Untuk peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai

studi pendahuluan untuk mengembangkan penelitian dengan topik

yang sama, terutama untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan antibiotik

dimasyarakat selain tingkat pengetahuan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2001. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Anief, M. 2007. Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Anonim. (2011). Kurikulum Pelatihan Penggunaan Obat Rasional (POR).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentng Kesehatan. Jakarta : Kementreian Kesehatan RI : 2009
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Yogyakarta
Nursallam. (2001). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Ottu, O. M. 2014. Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW III Kelurahan Naikolan
Terhadap Penggunaan Antibiotik. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kupang. Kupang
Prayitno A., Juwono, R., 2003, Terapi Antibiotik, dalam Aslam, M., Tan,
C.K.,Prayitno, A., Farmasi Klinis, 331-328, PT Elex Medika Komputindo
Gramedia, Jakarta
Refdanita, Maksum. 2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika Di Ruang
Rawat Intensif RS Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Makara, Kesehatan,
Vol. 8 (2) : 41-48.
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika pp 31
Tjay Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting Edisi VI. PT
Gramedia. Jakarta

32
Utami, E.R. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Sainstis. Vol.
1. No. 1 April-September

World Health Organozation 2009. Antimikrobial resistance. http://WWW.who.


int/mediacentre factsheet/fs194/en/

Worid Health Organization. 2011. Tuberculosis Global Facts. Geneva: World


Health Organization, 2011, http://
www.who.int/tb/publications/2011/factsheet_tb_2011.pdf. Accessed Feb, 6,
2015.

33
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

34
Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian

35
Lampiran 3. Pengisian Kuesioner

36
Lampiran 4. Skema Kerja

Mengurus Surat Perizinan Penelitian

Mencari Responden Yang Memenuhi


Kriteria

Pengenalan Responden

Pembagian Kuesioner Kepada


Responden dan Menjelaskannya

Pengisian Kuesioner oleh Responden

Pengumpulan Kuesioner Yang Telah


di Isi

Merekap Hasil Pengisian Kuesioner

Analisis Data

Kesimpulan

37
Lampiran 5. Lembar Permintaan Menjadi Responden

Kepada

Yth. Calon Responden

Di tempat

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kresensia Meo

Nim : PO. 530333216122

Adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan

Farmasi Kupang yang akan melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan

Masyarakat Dusun 02 Desa Baumata Kecamatan Taebenu Terhadap Penggunaan

Obat Antibiotik”. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian responden dan

segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya

digunakan penelitian. Pada surat ini calon responden boleh menolak berpartisipasi

dalam penelitian ini. Atas bantuan dan kerja sama yang baik, Saya ucapkan terima

kasih.

kupang, Mei 2019

Peneliti

Kresensia Meo
PO. 530333216122

38
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Setelah saya membaca penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia

turut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Politekknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Farmasi Kupang atas nama

Kresensia Meo dengan judul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dusun 02 Desa

Baumata Kecamatan Taebenu Terhadap Penggunaan Obat Antibiotik”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif pada saya,

sehingga informasi yang saya berikan adalah sebenar-benarnya dan tanpa

paksaan. Dengan demikian saya bersedia menjadi responden peneliti.

Kupang, Mei 2019

Responden

( )

39
Lampiran 7. Lembar Kuesioner Penelitian

Data kuisioner ini hanya digunakan untuk penyusunn Karya Tulis Ilmiah. Mohon

diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Terimakasih atas bantuannya.

