MI SI
MOTTO
TUJUAN
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka
terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT, melalui
pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehanatan (rehabilitative) yang
dilaksanakan secara menyeluruh.
Direktur
RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
(ARSY) Paciran Lamongan
……………………….
RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY)
PACIRAN LAMONGAN
Tentang:
REVISI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJERIAL
INSTALASI GAWAT DARURAT
Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatan mutu pelayanan medis RS. KH.
ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran Lamongan
dituntut memiliki system manajemen yang handal sebagai pedoman
pengelolaan dan pengembangan pelayananan
2. Bahwa dalam rangka memenuhi standar perumahsakitan yang telah
ditetapkan oleh Depkes RI, maka setiap Rumah Sakit diwajibkan
memiliki prosedur tertulis sebagai pedoman memberikan pelayanan
3. Bahwa RS. KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI (ARSY) Paciran
Lamongan berketetapan untuk dapat memenuhi ketentuan-ketentuan
tersebut, tidak terkecuali dalam bidang pelayanan Instalasi Gawat
Darurat
4. Bahwa prosedur tetap bidang manajerial di IGD yang tertuang dalam
SK Direktur 008/IV.B/1.a/SK.DR/2000 tentang pemberlakuan SOP
manajerial Bidang IGD telah mengalami banyak perubahan.
5. Bidang terkait dengan perubahan SOP tersebut, maka dipandang
perlu adanya pemberlakuan revisi SOP manajerial IGB melalui surat
keputusan Direktur.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEMBERLAKUAN REVISI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAJERIAL INSTALASI GAWAT DARURAT SAKIT
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Ditetapkan di : Lamongan
Tanggal : 26 Syawwal 1427
Tepat tanggal : 17 November 2006 M
Direktur,
_________________________
NRP.
Tembusan :
1. Majelis KKM PD Muhammadiyah Lamongan
2. Kepala IGD
3. Unit Terkait
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
V. PROTAP TRIAGE
VIII. PROTAP
Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………….
Direktur
Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………………
Direktur
Ditetapkan
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP …………………………………….
Direktur
Satpam
Unit terkait IPS
Unit Pelayanan Lain
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Rekam medis adalah catatan yang berisi data tentang
penyakit perkembangan penderita dan terapi serta tindakan
yang telah diterima oleh penderita
2. Rekam Medis IGD adalah berkas catatan medis yang berlaku
di IGD yang berisi tentang penyakit, perkembangan
Pengertian
penderita dan terapi serta tindakan yang diterima oleh
penderita yang mendapat layanan di IGD
3. Penderita Gawat Darurat adalah penderita yang datang dalam
keadaan gawat dan darurat yang perlu mendapat pertolongan
segera untuk menghindari kematian dan kecatatan.
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Triage adalah system untuk memilah penderita yang datang di
Pengertian IGD menurut tingkat kegawatan dengan menggunakan kode
warna Hijau, Kuning, Merah dan Biru
DASAR PELAYANAN
Bahwa kita akan senantiasa mengutamakan keselatama
penderita dengan memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
cermat dan Islami
TUJUAN PELAYANAN
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan islami
bagi penderita yang gawat
Prosedur
PELAKSANA TUGAS
Yang bertugas di triage
Dokter jaga IGD
Perawat
JAM KERJA
Tugas jaga di Triage adalah 24 jam dalam sehari yang dibagi
dalam 3 kelompok waktu:
Jam 07.00 sampai dengan 14.00 WIB
Jam 14.00 sampai dengan 21.00 WIB
Jam 21.00 sampai dengan 07.00 WIB
MERAH
1. Hematemesis melena
2. Hematochesia
3. Keracunan obat
4. Koma metabolic
5. Gagal ginjal akut
6. Observasi shock
7. Typhoid fever
8. DHF
9. Demam dengan sebab yang tak jelas
10. GEA dengan dehidrasi
11. Diphtheria
12. Keracunan makanan
13. Malaria
14. Hipertensi maligna
BIRU
Label merah dengan gangguan ABD (Airway – Breathing – Circulation)
CARDIOLOGI
BIRU
1. Infark myocard dengan komplikasi (Shock)
2. Henti jantung
3. Oedema paru akut
4. Myocarditis dengan shock
5. Cor Pulmonale Decompensata yang akut
6. Krisis hipertensi
MERAH
