REVISI IV
RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
JI Jaksa Agung Suprapto No 76 Lamongan
2014
i
OIL RUMAII SAKIT MUIIAMMADIYAII LAMONGAN
RSM JI. Jaksa Agung Suprapto No. 76. Lamongan 62215
sit (0322) 322834 (Hunting) 08885035624, 08123082211, Fax. (0322) 314048
E-mail : rsm_lamongan@yahoo.co.id / rsmlamongan@gmail.com
Ijin Operasional : HK.07.06 /111 11280 Akreditasi Nasional : Penuh
Tingkat Lanjut 16 Pelayanan
rioyalt-
0),______
c
sk_pedoman
pengelolaan_
pelayanan rekam
medis
sk_pedoman pengelolaan_ pelayanan rekam medis
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Nomor : 038/KEP/III.6.AU/1/2014
Tentang :
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Ditetapkan di : Lamongan
Tanggal : 28 R Awal 1435H.
Tepat tanggal : 30 Januari 2014 M.
Direktur.
RS Muhammadiyah Lamongan .
Tembusan :
1. Panitia Rekam Medis Komite Medis
2. Kepala Inst Rekam Medis.
3. Unit Terkait
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah atas nikmat dan karunia yang telah
diberikan kepada kita selama ini, dan atas tersusunnya BUKU PEDOMAN PELAYANAN
REKAM MEDIS REVISI KE-4 di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, yang merupakan
basil rumusan Panitia Rekam Medis dengan harapan dapat menjadi panduan bagi pelaksanaan
kegiataan pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Kami berharap dapat melaksanakan semua prosedur yang telah tersusun dengan
dukungan dari segenap staf serta. unit-unit kerja lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan di
Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Kami tidak menutup kemungkinan dikemudian hari akan ada banyak penambahan dan
penyempurnaan dari buku pedoman ini demi peningkatan mutu pelayanan di Bagian Rekam
Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
JUDUL..................................................................................................
SK PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN.................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Ruang Lingkup............................................................................................ 5
C. Batasan Operasional.................................................................................. 12
D. Landasan Hukum......................................................................................... 13
E. Aspek Hukum Rekam Medis..................................................................... 14
BAB H STANDAR KETENAGAAN............................................................ 25
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia........................................................... 25
B. Distribusi Ketenagaan............................................................................... 33
C. Pengaturan Shift.......................................................................................... 34
BAB III STANDAR FASILITAS................................................................ 36
A. Denah Ruang............................................................................................... 36
B. Standar Fasilitas........................................................................................ 39
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN...................................................... 47
A. Penerimaan Pasien...................................................................................... 47
B. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan.......................................................... 48
C. Pelayanan Pasien di Instalasi Gawat Darurat .......................................... 48
D. Alur Pasien Rawat Jalan........................................................................... 49
E. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap........................................................... 53
F. Alur Pasien Rawat Inap............................................................................. 54
G. Sistem Identifikasi dan Penomoran........................................................... 59
H. Klasifikasi Penyakit.................................................................................. 73
I. Pengolahan, Analisa Data Dan Pelaporan................................................. 91
J. Simbol, Tanda Khusus Dan Singkatan...................................................... 100
K. Pencatatan Dan Pengisian Rekam Medis.................................................. 115
L. Peminjaman Dan Pemeliharaan Berkas Rekam Medis........................... 140
M. Pelepasan Informasi.................................................................................. 166
N. Penyimpanan Rekam Medis.................................................................... 168
0. Pemisahan Dan Pemusnahan Rekam Medis In-Aktif...................................... 175
BAB V LOGISTIK................................................................................... 186
BAB VI KESELAMATAN KERJA.............................................................. 188
BAB VII PENGENDALIAN MUTU......................................................... 190
BAB VIII PENUTUP................................................................................ 199
A. LATAR BELAKANG
Lahimya rekam medis berjalan sejajar dengan lahimya ilmu kedokteran karenanya
sejak Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol rekam medis telah ada,
tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan pada dinding gua.
Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli pengobatan
yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala iblis. Ia mengarang 36-
42 buah buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah kedokteran (tubuh manusia, penyakit,
obat-obatan penyakit mata dan kebidanan)
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa kedokteran dan
mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai sebagai simbol ilmu
kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek ilmu kedokteran di Delphi,
bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung Puna Zeus.
Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran. Ia yang mulai mengesampingkan ramalan dan pengobatan secara mistik dengan
praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan modern. Hipocrates yang membuat sumpah
Hipocrates dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian
yang cermat dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis)
diajarkan pada Putra Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang hingga kini masih
dapat dibaca oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam
medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.
Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek di rumah
sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865 925 SM, yang telah
menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai pengobatan penyakit cacar "Treatise
on Smallpox and Measles" yang merupakan buku pertama yang membahas penyakit menular.
Ia juga merupakan dokter pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk
menjahit luka. Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 980-1037 M yang bekerja berdasarkan
tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-sumber kedokteran lainnya yang is
Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register pasien
dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit. Pada tahun 1914
istilah-istilah kepenyakitan barn dapat diterangkan.
Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka. Rumah Sakit
ini telah memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai diinstruksikan
bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien). Tahun 1870-1893
Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog pasien. Tahun 1895 -1867 Ny. Grece
Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden pertama dari Association of Record Librarian of
North America. la adalah ahli medical record pertama di rumah sakit.
Pada abad XX rekam medis barn menjadi pusat perhatian secara khusus pada beberapa
rumah sakit dan perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-negara barat. Tahun 1902
American Hospital Association untuk pertama kalinya melakukan diskusi rekam medis.
Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun
1905 Dokter George Wilson seorang dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan
American Medical Association ke 56 membacakan naskahnya : "A Clinical Chart for The
Record of Patient in Small Hospital " yang kemudian diterbitkan dalam Journal of American
Association pada 23 september1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical
record yang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi pihak rumah sakit.
hukum, semua tenaga medis dan paramedic di rumah sakit yang terlibat di dalam
penyelenggaraan rekam medis dapat melaksanakannya.
Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal Permenkes no. 749a tahun 1989 tersebut
disebutkan bahwa hal-hal teknis yang belum diatur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan ini
akan ditetapkan oleh Direktorat Jendral sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Sejalan
dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medis telah menyusun
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit
dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No. 78 tahun 1991 tentang
petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Dengan adanya
perkembangan akan kebutuhan serta mengantisipasi perkembangan pelayanan maupun
IPTEK maka dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan rekam medis rumah
sakit.
Penyelenggaraan Rekam Medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat
diterimanya pasien di RS, diteruskan dengan pencatatan data medis pasien, selama di
Rawat di RS kemudian dilanjutkan dengan pengamanan berkas Rekam Medis yang
meliputi, pengolahan data, penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman guna keperluan lain.
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam pencapaian tujuan pelayanan kesehatan
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
menegakakan hukum
R1440, F44,44
Pe0160,44. Petty4444,
serta
eSI44.44, ,1, penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
44 ii~sfew., Rw - 4
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
g. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dapat dipakai sebagai bahan
pertangungjawaban dan laporan rumah sakit.
1) Edukasi
a) Mendokumentasikan pengalaman profesional di bidang kesehatan
b) Menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi
c) Bahan pengajaran
2) Peraturan (regulasi)
a) Bukti pengajuan perkara ke pengadilan (litigasi)
"Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya." Sedangkan dalam
bab Ill pasal 12 dijelaskan :
1. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien
dengan ijin tertulis pasien.
2. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi Rekam Medis tanpa
seij in pasien berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan.
- Diagnosis
- Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan atau tindakan
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan
Persetujuan tindakan bila diperlukan
b. Isi Rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat:
Identitas pasien
Tanggal dan waktu
Hasil anamnesa mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
Diagnosis
Rencana penatalaksaan
Pengobatan dan atau tindakan
Persetujuan tindakan bila diperlukan
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
Ringkasan pulang
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
Diagnosis
Pengobatan atau tindakan
Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat
dan rencana tindak lanjut
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan tindak lanjut
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat".
3. Admission
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.
4. Registrasi
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan.
5. Tracer
suatu metode yang digunakan sebagai pengendali berkas rekam medis, pengendali yang
dimaksud adalah dengan adanya tracer maka dapat diketahui keberadaan berkas rekam
medis yang telah keluar dari ruang penyimpanan rekam medis. Tracer secara umum
diartikan sebagai lembar perunut yaitu suatu lembaran dengan kualitas kertas tebal dan
tidak mudah sobek yang didalamnya memuat informasi mengenai tanggal keluar berkas
rekam medis, tempat / peminjam berkas rekam medis, nama petugas rekam medis dan
tanggal kembali berkas rekam medis.
6. ICD-10
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten Revision. ICD-10
digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat jalan maupun rawat inap
7. ICD-9-CM
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ninth Revision Clinical
Modification. ICD-9-CM digunakan untuk mengkode/mengklasifikasikan tindakan atau
prosedur pasien rawat jalan maupun rawat inap
1>eioorat4 PdAyA4-44. 124ms H414 14,14m-0.Adzyd
,
kw - 4 12
8. Kartu berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah nomor
rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk mempermudah pencarian
kembal i rekam medis pasien yang akan berobat.
D. LANDASAN HUKUM
Instalasi Rekam Medis di RS. Muhammadiyah Lamongan adalah merupakan bagian
yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. Permenkes No.269/MENKES/PER/II1/2008 tentang rekam medis merupakan
landasan hukum yang harus dipedomani bagi semua tenaga medis dan pars medis serta
tenaga kesehatan lainnya yang terlibat di dalam penyelenggaraan rekam medis.
2. Undang Undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ( Pasal 46-47
tentang rekam medis dan pasal 48 tentang wajib simpan rahasia kedoketeran)
3. Permenkes no 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang persetujuan tindakan
kedokteran
4. Undang Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
7. Keputusan Menteri Kesehatan no 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
5. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1996, Nomor : YM.00.03.2.2. 1296 Revisi Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit.
6. Kebijakan Pelayanan Rekam medis RS Muhammadiyah Lamongan
E. ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
1. Aspek Persyaratan Hukum
Sesuai dengan PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008, tentang Rekam
Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor YM.00.03.2.2. 1296 maka tenaga yang
berhak mengisi rekam medis di RS. Muhammadiyah Lamongan adalah:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
melayani pasien di RS. Muhammadiyah Lamongan.
Meskipun kita ketahui bahwa pada dasarnya pasien dapat mengetahui tentang
keadaan sakitnya melalui dokter, dan bahwa pasien berkewajiban untuk memberikan
ijin/kuasa kepada pihak ke 3 yang ingin mengetahui keadaan sakitnya kecuali
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku namun satu hal yang hams
dilakukan petugas rekam medis dalam menjalankan tugasnya terhadap pembukaan
informasi medis pasien yaitu melaksanakannya dengan teliti dan hati-hati.
Ketelitian dan sifat hati-hati ini membuat petugas medis untuk memperhatikan:
1. Memastikan secara pasti informasi apa yang kiranya dapat memenuhi
kebutuhan sipenanya, serta hanya informasi itu yang hanya dikirimkan.
2. Bila ada pertanyaan tentang kebenaran atau sah tidaknya tanda tangan
pada surat kuasa pasien di surat ijin, lakukan pengecekan dengan tanda tangan lain
pada saat pasien dirawat dan surat ijin lainya yang ada dalam RM.
3. Bila tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tentang
sah tidaknya tanda tangan itu, maka orang itu harus mengesahkan tanda tangannya
dinotaris terlebih dahulu . Demikian pula bila terjadi perubahan tanda tangan dari
masa gadis kemasa nikah (nona menjadi Nyonya )
Resume pasien cukup digunakan sebagai penjelas informasi yang diinginkan, kecuali bila
telah ditentukan lebih dari pada itu ( Misal seluruh berkas)
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan suatu
informasi yang menyangkut Rekam Medis pasien adalah peraturan pemerintah No. 10
tahun 1966 yaitu mengenai "wajib simpan rahasia kedokteran", Dengan adanya peraturan
permerintah itu maka siapapun yang bekerja di rumah sakit. Khususnya bagi mereka yang
berhubungan dengan data Rekam Medis wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya
dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3 :
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tenaga kesehatan
(lembaran Negara th. 1963 No. 78)
Informed consent adalah pengakuan atas hak autonomy pasien, yaitu hak untuk
dapat menentukan sendiri apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya. Oleh karenanya
tidak hanya informed consent yang kita kenal, melainkan juga informed refusal . Doktrin
informed consent mensyaratkan agar pembuat consent telah memahami masalahnya
terlebih dahulu (informend) sebelum membuat keputusan (consent atau refusal). Dengan
demikian, informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang
efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan
apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek
hukum bukanlah suatu perjanjian antar dua pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan
sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain. Dengan demikian cukup ditandatangani
Informed consent memiliki lingkup terbatas pada hal-hal yang telah dinyatakan
sebelumnya, dan tidak dapat dianggap sebagai persetujuan atas semua tindakan yang akan
dilakukan. Dokter dapat bertindak melebihi yang telah disepakati hanya apabila terjadi
keadaan gawat darurat dan keadaan tersebut membutuhkan waktu yang singkat untuk
mengatasinya.
Proxy-consent adalah consent yang diberikan oleh orang yang bukan pasien itu sendiri,
dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi, dan
consent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien apabila is
mampu memberikannya (baik buat pasien, bukan baik buat orang banyak). Umumnya
urutan orang yang dapat memberikan Proxy-consent adalah suami/istri, anak yang sudah
dewasa (umur 21 tahun atau pemah menikah), orangtua, saudara kandung, dan lain-lain.
Hak menolak terapi lebih sulit diterima oleh profesi kedokteran daripada hak
menyetujui terapi. Banyak ahli yang mengatakan bahwa hak menolak terapi bersifat tidak
absolute, artinya masih dapat ditolak atau diterima oleh dokter akan mengalami konflik
moral dengan kewajiban menghormati kehidupan, kewajiban untuk mencegah perbuatan
yang bersifat bunuh diri atau self inflicted, kewajiban melindungi pihak ketiga, dan
integritas etis profesi dokter. Namun perkembangan nilai demikian cepat terjadi sehingga
P40044, Pele104.14. Rekr.o. 14444 14414.0.044 1 44,4 . 1.44 0$1, 4., R41 4
0 4 1
saat ini telah banyak dikenal permintaan pasien untuk tidak diresusitasi, terapi minimal,
dan menghadapi kematian yang alami tanpa menerima terapi/tindakan yang extraordinary.
Dalam praktik sehari-hari, informed consent tidak hanya diperlukan pada tindakan
operatif, melainkan juga pada prosedur diagnostik atau tindakan pengobatan yang invasif
lainnya, misalnya pada waktu arteriografi, pemeriksaan laboratorium tertentu, kateterisasi,
pemasangan alat bantu napas, induksi partus, ekstraksi vakum dan lain-lain.
Dalam Pelaksanaannya Informed consent memiliki 7 elemen (Beauchamp and
Childress, 1994), yaitu:
I. Kompeten untuk memahami dan membuat keputusan,
2. Sukarela dalam membuat keputusan
3. Penjelasan yang informative dan lengkap
4. Rekomendasi atau rencana tindakannya
5. Pemahaman atas informasi yang diberikan
6. Pembuatan keputusan, dan
7. Otorisasi.
Menurut SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor : HK.00.06.3.5.1866 Tentang
Pedoman Persetujuan Tindakan Medik , Pelaksanaan informed consent dianggap benar jika
memenuhi ketentuan dibawah ini:
1. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang
dinyatakan secara spesifik (the consent must be for what will be actually performied)
2. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan (voluntary)
3. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh seseorang (pasien)
yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya dari segi hukum
4. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup (adekuat)
informasi dan penjelasan yang diperlukan.
P40044, Pele104.14. Rekr.o. 14444 14414.0.044 1 44,4 . 1.44 0$1, 4., R41 4
0 4 1
sekurangnya meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, altrenatif tindakan lain dan
risikonya, risiko dan komplikasi yang muungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
tindakan yang dilakukan.
Dengan merujuk kepada doktrin dan ketentuan hokum di atas maka pelaksanaan
informed consent adalah sebagai berikut :
1. Pertindik dalam bentuk tertulis diperlukan pada tindakan medis yang
mengandung risiko tinggi atau yang membutuhkan bukti.
2. Selalu didahului dengan penjelasan oleh dokter yang merawat atau oleh dokter
penggantinnya
3. Informasi dapat diberikan secara lisan ataupun tertulis dengan memberikan
kesempatan yang cukup untuk Tanya-jawab. Bentuk tertulis dapat dijadikan bukti bahwa
informasi tersebut telah diberikan.
Urutan prioritas pemberi persetujuan yang umum adalah pasien sendiri, suami/istri,
anaknya yang sudah dewasa, orangtuanya dan saudara kandungnya. Sedangkan keluarga
lain, teman dan kenalan lain dapat memberikan persetujuan dalam hal orang- orang yang
disebut sebelumnnya tidak ada.
Dengan memperhatikan kaidah-kaidah diatas maka Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan, membuat kebijakan tentang informed consent adalah sebagai berikut;
PaiwN444 Petcy.044. Nem. Mays' RS 1441.40.0.41 1 .1' Rs* - 4 19
1. Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapatkan
persetujuan dari pasien sendiri atau keluarga atau wall jika pasien dalam keadaan tidak
sadar atau dibawah pengampuan;
2. Persetujuan dapat diminta secara lisan jika tindakan medis yang dilakukan merupakan
tindakan yang tidak invasif dan tidak mengandung resiko tinggi;
4. Apabila pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri sedangkan harus dilakukan
tindakan medis untuk menyelamatkan nyawanya. sementara keluarga pasien tidak ada,
maka pihak Rumah sakit dapat melakukan tindakan terlebih dahulu, demi keselamatan
jiwa pasien. untuk kemudian apabila pasien sadar dan/atau ada keluarga informasi
harus tetap diberikan;
5. Pengisian form informed consent dilakukan setelah informasi diberikan dan harus diisi
dengan lengkap
Pihak ketiga yang dimaksud diantaranya adalah asuransi yang menanggung biaya
pengobatan pasien, perusahaan yang pegawainya mendapatkan perawatan di rumah sakit,
keluarga pasien, dokter dan staf medis, dokter dari rumah sakit lain yang turut merawat
pasien serta lembaga pemerintahan dan badan hukum lain. Meskipun kerahasiaan menjadi
P410044P4411.044%Re4441 1.1144 RS 1.104.494444
,
Rev - 4 20
faktor terpenting dalam pengelolaan rekam medis, akan tetapi pelepasan informasi rekam
medis pasien dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Pelepasan informasi medis hams memenuhi kaidah :
1. Kaidah autonomy bahwa pasienlah yang memutuskan boleh atau tidaknya
akses terhadap informasi kesehatannya, bukan pasangannya ataupun pihak
ketiga .
