Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada masyarakat

A. Latar Belakang

Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di


Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang
bisa menimbulkan kematian serta dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh bakteri melalui kontaminasi makanan
dan minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan penderita. Selain itu, faktor
yang paling dominan berkontribusi dalam penyakit diare adalah air, higiene sanitasi makanan,
jamban keluarga, dan air (Melvani et al., 2019).

Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima tahun dan
mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak setiap tahunnya. Diare dapat berlangsung beberapa
hari dan dapat mengakibatkan dehidrasi air dan garam yang diperlukan untuk bertahan hidup. Di
masa lalu, bagi kebanyakan orang, dehidrasi berat dan kehilangan cairan adalah penyebab utama
kematian. Sekarang, penyebab lain seperti infeksi bakteri septik kemungkinan akan menyebabkan
peningkatan proporsi kematian terkait diare. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki
kekebalan yang terganggu serta orang yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
paling berisiko mengalami diare yang mengancam jiwa (WHO, 2017).

Ada beberapa faktor yangmempengaruhi kejadian diare di antaranya pengetahuan ibu balita
dan penerapan hidup sehat dalam kehidupan sehari hari. Pengetahuan ibu balita sangat diperlukan
karena sang ibulah yang mampu memberikan hal terbaik bagi bayinya. Penerapan pengetahuan
kaitannya dengan kejadian diare dapat dilihat jika seorang ibu mengetahui tentang penyakit diare
maka, pengetahuan tersebut akanmempengaruhi ibu dalam hal bertindak utamanya dalam hal
pencegahan, mempertahankan atau bahkan meningkatkan status kesehatan bagi anggota
keluarganya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah menyebar dan menularnya diare ialah dengan
menjaga kebersihan perorangan karena faktor kebersihan menjadi faktor yang penting untuk
menghindarkan anak dari penyakit diare (Fida dan Maya, 2015).

Kejadian diare pada provinsi Aceh tahun 2017 didapatkan data sebanyak 140.116 orang, sedangkan
jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan adalah sebanyak 80.826
orang atau 58 % dari target.

Cakupan penanganan kasus diare pada kabupaten/kota di Aceh belum maksimal, masih banyak
terjadinya kasus diare yang belum mendapatkan pelayanan yang memadai. Sedangkan untuk jumlah
kasus diare pada tahun 2018 yaitu sebanyak 72.805 orang, data ini menunjukkan penurunan kasus
diare dari tahun sebelumnya namun masih dalam masalah kesehatan yang menyebabkan kematian
pada nomor urut ke 13 di Indonesia (Dinkes Aceh, 2018).

Di Indonesia, angka kejadian diare akut diperkirakan masih sekitar 60 juta setiap tahunnya dan angka
kesakitan pada balita sekitar 200-400 kejadian dari 1000 penduduk setiap tahunnya dan 1-5%
berkembang menjadi diare kronik. Cakupan pelayanan penderita diare balita secara nasional tahun
2017, dengan provinsi
tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (96,94%). Kalimantan Utara (63,43%) dan Kalimantan
Timur (56,91%), sedangkan provinsi terendah yaitu Nusa Tenggara Timur (17,78%), Sumatera Utara
(15,40%) dan Papua Barat (4,06%) (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan beberapa hal tersebut maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui “
HUBUNGAN KUALITAS AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT “

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah tanda dan gejala penderita diare ?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi diare ?

3. Bagaimana Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui pengaruh Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada
masyarakat

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor yang memperparah diare

2. Untuk mengetahui seberapa baik para pasien diare mengetahui cara menjaga kualitas air
bersih

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka pemahaman masyarakat terkait Hubungan
Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada masyarakat , sehingga masyarakat dapat menjaga
kebersihan air dilingkungannya.

2. Bagi Keperawatan

Sebagai masukan untuk tenaga kesehatan agar dapat mengembangkan pelayanan

kesehatan khususnya promosi kesehatan terkait Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare
pada masyarakat

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian berikutnya terkait

penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai