GAWAT DARURAT
DIRS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Disusun Oleh :
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
M I S I
• Menjadikan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sebagai amal usaha
Pelayanan kesehatan yang Islami, Profesional dan bermutu. • Menjadikan
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sebagai sarana dakwah amar ma’ruf
nahi munkar serta sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat dan keluarga
yang sehat sejahtera
(sakinah).
MOTTO
Cepat, Bermutu, Terjangkau, dan Islami..
TUJUAN
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan
masyarakat dalam rangka terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT, melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh.
Direktur
RS Muhammadiyah Lamongan
g
k>oOoOoOcO<x>oCoOcOoOo;fixX>cOcO(X>X>c<>30(X>X>oOxX^)
HalamanJudul------------------------------------------------------------------------------------- i
VisiMisiMotodanTujuan------------------------------------------------------------------------ ii
A. Definisi------------------------------------------------------------------ 5
B. Tujuan------------------------------------------------------------------- 7
BAB II RUANG UNGKUP----------------------------------------------------------- 8
A. Primary Survey-------------------------------------------------------- 9
B. Tambahan Pada Primary Survey---------------------------------------------- 11
C. Re-Evaluasi Pasien Dan Pertimbangkan Perlunya Rujukan— 12
D. Secondary Survey--------------------------------------------------------------- 12
E. Tambahan Pada Primary Survey dan Resusitasi---------------------------- 16
F. Tambahan Pada Secondary Survey------------------------------------------- 21
G. Re-Evaluasi Penderita---------------------------------------------------------- 21
H. Penanganan Definitif----------------------------------------------------------- 22
BAB IV Dokumentasi---------------------------------------------------------------------------- 15
Kepustakaan -------------------------------------------------------------------------------------- 18
Lampiran ------------------------------------------------------------------------------------------ 19
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 76, Lamongan 62215
» (0322) 322834 (Hunting) 08885035624, 08123082211. Fax. (0322) 314048
E-mail: rsmJamongan@yahoo.co.id / rsmlamongan@gmail.com
Ijin Operasional: HK.07.06 / III /1280 Akreditasi Nasional: Penuh Tingkat Lanjut 16 Pelayanan
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Tentang ;
PANDUAN ASSESMEN GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
MEMUTUSKAN
Direktur,
RS Muhammadiyah Lamongan .
A. Definisi
Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanamiya
melalui suatu proses asesmen yang baku untuk menetapkan alasan kenapa pasien
perlu datang berobat ke rumah sakit.
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang
pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan
berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana. bahkan ketika
kondisi pasien berubah. Proses asesmen pasien adalah proses yang terns menerus dan
digunakan pada sebagian besar unit keija rawat inap dan rawat jalan. Asesmen pasien
terdiri atas 3 proses utama, yaitu :
Berdasarkan kapan dilakukannya suatu asesmen, maka asesmen terdiri dari asesmen
awal dan asesmen ulang.
1. Asesmen awal adalah asesmen yang dilakukan pada awal ketika pasien datang ke
rumah sakit.
2. Asesmen ulang adalah asesmen yang dilakukan pada pasien selama proses
pelayanan pada interval tertentu berdasarkan kebutuhan dan rencana pelayanan
atau sesuai kebijakan dan prosedur rumah sakit.
Untuk pasien gawat darurat (emergensi), asesmen medis dan asesmen keperawatan
hams berdasarkan atas kebutuhan dan kondisi pasien tersebut. Juga apabila tidak ada
waktu untuk mencatat riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap dari
seorang pasien gawat darurat (emergensi) yang perlu dilakukan tindakan
medis/operasi, maka sedikitnya ada catatan ringkas dan diagnosis praoperatif.
B. Tujuan
■ Tujuan dilakukannya asesmen awal adalah :
a. Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
b. Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien.
c. Menetapkan diagnosis awal.
d. Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya.
■ Fanduan ini membahas tentang asesmen gawat darurat medis yang dilakukan terhadap
semua pasien gawat darurat yang dilayani di RS Muhammadiyah Lamongan.
■ Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh dokter dan dokter gigi, sesuai dengan
kewenangan kliniknya dalam surat penugasan klinik.
Asesmen gawat darurat merupakan asesmen medis yang dilakukan terhadap pasien
dengan kondisi gawat darurat (emergensi).
Asesmen gawat darurat dapat dijelaskan sebagai berikut:
PRIMARY SURVEY
Peniiaian tahap primary survey, meliputi:
1) A - Airway adalah mempertahankan jalan napas dengan teknik manual atau
menggunakan alat bantu, Tindakan ini mungkin akan banyak memanipulasi leher
sehingga hams diperhatikan untuk menjaga stabilitas tulang leher {cervical spine
control).
2) B = Breathing adalah menjaga pemafasan/ventilasi dapat berlangsung dengan baik.
3) C — Circulation adalah mempertahankan sirkulasi bersama dengan
tindakan untuk menghentikan perdarahan (hemorrhage control).
4) D = Disability adalah pemeriksaan untuk mendapatkan kemungkinan
adanya gangguan neurologis.
5) E = Exposure/environmental control adalah pemeriksaan pada seluruh
tubuh penderita untuk melihat jejas atau tanda-tanda kegawatan yang mungkin tidak
terlihat dengan menjaga supaya tidak terjadi hipotermi.
a. Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala.
b. Tentukan laju dan dalamnya pemafasan.
c. Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya deviasi trakea, ekspansi
toraks simeteris atau tidak simetris, pemakaian otot tambahan, dan tandatanda
cedera lainnya.
d. Perkusi toraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
e. Auskultasi toraks bilateral.
5. Exposure/En vironment
Buka pakaian pasien tetapi cegah hipotennia.
SECONDAR Y SUR VE Y
Penilaian pada tahap secondary survey; meliputi:
1. Anamnesis
Step 1 ; Dapatkan riwayat AMPLE dari pasien, keluarga atau petugas pra-ramah sakit
Riwayat “AMPLE” patut diingat:
A: Alergi
M : Medikasi (obat yang ditninum saat ini)
P : Past illness (penyakit peny erta)/pregnancy L : Last meal
E : Event/environment (lmgkungan) yang berhubnngan dengan kejadian perlukaan.
2, Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada secondary survey dilakukan berurutan mulai dari kepala.
maksilo-fasial, servikal dan leher, dada, abdomen, perineum/rektum/vagma,
muskuloskeletal sampai pemeriksaan neurologis.
a. Inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah untuk adanya laserasi, kontusi,
fraktur dan luka tennal.
b. Re-evaluasi pupil.
c. Re-evaluasi tingkat kesadaran dengan skor GCS.
d. Penilaian mata untuk perdarahan, luka tembus, ketajaman penglihatan, dislokasi
lensa, dan adanya lensa kontak.
e. Evaluasi syaraf kranial.
f. Periksa telinga dan hidung akan adanya kebocoran cairan serebrospinal.
g. Periksa mulut untuk adanya perdarahan dan kebocoran cairan serebrospinal,
perlukaan jaringan lunak dan gigi goyang.
a. Periksa adanya cedera tumpul atau tajam, deviasi trakea, dan pemakaian otot pemafasan
tarabahan.
b. Palpasi untuk adanya nyeri, deformitas, pembengkakan, emfisema subkutan,
deviasi trakea, simetri pulsasi.
c. Auskultasi a.karotis akan adanya murmur.
d. Mintakan foto servikal lateral.
a. Inspeksi dinding dada bagian depan, samping dan belakang untuk adanya trauma
tumpul ataupun tajam, pemakaian otot pemafasan tambahan dan ekspansi toraks
bilateral.
b. Auskultasi pada bagian depan dan basal untuk bising nafas (bilateral) dan bising
jantung.
c. Palpasi seluruh dinding dada untuk adanya trauma tajam/tumpul, emfisema
subkutan, nyeri tekan dan krepitasi.
d. Perkusi untuk adanya hipersonor atau keredupan.
