UNMAS DENPASAR
i
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI PE
SERTA JKN DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
TAHUN 2019
UNMAS DENPASAR
Oleh :
( NIM 182037 )
ii
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI PE
SERTA JKN DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
TAHUN 2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
I Made Agus Sunadi Putra,S.S.,M. Biomed.,Apt I I Gede Made Suradnyana ,S.Si, M.Farm.,Apt
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
TIM PENGUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 182037
Telepon : 081239991510
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena ata
s rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul “ Tingkat
Pengetahuan Pasien Hipertensi Peserta JKN di Puskesmas II Denpasar Selat
an tahun 2019 “
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu peryaratan me
mperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Penyusunan karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari pe
ran serta bantuan dukungan dari berbagai pihak. Tanpa beliau penulis tidak akan b
erhasil menyelesaikan laporan ini seperti yang diharapkan. Untuk itu penulis ucap
kan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak I Made Agus Sunadi Putra., S.Si., M.Biomed., Apt selaku Dekan Fa
kultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar
2. Bapak I Gede Made Suradnyana, S.Si., M.Farm., Apt selaku ketua
Program Studi D III Farmasi dan pembimbing I Penyusunan Karya Tulis Il
miah ini
3. Ibu Herleeyana Meriyani, S.Farm., M.Sc., Apt selaku pembimbing II peny
usunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Pihak Puskesmas II Denpasar Selatan yang bersedia untuk membantu dan
memfasilitasi pengambilan data guna menyelesaikan karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sahabat dan rekan rekan yang memberikan bantuan dan semangat dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata se
mpurna, mengingat kemampuan penulis masih sangat terbatas. Untuk itu penu
lis mengharapkan saran dan krtitik yang bersifat konstruktif guna tercapainya
kesempurnaan pada Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang. Akhir ka
ta penulis mohon maaf yang sebesar besarnya apabila terdapat salah kata yang
kurang berkenan baik di sengaja maupun tidak disengaja dalam penulisan Kar
ya Tulis Ilmiah ini.
Penulis.
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
HALAMAN PERSYARATAN.............................................................. iii
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN............................................ iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................... v
SURAT PERNYATAAN........................................................................ vi
KATA PENGANTAR............................................................................ vii
ABSTRAK.............................................................................................. viii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN............................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN..……………………………………………. 1
1.4.1.Manfaat Teoritis.................................................................. 3
1.4.2.Manfaat Praktis................................................................... 3
2.1 Hipertensi................................................................................. 4
ix
2.1.6 Pengobatan Hipertensi........................................................ 6
2.2 Pengetahuan.............................................................................. 7
x
4.1.6 Obat yang Dikonsumsi Responden.................................... 18
BAB V PEMBAHASAN
xi
Pengobatan Hipertensi............................................................ 31
6.1 Simpulan.................................................................................... 32
6.2 Saran........................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 33
LAMPIRAN…………………………………………………………... 35
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.................................................................. 12
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................. 11
Pendidikan........................................................................ 17
Hidup................................................................................. 22
Gambar 4.10 Tingkat Pengetahuan Responden tentang
Komplikasi Hipertensi..................................................... 23
Gambar 4.11 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Resiko
Hipertensi.......................................................................... 24
Hipertensi………………………………………………..
25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
xvii
ukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain.
Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ket
ika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner,
fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengura
ngi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyak
it degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatka
n angka kematian yang tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan p
erawatan yang harus ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi b
erdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan
darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan sec
ara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius ba
hkan kematian. Hipertensi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, gi
njal, otak dan mata (Wolff, 2006).
Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapa
t mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikas
i. Hal ini dikarenakan sebagian besar penderita hipertensi pendidikannya masih re
ndah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi tersebut mempengaruhi ting
kat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien hi
pertensi yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal per
awatan hipertensi, mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi merupa
kan contoh bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan. Pengetahuan yan
g kurang dan kebiasaan yang masih kurang tepat pada pasien hipertensi dapat me
mpengaruhi motivasi dalam berobat (Wolff, 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti mengenai tingk
at pengetahuan pasien hipertensi pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Pus
kesmas II Denpasar Selatan.
xviii
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada pen
elitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan pasien hipertensi peserta
Janiman Kesehatan Nasional di Puskesmas II Denpasar Selatan?”