1. Nyeri dada
2. Sesak nafas karena decompensatio cordis
3. Hipertensi berat dengan komplikasi (Hipertensi encephalopathy, CVA)
4. Aritmia
5. Kelainan jatung bawaan
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 4 Page Of 8
KUNING
1. Hipertensi ringan
2. Hipertensi sedang
KESEHATAN ANAK
BIRU
1. Apnea atau gasping
2. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, cyanosis, ada retraksi otot pernapasan hebat
3. Cardiac arrest
4. Shock
5. Syanotic spell
6. Kejang disertai penurunan kesadaran
7. Intoxicasi disertai gangguan fungsi vital
8. Tidak kencing lebih dari 8 jam
MERAH
1. Oedema anasarka
2. Hipertensi berat
3. Ditemukan mur-mur dan aritmia
4. Hipotensi atau shock ringan sampai dengan sedang
5. Sering kencing, kemungkinan Diabetes
6. Bayi kecil atau premature
7. Muntah profus (lebih dari 6 kali per hari) disertai dehidrasi ataupun tidak
8. Diare profus (lebih dari 10 kali per hari) disertai dehidrasi ataupun tidak
9. Epistaksis, tanda perdarahan lain disertai febris
10. Bayi icterus, anak icterus
11. Hematuria
12. Panas tinggi lebih dari 40 derajad celcius
13. Gangguan kesadaran dan keadaan umum masih baik
14. Sesak tapi kesadaran dan keadaan umum masih baik
15. Intoxicasi, keadaan umum baik
16. Tetanus
17. Gagal ginjal akut
18. Diphtheria
19. Anemia sedang sampai dengan berat
20. Typhoid fever dengan komplikasi
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 5 Page Of 8
KUNING / HIJAU
1. Typhoid fever tanpa komplikasi
2. Influenza
3. Febral convulsion dengan kesadaran baik
4. Diare ringin tanpa dehidrasi
5. Muntah ringan
6. Hepatitis akut ringan
7. Asthma bronchiale tanpa tanda-tanda cyanosis
8. Urticaria
PARU
BIRU
1. Status asthmaticus
2. Pneumothorax ventil
3. Hemoptisis massif
4. COPD eksasebasi akut
5. Gagal nafas
6. Sepsis
7. Pneumonia
8. Aspirasi pneumonia
MERAH
1. Pleural effusion massif
2. Asthma bronchiale moderate – severe
3. Oedema paru non cardiogenik
4. Injury paru
5. Tenggelam
6. Recurrent hemoptoe
7. Open atau closed pneumothorax
8. Emboli paru
KUNING
1. K P komplikasi
2. Tumor paru
3. Pleural effusion minimal
HIJAU
1. URI
2. Bronchitis kronis
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 6 Page Of 8
3. Bronchiectasis
4. Asthma bronchiale ringan
BEDAH
BIRU
1. Cedera kepala berat
2. Patah tulang leher terbuka dan tertutup
3. Cedera wajah dengan gangguan jalan nafas
4. Trauma tajam dan tumpul daerah leher
5. Tension pneumothorax
6. Luka terbuka daerah thorax
7. Flail chest
8. Hematothorax dan pneumothorax
9. Internal bleeding
10. Luka terbuka daerah abdomen
11. Unstable pelvis
12. Multiple trauma
13. Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah
14. Drowning
15. Hanging
MERAH
1. Cedera kepala sedang
2. Fractura tengkorak
3. Hydrocephalus dengan tekanan intra cranial yang meningkat
4. Tumor otak dengan penurunan kesadaran
5. CVA bleeding
6. Abcess cerebri
7. Meningocele atau Myelocele yang pecah
8. Cedera wajah tanpa gangguan jalan nafas
9. Phlegmon dasar mulut
10. Abcess suo mandibula
11. Luka terbuka daerah kepala
12. Cedera tulang belakang (vertebrae)
13. Fracture costae multiple
14. Illeus obstructive
15. Trancheo – oesphagus fistle
16. Atresia ani
17. Omphalocele yang pecah
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 7 Page Of 8
18. Gastroschisis
19. Hirschprung disease
20. Trauma tumpul abdomen
21. Peritonitis generalisata
22. Appendicitis acuta
23. Periapendicular infiltrate
24. Hernia incarcerate
25. Cholecystitis acuta
26. Pancreatitis acuta
27. Rectal bleeding
28. Prolaps recti
29. Haemorrhoid grade IV
30. Hematuria
31. Priampismus
32. Amputasi penis
33. Strangulasi penis
34. BPH dengan retention urine
35. Torsio testis
36. Urosepsis
37. Anuria
38. Open fracture
39. Closed fracture
40. Traumatic amputasi
41. Rupture otot dan tendon
42. Dislocation persendian
43. Combustion
44. Bitting
45. Tetanus
46. Corpus alienum
47. Cellulitis
KUNING
1. Commotio cerebri
2. Combustion tanpa indikasi MRS
3. UTI
4. Ureter colick
5. Phimosis tanpa retention urine
6. Luka terbuka cutaneus dan sub sutane
7. Ulcus diabeticum
8. Fracture clavicula
TRIAGE
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 8 Page Of 8
HIJAU
1. Laceratio cutaneus
2. Hernia reponibilis dan irepomibilis