2. Kaidah beneficence bahwa informasi hanya diungkapkan kepada
individu yang membutuhkannya dalam rangka melakukan perbuatan yang
menguntungkan atau untuk kepentingan pasien (misalnya kepada perusahaan
asuransi dalam rangka pembayaran klaim)
E.4.4 f Pi
pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan di pihak staf rekam medis, maka persetujuan
masuk ke tempat rekam medis itu boleh ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan
kepada keputusan pimpinan rumah sakit. Bagaimanapun salinan rekam medis tidak boleh
dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala bagian rekam medis, yang akan
bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit jika ada keragu-raguan. Tidak seorangpun
boleh memberikan informasi lisan atau tertulis kepada seorang diluar organisasi rumah
sakit tanpa persetujuan tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian :
mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus dengan keluarga atau wali
pasien yang mempunyai kepentingan yang syah).
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi atau badan
lain untuk memperoleh rekam medis.
5. Badan-badan social boleh mengetahui isi data social dari rekam medis,
apabila mempunyai alas an-alasan yang syah untuk memperoleh informasi, namun untuk
data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya
diserahkan kepada dokter yang bertugas merawatnya.
8. Informasi rekam medis hanya boleh dikeluarkan dengan surat kuasa yang ditanda
tangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien tersebut secara mental tidak
kompeten atau pasien meninggal dunia--ahli warisnya-- *Pen), atau keluarga terdekat
kecuali jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga ditanda
tangani dan di bed tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam medis dan disimpan di
dalam berkas rekam medis tersebut.
9. Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian rumah sakit
yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal-hal yang bersangkutan
dengan pertanggung jawaban.
10. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain tanpa surat kuasa yang ditanda
tangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit itu yang menerangkan
bahwa si pasien sekarang dalam perawatan mereka.
f-
11. Dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai pasien pada suatu
rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut. Tidak boleh seorang
beranggapan bahwa karena pemohon seorang dokter maka seolah-olah lebih berhak untuk
memperoleh informasi dari pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan
berusaha memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar, tetapi selalu
berusaha lebih memperhatikan kepentingan pasien dan rumah sakit.
12. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi bagian rekam medis, tetapi juga berlaku bagi
semua orang yang menangani rekam medis dibagian perawatan, bangsal-bangsal dan
lain-lain.
13. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas
permintaan pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpinan rumah sakit.
14. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa kebagian
lain dari rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam kegiatan rumah sakit
itu. Apabila mungkin rekam medis ini hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat
dikeluarkan bagi mereka yang memerlukan.
15. Dengan persetujuan dari pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit, apabila
ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis dari pimpinan rumah sakit.
16. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan segala ikhtiar hendaklah
dilakukan supaya pengadilan menerima salinan foto static rekam medis yang dimaksud.
Apabila hakim minta yang ash, tanda terima hams diminta dan disimpan di folder jangan
sampai rekam medis yang asli tersebut kembali.
17. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan alasan
bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut kepadanya tanpa
surat kuasa atau persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang syah.
Pasal 04 : Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip, baik medik maupun
nonmedik secara baik.
STANDAR KETENAGAAN
Adapun secara khusus pola ketenagaan di Bagian Rekam Medis disusun berdasarkan
kebutuhan dan tujuan pelayanan Rekam Medis di RSML. Tujuan pelayanan di Bagian
Rekam Medis adalah memberikan pelayanan rekam medis yang profesional dan bermutu
sesuai dengan target yang ingin dicapai. Sedangkan dalam menentukan kebutuhan tenaga
di Bagian Rekam Medis harus sesuai dengan standart tertentu melalui proses yang
sistematis serta alasan yang jelas mengenai jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan.
1. Kompetensi tenaga rekam medis sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI nomor
377/Menkes/SK/III/2007
Beban Kerja :
(berdasarkan ketentuan dari MenPAN dengan SK no 20 tahun 1990 tentang
Pedoman Tindak Lanjut Program Analisis Jabatan)
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
,
P4044. Admr14..44 . F4444 RS fluge.o.,441/1' tA0.44141,, Rev- 4
Allowance : waktu yang digunakan oleh pegawai selama jam kerja tetapi bukan
untuk pelaksanaan tugas jabatan. Misal, waktu untuk sholat, ke toilet, dll. Sesuai
ketentuan yang berlaku (BAKN), jumlah yang digunakan adalah 25 % dari
beban kerja
Kualifikasi jabatan dari masing masing petugas yang ada di bagian rekam medis dapat
dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Kualifikasi
Jabatan /
No Kemampuan Teknis Kemampuan Sikap Kerja Kemampuan Lainnya
Bagian
(Hard Competency) (Soft Competency) (Other Competency)
1. Kepala S2 Sistem Sehat jasmani dan Berstatus sebagai
Bagian Informasi RS atau S2 rohani dan tidak sedang karyawan organik
Rekam Medis Bidang Pelayanan dalam proses masalah dan telah bekerja di
Kesehatan, Sarjana keduanya. RSML minimal 4
Kesehatan Memiliki kemampuan tahun.
Masyarakat, Sarjana Manajemen
Perekam Kesehatan. Diutamakan yang
Pengelolaan Rekam
(basic D3 Rekam Medis pernah menjabat di
Medis) Pimpinan
Memiliki visi
D3 Persyarikatan
pengembangan
Rekam Muhammadiyah
perekam-medisan dan
Medis dengan minimal setingkat
informasi kesehatan RS
pengalaman kerja Cabang atau
yang nyata dan dapat Kecamatan.
dibidang Rekam
Medis > 3 tahun. dicapai dalam waktu 2
3 tahun yang akan Aktif dalam
Memiliki Sertifikat datang. kegiatan
Manajemen Rekam Memiliki kesehatan Persyarikatan
Medis yang baik untuk Muhammadiyah
M a m p u melakukan tugas sampai saat ini.
mengoperasionalkan internal maupun Memili
komputer minimal ki
eksternal.
microsoft office pengalaman
Inisiatif dan kreatif, berorganisasi.
dapat mengambil
keputusan dengan cepat
dan tepat serta mampu
menganalisa dan
membuat sintesa
berbagai informasi yang
abstrak
Memiliki komitmen
dan
loyalitas yang tinggi.
Mampu berkomunikasi
verbal dan non verbal
dengan baik.
Mampu mengarahkan,
membina dan
mengembangkan
potensi staf.
Mampu
mempersiapkan
dan memberikan
presentasi.
NO0444,
pasien
15 460.44
.Petup1444, 1;1, H4& g5 t-144.,..14.4141 t of M., ktv - 4
Total 17
C. PENGATURAN SHIFT
Rekam Medis RS Muhammadiyah Lamongan dibagi menjadi dua sub bagian yaitu sub
bagian pendaftaran dan pengelolaan berkas serta sub bagian Pengolahan data dan
pelaporan. Adapun penempatan staf dan pengaturan shift pada bagian rekam medis RS
Muhammadiyah Lamongan dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
g4 51.44,444 Ka t4.< om
Kepala Sub Bagian DIII Rekam Medis Non
Pendafataran dan Shift 1
Pengelolaan Berkas Pelatihan Rekam Medis
Jumlah 17
P144044. Pete.y.44-.4. 141,40. t-le44 J 144440-041,44/411.40., lZw - 4
- 5144,4k,1 f
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
1. Denah Tempat Penerimaan/Pendaftaran Pasien IGD
Gambar 1
Keterangan :
PINTU SATU
(INSTALASI
GAWAT
DARURAT)
- - -
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Bed Triage
Area / Ruang
Tempat Pendaftaran Bed Triage Hijau/P3
Pasien Gawat
Darurat Pintu
uC Iff -
2. Denah Instalasi Rekam Medis Utama
DENAH BAGIAN REKAM MEDIS UTAMA
N . 1 1 :
A- UM=
E Computer
Gambar 2
Rak Mobile Filling Aktif
Kiag Rak
Ternpat Pendaftaran
Pasien Penunjang
Paw.m.Aye4.44. Rt.14,m, F4444 k 144144$0.4.4,1' Lemsofp.s, - 4
Gambar 3
Keterangan :
Ruang Poli Anak dan Poli Jantung Ruang Tunggu Poli
Ruang Poli Bedah
Tangga menuju Lantai 2 Televisi
Kursi
Pintu
B. Standar Fasilitas
Berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit, Kebutuhan fasilitas untuk
bagian rekam medis dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
E4 if! - Sup40.
pengobatan dan
tindakan medis serta
dokumentasi basil
pelayanan. Biasanya
langsung berhubungan
dengan loket
pendaftaran
6 Ruang Surat Ruang kerja staf untuk Sesuai Meja, Kursi, lemari
Keterangan pengurusan surat Kebutuhan berkas/arsip, Komputer,
Medis keterangan medis dan printer, intercom/ telepon
klairn asuransi
Standar Fasilitas yang ada pada bagian rekam medis disesuaikan dengan kebutuhan petugas
dalam kegiatan pengelolaan rekam medis. Fasilitas pada setiap uraian tugas dapat di jabarkan
sebagai berikut :
Fasilitas ruangan Kepala Sub Bagian Pendaftaran dan Pengolahan berkas bersih
dan dengan fasilitas AC. Penerangan harus memadai sesuai dengan kualifikasi standart
K3. Fasilitas yang digunakan petugas pendaftaran antara lain:
Dalam proses pendaftaran kondisi ruangan bersih dan dengan fasilitas kipas angin
yang memadai. Penerangan hams memadai sesuai dengan kualifikasi standart K3.
Fasilitas yang digunakan petugas pendaftaran antara lain:
Pte. Pd 44144414.WA* ,
14144 R5 P141,4~144. tofvffsofr&F, Rw - 4 43
gd:ift - 5144,41 Fe
5. Assembling
Dalam proses assembling kondisi ruangan bersih dan dengan fasilitas AC.
Penerangan hams memadai sesuai dengan kualifikasi standart K3. Fasilitas yang
digunakan petugas assembling antara lain:
6. Filling
Dalam proses Filling kondisi ruangan bersih dan dengan fasilitas kipas angin
yang memadai. Penerangan harus memadai sesuai dengan kualifikasi standart K3 serta
disediakan anak tangga yang aman, tidak menyebabkan tergelincir. Fasilitas yang
digunakan petugas assembling antara
44
Dalam proses pelayanan Surat Keterangan Medis (SKM) kondisi ruangan bersih
dan dengan fasilitas AC. Penerangan harus memadai sesuai dengan kualifikasi standart
K3. Fasilitas yang digunakan petugas pelaksana SKM antara lain:
Dalam proses pelaksanaan koding dan indeksing kondisi ruangan bersih dan
dengan fasilitas AC. Penerangan hams memadai sesuai dengan kualifikasi standart K3.
Fasilitas yang digunakan petugas pelaksana Koding dan Indeksing antara lain:
a. 1 Set Komputer
b. 1 buah kursi
c. 1 buah Aiphone
d. Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
e. Buku ICD 10 volume I, II dan III, serta 1CD 9 CM untuk prosedur tindakan.
Dalam proses pelaksanaan Pelaporan Intern kondisi ruangan bersih dan dengan
fasilitas AC. Penerangan harus memadai sesuai dengan kualifikasi standart K3.
Fasilitas yang digunakan petugas pelaksana Pelaporan Intern antara lain:
a. 1 Set Komputer
b. Printer
c. 1 buah kursi
d. 1 buah Aiphone
e. Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
f. Buku Pedoman Pelaporan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
g. Buku buku statistic kesehatan yang terkait
A. PENERIMAAN PASIEN
Pasien adalah pelanggan utama yang tidak dapat tergantikan di dalam suatu instansi
kesehatan. Pasien dirumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik (pasien berobat
jalan), pasien gawat darurat dan pasien rawat inap. Sedangkan berdasarkan jenis jenisnya dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit dibedakan menjadi :
a. Pasien yang dapat menunggu
b. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian
c. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat
d. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)
2. Sedangkan menurut jenis kedatangannya, pasien dapat dibedakan menjadi :
a. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali
datang ke rumah sakit untuk
keperluan berobat.
(#91,1 7ara
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak
mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitas pelayaan kesehatan (Huffama, '94). Pelayanan
rawat jalan merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan kategori "Pasien yang
dapat menunggu" yaitu Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian ataupun tidak
dengan perjanjian, dan Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat darurat.
Prosedur pertama dalam Penerimaan Pasien Rawat Jalan atau pasien Poliklinik adalah
Pasien akan diterima di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ). Pasien rawat jalan
yang masuk dalam kategori pasien lama akan didaftarkan pada loket pendaftaran pasien lama,
sedangkan pasien rawat jalan yang baru atau belum pemah berobat sama sekali di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan akan didaftar pada loket pendaftaran pasien baru.
Menurut Savitri Citra Budi (2011), Pasien rawat darurat merupakan pasien yang datang ke
tempat penerimaan pasien gawat darurat yang dibuka selama 24 jam pelayanan, disini pasien
ditolong lebih dahulu setelah itu kemudian menyelesaikan administrasinya. Prosedur pertama
dalam Penerimaan Pasien di Instalasi Gawat Darurat (PPIGD) adalah pasien merupakan
kategori pasien yang harus segera ditolong (pasien yang dalam kondisi gawat darurat). Namun
tidak menutup kemungkinan juga melayani kategori pasien umum/tidak dalam keadaan gawat
darurat, hal ini disebabkan PPIGD buka selama 24 jam sehingga waktu diluar jam 21.00 WIB
(batas waktu layanan poliklinik/rawat jalan) PPIGD juga menerima pasien yang datang tidak
dalam keadaan gawat namun dengan prioritas pasien gawat darurat. Jadi pasien yang tidak
dalam keadaan gawat darurat akan mendapatkan pelayanan kesehatan setelah pasien gawat
darurat telah tertangani.
Prosedur selanjutnya sebagaimana TPPRJ yaitu terbagi atas dua pasien, Pasien Baru dan
Pasien Lama. Perbedaannya adalah jika pasien gawat darurat maka pasien akan ditolong
terlebih dahulu barn kemudian penyelesaian administrasinya (Pendaftaran). Proses pendaftaran
pasien gawat darurat dapat diwakilkan oleh keluarga pasien, jika pasien datang bersama
dengan keluarga atau pengantar. Pendaftaran pasien dapat dilakukan dengan menanyakan kartu
48
Pao.,. PdAym.44. Wows /4444 RS 144444,-0.444' 1A0.001.4., Rt.,/ - 4
616 911 /ate.? -,?
44vatra
identitas pasien kepada pasien/keluarga/pengantar. Namun jika pasien gawat darurat dan tidak
ada keluarga pasien yang mengantarkan maka petugas melakukan wawancara secara langsung
dengan pasien, namun apabila pasien dalam kondisi tidak sadar maka petugas mencari kartu
identitas pasien dan bila ternyata kartu identitas pasien tidak ditemukan maka pasien diberi
nama inisial yaitu Tn/Sdr/An X jika pasien laki-laki dan Ny/Nn/An X jika pasien perempuan,
kemudian setelah huruf X tersebut diberikan kode petugas pendaftaran. Jika pasien yang belum
teridentifikasi tersebut lebih dari satu maka kode sanjutnya setelah kode nama petugas
pendaftaran ditambahkan angka unit sesuai jumlah kasus yang ditemukan.
Contoh :
1. Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas
pendaftaran yang berinisial "f',
2. Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas kedua, Tn Xnl untuk pasien tanpa
identitas pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran yang berinisial "n", dan
seterusnya
Sebagaimana prosedur penerimaan dan pendaftaran pasien diatas, akan lebih mudah
dimengerti dengan adanya alur pasien yaitu alur kegiatan yang hams dilalui oleh pasien. Alur
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;
1. Untuk pasien dengan kondisi gawat maka dapat langsung menuju ke Instalasi
Gawat Darurat sedangkan untuk pasien tidak dalam kondisi gawat dan dapat menunggu
maka langsung menuju ke Tempat Penerimaan Pasien Poliklinik (TPPP) atau
Tempat Penerimaan Pasien Penunjang (TPP Penunjang).
b. Tidak langsung : Pasien menghubungi TPPRJ via Telepon untuk mendaftarkan diri ke
Poliklinik yang dituju.
4. Petugas Pendaftaran membuatkan kartu berobat untuk pasien baru dan untuk pasien lama
petugas langsung mendaftarkan pasien sesuai dengan poliklinik yang dituju.
5. Identifikasi pasien rawat jalan dilakukan berdasarkan nama pasien dan nama ibu kandung
yang tertera pada karcis pendaftaran.
7. Petugas dipoliklinik (perawat/ bidan) membuat laporan/ rekapitulasi harian pasien rawat
jalan.
9. Petugas bagian rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan untuk membuat
laporan dan statistik rumah sakit.
10. Petugas bagian rekam medis mengevaluasi pengisian kode penyakit ICD setiap bulannya
dan melaporkannya ke direktur.