Abdomen
Penilaian:
a. Inspeksi abdomen bagian depan dan belakang untuk adanya trauma tajam/tumpul
dan adanya perdarahan internal.
b. Auskultasi bising usus.
c. Perkusi abdomen untuk menemukan nyeri lepas (ringan).
d. Palpasi abdomen untuk nyeri tekan, defans muskuler, nyeri lepas yang jelas, atau
uterus yang hamil.
e. Dapatkan foto pelvis.
f. Bila diperlukan lakukan DPL atau USG abdomen.
g. Bila hemodinamik normal, lakukan CT Scan abdomen.
Perineum/Rektum/V agina
Penilaian perineum;
a. Perdarahan rektum*
b. Tonus sfinkter ani.
c. Utuhnya dinding rektum.
d. Fragmen tulang.
e. Posisi prostat.
Muskuloskeletal
Penilaian:
a. Inspeksi lengan dan tungkai akan adanya trauma tumpul/tajam, termasuk adanya
laserasi kontusio dan deformitas.
b. Palpasi lengan dan tungkai akan adanya nyeri tekan, krepitasi, pergerakan
abnormal, dan sensorik.
c. Palpasi semua arteri perifer untuk kuatnya pulsasi dan ekualitas.
d. Nilai pelvis untuk adanya fraktur dan perdarahan.
e. Inspeksi dan palpasi vertebra torakalis dan lumbalis untuk adanya trauma
tajam/tumpul, termasuk adanya kontusio, laserasi, nyeri tekan, deformitas, dan
sensorik.
f. Evaluasi foto pelvis akan adanya fraktur.
g. Mintakan foto ekstremitas sesuai indikasi.
5. Exposure/Environment
Buka pakaian pasien tetapi cegah hipotermia.
1. Anamnesis
Step 1 : Dapatkan riwayat AMPLE dari pasien, keluarga atau petugas pra-rumah sakit
Riwayat “AMPLE” patut diingat:
A: Alergi
M : Medikasi (obat yang diminum saat ini)
P : Past illness (penyakit penyerta)/pregn£/ncy L : Last meal
E ; Event/environment (lingkungan) yang berhubnngan dengan kejadian perlukaan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada secondary survey dilakukan berurutan mulai dari kepala.
maksilo-fasial, servikal dan leher. dada, abdomen, perineum/rektum/vagina,
muskuloskeletal sampai pemeriksaan neurologis.
a. Inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah untuk adanya laserasl kontusi,
fraktur dan luka termal.
b. Re-evaluasi pupil
c. Re-evaluasi tingkat kesadaran dengan skor GCS.
d. Penilaian mata untuk perdarahan, luka teinbus, ketajaman penglihatan, dislokasi
lensa, dan adanya lensa kontak.
e. Evaluasi syaraf kranial
f. Periksa telinga dan hidung akan adanya kebocoran cairan serebrospinal
g. Periksa mulut untuk adanya perdarahan dan kebocoran cairan serebrospinal,
perlukaan jaringan lunak dan gigi goyang.
a. Periksa adanya cedera tumpul atau tajam, deviasi trakea, dan pemakaian otot pemafasan
tambahan.
b. Palpasi untuk adanya nyeri, deformitas, pembengkakan, emfisema subkutan,
deviasi trakea, simetri pulsasi*
c. Auskultasi a.karotis akan adanya murmur.
d. Mintakan foto servikal lateral
a. Inspeksi dinding dada bagian depan, samping dan belakang untuk adanya trauma
tumpul ataupun tajam, pemakaian otot pemafasan tambahan dan ekspansi toraks
bilateral.
b. Auskultasi pada bagian depan dan basal untuk bising nafas (bilateral) dan
bismgjantung.
c. Palpasi seluruh dinding dada untuk adanya trauma tajam/tumpul, emfisema
subkutan, nyeri tekan dan krepitasi.
d. Perkusi imtuk adanya hipersonor atau keredupan.
Abdomen
Penilaian:
a. Inspeksi abdomen bagian depan dan belakang untuk adanya trauma tajam/tumpul
dan adanya perdarahan internal.
b. Auskultasi bising usus.
c. Perkusi abdomen untuk menemukan nyeri lepas (ringan).
d. Palpasi abdomen untuk nyeri tekan, defans muskuler, nyeri lepas yang jelas, atau
uterus yang hamil.
e. Dapatkan foto pelvis.
f. Bila diperlukan lakukan DPL atau USG abdomen.
g. Bila hemodinamik normal, lakukan CT Scan abdomen.
Perineum/Rektum/V agina
Penilaian perineum:
a. Perdarahan rektum.
b. Tonus sfinkter ani.
c. Utuhnya dinding rektum.
d. Fragmen tulang.
e. Posisi prostat.
Muskuloskeletal
Penilaian:
a. Inspeksi lengan dan tungkai akan adanya trauma tumpul/tajam, termasuk adanya
laserasi kontusio dan deformitas.
b. Palpasi lengan dan tungkai akan adanya nyeri tekan, krepitasi, pergerakan
abnormal, dan sensorik.
c. Palpasi semua arteri perifer untuk kuatnya pulsasi dan ekualitas.
d. Nilai pelvis untuk adanya fraktur dan perdarahan.
e. Inspeksi dan palpasi vertebra torakalis dan lumbalis untuk adanya trauma
tajam/tumpul, termasuk adanya kontusio, laserasi, nyeri tekan, deformitas, dan
sensorik.
£ Evaluasi foto pelvis akan adanya fraktur. g.
Mintakan foto ekstremitas sesuai indikasf
■ Pemeriksaan Iaboratorium.
Pemilihan pemeriksaan Iaboratorium harus selektif yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan emergensi pasien tersebut, misalnya : Darah Lengkap (DL), Gula Darah
Acak (GDA), Analisis Gas Darah, Elektrolit.
■ Pemeriksaan radiologi
Pemilihan pemeriksaan radiologi harus selektif dan jangan menghambat proses
resusitasi. Misalnya : foto vertebra tambahan, CT kepala, foto ekstremitas, dan lain-
lain sesuai indikasi.
RE - EVALUASI PENDERITA
* Penunman keadaan dapat dikenal apabila dilakukan evaluasi ulang terns menerus,
sehingga gejala yang barn timbul segera dapat dikenali dan dapat ditangani secepatnya.
Penilaian ulang terhadap pasien, dengan mencatat, melaporkan setiap perubahan pada
kondisi pasien, dan respon terhadap resusitasi.
■ Monitoring dari tanda vital dan produksi urin mutlak. Produksi urin pada orang dewasa
sebaiknya dijaga Yt cc/kgBB/jam, pada anak 1 cc/kgBB/jam.
■ Bila pasien dalam keadaan kritis dapat dipakai pulse oximetry dan end-tidal CO 2
monitoring.
PENANGANAN DEFINITIF
■ Terapi definitif pada umumnya merupakan tugas dari dokter sesuai kewenangan
klinisnya.
■ Proses rujukan harus sudah dimulai saat alasan untuk merujuk ditemukan, karena
menunda rujukan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderita.
■ Keputusan untuk merujuk penderita didasarkan atas data fisiologis penderita, cedera
anatomis, mekanisme perlukaan, penyakit penyerta serta factor-faktor yang dapat
mengubah prognosis.
1. Untuk asesmen gawat darurat, jika pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
maka didokumentasikan dalam Medical Record Electronic (MRE) IGD. Jika pasien
di ruangan rawat inap maka didokumentasikan di lembar asesmen medis dalam
rekam medis pasien rawat inap.
2. Untuk catatan perkembangan pasien didokumentasikan di lembar Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dalam rekam medis pasien rawat inap.
3. Untuk pasien gawat darurat asesmen awal barns segera dilakukan dan
diselesaikan dalam waktu 8 jam.