3. Contusion musculorum
4. Abcess sub cutis diluar daerah leher
5. BPH tanpa retention urine
RUJUKAN
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 1 Page Of 3
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab pemeriksaan/
penanganan / perawatan / pengobatan penderita ke unit /
Pengertian institusi lain yang memiliki sumber daya yang mampu, baik
antar unit dalam rumah sakit maupun dengan intitusi (RS/
Laboratorium / Layanan Kesehatan) lain
INFORMASI UMUM
1. Indikasi Rujukan ke Unit lain dalam rumah sakit:
Kasus tidak mampu ditangani di IGD
Atas saran dokter konsultan
Atas permintaan penderita / keluarga / pihak ketiga
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Pendampingan transportasi penderita adalah keadaan dimana
dalam perujukan penderita harus didampingi oleh petugas yang
Pengertian
berkompeten, dalam hal ini adalah perawat yang sedapat
mungkin telah mendapat pelatihan BLS
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
a. Instalasi Gawat Darurat adalah tempat pelayanan
kegawatdaruratan yang bekerja selama 24 jam sehari dan
diagnostic dan pengobatan definitive yang diperlukan
b. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang diberikan
pada penderita gawat darurat dengan segera, guna
Pengertian
mencegah terjadinya kecacatan atau kematian yang
sebanarnya dapat di cegah
c. Jadwal jaga adalah : suatu jadwal yang mengatur siklus
jaga dan petugas yang harus stand by untuk memberikan
pelayanan kegawatdaruratan
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Tranfusi adalah memindahkan atau memasukkan darah
seseorang (donor) kepada orang lain (pasien yang memerlukan)
melalui pembuluh vena dengan tujuan :
Untuk menggantikan sejumlah darah pasien yang hilang
melebihi jumlah tertentu
Pengertian Untuk menaikkan kadar haemoglobin
Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi
neonates (Exchange Tranfusion)
Untuk menggantikan darah pasien yang keracunan
dengan darah yang baru (misalnya pada pasien dengan
uremia)
1. Persiapan :
a. Menyiapakn formulir permintaan darah
b. Mengambil contoh darah penderita yang akan
mendapat tranfusi sebanyak 2 (dua) cc dalam
disposable spuit yang telah diberi EDTA dan diberi
Prosedur
lebel:
Nama penderita :
No. Reg. Penderita :
Kamar :
Rumah Sakit :
PERMINTAAN DARAH KE PMI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 2
2. Pelaksanaan :
a. Ada institusi permintaan darah ke dokter
b. Dokter mengisi formulir permintaan darah secara
Prosedur lengkap (sesuai dengan formulir yang tersedia)
c. Formulir permintaan dan contoh darah penderita
diberikan kepada keluarga penderita yang akan
mengambil darah ke PMI
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Tranfusi adalah memindahkan atau memasukkan darah
seseorang (donor) kepada orang lain (pasien yang memerlukan)
melalui pembuluh vena dengan tujuan :
TUJUAN
1. Untuk menggantikan sejumlah darah pasien yang hilang
Pengertian melebihi jumlah tertentu
2. Untuk menaikkan kadar haemoglobin
3. Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi
neonates (Exchange Tranfusion)
4. Untuk menggantikan darah pasien yang keracunan
dengan darah yang baru (misalnya pada pasien dengan
uremia)
1. Prosedur Triage
2. Dokter memeriksa pasien dan bila didapatkan indikasi untuk
pemberian tranfusi maka dokter memerintahkan kepada
perawat untuk memberikan tranfusi darah
3. Kemudian dokter / perawat memberitahu pasien / keluarga
Prosedur bahwa pasien perlu diberikan tranfusi darah segera
4. Setelah ada advis tranfusi maka pasien harus diberikan infus
terlebih dahulu dengan cairan NaC1 0,9%. Digunakan
tranfusi set yang dilengkapi dengan filter
Tranfusi set diganti setelah dipergunakan untuk tranfusi 5-6
bag atau pernah digunakan tranfusi 24 jam sebelumnya
PEMBERIAN TRANFUSI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
RUMAH SAKIT ARSY
PACIRAN LAMONGAN 1 2 Page Of 4
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. SK Menteri Kesehatan RI No
0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/91 tahun 1991 tentang :
Referensi Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
2. Prosedur Operasional Standar RS ARSY No:
C/LOG/004/2001 tentang : Permintaan Barang di Logistik.