50
Plo..4 PilAcy~4. Reigmi 14444 RS 144.140.14.11.4' Le m-.0404,,Rev - 4
Pasien
datang
sendiri/
rulukan
Pintu 1
Kondisi Gawat/
TPP Gawat Darurat
Darurat
Tidak
Pintu 3 Pintu 2
TPPRJ TPP
Penunjang
Pendaftaran Ada nomor Tidak
Mentari Pin
Pengisian Form
Pernah
Pendaftaran berobat
Pasien Baru
Pintu 2
TPPRI Dirujuk
Pendaftaran Pendaftaran
Pasien Baru Pasien Lama
Tidak
Perlu
pemeriksaan
Tidak Ada
Tidak Kasir
penunjang
Resep
Kamar
obat
Gambar 4
Lc i ?Z' 7arce 4Jaaa
tidak Kartu
PENDAFTARAN Pernah berobat Berobat
si Form Pendaftaran-
Identitas.pasien
/ D a t a ...
demografis
Entry Personal
Detail masuk
ya Pernah Rawat database
Program Tracer 4 - -
tidak
Ruang
Filing
Berkas Rekam Unit Pelayanan :
Medis Rawat Map Poliklinik
IGD
Gambar 5
52
Peii0040% As iLcGaN.He44 PS 144.440 044,4 Liosiwse4s, Rev 4
h
,
-
Tata cara penerimaan pasien Rawat Inap disebut sebagai Prosedur Pasien Rawat
Pasien yang memerlukan perawatan, dapat menjadi 3 kelompok (Depkes RI-Rev. 1,1997; hlm.
28) yaitu :
Untuk lancamya proses penerimaan pasien, harus memenuhi kriteria (Depkes RI-Rev.
11,2006; hlm. 42-43) sebagai berikut :
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya dengan proses
penerimaan pasien, telah diatur dalam ketentuan penerimaan pasien.
5. Rekam medis yang Iengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh semua
bagian selama pasien dirawat.
6. Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam
proses penerimaan dan pemulangan pasien.
7. Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan fasilitas
yang memadai tersedia, dapat diterima di rumah sakit.
8. Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak
dapat diterima.
9. Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan sebagainya
(apabila dilakukan) dilaksanakan di IGD untuk kasus cito dan di Instalasi Rawat Inap untuk
kasus elektif.
1. Setiap pasien yang membawa surat permohonan rawat Map dari dokter poliklinik,
Unit gawat darurat, menghubungi tempat penerimaan pasien rawat Inap. Sedang pasien
rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya terlebih dahulu diperiksa oleh dokter rumah
sakit bersangkutan balk di IGD maupun Poliklinik.
2. Apabila tempat tidur di ruang rawat mapg dimaksud masih tersedia petugas
penerima pasien mencatat dalam buku registrasi penerimaan pasien rawat Map : nama,
no RM, Identitas dan data sosial lainnya serta menyiapkan/ mengisi data identitas pasien
pada lembar masuk (DMK I )
7. Selama di ruang rawat inap, perawat / bidan menambahkan lembaran rekam medis
sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan kepada pasien bila dianggap lembaran
yang tersedia masih kurang.
8. Perawat / bidan berkewajiban membuat sensus harian yang memberikan gambaran
mutasi pasien mulai jam 00.00 sampai dengan jam 24.00.
Sensus harian dibuat dan ditandatangani Kepala ruang rawat inap dan dikirim ke unit
rekam medis, pengiriman sensus harian paling lambat jam 08.00 pagi hari berikutnya.
10. Setelah pasien keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien segera
dikembalikan ke unit rekam medis paling lambat 2 x 24 jam setelah pasien keluar, dalam
keadaan lengkap dan benar.
11. Petugas rekam medis mengelola berkas rekam medis (assembling, evaluasi
kelengkapan dan penyimpanan) dan mengolah rekam medis yang sudah lengkap (kartu
indeks penyakit, indeks Operasi, indeks kematian, dsb) untuk membuat laporan dan statistik
rumah sakit.
12. Petugas rekam medis membuat rekapitulasi sensus harian setiap akhir bulan
dan menganalisa hasil kegiatan tersebut kemudian mengirimkan ke sekretariatan untuk
bahan laporan rumah sakit.
13. Bagian rekam medis menyimpan berkas-berkas rekam medis pasien menurut nomor
rekam medisnya. Rekam Medis pasien disatukan dalam satu berkas.
7"
&e76-. ".2 Tar ' a
,
P4100 44. PdAym.04
, ,
Wm* 14e44 RS 1.14.4 41.1 ..11a
, , 55
timmwsier0s, Riv - 4
14. Petugas Bagian rekam medis mengeluarkan berkas rekam medis, apabila ada
permintaan baik untuk keperluan pasien berobat ulang atau keperluan lain.
15. Setiap permintaan rekam medis harus mengisi dalam buku peminjaman dan di entry
pada program peminjaman berkas.
16. Apabila rekam medis yang dipinjam sudah kembali, peminjam menandatangani
dalam buku peminjaman pada kolom tanda tangan pengembalian berkas. Petugas rekam
medis mengentry tangal pengembalian berkas pada program peminjaman berkas rekam
medis.
17. Rekam medis pasien yang tidak pernah berobat lagi kerumah sakit selarna tiga
tahun terakhir, dinyatakan sebagai Berkas In-Aktif.
18. Berkas-berkas rekam medis yang sudah dinyatakan sebagai berkas In-Aktif
dikeluarkan dank penyimpanan berkas aktif dan disimpan ditempat In-Aktif dan dibuat
pertelaahan berkas untuk dialihkan dalam bentuk soft file (scan), kemudiaan dapat
dimusnahkan.
7"
&e76-. ".2 Tar ' a
Pido 4 4 - . Pde144.44.
,
WA, 1CI 5 t1044s0444,4 /40.4}PIA4 ,
, Rtv - 56
4
ALUR PASIEN RAWAT INAP
<__>
Follow Up
Depo 1
Pengambilan Ada
antrian obat resep
Obat
Tida
k
TPPRI / Central Ada
Admission antrian
Tida
k
Depo 1
Px mati, Alih Tida Ruang Pengambilan
k Kondisi px
Rawat, membaik/ Perawatan obat
sembuh
Menolak
Pemeriksaan
Tida Perlu penunjang
k pemeriksaan Iaboratorium/
Perk, penunjang
radiologi
berobat
ulang
Pendaftaran
Tidak Perjanjian
dari unit
pelayanan
Gambar 8
(
Fb1lovi Up i dari-
unit. - Pelayanan
-: . (Poliklinild
IGD)
ProgramTracer
V
DokumenRekaml
MedisREsvat. !nap
lama. :
Bagian
Rekam
Medis
Assemblin
g
Ya
Lengkap
Koding+Indexing
Filling
Filling TL
Distribuei:TL
Gambar 9
Rekam medis pada hampir semua pasien pelayanan kesehatan disimpan menurut
nomor, yaitu nomor pasien masuk (admision number).
b. Setiap pasien mempunyai satu nomor rekam medis untuk seumur hidup
dan digunakan untuk semua unit pelayanan.
Cara Penggunaan Unit Numbering System adalah pada saat seorang pasien
berkunjung pertama kali ke rumah sakit apakah sebagai pasien berobat jalan ataupun
pasien rawat inap, kepadanya diberikan satu nomor (Admison number) yang digunakan
selamanya untuk kunjungan seterusnya. Sehingga rekam medis pasien tersebut
tersimpan dalam berkas di bawah satu nomor.
Dalam hal penggunaan sistem unit, kepada petugas yang memberikan nomor
masuk (admision number), diperintahkan agar selalu mengecek apakah seorang pasien
sudah pernah berkunjung ke rumah sakit ini sebelumnya. Pasien lama tidak akan
diberikan nomor barn karena rekam medisnya yang sekarang akan diberi nomor yang
sama dengan nomor yang telah dimiliki pada kunjungan yang pertama.
Dalam hal sistem unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau
mudanya suatu rekam medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif
harus dilhat satu persatu. Tahun berapa seorang pasien terakhir dirawat atau berkunjung
ke poliklinik. Sehingga satu pasien hanya mempunyai satu unit nomor seumur hidup
kemanapun ia berobat di suatu rumah sakit yang sama. Untuk itu, setiap pasien dapat
dimasukkan dalam kartu indeks pasien
Satu rumah sakit membuat satu "bank nomor" dengan menentukan sampai
nomor tertinggi yang keberapa, barn mulai lagi dengan nomor satu. Sangat sukar
4
untuk mengerjakan atau mengingat nomor-nomor yang lebih dari enam angka,
meskipun sistem angka akhir (terminal digit) digunakan. Untuk hampir semua
rumah sakit, nomor yang dimulai dan 000001 sampai dengan 999999 menjadi
sumber (patokan) pemberian nomor yang bisa berjalan sampai bertahun-tahun.
Suatu cara penomoran dengan memberikan seri tahun pada setiap nomor,
misalnya dengan menuliskan angka tahun pada awal nomor seperti 95456231 tidak
dianjurkan, karena kesalahan menulis angka tahun mengakibatkan sangat sukamya
mengetahui lokasi berkas rekam medis.
Pemberian Nomor Rekam Medis (No. RM) kepada pasien adalah yang
terpenting karena nomor tersebut sebagai acuan dari seluruh pelayanan yang
diberikan kepada pasien, oleh karena itu setiap pasien di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan diberikan satu nomor rekam medis yang berlaku
selamanya. Nomor Rekam Medis ini didapatkan saat pasien pertama kali mendaftar
di rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dan muncul secara otomatis melalui
program personal detail saat petugas mendaftar pasien baru. Entry pendaftaran
pasien barn untuk mendapatkan nomor rekam medis pasien dijabarkan lebih lanjut
dalam panduan pendaftaran
Indentitas merupakan data awal atau data yang pertama kali di catat oleh petugas
pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, informasi demografi merupakan
informasi yang diperlukan dalam pengisian data dasar indentitas diri seorang pasien.
i. Nama Rumah sakit ( tertera pada kop formulir: nama, alamat, telepon, kota)
b. Nama Lengkap
c. Alamat
d. Telepon/HP
e. Tempat/Tgl Lahir
h. Golongan Darah
i. Alergi
j. Status pernikahan
k. Pendidikan
1. Pekerjaan
t. Tanda tangan dan nama terang pembuat pernyataan dan petugas pendaftaran
Cara pemberian identitas pasien dewasa/umum adalah setiap pasien yang datang
pertama kali berobat atau disebut dengan pasien baru selain bayi baru lahir di dalam
rumah sakit atau pelayanan kesehatan harus mengisi formulir indentitas pasien yang telah
Pemasangan gelang pasien dilakukan saat pasien datang di IGD atau saat pasien
ditentukan untuk rawat inap. Pemasangan gelang pasien dilakukan dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebagai alat identifikasi pasien saat berada di ruang perawatan. Gelang
pasien dipakai selama pasien dirawat di Rumah Sakit dampai dengan pasien pulang.
a. Mengisi Identitas bayi barn lahir pada DMK 1 meliputi : identitas pribadi dan
sosial, tanggal masuk, kelas perawatan dan paviliun tempat pasien dirawat.
i. Pemasangan gelang tangan dan cap kaki bayi dilakukan di depan ibu
yang barn melahirkan bayi tersebut atau saksi lain bila ibu dalam keadaan
tidak sadar
iii. Gelang tangan bayi ditulis : Nama ibu ditambah dengan "By Ny"
(sesuai dengan sistem penamaan), Nomor rekam medis ibu, Tanggal lahir
bayi dan jam lahir, yang ditulis dengan menggunakan pulpen tahan air
iv. Gelang tangan bayi dipakai selama di rawat di rumah sakit sampai
bayi dipulangkan dan rumah sakit
P410++4*.
4 , Pt441144+14. Mid:: RS t44.14.N44.1 4 64
1 .
"44
dial ; ,1 7ata f, c(ezeicio,-.
g. Apabila dinyatakan benar, orang tua bayi menandatangani pernyataan yang tercantum
pada formulir identitas bayi yang disiapkan perawat / bidan
Pemberian identitas dan penomoran pasien di IGD pada prinsipnya sama dengan
pemberian identitas dan penomoran untuk pasien umum, hanya perbedaannya adalah
pada pemberian identitas pasien yang belum jelas karena pasien datang tanpa
pengantar/keluarga atau tanpa membawa kartu identitas sedangkan pasien dalam kondisi
parah dan tidak sadar. sehingga masuk kategori pasien yang belum teridentifikasi maka
pemberian identitasnya adalah sebagai berikut;
Contoh :
Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran
yang berinisial F, Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas kedua, Tn Xnl untuk pasien
tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran yang berinisial N,
dan seterusnya
P 44. 4 4, 14444 P.5 P/444.44./4 tem.o.less, Rtv - 4 65
d. Pada kolom alamat diisi dengan Lokasi tempat kejadian.
e. Tanggal lahir diisi tanggal dan bulan pasien datang sedangkan untuk
tahun kelahiran diperkiraan berdasarkan perkiraan usia dan tampilan fisik pasien.
iii. Identitas lain : Pakaian (warna, corak/model, jenis, &I) dan barang-
barang lain yang di bawa
Pembeda utama antara pasien biasa dan gawat darurat dengan bencana terletak pada
kejadian "bencana" itu. Selebihnya, penanganan pasien kasus bencana adalah murni
kegawatdaruratan yang bersifat life saving atau segera wajib dilakukan pertolongan dan
atau tindakan medis demi menyelamatkan nyawa pasien.
Dengan demikian pasien korban bencana senantiasa dikategorikan sebagai bagian dan
pelayanan gawat darurat dan termasuk dalam pelayanan rawat jalan (out patient services).
Yang dikategorikan sebagai kasus bencana adalah kejadian yang diakibatkan oleh
kondisi yang tidak lazim. Misalnya bencana alam (seperti banjir, tsunami, kebakaran
hutan, badai, angin, halilintar, gempa bumi, tanah longsor atau es longsor), gejolak politik
(huru hara demonstrasi, serangan teroris, perang, lemparan born), akibat kelalaian
manusia (arus pendek listrik, kebakaran lingkungan), penyebaran penyakit (epidemi,
pandemi); akibat unsur teknis (kecelakaan lalu lintas darat, laut, udara) dan lainnya. Ciri
khas bencana adalah peristiwa yang datang secara tidak terduga dikala orang tidak siap.
Hal yang pasti, dalam sekejap jumlah korban yang membutuhkan pertolongan pada
Pe4 s.#4. PdAy.d4.04. WA" Ht z4 R 1.44440.044144'140.0144s, -4 66
Eat; (721 7ata
sarana pelayanan kesehatan meningkat dengan amat tajam. Untuk menampung korban
yang amat banyak, sering didirikan tempat pos kesehatan darurat dengan relawannya.
Dalam kejadian bencana, ada pasien korban bencana yang hanya memerlukan
pelayanan rawat jalan atau rawat inap bila kondisinya serius. Selain itu ada banyak
korban yang meninggal di tempat kejadian atau dalam perjalanan ke rumah sakit. Bahkan,
ada pasien yang memutuskan pulang paksa dengan berbagai alasan.
a. Nama (bila ada identitas penunjuk seperti KTP, melalui keluargalkawan, pasien
dapat berbicara sendiri).
Inforrnasi darurat biasanya sangat singkat dan belum akurat karena data diperoleh
dalam kondisi yang seadanya, misalnya melalui pasien yang masih belum siap atau wali
bahkan pengantar. Ketidakmampuan petugas TPP untuk memperoleh informasi darurat
secara lengkap juga dapat dikarenakan kondisi pasien belum stabil, keluarga masih panik
atau bisa jadi pengantar, penolong tidak mengenal pasien. Bila keadaan sudah lebih
tenang dan dapat diatasi, petugas TPP IGD wajib melengkapi kekurangan data melalui
kartu identitas pasien atau melalui keterangan pasien, keluarga pasien/wali yang ada.
Secara umum untuk identifikasi pasien korban bencana adalah sama dengan pasien
umum dan pasien IGD (identitas pasien yang belum diketahui) dengan penambahan
sebagai berikut :
a. Jenis Bencana
b. Waktu kejadian bencana (Tanggal dan Jam)
c. Lokasi wilayah terjadinya bencana
d. Sarana transportasi yang digunakan untuk membawa korban bencana
6. Penulisan Nama
Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu kita harus
memahami keperluan yang mendasar dari sistem penamaan tersebut, sehingga dianggap
perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan pada dasarnya untuk
memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/ memperlancar di dalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit.
Di negara barat, penulisan nama pasien sangat mudah dilakukan, karena mereka
sudah memiliki patokan-patokan yang baku, misalnya mencatat nama untuk keperluan
resmi patokannya adalah nama keluarga (Surname) selalu dicantumkan terlebih dahulu,
lalu diikuti Nama din (First Name). Di Indonesia, kurang dikenal penggunaan/ pencatatan
nama berdasar nama keluarga, sebagaimana yang berlaku di Negara Barat. Penamaan
hams dilakukan secara luwes karena sebetulnya nama hanyalah salah satu identitas yang
membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya, disamping umur, alamat dan nomor
rekam medis pasien.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah nama pasien hams
lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan
tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan berikut:
a. Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih;
0. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien
sudah bersuami;
Namun untuk pemberian nama khususnya di daerah jawa dan di era sekarang ini
penggunaan nama marga/keluarga, nama suami sangat jarang digunakan, oleh karena itu
dalam sistem penamaan rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah diberlakukan
ketentuan sebagai berikut :
b. Sebagai pelengkap, di akhir nama lengkap pasien ditambah Ny, Nn, An, Sdr atau
Tn (sesuai dengan statusnya)
Cara penulisan nama pasien menjadi sangat penting artinya karena sering dijumpai
pasien dengan nama yang sama dan seringnya seorang pasien berobat di rumah sakit.
Dengan menggunakan cara penulisan, akan memudahkan seorang petugas rekam medis
bagian filling (penyimpanan) untuk mengambil berkas rekam medis di tempat
penyimpanan apabila sewaktu-waktu berkas rekam medis diperlukan. Untuk keseragaman
penulisan nama seorang pasien, dipakai ejaan baru yang disempurnakan.
a. Ketentuan Umum
i. Nama yang dipakai menggunakan ejaan barn
ii. Penulisan nama dengan menggunakan huruf balok atau huruf
yang mudah dibaca
c. Nama bayi
Bagi bayi barn lahir biasanya belum diberi nama oleh orang tuanya,
sehingga penulisan nama bayi barn lahir menggunakan nama ibunya
Contoh
Diindeks
Setelah bayi tersebut kontrol atau berobat ulang barn kemudian nama
tersebut diganti dengan nama bayi yang sebenarnya.
