Anda di halaman 1dari 113

PROSEDUR TETAP

BIDANG MANAJERIAL IGD


RUMAH SAKIT ARSY
RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY)
PACIRAN LAMONGAN

VISI MISI MOTTO DAN TUJUAN


VISI

Menjadikan RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan sebagai


perwujudan dari Iman dan Ibdah kepada Allah Subhanahu wata’ala dan sarana amal sholeh

MI SI

 Menjadikan RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan


sebagai amal usaha Pelayanan kesehatan yang Islami, Profesional dan bermutu.
 Menjadikan RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan
sebagai sarana dakwah amar ma’ruf nabi munkar serta sebagai sarana untuk
mewujudkan masyarakat dan keluarga yang sehat sejahtera (sakinah)

MOTTO

Cepat, Bermutu, Terjangkau, dan Islami

TUJUAN

Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka
terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT, melalui
pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehanatan (rehabilitative) yang
dilaksanakan secara menyeluruh.

Direktur
RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
(ARSY) Paciran Lamongan

……………………….
RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY)
PACIRAN LAMONGAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) PACIRAN LAMONGAN
NOMOR: 671/KEP/III.5.AU/A/2006

Tentang:
REVISI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJERIAL
INSTALASI GAWAT DARURAT

Direktur RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatan mutu pelayanan medis RS. KH.
ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan
dituntut memiliki system manajemen yang handal sebagai pedoman
pengelolaan dan pengembangan pelayananan
2. Bahwa dalam rangka memenuhi standar perumahsakitan yang telah
ditetapkan oleh Depkes RI, maka setiap Rumah Sakit diwajibkan
memiliki prosedur tertulis sebagai pedoman memberikan pelayanan
3. Bahwa RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran
Lamongan berketetapan untuk dapat memenuhi ketentuan-ketentuan
tersebut, tidak terkecuali dalam bidang pelayanan Instalasi Gawat
Darurat
4. Bahwa prosedur tetap bidang manajerial di IGD yang tertuang dalam
SK Direktur 008/IV.B/1.a/SK.DR/2000 tentang pemberlakuan SOP
manajerial Bidang IGD telah mengalami banyak perubahan.
5. Bidang terkait dengan perubahan SOP tersebut, maka dipandang
perlu adanya pemberlakuan revisi SOP manajerial IGB melalui surat
keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah


2. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Pokok-pokok kesehatan
3. Peraturan Menkes RI No. 159b/Men.Kes./Per/II/1998 tentang Rumah
Sakit
4. SK Menkes RI No.436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Berlakunya
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Rumah Sakit
5. SK Menkes RI No1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
6. Surat Keputusan Direktur RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
(ARSY) No058a/IV.B/1a/SK.DIR/2000 tentang pemberlakuan Buku
Standart Pelayanan Medis dan Pelayana RS di RS ARSY Paciran
Lamongan
7. Surat Keputusan Direktur RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
(ARSY) Paciran Lamongan No 527/KEP/III.5.AU/B/2006 tentang
Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Cetakan II yang ditertitkan
oleh Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat
Jenderal Pelayanan Medis tahun 1995 sebagai pedoman di RS. KH.
ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan
Memperhatikan : Memo Intern Kepala IGD RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
(ARSY) Paciran Lamongan Nomer 84/MI-IGD/RSARSY/XI/2006,
perihal Permohonan Pemberlakuan SOP keilmuan dan Manjerail IGD
(revisi SK), tertanggal 16 November 2006

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEMBERLAKUAN REVISI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAJERIAL INSTALASI GAWAT DARURAT SAKIT
MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Pertama : Mengesahkan Pemberlakuan Revisi Standar Operasional Prosedur


Manajerial Instalasi Gawat Darurat RS. KH. ABDURRAHMAN
SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan sebagaimana terlampir
Kedua : Menetapkan Standar Operasional Prosedur Manajerial Instalasi Gawat
Darurat sebagai pedoman pelayanan dan penenganan pasien yang datang
pada IGD agar dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesian.
Ketiga : Mengamanatkan kepada seluruh Kepala beserta jajarannya di IGD serta
unit terkait untuk mempelajari dan melaksanakan Standart Operasional
Prosedur Manajerial IGD
Keempat : Keputusan ini berlaku untuk jangka waktu 4 (empat)tahun terhitung mulai
tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan dilakukan penyempurnaan dan
atau evaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam masa berlakunya
Kelima : Bila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini, akan
ditinjau kembali sesuai dengan Peundang-undangan Kesehatan yang
berlaku.

Ditetapkan di : Lamongan
Tanggal : 26 Syawwal 1427
Tepat tanggal : 17 November 2006 M

Direktur,

_________________________
NRP.

Tembusan :
1. Majelis KKM PD Muhammadiyah Lamongan
2. Kepala IGD
3. Unit Terkait
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

I. PROTAP PENERIMAAN PENDERITA AKUT & GAWAT

II. PROTAP PENERIMAAN PENDERITA TIDAK AKUT & TIDAK GAWAT

III. PROTAP PENATALAKSANAAN BENCANA KEBAKARAN

IV. PROTAP REKAM MEDIS IGD

V. PROTAP TRIAGE

VI. PROTAP RUJUKAN

VII. PROTAP PENDAMPINGAN TRANSPORTASI PENDERITA

VIII. PROTAP

IX. PENGATURAN JADWAL JAGA

X. PROTAP PERMINTAAN DARAH KE PMI

XI. PROTAP PEMBERIAN TRANFUSI

XII. PROTAP PENGADAAN PERALATAN DI IGD

XIII. PROTAP PENGADAAN OBAT DAN CAIRAN INFUS

XIV. PROTAP MENERIMA TELEPON DAN MENELEPON

XV. PROTAP PEMAKAIAN OBAT GAWAT DARURAT

XVI. PROTAP STANDAR ALAT-ALAT YANG ADA DI IGD

XVII. PROTAP PEMERIKSAAN KASUS PERKOSAAN

XVIII. PROTAP PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

XIX. PROTAP KERACUNAN MASSAL

XX. PROTAP TANGGUNG JAWAB DOKTER & BATASAN TINDAKAN MEDIS

XXI. PROTAP PENATALAKSANAAN MUSIBAH MASSAL DI LUAR RS


XXII. PROTAP PENATALAKSAAN MUSIBAH MASSAL DI DALAM RS

XXIII. PROTAP EVALUASI

XXIV. PROTAP PENDERITA TANGGUNGAN ASURANSI

XXV. PROTAP PENANGANAN PARTUS

XXVI. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS TIBA MATI

XXVII. PROTAP PEMBERIAN RESEP OBAT NARKOTIKA

XXVIII. PROTAP PEMBERIAN RESEP

XXIX. PROTAP PEMBERIAN SURAT KETERANGAN SAKIT

XXX. PROTAP PEMBERIAN SURAT KETERANGAN SEHAT

XXXI. PROTAP PENDERITA YANG TIDAK DIKENAL

XXXII. PROTAP KONSUL DOKTER SPESIALIS

XXXIII. PROTAP MENCARI PERAWAT PENGGANTI


XXXIV. PROTAP PENDERITA MENOLAK MRS
XXXV. PROTAP PENANGANAN PENDERITA PULANG
XXXVI. PRORAP RESUSITASI
XXXVII. PROTAP PENGGUNAAN RADIO MEDIK
XXXVIII. PROTAP PENGGUNAAN TABUNG GAS PEMADAM KEBAKARAN
XXXIX. PROTAP SERAH TERIMA PENDERITA GAWAT DARURAT DARI RUANG
PERAWATAN
XL. PROTAP PENANGANAN KEGAWATAN DI RUANG PERAWATAN
XLI. PROTAP PENDERITA AKAN MASUK RUMAH SAKIT
XLII. PROTAP PENYMPANAN ALAT GAWAT DARURAT
XLIII. PROTAP PEMAKAIAN ALAT GAWAT DARURAT
XLIV. PROTAP MEKANISME HUBUNGAN KERJA IGD DENGAN UNIT LAIN
XLV. PROTAP PENCATATAN RESPONSE TIME
XLVI. PROTAP PENGGUNAAN TELEPON AKSES LANGSUNG
PENERIMAAN PENDERITA AKUT
DAN GAWAT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY 1 1 Page Of 1
PACIRAN LAMONGAN

Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………….
Direktur

 Penerimaan penderita akut dan gawat adalah proses


penerimaan bagi penderita akut dan gawat yang datang
Pengertian untuk mendapatkan pertolongan di IGD
 Transporter adalah petugas yang menyongsong
kedatangan penderita dan mengantarnya ke ruang Triage

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan penerimaan penderita akut dan gawat di IGD agar penderita
dapat ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Kebijakan ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

 Penderita datang di IGD pertama-tama diterima


transporter
 Transporter membawa penderita ke Trage, sedangkan
keluarga penderita mendaftar di loket pendaftaran
 Di Tiage penderita dipilih menurut tingkat kegawatan
Prosedur  Penderita dengan label Merah atau Biru penderita
mendapat pelayanan di ruang resusitasi
 Penderita dengan lebel kuning mendapat pelayanan di
ruang tindakan
 Bila kondisi telah stabil penderita di MRS kana tau
dirujuk sesuai dengan indikasi

Unit terkait IGD, Rekam Medis, Raung Perawatan

SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 0701/YAN


Referensi MED/RSKS/GDE/VII/1991 Tentang : Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat
PENERIMAAN PENDERITA
TIDAK AKUT DAN TIDAK GAWAT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY 1 1 Page Of 2
PACIRAN LAMONGAN

Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………………
Direktur

 Penerimaan penderita non akut dan non gawat adalah


proses penerimaan bagi penderita non akut dan non gawat
Pengertian yang datang untuk mendapatkan pertolongan di IGD
 Transporter adalah petugas yang menyongsong
kedatangan penderita dan mengantarnya ke ruang Triage

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan penerimaan penderita akut dan gawat di IGD agar penderita
dapat ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

 Penderita datang di IGD pertama-tama diterima


transporter
 Transporter membawa penderita ke Trage, sedangkan
keluarga penderita mendaftar di loket pendaftaran
 Di Tiage penderita dipilih menurut tingkat kegawatan
 Penderita dengan label Hijau (tidak akaut tidak gawat)
yang datang pada jam kerja (07.00-14.00 BBWI)
Prosedur mendapat pelayanan di poliklinik
 Penderita dengan lebel Hijau yang datang di luar jam
kerja mendapat pelayanan di ruang tindakan IGD
 Penderita dengan lebel ini tidak memerlukan perawatan
yang segera sehingga bila ada penderita yang lebih gawat
dapat menunggu dan setelah mendapat pelayanan
penderita bisa pulang dengan pengantar control rawat
jalan

Unit terkait IGD, Poli klinik, Rekam Medis


PENERIMAAN PENDERITA
TIDAK AKUT DAN TIDAK GAWAT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 0701/YAN


Referensi MED/RSKS/GDE/VII/1991 Tentang : Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat
PENATALAKSANAAN BENCANA
KEBAKARAN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN 1 1 Page Of 2
LAMONGAN

Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………….
Direktur

 Bencana kebakaran adalah : musibah yang timbul karena


kejadian yang ada umumnya karena ulah manusia, dimana
ditandai adanya percikan dan kobaran api sehingga
menyebabkan timbulnya korban yang cukup banyak
 Musibah dengan korban massal:
Pengertian Musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak dapat
diatasi oleh tenaga sarana yang tersedia saat itu, semua
dalam kondisi gawat darurat dan memerlukan pertolongan
segera karena bila tidak ditolong segera dapat menimbilkan
kematian atau kecacatan yang sebenarnya dapat dihindari

Agar semua petugas mampu memberikan pertolongan bila


Tujuan terjadi bencana kebakaran di Rumah Sakit ARSY Paciran
Lamongan

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Laporan adanya percikan atau kobaran api


2. Petugas mencoba untuk memadamkan api dengan
pemadam yang tersedia
3. Bila api sudah padam, segera membuat laporan kepada
Direktur Rumah Sakit
Prosedur
4. Bila kobaran api tidak padam atau bertambah besar, maka
segera hubungi petugas satpam yang selanjutnya bertugas :
a. Sebagai Koordinator keamanan Tim Penanggulangan
Bencana Kebakaran
b. Membantu memadamkan api dengan protap yg tersedia
PENATALAKSANAAN BENCANA
KEBAKARAN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN
LAMONGAN 1 2 Page Of 2

c. Membunyikan tanda bahaya


d. Menhubungi IPS untuk memadamkan aliran listrik
e. Mengamankan area kebakaran dan rumah sakit
f. Menghubungi
 PMK
 PLN
 Polres Lamongan
 Direktur Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan
5. Evaluasi penderita ke tempat yang aman
6. Menenangkan penderita dan keluarganya agar tidak panic
7. Membuka jendela dan pintu supaya asap bisa keluar
8. Membuat laporan kepada Direktur Rumah Sakit ARSY
Paciran Lamongan

Satpam
Unit terkait IPS
Unit Pelayanan Lain

SK MENKES No: 28 MENKES/SK/I/1995 Petunjuk


Referensi Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
REKAM MEDIS I G D
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Rekam medis adalah catatan yang berisi data tentang
penyakit perkembangan penderita dan terapi serta tindakan
yang telah diterima oleh penderita
2. Rekam Medis IGD adalah berkas catatan medis yang berlaku
di IGD yang berisi tentang penyakit, perkembangan
Pengertian
penderita dan terapi serta tindakan yang diterima oleh
penderita yang mendapat layanan di IGD
3. Penderita Gawat Darurat adalah penderita yang datang dalam
keadaan gawat dan darurat yang perlu mendapat pertolongan
segera untuk menghindari kematian dan kecatatan.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pengisian dokumen medic di IGD agar penderita dapat di
tangani dengan baik tepat, cepat dan cermat

Setiap penderita yang datang ke IGD harus mendapat berkas


Kebijakan rekam medis IGD yang mengacu system rekam medis di Rumah
Sakit

1. Penderita mendapat lembar rekam medis IGD setelah


penderita mendaftar
2. Oleh petugas pendaftaran penderita diberi nomor regester
3. Bila membutuhkan waktu yang lama untuk mencari nomor
regester pasien maka bisa dibuatkan nomor yang baru,
kemudian setelah berkas rekam medis yang lama ketemu
Prosedur
maka berkas rekam medis dijadikan satu dan nomor rekam
medis yang baru bisa dihapus
4. Mengidentifikasi penderita dan cara datang
5. Dokter melakukan pemilahan di triage dan memberikan kode
warna sesuai derajad kegawatan penderita
6. Dokter mengisi:
REKAM MEDIS I G D
RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
PACIRAN 1 2 Page Of 2
LAMONGAN

a. Nama dokter yang memeriksa


b. Waktu kedatangan, mulai tindakan, selesai tindakan yaitu
waktu diperiksa sampai penderita pulang
c. Keluhan penderita yang menjurus ke suatu penyakit
d. Pemeriksaan fisik, bila ada yang abnormal diperjelas atau
diuraikan di kolom status lokalis
e. Kolom status lokalis diisi alur pemikiran dokter yang
memeriksa untuk menuju diagnosa
f. Bila perlu ditulis pemeriksaan penunjang dan dituliskan
hasil yang abnormal
g. Kolom diagnose diisi diagnose kerja bila belum dapat
dipastikan diagnosanya, bila sudah pasti ditulis diagnose
h. Kolom terapi diisi terapi yang diberikan
i. Kolom tindakan diisi tindakan yang dilakukan pada
penderita disertai informed consent
j. Penderita keluar IGD, dilengkapi sesuai dengan kondisi
penderita:
 MRS
 Dipulangkan, diberi surat control ke poli rawat jalan
 Dirujuk
 Pulang paksa atau menolak dilakukan tindakan harus
diperkuat dengan tanda tangan penderita atau keluarga
 Meninggal diisi tanggal jam, dan sebab kematian di kolom
catatan tambahan
k. Kolom Askep diisi oleh paramedic IGD dengan diagnose
keperawatan danasuhan keperawatan yang diberikan di
IGD
l. Kolom tanda tangan diisi dokter setelah penderita
mendapat pelayanan

Unit terkait Rekam Medis

1. SK PerMenKes RI No. 749a tahun 1989 tentang : rekam


Medis / Medical Record
Referensi 2. SK Dirjen YanMed No. 78 tahun 1991 tentang : Pedoman
Rekam Medis/ Medical Record
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY 1 1 Page Of 8
PACIRAN LAMONGAN

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur
Triage adalah system untuk memilah penderita yang datang di
Pengertian IGD menurut tingkat kegawatan dengan menggunakan kode
warna Hijau, Kuning, Merah dan Biru

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara triage


Tujuan dalam upaya memberikan pelayanan yang cepat, tepat, cermat
dan Islami bagi penderita yang gawat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

DASAR PELAYANAN
Bahwa kita akan senantiasa mengutamakan keselatama
penderita dengan memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
cermat dan Islami