PENGADAAN OBAT DAN CAIRAN
INFUS
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. SK Menteri Kesehatan RI No
0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/91 tahun 1991 tentang :
Referensi Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
2. Prosedur Operasional Standar RS ARSY No:
C/LOG/004/2001 tentang : Permintaan Barang di Logistik.
PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Alat komunikasi adalah alat yang digunakan dalam melakukan
komunikasi baik antar unit dalam rumah sakit atau keluar rumah
Pengertian sakit yang bisa berupa: intercom/aiphone, telepon, pesawat
radiomedik, facsimile.
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Obat gawat darurat adalah obta-obat yang diperlukan pada
Pengertian keadaan gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian atau
kecatatan seumur hidup
PERHATIAN
Setiap kali akan menggunakan teliti kembali tanggal
kedaluarsa dari obat-obatan tersebut diatas, perubahan
bentuk dan perhatikan warna obat
Setiap pemakaian yang berkaitan dengan obat narkotika
Prosedur diharuskan untuk mencatat nama penderita, nomor
regester dan alamat penderita serta nama dokter yang
memberikan perintah dan perawat yang memberikan
injeksi
Obat-obat sisa harus disimpan dalam spuit dan diberi
etiket nama obat dan jumlah sisa obat serta disimpan di
tempat yang baik dan benar
ADRENALINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 1 ml 0,1 %
Indikasi : digunakan untuk mengatasi shock anafilaksis
Dosis : Dewasa : 0,25 ml subcutan, intramuskuler pada shock anafilaksis ringan dan sedang
dapat diulang 3 kali dengan selang 15 menit
Anak : 0,01 sampai 0,04 mg/kg BB/dosis setiap 5 sampai 30 menit sampai
tercapai tanda-tanda atropinisasi
Catatan : penghentian mendadak akan menimbulkan withdrawal effect
EPHEDRIN
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 50 mg/ml, ampul @ 1 ml
Indikasi : digunakan sebagai obat untuk mengatasi shock
Dosis : Dewasa : 15-20 mg/dosis, intravena
Catatan : dapat menimbulkan insomnia, mual, kejang, takirkardia, long acting vasopressor
DIAZEPAM/VALIUM
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 5 mg/ml ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk obat anti kejang
Dosis : Dewasa : 10 -20 mg/dosis, intravena
Anak : 0,2 – 0,3 mg/kg BB/ dosis, intravena
Catatan : dapat menimbulkan depresi napas
Kontraindikasi : Glaukoma sudut sempit, miastenia gravis
KALMETHASONE / DEXAMETHASONE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 5 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat anti alergi
Dosis : Dewasa : 0,5 – 1,5 mg/dosis, intravena
Anak : 0,3 mg/kg BB/dosis, intravena
Catatan : Kontraindikasi : tukak lambung, kehamilan, laktasi
Efek samping mengantuk
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT
AVIL
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 25 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat anti alergi
Dosis : Dewasa : 25 – 50 mg, intravena
Anak : ¼ -1 ampul, intravena
Catatan : Efek samping mengantuk
LIDOCAIN
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 2% (200 mg/ml), ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan Aritmia, Ventricular Tachycardia
Dosis : Dewasa : 50 - 100 mg/jam titrasi intravena
Anak : 0,02 -0,05 mg/kg BB/menit, titrasi intravena
Catatan : perlu monitor tekanan darah dan EKG
LASIX / FUROSEMIDE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan untuk mengatasi obat diuretika
Dosis : Dewasa : 20 mg/jam, titrasi intravena
Anak : 1 – 2 mg/kg BB, titrasi intravena
Catatan : dapat menimbulkan dehidrasi dan hipokalemia
Kontraindikasi : kehamilan trismester 1
DEXTROSE 40%
Bentuk sediaan : injeksi, flacon 0,4 gram/ ml, flacon @ 25 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan hipoglikemia
Dosis : sesuai dengan kondisi hipoglikemia (secara praktis 1 flacon memberikan kenaikan
kadar gula darah sekitar 25 mg/dl)
CALCIUM GLUKONAS
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 %, ampul @ 10 ml
Indikasi : digunakan pada keadaan hipoglikemia
Dosis : Dewasa : 5 – 10 ml/dosis, intravena pela-plean
Catatan : dapat menimbulkan tetani
PEMAKAIAN OBAT GAWAT
DARURAT
MORPHINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 10 mg/ml, ampul @ 1 ml
Indikasi : digunakan sebagai analgetika yang sangat kuat
Dosis : Dewasa : 5 – 10 mg/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Catatan : dapat menimbulkan depresi nafas
PETHIDINE
Bentuk sediaan : injeksi, ampul 50 mg/ml, ampul @ 2 ml
Indikasi : digunakan sebagai analgetika yang sangat kuat
Dosis : Dewasa : 50 – 100 mg/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Anak : 0,5 – 1 mg/kg BB/dosis, intramuskuler, intravena pelan-pelan
Catatan : dapat menimbulkan depresi nafas
PLASMA EXPANDER
Bentuk sediaan : infus 500 ml
Indikasi : digunakan untuk cairan resusitasi
Dosis : sesuai kebutuhan, Maksimal 1000 ml/ 24 jam
Catatan : dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah
STANDAR
ALAT-ALAT YANG ADA DI IGD
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Peralatan IGD adalahperalatan medis yang dipergunakan untuk
Pengertian operasional pelayanan kegawat daruratan di IGD
Syringe pump
Alat monitor Vital Sign (pulse oxymetri)
Nebulizer
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Visum et Repertum disingkat VeR adalah suatu laporan
(jawaban) tertulis dokter yang berdasarkan sumpah jabatan dan
keilmuannya, tentang obyek medic-forensik yang dilihat /
diperiksa atas permintaan tertulis penyidik berwenang untuk
kepentingan peradilan
Pengertian Yang dimaksud dengan obyek medic-forensik dalam prosedur
ini adalah manusia hidup
UMUM
Semua permintaan visum et Repertum untuk korban hidup
dipusatkan di IGD
Semua penderita / kasus yang akan dimintakan VeRnya
harus didampingi penyidik, kecuali pada kasus dimana
Prosedur permintaan VeR menyusul setelah penderita / Kasus sudah
ditangani lebih dahulu massal pada kasus kecelakaan lalu
lintas.
Yang berhak menandatangani tanda terima surat
permintaan VeR adalah dokter yang bertugas di IGD saat
itu.
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
KHUSUS
Visum et Repertum untuk korban hidup dibuat atas dasar
permintaan dari :
Penyidik dari POLRI
Penyidik dari POM ABRI
Hakim pengadilan Agama
Visum et Repertum :
Dibuat untuk kasus-kasus kecelakaan atau penganiayaan ringan
dimana kelainan atau kerusakan bagian anggota tubuh diyakani
dapat sembuh tanpa menimbulkan komplikasi atau kecacatan di
kemudian hari
PENATALAKSANAAN
Penerimaan Surat Permintaan VeR
1. Penyidik menyerahkan surat permintaan VeR kepda staf IGD
RS ARSY Paciran Lamongan.
2. Staf IGD yang menerima mengisi dengan lengkap,
kemudian dokter yang bertugas di IGD saat itu
menandatangani isian tanda terima pada surat permintaan
VeR
3. Lembar kedua (tembusan) surat permintaan VeR
dikembalikan kepada penyidik, sedangkan lembar pertama
disimpan pada map penyimpanan yang ada
Penanganan Penderita / kasus :
i. Prosedur triage
ii. Prosedur penanganan sesuai indikasi
Bila kasus perlakuan, penderita ditolong dan ditangani
sesuai indikasi medic di IGD
Bila kasus perkosaan, penderita (wanita) ditangani
kedaruratan mediknya dan segera di konsulkan kepada
dokter konsultan spesialis terkait
Bila kasus tidak dapat ditangani di RS ARSY Paciran
Lamongan, penderita distabilkan keadaan umumnya
untuk kemudian dibujuk sesuai prosedur rujukan
iii. Dokter mengisi berkas Rekam Medik dengan lengkap dan
rinci untuk memudahkan penyusunan jawaban VeR
nantinya, rincian minimal yang harus ada:
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
Keadaan khusus
1. Tidak selamanya kekerasan akan menimbulkan kelainan/
luka, sedangkan adanya luka berarti sudah dapat
dipastikan ada kekerasan
2. Bila pada kasus perlukan tetapi dalam pemeriksaan tidak
ditemukan luka, atau apabila luka yang sudah lama
sehingga oleh Karen proses penyembuhan tidak
ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan, maka
penulisan kesimpulan VeR yang dibuat harus ditulis: tidak
ditemukan tanda-tanda kekerasan”, dan jangan dinyatakan
secara pasti bahwa pada pemeriksaan tidak ada kekerasan
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Karacunan massal adalah suatu keadaan dimana didapatkan
gejala atau tanda-tanda penyakit yang terjadi akibat dari
makanan atau minuman baik dalam jumlah banyak yang
mengenai orang banyak, dalam waktu yang bersamaan dan
berasal dari tempat yang sama
Pengertian Kriterian Diagnosa
Mengenai orang banyak
Sebelumnya sehat, mendadak serempak dengan keluhan
muntah-muntah, diare, koma, kejang-kejang, shock,
sianosis, psikosis akut, gagal ginjal akut, gagal hati akut,
dengan atau tanpa diketahui penyebabnya.