Contoh :
g. Suku kata nama yang disingkat pada saat penulisan nama pasien
i. Nama pasien dengan minimal dua suku kata dan memiliki awalan
kata "Muhammad" dan ejaan sejenisnya dalam sistem penamaan
disingkat menjadi huruf "M". Hal ini untuk mempermudah pencarian
data pasien berdasarkan nama, karena kata "Muhammad" dapat
ditulis dalam ejaan yang berbeda beda. Jika nama pasien hanya
P4 1.40.4o. PL444,04. Wows H4tz.3 RS 1-1440.041,14'1441.04 1ec+,
, 71
g44/ - 4
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam medis hams
membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
Istilah atau penyakit yang telah ditetapkan tersebut dimasukkan dalam database
program aplikasi pengkodean.
b. Pada master ICD ketik/isi box initial dengan kode penyakit yang akan di
kode dengan ICD dan ketik pada box detail dengan nama penyakit yang terkode
tersebut. Kemudian pilih 1 (diamati) jika penyakit tersebut termasuk penyakit untuk
kategori laporan RL 2 atau pilih 2 (tak diamati) jika penyakit tersebut diluar RL 2
atau lainnya.
4
77/ z:diteAcuxi,
aG
NO
JENIS TINCAVAN Appendicitomy Dewasa
ICD 9CM 17.0
a. Buka Program aplikasi (Access Project) Symple Poly hingga muncul daftar pasien
rawat jalan. (wewenang program ini adalah dokter poliklinik, sehingga pada proses
pembukaan program ini akan diminta untuk logon sesuai dengan username dan
password). Pengkodean dilakukan sesuai dengan nama pasien yang terdapat
didalam daftar pasien rawat jalan tersebut.
Pains 4-. RcitosHioasRS 144.14.044.,1' te.osoolews, Re* 76
-4
P. PA' PAN A I A! PA
NEP. ASIEN 61/ATIA! HAGAN
231479:12.07.06 Ali Mahfud Tn stioacw Bulubrangsi Rt 3 Mr 5 Laren RESEP Umurn
23147606.31.75 Umzaidah Ny ! 5/1072007 Bulubrangsi R75 Laren RESEP Urnurn
231477 12.04.77 Kardina Ny 5/1072007 Menganti RT 2 RW 2 olagah RESEP Umum
231475 12.02.21 1Hartini Ny 5/10/2007 Sumbeijo Rt ,1 Rw1 Lopang Kern RESEP Umum
231475 12 07 04 :SufVnem Ny ! 5710/2007:Ngimbang Rt 3 Rw 1 Lamongan RESEP !,Kandungan
231474.12.0710 ISuptfTn 500/2007 faiiPucuk Lamongan RESEP
231473108.22.13 Suwarsih Ny : 5710/2007 Ngimbang Rt 3/1 RESEP Kandungan
231472 10.56.24 Risnanda Yuniati Firdaus: 5/10/2007 JI Lamongrojo Gg Merpati No 19 RESEP Umum Rande
23147111202.55 :Endang Widowati Ny 5710/2007 Rt 3 Rw 4 Srirande DekeLRESEP :Kandungan Sumput
231470:07.25.26 guyun Indaiwatiningaih El 5710/2007: RT132 RWO2 Sumberberi RESEP :Umum Gabus RT 1
231469:12.05.79 iNatasya Oktaviani An : 5110/200T RW2 Tikung Lamor RESEP
23146808.8662 :Fadil An 1 5/10/2027 Veteran No 62 Lamongan ,RESEP
23146712.05,55 :Ahrnad Fahmi An 571072007 Tinaro Rt 2 Rw 2 Tikung A,RESEP
231466! 12.03 12 ! Mizan An 5/10/2007 Sukodad! RESEP
231465:12.07 05 Joni Purban a Andi Pranal 5/10/2007 higambek RT 4 Rw 1 Pucuk RESEP G D
231464.11.99 32 Srimadun Ny 5/10/2007 Labuhan Rt 3 Rw 1 erondong Lai RESEP Beak
231463:12.07.01 Alin Nn 5/101'2007 Bulutengger Rt 6 Roo 2 R E S E P
?at AR11.911 A 1'; n <a ihrahfii Inenn An .. ./tri. 7rrt7
- ,
r a l a r l a l A e n n - n r r n Ti L r !PF FP
b. Clik nama pasien dalam daftar pasien rawat jalan kemudian tekan tombol "proses"
(lihat gambar 40), maka akan muncul form RME kemudian pada listbox diagnosa
pilih cari nama diagnosa sesuai dengan diagnosa pasien, maka secara otomatis akan
muncul kode ICD pada listbox ICD (lihat gambar 41).
Doc.ID>129872<Tanggai>D4/O8/2CC9
04/11D,200910043 Dd m> Zaki Iskalda, SOH
<TT> an<BD >
c Nad > .r. d<Soho> Cakes< Miss
Tekanen Death> /
1111111 1C
=111 D
D4 411
Smel lade efolubance
, Snake dte
36-.1.7rw,
7ilakkaft
7:(1.ra ci4r/arra7,
7cit.act."a4,aerc?,.
b. Pilih nama pasien dalam daftar pasien pulang kemudian clik tombol
"summary" hingga muncul gambar 44.
P1400.44+ PdAe.4.44. 12t1440,14444 1251444400,444444" te.~4., R44 - 4
1 78
c. Pilih listbox ICD (pada kolom Diagnosa akhir) kemudian ketik nama penyakit
sesuai dengan diagnosa akhir pasien, maka secara otomatis akan muncul kode
penyakit diagnosa tersebut.
2. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam
indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Pengindeksan di RS
Muhammadiyah Lamongan mengunakan komputer adapun secara standar jenis indeks
yang biasa dipakai adalah ;
a. Indeks pasien
Pengertian Indeks Utama Pasien adalah satu kartu katalog yang berisi nama semua
pasien yang pernah berobat di RS Muhammadiyah Lamongan. Informasi yang ada
dalam kartu indek ini adalah :
i. Isi Indeks Pasien : Nama lengkap, Nomor Rekam medis, jenis kelamin, umur atau
tanggal lahir, nama ayah/Ibu, Pekerjaan Tanggal masuk, hasil, dokter
7:(1.ra ci4r/arra7,
b. Index Penyakit
Pengertian Index penyakit dan index operasi adalah satu kartu katalog yang berisi kode
penyakit dan kode tindakan operasi yang ada di rumah sakit.
Informasi yang ada di dalam kartu adalah : Kode ICD; Judul; Bulan; Tahun; No. RM
pasien; Jenis Kelamin; Umur.
Untuk Index Operasi ditambah : dokter bedah, dokter anesthesia, had pre OP, Post OP,
cara pasien keluar (sembuh, cacat, meninggal)
Untuk Index penyakit ditambah : diagnose lain, dokter, hari perawatan, cara keluar
(sembuh, cacat, meninggal)
Kegunaan
P440,..44.P4144/44144.Rt4140 Hat4 RS
,
H4440.41.1444,11ts0.0144.,
80
Re.4, - 4
/c- ra .4. a&cleza Va-c?aralc,
7
Cara Penyimpanan :
Indeks penyakit elektronik tersimpan dalam serverdomain yang ter-backup 2 kali setiap
hari
c. Index Dokter
Pengertian Index Dokter adalah daftar/tabulasi yang berisi nama dokter yang
memberikan pelayanan medik pada pasien.
Kegunaan adalah untuk menilai pekerjaan dokter dan bisa sebagai bukti pengadilan
d. Index Kematian
Informasi yang ada dalam index kematian adalah : Nama pasien, No. RM, Jenis
Kelamin, Umur, dokter yang merawat, Hari perawatan, wilayah, Kematian kurang dari
sej am post OP.
Kegunaan index kematian adalah untuk statistik menilai mutu pelayanan dasar
menambah dan meningkatkan peralatan / tenaga.
40 a
Merubeh Name Pannuk rli!
Top 10 Baser
Lapora
n Karyawan
Laporan Px / Area
Pendapatan R3 RI
LaporanRujukan
Laporan Kriteria RL
taporan Px Baru
Rawat Jahn
Wrung Hari
Pada prinsipnya penggunaan progam indeks ini adalah need to know artinya
program akan menampilkan kriteria yang dipilih, jika semua kriteria dipilih maka
program akan menampilkan semua kriteria begitu pula jika kriteria tertentu yang
dipilih maka program akan menampilkan kriteria tersebut
1
')E-
11:7.k1
i.Jika ingin menampilkan semua kriteria maka pilih semua kategori yang ada
ii. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan krteria tertentu
adalah sebagai berikut ;
Contoh : jika ingin menampilkan dokter A saja maka semua kategori di pilih
semua kriteriannya kecuali pada combobox dokter. Diisi dengan nama
dokter A baik pada combobox sisi kiri maupun pada sisi kanan.
Cara membuat report indeks Dokter Rawat Jalan dan Indek penyakit rawat jalan
a. Untuk menampilkan report semua dokter maka isi combobox dokter sisi
kiri dengan nama dokter yang paling atas dan isi combobox dokter sisi kiri
dengan nama dokter yang paling bawah
b. Untuk menampilkan report dokter tertentu maka isi combobox dokter sisi
kiri dengan nama dokter yang akan ditampilkan dan isi combobox dokter sisi
kanan dengan nama dokter yang sama atau daftar nama dokter setelah atau dibawah
nama entryan dokter pada combobox dokter sisi kiri.
P1140...4. Pc4,44 , 4s 1.144 RS 1441.400.01.4114474 14440 $ 6 )
0 4 4
4 83
Lai; `,:11 Tara ..41c74.1aeira f,r4:41varrae.
c. Untuk kategori pasien pilih semua kriteria yaitu isi comobobox pasien sisi kiri
dengan kriteria "pasien" atau daftar kriteria yang paling atas dan isi combobox
pasien sisi kanan dengan kriteria Mahakam Kencana atau daftar kriteria yang paling
bawah. Jika ingin menampilkan kriteria tertentu gunakan cara yang sama dengan
point 2
f . . '
MB<
Poloo44, Pi14,44.#4. ge44.ps 144as 25 REKAM
BERMS101'
1440.+4.1 MEDIS
1.40.0tims ktv - 4 84
Tarlggal 1111/2009 s/dTanggal
Dokter Dokter
Paslen sfd Paster!
Penyaklt 3x aldt
Status
6.16' 7ara
INDEKBERKAS REKAMMEI3IS
Taws! 11/1/2009 Tan Ale!
Dokter Dokter . kaki' Iskanda, dr. Sp.Rm
Pasien sid.Pasien IMMAXAM KENCANA
peraialdt 1FoOnyalcit
.
Status
I-
A.01.01 Typhoid Feve
A.03.1- St"lirdelosis
A.05 .1- Food borne ir
AI.16.\- An- ioelpasts
A.07.91- i Dysentri
A,09.1- 1 GE A
137.11-
1.37 24-
132.1-
Z.41 .2k-
Z.43 .3 -
2.51.1l-
2.51.2 -
e. Klik/tekan tombol "By Dokter RJ" maka program akan menampilkan report
indeks dokter rawat jalan sesuai dengan kategori dan criteria yang
dipilih/diinginkan.
f. Untuk menampilkan indek penyakit rawat jalan maka klik/tekan tombol "By
ICD RJ" maka program akan menampilkan report indek penyakit rawat jalan
sesuai dengan kategori dan kriteria yang dipilih/diinginkan
Peloffir.4. P661.1444. R 14/44RS/44.1.40~4,41'1,404 $1,4t
1
R4/ ."
86
4
Gambar 31 Tampilan Indeks Penyakit Rawat Jalan
b. Setelah semua kategori dan criteria dipilih (sebagaimana cara ideksing rawat
jalan diatas) pilih/isi combobox status dengan criteria yang diinginkan, jika
ingin menampilkan semua criteria maka sebagaimana carat sebelumnya yaitu pilih
daftar criteria yang paling atas yaitu "Dirujuk" untuk combobox status pada isi
kiri dan pilih criteria "pulang paksa" atau daftar criteria yang paling bawah untuk
combobox status pada sisi kanan
Rtv - 4
REKAM NEDIS
. sid Tanggai :
Tarkpal Dokter kakk Warly, dr. SpRM
efdPasein ______________
Perieeldt '
:PaiOn:
Pfsilial
Groupit.DPA0en Jafan
d. Tekan/Idik tombol "By ICD INAP untuk menampilkan indek penyakit rawat map
sesuai dengan kategori dan criteria yang dipilih
Down
ham DOW 3111raa E a r Node..
MUM
MOW
PETS= 11.417.
9S.
Mar StiavSp Shim MO..
one
Regarr
SUBTOTAL.
A.J19.t.
fat
Ignored_ Bi1r Bemis SM. Maim
rrr
45 aka, a
Cara membuat indek kematian adalah sama dengan cara membuat indek rawat jalan.
Yaitu setelah semua kategori dan kriteria dipilih maka hanya dengan
menekan/mengeclik tombol "By Dead Map" maka program akan menampilkan indeks
kematian pasien rawat map
1341/44.4 ,
14444 H4tiem.0444,4 R44, - 4 90
2.7aG
971 r.:!
,
cfac,ae:a4,
Gra u pILDPAsien
O w , " AliBritSimsPilimMilii
Indek Penyaldt
Me
Gambar 36. Tampilan Indeks Kematian
pengolahan rekam medis termasuk dalam system penyelenggaraan rekam medis namun
dalam hal ini proses pengolahan rekam medis terpisah dengan proses penyelenggaraan rekam
medis, disebabkan pada pembahasan pengolahan rekam medis lebih cenderung pada
pengolahan data yang bersifat tersirat artinya pelayanannya tidak langsung terlihat dan tidak
berinteraksi langsung dengan customer atau unit lainnya.
Proses pengolahan rekam medis diselenggarakan oleh Bagian Rekam Medis, kegiatan
dan ketentuan mengenai proses pengolahan rekam medis adalah sebagai berikut;
Pengelolaan Rekam Medis adalah pengelolaan record yang dihasilkan rumah sakit,
merupakan bagian dari manajemen record. Susan Z Diamond (1995) dalam bukunya
Record Management menyebutkan manajemen record adalah berkenaan dengan control
record itu sendiri mulai dari penciptaan, yang diteruskan pada masa aktif dan inaktif,
sampai kepada masa pemusnahannya. Menurunya record mempunyai empat tahapan
dalam sikulusnya, yaitu:
b. Tahap record aktif, pada tahap ini frekuensi penggunaan record masih
tinggi. Dibutuhkan lebih cepat dalam mengakses.
c. Tahap record Inaktif, pada tahap ini tetap disimpan karena alasan aspek hukum
dan digunakan untuk referensi.
a. Pasien yang sudah diperiksa oleh dokter pemeriksa, membawa surat permohonan
rawat inap dari Dokter ke Tempat Pendaftaran Rawat Inap
c. Dokter pemeriksa mengisi dan melengkapi berkas rekam medis elektronik yang
menj adi kewaj ibannya
d. Petugas IGD/IRJ menyatukan print out rekam medis elektronik dan lembar asuhan
keperawatan IGD atau poliklinik dengan berkas rekam medis rawat Map, mengirim
pasien beserta berkas rekam medisnya ke ruang perawatan
e. Pasien diterima oleh petugas ruangan, kemudian petugas ruangan dan petugas
IGD/IRJ melakukan timbang terima mengenai kondisi pasien dan mencatatnya pada
buku registrasi pasien rawat inap
Ptio,s44 , t4444 RS Hae....a.a. - 4 93
f. Dokter yang merawat pasien mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik,
terapi serta semua tindakan yang diberikan kepada pasien pada berkas rekam medis
yang menjadi tanggung jawabnya dan menandatanganinya
2. Assembling ( Perakitan )
Assembling atau perakitan adalah kegiatan yang harus ada di dalam system
penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan Assembling dapat dikategorikan sebagai
kegiatan dalam proses penyelenggaraan rekam medis dan dapat juga dikategorikan
sebagai kegiatan dalam proses pengolahan rekam medis. Kegiatan yang termasuk dalam
proses penyelenggaraan rekam medis adalah kegiatan perakitan berkas rekam medis yaitu
menyiapkan berkas rawat jalan dan menyiapkan berkas rawat
Lampiran
d. Penolakan Rawat Inap (jika pasien menolak untuk rawat
Map)
e. Informed Consent
f. Checklist Operasi(Jika pasien operasi /ODS)
g. Anastesi
h. Operasi
i. Rujukan (jika pasien rujukan dari luar)
18) DMK
3.h
19) DMK
3.3
20) DMK
4.1
21) DMK 4.1
X
22) DMK
4.2
23) DMK
5.1
24) DMK
5.2
25) DMK
5.3.1
26) DMK
5.3.2
27) DMK
5.3.3
28) DMK
5.4
29) DMK
6.1
30) DMK 6.2
: Laporan (optional, apabila pasien menjalani perawatan di UPPA)
Tindakan
Persalinan : Lembar Konsultasi
: Pengkajian Pra : Lembar asuhan keperawatan IGD atau Poliklinik
Bedah (status pra : Pengkajian mata (optional)
bedah)
: Lembar observasi IGD/Poliklinik (optional, apabila
: Laporan Sedasi
dilakukan observasi dengan tindakan yang lebih terperinci
: Rencana Pra
Bedah
: Pengkajian Assesment Keperawatan
: Laporan : Diagnosa keperawatan/kebidanan dan Intervensi
Anastesi
: Lembar Observasi Harian
: Rencana Pasca
Bedah : Lembar Observasi Obat
: Catatan : Catatan kegiatan harian perawat
Perkembangan : Resume Keperawatan
pasien terintegrasi : Hasil Laborat
: Lembar IPI : Hasil ECG
(optional, : Hasil Radiologi
apabila pasien : Hasil Patologi Anatomi
menjalani : Konsultasi Gizi
perawatan di : Pemantauan ESO
WI) : Bimbingan Rohani (elektronik, optional)
: Discharge Planning
: Lembar UPPA
: Pesanan Pulang
VaGt - k i t
Lampiran-lampiran :
1) Form Persetujuan Umum 16)
2) Formulir Pengisian Identitas Pasien
3) Form Peraturan Pasien Rawat Inap
4) Permohonan Rawat Inap
5) Persetujuan Rawat Inap
6) Informed Consent (Surat Persetujuan)
7) Checklist Operasi
8) Check List Tindakan Operasi yang Aman (Aka pasien operasi)
9) Laporan Operasi
10) Persetujuan masuk ICU
11)Surat pengantar masuk ICU
12)Surat pengantar masuk Ruangan
13)Formulir Edukasi Pasien Terintegrasi
14) Rujukan
15)Surveilance Infeksi Nosokomial
b. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk Neonatus Dalam dengan urutan
sama dengan urutan diatas namun yang berbeda hanya pada :
c. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk Kasus Kebidanan dengan urutan
sama dengan urutan diatas (point a) namun yang berbeda hanya pada DMK 5.1
yang diganti dengan Pengkajian Kebidanan
97
Pao +144. Act, 4444. R114.1, H44.4 RS Hoht4+~.1.474" 140.0.1.14,Rtv- 4
Erie' 7cteci
Tujuan penyusunan berkas rekam medis adalah agar rekam medis tertata dengan
rapi sehingga diharapkan fungsi dan kegunaan rekam medis dapat berguna lebih optimal.