BAB II
xix
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
xx
isiko seperti stres, kegemukan, terlalu banyak makan garam, kurang gerak badan d
an penyumbatan pembuluh darah. Ini disebut hipertensi esensial. Kalau seseorang
mempunyai sejarah hipertensi keluarga dan mengidap hipertensi ringan, kemungk
inan hipertensi berkembang lebih hebat dapat dikurangi dengan memberi perhatia
n khusus terhadap faktor-faktor risiko tersebut. Untuk kasus-kasus yang lebih bera
t, diperlukan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Jenis lain dari hiperten
si dikenal sebagai hipertensi sekunder, yaitu kenaikan tekanan darah yang kronis t
erjadi akibat penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, tumor, saraf, renovaskular da
n lain-lain (Junaidi, 2010).
Secara umum, hipertensi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai gejala.
Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh orang tersebut.
Sering hal itu ketahuan tiba-tiba, misalnya pada waktu mengadakan pemeriksaan
kesehatan, atau pada saat mengadakan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-
kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala
pusing, gugup, dan palpitasi (Knight, 2006). Pada sebagian orang, tanda pertama
naiknya tekanan darahnya ialah apabila terjadi komplikasi. Tanda yang umum iala
h sesak nafas pada waktu kerja keras. Ini menunjukkan bahwa otot jantung itu sud
ah turut terpengaruh sehingga tenaganya sudah berkurang yang ditandai dengan se
sak nafas. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perd
arahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus
berat, edema pupil (edema pada diskus optikus) dan penglihatan kabur (Knight, 2
006).
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan
orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar
dan berdengung di telinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebu
t sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekana
n darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat un
tuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan menguku
r tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsu
xxi
ng beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandan
gan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat e
mbolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin,
2005).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bi
ngung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh
terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kak
u, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (S
antoso, 2006).
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tid
ak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertens
i kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin ti
dak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan wak
tu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2002).
xxii
pertensi adalah: diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolakton; beta
blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol; ACE-inhibitor, contohnya lisin
opril, captopril, quinapril; alfa-blockers, contohnya prazosin, terazosin; antagonis
kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine, nifedipine; vasodilator-direct, contohn
ya minixidil, mitralazine; angiotensin reseptor antagonis, contohnya losartan dan f
alse-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens (Junaidi, 2010).
2.2 Pengetahuan
Secara garis besar pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat, yakni mengeta
hui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mensintesis.
Mengatahui diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada se
belumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak
mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit dem
am berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes agepti, dan sebagainya. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertany
aan-pertanyaan misalnya: apa penyebab tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Me
mahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar da
pat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara be
nar tentang objek yang diketahui tersebut. Mengaplikasikan diartikan apabila oran
g yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplik
asikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Mengnalisis adalah k
emampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian menca
xxiii
ri hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pa
da tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau me
misahkan, mengelompokkan, membuat Gambar (bagan) terhadap pengetahuan ata
s objek tersebut. Mengevaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk me
lakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.penilaian ini denga
n sendirinya didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-no
rma yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
xxiv
sering dilihat untuk menilai suatu hubungan antara tingkat penghasilan dalam pem
anfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nil
ai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan
suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang d
apat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2003).
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin berta
mbah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehing
ga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih bany
ak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua
selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk
membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal d
ilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengen
ai jalannya perkembangan selama hidup: semakin tua semakin bijaksana, semakin
banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingg
a menambah pengetahuan; tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada oran
g yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa intelligence quotient akan menurun sejalan dengan bertambah
nya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa k
ata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata intelligence quot
ient seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Not
oatmodjo, 2007).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediet impact) sehingga menghasi
lkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyebabkan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk me
dia massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pen
garuh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyamp
aian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi ba
xxv
ru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pe
ngetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertam
bah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga a
kan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertent
u, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
xxvi
BAB III
METODE PENELITIAN
xxvii
3.4 Ruang Lingkup Penelitian
xxviii
……………..……………………………………. P
ersamaan (3.1)
n = 61,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel penelitian ini adalah 6
2 (pembulatan).