TUJUAN PELAYANAN
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan islami
bagi penderita yang gawat
Prosedur
PELAKSANA TUGAS
Yang bertugas di triage
 Dokter jaga IGD
 Perawat

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


 Dokter yang bertugas memilah penderita yang datang di
IGD dengan melakukan anamnesa dan pemriksaan lain
sehingga dapat memutuskan tingkat kegawatan penderita
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 8

 Memberikan label sesuai dengan tingkat kegawatan


 Label warna hijau : Penderita yang tidak gawat tidak
darurat
 Label warna kuning : Penderita darurat tidak gawat
 Label werna Merah : penderita gawat darurat
 Label warna Biru : penderita gawat mengancam jiwa

JAM KERJA
Tugas jaga di Triage adalah 24 jam dalam sehari yang dibagi
dalam 3 kelompok waktu:
 Jam 07.00 sampai dengan 14.00 WIB
 Jam 14.00 sampai dengan 21.00 WIB
 Jam 21.00 sampai dengan 07.00 WIB

Unit terkait IGD, Rekam Medis

1. SK Menteri Kesehatan RI Nomor:


0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/1991 tentang : Pedoman
Referensi Pelayanan Gawat Darurat
2. Prosedur Tetap Standar Manajemen IRD RSUD Dr. Soetomo
Surabaya 1997
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 8

DAFTAR LABELISASI PEMILIHAN PENDERITA (TRAGE)


PENYAKIT DALAM

MERAH
1. Hematemesis melena
2. Hematochesia
3. Keracunan obat
4. Koma metabolic
5. Gagal ginjal akut
6. Observasi shock
7. Typhoid fever
8. DHF
9. Demam dengan sebab yang tak jelas
10. GEA dengan dehidrasi
11. Diphtheria
12. Keracunan makanan
13. Malaria
14. Hipertensi maligna

BIRU
Label merah dengan gangguan ABD (Airway – Breathing – Circulation)

CARDIOLOGI
BIRU
1. Infark myocard dengan komplikasi (Shock)
2. Henti jantung
3. Oedema paru akut
4. Myocarditis dengan shock
5. Cor Pulmonale Decompensata yang akut
6. Krisis hipertensi

MERAH
1. Nyeri dada
2. Sesak nafas karena decompensatio cordis
3. Hipertensi berat dengan komplikasi (Hipertensi encephalopathy, CVA)
4. Aritmia
5. Kelainan jatung bawaan
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 4 Page Of 8

6. Kelainan katup jantung


7. Syncope karena penyakit jantung

KUNING
1. Hipertensi ringan
2. Hipertensi sedang

KESEHATAN ANAK
BIRU
1. Apnea atau gasping
2. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, cyanosis, ada retraksi otot pernapasan hebat
3. Cardiac arrest
4. Shock
5. Syanotic spell
6. Kejang disertai penurunan kesadaran
7. Intoxicasi disertai gangguan fungsi vital
8. Tidak kencing lebih dari 8 jam

MERAH
1. Oedema anasarka
2. Hipertensi berat
3. Ditemukan mur-mur dan aritmia
4. Hipotensi atau shock ringan sampai dengan sedang
5. Sering kencing, kemungkinan Diabetes
6. Bayi kecil atau premature
7. Muntah profus (lebih dari 6 kali per hari) disertai dehidrasi ataupun tidak
8. Diare profus (lebih dari 10 kali per hari) disertai dehidrasi ataupun tidak
9. Epistaksis, tanda perdarahan lain disertai febris
10. Bayi icterus, anak icterus
11. Hematuria
12. Panas tinggi lebih dari 40 derajad celcius
13. Gangguan kesadaran dan keadaan umum masih baik
14. Sesak tapi kesadaran dan keadaan umum masih baik
15. Intoxicasi, keadaan umum baik
16. Tetanus
17. Gagal ginjal akut
18. Diphtheria
19. Anemia sedang sampai dengan berat
20. Typhoid fever dengan komplikasi
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 5 Page Of 8

KUNING / HIJAU
1. Typhoid fever tanpa komplikasi
2. Influenza
3. Febral convulsion dengan kesadaran baik
4. Diare ringin tanpa dehidrasi
5. Muntah ringan
6. Hepatitis akut ringan
7. Asthma bronchiale tanpa tanda-tanda cyanosis
8. Urticaria

PARU
BIRU
1. Status asthmaticus
2. Pneumothorax ventil
3. Hemoptisis massif
4. COPD eksasebasi akut
5. Gagal nafas
6. Sepsis
7. Pneumonia
8. Aspirasi pneumonia

MERAH
1. Pleural effusion massif
2. Asthma bronchiale moderate – severe
3. Oedema paru non cardiogenik
4. Injury paru
5. Tenggelam
6. Recurrent hemoptoe
7. Open atau closed pneumothorax
8. Emboli paru

KUNING
1. K P komplikasi
2. Tumor paru
3. Pleural effusion minimal

HIJAU
1. URI
2. Bronchitis kronis
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 6 Page Of 8

3. Bronchiectasis
4. Asthma bronchiale ringan

BEDAH
BIRU
1. Cedera kepala berat
2. Patah tulang leher terbuka dan tertutup
3. Cedera wajah dengan gangguan jalan nafas
4. Trauma tajam dan tumpul daerah leher
5. Tension pneumothorax
6. Luka terbuka daerah thorax
7. Flail chest
8. Hematothorax dan pneumothorax
9. Internal bleeding
10. Luka terbuka daerah abdomen
11. Unstable pelvis
12. Multiple trauma
13. Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah
14. Drowning
15. Hanging

MERAH
1. Cedera kepala sedang
2. Fractura tengkorak
3. Hydrocephalus dengan tekanan intra cranial yang meningkat
4. Tumor otak dengan penurunan kesadaran
5. CVA bleeding
6. Abcess cerebri
7. Meningocele atau Myelocele yang pecah
8. Cedera wajah tanpa gangguan jalan nafas
9. Phlegmon dasar mulut
10. Abcess suo mandibula
11. Luka terbuka daerah kepala
12. Cedera tulang belakang (vertebrae)
13. Fracture costae multiple
14. Illeus obstructive
15. Trancheo – oesphagus fistle
16. Atresia ani
17. Omphalocele yang pecah
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 7 Page Of 8

18. Gastroschisis
19. Hirschprung disease
20. Trauma tumpul abdomen
21. Peritonitis generalisata
22. Appendicitis acuta
23. Periapendicular infiltrate
24. Hernia incarcerate
25. Cholecystitis acuta
26. Pancreatitis acuta
27. Rectal bleeding
28. Prolaps recti
29. Haemorrhoid grade IV
30. Hematuria
31. Priampismus
32. Amputasi penis
33. Strangulasi penis
34. BPH dengan retention urine
35. Torsio testis
36. Urosepsis
37. Anuria
38. Open fracture
39. Closed fracture
40. Traumatic amputasi
41. Rupture otot dan tendon
42. Dislocation persendian
43. Combustion
44. Bitting
45. Tetanus
46. Corpus alienum
47. Cellulitis
KUNING
1. Commotio cerebri
2. Combustion tanpa indikasi MRS
3. UTI
4. Ureter colick
5. Phimosis tanpa retention urine
6. Luka terbuka cutaneus dan sub sutane
7. Ulcus diabeticum
8. Fracture clavicula
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 8 Page Of 8

HIJAU
1. Laceratio cutaneus
2. Hernia reponibilis dan irepomibilis
3. Contusion musculorum
4. Abcess sub cutis diluar daerah leher
5. BPH tanpa retention urine
RUJUKAN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab pemeriksaan/
penanganan / perawatan / pengobatan penderita ke unit /
Pengertian institusi lain yang memiliki sumber daya yang mampu, baik
antar unit dalam rumah sakit maupun dengan intitusi (RS/
Laboratorium / Layanan Kesehatan) lain

INFORMASI UMUM
1. Indikasi Rujukan ke Unit lain dalam rumah sakit:
 Kasus tidak mampu ditangani di IGD
 Atas saran dokter konsultan
 Atas permintaan penderita / keluarga / pihak ketiga

2. Indikasi Rujukan ke Rumah Sakit Lain


 Tidak ada tempat kosong untuk rawat inap
 Kasus tidak mampu ditangani di RS ARSY Paciran
Lamongan
 Atas permintaan penderita / keluarga / pihak ketiga ‘

3. Indikasi Rujukan ke Laboratorium / Layanan Kesehatan lain


 Pemeriksaan tidak mampu dilakukan di RS ARSY
Paciran Lamongan
 Pelayanan tidak tersedia di RS ARSY Paciran Lamongan

4. Penderita yang dirujuk ke RS / Laboratorium / Layanan


kesehatan lain serta terpasang infus dan atau oksigen harus
didampingi perawat. Selama perjalanan menuju tempat
rujukan perawat pendamping harus selalu memantau tanda-
tanda vital dan status A-B-C penderita.
RUJUKAN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan standar


Tujuan rujukan penderita yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Dep. Kesehatan RI

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan


1. Prosedur Triage
2. Sesuai dengan indikasi diatas penderita atau keluarganya
diberitahu bahwa penderita akan dirujuk ke Unit lain atau
Rumah Sakit lain diserai penjelasan mengenai indikasinya.
3. Penderita yang akan dirujuk harus distabilkan terlebih dahulu
keadaan umumnya (Airway, Breathing dan Circulation)
4. Sebelum merujuk dokter IGD dianjurkan untuk mengadakan
komunikasi terlebih dahulu dengan sarana yang ada (telepon,
radio medic) untuk:
a. Mendiskusikan indikasi rujukan
b. Mencegah rujukan yang tidak perlu
c. Menginformasikan kondisi penderita
d. Memastikan kesiapan tempat / alat/ dokter ahli disarana
kesehatan yang dituju
5. Rujukan disertai surat rujukan yang berisi:
a. Nama, umur, alamat penderita
b. Proses kejadian
Prosedur c. Penyebab dan waktu kejadian
d. Keadaan pertama kali dirawat (GCS, Tensi, Nadi, RR,
Temperatur, Pupil, Motorik, sensorik)
6. Penderita yang dirujuk harus didampingi oleh perawat yang
sedapat mungkin telah mendapat pelatihan BLS
7. Rujukan ke Unit lain intra Rumah Sakit
 Sesuai prosedur Admisi
8. Rujukan ke Rumah Sakit lain
 Segera setelah penderita atau kelaurganya setuju untuk
dirujuk ke rumah sakit lain, dokter mengisi formulir
rujukan sebagai pengantar bagi penderita ke rumah sakit
lain
 Bila terdapat indikasi medis, penderita yang akan dirujuk
dipasang infus dan atau oksigen
 Surat rujukan diberikan kepada perawat yang
mendampingi atau pengantar / keluarga penderita yang
dirujuk
RUJUKAN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

 Selama perjalanan menuju rumah sakit rujukan Perawat


pendamping harus selalu memantau tanda-tanda
vital dan A-B-C penderita

9. Perawat ke Laboratorium / layanan Kesehatan lain :


 Segera setelah penderita atau keluarganya setuju untuk
dirujuk ke Laboratorium / Layanan kesehatan lain,
Dokter mengisi formulir rujukan sebagai pengantar
 Bila terdapat indikasi medis penderita yang akan dirujuk
dipasang infus dan atau oksigen
 Surat rujukan diberikan kepada perawat yang
mendampingi atau pengantar / keluarga penderita yang
dirujuk
 Selama perjalanan menuju dan dari institusi rujukan
perawat pendamping harus selalu memantau tanda-tanda
vital dan A-B-C penderita
 Saat datang dan pulang setelah penderita menjalani
pemeriksaan dan atau layanan di tempat rujukan perawat
pendamping harus mengadakan serah terima dengan
perawat / petugas di institusi rujukan

Unit terkait IGD / R Perawatn / Laboratorium

SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 0701/YAN


Referensi MED/RSKS/GDE/VII/1991 Tentang : Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat
PENDAMPINGAN TRANSPORTASI
PENDERITA
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Pendampingan transportasi penderita adalah keadaan dimana
dalam perujukan penderita harus didampingi oleh petugas yang
Pengertian
berkompeten, dalam hal ini adalah perawat yang sedapat
mungkin telah mendapat pelatihan BLS

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


melakukan pendampingan transportasi bagi penderita yang akan
dirujuk dari Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan dengan
tepat, dan cermat sebagai berikut:
Tujuan  Menjaga penderita yang dirujuk tetap terpantau
perkembangannya
 Dapat segera dilakukan antisipasi tindakan jika terjadi
kondisi kritis

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

 Sesuai dengan indikasi rujukan


 Perawat pendamping penderita adalah perawat yang sedapat
mungkin telah mendapat pelatihan BLS
Prosedur  Perawat pendamping harus mengetahui dahulu sarana
kesehatan yang dituju
 Petugas menyiapkan peralatan dan obat-obatan gawat darurat
yang digunakan selama proses perujukan
PENDAMPINGAN TRANSPORTASI
PENDERITA
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

 Selama perjalanan menuju tempat rujukan, perawat


pendamping harus selalu mendampingi penderita dan
memantau vital sign serta status A B C penderita, serta
melaporkan keadaan penderita ke dokter jaga IGD atau ke
sarana kesehatan yang dituju dengan menggunakan sarana
komunikasi radio medic
 Pada saat tiba di Rumah Sakit rujukan, perawat pendamping
harus melakukan timbang terima dengan petugas di tempat
rujukan

Unit terkait IGD

SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 0701/YANMED/


Referensi RSKS/GDE/VII/1991 tentang : Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat
PENGATURAN JADWAL JAGA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
a. Instalasi Gawat Darurat adalah tempat pelayanan
kegawatdaruratan yang bekerja selama 24 jam sehari dan
diagnostic dan pengobatan definitive yang diperlukan
b. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang diberikan
pada penderita gawat darurat dengan segera, guna
Pengertian
mencegah terjadinya kecacatan atau kematian yang
sebanarnya dapat di cegah
c. Jadwal jaga adalah : suatu jadwal yang mengatur siklus
jaga dan petugas yang harus stand by untuk memberikan
pelayanan kegawatdaruratan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk :


1. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara
Tujuan tepat, cepat dan cermat
2. Memberikan wahana komunikasi demi terlaksananya
pelayanan yang baik
3.
Kebijakan
Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Pengaturan jadwal jaga dokter :


Jam 07.00 – 14.00 BBWI : dilakukan oleh dokter IGD
Jam 14.00 – 07-00 BBWI : dilakukan oleh dokter jaga
Pada saat pergantian shift jaga harus dilakukan timbang
terima yang meliputi
Prosedur  Jumlah penderita
 Penderita yang dalam observasi
 Kesiapan alat dan obat emergency
 Lain-lain (massal : kasus kematian, permintaan visum,
permintaan konsul, dan lain-lain)
Apabila dokter yang bersangkutan berhalangan jaga, harus
melapor kepada Kepala IGD serta mencari dokter pengganti
PENGATURAN JADWAL JAGA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

2. Pengaturan jadwal jaga dokter konsultan :


Untuk semua dokter konsultan jadwal jaga bersifat on call.
Apabila dokter konsultan tidak dapat dihubungi, dan kasus
penderita tidak dapat ditangani oleh dokter jaga IGD, amka
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit Rujukan.
Dokter konsultan IGD RS ARSY
Dokter spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Ortopaedi
Dokter Spesialis Bedah Urologi
Dokter Spesialis Bedah Saraf
Dokter SpesialisAnesthesi
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Dokter Spesialis Anak
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Penyakit Jantung
Dokter Spesialis Penyakit Saraf
Dokter Spesialis Penyakit PAru
Dokter Spesialis Penyakit Mata

3. Pengaturan Jadwal Jaga Perawat :


Shift pagi : Jam 07.00 – 14. 00 BBWI
Shift sore : Jam 14.00 – 21. 00 BBWI
Shift malam : Jam 21.00 – 07. 00 BBWI
Pada saat pergantian shift jaga perawat, harus dilaksanakan
timbang terima yang meliputi:
 Jumlah penderita
 Penderita yang dalam observasi
 Penderita yang MRS, dirujuk
 Jumlah pemakaian obat-obatan dan alat medis
 Kondisi alat medis yang dipakai
 Lain-lain
Apabila perawat yang bersangkutan berhalangan jaga,
harus melapor kepada Koordinator Yangper Gawat Darurat.
Selanjutnya sesuai dengan SOP Mencari Perawat
Pengganti.
PENGATURAN JADWAL JAGA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 3

4. Pengaturan jadwal jaga petuga penunjang medis :


Untuk instalasi Farmasi dan laboratorium memberikan
pelayanan 24 jam yang terbagi dalam 3 shift.