1. Clear / Jelas artinya pengisian setiap lembaran rekam medis adalah jelas dan
mudah dibaca
2. Clean / Bersih artinya setiap lembaran tidak ada coretan yang tidak pada
tempatnya
3. Complite / Lengkap artinya berkas rekam medis terisi dengan lengkap
4. Correct / Benar artinya isian di dalam berkas rekam medis adalah benar dan
sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku (Juknis dan SOP)
Petunjuk teknis tentang proses evaluasi diatas sesuai dengan pembahasan serta petunjuk
teknis dalam proses penyelenggaraan pengembalian berkas rekam medis
98
gt/44.,/, H444 RS 16/440 0 ..44)4'
, ,
Rtv - 4
Erie' 7cteci
."27' 7aca
Pelaporan rumah sakit adalah hasil rekap kegiatan pelayanan baik rawat inap, rawat
jalan, instalasi penunjang dll selama kurun waktu tertentu sesuai ketetapan direktur dan
peraturan yang berlaku di Indonesia.
Pelaporan itu sendiri merupakan informasi atau data yang dibutuhkan oleh pihak
manajemen rumah sakit itu sendiri dan pemerintah guna mengambil keputusan. Oleh
karena itu pelaporan yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh semua pihak terutama
pihak pengambil keputusan atau kebijakan di rumah sakit dan pemerintah dalarn
menyikapi seluruh hal yang dilaporkan tersebut. Adapun format laporan yang
disampaikan pada pihak pihak terkait adalah sesuai dengan data atau informasi apa saja
yang dibutuhkan oleh pihak tersebut, sehingga data yang didapat dari unit unit
pelaksana pelayanan dan unit yang melaporkan akan didapatkan hasil yang sama,
sehingga bisa dikatakan data tersebut akurat.
Jenis pelaporan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan ini secara garis besar
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
Penjelasan lebih rinci mengenai pembagian diatas dijabarkan dalam panduan pelaporan
RS Muhammadiyah Lamongan
134001.04 PdAy4,444. ge4.0. K44 IZS H41.40.4 444,1'
, ,
(1.0.04444., Rw - 4 99
i n / 7aia Zaw
J. SIMBOL, TANDA KHUSUS DAN SINGKATAN
Simbol dan tanda khusus merupakan tanda peringatan yang ditempatkan pada sampul
berkas rekam medis penderita penyakit menular rawat inap dan rawat jalan sedangkan
singkatan adalah rangkaian huruf yang digunakan untuk mempersingkat dan mempermudah
pencatatan di dalam berkas rekam medis.
Oleh karena itu setiap pasien yang menderita penyakit menular, penderita alergi dan pasien
yang meninggal dunia harus memiliki tanda khusus di dalam berkas rekam medis.
1. Sebagai tanda bagi para petugas pelayanan kesehatan agar berhati-hati dalam memberikan
pelayanan yang mempunyai resiko tertular.
2. Agar dokter atau perawat cepat tanggap terhadap bahaya alergi obat pada pasien.
3. Sebagai tanda bagi petugas rekam medis untuk membedakan berkas pasien
meninggal dengan berkas pasien yang lain.
b) )# adalah untuk pasien yang mengaku pernah datang tetapi data tidak bisa
ditemukan dan di daftar oleh petugas pendaftaran dengan nomor baru. ( Identitas
pasien yang diberikan tanda )# hams di tindaklanjuti untuk bisa ditemukan data
nomor rekam
Parsnvos Pte. R Haz4RS 1-141441 04.1. 4' 1.40.44 g44., Rw - 4
,
7
, 100
medis yang lama. Setelah data lama ditemukan maka data pasien dijadikan satu pada
data yang lama)
,
P410#414, Petty.044. Reig40 144a4 RS H41.40.0.41,44' 140.4*104., Rcv - 4 103
__________________________11111111=1111111NEMEMETEME
CC : Common Cold
CHF : Congestive Heart Failure
Chl : Chloride
CM : Compos Mentis
Comcer : Commotio Cerebri
COPD : Cronic Obstructive Pulmonary Disease
CPD : Cephalo Pelvic Disproportion
COR : Cedera Otak Ringan
COS : Cedera Otak Sedang
Cth : Sendok teh
CT Scan : Computerized Tomography Scanning
CVA : Cerebro Vascular Accident
Cyan : Cyanoses
Dbn : Dalam Batas Normal
d.c : Bersama Makan
DHF : Dengue Haemorragic Fever (demam berdarah Dengue )
DF : Dengue Fever
DOA : Dead on Arrival
DD : Diferencial Diagnosa
DJJ : Denyut Jantung Janin
DL : Darah Lengkap
DM : Diabetes Mellitus
DSS : Dengue Syock Syndrome
DVT : Deep Vein Thrombosis
Dx : Diagnosa
Dysp : Sesak
C : Sendok Makan
e.c : Et Causa
cth : Sendok Teh
EKG : Elektrokardiografi
EEG : Elektroencephalogram
Ext : Extremitas (anggota gerak )
EDH : Epidural Haemorrhage
FAM : Fibroadenoma Mammae
FBC : Fractur Basis Cranial
FC : Febral Convulsion
Fr, Fx : Fraktur
FU : Fundus Uteri
FUO : Fever Of Unknown Origin
GCS : Glasgow Coma Scale
H2O : Water
Hct : Hematokrit
GE : Gastro Enteritis
GERD : Gastroesophageal Reflux Disease
GDA : Gula Darah Acak
GDP : Gula Darah Puasa
Hb : Haemoglobin
HCC : Hepatoma Cell Carcinoma
HHF : Hypertensi Heart Failure
HIL : Hernia Inguinalis Lateralis
HIM : Hernia Inguinalis Medialis
HM : Hematemesis Melena
HT : Hypertensi
ICD : International Classification of the Diseases
Ict : Icterus
IDDM : Insulin Dependen Diabetes Millitus
IGD : Instalasi Gawat Darurat
IKP : Insiden Keselamatan Pasien
IMA : Infark Myocard Acut
IPI : Instansi Pelayanan Intensive
i.m : Inmamuscular
Inj : Injeksi
ISK : Infeksi Saluran Kencing
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas
1TP : Idiopatic Thrombocytopenia
IUFD : Intra Uterine Fetal Death (Bayi Mati Dalam Kandungan)
IVP : Intra Venous Pyelography
Jr : Jari
i.v : Intravenous
JVP : Jugular Venous Pressure
K Kalium
K-L : Kumbah Lambung
KJL : Kepala/Leher
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
KLL : Kecelakaan Lalu Lintas
KP : Koch Pulmonum
K.0 : Keluhan Utama / Keadaan Umum
KNC : Kejadian Nyaris Cidera
KPC : Kejadian Potensial Cedera
KPD : Ketuban Pecah Dini
KRS : Keluar Rumah Sakit
KTD : Kejadian Tidak Diharapkan
KTC : Kejadian Tidak Cedera
L1. L2. L3 : Tulang Bagian Lumbal
L : Left (Kiri)
LBP : Low Back Pain
LFT : Liver Function Test ( Tes Fungsi Hati )
LMN : Lowen Moton Nuron
M- : Mur2
MH : Morbus Hansen
Mot : Motorik
MRS : Masuk Rumah Sakit
MRI : Magnetic Resonanre Imasing
N : Nadi
Na : Neonaterum (Bayi)
NGT : Nasogastric (Tube)
NIDDM : Non Insulin Dependen Diabetes Militus
NSAID : Ninstcroid Anti Inflamatory Drug
NT : Nyeri Tekan
02 : Oksigen
OA : Osteo Arthritis
OB : Orang Baru
Obs : Observasi
OD : Occular Dextra
OK : Operating Kamer (Kamar Operasi)
OS : Occullar Sinistra
Os : Bone, Mouth
p.c : Sesudah Makan
p.h : Hydrogen Ton Concentrasion
p.o : Per Oral
p.r.n : Kalau Perlu
P/ : Pulinomal
PBI : Pupil Besar Isokor
PCT : Paracetamol
PDX : Planning Diagnose
Ped Pediatrik
PEX : Planning Edukasi
PF : Premeriksaan Fisik
PL : Pulang
SK : Serum Kreatinin
SKS : Surat Keterangan Sehat
Sp02 : Saturasi Tekanan Oksigen
Spt B : Spontan Belakang Kepala
( Partus Normal )
SQO : Status Quo ( Tetap )
SRMD : Stress Releated Mucosal
Dammage
St : Status
STD : Sexually Transmithted disease
S 1 -S2 : Bunyi Jantung 1-Bunyi Jantung
2
T1.T2.T3...T12: Tulang Belakang Bagian Thoracal
T : Temperatur ( Suhu Badan )
T : Tensi (Tekanan Darah )
Taa : Tak Ada Apa-Apa
Tab : Tablet (Obat)
TBC : Tuberculosis
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TAK : Tak Ada Kelainan
THA : Tension Type of Headache
TH/Thx : Thorax (Dada)
TIA : Transient Ischemic Attack
TIO : Tekanan Intra Okuler
TM : Tidak Mampu
TOA : tuba Ovari Abscess
Ttu : Tidak Teratur
ttb : Tidak Teraba
TKR : Total Knee Replacement
TN : Tetanus Neonatorum
TS : Teman Sejawat
Tu : Tumor
TUR : Transurethral resection
(intended to mean
"discharge") has been
misinterpreted as
"discontinued" when
11 Injection
"IV" or "intrajugular" Inj
IN Intranasal
IM or IV NASatauintranasal
HS Half-strength
Bedtime Haft-strengthatau bedtime
sleep
q.o.d or Q00** Every other day q.d (daily) atau q.i.d Every other day
(four times daily) jika
huruf "0" tidak tampak
jelas
Contoh : 1.0 mg
Contoh : .5mg
Tegreto1300 mg
Contoh : 10mg,
100m1
Penulisan dosis 100,000 units Bisa kurang nol atau Gunakan tanda koma
tinggi tanpa kelebihan nol pada penulisan dosis
tanda koma 000 units000 tinggi atau gunakan
1,000,000 10,000 atau 1,000,000
nama bilangannya
Contoh : 100000
units Contoh : 1,000 = seribu
1000000 units
opium, or deodorized
7. HCL
tincture of opium
(Paregoric) potassium chloride (H
8. HCT
hydrochloric acid or menjadi K)
9. HCTZ hydrochloride hydrochlorothiazide
TPA
TNKase
morphine sulfate
zinc sulfate
Stemmed Drug tuliskan nama obat
Names dengan lengkap
1. "Nitro" drip
nitroglycerin infusion sodium nitroprusside
infusion
2. "Norflox"
3. "IV Vanc" Norflex
norfloxacin
Invanz
intravenous vancomycin
Pencatatan dan pengisian rekam medis adalah suatu prosedur yang wajib dilaksanakan
karena tanpa ada isi dari setiap lembaran-lembaran rekam medis, maka lembaran tersebut
tidak memiliki nilai guna sama sekali. Oleh karena itu perlu adanya prosedur yang
mengatur secara jelas dan spesifik mengenai pencatatan dan pengisian berkas rekam
medis.
a. Setiap pasien hams mempunyai Rekam Medis yang lengkap dan akurat.
b. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien hams dicatat dalam lembaran
rekam medis sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
c. Setiap tindakan yang diberikan kepada pasien hams atas persetujuan pasien, baik
lisan maupun tertulis. Tindakan yang beresiko tinggi harus memperoleh persetujuan
tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan
d. Rekam Medis yang disimpan harus mudah di cari dan dijaga kerahasiaannya
Prosedur pencatatan dan pengisian berkas rekam medis hams memenuhi ketentuan
sebagai berikut ;
a. Prosedur Umum
i. Pencatatan berkas dilakukan segera setelah pemberian pelayanan kepada
pasien (mutakhir)
ii. Pecatatan berkas dilakukan sesuai dengan juknis dan prosedur pengisian
berkas rekam medis yang telah ditetapkan.
iv. Penulisan simbol dan singkatan dalam pencatatan berkas rekam medis
hams mengacu pada prosedur simbol dan singkatan yang telah ditetapkan
ZT.CV: ":11
- ra t o d av a , :a s .
b) Pencatatan di IRJ/IGD
i. Dokter :
1. Mencatat anamnesa, hasil pemeriksaan, diagnosa, terapi dan
tindakan yang dilakukan pada berkas rekam medis IGD elektronik dan
membuat print outnya dan mencatat formulir DMK 2 sebagaimana
prosedur kewenangan pengisian berkas rekam medis
c) Pencatatan bagi :
a)Dolcter :
1. Mencatat triage, anamnesa, hash pemeriksaan, diagnosa, terapi
dan tindakan yang dilakukan pada berkas rekam medis bencana
disertai tanda tangan dan code/nama dokter
a) Jumlah korban
b) Jenis kelamin korban bencana
c) Pengelompokan usia korban bencana
d) Klasifikasi luka korban bencana
e) Jumlah pasien rawat jalan, rawat Map dan dirujuk
f) Jtunlah dan nama korban yang meninggal
ii. Melengkapi data registrasi pasien yang masih kosong
iii. Mengklasifikasikan pasien lama/baru
iv. Mengganti nomor registrasi bencana menjadi nomor rekam medis
pasien
P44.044, Pteili4vo. D.1440. ?1 14 RS 1.144e."0.#444. 140,01p4N Rt4, - 4
5) Pencatatan Identifikasi Bayi Baru Lahir
1) Perawat
a. Mengisi Identitas bayi baru lahir pada DMK 1 meliputi : identitas pribadi
dan sosial, tanggal masuk, kelas perawatan dan paviliun tempat pasien
dirawat.
b. Segera setelah lahir, bayi ditunjukkan langsung ke ibunya atau keluarganya
c. Setelah ditunjukkan kepada ibu / keluarganya, bayi diberi identitas dengan
ketentuan sebagai berikut :
,
P40.4,44. Ptisym 4 ke.440, H44.4 R.5 /4444i41.0twatil.40 4**14%, Rev - 123
4
2) Dokter
a) Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, basil pemeriksaan fisik,
terapi, hasil pemeriksaan penunjang, tindakan yang telah diberikan kepada
pasien serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada berkas
rekam medis.
Selain prosedur pencatatan j uga hams ada penanggung jawab terhadap pengisian rekam
medis, ketentuan umum mengenai penanggungjawab pengisian rekam medis adalah
sebagai berikut;
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis. Yang
membuat/ mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kesehatan lainnya :
a. Pengisi rekam medis
1) Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis
yang melayani pasien dirumah sakit.
2) Dokter tamu yang merawat pasien dirumah sakit.
3) Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.
4) Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga para medis non keperawatan
yang langsung terlibat didalamnya antara lain : Perawat, perawat gigi, Bidan,
tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi
medis, rekam medis, dan lain sebagainya.
5) Dokter luar yang melakukan alih teknologi kedokteran berupa
tindakan/ konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah
dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit.
Zfl' 7:zra Acc'41c,a4:4 c
-
, 124
Acela u. Pd." 4. Re4e.P. He14 RS 1.1444.0~444' Le~..y.4., R44 -4
gat;
f, 7/
7
2) Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/ tenaga kesehatan lainnya,
sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama terang serta diberi tanggal.
a. Dokter
1) Mencatat : pemeriksaan fisik pasien, diagnosa dan terapi di dalam
dokumen rekam medis langsung setelah memeriksa pasien atau selambat-
lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam.
3) Menuliskan nama pasien dan nomor rekam medis pada setiap dokumen yang
4) Mengoreksi kembali data medis, jika ditemukan kekeliruan maka hams segera
diperbaiki dengan cara mencoret data yang salah (lurus horisontal) kemudian
mencantumkan tanda tangan dan nama terang serta tanggal waktu
dilakukannya perbaikan.
7) Penulisan dalam dokumen rekam medis hams dengan lengkap, benar, akurat
dan tulisan yang j elas dan mudah dibaca serta tanpa coretan.
b) DMK 2
Diisi oleh dokter yang memvisite pasien pertama kali
c) DMK 7 (Lembar Konsultasi)
Sekurang kurangnya memuat :
Permohonan Konsultasi
Jawaban Konsultasi
PdAym.... frki.:4 RS i-ta"...4$4444. to"441,A4-, Rev - 4 126
d) Surat Kematian
Diisi oleh dokter yang mendampingi pasien tersebut saat meninggal
dunia
b. Perawat
1) Mengisi atau mencatat perkembangan keadaan pasien pada lembar
yang menjadi tangoing jawabnya
b)DMK 3 (CPPT), DMK 5.1, DMK 5.2, DMK 5.3.1, DMK 5.3.2, DMK 5.3.3
dan DMK 5.4
3) Melakukan pencetakan label pasien rawat inap dan label map untuk
berkas rekam medis pasien rawat inap
4) Penulisan data identitas pasien dan data sosial pada dokumen rekam
medis hams menggunakan tinta hitam tahan air, huruf cetak serta dengan
penulisan yang jelas dan mudah dibaca.
Ketentuan lain yang sangat terkait dengan informed consent adalah otopsi dan
adopsi, yang dalam penerapannya membutuhkan proxy consent.
1) Otopsi
Otopsi (juga dikenal pemeriksaan kematian atau nekropsi) adalah investigasi
medis jenazah untuk memeriksa sebab kematian.