1. Karakteristik Responden

Nomor :

Tanggal pengisian kuesioner:

A. Nama :

B. Jenis Kelamin :P L

C. Umur : 17-30

31-40

41-60

D. Pendidikan terakhir : SD

SMP

SMA

Sarjana

E. Pekerjaan :

40
2. Penilaian Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan
Obat Antibiotik
Petunjuk : Baca dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi
tanda check list (√) pada salah satu kolom!
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda mengetahui ampiciin termasuk antibiotika?
2 Apakah Anda mengetahui amoxicilin termasuk antibiotika?
3 Apakah Anda mengetahui cefadroxil Termasuk antibiotika?
4 Apakah Anda mengetahui antibiotika termasuk golongan
obat keras?
5 Apakah Anda mengetahui ciprofloxacin termasuk
antibiotika?
6 Apakah antibiotik harus diminum secara teratur dan tidak
boleh putus putus ?
7 Apakah antibiotik harus diminum sesuai dengan resep
dokter?
8 Apakah antibiotik dihentikan jika gejala penyakit sudah
hilang ?
9 Apakah obat antibiotik diminum setiap 8 jam ?
10 Apakah semua obat antibiotik diminun 3 kali sehari ?
11 Apakah Anda mengetahui antibiotika digunakan sebagai obat
penyakit infeksi ?
12 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak digunakan
sebagai obat penghilang rasa nyeri ?
13 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak digunakan untuk
segala macam penyakit ?
14 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak digunakan
sebagai obat flu ?
15 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak digunakan
sebagai obat demam ?
16 Apakah Anda mengetahui antibiotika mempunyai aturan
pakai sendiri ?

17 Apakah Anda mengetahui antibiotika harus di minum 3 kali


sehari selama 5 sampai 7 hari ?
18 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak dapat dibeli
secara bebas tanpa resep dokter ?
19 Apakah Anda mengetahui antibiotika tidak dapat diminum
hanya 1 tablet atau 2 tablet saja ?
20 Apakah Anda mengetahui antibiotika ketika diresepkan harus
dihabiskan ?
21 Apakah Anda mengetahui penggunaan antibiotika yang tidak
sesuai aturan pakai dapat menyebabkan efek samping ?
22 Apakah Anda mengetahui penggunaan antibiotika tidak tepat
dapat menimbulkan kuman atau bakteri menjadi kebal ?
23 Apakah Anda mengetahui setelah kuman kebal,
membutuhkan antibiotika dengan dosis yang lebih tinggi ?
24 Apakah Anda mengetahui antibiotika dapat menimbulkan

41
reaksi alergi ?
25 Apakah Anda mengetahui jika terjadi kekebalan bakteri
terhadap antibiotik maka antibiotik tidak dapat membasmi
bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut?

42
Lampiran 8. Lembar Kuesioner Yang Di Isi Responden

43
44
45
46
47
48
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Data Primer

Indikator Pengetahuan Tentang Antibiotik

NO Item Soal Skor Skor % Klasifikasi


Soal Maks
1 Apakah anda mengetahui ampicilin 42 86 48,83 Kurang
termasuk antibiotik?
2 Apakah Anda mengetahui amoxicilin 62 86 72,02 Cukup
termasuk antibiotika?
3 Apakah Anda mengetahui cefadroxil 24 86 27,90 Kurang
Termasuk antibiotika?
4 Apakah Anda mengetahui antibiotika 60 86 69,76 Cukup
termasuk golongan obat keras?
5 Apakah Anda mengetahui 16 86 18,60 Kurang
ciprofloxacin termasuk antibiotika?
Jumlah 204 430 47,42 Kurang

(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)


Indikator Cara Penggunaan Antibiotik

NO Item Soal Skor Skor % Klasifikasi


Soal Maks
6 Apakah antibiotik harus diminum 51 86 59,30 Cukup
secara teratur dan tidak boleh putus
putus ?
7 Apakah antibiotik harus diminum 78 86 90,69 Baik
sesuai dengan resep dokter?
8 Apakah antibiotik dihentikan jika 26 86 30,23 Kurang
gejala penyakit sudah hilang ?
9 Apakah obat antibiotik diminum setiap 26 86 30,23 Cukup
8 jam ?
10 Apakah semua obat antibiotik diminun 50 86 58,13 Cukup
3 kali sehari ?
Jumlah 231 430 53,71 Kurang