Untuk Instalasi Radiologi


 Petugas stand by mulai jam 07.00 – 21.00 BBWI
 Untuk jam 21.00 – 07.00 BBWI : jaga on call

Untuk Instalasi Pemeliharaan Sarana


 Petugas stand by mulai jam 07.00 – 14.00 BBWI
 Untuk jam 14.00 – 07.00 BBWI : jaga on call

Untuk Ambulance memberikan pelayanan 24 jam yang


terbagi dalam 3 shift. Jika ada kebutuhan cito diaktifkan
system on call shift berikutnya.

Unit terkait IGD, Keperawatan, Radiologi, Laboratorium, IPS, Ambulance

Referensi Tidak ada


PERMINTAAN DARAH KE PMI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur
Tranfusi adalah memindahkan atau memasukkan darah
seseorang (donor) kepada orang lain (pasien yang memerlukan)
melalui pembuluh vena dengan tujuan :
 Untuk menggantikan sejumlah darah pasien yang hilang
melebihi jumlah tertentu
Pengertian  Untuk menaikkan kadar haemoglobin
 Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi
neonates (Exchange Tranfusion)
 Untuk menggantikan darah pasien yang keracunan
dengan darah yang baru (misalnya pada pasien dengan
uremia)

Prosedur ini dibuat untuk mengatur tata cara permintaan darah


Tujuan ke PMI agar penderita yang memerlukan tranfusi darh dapat
dilayani dengan tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Persiapan :
a. Menyiapakn formulir permintaan darah
b. Mengambil contoh darah penderita yang akan
mendapat tranfusi sebanyak 2 (dua) cc dalam
disposable spuit yang telah diberi EDTA dan diberi
Prosedur
lebel:
 Nama penderita :
 No. Reg. Penderita :
 Kamar :
 Rumah Sakit :
PERMINTAAN DARAH KE PMI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

2. Pelaksanaan :
a. Ada institusi permintaan darah ke dokter
b. Dokter mengisi formulir permintaan darah secara
Prosedur lengkap (sesuai dengan formulir yang tersedia)
c. Formulir permintaan dan contoh darah penderita
diberikan kepada keluarga penderita yang akan
mengambil darah ke PMI

Unit terkait IGD, PMI

Referensi Tidak ada


PEMBERIAN TRANFUSI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 4

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Tranfusi adalah memindahkan atau memasukkan darah
seseorang (donor) kepada orang lain (pasien yang memerlukan)
melalui pembuluh vena dengan tujuan :

TUJUAN
1. Untuk menggantikan sejumlah darah pasien yang hilang
Pengertian melebihi jumlah tertentu
2. Untuk menaikkan kadar haemoglobin
3. Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi
neonates (Exchange Tranfusion)
4. Untuk menggantikan darah pasien yang keracunan
dengan darah yang baru (misalnya pada pasien dengan
uremia)

Prosedur ini dibuat untuk mengatur tata cara Melakukan


Tujuan pemberian tranfusi afar penderita dapat ditangani dengan baik
tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Prosedur Triage
2. Dokter memeriksa pasien dan bila didapatkan indikasi untuk
pemberian tranfusi maka dokter memerintahkan kepada
perawat untuk memberikan tranfusi darah
3. Kemudian dokter / perawat memberitahu pasien / keluarga
Prosedur bahwa pasien perlu diberikan tranfusi darah segera
4. Setelah ada advis tranfusi maka pasien harus diberikan infus
terlebih dahulu dengan cairan NaC1 0,9%. Digunakan
tranfusi set yang dilengkapi dengan filter
Tranfusi set diganti setelah dipergunakan untuk tranfusi 5-6
bag atau pernah digunakan tranfusi 24 jam sebelumnya
PEMBERIAN TRANFUSI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 4

5. Perawat mengambil sampel darah dari vena sebanyak lebih


kurang 5 ml dan diberi etiket yang jelas
Untuk penderita dengan penyakit yang menular pada lebel
ditulis “INFECTIOUS” dan tabung penampung sample darah
dimasukkan kedalam knatong platik sebelum dikirim ke
PMI.
6. Dokter mengisi formulir permintaan darah dan
menandatanganinya
7. Kemudian sampel darah beserta formulirnya diserahkan
kepada keluarga pasien untuk mengambilan darah ke PMI
8. Bila darah yang diperlukan untuk tranfusi sudah tersedia
maka mulai dilakukan tranfusi dengan cara :

 Lancarkan dulu tetesan infus


 Sebelum diberikan darah dicek dulu lebelnya apakah
sudah benar, tentang:
 Identitas penderita
 Golongan (ABO dan Rhesus)
Prosedur  Compatibilitas test (reaksi mayor dan minor)
 Jumlah dan macam darah
 Tanggal pengambilan : expired dan penyerahan
 Menyesuaikan nomer donator pada lebel besar dan
kecil
 Catat nomor donator/batch number dan jumlah darah
yang akan ditranfusikan pada status penderita dan
observasi list.
 Catat nadi, tekanan darah, temperature dan rate napas
penderita pada observasi list.
 Pada waktu diberikan darah harus tercampur dengan rata
(homogeny) dengan cara membalik botol secara
perlahan-lahan sampai cairan darah tercampur rata, tidak
boleh dikocok-kocok atau dipanaskan.
Untuk menghindari kontaminasi dianjurkan memakai
tempat air dan air hangat steril dengan temperature 37
derajat celcius.
 Bila tetesan infus sudah lancar, slang infus dipindahkan
ke botol darah.
PEMBERIAN TRANFUSI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 4

 Larutan garam faali diganti darah/komponennya secara


aseptic.
 Atur tetesan darah sesuai yang telah ditentukan.
Kecepatan tranfusi:
¼ jam pertama dengan kecepatan tranfusi < 1 cc /kg/jam
selanjutnya 1 cc/kg/jam pada penderita tidak ada
hipovolemia dan keadaan jantung baik
Dalam 24 jam tidak melebihi 1000 cc.
 Teliti supernatant darah, bila berwarna coklat hitam dan
keruh (tanda hemolisis) darah tidak boleh diberikan pada
penderita.
 Awasi reaksi tranfusi 15 menit pertama dan catat pada
lembar observasi, selanjutnya pengukuran tensi nadi,
temperature dan rate napas dianjurkan diulang ½ -1 jam.
Kalau perlu diulang lebih awal bila diduga terjadi reaksi
tranfusi.
Prosedur
 Penderita diberi penjelasan agar menyampaikan secara
aktif keluhan dan perubahan-perubahan yang dialami
selama tranfusi darah
 Bila diduga terjadi reaksi tranfusi, tranfusi dihentikan
dan segera lapor dokter
 Catat tanggal pemberian , jam, banyaknya darah, nomor
seri darah.
 Bila tranfusi tidak ada kesulitan tranfusi dilanjutkan
sampai jumlah yang ditentukan
 Bila jumlah darah telah habis slang dipindahkan lagi ke
botol infus.
 Selesai tranfusi, lebel darah disimpan dengan baik pada
status penderita
9. Bila ada darah yang tersisa atau darah yang belum
ditranfusikan disimpan dalam lemari es dengan suhu 6
derajad celcius .

Unit terkait IGD, Ruang Perawatan


PEMBERIAN TRANFUSI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 4 Page Of 4

 RSUD Dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas


Airlangga Surabaya, Pedoman Pelaksanaan Tranfusi
Darah dan Komponen Darah. Edisi II. Surabaya 1991.
Referensi  Sutan Arifin UPF/ Lab Anestesiologi FK Unair – RSUD
Dr. Soetomo Surabaya. Tranfusi Darah atau Komponen-
komponennya. Seminar Pengendalian Infeksi dalam
Terapi Intraven, Surabya 1992
PENGADAAN PERALATAN DI IGD
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Anfra adalah : permintaan barang yang meliputi obat,


peralatan medis dan non medis, alat tulis, barang investaris
dan barang kebutuhan lainnya.
Pengertian  BPPBG adalah Buku Penerimaan dan Pengeluaran Barang
Gudang
 Untuk kondisi emergency prosedur dapat dipersingkat

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan
pengadaan peralatan di Intalasi Gawat Darurat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Petugas IGD mengajukan permintaan barang ke bagian


Logistik dengan mengisi Buku permintaan dan penerimaan
Barang gudang (BPPBG) rangkap 3.
2. Dalam permintaan tersebut diperkirakan untuk kebutuhan
barang selama 1 minggu
3. Setelah BPPBG diisi, Kepala Unit Kerja menandatangani
permintaan sebagai tanda mengetahui
4. Diajukan ke Kabag. Keuangan untuk mendapat persetujuan
5. Petugas IGD mengambil barang yang diminta ke bagian
Prosedur
Logistik dengan mencocokan jumlah barang yang
disediakan dan yang tertulis di BPPBG.
6. Petugas IGD menandatangani BPPBG bila jumlah barang
yang diminta sudah selesai
7. Petugas IGD mendapat lembar ketiga dari BPPBG sebagai
arsip
8. Petugas IGD membawa barang yang sudah diterima dan
melaporkan kepada Koordinator Yangper Gawat Garurat,
dan kemudian barang tersebut disimpan.
PENGADAAN PERALATAN DI IGD
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2Page Of 2

Unit terkait IGD, Logistik, Keuangan

1. SK Menteri Kesehatan RI No
0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/91 tahun 1991 tentang :
Referensi Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
2. Prosedur Operasional Standar RS ARSY No:
C/LOG/004/2001 tentang : Permintaan Barang di Logistik.
PENGADAAN OBAT DAN CAIRAN
INFUS

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Anfra adalah : permintaan barang yang meliputi obat,


peralatan medis dan non medis, alat tulis, barang investaris
dan barang kebutuhan lainnya.
Pengertian  BPPBG adalah Buku Penerimaan dan Pengeluaran Barang
Gudang
 Untuk kondisi emergency prosedur dapat dipersingkat

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pengadaan obat-obatan dan cairan infus di Intalasi Gawat
Darurat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Petugas IGD mengajukan permintaan barang ke bagian


Logistik dengan mengisi Buku permintaan dan penerimaan
Barang gudang (BPPBG) rangkap 3.
2. Dalam permintaan tersebut diperkirakan untuk kebutuhan
barang selama 1 minggu
3. Setelah BPPBG diisi, Kepala Unit Kerja menandatangani
permintaan sebagai tanda mengetahui
4. Diajukan ke Kabag. Keuangan untuk mendapat persetujuan
5. Petugas IGD mengambil barang yang diminta ke bagian
Prosedur
Logistik dengan mencocokan jumlah barang yang
disediakan dan yang tertulis di BPPBG.
6. Petugas IGD menandatangani BPPBG bila jumlah barang
yang diminta sudah selesai
7. Petugas IGD mendapat lembar ketiga dari BPPBG sebagai
arsip
8. Petugas IGD membawa barang yang sudah diterima dan
melaporkan kepada Koordinator Yangper Gawat Garurat,
dan kemudian barang tersebut disimpan.
PENGADAAN OBAT DAN CAIRAN
INFUS

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2Page Of 2

Unit terkait IGD, Logistik Obat, IF

1. SK Menteri Kesehatan RI No
0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/91 tahun 1991 tentang :
Referensi Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
2. Prosedur Operasional Standar RS ARSY No:
C/LOG/004/2001 tentang : Permintaan Barang di Logistik.
PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur
Alat komunikasi adalah alat yang digunakan dalam melakukan
komunikasi baik antar unit dalam rumah sakit atau keluar rumah
Pengertian sakit yang bisa berupa: intercom/aiphone, telepon, pesawat
radiomedik, facsimile.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan menggunakan alat komunikasi di IGD agar didapatkan mutu
pelayanan yang baik

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

PERATURAN KOMUNIKASI JARAK JAUH

Dalam upaya untuk membudayakan cara komunikasi


jarak jauh yang efektif dan efesien di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan maka dibuatkan peraturan yang
digunakan untuk pedoman melaksanakan komunikasi.
Prosedur NO JENIS KOMUNIKASI FASILITAS
1 Ruangan-ruangan Aiphone
2 RS. Lama – RS. Baru HT, Telpon
3 Rumah Sakit – Pihak luar (local) Telpon
4 Rumah Sakit – Pihak luar (Interlokal) Wartel
5 Rumah Sakit – Konsultan/ Instansi Telpon Akses
terkait (akses langsung) Langung
6 Faxcimile Fax
PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

PROSEDUR PENGGUNAAN TELPON

1. Telpon disediakan untuk kepentingan Dinas RS. ARSY


Paciran Lamongan
2. Setiap menggunakan telpon isi buku penggunaan telpon
3. Bila telpon lewat operator sebutkan :
a. Nama (yang menelpon) c. Keperluan
b. Nomor yang dituju d. Nama yang dituju

4. Operator menyeleksi keperluan penelpon :


a. Keperluan untuk dinas disambungkan
b. Keperluan Bukan dinas tidak disambungkan

5. Pengguna telpon atau Operator menulis penggunaan telpon


pada buku telpon, bila telah dihubungkan

6. Buku telpon berisi sebagai berikut


a. Tanggal d. Nama yang menelpon
b. Nomor yang dituju e. Nama yang dituju
c. Keperluan f. Paraf

PROSEDUR PENGGUNAAN WARTEL

1. Wartel disediakan untuk kepentingan pelayanan komunikasi


bagi semua orang. Wartel dapat memberikan pendapatan dari
bagi hasil dengan PT. Telkom
2. Kegiatan komunikasi interlokal Rumah Sakit ARSY Paciran
Lamongan dilakukan lewat Wartel Rumah Sakit.
3. Setiap menggunakan telpon wartel isi buku penggunaan
Wartel dan memberitahu petugas jaga
4. Buku telpon wartel berisi sebagai berikut
a. Tanggal e. Nama yang menelpon
b. Nomor yang dituju f. Nama yang dituju
c. Keperluan g. Biaya
d. Nomot tiket h. Paraf
PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 3

5. Setiap Petugas yang ditunjuk sebagai jaga Wartel melakukan


pekerjaan sbb:
a. Melakukan timbang terima dari petugas sebelumnya
b. Mencatat nomor tiket awal dan tiket akhir saat bertugas
c. Melayani pengguna wartel dengan baik dan islami
d. Memberitahukan dan menerima jumlah biaya pemakaian
telpon pada dan dari pengguna wartel
e. Mencatat laporan dari nomor tiket awal s/d tiket akhir
f. Menyetorkan kepada kasir uang hasil penerimaan yang
dicocokan dengan jumlah laporan yang tercetak
dikurangi jumlah pemakaian Rumah Sakit yang tercatat
dalam buku penggunaan wartel.

PROSEDUR PENGENDALIAN TELPON

1. Setiap telpon disediakan buku penggunaan telpon dan ada


penanggung jawabnya.

2. Untuk telpon RS ARSY yang telah dilengkapi system PABX


dan program, penganggung jawab mengaktifkan program
TMS guna mencatat penggunaan telpon.

3. Kepala bagian administrasi setiap hari mengambil hasil


cateakan penggunaan telpon dan di chek dengan buku
pemakaian telpon guna mengevaluasi penggunaan telpon.
Bila ada ketidak sesuaian harap ditanyakan ke penanggung
jawab

Unit kerja Semua Unit Pelayanan, Wartel, Administrasi

Referensi Tidak ada


MENERIMA TELEPON DAN
MENELEPON

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Telepon adalah alat komunikasi yang cepat untuk dapat


menrima dan menyampaikan informasi
 Sopan santun dalam menggunakan telepon berlaku untuk
semua orang atau pengawai
Pengertian  Menjawab telepo, otomatis merupakan wakil yang pantas
serta mengambarkan organisasi atau kantor yang
bersangkutan, oleh sebab itu perlu diusahakan agar
memperoleh atau menimbulkan kesan yang baik.
 Jangan berbicara dengan tergesa-gesa atau gugup

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan menerima telepon dan menelepon IGD agar penderita dapat
ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

PERSIAPAN YANG PERLU DILAKUKAN

Persiapan yang perlu dilakukan dalam menerima dan melayani


telepon serta menelepon :
 Menyiapkan kertas dan alat tulis dan meletakkannya di
dekat pesawat telepon, agar mudah dijangkau bila
membutuhkan
Prosedur
 Jangan banyak menggunakan telepon untuk kepentingan
pribadi
 Dalam percakapan telepon, harus selalu bersikap waspada
atau hati-hati.
 Usahakan jangan menyela atau mengadakan interupsi atau
memutuskan pembicaraan dan jangan mengucapkan kata-
kata yang dapat menyinggung perasaan.
MENERIMA TELEPON DAN
MENELEPON

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

 Bersikaplah seperti sedang bertatap buka, ramah,


sewajarnya, pergunakan kata yang singkat, jelas dengan
nada dan volume suara yang teratur
 Berusaha untuk cepat memahami maksud pembicara dan
berilah kesan bahwa penelepon diperhatikan dan dibantu
 Jangan terlalu cepat dalam berbicara, batasi pada masalah
yang penting
 Usahakan pembicaraan lancar.

CARA MENERIMA TELEPON

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menerima telepon


1. Begitu telepon bordering segera angkat telepon tersebut
2. Berikan ucapan salam serta berikan identifikasi dengan
Prosedur menyebutkan nama rumah sakit atau penerima telepon dan
jawablah telepon secara cepat, singkat dan jelas
3. Memberikan penjelasan dengan jelas dan sopan bila
penelepon salah sambung
4. Catatlah pesan-pesan yang harus disampaikan

PERSIAPAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENELEPON

1. Memahami terlebih dahulu masalah apa yang akan


disampiakan atau dijelaskan dengan telepon
2. Siapkan alat tulis dan kertas bila diperlukan
3. Bila sudah ada yang menerima telepon sebut identitas
penelepon baru bicara lainnya
4. Bila terjadi salah sambung, maka nyatakan permintaan
maaf

Unit terkait Semua Unit di RS ARSY Paciran Lamongan

Referensi Tidak ada


PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 5

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Obat gawat darurat adalah obta-obat yang diperlukan pada
Pengertian keadaan gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian atau
kecatatan seumur hidup

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan tata cara


Tujuan pemakaian obat gawat darurat di IGD yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Dep. Kesehatan RI

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Obat gawat darurat harus selalu lengkap


2. Setiap pemakaian obat harus selalu dicatat dalam buku
pemakaian
 Jenis obat
 Nama obat
 Dosis
 Nama dokter
 Perawat yang mengambil
Prosedur 3. Obat yang sudah diambil harus segera diganti agar stock
obat selalu dalam keadaan siap
4. Serah terima obat setiap pertukaran dinas pagi, siang dan
malam.
5. Setiap penggunaan obat harus berpedoman pada 4 T 1W:
 Tepat indikasi
 Tepat penderita
 Tepat obat
 Tepat dosis
 Waspada terhadap efek samping obat
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 2 Page Of 5

PERHATIAN
 Setiap kali akan menggunakan teliti kembali tanggal
kedaluarsa dari obat-obatan tersebut diatas, perubahan
bentuk dan perhatikan warna obat
 Setiap pemakaian yang berkaitan dengan obat narkotika
Prosedur diharuskan untuk mencatat nama penderita, nomor
regester dan alamat penderita serta nama dokter yang
memberikan perintah dan perawat yang memberikan
injeksi
 Obat-obat sisa harus disimpan dalam spuit dan diberi
etiket nama obat dan jumlah sisa obat serta disimpan di
tempat yang baik dan benar

Unit terkait IGD, IF

DAFTAR OBAT GAWAT DARURAT


1. Adrenaline 5 ampule
2. Sulfas Atrophine 5 ampule
3. Ephedrine 5 ampule
4. Diazepam 5 ampule
5. Kalmethasone 5 ampule
6. Avil 5 ampule
7. Lidocaine 2% 5 ampule
8. Lasix 5 ampule
9. Nabic 2 ampule
10. Dextrose 40% 2 ampule
11. Calcium gluconas 2 ampule
12. Morphin, Pethidine 2 ampule
13. Sol Dextrose 5% - 10% 5 flesh
14. Sol. NaC10,9% 5 flesh
15. Sol. RL 5 flesh
16. Plasma expander 2 flesh
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 3 Page Of 5

SPESIFIKASI OBAT GAWAT DARURAT

ADRENALINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 1 ml 0,1 %
Indikasi : digunakan untuk mengatasi shock anafilaksis
Dosis : Dewasa : 0,25 ml subcutan, intramuskuler pada shock anafilaksis ringan dan sedang
dapat diulang 3 kali dengan selang 15 menit
Anak : 0,01 sampai 0,04 mg/kg BB/dosis setiap 5 sampai 30 menit sampai
tercapai tanda-tanda atropinisasi
Catatan : penghentian mendadak akan menimbulkan withdrawal effect

EPHEDRIN
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 50 mg/ml, ampul @ 1 ml
Indikasi : digunakan sebagai obat untuk mengatasi shock
Dosis : Dewasa : 15-20 mg/dosis, intravena
Catatan : dapat menimbulkan insomnia, mual, kejang, takirkardia, long acting vasopressor

DIAZEPAM/VALIUM
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 5 mg/ml ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk obat anti kejang
Dosis : Dewasa : 10 -20 mg/dosis, intravena
Anak : 0,2 – 0,3 mg/kg BB/ dosis, intravena
Catatan : dapat menimbulkan depresi napas
Kontraindikasi : Glaukoma sudut sempit, miastenia gravis

KALMETHASONE / DEXAMETHASONE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 5 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat anti alergi
Dosis : Dewasa : 0,5 – 1,5 mg/dosis, intravena
Anak : 0,3 mg/kg BB/dosis, intravena
Catatan : Kontraindikasi : tukak lambung, kehamilan, laktasi
Efek samping mengantuk
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 4 Page Of 5

AVIL
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 25 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat anti alergi
Dosis : Dewasa : 25 – 50 mg, intravena
Anak : ¼ -1 ampul, intravena
Catatan : Efek samping mengantuk

LIDOCAIN
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 2% (200 mg/ml), ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan Aritmia, Ventricular Tachycardia
Dosis : Dewasa : 50 - 100 mg/jam titrasi intravena
Anak : 0,02 -0,05 mg/kg BB/menit, titrasi intravena
Catatan : perlu monitor tekanan darah dan EKG

LASIX / FUROSEMIDE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat diuretika
Dosis : Dewasa : 20 mg/jam, titrasi intravena
Anak : 1 – 2 mg/kg BB, titrasi intravena
Catatan : dapat menimbulkan dehidrasi dan hipokalemia
Kontraindikasi : kehamilan trismester 1

NATRIUM BICARBONAT / MEYLON


Bentuk sediaan : injeksi, flacon, botol 1 mEq/ml, flacon @ 25 ml, botol @ 100 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan asidosis metabolic
Dosis : tergantung pada derajat asidosis (sesuai dengan Defisit Bicarbonat), titrasi intravena

DEXTROSE 40%
Bentuk sediaan : injeksi, flacon 0,4 gram/ ml, flacon @ 25 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan hipoglikemia
Dosis : sesuai dengan kondisi hipoglikemia (secara praktis 1 flacon memberikan kenaikan
kadar gula darah sekitar 25 mg/dl)

CALCIUM GLUKONAS
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 %, ampul @ 10 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan hipoglikemia
Dosis : Dewasa : 5 – 10 ml/dosis, intravena pela-plean
Catatan : dapat menimbulkan tetani
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 5 Page Of 5

MORPHINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 mg/ml, ampul @ 1 ml
Indikasi : digunakan sebagai analgetika yang sangat kuat
Dosis : Dewasa : 5 – 10 mg/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Catatan : dapat menimbulkan depresi nafas

PETHIDINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 50 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan sebagai analgetika yang sangat kuat
Dosis : Dewasa : 50 – 100 mg/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Anak : 0,5 – 1 mg/kg BB/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Catatan : dapat menimbulkan depresi nafas

DEXTROSE 5% DAN 10%


Bentuk sediaan : infus 500 ml
Indikasi : digunakan untuk nutrisi dan cairan rumatan
Dosis : sesuai kebutuhan penderita

SOL NaCL 0,9 %


Bentuk sediaan : infus 500 ml
Indikasi : digunakan untuk cairan resusitasi dan rumatan
Dosis : sesuai kebutuhan penderita

SOL RINGER LACTAT


Bentuk sediaan : infus 500 ml
Indikasi : digunakan untuk cairan resusitasi dan rumatan
Dosis : sesuai kebutuhan penderita

PLASMA EXPANDER
Bentuk sediaan : infus 500 ml
Indikasi : digunakan untuk cairan resusitasi
Dosis : sesuai kebutuhan, Maksimal 1000 ml/ 24 jam
Catatan : dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah
STANDAR
ALAT-ALAT YANG ADA DI IGD

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Peralatan IGD adalahperalatan medis yang dipergunakan untuk
Pengertian operasional pelayanan kegawat daruratan di IGD

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan standar


Tujuan peralatan IGD yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh dep. Kesehatan RI

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

Standart peralatan yang ada di IGD RS. ARSY


 Suction Pump
 O2 dengan flow meter, nasal canule, dan master
 Respirator manual (ambu bag)
 Laryngoscope
 ETT
 Nasotracheal tube
 Mayo tube
 Syringe 10 cc, 5 cc, 2,5 cc, 1 cc – jarum no: 18, 16, 14
 ECG
Prosedur
 Infusion set dan transfusion set
 Brancart (tandu)
 Jarum pungi (three way stop cock)
 Bidai
 Perban
 Nasal sonde
 Folley catheter
 Vena section set
 Lampu tindakan
 Handschoen
 Lampu baca X photo
STANDAR
ALAT-ALAT YANG ADA DI IGD

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 2 2 Page Of 2

 Syringe pump
 Alat monitor Vital Sign (pulse oxymetri)
 Nebulizer

Alat-alat tambahan untuk diagnose dan terapi :


 Mini diagnostic set untuk mata dan THT
 Slit lamp
 Gips
 Obs-gyn set
 Minor surgery set
 Benang dan jarum jahit

Unit terkait IGD

SK Menteri Kesehatan Nomor 0701/ YAN


Referensi MED/RDKS/GDE/VII/1991 tentang Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat
PEMERIKSAAN KASUS PERKOSAAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Perkosaan adalah persetubuhan yang dilakukan secara paksa


terhadap seseorang (bisa sesama jenis atau berlainan jenis
kelamin) tanpa adanya ikatan perkawinan dan tanpa adanya
rasa suka dari pihak korban
Pengertian
 Visum et Repertum adlah suatu laporan hasil pemeriksaan
yang dibuat permintaan penyidik untuk keperluan hukum
dan pengandian

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk pembuatan visum et


Tujuan
Repertum terhadap penderita kasus perkosaan

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Korban yang datang di IGD mengaku mengalami perkosaan


tanpa adanya kedaruratan medic, dianjurkan untuk pergi ke
Poli Kebidanan & Kandungan
2. Bila korban tersebut datang di IGD diluar jam kerja, maka
korban langsung dikonsulkan kepda dokter spesialis jaga
terkait
3. Bila korban datang di IGD mengaku atau disangka
Prosedur mengalami perkosaan dengan tanda-tanda kedaruratan
medic:
 Ditangani kedaruratan mediknya oleh dokter jaga IGD
 Langsung dikonsulkan kepada spesialis jaga terkait
4. Bilamana terhadap korban perkosaan dimintakan Visum et
Repertum, maka yang membuat Visum et Repertum adalah
dokter spesialis jaga bidang terkait yang memeriksanya
PEMERIKSAAN KASUS PERKOSAAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 2 Page Of 2

Unit terkait IGD

Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-


undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal : 179, 186, 187
Hamdani, N Ilmu Kedokteran Kehakiman. Edisi Kedua.
Gramedia Jakarta : 1992
Referensi Purwadianto, A. Visum et Repertum Kasus Perlakuan,
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Uji Diri. YP-IDI. Jakarta
November 1994
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal : 285 tentang
Perkosaan
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 1 Page Of 6

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Visum et Repertum disingkat VeR adalah suatu laporan
(jawaban) tertulis dokter yang berdasarkan sumpah jabatan dan
keilmuannya, tentang obyek medic-forensik yang dilihat /
diperiksa atas permintaan tertulis penyidik berwenang untuk
kepentingan peradilan
Pengertian Yang dimaksud dengan obyek medic-forensik dalam prosedur
ini adalah manusia hidup

Yang dimaksud dengan penyidik yang berwenang untuk


selanjutnya disebut penyidik adalah petugas dari kepolisian, atau
Provost bila kasusnya melibatkan anggota ABRI

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk menjamin agar


permintaan Visum et Repertum dari penyidik berwenang dapat
Tujuan
dilayani dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

UMUM
 Semua permintaan visum et Repertum untuk korban hidup
dipusatkan di IGD
 Semua penderita / kasus yang akan dimintakan VeRnya
harus didampingi penyidik, kecuali pada kasus dimana
Prosedur permintaan VeR menyusul setelah penderita / Kasus sudah
ditangani lebih dahulu massal pada kasus kecelakaan lalu
lintas.
 Yang berhak menandatangani tanda terima surat
permintaan VeR adalah dokter yang bertugas di IGD saat
itu.
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 2 Page Of 6

 Semua dokter yang sedang bertugas di unit-unit pelayanan


medis berwenang dan wajib membuat Visum et Repertum
untuk korban hidup yang diajukan oleh penyidik
 Penderita-penderita “Death on Arrival” tidak dimasukkan
sebagi korban hidup, dan harus dikirim ke kamar jenazah
untuk pembuatan Visum et Repertumnya dengan menjalani
otopsi.

KHUSUS
Visum et Repertum untuk korban hidup dibuat atas dasar
permintaan dari :
Penyidik dari POLRI
Penyidik dari POM ABRI
Hakim pengadilan Agama

Visum et Repertum yang dibuat dapat berupa


Visum et Repertum
Visum et Repertum sementara
Visum et Repertum lanjutan

Visum et Repertum :
Dibuat untuk kasus-kasus kecelakaan atau penganiayaan ringan
dimana kelainan atau kerusakan bagian anggota tubuh diyakani
dapat sembuh tanpa menimbulkan komplikasi atau kecacatan di
kemudian hari

Visum et Repertum sementara:


Dibuat untuk kasus-kasus
Yang membutuhkan rawat inap (MRS)
Yang menjalani operasi atau reposisi
Yang memerlukan resusitasi atau stabilisasi
Dimana kerusakan bagian tubuh atau anggota tubuh belum dapat
dipastik akan sembuh tanpa menimbulan komplikasi atau
kecacatan di kemudian hari.

Visum et Repertum lanjutan


Dibuat untuk kasus kecelakaan atau penganiayaan sedang –
berat seperti yang diuraikan diatas dan merupakan kelanjutan
dari atau kesimpulan akhir dari Visum et Repertum sementara.
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 3 Page Of 6

Setiap penderita atau korban yang baru dibuatkan visum et


refertum sementara oleh seorang dokter, maka dokter yang
melakukan operasi, dan dokter yang merawat di rungan wajib
membuatkan visum et refertum lanjutan.
Dalam hal penderita atau korban meninggal dunia setelah
menjalani operasi atau perawatan di ruang rawat inap maka
selain visum et repertum lanjutan maka:
Dokter yang merawat penderita / korban (atas nama direktur
RS) wajib memberitahukan tentang kematian korban kepada
penyidik eajib memberitahukan tentang kematian korban kepada
penyidik secara lisan atau tertulis dengan maksud agar penyidik
segera membuatkan surat permintaan visum et refertum untuk
jenazah

PENATALAKSANAAN
Penerimaan Surat Permintaan VeR
1. Penyidik menyerahkan surat permintaan VeR kepda staf IGD
RS ARSY Paciran Lamongan.
2. Staf IGD yang menerima mengisi dengan lengkap,
kemudian dokter yang bertugas di IGD saat itu
menandatangani isian tanda terima pada surat permintaan
VeR
3. Lembar kedua (tembusan) surat permintaan VeR
dikembalikan kepada penyidik, sedangkan lembar pertama
disimpan pada map penyimpanan yang ada
Penanganan Penderita / kasus :
i. Prosedur triage
ii. Prosedur penanganan sesuai indikasi
 Bila kasus perlakuan, penderita ditolong dan ditangani
sesuai indikasi medic di IGD
 Bila kasus perkosaan, penderita (wanita) ditangani
kedaruratan mediknya dan segera di konsulkan kepada
dokter konsultan spesialis terkait
 Bila kasus tidak dapat ditangani di RS ARSY Paciran
Lamongan, penderita distabilkan keadaan umumnya
untuk kemudian dibujuk sesuai prosedur rujukan
iii. Dokter mengisi berkas Rekam Medik dengan lengkap dan
rinci untuk memudahkan penyusunan jawaban VeR
nantinya, rincian minimal yang harus ada:
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 4 Page Of 6

 Kesadaran dan tanda-tanda vital (minimal tekanan darah


dan nadi)
 Tanda-tanda klinis yang menonjol yang mendukung
diagnose
 Jenis luka dan jumlahnya
 Lokasi dan ukuran (masing-masing) luka, bila perlu
digambar.
 Tindakan yang diberikan di IGD
iv. Setelah penderita ditolong dan ditangani:
 Bila terdapat indikasi untuk MRS lakukan sesuai
prosedur Admisi
 Bila tidak perlu MRS, penderita diberi resep untuk 3
(tiga) hari dan dianjurkan untuk control/berobat jalan di
Polo Umum / Spesialis sesuai kasusnya.
v. Jangan lupa untuk member petunjuk tentang hal-hal yang
harus diobservasi dirumah (massal: kesadaran yang
menurun dan muntah-muntah pada penderita dengan
dugaan trauma kepala) serta tindakan yang harus segera
dilakukan (massal: segera pergi ke IGD/RS terdekat)