2) Adopsi
Adopsi : Asal kata adop yang artinya Mengangkat anak
Pedoman rekam medis menghadapi rekam medis dengan kasus adopsi adalah
sebagai berikut ;
Laporan kecelakaan dibuat oleh instalasi gawat darurat. Informasi mengenai kriteria
kasus kecelakaan telah tercantum dalam berkas rekam medis elektronik (RME). Pencatatan
dan pengisian terdapat dalam program MS Access Project dengan nama file Vitalsign,
pengguna program ini adalah perawat Instalasi Gawat Darurat. Sumber data pembuatan
laporan kecelakaan adalah pada item check box "Traffic Accident "di dalam program
vitalsign, sebagaimana tampilan berikut :
RUMAH SMUT MUHAMMADIYAH
X. 3AIC5A AGUMG SUPRAPTO LAMONGAPI, Ta.p. (0322) 322134
112 343,41 Tangigal Caglar 12115/20119
h a l t d . 1 7 4 1 4 4 Tanis Keinrn
HON, Kasiketi Hy
1'11 Si Th i DM i Kari
-
MEM
Loyale-on 7!lri
-
r..tio 6. 4. . a te Cm
11-04,3 t 0 cptia ro-
Gambar 38. Program Vitalsign
Dad data tersebut dapat diketahui identitas dan jumlah korban kecelakaan, diagnosa,
tindak lanjut dan informasi lain sesuai dengan yang dibutuhkan.
144~4.14-, Rev - 4
Cal; 97/ - fata .2,:z&e24:a Aceiluar.fae,
1. Berkas Rekam Medis milik rumah sakit dan tidak boleh keluar danah sakit
2. Permintaan Resume Medis hams oleh pasien sendiri. Apabila diwakilkan
hams dengan Surat Kuasa bermaterai 6000
3. Untuk pasien anak (usia < 14 tahun), permintaan Resume Medis bisa oleh
orang tuanya tanpa Surat Kuasa
Prosedur mengenai permintaan surat keterangan medis terbagi menjadi dua yaitu ;
1. Permintaan informasi medis pasien
a. Permohonan diajukan secara tertulis baik oleh perorangan atau instansi dengan
disertai tanggal permintaan nama terang pangkat Nrp untuk instansi dibubuhi
stempel.
a. Pasien
1) Menerima bukti/form Permintaan Resume Medis dan Petugas Rekam
Medis, kemudian mengisinya dengan lengkap serta membubuhkan tanda
tangan dan nama terang
2) Jika permintaan Surat Keterangan Medis bukan oleh pasien sendiri,
menerima format Surat Kuasa dan Petugas Rekam Medis
3) Mengisi Surat Kuasa dengan lengkap dan akurat dan membubuhinya
dengan materai 6000
4) Mengambil Resume Medis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dengan membawa tanda bukti permintaan dan Surat Kuasa bermaterai yang telah
diisi dengan lengkap
5) Menerima resume medis pasien
b. Petugas Rekam Medis
1) Menjelaskan prosedur Permintaan Resume Medis
2) Menyerahkan bukti / form Permintaan Resume Medis
3) Jika permintaan Resume Medis bukan oleh pasien sendiri,
menyerahkan format Surat Kuasa kepada penerima kuasa dan
menjelaskan cara pengisiannya
4) Menginformasikan cara pengambilan Resume Medis dan
waktu pengambilannya
5) Mencarikan berkas rekam medis pasien
6) Menyiapkan blangko Resume Medis
7) Menyerahkan blangko Resume Medis beserta berkas rekam medis
pasien kepada dokter yang berwenang
8) Jika tidak bertemu langsung dengan dokter yang berwenang mengisi
blangko Resume Medis, petugas rekam medis menitipkannya kepada unit
pelayanan dimana dokter tersebut biasa standby.
9) Menerima blangko Resume Medis yang sudah terisi lengkap dan dokter
yang merawat atau petugas unit pelayanan
Rtv - 4
Syarat :
FC KTP ( Pasien )
Mengisi Blanko permintaan
Surat Kuasa bermaterai 6000*
Bagian Rekam Medis Khusus : Rekening
I
jika nominal > I Juta
Materai 6000
1
Membawa Blanko Permintaan
MembawaSuratKuasabermaterai
PENGAMBILAN 6000*
Membayar Biaya Administrasi
Khususpermintaanresumemedisatausuratketeranganmedisjikapengurus
bukan pasiensendirilOrangtuaanak.anakusia<12tabun-
138
P44044. P4,444,44.. Rte. t-11.44RS 1614.140,044444' 1,00.4,104,4,Rtv- 4
c. Petugas Rekam Medis
Mencetak basil visum rangkap 2
Memintakan tanda tangan dari hasil visum yang telah di print
Membubuhkan stempel pada hasil Visum yaitu pada tanda tangan dokter
Merekam permintaan visum dan mengevaluasi persentase pengisian
visum oleh dokter.
7. Penulisan Diagnosis
Penulisan diagnosis mengacu pada klasifikasi penyakit yang diterbitkan oleh WHO
yaitu ICD 10, sedangkan untuk tindakan kedokteran menggunakan ICD 9 CM. Database
penyakit yang ada di RSML adalah diagnose atau tindakan untuk kasus yang sering
muncul dan yang ada di RSML. Database akan selalu diperbarui seiring penambahan
kasus baru yang muncul.
Sistem pengkodean ini telah ditetapkan dalam daftar singkatan yang digunakan di RS
Muhammadiyah Lamongan dan telah terkode sesuai dengan ICD 10.
Pencatatan dan pengisian yang terkait dengan adanya penulisan diagnosis terletak
pada
1) Berkas rekam medis elektronik pada rawat jalan dan instalasi gawat darurat
Untuk penulisan diagnose dan tindakan kedokteran pada berkas rekam medis
rawat jalan dan instalasi gawat darurat telah menggunakan data base penyakit
dengan istilah yang biasa digunakan di RS Muhammadiyah Lamongan sedangkan
untuk pengkodean mengacu pada kode WHO ICD 10 dan 1CD 9 CM.
Dengan adanya kegiatan peminjaman rekam medis dibuat kebijakan sebagai berikut :
a. Berkas Rekam Medis milik rumah sakit dan tidak boleh keluar dad rumah
sakit
b. Pasien boleh mengetahui / melihat isi rekam medis miliknya
c. Apabila pasien bermaksud meminjam berkas rekam medisnya, cukup
diserahkan Copy Resume Medis atau dibuatkan Ringkasan Penyakit sesuai dengan
permintaan informasi yang dibutuhkan
d. Peminjaman berkas rekam medis untuk keperluan penelitian internal (dari dan
oleh pegawai rumah sakit) dapat dilayani apabila telah mendapatkan persetujuan
dari direktur
e. Peminjaman Berkas Rekam Medis untuk kepentingan pihak luar rumah sakit
hams memenuhi ketentuan sebagai berikut :
i.Hams dengan surat permohonan resmi yang ditujukan kepada direktur
ii. Hams oleh pasien sendiri atau telah mendapatkan persetujuan dari
pasien secara tertulis dengan bukti adanya Surat Kuasa bermaterai yang ditanda
tangani oleh Pasien, Penerima Kuasa dan mengetahui Orang
tua/Suami/Istri/Ahli Waris
g. Apabila Pengadilan dalam hal ini yang berwenang adalah Hakim meminta
berkas rekam medis ashtuk pembuktian maka dibuatkan Berita Acara Penyerahan
dan tanda terima harus diminta dan disimpan di dalam berkas rekam medis dan
jangan sampai berkas rekam medis yang asli tersebut tidak kembali. Selain itu, pihak
rumah sakit harus tetap memiliki copy berkas rekam medis tersebut.
Prosedur dan petunjuk teknis peminjaman berkas rekam medis adalah sebagai
berikut:
ii. Apabila meragukan atau bukan untuk kepentingan internal maka petugas
rekam medis menolak permintaan peminjaman berkas tersebut dan
mengarahkan untuk peminjaman berkas sesuai dengan prosedur
peminjaman berkas rekam medis untuk kepentingan pihak luar
iv. Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan
Tracer yang berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan
peminjaman berkas dan tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas
ditemukan petugas rekam medis menandatangani bukti peminjaman (berkas
keluar dan
vii. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis clan mengkoreksi
jumlah berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada
buku peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai,
petugas rekam medis menandatangani penerimaan berkas pada buku
peminjaman dan mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan
ketentuan penyimpanan berkas. Petugas rekam medis kemudian mengentry
kembali tanggal pengembalian berkas pada program peminjaman berkas
rekam medis.
Oleh karena itu, harus terdapat ketentuan yang berbeda antara peminjaman berkas
rekam medis untuk kepentingan dan dalam dengan peminjaman rekam medis untuk
kepentingan pihak luar rumah sakit.
Ketentuan peminjaman rekam medis untuk kepentingan pihak luar harus mengikuti
persyaratan sebagai berikut :
2 /cit.& ..2a(fJc7.47ci
j. Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan
Tracer yang berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan
peminjaman berkas dan tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas
ditemukan petugas rekam medis menandatangani bukti peminjaman (berkas
keluar dari rak penyimpanan) pada buku peminjaman berkas rekam medis.
1. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis dan mengkoreksi jumlah
berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada buku
peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai, petugas rekam
medis menandatangani penerimaan berkas pada buku peminjaman dan
mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan penyimpanan
berkas
-4
"Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
undang-undang untuk merahasiakannya, sepanjang tidak menyangkut rahasia Negara.
Hanya dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau atas izin khusus Ketua
Pengadilan Negeri setempat kecuali undang-undang menentukan lain."
e. Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan
Tracer yang berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan peminjaman
berkas dan tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas ditemukan
petugas rekam medis menandatangani bukti peminjaman (berkas keluar dan rak
penyimpanan) pada buku peminjaman berkas rekam medis.
f. Peminjam mengembalikan berkas yang telah selesai dipinjam ke Instalasi
Rekam Medis bagian Filling dengan mencantumkan tanggal pengembalian, tanda
tangan peminjam pada buku Peminjaman Berkas Rekam Medis
g. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis dan mengkoreksi
jumlah berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada
buku peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai, petugas
rekam medis menandatangani penerimaan berkas pada buku peminjaman dan
mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan penyimpanan
berkas.
Untuk peminjaman yang bersifat rutin yaitu untuk pelayanan pasien Poliklinik dan
Rawat Inap tidak menggunakan buku peminjaman sebagaimana ketentuan diatas.
,
2. Pemasangan lembar Perunut Tracer/ Out Guide dan Pengambilan Berkas Rekam
medis
Pengertian dari tracer/lembar perunut adalah suatu metode yang digunakan sebagai
pengendali berkas rekam medis, pengendali yang dimaksud adalah dengan adanya tracer
maka dapat diketahui keberadaan berkas rekam medis yang telah keluar dan ruang
penyimpanan rekam medis. Tracer secara umum diartikan sebagai lembar perunut yaitu
suatu lembaran dengan kualitas kertas tebal dan tidak mudah sobek yang didalamnya
memuat informasi mengenai tanggal keluar berkas rekam medis, tempat/peminjam
berkas rekam medis, nama petugas rekam medis dan tanggal kembali berkas rekam
medis.
Tracer digunakan sebagai pengganti berkas rekam medis yang keluar dan rak filling.
Setiap berkas rekam medis yang diambil dan rak atau odner harus diganti dengan tracer,
sehingga pada saat terdapat permintaan yang sama berkas rekam medis dapat diketahui
keberadaanya atau ketika berkas rekam medis tidak terdapat ditempat pada saat diminta,
dapat diketahui tanggal terakhir berkas keluar dan tempat berkas rekam medis berada.
Petunjuk penggunaan tracer manual adalah sebagai berikut :
1. Pada saat terdapat permintaan berkas rekam medis baik permintaan rutin
maupun tidak rutin, petugas mengisi pada lembaran perunut (tracer),
tanggal permintaan/tanggal keluar berkas rekam medis dan keperluannya. Untuk
pengisian pada item keperluan dapat diisi dengan nama peminjam/nama ruang
poliklinik/tempat berkas rekam medis yang dipinjam.
2. Petugas mengambil berkas rekam medis sesuai dengan permintaan dan
menggantinya dengan tracer ditempat yang sama dengan berkas tersebut diambil.
3. Pada saat pengembalian berkas, petugas menempatkan kembali berkas rekam
medis ditempat semula dan mengambil tracer sebagai pengganti berkas tersebut
kemudian menuliskan tanggal kembali dalam lembaran perunut (tracer).
14,44RS 1404~.41141' 140.01144., gcv - 4
E a 6 7 c z e a
363733 09.36.75 i Nurlia Yunida Ny !..11 Basuki Rahmad no E 719120D3 Mata i MULTAZAM ',
363732 137622 Marzudi Tn,171 iGlagah Pasar RT1 RW 7/9/201iUmuen T
363724 16.42.54 Ikhwati Nurul HidaSedayulawas RT 1 RN MOOR Bedell
363716 16.37.23 Ad Fatikhul Rhohn!Bangoran RT 10 RW 5 715/200914sta ZAMZAM Taufig..
363706 99.05.37 Yuli Wuriyanti Ny ; .11 Kusuma Bangsa no ; 71912003 Kandungan SAKINAH
363701 16.33.63 Suserati Ny ISamhopingge RT3 RW 71512009 Kandungan: SAKINLAH
363E64 16.4666 Sujaatri Ny Sernangu R15 RT1 BM 7,9/2009 16 0 MRE BOS
lave, ,n II ?I I ,....L..: 1.11k1..., . 1:1..6,1... Ci -. OV:, , P 7 .5 , nira n ,,,, ' , F . LI AlMijA14:
Revere: r4 1 'C l-V.11.11e. +700u ar1-6a . . . - ' ...I
Terlihat dalam gambar 13, terdapat 153 pasien yang mendaftar pada waktu tersebut.
Apabila pada kolom Penah MRS kosong, berarti pasien tersebut pasien rawat jalan dan
apabila pada kolom MRE terisi keterangan MRE BOS berarti berkas pasien tersebut
sudah termasuk berkas Rekam medis elektronik dan tidak perlu dicarikan berkas
manualnya.
Apabila pada kolom Pernah MRS terisi, contoh : lihat gambar 13, kolom Pernah
MRS terisi "Zam-zam" dan pada kolom rak terisi "Taufiqurrahman, dr", hal ini berarti
berkas pasien tersebut termasuk berkas rekam medis rawat Map namun berkas tersebut
tidak berada pada rak penyimpanan sebagaimana mestinya karena pada kolom Rak
menunjukkan keberadaan berkas tersebut berada di dalam rak dokter Taufiqurrahman.
44 148
P441,44. Pd ymkma titot.4 RS 1444.444.4. 144".1 't R4, -
Medis RS Muhammadiyah Lamongan telah membuat sistem penyimpanan khusus untuk
menyimpan berkas rekam medis yang belum lengkap.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku bahwa Berkas Rekam Medis harus diserahkan
dan disimpan ke dalam ruang penyimpanan/rak penyimpanan dengan syarat terisi
dengan lengkap. Untuk menjalankan ketentuan tersebut dibuatlah Sistem peyimpanan
berkas rekam medis tidak lengkap. Sistem tersebut adalah sistem yang mengelola berkas
rekam medis yang belum lengkap, berkas rekam medis yang belum lengkap akan di
evaluasi oleh bagian Assembling dengan menggunakan program tracer, dan hasil
evaluasi tersebut berkas akan disimpan berdasarkan lembaran atau DMK (Data Medik)
yang kosong/belum lengkap.
Rak penyimpanan ini hanya bersifat sementara yaitu sebagai tempat penampungan
sebelum berkas tersebut didistribusikan kembali dengan tujuan agar kelengkapan data
medis dapat terpenuhi dan berkas rekam medis tidak bercampur dengan berkas lengkap
serta memudahkan petugas dalam pencarian berkas untuk kebutuhan peminjaman atau
pelayanan lainnya.
Apabila pada kolom peminjam terisi, maka keberadaan berkas tersebut tidak berada
didalam ruang rekam medis namun berada diluar ruang penyimpanan rekam medis
sesuai dengan informasi yang termuat didalamnya. Contoh : jika kolom peminjam berisi
"Orizanov Mahisa, dr" maka keberadaan berkas rekam medis di dalam ruang Dokter
Jaga (karena dr. Orizanov Mahisa bertugas didalam ruang tersebut) dan Jika kolom
peminjam berisi nama dokter mitra (dokter luar rumah sakit) maka keberadaannya di
dalam ruang poliklinik tempat dokter tersebut praktek dan begitu seterusnya.
4041#1:
LA P OR A:
.
Gambar 41. Menu Utama Program Tracer
2. Clik Tombol Tracer Status Px Jalan pada menu program tracer (lihat gambar
14) maka akan muncul Daftar Pasien Rawat Jalan sebagaimana gambar 13.
3. Agar informasi daftar pasien rawat jalan selalu terbaru (Update) maka program
tersebut hares selalu/sering di Refresh dengan cara clik kolom ID pada daftar
pasien rawat jalan (lihat gambar 13) kemudian Sort Descending atau urutkan ID
mulai dari yang terbesar ke terkecil, dengan cara clik simbol Z4 A AL), lebih
jelas lihat gambar 15.
150
Pe10044, PdArt.44.0. Nem.14444 1ZS 1.1449,4smay41 ii.0.011/44., Rev - 4
:17-77 111 s
Fat; 27/ 7ata Za.,!-....)a,:a
ceewcufa4,
4. Tulis dalam lembar tracer setiap pasien yang baru muncul setelah di Refresh.
Kemudian carikan berkas rekam medis sesuai dengan informasi keberadaannya
dan kemudian distribusikan berkas tersebut sesuai dengan informasi layanan yang
ditampilkan.
a. Berkas Rekam Medis tidak boleh keluar dan rumah sakit dan pendistribusian
berkas rekam medis hanya boleh didistribusikan oleh petugas rekam medis dan
tidak dibenarkan untuk dibawa pasien/keluarga pasien.
c. Petugas Rekam Medis tidak dapat mengirim satu-persatu Rekam Medis secara
rutin pada saat permintaan mendadak. Untuk ini bagian lain yang memerlukan
(untuk darurat) harus mengirim petugasnya untuk mengambil sendiri kebagian
Rekam Medis.
e. Berkas Rekam Medis tidak lengkap yang tersimpan dalam rak tidak lengkap
harus segera didistribusikan ke bagian yang bersangkutan setelah 2 kali 24 jam
terhitung hari pengembalian berkas dan jika belum terisi dengan lengkap, berkas rekam
medis didistribusikan kembali setelah 14 hari terhitung hari pengembalian berkas.