(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

49
Indikator Indikasi Antibiotik

NO Item Soal Skor Skor % Klasifikasi


Soal Maks
11 Apakah Anda mengetahui antibiotika 23 86 38,37 Kurang
digunakan sebagai obat penyakit
infeksi ?
12 Apakah Anda mengetahui antibiotika 28 86 32,55 Kurang
tidak digunakan sebagai obat
penghilang rasa nyeri ?
13 Apakah Anda mengetahui antibiotika 39 86 45,34 Kurang
tidak digunakan untuk segala macam
penyakit ?
14 Apakah Anda mengetahui antibiotika 28 86 32,55 Kurang
tidak digunakan sebagai obat flu ?
15 Apakah Anda mengetahui antibiotika 40 86 46,51 Kurang
tidak digunakan sebagai obat demam ?
Jumlah 168 430 39,04 Kurang

(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)


Indikator Aturan Pakai Antibiotik

NO Item Soal Skor Skor % Klasifikasi


Soal Maks
16 Apakah Anda mengetahui antibiotika 38 86 44,18 Kurang
mempunyai aturan pakai sendiri ?
17 Apakah Anda mengetahui antibiotika 42 86 48,83 Kurang
harus di minum 3 kali sehari selama 5
sampai 7 hari ?
18 Apakah Anda mengetahui antibiotika 46 86 53,48 Kurang
tidak dapat dibeli secara bebas tanpa
resep dokter ?
19 Apakah Anda mengetahui antibiotika 22 86 25,58 Kurang
tidak dapat diminum hanya 1 tablet
atau 2 tablet saja ?
20 Apakah Anda mengetahui antibiotika 39 86 45,34 Kurang
ketika diresepkan harus dihabiskan ?
Jumlah 430 43,48 Kurang

(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

50
Indikator Efek Samping Antibiotik

NO Item Soal Skor Skor % Klasifikasi


Soal Maks
21 Apakah Anda mengetahui penggunaan 48 86 55,81 Kurang
antibiotika yang tidak sesuai aturan pakai
dapat menyebabkan efek samping ?
22 Apakah Anda mengetahui penggunaan 27 86 31,3 Kurang
antibiotika tidak tepat dapat menimbulkan
kuman atau bakteri menjadi kebal ?
23 Apakah Anda mengetahui setelah kuman 24 86 27,90 Kurang
kebal, membutuhkan antibiotika dengan
dosis yang lebih tinggi ?
24 Apakah Anda mengetahui antibiotika 33 86 38,37 Kurang
dapat menimbulkan reaksi alergi ?
25 Apakah Anda mengetahui jika terjadi 27 86 31,3 Kurang
kekebalan bakteri terhadap antibiotik
maka antibiotik tidak dapat membasmi
bakteri yang menyebabkan penyakit
tersebut?

Jumlah 430 36,97 Kurang

(Sumber : Data Primer Penelitian 2019)

51
Lampiran 10. Data Primer Penelitian

DAFTAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DUSUN 02 DESA BAUMATA TIMUR


KECAMATAN TAEBENU TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK
PENILAIAN PENGETAHUAN KETERANGAN RESPODEN
NO TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 JP UMUR JP TP
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 64 SMP 41 IRT Cukup
2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 SMP 43 Petani Cukup
3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 64 SMA 25 IRT Kurang
4 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 11 44 SMA 22 Pelajar Kurang
5 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 11 44 SMA 25 Wiraswasta Kurang
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 Sarjana 27 Wiraswasta Baik
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 SMA 32 IRT Baik
8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 84 SMP 28 IRT Baik
9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 8 32 SMA 28 Petani Kurang
10 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18 72 SMA 33 IRT Cukup
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 15 60 Sarjana 28 Wiraswasta Cukup
12 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 68 SMA 36 Petani Cukup
13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 18 72 SD 42 IRT Cukup
14 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 14 56 SD 45 Petani Cukup
15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 92 SMP 40 Petani Baik
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4 16 SMP 42 Petani Kurang
17 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 64 SD 52 IRT Kurang
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 SMA 25 IRT Baik
19 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 76 Sarjana 40 Guru Baik
20 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 9 36 Sarjana 30 Guru Kurang
21 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15 60 SMA 26 Wiraswasta Cukup
22 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 15 60 SD 32 IRT Cukup
23 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 18 72 SD 36 IRT Cukup
24 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 SMA 40 IRT Baik
25 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 12 Sarjana 33 PNS Kurang
26 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 14 56 Sarjana 20 Pelajar Cukup
27 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 68 SD 45 IRT Cukup
28 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 14 56 SD 41 IRT Cukup
29 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 14 56 Sarjana 18 Pelajar Cukup
30 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 24 SD 25 IRT Kurang
31 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 10 40 Sarjana 35 Wiraswasta Kurang

52
32 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28 SMP 35 IRT Kurang
33 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14 56 SMA 30 IRT Cukup
34 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 18 72 SMP 28 Petani Cukup
35 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 20 SD 32 IRT Kurang
36 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 20 SMP 25 IRT Kurang
37 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 12 SD 28 Petani Kurang
38 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 28 SMP 35 Wiraswasta Kurang
39 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 16 SMP 32 Petani Kurang
40 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 24 SMA 25 Wiraswasta Kurang
41 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11 44 SD 45 Petani Kurang
42 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14 56 Sarjana 40 PNS Cukup
43 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 8 SMP 28 Petani Kurang
44 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8 SD 40 Petani Kurang
45 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 12 SD 54 Petani Kurang
46 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 6 24 SD 30 Petani Kurang
47 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 14 56 SMA 24 Pelajar Cukup
48 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 10 40 SMP 32 Petani Cukup
49 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11 44 SMA 25 Pelajar Kurang
50 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11 44 SMA 21 Pelajar Kurang
51 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 11 44 SD 54 Petani Kurang
52 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 9 36 SD 41 IRT Kurang
53 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 10 40 SD 54 IRT Kurang
54 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 10 40 SD 40 Petani Kurang
55 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9 36 SD 31 IRT Kurang
56 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9 36 SMA 42 Wiraswasta Kurang
57 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10 40 SD 30 IRT Kurang
58 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28 SMA 33 Wiraswasta Kurang
59 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 24 SD 45 IRT Kurang
60 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28 SD 40 Petani Kurang
61 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 36 SMP 26 Wiraswasta Kurang
62 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 20 SMP 32 IRT Kurang
63 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6 24 SMP 45 Petani Kurang
64 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 13 52 SMA 24 Wiraswasta Kurang
65 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 12 48 SMA 26 Wiraswasta Kurang
66 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 9 36 SMP 56 Petani Kurang
67 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 15 60 SMA 28 Wiraswasta Baik
68 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20 SD 58 Petani Kurang

53
69 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 36 SMA 22 Pelajar Kurang
70 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 24 SD 50 Petani Kurang
71 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 36 Sarjana 55 PNS Kurang
72 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 36 Sarjana 32 PNS Kurang
73 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11 44 Sarjana 40 PNS Kurang
74 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 12 48 SMA 25 Pelajar Kurang
75 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 10 40 SMP 40 IRT Kurang
76 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 10 40 SMA 22 Pelajar Kurang
77 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 11 44 SMA 34 Wiraswasta Kurang
78 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 24 SD 55 IRT Kurang
79 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 36 SMA 23 Pelajar Kurang
80 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 15 60 SMA 28 IRT Cukup
81 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9 36 SMA 35 Petani Kurang
82 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 8 32 SD 56 Petani Kurang
83 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 9 36 SD 42 IRT Kurang
84 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 8 32 SMA 34 Wiraswasta Kurang
85 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 9 36 Sarjana 38 PNS Kurang
86 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24 SD 54 Petani Kurang
42 62 25 61 16 51 78 26 27 51 32 27 39 28 40 38 42 46 23 40 49 27 25 33 28 951

Rata - rata 951/86 = 11,05


pengatahuan baik = 8/86 x 100% = 9,30%
Pengatahuan cukup = 20/86 x 100% = 23,25%
pengetahuan kurang = 58/86 x 100% = 67,44%
keterangan
Keterangan
JP = Jenis Pendidikan
TP = Tingkat Pengetahuan
JP = Jenis Pekerjaan
TP = Tingkat Pengetahuan
JP = Jenis Pekerjaan

54

Anda mungkin juga menyukai