Penyusunan Jawaban VeR


i. Rencangan jawaban VeR ditulis pada formulir yang
tersedia oleh dokter yang memeriksa
ii. Isian data penderita harus ditulis dengan lengkap sesuai
data yang ada pada berkas Rekam Medik penderita
iii. Pada bagian “Hasil Pemeriksaan” tuliskan dengan
lengkap sesuai data yang ada pada berkas Rekam Medik
dan diusahakan sedapat mungkin untuk TIDAK
menggunakan “bahasa kedokteran”, melainkan
menggunakan bahawa “awam” untuk mempermudah
Hakim dalam memahami isi VeR nantinya.
Yang dimaksud “Lengkap” disini adalah sedemikian
rupa sehingga apabila dokter lain selain dokter
pemeriksa di minta menjadi Saksi Ahli dalam
Pengadilan, dengan membaca “Hasil Pemeriksaan”
dokter tersebut mempunyai gambaran yang jelas tentang
keadaan penderita saat diperiksa oleh dokter pemeriksa.
iv. Pada bagian “Kesimpulan”, ditulis kesimpulan /
interpretasi dokter pemeriksa atas kasus yang
bersangkutan
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 5 Page Of 6

v. Pada bagian “Kesimpulan”, ditulis kesimpulan /


interpretasi dokter pemeriksa atas kasus yang
bersangkutan
Isi kesimpulan minimal harus menyebutkan :
 Identitas korban, jenis luka, jenis kekerasan, kualifikasi
luka (pada kasus perlakuan)
 Identitas korban, ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan,
ada tidaknya tanda-tanda kekerasan, perkiraan umur
(batasa dewasa adalah seseorang yang berumur 21 tahun
atau sudah / pernah kawin)
vi. Setelah rancangan jawaban VeR selesai ditulis kemudian
diserahkan kepada kepala Tata Usaha melalui staf
Adminitrasi IGD untuk dibuatkan dokumen VeR.
vii. Setelah dokumen VeR selesai, dokumen diserahkan
kepada dokter pemeriksa untuk dikoreksi bila perlu dan
ditandatangani
viii. Selanjutnya dokumen diserahkan kembali kepada Kepala
Tata Usaha untuk diproses pengirimannya kepada
penyidik

Keadaan khusus
1. Tidak selamanya kekerasan akan menimbulkan kelainan/
luka, sedangkan adanya luka berarti sudah dapat
dipastikan ada kekerasan
2. Bila pada kasus perlukan tetapi dalam pemeriksaan tidak
ditemukan luka, atau apabila luka yang sudah lama
sehingga oleh Karen proses penyembuhan tidak
ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan, maka
penulisan kesimpulan VeR yang dibuat harus ditulis: tidak
ditemukan tanda-tanda kekerasan”, dan jangan dinyatakan
secara pasti bahwa pada pemeriksaan tidak ada kekerasan

Unit terkait IGD


PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 2 6 Page Of 6

1. Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab


Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal :
179, 186, 187
2. Hamdani, N. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Edisi Kedua
Referensi
Greamedia. Jakarta. 1992
3. Purwadianto, A. Visum et Repertum Kasus Perlukaan
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Uji Diri YP-IDI
Jakarta. November 1994
KERACUNAN MASSAL
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Karacunan massal adalah suatu keadaan dimana didapatkan
gejala atau tanda-tanda penyakit yang terjadi akibat dari
makanan atau minuman baik dalam jumlah banyak yang
mengenai orang banyak, dalam waktu yang bersamaan dan
berasal dari tempat yang sama
Pengertian Kriterian Diagnosa
 Mengenai orang banyak
 Sebelumnya sehat, mendadak serempak dengan keluhan
muntah-muntah, diare, koma, kejang-kejang, shock,
sianosis, psikosis akut, gagal ginjal akut, gagal hati akut,
dengan atau tanpa diketahui penyebabnya.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar dapat diberikan


Tujuan penanganan pada penderita keracunan secara tepat, cepat dan
cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1. Semua korban yang datang di IGD diterima dan dilakukan


pertolongan sesuai dengan prosedur layanan di IGD
2. bila jumlah korban relative banyak sehingga rungana IGD
tidak mampu menampung, maka:
 Korban dengan kondisi berat ditempatkan di IGD
Prosedur  korban dengan kondisi rngan ditempatkan di Poli Umum
atau ruang tunggu IGD
3. Bila diperlukan bantuan tenaga:
 Tenaga perawat melalui coordinator Yanper Gawat
Darurat diteruskan ke Kabid Keperawatan untuk
dikoordinasikan ke Kabid Keperawatan untuk
dikoordinasikan dengan unit-unit lain.
KERACUNAN MASSAL
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

 Tenaga medis melaui Ka. Instalasi Gawat Darurat


diteruskan kepada Direktur RSML
4. Dokter jaga IGD melaporkan kepada Ka Instalasi gawat
Darurat selaku Ketua Tim Penanggulangan Bencana di RS.
ARSY Paciran Lamongan
5. Dokter jaga IGD mengkonsulkan kepada dokter konsultan
jaga spesialis penyakit dalam
6. Mengambil sample muntahan dan makanan
7. segera melapor kepada polisi
8. segera melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan setempat
dalam waktu 24 jam
Prosedur
Terapi
1. Pertolongan pertama (“first aid”) ------- > di tempat kejadian
 Racun tertelan: dimuntahkan (tidak boleh dilakukan
pada: keracunan minyak/bensin, bahan korosif,
konvulsan, tidak sadar)
 Racun terhirup : bawa ke udara bebas, beri oksigen
 racun kena kulit : mandi keramas dengan air sebanyak
mungkin
 Racun kena mata : tetes mata, irigasi mata
2. Penatalaksanaan darurat :------- > dilakukan di RS / tempat
rujukan yang ditunjuk

Unit terkait IGD

 SK MENKES No: 28/MENKES/SK/I/1995 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik
Korban Bencana.
Referensi  SK MENKES No : 0701/YAN
MED/RSKS/GDE/VII/1991 tentang Pedoman Pelayanan
Gawat darurat
 Prosedur Tetap Standar Pelayanan Medis IRD RSUD
dr.Soetomo, Surabaya, 1996
TANGGUNG JAWAB DOKTER DAN
BATASAN TINDAKAN MEDIS

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Dokter IGD adalah dokter yang mendapat tugas atau
menjalankan tugas di IGD dengan kemampuan sesuai dengan
standar yang ditetapkan Depkes

Tujuan
1. Menjalankan tugas dengan kualitas tinggi sesuai dengan
profesionalisme yang selalu mengutamakan kesehatan dan
keselamatan penderita.
2. Mengupayakan penurunan angka kecacatan dan kematian

Prasayat
1. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT yang
senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan
penderita.
2. Melayani penderita dengan sopan santun, penuh perhatian
serta memberikan sentuhan rohani secara islami
3. Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan penderita,
Pengertian keluarga penderita, tim medis dan seluruh staf yang ada.
4. Telah melakukan orientasi tempat, tugas dan tanggung
jawab
5. Telah Mendapat materi tentang kegawat daruratan mampu
memberikan pertolongan gawat darurat.
6. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran

Batasan Tindakan Medis


Tindakan medis adalah tindakan yang sesuai dengan prosedur
diagnose dan terapi dan sesuai dengan kelimuan kedokteran
dalam rangka pengobatan pada orang sakit.

Tindakan ini dapat berupa


1. Pemasangan infus baik lewat tusukan maupun operasi kecil
(vena sectie)
2. Pemberian cairan medis lewat infus
3. Pemberian darah lewat infus
TANGGUNG JAWAB DOKTER DAN
BATASAN TINDAKAN MEDIS

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

4. Pemberian obat-obatan lewat suntikan IM, IV, SC maupun


intra techal
5. Tindakan yang perlu untuk diagnose dan terapi seperti:
pemasangan NS, pemasangan DK, lavage, aspirasi rongga
dada dan perut, penggambilan sampel darah
6. Operasi kecil seperti incise, ekstirpasi, reposisi tertutup,
pemasangan gips, rekonstruksi luka terbuka superficial

Prosedur ini dibuat dimaksudkan utnuk mengatur tanggung


Tujuan jawab dokter dan batasan tindakan medis di IGD agar penderita
ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

Pelaksanaan tugas:
Memberi layanan mulai dari Triage, Resusitasi, Observasi
sampai Terapi definitive.

Tanggung jawab
1. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
2. Bertanggung jawab atas kelancaran arus pelayanan
3. Bertanggung jawab atas keadaan fisik IGD
4. Hadir di IGD sesuai jam kerja yang telah ditentukan
5. Mengetahui karakteristik penderita gawat darurat
6. Melaksanakan penulisan dokumen medic dengan lengkap
Prosedur jelas dan akurat
7. Memahami dan mengontrol alur penderita
8. Membuat laporan jaga/evaluasi harian secara lengkap, baik
dan benar.
9. Berperan aktif dalam program IGD
10. Melakukan tindakan/pertolongan pada kasus-kasus gawat
darurat
11. memberikan penjelasan / penyuluhan dan edukasi tentang
penyakit atau keadaan penderita serta tindakan yang akan
dilakukan terhadap penderita secara jelas kepada penderita
dan/atau keluarga
12. menggunakan sarana dan fasilitas yang ada dengan penuh
tanggung jawab sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
TANGGUNG JAWAB DOKTER DAN
BATASAN TINDAKAN MEDIS

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

Tugas Pelimpahan:
Dalam pelaksanaan tindakan medis, sebagian dapat
didelegasikan kepada perawat untuk pelaksanaannya, akan
tetapi tanggung jawab tetap berada pada dokter yang
bersangkutan.
Prosedur
Tindakan itu dapat berupa
1. Pemberian terapi cairan (pemasangan infus)
2. Pemberian tranfusi darah
3. Pemberian obat-obat lewat suntuikan IM, IV, SC
4. Pemasangan nasal sonde dan kateter
5. Melakukan gastric lavage, lavament
6. Pengambilan sample darah

Unit terkait IGD

1. SK Menteri Kesehatan RI No 0701/YANMED/ RSKS/


GDE/VII/91 tahun 1991 tentang: Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat
Referensi
2. Edaran vDirjen YanMed No YM.02.04.3.5.2504 tentang:
Pedoman Hak dan Kewajiban Penderita, Dokter, Rumah
Sakit tanggal 10 Juni 1997
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DILUAR RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Musibah dengan korban Massal


Musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak diatasi oleh
tenaga, sarana yang tersedia saat itu, semua dalam kondisi
gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera karena
bila tidak ditolong segera dapat menimbulkan kematian atau
kecatatan yang sebanarnya dapat dihindari.
Pengertian
 Bencana
Musibah yang timbul karena kejadian alam atau kerana ulah
manusia yang berakibat jatuhnya korban atau kerusakan
harta benda yang cukup besar dengan atau tanpa rusaknya
infra struktur yang penanggulangan nya memerlukan suatu
upaya khusus.

Agar semua petugas Instalasi Gawat Darurat mampu


Tujuan memberikan pertolongan tingkat pertama pada korban musibah
massal

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

I. Berita adanya bencana /korban musibah massal dapat


diterima dari :
Prosedur
a. RSUD DR. Soetomo Surabaya atau dari Rumah Sakit
lainnya
b. Masyarakat Luar
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DILUAR RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

II. System Penanggulangan bencana / korban musibah massal :


1. Bila berita diterima dari RSUD Dr. Soetomo atau
Rumah Sakit lainnya, maka IGD RS ARSY Paciran
Lamongan memberikan keadaan siaga serta segera
menyiapkan fasilitas IGD dan fasilitas rumah sakit
lainnya, seperti petugas (dokter, perawat, sopir
ambulas, petugas radio medic), kamar operasi, ruang
perawatan, logistic dan farmasi. petugas radiomedik
terus mengadakan kontak dengan radio medic RSUD
Dr. Soetomo atau rumah sakit lainnya (dalam hal ini
RSUD dr. Dosetomo bertindak sebagai
PUSKODALMED
2. Bila berita diterima dari masyarakat luar, maka IGD RS
ARSY Pacilan Lamongan akan mengirim Tim Musibah
Massal (dokter, perawat, sopir ambulans serta petugas
radio medic) untuk memastikan kebenaran berita
tersebut. bila berita tersebut benar maka :
a. IGD RS ARSY Paciran Lamongan mengirimkan
Prosedur
berita melalui radio medic ke RSUD dr. Soetomo
serta RSUD dr. Soegiri (dalam hal ini RSUD dr
Soegiri bertindak sebagai PUSKODALMED)
b. Tim Musibah Massal RS. ARSY Paciran Lamongan
akan melakukan persiapan Triage Disaster dan
memberikan prtolongan pertama pada korban
rujukan dari lokasi bencana dan tempat
penampungan pengungsi, serta terus mengadakan
kontak dengan RSUD dr. Soetomo untuk
memberikan laporan tentang jumlah korban dan
kondisi korban serta kemungkinan korban yang
perlu dirujuk (RS. ARSY bertindak sebagai salah
satu anggota Seksi Pelayanan Rujukan)
c. Apabila jumlah korban dan kondisi korban
dianggap melampui kemampuan Rumah Sakit
ARSY Paciran Lamongan, maka Tim Musibah
Massal RS ARSY Paciran Lamongan akan meminta
bantuan rumah sakit lain dan merujuk korban ke
RSU dr. Soetomo.
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DILUAR RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 3

Unit terkait IGD

SK MENKES No: 28/MENKES/SK/I/1995 tentang Petunjuk


Referensi
Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana

Alur Kegiatan
PUSKODALMED

INFORMASI POSTER DEPAN


IGD RS.ARSY

POSTER DEPAN
IGD
RS TERDEKAT

TRIAGE KORBAN
TERAPI DEFINITIF
HUBUNGI MANAGEMEN RS
HUBUNGI TIM MUSIBAH MASSAL

PULANG KONSUL SPESIALIS REFERAL


MRS
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 13

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Musibah dengan korban Massal
Musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak diatasi oleh
tenaga, sarana yang tersedia saat itu, semua dalam kondisi
gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera karena
bila tidak ditolong segera dapat menimbulkan kematian atau
Pengertian kecatatan yang sebanarnya dapat dihindari.

 Bencana
Musibah yang timbul karena kejadian alam atau kerana ulah
manusia yang berakibat jatuhnya korban atau kerusakan
harta benda yang cukup besar dengan atau tanpa rusaknya
infra struktur yang penanggulangan nya memerlukan suatu
upaya khusus.

Agar semua petugas Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan


Tujuan mampu memberikan pertolongan tingkat pertama pada korban
musibah Massal

Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS ARSY Paciran Lamongan

1) TAHAPAN AKTIVASI :
Siaga Musibah
Saat diterima berita kemungkinan terjadi musibah dengan
korban massal segera diteruskan ke IGD pesawat 118 dan
atau Radio Medik
Yang harus diketahui / ditanyakan oleh Operator Medik:
Prosedur 1. Siapa yang menelpon, nomor telepon si penelpon
2. Macam musibah yang terjadi
3. lokasi / tempat terjadinya musibah
4. perkiraan jumlah korban yang akan di kirim ke RS
ARSY
5. Perkiraan jam datang RS. ARSY
6. Korban di bawa ke RS ARSY menggunakan kendaraan
apa
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 13

Operator Medik (petugas Front Office: Fauzi (telp: 315606), Evi


(telp: 321760) :
1. Menelpon Ketua Tim Penanggulangan Bencana (dr.
Meianti HP. 081330468697, tlp. 317423)
2. Menelpon Sekretaris Tim (dr. Chisna BS,
HP.08563060090)
3. Menelpon Direktur RSML dan Wakil Direktur (dr. Faisol,
Ama. HP. 08123066766), (dr.Umi Aliyah HP.
08155083304), (Drs. Taufik Y, HP: 03170452415)
4. Memberi tahu IGD RS Lamongan
5. Memberi tahu satpam
6. Memberi tahu Keperawatan
7. Memberi tahu menejemen RS ARSY
8. Memberi tahu IBS
9. Memberi tahu Laboratorium
10. Memberi tahu Radiologi
11. Memberi tahu Logistik
12. Memberi tahu Gizi
13. Monitor ketat komunikasi radio
14. Menjawab telepon dari keluarga korban
15. Aktivitas selanjutnya dikendalikan Ketua Tim
Penanggulangan Bencana
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 13

Ketua Tim Penanggulangan Bencana (dr. Meianti Harjani) :


1. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris (dr. Chisna BS
HP: 08563060090)
2. Melakukan koordinasi dengan Kasub Tim IGD (Abd. Azis
HP: 081332444242) untuk menyiapkan IGD beserta tenaga
IGD dan fasilitanya.
3. Melakukan koordinasi dengan Kasub Tim Perawatan (Ana
Fadilah HP: 085230162235) untuk menyiapkan tenaga
perawat beserta ruang perawatan.
4. Melakukan koordinasi dengan Kasub Tim Pelayanan
Umum (Soedjono Ramli HP: 081553555513) untuk
menyiapkan transportasi, konumikasi, dapur umum, dan
menyediakan perlengkapan umum.
5. Melakukan koordinasi dengan Kasub Tim Penunjang
Medik (dr. Susi Budhi L Hp : 08123107560) untuk
menyiapak laboratorium, radiologi serta OK
6. Melakukan koorndinasi dengan Kasub Tim Farmasi
(Nuryati, S.Si.Apt HP: 01823578661) untuk menyiapkan
obat-obatan dan peralatan kesehatan yang disesuaikan
dengan kemampuan Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan)
7. Melakukan Koordinasi dengan Kasub Tim Keuangan (Drs.
Taufik Yudiantoro, Ak HP : 03170452415) untuk
memberikan dukungan dana untuk bencana sesuai dengan
kemampuan Rumah Sakit
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 4 Page Of 1 3

8. Melakukan koordinasi dengan Kasub Tim Keamanan


(Taufik HP : 058648999690) untuk membantu keamanan
dan kelancaran arus pertolongan korban bencana serta
melakukan koordinasi dengan pihak keamanan terkait
9. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Dokter jaga (dr.
Laksmi P, HP : 081330544977) untuk menyiapkan
tambahan dokter jaga IGD beserta dokter konsultan.

Tugas Perawat IGD:


1. Menyiapkan brancard cadangan, sesuai perkiraan jumlah
korban
2. Menyiapkan tanga untuk team ambulans
3. Menyiapkan peralatan gawat darurat yang akan diperlukan
4. Melaporkan pada Kasub Tim IGD
5. Memberi tahu perawat Resusitasi agar siaga segera
ditempat, bila diperlukan untuk siaga sebagai team
ambulans
6. Memberitahu perawat ruang perawatan tentang
kemungkinan perlu mobilisasi tenaga ke IGD

Tugas Keamanan / Satpam :


1. Menjaga keamanan disekitar RS ARSY dari pengacau
2. Mengatur kelancaran jalan menuju pintu masuk IGD
3. Mengatur kelancaran jalan masuk korban musibah massal
ke IGD
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 5 Page Of 13

4. Mengatur kelancaran masuknya peralatan emergency yang


dibutuhkan, pengunjung VIP, media dan keluarga korban.
5. Berhubungan dengan pihak Kepolisian
6. Melakukan identifikasi terhadap pengunjung
7. Melakukan identifikasi terhadap pekerja sosial (Volunteers)
8. mengatur perluasan area parkir

Mobilisasi Tenaga
Tahap I : Intra RS Muhammadiyah Lamongan
Menit pertama sampai 15 menit pertama
 Mobilisasi tenaga Intra IGD. Mobilisasi tenaga ini meliputi
dokter jaga IGD maupun perawat IGD yang sedang
bertugas
15 menit pertama sampai jam pertama
 Mobilisasi tenaga dan ruang lain dilingkungan RS
Muhammadiyah Lamongan. Mobilisasi tenaga dari ruang
perawatan yang diatur dapat meninggalkan tempat tugas

Tahap II : Cadangan RS Muhammadiyah Lamongan


Sesudah jam pertama
 Berasal dari tenaga cadangan yang dipanggil dari rumah
masing-masing
Mobilisasi tenaga ini meliputi dokter jaga IGD maupun
perawat IGD baik yang sedang bertugas maupun yang off
duty. Mobilisasi dilakukan dengan cara menelpon ke telpon
atau HP masing-masing untuk siap dijemput ke RS ARSY
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 6 Page Of 13

JENIS TENAGA YANG DIMOBILISASI


1. Dokter jaga IGD
2. Dokter konsultan terkait
3. Perawat IGD serta perawat dari unit lain (koodinasi dengan
Kasub Tim Perawatan)
4. Driver ambulance, petugas Front office, gizi, IPS
(Koordinasi dengan Kasub Tim Pelayanan Umum)
5. PEtugas laporatorium, radiology dan IBS (koodinasi
dengan Kasub Tim Penunjang Medik)
6. Petugas Farmasi dan Logistik (koordinasi dengan Kasub
Tim Farmasi)
7. Petugas Keamanan / satpam (koordinasi dengan Kasub Tim
Keamanan)

TEHNIK TRANSPORTASI
1. Bagi petugas yang sedang off duty dan mempunyai
kendaraan untuk ke RS ARSY, diharapkan segera meluncur
ke RS ARSY.
2. Bagi petugas yang sedang off duty dan tidak ada kendaraan
untuk ke RS ARSY, dilakukan penjemputan ke rumah
masing-masing oleh bagian kendaraan (dibawah koordinasi
Kasub Tim Pelayanan Umum)
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 7 Page Of 13

PENEMPATAN
1. Dokter dan Perawat di IGD (dibawah koordinasi Sub Tim
IGD)
2. Ambulans stand by di depan IGD
3. Petugas Front office stand by di FO
4. Petugas Gizi stand by di Instalasi Gizi
5. Petugas IPS stand by di IGD atau Ruang Perawatan
6. Petugas Laporatorium stand by di Laboratorium, dan siap
meluncur ke IGD saat diperlukan
7. Petugas Radiologi stand by di Ruang Radiologi
8. Petugas IBS stand by di OK
9. Petugas Farmasi dan Logistik stand by di fatmasi serta
Logistik
10. Petugas Keamanan stand by di IGD, FO, serta tempat-
tempat yang banyak didatangi pengunjang
11. Jika ada Pekerja Sosial (Volunteers) ditempatkan jauh dari
tempat penerimaan dan tempat penanganan korban di IGD.

2) TAHAPAN OPERASI PERTOLONGAN


Dimulai bila dipastikan benar terjadi musibah dengan korban
masal atau bencana
1. Merupakan penanganan lanjutan dari penanggulangan
bencana / korban musibah masal diluar rumah sakit.
2. Sistem penanggulangan bencana / korban musibah masal
di dalam rumah sakit
a. Melakukan Trage pada korban di Triage Officer
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 8 Page Of 13

b. Memanfaatkan ruang Poliklinik untuk menampung


korban musibah massal apabila ruangan IGD tidak
mampu menampung jumlah korban yang ada
c. Melakukan terapi definitive bagi korban yang dapat
diterapi di IGD, sedang untuk korban yang
memerlukan penanganan lebih lanjut, maka korban
harus menjalani rawat inap. Dan untuk korban yang
tidak bisa ditangani oleh RS ARSY Paciran
Lamongan, maka korban akan dikirim ke RSU dr
Soetomo dengan terlebih dahulu memberikan kabar
melalui radio medic

PENGATURAN RUANG PERIKSA:


AREA 1:
Ruang IGD untuk pelayanan gawat darurat sehari-hari dan
korban musibah massal tergawat
AREA 2
Ruang POLIKLINIK untuk korban musibah massal yang lain

MOBILISASI OBAT & ALKES


Tahap I : Cadangan harian Farmasi IGD
Tahap II : Cadangan dari ruang lain dilingkungan RS ARSY
Tahap III : Cadangan dari Logistik RS ARSY
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 9 Page Of 13

KAMAR OPERASI & RUANG PERAWATAN


KAMAR OPERASI : Segera disiapkan kamar operasi
RUANG PERAWATAN:
1. Pav Shofa
2. Pav. Marwah
3. Pav Sakinah
4. Runag lain yang akan ditentukan kemudian oleh
Direktur Rumah Sakit tergantung situasi.

3) INFORMASI
A. UMUM
Daftar nama korban ditulis dipapan yang akan dipasang
didekat pintu masuk. informasi lanjutan pada keluarga oleh
Perawat Jaga / Dokter Jaga.

B. PERMINTAAN INFORMASI PERTELEPON


i. Keterangan yang diberikan hanya menyangkut
apakah benar nama yang ditanyakan ada di IGD atau
tidak
ii. Jumlah korban total hanya diberikan pada petugas
yang berwenang secara langsung di Rumah Sakit
(tidak pertelepon) kecuali ditentukan lain oleh Ketua
Tim Penanggulangan Bencana
iii. Informasi lain tidak dibenarkan diberikan pertelepon
terkecuali ada petunjuk lain dari Ketua Tim
Penanggulangan Bencana
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 10 Page Of 13

C. INFORMASI DI RUMAH SAKIT / IGD


Pada Instalansi lain atau selain keluarga hanya boleh
diberikan oleh Pengawas atau Ketua Tim Penanggulangan
Bencana atau petugas lain yang telah ditunjuk oleh
Pengawas atau Ketua Tim Penanggulangan Bencana

4) PENGENDALIAN KEGIATAN PERTOLONGAN


 Sebelum Ketua atau Pengawas Tim Penanggulangan
Bencana tiba di IGD pengendalian kegiatan pertolongan
dilaksanakan oleh Dokter Jaga
 Sesudah Ketua atau Pengawas Penaggulangan Becana
tiba, diambil alih oleh Ketua atau Pengawas

Unit terkait
IGD, Laboratorium, Radiologi, Ruang Perawatan, Kamar
Operasi, Ambulans, IPS, Satpam, Gizi, Keuangan, Logistik, IF

Referensi
SK MENKES No : 28/MENKES/SK/I/1995 tentang petunjuk
Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 11 Page Of 13

ALUR PENANGGULANGAN BENCANA

PUSKODALMED

INFORMASI POSTER DEPAN


IGD RS.ARSY

POSTER DEPAN
IGD
RS TERDEKAT

TRIAGE KORBAN
TERAPI DEFINITIF
HUBUNGI MANAGEMEN RS
HUBUNGI TIM MUSIBAH MASSAL

PULANG KONSUL SPESIALIS REFERAL


MRS
EVALUASI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
Pengertian mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai, kemampuan,
kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan pelayanan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan
melakukan evaluasi pelayanan Gawat Darurat

1. Setiap pelaksanaan kegiatan harus dilakukan evaluasi


hasil kegiatan
Kebijakan
2. Evaluasi terhadap SOP / Protap dilakukan secara
periodic

KEGIATAN
1. Evaluasi Mingguan
 Diadakan rapat mingguan yang dihadiri oleh semua staf
yang terkait
 Daftar hadir dan notulen terdokumentasi
 Hasil keputusan rapat segera dilaksanakan dan dievaluasi
pada minggu berikutnya

Prosedur 2. Evaluasi Bulanan


 Dilakukan pembahasan pada tanggal 5 bulan berikutnya
 Evaluasi data bulanan yang meliputi
 Jumlah kunjungan
 Pola penyakit
 Respon time
 Jumlah kematian
 Data-data lain yang dianggap perlu
 Data kemudian dilaporkan sebagai laporan bulanan
 Daftar hadir dan notulen terdokumentasi
EVALUASI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

3. Evaluasi Khusus
 Merupakan evaluasi terhadap kasus yang bersifat khusus
 Kasus kematian atau kasus sulit
 Keluhan penderita atau keluarga penderita atas
pelayanan IGD
 Evaluasi mutu pelayanan oleh Gugus Kendali Mutu

Unti terkait Instalasi Gawat Darurat RS ARSY

Referensi Tidak ada


PENDERITA TANGGUNGAN
ASURANSI
RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
PACIRAN LAMONGAN
1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Penderita tanggungan asuransi adalah penderita yang dalam hal
Pengertian biaya perawatannya menjadi tanggungan asuransi

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pelayanan bagi penderita yang menjadi tanggungan asuransi
yang mendapat perawatan di IGD

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Ada perjanjian kerjasama dari pengelola asuransi dan


Rumah Sakit yang memuat ketentuan-ketentuan yang
telah disepalati bersama dan bersifat mengikat
2. Penderita pemegang Asuransi periksa di bagian IGD
3. Penderita mendaftar dengan menunjukkan tanda
pengenal
4. Apabila penderita tidak membawa kartu pengenal
Asuransi maka penderita membayar seperti penderita
umum dengan menitipkan tanda bukti diri yang sah dan
Prosedur masih berlaku
5. Penderita diperiksa oleh dokter IGD
6. Bila penderita pulang dalam keadaan sembuh, kemudian
pemebang asuransi datang untuk mengajukan
permohonan pengisian formulir asuransi yang berisi
identitas lengkap penderita
7. Teliti identitas, KTP, Status, dan format asuransi harus
sama
8. Dokter yang menangani penderita tersebut mengisi
format sesuai dengan kasus penderita.
PENDERITA TANGGUNGAN
ASURANSI
RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
PACIRAN LAMONGAN
1 2 Page Of 2

9. Setelah diisi oleh dokter, perawat menyerahkan format


formulir tersebut ke bagian Rekam Medis. untuk diberi
stempel Rumah Sakit.
10. Keluarga / penderita diberi penjelasan untuk mengambil
formulir tersebut ke bagian Rekam Medis lebih kurang
1-2 hari
11. Pemengang Asuransi dikenai biaya administrasi sesuai
dengan tarif yang berlaku.
12. Bila penderita dari IGD yang masuk Rumah Sakit,
setelah keluar dari Rumah Sakit keluarga / penderita
datang dengan membawa formulir untuk diisi antara
lain:
a. Data Riwayat penyakit selama masuk (MRS) di
Rumah sakit
b. Diisi dan ditandatangani oleh dokter ruangan yang
merawat pasien tersebut
c. Dikenakan biaya sesuai tariff yang berlaku,
perawat/penderita datang kebagian Rekam Medis
dengan membawa bukti kwintansi terlampir untuk
meminta stempel
d. setelah 1-2 hari dapat diambil oleh keluarga /
penderita
13. Bagi peserta asuransi lain yang tidak mempunyai ikatan
kerjasama dengan rumah sakit diharuskan membayar
seperti penderita umum lainnya

Unit terkait IGD, Rekam Medis

Referensi Tidak ada


PANANGANAN PARTUS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Partus adalah kondisi dimana seorang ibu menjalani proses
Pengertian persalinan baik secara normal / fisiologis tanpa penyulit maupun
dengan penyulit

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pananganan partus di IGD agar penderita dapat ditangani
dengan baik tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita datang di IGD pertama-tama diterima transporter


2. Transporter membawa penderita ke Triage, sedangkan
keluarga penderita mendaftar di loket pendaftaran
3. Di Triage penderita mengikuti prosedur Triage dipilih
menurut tingkat kegawatan
Prosedur 4. Bila penderita sudah dalam kondisi ini partu yang harus
segera di tolong, maka petugas memanggil bidan dan
dilakukan pertolongan partus di IGD
5. Bila didapatkan Penyulit dikonsulkan pada konsulen Obsgyn
6. Pembukaan lengkap, di MRS kan dan dikirim ke kamar
bersalin

Unit terkait IGD, Ruang Bersalin

SK Menteri Kesehatan RI No. 0701/YAN


Referensi MED/RSKS/GDE/VII/1991
Tentang : Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
PENATALAKSANAAN
KASUS TIBA MATI
RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
PACIRAN LAMONGAN
1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Kasus tiba mati adalah suatu keadaan dimana penderita yang
Pengertian datang di IGD sudah dalam keadaan meninggal

Prosedur ini dibuat agar petugas IGD mampu melakukan piñata


Tujuan laksanaan kasus tiba mati (Death On Arrival) dengan baik dan
benar.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Identifikasi jenazah dan catat peristiwa kematian di Kartu


status pasien
2. Dokter jaga IGD memeriksa kondisi Jenazah untuk
memperkirakan sebab kematian
3. Bila diduga mati wajar maka petugas dapat memberikan
surat kematian yang diperoleh petugas di bagian Rekam
Medik RS ARSY Paciran Lamongan
Prosedur 4. Bila diduga mati tidak wajar, maka petugas :
 Lapor polisi sesuai TKP
 Melakukan pemeriksaan pada Jenazah sesuai dengan
prosedur pembuatan Visum et Repertum
5. Bila keluarga / pengantar jenazah menolak untuk dilakukan
pemeriksaan dalam pada jenazah, maka keluarga / pengantar
menandatangani surat pulang paksa dan tidak diberikan surat
kematian.

Unit terkait IGD


PEMBERIAN
RESEP OBAT NARKOTIKA

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
2. Obat narkotika adalah semua zat yang menurut undang-
Pengertian undang digolongkan sebagai obat narkotika
3. Opioid merupakan kelompok obat analgesic yang digunakan
dalam kondisi nyeri yang berat, dan merupakan obat yang
efektif serta mudah diberikan dalam takaran dosis yang
diperlukan. Opioid termasuk salah satu dari golongan obat
narkotika

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


pemberian resep obat narkotika di IGD agar penderita dapat
Tujuan
ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat dan dapat
dipantau dengan baik.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penulisan resep berdasar atas indikasi yang jelas


2. penyakit dengan indikasi diberikan obat narkotik, missal Ca
metastase, Fraktur, Infark myocard akut
Prosedur 3. Di dalam resep harus ditulis nama, umur, penderita, tempat
penderita dirawat (mis: IGD, Pav Marwah, IBS, dll)
4. Didalam tesep tercantum nama terang dokter, tandatangan
penuh dokter.
PEMBERIAN
RESEP OBAT NARKOTIKA

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

5. Jumlah obat yang ditulis terbatas, juga harus ditulis dengan


huruf.
6. Penulisan resep obat narkotik hanya berlaku di lingkungan
Prosedur rumah sakit (penting untuk pengawasan, pemberian dan efek
samping)
7. Dokter IGD harus mencatat identitas penderita pengguna
obat narkotika

Unit terkait IGD, Ruang Perawatan, IF

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 22 tahun


1997 tentang NARKOTIKA. Pasal : 11, 39, 40
2. Joenoes, Nanizar Zaman. ARS PRESCRIBENDI –
Penulisan Resep yang Rasional Airlangga University
Press Surabaya. 1995
Referensi 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 688/MENKES/PER/VII/1997 tentang Peredaran
Psikotropika
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
345/Menkes/SK/V/1999 tentang Pedoman Penggunaan
Obat Opioid dalam Penatalaksanaan Nyeri.
PEMBERIAN RESEP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Pemberian resep adalah penulisan obat atau alat medis yang
Pengertian dibutuhkan penderita untuk tujuan diagnostic dan terapi setelah
penderita menjalani pemeriksaan dan atau tindakan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pemberian resep di UGD agar penderita dapat ditangani dengan
baik tepat, cepat, dan cermat .

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Setelah penderita diperiksa oleh dokter


2. Dokter memberikan resep dengan menuliskan nama
dokter yang memeriksa, nama penderita, umur penderita
(bila penderita anak-anak) dan tanggal penulisan resep
dengan memberikan parap diresep tersebut.
Prosedur
3. Penulisan resep harus jelas dan rasional
4. Resep diserahkan kepada penderita dengan menjelaskan
obat yang diberikan
5. Kemudian memberitahukan untuk mengambilnya di
Instalasi Farmasi RS ARSY

Unit terkait IGD

Joenoes, Nanizar Zaman. ARS PRESCRIBENDI – Penulisan


Referensi Resep yang Rasional. Airlangga University Press Surabaya
1995
PEMBERIAN
SURAT KETERANGAN SAKIT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Surat keterangan sakit adalah surat keterangan yang diberikan
Pengertian oleh dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sakit
dan memerlukan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pemberian keterangan sakit bagi penderita yang mendapat
perawatan di IGD .

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Surat keterangan sakit hanya diberikan apabila penyakit yang


diderita menganggu aktifitas / pekerjaannya sehari-hari
2. Surat keterangan sakit paling lama untuk 3 (tiga) hari,
kecuali pada kasus-kasus tertentu missal: patah tulang, cuti
hamil, dan lain –lain
3. Setelah penderita diperiksa oleh Dokter dan memerlukan
surat keterangan saki, diambil formulir yang sudah disiapkan
untuk diisi.
Prosedur
4. Dokter menuliskan nama lengkap penderita dan lamanya
harus istirahat
5. Kemudian Dokter menuliskan nama lengkap dan
menandatangani surat keterangan sakit tersebut untuk
diberikan kepada penderita dan lamanya harus istirahat
6. Kemudian Dokter menuliskan nama lengkap dan
menandatangani surat keterangan sakit tersebut untuk
diberikan kepada penderita setelah diberi stempel IGD

Unit terkait IGD

Referensi Tidak ada


PEMBERIAN
SURAT KETERANGAN SEHAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Surat keterngan sehat adalah surat keterangan yang diberikan
Pengertian oleh dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sehat

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pemberian surat keterangan sehat bagi penderita yang datang di
IGD.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita datang untuk minta surat keterangan sehat dengan


cara penderita mendaftarkan diri kemudian penderita diberi
karcis dan masuk keruang pemeriksaan.
2. Penderita diperiksa oleh dokter yang bertugas di IGD
3. Bila penderita dalam pemeriksaan klinis dinyatakan sehat,
maka penderita diberikan formulir surat keterangan sehat.
4. Isian formulir Surat Keterangan sehat tersebut antara lain :
Prosedur  Nama penderita
 Umur penderita
 Berat badan dan tinggi badan penderita
 keterangan sehat
 Tanda tangan dokter dan stempel Rumah Sakit
 Menyelesaikan administrasi dan diberikan kepada
penderita .
5. Bila penderita dinyatakan tidak sehat maka penderita
diberikan therapy tanpa surat keterangan sehat.

Unit terkait IGD

Referensi Tidak ada


PENDERITA YANG TAK DIKENAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Penderita yang tak dikenal adalah penderita yang tidak diketahui
Pengertian nama dan alamat serta keluarganya secara jelas

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan pelayanan bagi penderita tak dikenal yang mendapat perawatan
di IGD.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita datang diantar orang lain/ penolong ke IGD


2. Penderita mendapat pelayanan sesuai prosedur IGD
3. penderita diperiksa oleh Dokter IGD dan mendapat tindakan
sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya
4. Penolong mendaftar di loket pendaftaran untuk mendapat
nomor register rawat jalan
5. Setelah mendapat penanganan, Penolong penderita diberi
resep dan harus membayar tindakan yang telah dilakukan
Prosedur 6. Bila tidak mempunyai biaya dimasukkan dalam buku Dana
sosial / tidak mampu
7. Identitas penolong (pengantar dicatat)
8. Bila penderita tidak mempunyai keluarga atau tidak
mempunyai tempat tinggal maka bagian IGD melaporkan
kepada Polisi
9. Penderita tanpa identitas yang datang sendiri ke IGD tanpa
diantar orang lain dan perlu MRS, harus dilakukan cara
 Observasi di IGD
 Hubungi polisi

Unit terkait IGD, MR, Polisi

Referensi Tidak ada


KONSUL DOKTER SPEASIALIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

 Dokter spesialis konsultan adalah dokter-dokter spesialis


yang menjadi konsultan tetap di IGD RS ARSY yang
tergabung dalm Tim Dokter Spesialis Konsultan
Pengertian  Setiap kasus yang memerlukan penanganan spesialistik dan
tidak boleh/dapat ditangani oelh dokter jaga IGD harus
dikonsulkan kepada dokter spesialis terkait.
 Tim Dokter Spesialis Konsultan ini on call 24 jam

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan pelayanan


Tujuan bagi kasus yang membutuhkan penanganan spesialistik secara
tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita datang mendapatkan pelayanan sesuai


prosedur IGD
2. Dokter jaga IGD melakukan Triage, stabilisasi vital sign
penderita serta tindakan medic lain yang diperlukan oleh
penderita.
Prosedur 3. Dokter jaga IGD membuat diagnose kerja sesuai kondisi
penderita
4. Dokter jaga IGD atau perawat jaga IGD menghubungi
dokter spesialis terkait melalui telepon yang ada di IGD
5. Advis dari dokter spesialis terkait dicatat dalam status
penderita dan dilaksanakan.

Unit terkait IGD

Referensi Tidak ada


MENCARI PERAWAT PENGGANTI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Perawat jaga on call adalah perawat yang dibantukan bertugas di


Pengertian Instalasi Gawat Darurat untuk menggantikan tugas perawat IGD
yang berhalangan.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar terwujud kelancaran


Tujuan operasional Instalasi Gawat Darurat dalam memberikan
pelayanan pada penderita secara tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Perawat yang berhalangan masuk kerja karena sebab


apapun harus memberitahukan kepada Koordinator Yanper
Gawat Darurat
2. Koordinator Yanper Gawat Darurat menilai kecukupan
Prosedur kebutuhan perawat pada saat itu
3. Apabila kebutuhan perawat tidak mencukupi, Koodinator
Yanper GD melaporkan kepada Kepala IGD
4. Kepala IGD memerintahkan memanggil perawat jaga on
call untuk bertugas

Unit terkait IGD

Referensi Tidak ada


PENDERITA MENOLAK MRS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Menolak MRS adalah suatu keadaan dimana penderita /


Pengertian keluarga penderita menolak anjuran dokter yang merawat untuk
menjalani perawatan inap.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cata


Tujuan
penderita yang menolak untuk dilakukan perawatan inap

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

Setelah penderita diperiksa oleh dokter, penderita diberitahu


bahwa harus MRS, tetapi bila keluarga/ penderita menolak maka
keluarga penderita harus dijelaskan
1. Pentingnya / indikasi rawat inap, kemunkinan resiko jika
tidak dilakukan perawatan dengan rawat inap
2. Penderita / keluarga harus menandatangani pernyataan untuk
Prosedur menolak MRS dilembar penolakan
3. Penderita / keluarga menandatangani surat penolakan untuk
MRS tersebut di formulir yang sudah disiapkan dalam berkas
rekam medis penderita
4. Dokter menyarankan kepada penderita/keluarganya bila
terjadi sesuatu segera penderita dibawa kembali ke Rumah
Sakit

Unit terkait IGD, MR

Referensi Tidak ada


PENANGANAN
PENDERITA PULANG

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Penderita pulang adalah pasien yang akan meninggalkan rumah


Pengertian sakit, baik seizing dokter maupun pulang atas permintaan
sendiri (pulang paksa).

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


Tujuan penanganan penderita yang pulang dari IGD untuk mendapatkan
penyelesaian administrasi Rumah Sakit.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Jika penderita dinyatakan pulang oleh dokter atau penderita


mau pulang dengan paks, petugas menyiapkan administrasi
pasien
2. Untuk penderita pulang paksa, diharuskan menandatangani
formulir pulang paksa yang telah tersedia
3. Petugas memberitahu kepada penanggung jawab pasien
(Keluarga) untuk menyelesaikan administrasi di bagian
Prosedur kasir
4. Petugas memberi pesan kepada penderita kapan waktu
control, dan jika terjadi sesuatu di rumah cepat membawa
penderita kembali kembali ke rumah sakit.
5. Petugas membawa administasi penderita ke bagian
pembayaran (KASIR)
6. Petugas mengantar pasien sampai depan Rumah Sakit bila
diperlukan .

Unit terkait IGD, MR

Referensi Tidak ada


RESUSITASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Resusitasi adalah tindakan medis untuk mengembalikan fungsi


Pengertian
vital yang mengancam jiwa

Prosedur ini dibuat dimaksudkan sebagai standar pelayanan


resusitasi dalam upaya penyelamatan jiwa dan memudahkan
Tujuan
penderita untuk mendapatkan penanganan yang cepat, tepat dan
cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

INDIKASI
Semua kasus yang mengalami gangguan fungsi vital
mengancam jiwa apapun sebabnya

TINDAKAN YANG DILAKUKAN


Pada dasarnya tindakan yang dilakukan adalah stabilisasi fungsi
vital secepat mungkin agar dapat dilakukan tindakan diagnostic
dan terapi definitive sesuai keperluan
Meliputi tindakan:
Prosedur  Stabilisasi nafas
 Pembukaan jalan nafas bila ada sumbatan baik sebagian
maupun total
 Perbaikan ventilasi
 Sttabilisasi sirkulasi
 Pemasangan IV Line
 Terapi cairan sesuai kebutuhan
 Pemberian obat-obatan sesuai keperluan
 Mengatasi atau memperkecil resiko akibat gangguan
kesadaran
RESUSITASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

 Mencegah obstruksi nafas atau hypoventilasi yang akan


mempertinggi tekanan intra cranial
 Mengatasi shock yang akan makin memperjelek perfusi otak
 Tindakan lainnya yang dianggap perlu untuk mempertahakan
perfusi otak

Selama tindakan medic dilakukan, diharapkan salah satu


anggota keluarga penderita berada didekat ruang resusitasi agar
dapat mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan oleh
petugas dan perkembangan penderita secara langsung.
kebijakan ini dilakukan guna mempermudah komunikasi
dengan keluarga penderita mengingat kondisi penderita sangat
jelek dan dapat meninggal sewaktu-waktu.

INFORMASI PADA PIHAK LAIN


Segera sesudah dapat mengatasi keadaan darurat, harus
dilakukan pemberian kepada :
o Unit kerja terkait dengan penanganan penderita untuk
rencana tindakan lanjutan yang terbaik bagi penderita
o informasi pada keluarga, gunakan bahasa yang sederhana
agar keluarga penderita mudah mengerti, meliputi:
 Pertanyaan dasar untuk mengetahui keadaan sebelum,
segera sesudah sakit dan kondisi saat akan masuk RS
 Informasikan apa saja kondisi medic yang ditemukan
petugas saat masuk ruang resusitasi.
 Tunjukkan bukti kondisi yang ditemukan misalnya tensi
yang tak terukur saat masuk (dari lembar observasi) guan
memperkuat informasi kita.
 Rencana tindakan yang akan dilakukan, oleh siapa saja,
dimana, kapan tindakan akan dilakukan.
 Resiko atau prognosa apa yang mungkin akan terjadi
berdasar kondisi yang saat ini ditemukan.
 Catat nama serta hubungan keluarga dengan penderita
tersebut pada lembar data penderita
RESUSITASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 3

PEMINDAHAN PENDERITA
o Dilakukan atas dasar pertimbangan medic dengan prinsip
tindakan terbaik yang paling menguntungkan untuk
keselamatan penderita
o Pada saat melakukan pemindahan penderita perawat yang
mendampingi harus selalu memantau tanda-tanda vital
penderita
o pemindahan penderita dilakukan setelah stabil tanda-tanda
vitalnya.
o Bila kondisi vital penderita belum stabil, pemindahan atau
tindakan diagnostic harus dalam supervise langsung perawat
atau dokter sesuai dengan kebutuhan dan syarat medic yang
berlaku dengan dilengkapi alat atau obat resusitasi siap
pakai.

Unit terkait IGD

o SK Menteri Kesehatan RI No: 0701/YANMED/


RSKS/GDA/VII/1991 tentang : Pedoman Pelayanan Gawat
Referensi Darurat
o Prosedur Tetap Standar Menejemn IRD RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. 1997
PENGGUNAAN RADIO MEDIK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Radio Medik adalah sarana komunikasi yang digunakan antar


rumah sakit atau unit kesehatan lain untuk saling berkomunikasi
Pengertian
dan untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh
masing-masing rumah sakit atau unit kesehatan lainnya.

Agar semua petuga IGD Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan


Tujuan mampu berkomunikasi dalam menggunakan radio medic dengan
benar dan tepat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

Persiapan Alat
1. Peralatan pemancar radio medic
2. Kabel antenna yang sudah terpasang dengan benar
3. Freqwensi kerja antenna sudah sesuai dengan freqwensi
pemancar
4. Listrik yang stabil

Persiapan Sebelum Memakai


Prosedur 1. Persiapan peralatan pemancar radio medic
2. Pastikan saluran listrik maupun voltase sudah benar
3. freqwensi pemancar sudh benar (147,180 Hz)
4. Volume maupun squel (tone) sudah sesuai dengan kondisi
5. Peralatan tulis sudah tersedia / buku radio medic
6. Pastikan saluran freqwensi kosong jika kita mau masuk, bila
saluran terpakai intrupsi pada spasi diantara komunikasi (bila
absensi radio medic, tunggu giliran wilayah yang dipanggil)
PENGGUNAAN RADIO MEDIK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 3

Cara Berkomunikasi
1. Jaga jarak atau posisi mulut dengan microphone pemancar
antara 4-6 cm. posisi yang terlalu dekat dengan microphone
pemancar menyebabkan suara kurang jelas terdengar
2. Saat kita memasuki saluran freqwensi tekan tombol mike
(PTT) dan mulai bicara, berikan spasi antara ½-1 detik agar
awal bicara tidak terpotong dengan pancaran freqwensi
pemancar radio medic
3. Bila kita mengikuti absensi radio medic, saat wilayah kita
dipanggil silahkan menyebutkan Rumah Sakit ARSY
diantara spasi komunikasi dan lanjutkan komunikasi anda
4. Bila ingin berhubungan dengan antar rumah sakit atau unit
kesehatan lainnya, sebut nama lawan bicara (rumah sakit
yang dituju) lebih dulu, kemudian diikuti dengan nama
sendiri (Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan) dan tunggu
sesaat. bila tida ada jaaban ulangi lagi secukupnya, bila
tidak ada jawaban terus berarti lawan bicara (rumah sakit
yang dituju) tidak sedang stand by. jika ada jawaban silakan
melanjutkan komunikasi dengan sopan dan tertib
5. Jika ada komunikasi, pastikan pembicaraan yang singkat
dan jelas, bila pembicaraan terlalu panjang berilah spasi
Prosedur pembicaraan dengan melepas tombol microphone (PTT)
antara 5-10 detik utnuk memberi kesempatan bila ada
intrupsi dari unit lain yang urgent
6. Segera setelah komunikasi dianggap cukup atau selesai
pastikan anda atau lawan stand by atau clear of.