3.4.2.1 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling yakni purposive sampling atau judgmental sampling yaitu pe
ngambilan sampel dengan pertimbangan tertentu peneliti (Sugiyono, 2016).
Sampel atau subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini harus memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
xxix
3.5.5 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara statistis deskriptif berupa tabel dan gamb
ar. Skor tingkat pengetahuan dihitung dengan rumus:
…………………………
……… Persamaan (3.2)
Skor yang diperoleh kemudian dikonversi dari skala ratio menjadi skala ordi
nal baik, cukup dan kurang.
Tabel 3.1 Kategori Tingkat Pengetahuan
Rentang Skor Tingkat Pengetahuan
76-100 Baik
51-< 76 Cukup
< 51 Kurang
xxx
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dari pengumpulan data yang di
lakukan di Puskesmas II Denpasar Selatan tentang tingkat pengetahuan pasien hip
ertensi peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas II Denpasar Selatan. Da
ta diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pasien hipertensi peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas II Denpasar S
elatan tentang penyakit hipertensi dengan jumlah responden sebanyak 62 respond
en yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang disajikan terdiri dari 2 macam yaitu
data umum dan data khusus. Adapun data umum yang merupakan karakteristik su
byek peneliti yaitu data demografi meliputi: umur, pendidikan dan pekerjaan, seda
ngkan yang termasuk dalam data khusus yaitu karakteristik responden menurut tin
gkat pengetahuan pasien hipertensi tentang penyakit hipertensi.berikut akan diurai
kan hasil penelitian dan pembahasanya.
xxxi
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
xxxii
Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
xxxiii
Gambar 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita
Hipertensi
xxxiv
pengetahuan baik, 18% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan tidak
ada responden dengan tingkat pengetahaun kurang.
xxxv
Gambar 4.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang
Hipertensi Secara Umum
Tabel 4.3 Analisis Jawaban Responden tentang Definisi dan Gejala Hipertensi
No. Benar Salah
Pertanyaan
Soal Jml % Jml %
Seseorang dinyatakan hipertensi ji
1 ka tekanan darahnya ≥ 140/90 mm 56 90,32% 6 9,7%
Hg.
Hipertensi disebut pembunuh diam
8 diam karena tidak memiliki gejala 55 88,70% 7 11,3%
yang khas.
Gejala umum yang dialami oleh pe
15 nderita hipertensi adalah sakit kepa 62 100% 0 0%
la.
Rata-rata 55 88,7% 6,3 10,2%
xxxvi
Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Definisi dan
Gejala Hipertensi
xxxvii
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 62 reseponden, 46,2 (74,5%)
reseponden menjawab benar dan 15,8 (25,5%) reseponden menjawab salah
pertanyaan tentang upaya penanganan hipertensi dengan perubahan gaya hidup
terdapat.
xxxviii
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden, 51,7 (83,4%)
responden menjawab benar dan 10,3 (16,6%) responden menjawab salah
pertanyaan tentang komplikasi hipertensi.
xxxix
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden, 46,8 (75,5%)
responden menjawab benar dan 15,3 (24,7%) responden menjawab salah
pertanyaan tentang faktor risiko hipertensi.
xl
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden, 53 (85,5%)
responden menjawab benar dan 9 (14,5 %) responden menjawab salah pertanyaan
tentang pengobatan hipertensi.
xli
BAB V
PEMBAHASAN
xlii
5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
xliii
responden (1,6%) sebagai pegawai koperasi, dan 1 responden (1,6%) sebagai
sopir.
Hasil data diatas menggambarkan bahwa sebanyak 42 % responden
memiliki perkerjaan sebagai ibu rumah tangga gambaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa aktivitas/pekerjaan ibu rumah tangga memberi pengaruh yang
signifikan terhadap potensi penyakit hipertensi. Disisi lain hasil data yang
menunjukkan bahwa 27,4 % responden berprofesi sebagai pedagang yang meski
lebih banyak berjenis kelamin laki-laki juga memberikan dampak potensi
penyakit hipertensi pada pasien.