Apabila masih belum lengkap maka petugas mendistribusikan kembali setelah 30
C,a6 7at'a
-
Vavatxu,
5. Setelah muncul gambar 16, clik tombol filter o zo pada menubar program tracer
tersebut (lihat tanda panah wana biru tua pada gambar 16) hingga tampilan daftar
kosong dan hanya terdapat satu baris. Kemudian pada kolom "Pengisi" entry
dengan nama yang bersangkutan. Kemudian clik tombol terapkan filter, yaitu
tombol disebelah kanan tombol filter (AO (lihat tanda panah merah bata pada
gambar 16). Maka akan tampil daftar berkas tidak lengkap per DMK yang menjadi
tangungan yang besangkutan.
6. Setelah tampil daftar berkas tidak lengkap per DMK diatas, entry kolom "tanggal
distribusi" sesuai dengan tanggal pendistribusian berkas tersebut. Kemudian berkas
didistribusikan sesuai dengan tujuan.
Berkas yang telah keluar dari rak penyimpanan harus segera dikembalikan ketempat
semula setelah urusan/kegiatan pelayanan atau penelitian selesai. Ketentuan mengenai
pengembalian dan penyimpanan berkas adalah sebagai berikut:
1. Penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis hams oleh petugas rekam
medis
2. Selain petugas rekam medis dilarang memasuki ruang penyimpanan berkas
rekam medis, kecuali mereka yang telah mendapat ijin dari Direksi Rumah Sakit
dan didampingi oleh salah satu petugas rekam medis
P4100,44, Wm% 14,44RS F1.4.444,44' /4.4.144.., -4
6a6 dni 7ata Za4.^Jarra 1idapac:citr.
3. Berkas yang kembali dari ruangan rawat inap dan rawat jalan disimpan di rak
penyimpanan berkas.
a. Berkas yang sudah diisi dengan lengkap disimpan di rak / di Filling dengan
menggunakan Sistem penjajaran Terminal Digit (angka akhir).
b. Berkas yang belum diisi dengan lengkap disimpan sementara di rak penyimpanan
berkas tidak lengkap berdasarkan dokter/unit yang berkewajiban mengisi
4. Berkas yang keluar dari rak Filling ataupun di rak penyimpanan berkas tidak lengkap
harus diganti dengan tracer.
5. Berkas yang telah kembali, disimpan kembali ke tempatnya setelah tracer diambil
6. Lama penyimpanan berkas 3 tahun aktif dan 2 tahun in aktif
Pengembalian berkas rekam medis terbagi menjadi 3 yaitu berkas kembali dari
poliklinik, berkas kembali dari ruang perawatan dan bekas kembali dari distribusi
peminjaman/tidak lengkap. Terdapat ketentuan umum tentang pengembalian berkas rekam
medis yaitu seorang yang menerima / meminjam rekam medis, berkewajiban untuk
mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya (Depkes RI, 1997).
154
P4100.0. Pd.../A4,44. Re/444sM 1.14
R5 14444t44" tiomweem,, Rev - 4
Petugas penyimpanan akan mengambil berkas tersebut dan mencatatnya dalam
buku filling (untuk evaluasi pengembalian) kemudian menyimpannya kembali ke
dalam rak atau odner dengan ketentuan ;
a. Simpan kembali bekas rekam medis dengan sistem terminal digit filling
system
Ketentuan dalam pengembalian berkas rekam medis dari ruang perawatan adalah
sebagai berikut ;
a. 2 x 24 jam terhitung dan tanggal pasien pulang berkas rekam medis hams
kembali ke bagian rekam medis dalam keadaan lengkap.
b. Waktu penyerahan berkas maksimal jam 09.00 pagi. Jika berkas belum
kembali maka petugas rekam medis (assembling) konfirmasi ke unit terkait tersebut.
Daftar berkas yang belum kembali dapat diketahui dengan menggunakan program
tracer (lihat gambar 17).
It 4
a. Berkas yang telah didistribusikan hams kembali ke bagian rekam medis dan
dimasukkan ke dalam rak "Kembali dari Distribusi" maksimal 2 x 24 jam terhitung
tanggal pendistribusian.
b. Berkas yang telah disetorkan ke bagian Assembling akan dievaluasi kembali
mengenai kelengkapannya. Kemudian mengentrynya ke dalam program tracer.
c. Berkas yang sudah lengkap akan dimasukkan ke dalam rak "Siap Koding"
jika DMK 1 dalam bekas tersebut belum terkoding. Jika berkas telah terkoding
dan lengkap maka berkas tersebut dimasukkan ke dalam rak "Siap Filling Lengkap"
dan
P416044..Pcloym..4. Ram,. Hai.4 RS 144.1,40.4,4444 ,
44 giv - 4 156
1
jika berkas telah terkoding namun masih belum lengkap maka berkas dimasukkan
ke dalam rak "Siap Filling TL"
e. Proses penyimpanan menggunakan sistem terminal digit filling dan jika berkas
rekam medis termasuk berkas pasien lama maka pastikan terdapat tracer sebelum
berkas dikembalikan ke tempat semula.
1. Buka program tracer sebagaiman cara penggunaan program tracer point 1 yaitu
clik dua kali icon tracer pada desktop hingga muncul menu program (lihat gambar 14),
kemudian clik tombol "Status Belum Kembali" untuk menampilkan daftar berkas
yang belum kembali (lihat gambar 17).
2. Kembali ke Menu Utama kemudian clik tombol "Priksa Status Px" untuk masuk
ke dalam daftar berkas rekam medis pasien pulang dan berkas rekam medis tidak
lengkap (lihat gambar 18).
Me--Fr*VirEN:rrIMANO.:':140f.Okre40::,-
.. . ..
a, 1=111 4 : ,
T i m i l I : X ) z e l i o p o o
Gambar 45. Daftar
Bekas Pasien Pulang dan Berkas TL
229753 1 2.03.50
Agung
4.130121:1. 07 3 30:00 AM
DMK 1
DMK 2
DMK
DMK 4
DMK 5.1 DMK
5.2 DMK 5.4
IC IGD Perav it;t.
3. Kemudian cari dalam daftar tersebut berkas yang telah disetorkan yaitu berkas
yang berada di dalam rak "Berkas Pasien Pulang" dan di dalam rak "Berkas Kembali
dari Distribusi". Kemudian clik tombol "Check Kelengkapan Status" hingga muncul
tampilan sebagaimana gambar 19.
iii. Jika berkas yang disetorkan temyata belum lengkap maka isi listbox "Status
Kembali dari Paviliun Sudah Lengkap " dengan pilihan "Belum". Kemudian
langsung menuju ke subform evaluasi (lewati listbox "Simpan", biarkan
tetap kosong).
iv. Entry subform evaluasi sesuai dengan DMK yang kosong/tidak lengkap
berserta pengisinya. Abaikan kolom Tgl Distribusi dan kolom Tgl Kembali
distribusi. Kemudian isi kolom rak sesuai dengan isian salah satu dari kolom
P114 40 Pc64,4444,
,
Raims H444 RS /1/440mwmiiii' 1. 104's
4044 158
RAI 4
7ata ,acra
pengisi. (jika DMK yang kosong banyak maka nama pengisinyapun banyak
pula, sehingga harus dipilih salah satu dari isian kolom "Pengisi" untuk
menempatkan ke dalam rak tidak lengkap)
3) Fasilitas lain yang terdapat di dalam program tracer adalah report basil
kegiatan evaluasi diatas. Cara penggunaannya yaitu;
4) Pada Menu Utama pilih dan clik tombol "Laporan" maka akan muncul
tampilan menu laporan yang dapat disajikan (lihat gambar 20. Menu
Laporan)
Pild.y....m. Rte. H144 RS 1441.4*.mhyd' Lf.soAft44., RW - 4 159
27a., -- 7ita
BERKAS KEMEINI
K E T I D A K L E N G K A P A N
KetrIDAKLENGICApAN PERDOKTER
: :Lapoval).
KiAO-00 I I dati
.
TanggalANeral
TraritjtjOi .Akhir-
Pi O ViLeporarl: Le n g k a p .
.ridAlk LOCIlt:a0 .............
LIHAT
gambar berikut.
Gambar 48. Laporan status kembali dari paviliun
Entry tanggal awal dan tanggal akhir sesuai dengan yang dikehendaki
kemudian pilih tombol "Lengkap" untuk menampilkan jumlah total berkas
lengkap yang kembali danPaviliun tepat waktu dan terlambat, jika ingin
melihat secara detail laporan tersebut maka pilih dan tekan tombol detail
dibawah tombol lengkap. Dan pilih tombol "Tidak Lengkap " jika
menginginkan informasi tentang jumlah berkas tidak lengkap yang kembali
tepat waktu dan terlambat, apabila menginginkan informasi secara mendetail
pilih dan tekan tombol detail dibawah tombol tidak lengkap.
7ata ,acra
X
LAPORAN PerD.M.K Paviliun
.Tarrigat.45,4a1
Targgal Akhir
berikut;
Ketidakiengkapan Perdok
LAPORANKE11DAKLENGKAPAN
PERDOKTER
Tanggal Awa
Tartgal Akhr
LIHA
T
jumlah berkas yang tidak lengkap dan total tanggungan dan jumlah
berkas yang sudah terisi dengan lengkap dari jumlah total berkas yang
menjadi tanggungannya.
a#gget: E
al a ..Teingigek.1
Dokter
$ / d Dokter-
T lanai:ire" 1
s d T
angget 1
mrevir-Nrve :, .
engembidian Berkas
Har
> 30 Hatzl
DETAIL
28.
Definisi dan ruang lingkup keamanan adalah perlindungan fisik dan elektronik
untuk informasi (baik convensional maupun*P") berbasis computer secara utuh, sehingga
menjamin ketersediaan dan kerahasiaan. Termasuk kedalamnya adalah sumber-sumber
yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah dan menyampaikan, alat-alat
untuk mengatur akses dan melindungi informasi dari pengungkapan yang tidak disengaja
maupun yang disengaj a (Harman, 2001a, hlm. 372). Sedangkan kerahasiaan merupakan "
pembatasan pengungkapan informasi pribadi tertentu. Dalam hal ini mencakup tanggung
jawab untuk menggunakan, mengungkapkan, atau mengeluarkan informasi hanya dengan
sepengetahuan dan izin individu."(Hannan, 2001a, him. 370). Infonnasi yang bersifat
rahasia dapat berupa tulisan ataupun verbal.
Pengamanan dan pemeliharaan berkas rekam medis adalah suatu hal yang sangat
penting dalam proses penyelenggaraan rekam medis. Oleh karena itu terdapat kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Direktur yaitu Berkas rekam medis bersifat rahasia dan tidak
diperkenankan membawa berkas rekam medis keluar dari Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan, kecuali salinan fotocopy berkas, untuk kebutuhan dan kepentingan yang
diperbolehkan oleh peraturan hukum sesuai dengan prosedur yang berlaku. Petugas
rekam medis harus menjaga agar berkas rekam medis tersimpan dan tertata dengan baik
serta terlindung dari kemungkinan pencurian berkas atau pembocoran isi berkas rekam
medis
Ketentuan mengenai keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis adalah sebagai
berikut :
1. Berkas rekam medis harus tersimpan dalam map yang tertera tulisan rahasia
2. Peminjaman berkas rekam medis harus memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam Protap Peminjaman Berkas Rekam Medis
3. Penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis harus sesuai dengan
Prosedur yang telah ditetapkan.
4. Isi rekam medis hanya boleh dilihat dan diminta oleh pasien sendiri. Apabila pasien
mengijinkan orang lain untuk melihat isi rekam medisnya maka hams dengan Surat
Kuasa bermaterai 6000 yang ditanda tangani oleh pasien
Pe4004.44 134,4fr44.444. Re/44A,- /44,44 RS H4440,41,4;14 1141$0011., gt41 - 4 164
5. Permintaan resume medis pasien harus memenuhi ketentuan / Protap Permintaan
Resume Medis
6. Perujuk tidak diperkenankan melihat berkas rekam medis pasien kecuali atas
ijin dan pasien yang disampaikan secara tertulis kepada Direktur Rumah Sal&
7. Tidak semua pegawai rumah sakit dapat mengakses rekam medis baik manual
maupun elektronik (MRE) yang telah diinput ke komputer, sedangkan petugas yang
diberi kewenangan mengaksesnya harus dapat menjaga kerahasiaan file rekam
medis
1. Pada saat rekam medis dikembalikan kebagian rekam medis, hams disortir
menurut nomor, sebelum disimpan.
2. Hanya petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam medis. Dokter,
staf rumah sakit, pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan mengambil rekam
medis dari tempat penyimpanan.
3. Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, hams segera
diperbaiki untuk mencegah makin rusak/ hilangnya lembaran-lembaran yang
diperlukan.
6. Berkas rekam medis yang sedang diproses/dipakai untuk keperluan lain harus
diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan maksud bahwa Berkas tersebut setiap
saat dapat dipergunakan.
M. PELEPASAN INFORMASI
3. Kaidah nonmaleficence bahwa informasi tidak diberikan kepada pihak yang tidak
berwenang dan yang mungkin merugikan pasien (misalnya perusahaan asuransi meminta
informasi kesehatan untuk tujuan diskriminasi).
4. Kaidah justice bahwa informasi harus menerapkan ketentuan secara adil dan konsisten
untuk semua orang
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh rumah sakit tidak boleh
disebarkan oleh pegawai rumah sakit, kecuali bila pimpinan rumah sakit mengijinkan.
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam medis dengan
cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit itu sendiri
yang
27,4 7atei
P461.444, Um+. F141:4 RS /4440~441' tAsolims, Dv - 4 166
akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau
mewaki linya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab dapat berkonsultasi dengan bagian
rekam medis sehubungan dengan pencatatan berkas rekam medis pasien yang dirawat.
4. Dokter tidak diperkenankan memberikan resume medis pasien yang dirawat secara
langsung kepada perusahaan asuransi atau badan lain. Permintaan resume dan surat
keterangan medis diatur dalam prosedur permintaan resume medis di bagian rekam medis.
5. Informasi rekam medis hanya boleh dikeluarkan dengan surat kuasa bermaterai yang
ditanda tangani oleh pasien (walinya jika pasien tersebut secara mental tidak kompeten
6. Dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai pasien melalui data
rekam medis pasien yang dirawat di rumah sakit, hams memiliki surat kuasa dari pasien
tersebut.
7. Ketentuan ini tidak raja berlaku bagi bagian rekam medis, tetapi juga berlaku bagi
semua orang yang menangani rekam medis dibagian perawatan, bangsal-bangsal dan
lain-lain.
8. Rekam medis yang ash tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas permintaan
pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dan pimpinan rumah sakit.
9. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa kebagian
lain dari rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam kegiatan rumah sakit
itu.
10. Dengan persetujuan dan pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit, apabila
ingin melakukan riset hams memperoleh persetujuan tertulis dari pimpinan rumah sakit.
11. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan foto static rekam medis yang
dimaksud. Apabila hakim minta yang asli, tanda terima harus diminta dan disimpan di
folder jangan sampai rekam medis yang asli tersebut kembali.
12. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan alasan
bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut kepadanya tanpa
surat kuasa atau persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang syah.
-* 4
Di sisi lain, rumah sakit sebagai institusi tempat dilaksanakannya pelayanan medis,
memiliki Kode Etik Rumah Sakit (Kodersi) yang diantaranya juga berkaitan dengan rekam
medis, yaitu :
Pasal 04 : Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip, baik medik maupun nonmedik
secara baik.
Pasal 11 : Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien (informed consent sebelum
melakukan tindakan medik
Definisi dari sistem semi sentralisasi adalah berkas rekam medis baik rawat Inap
maupun rawat jalan tersimpan pada satu ruangan yang sama tetapi untuk berkas rawat
jalan disimpan dalam database, jika kemudian pasien rawat map maka berkas rekam
medis rawat jalan akan di print dan disatukan dalam berkas rawat map serta disimpan
didalam rak penyimpanan berkas rawat Map.
Untuk dapat mengelola berkas rekam medis dengan baik pada sistem penyimpanan
harus ada suatu sistem yang mempermudah dalam pencarian atau pengambilan berkas,
yaitu Sistem Penjajaran. Selain sistem yang mempermudah pencarian atau penyimpanan
diperlulcan juga suatu sistem pengendali dalam proses penyimpanan yaitu Kode Warna
dan Penomoran.
Sistem Penjajaran adalah sistem yang mengatur tatacara penyusunan berkas rekam
medis didalam rak penyimpanan dengan tujuan agar berkas rekam medis mudah dicari
dan diambil kembali. Sistem Penjajaran yang digunakan oleh Bagian Rekam Medis RS
Muhammadiyah Lamongan adalah Terminal Digit Filling System yaitu Sistem Angka
Akhir yang telah dimodifikasi, sehingga berbeda dengan standar yang digunakan.
Cara penggunaan sistem ini adalah menggunakan 6 digit angka (sebagaimana dalam
pembuatan nomor rekam medis), yaitu dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-
masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak
paling kanan atau paling bawah (jika susunan angka vertikal), angka kedua adalah
kelompok 2 angka yang terletak paling kin atau paling atas dan angka ketiga adalah
kelompok 2 angka yang terletak ditengah. Perbedaan dengan standar yang digunakan
adalah kebalikan pada 2 angka tengah dan 2 angka paling kiri atau paling atas. Susunan
tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut ;
00 01 00
angka kedua angka ketiga angka pertama
(secondary digits) (tertiary digits) (primary digits)
Dalam penjajaran dengan sistem angka akhir (terminal digit filling sistem) ada 100
kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai dengan 99.
Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka pertama dan membawa
rekam medis ke dalam rak penyimpanan untuk kelompok angka pertama.
Pada kelompok angka pertama, berkas rekam medis disesuaikan urutan letaknya
menurut angka kedua, kemudian berkas rekam medis disimpan dan dijajarkan ke dalam
urutan sesuai dengan kelompok angka ketiga sehingga dalam setiap kelompok
penyimpanan nomor pada kelompok angka ketiga (tertiary digits), yang selalu
berlainan.
Keuntungan dari sistem penjajaran Angka Akhir atau Terminal Digit Filling
Sistem adalah :
d. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari
setiap section, pada saat ditambahnya rekam medis bare disection tersebut.
Kode wama yang dimaksud adalah pemberian warna tertentu pada sampul
berkas rekam medis rawat imp. Hal ini diberlakukan untuk memudahkan pencarian
kembali, terutama untuk permintaan data medis yang terkait dengan penelitian atau
pendidikan.
g'a.C:- ?arc? .2c?(.1.N.Ylera L!e.1.6Wd.War.
Kode warna dalam sistem penjajaran adalah pemberian warna pada primary
digits (angka pertama). Tujuan dari perwarnaan pada angka pertama sebagai
angka yang menunjukkan letak rak. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan dalam penyimpanan, karena dengan kode wama akan terlihat jelas jika
salah dalam penyimpanan atau pengelompokan berkas rekam medis rawat inap.
Dan pewamaan juga diberikan untuk tahun kunjungan terakhir pasien yaitu
pemberian warna pada pojok kanan atas pada sampullmap berkas rekam medis
rawat inap.
Ketentuan kode wama pada primary digits yaitu mulai angka 0 sampai
dengan 9 adalah sebagai berikut :
angka: wama
0 : kuning 5 : merah muda
1 : merah 6 : hij au
2 : biru tua 7 : biru tua
3 : coklat 8 : ungu
4 : orange 9 : abu-abu
Ketentuan kode warna terakhir kunjungan rawat inap adalah sebagai berikut :
2005 : merah
2006 : kuning
2007 : hij au
2008 : biru tua
2009 : ungu
2010 ...............kembali seperti tahun 2005, yaitu warna merah.
646'1/ Mira -=. 1 674 ", ,
4. Penomoran
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan baik di dalam rak filling maupun di
dalam Odner diperlukan suatu cara/metode agar berkas rekam medis mudah diketahui
tempat/kelompok penyimpanannya yaitu dengan metode Penomoran, dalam arti
memberikan tanda penunjuk yang berupa angka/nomor pada rak-rak atau odner
penyimpanan. Dengan sistem penjajaran terminal digit memberikan kemudahan dalam
memberikan penunjuk rak yaitu dengan menggunakan 2 digit terakhir atau primary digit
pada rak atau odner karena primary digit adalah acuan pengelompokan file, sehingga
dengan memberikan kode angka primary digit pada setiap rak dan odner akan
mempermudah dan mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam medis.
Contoh penunjuk :
Memberikan kode 2 angka primary digit pada rak dan odner
00 01 02 03 04 05
Yang diletakan pada petunjuk 00 adalah berkas rekam medis dengan nomor
sebagai berikut :
1. Memindahkan arsip rekam medis inaktif dari rak aktif ke rak inaktif
dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan
gt# - 4
; / -
Salah satu elemen yang diperlukan dalam penyusutan berkas adalah Jadwal Retensi
Arsip (JRA). IRA yang digunakan di RS Muhammadiyah Lamongan semuanya
memiliki ketentuan yang sama yaitu dalam kurun waktu 2 tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat atau dipulangkan kemudian berkas rekam medis statusnya
menjadi berkas rekam medis In-Aktif. Kemudian setelah 3 tahun in-aktif atau terhitung
5 tahun dari tanggal terakhir kunjungan pasien maka berkas rekam medis dapat
dimusnahkan.
a. Berkas in aktif adalah berkas yang telah disimpan minimal selama 2 tahun di
tempat penyimpanan berkas, terhitung sejak tanggal terakhir pasien tersebut
berobat atau dipulangkan.
b. Setelah diketahui berkas In-Aktif, Petugas meretensi berkas yang telah 2 tahun
tersimpan dalam file aktif dengan melihat tahun terakhir kunjungan.
c. Berkas yang dikeluarkan dari rak penyimpanan tidak perlu diganti dengan tracer
tetapi dicatat dalam buku retensi berkas rekam medis.
d. Berkas yang telah dikeluarkan dari rak penyimpanan dialih wujudkan dalam
bentuk elektronik dengan cara di-scan
Pedops...4. PdAym4.4, 1
1.1144 1 5 Hote-#4,41.44" 1,404f1,44-,Rev- 4 176
e. Berkas yang hams di scan, minimalnya adalah :
Berkas Poliklinik
Berkas IGD
Lembar Kematian
Indentifikasi bayi
DMK 1 : Ringkasan Pasien
- DMK 3 : Catatan Visite Dokter
Lembar Konsultasi - jika ada tindakan konsul
DMK 12 : Ringkasan Penyakit
Khusus untuk kasus kasus operasi, ditambah dengan :
Laporan Operasi
Laporan Anestesi
Informed Consent
f. Setelah di-scan :
Berkas yang telah beralih wujud dalam bentuk elektronik dikelompokkan
berdasarkan terminal digit filling system (2 angka digit terakhir), kemudian
disimpan dalam bentuk CD
- Untuk pasien yang datang kembali setelah masa retensi, maka data pasien
diambilkan dari berkas yang telah di scan dengan cara di print
Hasil scan dimasukkan dalam program pertelaan.
g. Lama penyimpanan berkas di ruang In-Aktif adalah 3 tahun terhitung sejak berkas
masuk dalam ruang filling In-Aktif, dengan catatan tidak terdapat
transaksi/kunjungan selama berkas diruangan In-Aktif.
Penggunaan alat scanner jauh lebih mudah dan lebih menghemat biaya dan mengenai
kerahasiaan dan autentikasinya dapat dijaga dengan metode password.
Sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem terminal digit filling system yaitu
file hasil scan disatukan dalam folder dengan nama 2 angka terakhir atau primary digit.
Kemudian data yang telah terkumpul dialih wujudkan dalam bentuk CD/DVD, kemudian
CD/DVD disimpan di ruang Rekam Medis.
Petunjuk teknis scanning berkas rekam medis setelah proses retensi adalah sebagai
berikut :
a. Proses scanning berkas rekam medis yaitu pilih program scan dalam start menu
program kemudian pilih program dan clik icon program scan dengan nama
"captureperfect 3.0" kemudian pilih file program aplikasinya dengan nama yang
sama. (lihat gambar 05).
Rtv - 4
hkod arts Ccamtri.
C'ek,
00[1,4100
-1.04*-
iltarro
b. Masuk dalam aplikasi untuk proses scanning file (lihat gambar 06), pilih icon
Scan Bacth to File, hingga muncul gambar 06.
tanda pada simbol sebelah kanan list box Save in (lihat lingkaran biru gambar
07), kemudian beri nama folder tersebut dengan primary digit yang terdapat pada
berkas rekam medis yang akan discan.
d. Setelah folder ba' dibuat, ketik nomor rekam medis berkas rekam medis yang
akan di scan pada box "File name". contoh : nomor berkas yang akan discan adalah
060652 maka ketik 060652 pada Box File name. Kemudian simpan file dalam
format PDF, yaitu pilih PDF File (*.pdf) pada list box Save as type. Kemudian
pada box "type of bacth separator" pilih None, dan pada list box MultiPage Setting
pilih "Multi Page (All Pages)" (lihat tanda panah merah gambar 07).
d a t a
e. Setelah setting scan to batch file selesai kemudian yang terakhir sebelum memulai
scan yaitu harus mengatur kriteria output dari scan atau hasil scan nantinya, dengan
cara : clik tombol "Scanner Setting" pada gambar 07. hingga muncul gambar 08.
0.
Mode : Black and White
Dots per inch : 200 dpi
Scanning Side : Skip blank page
Feeding Option : Standard Feeding
Deskew : centang
Maksud dan setting tersebut adalah hasil scan dalam bentuk hitam putih dengan resolusi gambar 200
dpi/inch. Proses scan akan menghilangkan lembaran yang kosong atau lembaran kosong tidak ikut
terscan (skip blank page). dan terakhir deskew adalah letak lembaran yang akan discan terbalik
(sebagaimana hasil print).
h. Setelah setting scan selesai clik OK, maka akan kembali ke tampilan gambar 08.
Kemudian clik save, proses scanning berlangsung.
i. Untuk scan selanjutnya cukup dengan merubah box file name sesuai dengan nomor
rekam medis berkas yang hendak discan selanjutnya.
Berkas rekam medis yang telah dialihkan menjadi soft file kemudian dibuat daftar
pertelaahan berkas dengan melakukan entry pada program/ aplikasi pertelaahan berkas
rekam medis. Petunjuk Teknis kegiatan membuat daftar pertelaan setelah retensi berkas
rekam medis in-aktif adalah sebagai berikut ;
a. Buka Program Pertelaan (gambar 09) pada program aplikasi MS Access pertelaan
berkas rekam medis. Dengan extension *.mdb.
b. Kemudian akan muncul menu entry data clan print pertelaan seperti pada gambar
10. Klik entry data untuk memasukkan basil scan yang akan di input dalam daftar
pertelaan.
N,ListerPertekm
Gambar 58. Program Entry Pertelaan
I'M
Pada kriteria entry data akan muncul :
St.trt1S:
1) ID CIeIdolvoi
ICQIrenelaari
: Akan muncul secara otomatis.
mus
a
2) No RM : Masukan nomor berkas rekam medis yang telah discan
tiPteroiwiix
3) Tahun Akhir : Masukkan tahun terakhir kunjungan pasien baik rawat jalan
maupun rawat Map.
4) Keterangan :Masukkan sesuai cara keluar pasien dengan pilihan dirujuk,
hidup, mati, pulang paksa.
c. 182
P4100.m. Ate. Rams 14144 RS 1-1444.,...*Alvel R44,1 - 4
-c7E4 cti ,eaa.var.
5)
d. Print Pertelaan
Untuk melihat daftar pertelaan berkas rekam medis yang akan dimusnahkan pilih
menu (tombol) print pertelaan pada gambar 09.
e. Sehingga muncul gambar 11 sebagai berikut
f. Entry text box "tahun awal" sesuai dengan tahun awal dan daftar pertelaan
yang akan ditampilkan, kemudian entry text box "tahun akhir" sesuai dengan
rentang waktu akhir daftar pertelaan yang akan ditampilkan. Selanjutnya pada combo
box "status" yang berisi : A, Ok, Tidak terbaca dan Tidak lengkap. Kategori A
berarti daftar pertelaan akan menampilkan semua kategori mulai dari lengkap,
tidak terbaca sampai dengan tidak lengkap. Kategori OK berarti daftar pertelaan
hanya menampilkan yang Lengkap saja. Kategori tidak terbaca berarti daftar
pertelaan menampilkan hanya yang tidak terbaca, begitu pula jika kategori tidak
lengkap maka daftar pertelaan menampilkan hanya yang tidak lengkap.
oat; - 7 , i r c e
, ,
I 4 6.6; >1 : . 45. At 1 4: 4 , 6
h 41+:41 I1,.14.4:.
M p g ________________________
KM. ZEMIN =W EE
3,1 A .4,4,114 4 ';'1. ;,46c. 54.444,
W.I . , Et , .1 1 4. .?i., M'.,t.r.
1.15 tx - .
p. ..n r , _, I t o ir.... 41
II :ow I
WINE31EXIMI = I V =
OEM!' SEEN MIN = M i l lII
Pemusnahan berkas rekam medis adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara
fisik berkas Rekam Medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya (setelah melewati
masa In-Aktif). Penghancuran harus dilakukan secara total dengan cara membakar habis,
mencacah atau mendaur ulang sehingga tidak dapat dikenali lagi baik isi maupun
bentuknya.
3. Membuat pertelaan arsip bagi Rekam Medis aktif yang telah dinilai.
oat; - 7 , i r c e
NO JENIS BARANG
I Barang Habis Pakai ( 1 Bulan )
I Askep Umum Set 23 Kertas Kwarto KOP
2 Askep Neo Set 24 Kertas Kop Radiologi
3 Askep RB Set 25 Kertas Kop Laborat Copy
4 Gelang tangan Px RI 26 Amplop Kop Sedang
5 Dewasa Pink 27 Amplop Kop Besar
6 Dewasa Biru 28 Kertas Struk
7 Anak Pink 29 Kwitansi MR
8 Anak Biru 30 Lem Povinal
9 Form Pendaftaran Px Ber-KTP 31 Map RM
10 Form Pendaftaran Px Non KTP 32 Map Transparan
11 Kartu Berobat Barcode 33 Materai 6000
12 Buku Ekspedisi 34 Materai 3000
13 Buku Kwarto 200 35 Refill Staples Kecil
14 Bulpoint 36 Selotip Plastik Kecil
15 Bulpoint Spiral 37 Spidol Marker
16 Baterai AAA 38 Refill Toner 12A
17 Baterai Besar 39 Refill Toner 35A
18 Clip Kecil 40 Catridge Epson TMU 220
19 Clip Binder Kecil 41 Catridge Black Zebra
20 Kertas HVS Folio 42 Pita Comp TMU
21 Kertas HVS Kwarto 43 Tissue Multi
22 Kertas Folio KOP 44 Refill Hand Wash
186
Peeio040.. Ri440 H144 RS14,1444-044,4' (.40.00144,Rtv- 4
II Barang Inventaris ( dalam 1 Tahun )
1 Album foto 10 Perforator kecil
2 Cutter besi 11 Pesawat telp wireless
3 Refill Cutter Besi 12 Printer & Scanner Epson
4 Keset 13 Stapler kecil
5 Kursi Cytos 14 Vas
6 Kursi putar Cytos 15 Bunga
7 Name Plate 16 Kipas angin dinding
8 Dokumen keeper 17 AC Panasonic
9 Perforator sedang 18 Tangga Stanless
4
g4 V - ktreL444,416.1.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah upaya untuk memberikan jaminan
kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibart kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
peingobatan d an reaahabilitasi. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit.
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
Untuk mencegah kemungkinan petugas terjatuh saat melakukan filling pada rak
penyimpanan, maka disediakan tangga anti tergelincir
'..eo p,i,
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit.
Defenisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator merupakan
suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang
sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
gekis Ma41:51441.40m4,44,44 4
191
1.4" ,.,
2. Grafik Barber Johnson RSML
Indikator : Grafik Barber Johnson RSML
Dimensi mutu : Efisiensi pengelolaan rumah sakit
Tujuan : Tergambarnya efisiensi pengelolaan rumah sakit dan
perkembangannya dari waktu ke waktu
Definisi Operasional : Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang secara visual
dapat menyajikan tingkat efisiensi baik dilihat dari sudut
pandang medis maupun ekonomi.
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa : 1 Bulan.
Numerator Jumlah sisa pasien yang dirawat pada periode tersebut
ditambah dengan pasien yang masuk dan pulang pada hari
yang sama (Jumlah Hari Perawatan)
Denominator : Jumlah Tempat tidur pasien dikalikan dengan jumlah hari
pada periode tersebut
Sumber Data : Sensus Harian Rawat Inap
Nilai : 75-85 %
Penanggung Jawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan Data Kepala Seksi Pengolahan Data dan Pelaporan
6. An aka kelengkapan
_ informed Concent
Indikator : Angka kelengkapan informed concent
_
Dimensi mutu : Keamanan dan keselamatan pasien
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan
kepada pasien dan mendapat persetujuan dan pasien akan
tindakan medik yang dilakukan
Definisi Operasional : Informed concent adalah persetujuan yang diberikan
pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Frekuensi : 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa : 3 bulan
Numerator : Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey
yang mendapat informasi lengkap sebelum memberikan
persetujuan tindakan medik dalam 1 bulan.
Denominator : Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey
dalam 1 bulan
Sumber Data : Survey
Nilai : 100%
Penanggung Jawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan Data Kepala Seksi Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas/Pelaksana
Assembling
P440 4,
44 P14,4444. Ram+. Haz4 RS 1.1440~444. Lusesk 4*, Rev -
,
194
4
9. Kelen ka an MRE
Indikator : Kelengkapan Rekam Medis Elektronik
Dimensi mutu : Kesinambungan pelayanan dan kesehatan serta keselamatan
pasien
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan
informasi rekam medis rawat jalan
Definisi Operasional : Rekam Medis Elektronik adalah informasi bukti pelayanan
rawat jalan yang diberikan kepada pasien dalam program
simple poly
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa : 3 Bulan.
Numerator : Jumlah rekam medis elektronik yang tidak lengkap
Denominator : Jumlah pasien rawat jalan yang diperiksa
Sumber Data : Program Simple Poly
Nilai : 100 %.
Penanggung Jawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan Data Kasie Pengolahan data dan Pelaporan
ge-i4 U f PtIn r,H b u s Mi.44.
10.Identifikasi pasien
Indikator : Identifikasi pasien
Dimensi mutu : Efektifitas pelayanan
Tujuan : Efektifitas pengidentifikasian pasien
Definisi Operasional : Identifikasi pasien adalah pengumpulan data dan
pengumpulan segala pencatatan dan pasien sehingga kita
dapat mengetahui identitas pasien dan dengan identitas
tersebut kita dapat membedakan dengan pasien lain.
Identifikasi pasien rawat bap dengan menggunakan gelang
pasien yang diisi lengkap dan benar sesuai SPO.
Identifikasi pasien rawat jalan dengan menggunakan karcis
yang didaftar sesuai SPO.
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa : 1 Bulan.
Numerator : Jumlah kejadian kesalahan identifikasi pasien
Denominator : Jumlah pasien yang dilayani dalam periode yang sama
Sumber Data : Program Personal Detail
Nilai : 100 %.
Penanggung Jawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan Data Kepala Seksi Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas/Pelaksana
Pendaftaran
Pd %Rte.14414 Rev -4
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman pelayanan rekam medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
tersusun berdasarkan kolaborasi antara regulasi nasional, refrensi dan implementasi
dilapangan. Pedoman ini dibuat untuk menstandarisasi proses pemberian pelayanan rekam
medis dengan harapan terciptanya pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
Ditetapkan di : Lamongan
Tanggal : 28 R Awal 143511.
Tepat tanggal :30 Januari 2014 M.
Direktur,
RS Muhammadiyah Lamongan .