TENTANG
1
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian
Supervisi berasal dari kata "super dan vision ". Super artinya tinggi, atas
dan vision artinya melihat, memandang. Suprvision artinya "melihat dari atas".
Pengertian tersebut dimaksudkan : orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/
atas melihat-mengamati – mengawasi orang yang berada di bawahnya.
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan
supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada
mancari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Pendidikan klinis di Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang
pendidikan kedokteran, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan kesehatan
lainnya secara multiprofesi dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik,
2
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan lain yang berbasis
bukti dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan.
Pengelolaan pendidikan klinik dapat diartikan sebagai proses pembelajaran
peserta pendidikan untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai
dengan kewenangan tingkat pendidikannya. Pembelajaran klinik merupakan satu
kesatuan proses pembelajaran yang dimulai di kelas dan dilanjutkan di klinik /
Rumah Sakit dimana peserta pendidikan klinik memperoleh tambahan
pengetahuan, ketrampilan keprofesian yang terkait dalam pembelajaran
pendidikan klinik. Pembelajaran klinik atau pengajaran klinik adalah proses
belajar mengajar untuk mencapai kompetensi klinik sesuai dengan kurikulum.
Mahasiswa kebidanan adalah seseorang yang dipersiapkan untuk dijadikan
bidan profesional di masa yang akan datang. Kebidanan adalah satu bidang ilmu
yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong
persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi
reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya. Bidan adalah salah satu profesi di
bidang kesehatan yang secara khusus menangani kehamilan, persalinan,
keadaan setelah melahirkan serta pelayanan-pelayanan paramedis yang
berhubungan dengan organ reproduksi.
1.2. Tujuan Supervisi Klinis
- Menciptakan kesadaran pembimbing klinik tentang tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan kualitas pembelajaran.
- Membantu pembimbing klinik untuk senantiasa memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
- Membantu pembimbing klinik untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah yang muncul dalam proses pembelajaran.
- Membantu pembimbing klinik untuk dapat menemukan cara pemecahan
masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
- Membantu pembimbing klinik untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Unit diklat bertanggungjawab untuk memonitor semua aspek pendidikan klinis
memelihara dokumen yang dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan
atau lembaga akreditasi dan melaporkan serta memberi saran kepada Komite
Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya serta kepada
direktur tentang berbagai issue pendidikan keperawatan di RSUD Demang
Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengah.
Unit diklat juga harus mengawasi dan mendukung kebutuhan terhadap
persyaratan tentang pendidikan klinis. Unit diklat menyiapkan peraturan tertulis
tentang peran, tanggungjawab dan kegiatan asuhan pasien dari semua peserta
program pendidikan klinis baik tingkat vokasi maupun profesi yang meliputi
identifikasi mekanisme keterlibatan peserta didik dan kemandirian asuhan
pasien yang spesifik.
Peserta pendidikan klinis kebidanan harus mempraktikan teknik keselamatan
pasien sesuai ketentuan rumah sakit. Peserta pendidikan klinis kebidanan hanya
dapat melaksanakan asuhan sesuai kewenangan yang diberikan berdasarkan
jenjang kompetensi pendidikan dengan supervisi langsung dari perseptor yang
mempunyai kewenangan klinis lain tersebut. Asuhan pasien tetap menjadi
tanggungjawab staf klinis.
3
BAB III
TATA LAKSANA
3.1 Tingkatan Supervisi
Untuk setiap peserta didik klinis dilakukan pemberian kewenangan klinis
untuk menentukan sejauh mana kewenangan yang diberikan secara mandiri
atau dibawah supervisi. Direktur rumah sakit melaksanakan, melakukan monitor
serta mengambil tindakan untuk memperbaiki program budaya keselamatan di
seluruh area rumah sakit termasuk melibatkan peserta didik. Minimal 1 kali
setahun dilakukan pemantauan atau survey atas hal ini.
Adapun tingkatan supervisi peserta didik klinis kebidanan (Diploma III, Diploma
IV, SI Kebidanan, dan Profesi Kebidanan) masuk dalam kategori “Supervisi
Tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan
dalam membuat rencana asuhan kebidanan harus dilakukan oleh staf klinis
kebidanan.
4
BAB IV
DOKUMENTASI
1. SK pembimbing klinik
2. Daftar nama peserta pendidikan klinis
3. Buku panduan
4. Logbook supervisi