Dari data yang diambil dari kunjungan pasien hipertensi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional ,dapat diketahui bahwa, dari 62 responden 4 responden
(6.45%) < 1 tahun menderita hipertensi,42 (68%) 1-5 tahun menderita
hipertensi,15 responden (24.2%) 6-10 tahun menderita hipertensi,tidak ada
(0%)responden 11-15 tahun menderita hipertensi dan 1 responden (1,7%) 19
tahun menderita hipertensi.
Hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa responden sekaligus
peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun
2019 menggambarkan adanya variasi yang cukup banyak terkait lamanya
menderita penyakit hipertensi, dan lama kisaran antara 1-5 tahun yang paling
banyak diderita oleh responden.
xliv
tersebut yang memberikan efek samping minimal pada diri pasien. Pengguna obat
ini lebih banyak menyatakan untuk tidak menggunakan obat lain seperti captopril
25 mg hal tersebut dikarenakan keluhan efek samping seperti batuk yang dialami
pasien setelah mengkonsumsi obat tersebut. Ketersediaan obat hipertensi di
Puskesmas juga memberikan pengaruh terhadap penggunaan obat hipertensi pada
pasien. Selama penelitian ini dilakukan, obat yang paling banyak tersedia adalah
obat amlodipine 5 mg dan memberikan dampak yang positif bagi penderita
hipertensi, sehingga jenis obat ini lebih banyak digunakan.
Berdasarkan dari data yang diambil dari pasien hipertensi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas II Denpasar Selatan dapat diketahui bahwa dari
62 responden, 51 responden (82%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 11
responden (18%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 0 responden memiliki
tingkat pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan yang dimaksud pada point ini
adalah sejauh mana pasien mengetahui penyakit hipertensi secara umum dan
menyeluruh. Hasil pengolahan data menunjukkan pasien peserta JKN di
puskesmas II Denpasar memiliki pengetahuan yang baik dengan menjawab
pertanyaan kuisioner dan menghasilkan nilai baik.
xlv
definisi dan gejala hipertensi diajukan skor tinggi yang mengindikasikan
responden memiliki pengetahuan baik tertinggi sebesar 68 %.
Dari tabel 4.4 di atasadapat dilihat bahwa dari 6 pertanyaan tentang upaya
penanganan hipertensi dengan perubahan gaya hidup terdapat 46,2 (74,5%)
jawaban yang benar dan 15,8 (25,5%) jawaban yang salah. Berdasarkan hasil
jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan tentang upaya penanganan
hipertensi dengan perubahan gaya hidup di ketahui bahwa dari 62 responden. 33
responden (53%) yang berpengetahuan baik, 25 responden (40%) berpengetahuan
cukup, 4 responden (7%) berpengetahuan kurang tentang upaya penanganan
hipertensi dengan perubahan gaya hidup.
Berdasarkan pengolahan data dapat ditunjukkan bahwa pasien penderita
hipertensi ini memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang upaya penanganan
hipertensi dengan perubahan gaya hidup. Sebanyak 53% responden mampu
menjawab dengan baik dengan besarnya pengaruh perubahan gaya hidup dalam
upaya menangani penyakit hipertensi.
xlvi
Dari 8 pertanyaan tentang faktor risiko hipertensi terdapat 46,8 (75,5%)
jawaban yang benar dan 15,3 (24,7%) jawaban yang salah. Berdasarkan hasil
jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan tentang faktor resiko dan
etiologi hipertensi bahwa dari 62 responden. 29 responden (47%) yang
berpengetahuan baik, 27 responden (43%) berpengetahuan cukup, 6 responden
(10%) berpengetahuan kurang tentang faktor resiko hipertensi.
xlvii
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan pasien hipertensi peserta jaminan Kesehatan Nasional di
Puskesmas II Denpasar Selatan tentang penyakit hipertensi dari 62 responden
yang diteliti, ditemukan 51 responden (82%) berpengetahuan baik, 11 responden
(18%) berpengetahuan cukup dan tidak ada responden berpengetahuan kurang.
6.2 Saran
a. Semua unit layanan agar lebih meningkatkan edukasi kepada pasien tentang
penyakit hipertensi sehingga pengetahuan masyarakat khususnya tentang
hipertensi bisa lebih ditingkatkan.
c. Penelitian ini dilakukan sebatas pada pasien penderita hipertensi peserta JKN
di Puskesmas II Denpasar Selatan, dan selama pengamatan dilakukan masih
sangat perlu diteliti lebih dalam terutama pada bagian latar belakang penyebab
perbedaan pengetahuan pasien terhadap penyakit hipertensi.
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto A. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek (ed revisi). Jakarta:
Rineka Cipta; 2010.
JNC-8. (2015). Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8 Guideline Recom
mendations.Diperoleh 3 Mei 2019 dari https://c.ymcdn.com/sites
/aparx.site-ym.com /resource /resmgr /Ces / CE_ Hypertension _The
Silent_K.pdf
xlix
Lita.(2018, 9 November). Gambaran Subjective Global Assessment (SGA) Dan L
ama Hari Perawatan Pasien Hipertensi Rawat Inap Di RSUD Ir. Soekarn
o Sukoharjo.Diperoleh 20 Juni 2019 dari http://eprints.ums.ac.id /
68362/7/BAB%20IV.pdf
Notoatmojo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Sidabutar R.P dan Wiguno P. (2009). Hipertensi Esensial, Ilmu Penyakit Dalam Jil
id 11, Jakarta: FK-UI
l
LAMPIRAN
li
Lampiran 2. Kuisioner Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi
KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI
PESERTA JKN PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
A. Identitas Responden
No Responden :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Umur :
Tekanan Darah :
Lama menderita hipertensi :
Obat yang digunakan :
B. Petunjuk Pengisian :
Beri tanda (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
JAWABAN
NO PERNYATAAN
BENAR SALAH
Seseorang dinyatakan hipertensi jika tekanan
1
darahnya ≥ 140 / ≥ 90mmHg
Aktifitas fisik seperti jalan cepat secara rutin
2
setiap hari dapat menurunkan tekanan darah.
Hipertensi mempengaruhi fungsi jantung dan
3
ginjal.
Penyakit hipertensi hanya diderita oleh orang
4.
yang memiliki badan yang gemuk.
Pengobatan hipertensi berlangsung seumur
5.
hidup.
Salah satu penyebab hipertensi adalah faktor
6.
keturunan
Umur yang paling beresiko terkena hipertensi
7
adalah umur > 55 Tahun
Hipertensi disebut pembunuh diam-diam
kerena tidak memiliki gejala yang khas dan
8
sebagian besar penderita hipertensi tidak
mengalami gelala.
Mengurangi konsumsi garam dapat
9. menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi
Berolahraga berat baik untuk menurunkan
10
takanan darah pada penderita hipertensi
Minuman beralkohol dapat memicu
11
peningkatan tekanan darah.
Gagal ginjal merupakan salah satu komplikasi
12
yang dapat terjadi pada penderita hipertensi
13 Hipertensi jarang menyebabkan komplikasi
lii
JAWABAN
NO PERNYATAAN
BENAR SALAH
diabetes mellitus tipe 2
Konsumsi obat KB dapat menyebabkan
14
hipertensi
Gejala umum yang dialami oleh penderita
15
hipertensi adalah sakit kepala
Konsumsi asinan akan memicu peningkatan
16
tekanan darah
Makanan yang dianjurkan untuk penderita
17
hipertensi adalah daging merah
Faktor risiko hipertensi yang dapat
18
dikendalikan adalah stres
19 Merokok dapat menyebabkan hipertensi
20 Kegemukan adalah faktor risiko hipertensi
Target tekanan darah untuk penderita
21 hipertensi berumur kurang dari 60 tahun
adalah <140/ 90mmHg
Intensitas olah raga yang direkomendasikan
22 untuk penderita hipertensi adalah 40 menit,3-4
kali perminggu
Amlodipin dan captopriladalah contoh obat
23
anti hipertensi
Penderita hipertensi harus minun obat penurun
24 tekanan darah setiap hari walaupun tidak ada
gejala
Gangguan fungsi hati dapat terjadi jika
25
hipertensi tidak terkontrol
liii
Lampiran 3. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Denpasar , 2019
Yang menyatakan
( )
liv
RIWAYAT HIDUP
(almarhum) dengan Ida Ayu Putu Gede (almarhum).Pada tahun 1984 memulai
tahun 1988,Pada tahun 1989 bekerja di apotik Agung farma,dan kemudian pada
Mahasaraswati Denpasar.
lv