4. Asesmen ulang dilaksanakan dan hasilnya dicatat dalam rekam medis pasien :
■ Pada interval yang reguler selama pel ay an an, misalnya : secara periodik
perawat mencatat tanda-tanda vital sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien.
■ Setiap hari oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) pada saat
melakukan kunjungan (visite) pasien yang dirawatnya.
■ Bila terjadi perubaban kondisi pasien yang signifikan.
“ Bila diagnosis pasien mengalami perubaban sehingga kebutuhan asuhan
memerlukan perubahan rencana.
■ Untuk menetapkan apakah obat-obatan dan pengobatan Iain telah berhasil dan
pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan.
VITAL SIGN
TINGGI BADAN ... CM
BERATBADAN ... KG
NADI ... /Menli
TEKANANDARAH .... /.....
SUHU ./C
NAFAS .... /Menit
HASIL PEMERIKSAAN/TINDAKAN
PENUNJANG MEDIS
LABORAT ( Hasil pemeriksaan Laborat)
RADIOLOGI (hasil pemeriksaan Radiologi pasien)
DIAGNOSA
Diagnosa pasien
TERAPI
Page 1
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO LAMONGAN , TELP. (0322) 322834
NO. RM xx.xx.xx
ALAMAT (Berisi alamat pasien)
NAMA PASfEN Sdr/Tn/Ny/Nn/An TANGGAL berisi tanggal dan jam pasien periksa POL1 I G
UMUR .... THN JENIS KELAMIN UP D/Klinik spesialis DOKTER xxxxxxx, dr
Page 1
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO LAMONGAN , TELP. (0322) 322834
Page 1
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO LAMONGAN , TELP. (0322) 322834
KELUHAN UTAMA && ANAMNESA
VITAL SIGN
TINGGi BADAN CM
BERAT BADAN NADI KG
TEKANAN DARAH /Men it
SUHU
/......
./C NAFAS .... /Menit
HASIL FEMERIKSAAN/TINDAKAN
Primary survey
(diisi kondisi primary survey pasien (A, B, C)
Secondary survey GCS xxx K/L: a-/1 -!c -/d Tho: sim,
ret
P: ves/ves; rh +basal/-, wh C:
S1S2 tgl, murmurgallop - Abd: soepel,
BU + N, H/L ttb Ext: aie -, akral
HKM
PENUNJANG MEDIS
LABORAT ( Hasil pemeriksaan Laborat)
RADIOLOGI (hasil pemeriksaan Radiologi pasien)
DIAGNOSA
Diagnosa pasien
TERAPI
Terapi Yang diberikan pada pasien
KONSULTASI
Dokter jaga mengkonsulkan pasien ke dokter DPJP
Page 1
DMK 3
REV1SI 1 07/2013
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN DOKTER Nama Terang TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN TENAGA KESEHATAN LAIN Nama Terang
JAM &TTD JAM &TTD
r —.................... A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH No. ID :
LAMONGAN No. RM :
Cepat, bermutu, terjangkau dan islami
Nama Pasien : Alamat:
v____________
REVtSI 107/2013
DMK 3 CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI J
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN DOKTER Nama Terang TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN TENAGA KESEHATAN LAIN Nama Terang
JAM &TTD JAM &TTD
Di isi Catatan perkembangan dokter SOAP Nama terang dan Tanggal dan Catatan perkembangan petugas kesehatan lain SOAP Nama terangan dan
tanggal tanda tangan jam dilakukany tanda tangan
dan a petugas tenaga
kemudian pencatatan kesehatan lain.
dibawahn ya oleh
diisi jam petugas
dilakukan kesehatan
nya lain.
monitorin
g
terhadap
perkemb
angan
pasien
untuk
dokter
atau
medis
LAMPIRAN
SECONDARY SUEIVEY
Identifikasi/ Konfirmasi
Penilaian Penemuan Klinis
Hal yang dinilai Tentukan dengan
■ SkorGCS SUFIVEY
■ Beratnya trauma SECONDARY ■ CT Scan
kapitis
Identifikasi/ ■ 8, trauma kapitis ■ Ulangi tanpa
Konfirmasi
Tingkat
Hal yang dinilai Tentukan
Penilaian Penemuan Klinis
dengan otot
■9 - 12, trauma sedang relaksasi
kesadaran ■ Kerusakan aorta ■ Nyeri punggung tesis
■ 13 - 15, trauma
torakalis hebat
ringan ■ USG Trans-
■ Jenis trauma kapitis ■ Ukuran ■Mass effect Esofagus
■ Perlukaan
■ Lukapadamatadinding Bentuk
■ Inspeksi ■Nyeri,
■Diffusenyeri tekan
axonal injury ■ DPL/USG
Pupil abdomen ■ Palpasi abdomen abdomen
Reaksi ■Perlukaan mata
Abdomen/ ■ Cedera ■ Auskultasi ■ Iritasi ■ CT Scan
intraperitoneal ■ Tentukan
■ Inspeksi arah peritoneal ■ Laparatomi
CT Scan
Pinggang ■ Luka pada kulit ■Luka kulit kepala
■ Cedera
kepala penetrasi
adanya luka ■Cedera organ
■Fraktur imprest visceral ■ Foto dengan
retroperitoneal
■ Fraktur tulang ■
dan fraktur ■Fraktur basisCedera kontras
Kepala
tengkorak Palpasi adanya retroperitoneal ■ Angiografi
■ Cedera genito- ■ Palpasi
fraktur simfisis ■Cedera genito- ■Foto pelvis
urinarius pubis untuk rinarius (hematuria) ■Urogram:
■ Fraktur pelvis pelebaran
■ Inspeksi : ■
■Fraktur Fraktur
tulangpelvis
wajah ■Uretrogram
■ Luka jaringan lunak ■ Nyeri tekan
deformitas ■
■Cedera Perlukaan
jaringan ■Sistogram
■ Fraktur tulang
■ Maloklusi pelvis perineum,
lunak rectum, ■IVP
Maksilofasial
■ Kerusakan syaraf ■ ■ Tentukan
Palpasi : vagina
■Deformitas laring ■CT Scan
■ Luka dalam instabilitas
krepitus dengan
Pelvis mulut/gigi pelvis (hanya kontras
satu
■ Cedera pada taring ■ Inspeksi kali) ■ Foto servikal
■ Inspeksi
■ Fraktur servikal Palpasi ■ Angiografi/D
perineum
■ Kerusakan vascular ■ Auskultasi ■Emfisema subkutan oppler
■ Cedera esophagus ■ Pern, ■Hematoma ■ Esofagoskopi
■ Gangguan rectum/vagin ■Murmur ■Laringoskopi
Leher a
neurologis ■Tembusnya platisma
■Nyeri, nyeri tekan C-
■ Trauma kapitis ■ Pemeriksaan spine ■Foto polos
■ Trauma medulla motorik ■“Mass effect”
■Jejas, deformitas, ■MRI
Medulla spinalis ■ Pemeriksaan unilateral
gerakan
spinalis ■ Trauma syaraf sensorik
■ Perlukaan dinding ■ Inspeksi ■Tetraparesis
■ Paradoksal ■ Foto toraks
perifer
toraks Palpasi ■Paraparesis
■Nyeri tekan dada, ■ CT Scan
■ Emfisema subkutan ■ Auskultasi ■Cedera
krepitus radiks syaraf ■ Angiografi
■ Pneumo/hematot
■ Fraktur ■ Respon verbal ■ ■ Fraktur atau nafas ■
Bising ■Foto polos i
Bronchoskop
Toraks ■ Instabilitas
oraks kolumna terhadap dislokasi ■CT Scan
berkurang ■ Tube
v. nyeri, tanda
Kolumna ■ Cedera bronchus ■ Bunyi j antung torakostomi
■ Kerusakanparu
Kontusio syaraf lateralisasi j auh ■ Perikardiosin
vertebralis
■ Nyeri tekan ■ Krepitasi
■ Deformitas mediastinum
27