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Dokter IGD adalah dokter yang mendapat tugas atau
menjalankan tugas di IGD dengan kemampuan sesuai dengan
standar yang ditetapkan Depkes
Tujuan
1. Menjalankan tugas dengan kualitas tinggi sesuai dengan
profesionalisme yang selalu mengutamakan kesehatan dan
keselamatan penderita.
2. Mengupayakan penurunan angka kecacatan dan kematian
Prasayat
1. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT yang
senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan
penderita.
2. Melayani penderita dengan sopan santun, penuh perhatian
serta memberikan sentuhan rohani secara islami
3. Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan penderita,
Pengertian keluarga penderita, tim medis dan seluruh staf yang ada.
4. Telah melakukan orientasi tempat, tugas dan tanggung
jawab
5. Telah Mendapat materi tentang kegawat daruratan mampu
memberikan pertolongan gawat darurat.
6. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran
Pelaksanaan tugas:
Memberi layanan mulai dari Triage, Resusitasi, Observasi
sampai Terapi definitive.
Tanggung jawab
1. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi
2. Bertanggung jawab atas kelancaran arus pelayanan
3. Bertanggung jawab atas keadaan fisik IGD
4. Hadir di IGD sesuai jam kerja yang telah ditentukan
5. Mengetahui karakteristik penderita gawat darurat
6. Melaksanakan penulisan dokumen medic dengan lengkap
Prosedur jelas dan akurat
7. Memahami dan mengontrol alur penderita
8. Membuat laporan jaga/evaluasi harian secara lengkap, baik
dan benar.
9. Berperan aktif dalam program IGD
10. Melakukan tindakan/pertolongan pada kasus-kasus gawat
darurat
11. memberikan penjelasan / penyuluhan dan edukasi tentang
penyakit atau keadaan penderita serta tindakan yang akan
dilakukan terhadap penderita secara jelas kepada penderita
dan/atau keluarga
12. menggunakan sarana dan fasilitas yang ada dengan penuh
tanggung jawab sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
TANGGUNG JAWAB DOKTER DAN
BATASAN TINDAKAN MEDIS
Tugas Pelimpahan:
Dalam pelaksanaan tindakan medis, sebagian dapat
didelegasikan kepada perawat untuk pelaksanaannya, akan
tetapi tanggung jawab tetap berada pada dokter yang
bersangkutan.
Prosedur
Tindakan itu dapat berupa
1. Pemberian terapi cairan (pemasangan infus)
2. Pemberian tranfusi darah
3. Pemberian obat-obat lewat suntuikan IM, IV, SC
4. Pemasangan nasal sonde dan kateter
5. Melakukan gastric lavage, lavament
6. Pengambilan sample darah
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Alur Kegiatan
PUSKODALMED
POSTER DEPAN
IGD
RS TERDEKAT
TRIAGE KORBAN
TERAPI DEFINITIF
HUBUNGI MANAGEMEN RS
HUBUNGI TIM MUSIBAH MASSAL
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Musibah dengan korban Massal
Musibah yang terjadi karena satu sebab, menyebabkan
timbulnya korban yang cukup banyak yang tidak diatasi oleh
tenaga, sarana yang tersedia saat itu, semua dalam kondisi
gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera karena
bila tidak ditolong segera dapat menimbulkan kematian atau
Pengertian kecatatan yang sebanarnya dapat dihindari.
Bencana
Musibah yang timbul karena kejadian alam atau kerana ulah
manusia yang berakibat jatuhnya korban atau kerusakan
harta benda yang cukup besar dengan atau tanpa rusaknya
infra struktur yang penanggulangan nya memerlukan suatu
upaya khusus.
1) TAHAPAN AKTIVASI :
Siaga Musibah
Saat diterima berita kemungkinan terjadi musibah dengan
korban massal segera diteruskan ke IGD pesawat 118 dan
atau Radio Medik
Yang harus diketahui / ditanyakan oleh Operator Medik:
Prosedur 1. Siapa yang menelpon, nomor telepon si penelpon
2. Macam musibah yang terjadi
3. lokasi / tempat terjadinya musibah
4. perkiraan jumlah korban yang akan di kirim ke RS
ARSY
5. Perkiraan jam datang RS. ARSY
6. Korban di bawa ke RS ARSY menggunakan kendaraan
apa
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT
Mobilisasi Tenaga
Tahap I : Intra RS Muhammadiyah Lamongan
Menit pertama sampai 15 menit pertama
Mobilisasi tenaga Intra IGD. Mobilisasi tenaga ini meliputi
dokter jaga IGD maupun perawat IGD yang sedang
bertugas
15 menit pertama sampai jam pertama
Mobilisasi tenaga dan ruang lain dilingkungan RS
Muhammadiyah Lamongan. Mobilisasi tenaga dari ruang
perawatan yang diatur dapat meninggalkan tempat tugas
TEHNIK TRANSPORTASI
1. Bagi petugas yang sedang off duty dan mempunyai
kendaraan untuk ke RS ARSY, diharapkan segera meluncur
ke RS ARSY.
2. Bagi petugas yang sedang off duty dan tidak ada kendaraan
untuk ke RS ARSY, dilakukan penjemputan ke rumah
masing-masing oleh bagian kendaraan (dibawah koordinasi
Kasub Tim Pelayanan Umum)
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT
PENEMPATAN
1. Dokter dan Perawat di IGD (dibawah koordinasi Sub Tim
IGD)
2. Ambulans stand by di depan IGD
3. Petugas Front office stand by di FO
4. Petugas Gizi stand by di Instalasi Gizi
5. Petugas IPS stand by di IGD atau Ruang Perawatan
6. Petugas Laporatorium stand by di Laboratorium, dan siap
meluncur ke IGD saat diperlukan
7. Petugas Radiologi stand by di Ruang Radiologi
8. Petugas IBS stand by di OK
9. Petugas Farmasi dan Logistik stand by di fatmasi serta
Logistik
10. Petugas Keamanan stand by di IGD, FO, serta tempat-
tempat yang banyak didatangi pengunjang
11. Jika ada Pekerja Sosial (Volunteers) ditempatkan jauh dari
tempat penerimaan dan tempat penanganan korban di IGD.
3) INFORMASI
A. UMUM
Daftar nama korban ditulis dipapan yang akan dipasang
didekat pintu masuk. informasi lanjutan pada keluarga oleh
Perawat Jaga / Dokter Jaga.
Unit terkait
IGD, Laboratorium, Radiologi, Ruang Perawatan, Kamar
Operasi, Ambulans, IPS, Satpam, Gizi, Keuangan, Logistik, IF
Referensi
SK MENKES No : 28/MENKES/SK/I/1995 tentang petunjuk
Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
PENATALAKSANAAN MUSIBAH
MASSAL DIDALAM RUMAH SAKIT
PUSKODALMED
POSTER DEPAN
IGD
RS TERDEKAT
TRIAGE KORBAN
TERAPI DEFINITIF
HUBUNGI MANAGEMEN RS
HUBUNGI TIM MUSIBAH MASSAL
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
Pengertian mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai, kemampuan,
kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan pelayanan
KEGIATAN
1. Evaluasi Mingguan
Diadakan rapat mingguan yang dihadiri oleh semua staf
yang terkait
Daftar hadir dan notulen terdokumentasi
Hasil keputusan rapat segera dilaksanakan dan dievaluasi
pada minggu berikutnya
3. Evaluasi Khusus
Merupakan evaluasi terhadap kasus yang bersifat khusus
Kasus kematian atau kasus sulit
Keluhan penderita atau keluarga penderita atas
pelayanan IGD
Evaluasi mutu pelayanan oleh Gugus Kendali Mutu
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Penderita tanggungan asuransi adalah penderita yang dalam hal
Pengertian biaya perawatannya menjadi tanggungan asuransi
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Partus adalah kondisi dimana seorang ibu menjalani proses
Pengertian persalinan baik secara normal / fisiologis tanpa penyulit maupun
dengan penyulit
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Kasus tiba mati adalah suatu keadaan dimana penderita yang
Pengertian datang di IGD sudah dalam keadaan meninggal
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
1. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
2. Obat narkotika adalah semua zat yang menurut undang-
Pengertian undang digolongkan sebagai obat narkotika
3. Opioid merupakan kelompok obat analgesic yang digunakan
dalam kondisi nyeri yang berat, dan merupakan obat yang
efektif serta mudah diberikan dalam takaran dosis yang
diperlukan. Opioid termasuk salah satu dari golongan obat
narkotika
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Pemberian resep adalah penulisan obat atau alat medis yang
Pengertian dibutuhkan penderita untuk tujuan diagnostic dan terapi setelah
penderita menjalani pemeriksaan dan atau tindakan
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Surat keterangan sakit adalah surat keterangan yang diberikan
Pengertian oleh dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sakit
dan memerlukan
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Surat keterngan sehat adalah surat keterangan yang diberikan
Pengertian oleh dokter bahwa penderita benar-benar dalam keadaan sehat
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Penderita yang tak dikenal adalah penderita yang tidak diketahui
Pengertian nama dan alamat serta keluarganya secara jelas
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
INDIKASI
Semua kasus yang mengalami gangguan fungsi vital
mengancam jiwa apapun sebabnya
PEMINDAHAN PENDERITA
o Dilakukan atas dasar pertimbangan medic dengan prinsip
tindakan terbaik yang paling menguntungkan untuk
keselamatan penderita
o Pada saat melakukan pemindahan penderita perawat yang
mendampingi harus selalu memantau tanda-tanda vital
penderita
o pemindahan penderita dilakukan setelah stabil tanda-tanda
vitalnya.
o Bila kondisi vital penderita belum stabil, pemindahan atau
tindakan diagnostic harus dalam supervise langsung perawat
atau dokter sesuai dengan kebutuhan dan syarat medic yang
berlaku dengan dilengkapi alat atau obat resusitasi siap
pakai.
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Persiapan Alat
1. Peralatan pemancar radio medic
2. Kabel antenna yang sudah terpasang dengan benar
3. Freqwensi kerja antenna sudah sesuai dengan freqwensi
pemancar
4. Listrik yang stabil
Cara Berkomunikasi
1. Jaga jarak atau posisi mulut dengan microphone pemancar
antara 4-6 cm. posisi yang terlalu dekat dengan microphone
pemancar menyebabkan suara kurang jelas terdengar
2. Saat kita memasuki saluran freqwensi tekan tombol mike
(PTT) dan mulai bicara, berikan spasi antara ½-1 detik agar
awal bicara tidak terpotong dengan pancaran freqwensi
pemancar radio medic
3. Bila kita mengikuti absensi radio medic, saat wilayah kita
dipanggil silahkan menyebutkan Rumah Sakit ARSY
diantara spasi komunikasi dan lanjutkan komunikasi anda
4. Bila ingin berhubungan dengan antar rumah sakit atau unit
kesehatan lainnya, sebut nama lawan bicara (rumah sakit
yang dituju) lebih dulu, kemudian diikuti dengan nama
sendiri (Rumah Sakit ARSY Paciran Lamongan) dan tunggu
sesaat. bila tida ada jaaban ulangi lagi secukupnya, bila
tidak ada jawaban terus berarti lawan bicara (rumah sakit
yang dituju) tidak sedang stand by. jika ada jawaban silakan
melanjutkan komunikasi dengan sopan dan tertib
5. Jika ada komunikasi, pastikan pembicaraan yang singkat
dan jelas, bila pembicaraan terlalu panjang berilah spasi
Prosedur pembicaraan dengan melepas tombol microphone (PTT)
antara 5-10 detik utnuk memberi kesempatan bila ada
intrupsi dari unit lain yang urgent
6. Segera setelah komunikasi dianggap cukup atau selesai
pastikan anda atau lawan stand by atau clear of.
Catatan-catatan
1. Ucapkan sala diawal dan diakhiri pembicaraan
2. Hindari komunikasi / pembicaraan yang terlalu cepat agar
lawan bicara dapat menerima dengan jelas
3. Dlaam berkomunikasi jangan berteriak dan emosional
karena lawan bicara tidak akan bisa menangkap dengan
jelas komunikasi itu
4. Untuk melakukan komunikasi dengan kata-kata yang sulit
atau angka-angka lakukan dengan pelan dan ulangi sekali
lagi sambil dieja satu persatu
5. Gunakan kalimat sesingkat mungkin dan jelas, karena
pembicaraan di radio harus bergantian
6. Khusus untuk terapi/pesan pada penderita sebisa mungkin
diulang agar terapy dapat diterima dengan jelas dan benar
oleh sipenerima berita
PENGGUNAAN RADIO MEDIK
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
…………………………………….
TETAP
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Pendaftaran Penderita :
Prosedur Petugas IGD menghubungi petugas Rekam Medis jika ada
penderita baru
Petugas Rekam Medis melakukan pendaftaran penderita baru
Petugas Rekam medis memberikan berkas rekam medis
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Referensi
Tidak ada
PENGGUNAAN TELEPON
AKSES LANGSUNG
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP …………………………………….
Direktur
Referensi
Tidak ada