Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANGAN
Jl.. DR. SOETOMO NO.02 TELP.(0353) 551666 PADANGAN
BOJONEGORO

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO
NOMOR : 800/1869/412.202.3/2018

TENTANG

PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA RASIONAL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANGAN KABUPATEN BOJONEGORO

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan maka perlu


dibuatkan panduan dalam penggunaan antibiotika rasional guna
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit;
2. Bahwa agar pemberian pelayanan dapat berjalan dengan baik dan
lancar serta pengambilan keputusan yang tepat maka diperlukan
panduan pengelolaan;
3. Bahwa untuk pelaksanaan butir 1 (satu) dan 2 (dua) tersebut di atas
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/per/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1075/Menkes/SK/VII/2003 tentang Sistem Informasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
10. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pola
Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Padangan Kabupaten
Bojonegoro

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA RASIONAL

KESATU : Memberlakukan Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional di Rumah


Sakit Umum Daerah Padangan Kabupaten Bojonegoro sebagaimana
terlampir dalam Surat Keputusan Direktur;

KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam


penetapan keputusan ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

Ditetapkan di : Bojonegoro
Pada tanggal : 4 Juli 2018
RSUD Padangan
Direktur,

dr. Sunhadi, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19590721 198701 1 001
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI.................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................................3
A. Prinsip Penggunan Antibiotik Bijak.......................................................................3
B. Antibiotik Terapi Empiris.......................................................................................4
C. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah..................................................4
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan dan Pemberian Antibiotik. .8
E. Monitoring dan Pemantauan Penggunaan Antibiotik............................................9
F. Strategi dan Langkah Pengoptimalisasian Penggunaan Antibiotik Rasional dalam
Tercapainya Pelakasanaaan Surveilans Infeksi Terkait Pemberian Antibiotik......9
BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................................. 12
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : 800/1869/412.202.3/2018
TANGGAL : 4 JULI 2018

PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA RASIONAL

BAB I
DEFINISI

Penggunaan antibiotika yang rasional adalah bentuk pengawasan dan Penilaian kuantitas
dan kualitas penggunaan antibiotik di rumah sakit yang dapat diukur secara retrospektif dan
prospektif melalui data rekam medik dan rekam pemberian antibiotik (RPA) yang bertujuan
anata lain :
1. Mengetahui jumlah atau konsumsi penggunaan antibiotik di rumah sakit
2. Mengetahui dan mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik di rumah sakit
3. Sebagai dasar untuk melakukan surveilans penggunaan antibiotik di rumah sakit secara
sistematik dan terstandar.
4. Untuk pengambilan keputusan penggunaan antibiotik bijak
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan
dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap
ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit,
tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus
pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Staf atau divisi yang menjadi pelaksana untuk memberikan perannya dalan pengawasan
penggunaan antibiotika dan optimalisasi penggunaannya di area pelayanan adalah :
1. Tim PPRA
2. Farmasi Klinik
3. Apoteker/Ast.apoteker
4. Dokter umum/Dokter Spesialis/Dokter spesialis Infeksi
5. Mikrobiologi klinik
6. Perawat
7. Tim PPI

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 2


BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak


1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit,
pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian
yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotic policy) ditandai dengan pembatasan
penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.
3. Pembatasan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan menerapkan pedoman
penggunaan antibiotik, penerapan penggunaan antibiotik secara terbatas (restricted),
dan penerapan kewenangan dalam penggunaan antibiotik tertentu (reserved
antibiotics).
4. Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis penyakit
infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
mikrobiologi, serologi, dan penunjang lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-
limited).
5. Pemilihan jenis antibiotik harus berdasar pada:
a. Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman
terhadap antibiotik
b. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi
c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik
d. Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan
keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat.
e. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman
6. Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap penggunaan antibiotik
secara bijak
b. Meningkatkan ketersediaan dan mutu fasilitas penunjang, dengan penguatan pada
laboratorium hematologi, imunologi, dan mikrobiologi atau laboratorium lain yang
berkaitan dengan penyakit infeksi
c. Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidang infeksi
d. Mengembangkan sistem penanganan penyakit infeksi secara tim (team work)
e. Membentuk tim pengendali dan pemantau penggunaan antibiotik secara bijak
yang bersifat multi disiplin
f. Memantau penggunaan antibiotik secara intensif dan berkesinambungan
g. Menetapkan kebijakan dan pedoman penggunaan antibiotik secara lebih rinci di
tingkat nasional, rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dan
masyarakat

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 3


B. Antibiotik Terapi Empiris
1. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotik pada kasus
infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
2. Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi atau penghambatan
pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi
3. Indikasi: ditemukan sindrom klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu
yang paling sering menjadi penyebab infeksi.
4. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik data epidemiologi dan pola resistensi bakteri
yang tersedia di komunitas atau di rumah sakit setempat.
5. Kondisi klinis pasien
6. Ketersediaan antibiotik
7. Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organ yang terinfeksi
8. Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat digunakan
antibiotik kombinasi.
9. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi
infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan
antibiotik parenteral (Cunha, BA., 2010)
10. Lama pemberian: antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48- 72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis
pasien serta data penunjang lainnya (IFIC., 2010; Tim PPRA Kemenkes RI., 2010).

C. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah


Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang
secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadi
infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotik di jaringan target operasi
sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri
(Avenia, 2009). Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis
juga mempertimbangkan konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan selama
operasi berlangsung. Rekomendasi antibiotik yang digunakan pada profilaksis bedah
sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 4


Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 5
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 6
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 7
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 8
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 9
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 10
Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 11
1. Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus pembedahan:
a. Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO).
b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi
c. Penghambatan muncul flora normal resisten
d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan
2. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas operasi, yaitu operasi
bersih dan bersih kontaminasi.
3. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis:
a. Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus
bersangkutan.
b. Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri
c. Toksisitas rendah
d. Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian obat anestesi
e. Bersifat bakterisidal.
f. Harga terjangkau.
Gunakan sefalosporin generasi I – II untuk profilaksis bedah. Pada kasus tertentu
yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazol. Tidak
dianjurkan menggunakan sefalosporin generasi III dan IV, golongan karbapenem,
dan golongan kuinolon untuk profilaksis bedah.
g. Rute pemberian
1) Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena.
2) Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian
antibiotik intravena drip

3) Waktu pemberian Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi


kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi
4) Dosis pemberian Untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat
berdifusi dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan dosis
yang cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus
mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
h. Lama pemberian Durasi pemberian adalah dosis tunggal.
Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi perdarahan lebih dari 1500 ml atau
operasi berlangsung lebih dari 3 jam. (SIGN, 2008).
i. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya ILO, antara lain:
Kategori/kelas operasi (Mayhall Classification) (SIGN, 2008)

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 12


Kelas Operasi dan Penggunaan Antibiotik Kelas Operasi Definisi Penggunaan Antibiotik

Persentase Kemungkinan ILO Berdasarkan Kelas Operasi dan Indeks Risiko

D. Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan dan Pemberian Antibiotik
1. Hipersensitivitas antibiotic
2. Terjadinya anafilaktik syok
3. Terjadinya demam rematik sekunder
4. Terjadinya Endokarditis

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 13


E. Monitoring dan Pemantauan Penggunaan Antibiotik
Monitoring dan pemantauan pemberian antibiotik dapat ditinjau dari beberapa aspek yang
meliputi :
1. Dosis,interval, waktu, rute, dan lama pemberian
2. Efektivitas, efek samping, dan kadar antibiotik dalam darah
3. Interaksi antibiotik dengan obat lain
4. Pemberian konseling dan informasi kepada keluarga dan pasien oleh apoteker, farmasi
klinik, dan atau dokter

F. Strategi Dan Langkah Pengoptimalisasian Penggunaan Antibiotik rasional Dalam


Tercapainya Pelaksanaan Surveilans Infeksi Terkait Pemberian Antibiotik
Antimicrobial Stewardships Programs merupakan suatu program yang saling
melengkapi untuk mengubah atau mengarahkan penggunaan antimikroba di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program dapat dikelompokkan menjadi dua strategi
(Mc Dougal C, 2005):
1. Strategi utama
2. Strategi pendukung

Strategi Utama Antimicrobial Stewardship

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 14


Strategi Pendukung Antimicrobial Stewardship

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 15


BAB IV
DOKUMENTASI

Pengumpulan data pemantauan dan pelaporan hasil pengawasan terhadap penggunaan


dan pemberian antibiotik dilaksanakan oleh farmasi klinik dan ahli mikrobiologi klinik yang
selanjutnya dideseminasikan bersama dengan Komite Farmasi Terapi (KFT) dan Komite PPI
yang diketahui juga oleh Pimpinan atau Direktur Rumah Sakit secara berkala.

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 16


BAB V
PENUTUP

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional ini dibuat dan ditetapkan sebagai panduan
bagi seluruh personil di Rumah Sakit Umum Daerah Padangan Kabupaten Bojonegoro dalam
memberikan pelayanan serta upaya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap panduan ini maka dapat dilakukan
koreksi demi kemajuan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Padangan Kabupaten
Bojonegoro.

Ditetapkan di : Bojonegoro
Pada tanggal : 4 Juli 2018
RSUD Padangan
Direktur,

dr. Sunhadi, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19590721 198701 1 001

Panduan Penggunaan Antibiotika Rasional 17

Anda mungkin juga menyukai