Catatan-catatan
1. Ucapkan sala diawal dan diakhiri pembicaraan
2. Hindari komunikasi / pembicaraan yang terlalu cepat agar
lawan bicara dapat menerima dengan jelas
3. Dlaam berkomunikasi jangan berteriak dan emosional
karena lawan bicara tidak akan bisa menangkap dengan
jelas komunikasi itu
4. Untuk melakukan komunikasi dengan kata-kata yang sulit
atau angka-angka lakukan dengan pelan dan ulangi sekali
lagi sambil dieja satu persatu
5. Gunakan kalimat sesingkat mungkin dan jelas, karena
pembicaraan di radio harus bergantian
6. Khusus untuk terapi/pesan pada penderita sebisa mungkin
diulang agar terapy dapat diterima dengan jelas dan benar
oleh sipenerima berita
PENGGUNAAN RADIO MEDIK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 3

7. Pergunakan bahasa yang sopan dan baik karena komunikasi


anda didengarkan oleh banyak pihak
8. Pastikan semua berita yang dikirim dicatat dalam buku
Prosedur radio medic
9. Bila ditanyakan Call Sign anda, Call Sign untuk Rumah
Sakit ARSY Paciran Lamongan adalah YD3 HVE dengan
nama M. Ariful Efendi

Unit terkait IGD

Referensi Tidak ada


PENGGUNAAN TABUNG GAS
PEMADAM KEBAKARAN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Tabung Gas Pemadam Kebakaran adalah suatu peralatan


Pengertian pemadam kebakaran yang berisi gas yang bersifat mematikan
api.

Agar semua petugas Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan


Tujuan
mampu menggunakan alat tabung gas pemadam kebakaran.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Segera ambil tabung


2. Tabung gas segera dibawa ke lokasi kebakaran
3. Tabung gas ditelakkan dibawah dengan jarak 2 meter dari
api
4. Segera cabut pen pengaman
Prosedur 5. Pegang pengatup dengan tangan kanan
6. Arahkan pancaran gas BCF ke pangkal api
7. Tekan pengatup dan arahkan pancaran gas BCF merata ke
pangkal api
8. Apabila api sudah padam, petugas segera membuat berita
acara kepada Bagian Personalia dan Umum

Unit terkait Semua unit di RS ARSY Paciran Lamongan

Referensi Tidak ada


SERAH TERIMA PENDERITA GAWAT
DARURAT DARI RUANG PERAWATAN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

o Penderita Gawat Darurat adalah penderita dengan keadaan


yang jika tidak segera mendapat pertolongan akan timbul
kematian atau kecacatan.
o Pendampingan transportasi penderita adalah keadaan dimana
dalam perujukan penderita harus didampingi oleh petugas
Pengertian
yang berkompeten, dalam hal ini adalah perawat yang
sedapat mungkin telah mendapat pelatihan BLS
o Vital sign adalah tanda-tanda yang mencerminkan kondisi
umum dari seorang penderita yang meliputi tekanan darah,
nadi, kecepatan pernapasan dan tingkat kesadaran

Prosedur ini dibuat dimaksudkan utnuk mengatur tata cara serah


terima penderita yang akan dirujuk dari ruang perawatan ke
Institusi Rujukan melalui Instalasi Gawat Darurat RS ARSY
Paciran Lamongan.
Tujuan
o Menjaga penderita yang dirujuk tetap terpantau
perkembangannya.
o Dapat segera dilakukan antisipasi tindakan jika terjadi
kondisi kritis

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Sesuai dengan indikasi rujukan


2. Perawat ruang Perawatan mempersiapkan penderita yang
akan dirujuk dalam halo bat, peralatan dan data penderita
yang akan disertakan dalam perujukan
3. Perawat Ruang Perawatan menghubungi perawat Instalasi
Prosedur Gawat Darurat untuk menyampaikan informasi tentang
adanya rujukan penderita dari ruang perawatan.
4. Perawatan Instalasi Gawat Darurat melakukan persiapan
utnuk perujukan penderita meliputi penyediaan obat-obat
dan peralatan gawat darurat serta menghubungi petugas
ambulance
SERAH TERIMA PENDERITA GAWAT
DARURAT DARI RUANG PERAWATAN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2

5. Perawat Ruang Perawatan membawa penderita dari Ruang


Perawatan ke Instalasi Gawat Darurat dan melakukan
timbang terima kasus penderita dengan perawat IGD
6. Bila penderita gawat darurat berasal dari ruang perawatan di
Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan, maka tim Ambulasi
Prosedur (perawat Instalasi Gawat Darurat bersama ambulance)
menjemput penderita dan serha terima penderita dilakukan
di Poli Umum Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan
7. Perawat IGD melakukan ambulasi (prujukan) penderita
gawat darurat sesuai Protap Rujukan dan Protap
Pendampingan Transportasi Penderita

Unit terkait IGD, ruang Perawatan

SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 0701/YANMED/ RSKS/


Referensi
GDA/VII/1991 tentang: Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
PENANGANAN KEGAWATAN
DIRUANG PERAWATAN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Kegawatan atau keadaan gawat adalah suatu keadaan dimana


Pengertian
seorang penderita yang apabila tidak mendapatkan penanganan
dengan cepat akan mengakibatkan kematian kecatatan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur penanganan


Tujuan kegawatan di Ruang Perawatan, sehingga dapat memberikan
pelayanan pada penderita secara tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

Apabila ditemukan seorang penderita di Ruang Perawatan


berada dalam keadaan gawat, maka:
1. Petugas perawatan menghubungi dokter jaga yang sedang
bertugas
2. Petugas ruang perawatan berusaha untuk memberikan
pertolongan pertama sambil menunggu dokter jaga (dengan
membebaskan jalan napas, memberikan oksigenasi)
3. Dokter jaga melakukan penanganan kegawatan bagi
Prosedur penderita ruangan yang membutuhkan
4. Tim jaga (dokter jaga beserta petugas ruang perawatan)
melakukan observasi terhadap penderita dan
mendokumentasikan tindakan yang dilakukan serta
perkembangan kondisi penderita selama observasi.
5. Bila kondisi memungkinkan penderita dirujuk sesuai
indikasi
6. Untuk penderita yang dirawat mitra, petugas jaga ruangan
juga menghubungi dokter yang bersangkutan untuk
memberitahukan keadaan penderita

Unit terkait IGD, Ruang Perawatan

Referensi Tidak ada


PENDERITA AKAN MRS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur

Penderita MRS adalah penderita dengan indikasi tertentu


Pengertian
memerlukan rawat inap dirumah sakit

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


piñatalaksanaan terhadap penderita di IGD yang akan masuk
Tujuan
rumah sakit agar penderita dapat ditangani dengan baik tepat,
cepat dan cermat.

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita diperiksa oleh dokter IGD


2. Untuk penderita dengan indikasi medis tertentu dokter IGD
memberi advis untuk rawat inap
3. Keluarga penderita mendaftar di TPPRI (tempat
penerimaan penderita rawat inap)
4. Sedangkan pada penderita akan dilakukan:
o Penatalaksanaan sesuai dengan diagnose,
antara lain
Prosedur
o pemasangan infuse sesuai indikasi
o pemberian obat-obatan sesuai indikasi
o pemeriksaan penunjang yang diperlukan,
seperti
 Pemeriksaan laboratorium
 Foto Rontgen
 ECG
5. Penderita diantar ke ruangan perawatan oleh perawat IGD
setelah vital sign stabil

Unit terkait IGD, Rekam Medis, Radiologi, Laboratorium

SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 0701/YANMED/RSKS


Referensi
/GDE/VII/1991 tentang: Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
PENYMPANAN DARAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur

Penyimpanan darah adalah suatu proses darah yang telah


didapat dari PMI disimpan dalam suatu tempat dengan syarat-
Pengertian
syarat tertentu sebelum darah tersebut ditranfusikan kepada
penderita

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


melakukan penyimpanan darah yang akan ditranfusikan kepaa
Tujuan
penderita sehingga tranfusi dapat dilaksanakan dengan baik
tepat, cepat dan cermat

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Setelah darah diperoleh dari PMIdarah dibawa ke Ruang


Perawatan dalam termos yang berisi es batu
2. Petugas ruang perawatan menerima darah dari keuarga
penderita
3. Darah disimpan dalam lemari es dengan suhu dibawah
Prosedur
10 derajat celcius sambil menunggu tranfusi dikerjakan
4. Untuk mempertahankan suhu diupayakan lemari es tidak
sering di buka tutup
5. Lemari es yang digunakan untuk penyimpanan darah
sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk menyimpan
bahan-bahan yang lain.

Unit terkait IGD, Ruang Perawatan


PENYMPANAN DARAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 2

1. RSUD dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas


Airlangga Surabaya, Pedoman Pelaksanaan Tranfusi
Darah dan Komponen Darah, Edisi III, Surabaya 2001.
Unit terkait 2. Sutan Arifin UPE/Lab Anestesiologi FK Unair – RSUD
dr. Soetomo Surabaya. Tranfusi Darah atau komponen-
komponennya. Seminar Pengendalian Infeksi dalam
Terapi Intravena, Surabaya 1992.
PEMAKAIAN
PERALATAN GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur

Peralatan gawat darurat adalah: peralatan yang diperlukan pada


Pengertian keadaan gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian atau
kecacatan seumur hidup

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan tata cara


Tujuan pemakaian peralatan gawat darurat di IGD yang sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Peralatan gawat darurat harus selalu lengkap dan berada


dalam kondisi siap pakai
2. Setaip penggunaan peralatan gawat darurat mengacu pada
juknis yang tertempel pada alat yang bersangkutan
Prosedur
3. Setelah penggunaan peralatan gawat darurat, peralatan harus
dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semua
4. Peralatan gawat darurat dichenck kesiapannya disetiap shift
jaga

Unit terkait IGDLaboratorium

Referensi Tida ada


MEKANISME HUBUNGAN KERJA IGD
DENGAN UNIT LAIN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 4

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur

 Hubungan kerja adalah : suatu hubungan antara satu unit


dengan unit lain di dalam suatu institusi yang menyangkut
dilakukannya pekerjaan tertentu.
 Mekanisme hubungan kerja adalah suatu mekanisme yang
mengatur pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan beberapa
unit dalam satu institusi.
 Mekanisme hubungan kerja ini meliputi:
o Pendaftaran penderita
o Permintaan pemeriksaan laboratorium
Pengertian
o Permintaan pemeriksaan foto rontgen
o Pemesanan kamar untuk penderita
o Pengiriman penderita ke ruangan
o Permintaan perujukan/ transportasi penderita
o Permintaan pemeriksaan dan perbaikan peralatan IGD
o Permintaan pembersihan ruangan IGD
o Pembayaran jasa penanganan di IGD
o Permintaan barang, obat dan alkes
o peminjaman obat dan alat kesehatan

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk:


1. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara tepat,
Tujuan cepat dan cermat
2. Memebrikan wahana komunikasi demi terlaksananya
pelayanan yang baik

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

Pendaftaran Penderita :
Prosedur  Petugas IGD menghubungi petugas Rekam Medis jika ada
penderita baru
 Petugas Rekam Medis melakukan pendaftaran penderita baru
 Petugas Rekam medis memberikan berkas rekam medis

MEKANISME HUBUNGAN KERJA IGD


DENGAN UNIT LAIN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 4

 Dokter dan petugas IGD melakukan pengisian berkas rekam


medis penderita.

Permintaan pemeriksaan laboratorium dari IGD:


 Dokter menulis permintaan pemeriksaan laboratorium
 Perawat / dokter IGD menghubungi bangian Laboratorium
untuk mengambil sampel pemeriksaan
 Petugas laboratorium datang dan mengambil sampel
pemeriksaan
 Petugas laboratorium melakukan sampel di laboratorium.
 Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan
kepada petugas IGD

Permintaan Pemeriksaan foto rontgen:


 Dokter menulis pemeriksaan foto rontgen
 Perawat IGD menghubungi bagian Radiologi untuk
mendaftar pemeriksaan foto
 Perawat IGD mengatar penderita untuk dilakukan
pemeriksaan foto rontgen
 Petugas radiologi melakukan pemotretan dan pemrosesan
hasil foto rontgen
 Petugas radiologi mengantar hasil rontgen ke IGD

Pemesanan Kamar untuk penderita


 Petugas Rekam Medis melakukan pemesanan kamar utnuk
penderita sesuai penyakit dan yang dipilih oleh costumer
 Petugas Ruangan menyiapkan kamar sesuai yang telah
dipesan
 Setelah kamar siap dan penderita dalam keadaan stabil
penderita dipindah dari IGD ke ruangan

Pengiriman Penderita ke ruangan


 Petugas IGD menghubungi petugas ruangan untuk
memastikan kamar bagi penderita
 Setelah kamar siap, petugas IGD mengatar penderita menuju
ruang perawatan atau ruangan lainnya
 Petugas IGD melakukan serah terima penderita dengan
petugas ruangan
MEKANISME HUBUNGAN KERJA IGD
DENGAN UNIT LAIN

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 3 Page Of 4

Permintaan Pembersihan ruangan IGD


 Petugas IGD menghubungi bagian cleaning service untuk
pembersihan ruangan
 Petugas cleaning service datang dan melakukan pembersihan
ruangan IGD diluar yang sudah ditentukan
Pembayaran Jasa Penanganan di IGD
 Setelah selesai menjalani penanganan di IGD, penderita
atau keluarganya melakukan pembayaran di kasir dengan
membawa bukti pendaftaran
 Petugas Kasir melayani pembayaran setelah melakukan
pemrosesan data melalui computer on line.
Permintaan Barang, Obta dan Alkes
 Petugas IGD membuat daftar permintaan barang dan
ditandatangani Koordinator Yanper GD
 Setelah disetujui oleh Kabag Keuangan (untuk barang habis
pakai) atau Kasie Farmasi Klinis ( untuk obat dan alkes),
petuhas IGD mengambil barang Logistik
 Barang yang akan diambil dicocokkan dengan permintaan
barang
 setelah cocok, petugas IGD menandatangani bukti
pengambilan barang serta mendapat arsipnya
 Petugas IGD membawa barang yang diminta ke IGD,
melaporkan kepada Koordinator Yanper GD kemudian
barang disimpan.
Pemintaman obat dan Alkes
 Petugas IGD menghubungi IF/Ruangan untuk keperluan
peminjaman obat dan alkes yang belum tersedia di IGD
 Petugas IGD mengisi dan menandatangani form bukti
peminjaman
 Petugas IGD membawa obat dan alkes ke IGD untuk
digunakan
 Petugas IGD mengembalikan obat dan alkes yang dipinjam
dengan cara memberi kode “KO” pada item yang dipinjam
(Sesuai Protap Peminjaman Obat IF)

IGD, Laboratorium, Radiologi, Ruang Perawatan, Kamar


Unit terkait Operasi, Ambulans, IPS, Cleaning service, Keuangan, Logistik,
IF

Referensi Tidak ada


PENCATATAN RESPONSE TIME

Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur

 keterlambatan Pelayana Pertama Gawat Darurat atau


Emergency Response Time Rate adalah apabila pelayanan
terhadap penderita gawat atau darurat yang dilayani dengan
tindakan life saving oleh petugas Gawat Darurat lebih dari
Pengertian 15 menit
 Petugas Gawat Darurat adalah petugas yang bekerja di IGD
 Tindakan life saving adalah tindakan yang ditujukan untuk
menyelematkan jiwa manusia yang sedang terancam karena
penyakit atau luka-luka yang dideritanya

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar didapatkan pelayana yang


Tujuan tepat, cepat dan cermat pada kasus gawat darurat yang
membutuhkan penanaganan

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

1. Penderita datang mendapat pelayanan sesuai prosedur IGD


2. Dokter jaga IGD melakukan triage stabilisasi vvital sign
penderita serta tindakan medic lain yang diperlukan oleh
penderita
3. Petugas IGD (dokter atau perawat IGD) melakukan
Prosedur
pencatatan Response Time yang dimulai sejak penderita
tiba di IGD sampai mendapatkan penanganan life saving ke
IGD
4. Pendatatan Response Time direkap pada akhir bulan dan
dilakukan analisa

Unit terkait IGD

Referensi
Tidak ada
PENGGUNAAN TELEPON
AKSES LANGSUNG

RUMAH SAKIT ARSY Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman


PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 1

Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP …………………………………….
Direktur

Telepon akses langsung adalah suatu komunikasi yang langsung


menghubungkan antara pihak RSML (dokter, perawat, jajaran
Pengertian
menejemen RS ARSY) dengan instansi terkait maupun pihak
konsulen

Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar mengatur tata cara


Tujuan menggunakan telepon akses langsung di IGD agar didapatkan
mutu pelayanan yang baik

Kebijakan Prosedur ini berlaku di RS ARSY

 Angkat gagang telepon dengarkan nada sambung


 Tekan tanda * (bintang)
 Tekan angka 10
 Tekan nomor akses yang akan dituju (tercantum dalam
Prosedur Daftar Telepon Akses langsung)
 Lakukan pembicaran secukupnya tentang hal yang
dikonsulkan
 Telepon akan terputus secara otomatis setelah jangka waktu
3 menit
 Jika konsultasi belum selesai dapat diulang mulai awal

Unit terkait Semua unit RS ARSY Paciran Lamongan

Referensi
Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai