Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI – FISIOLOGI SISTEM

PENCERNAAN

Disusun Oleh : 

Ahmad Alifudin
Ajeng Pradityas
Anis Kurniawati
Aprilina Kartini 
 Apriska Ekananda
Ayu Mustika Dewi 
Cindy Claudia Aviani
Cukminingsih
Devi Ariyanti
Diana Ratna Sari
Dwi Agustianingsih
Rahmadi Candra Firdaus

S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
Tahun 2012
KATA PENGANTAN

          Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah
yang berjudul "ANF" ini IS SISTEM PENCERNAAN” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Anatomi fisiologi.
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

          Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

                                                                                                 Semarang,  juli 2012

                                                             penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

 1.1    LATAR BELAKANG

Fungsi tubuh manusia bergantung sepenuhnya pada proses kimiawi yang dilakukan oleh
sel indivIdu yang membentuk setiap jaringan dan organ. Proses kimiawi tersebut memerlukan
energi dan nutrien yang didapatkan paling banyak dari makanan dan cairan yang masuk
kedalam tubuh
Nutrien yang masuk kedalam tubuh diolah oleh organ-organ sistem pencernan yang ada
didalam tubuh manusia yang menjalani tugasnya masing-masing sehingga nutrien yang
masuk kedalam tubuh dapat keluar kembali dari tubuh dalam bentuk Zat sisa.
Organ-organ yang bekerja tersebut mempunyai nama dan fungsi tersendiri yang tidak
dapat digantikan sehingga kita harus mengetahui nama dan fungsi dari organ-organ tersebut
agar tidak menemui kesalahan dikemudian hari.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas  tentang organ-organ tubuh apa saja yang
berperan dalam sistem pencernaan beserta  fungsi serta urutan  pengolahan makanan dari
awal dimasukan hingga dikeluarkan dalam bentuk Zat Sisanya.

1.2    TUJUAN

1.2.1             mengetahui organ-organ tubuh yang berperan dalam sistem pencernaan tubuh manusia.
1.2.2             mengetahui fase kerja setiap organ yang membantu dalam sistem pencernaan tubuh manusia.
1.2.3             mengetahui fase-fase sistem pencernaan pada tubuh manusia dari awal makanan dimasukan 
hingga makanan dikeluarkan dari dalam tubuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 

A. Pengertia Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan dalam (bahasa Inggris: digestive system) adalah ystem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan ystem t, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan
dengan yang lainnya yst sangat jauh berbeda. Pada dasarnya ystem pencernaan makanan
dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal
tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam
mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi
di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.

B. Bagian – bagian sistem pencernaan 

1. Kelenjar ludah 

Saliva (ludah) merupakan sekresi dari kelenjar ludah dan sebagian kecil kelenjar penyekresi
mukus dan mukosa oral. Sekitar 1,5 liter saliva dihasilkan setiap hari dan terdiri atas air,
garam mineral, enzim (amilase salivarious), mukus lisozim, imunoglobulin, dan faktor
pembekuan darah. Sekresi saliva berada di bawah kendali saraf otonom. Stimulasi
parasimpatik menyebabkan vasodilatasi dan sekresi air ludah yang banyak disertai sedikit
kandungan enzim dan substansi organik. Stimulasi simpatik menyebabkan vasokontriksi dan
sekresi air ludah yang sedikit dan kaya materi organik, khususnya dari kelenjar
submandibula. Sekresi reflek terjadi saat terdapat makanan di dalam mulut dan reflek dapat
dengan mudah semakin terfasilitasi sehingga penglihatan, bau, bahkan pikiran tentang makan
dapat menstimulasi aliran saliva. Arteri yang memperdarahi kelenjar ludah berasal dari
cabang arteri karotis eksternal dan vena yang mengalir di kelenjar ludah berasal dari vena
jugularis eksterna. Kelenjar ludah (salliva) melepaskan sekresinya ke saluran (duktus) yang
mengarah ke mulut. Tiga pasang duktus utama ini adalah kelenjar parotis, kelenjar
submandibula, dan kelenjar sublingual.

a. Kelenjar parotis

Kelenjar ini berada disisi kiri dan kanan wajah tepat dibawah meatus akustik eksternal. Tiap
kelenjar memiliki satu duktus parotis yang bersambung ke mulut yang berada sejajar dengan
gigi geraham atas kedua.

b. Kelenjar submandibula

Kelenjar ini berada disisi kiri dan kanan wajah dibawah sudut rahang. Dua duktus
submandibula bersambung dengan dasar mulut, satu ditiap sisi frenulum.

c. Kelenjar sublingual

Semua kelenjar diselubungi kapsul fibrosa. Kelenjar ini terdiri atas sejumlah lobulus yang
disusun oleh kantong-kantong kecil (acini) yang dilapisi sel.

Saliva berfunfsi :

 Membantu pencernaan polisakarida secara kimia.


Saliva mengandung enzim amilase yang menginisiasi penghancuran gula komplek, termasuk
pati, mereduksinya menjadi disakarida maltose. Nilai pH optimum untuk kerja amilase
salivarious adalah 6,8 (sedikit asam). Rentang pH saliva 5,8- 7,4, bergantung pada kecepatan
aliran saliva; semakin tinggi keepatan aliran maka semakin tinggi pH (basa). Kerja enzim
berlanjut saat menelan hingga berakhir di lambung yang mengeluarkan asam kuat (pH 1,5-
1,8) dari getah lambung yang menguraikan amilase.

 Lubrikasi makanan.

Makanan kering masuk ke mulut dilembabkan dan lubrikasi oleh saliva sebelum diubah
menjadi bolus dan siap untuk ditelan.

 Membersihkan dan melubrikasi.

Aliran saliva yang adekuat dapat membersihkan, melembabkan dan melembutkan mulut.
Saliva membantu mencegah kerusakan membran mukosa dari makanan yang kasar dan
abrasif.

 Pertahanan tubuh non-spesifik.

Lisozim, imunoglobulin, dan faktor pembekuan (koagulasi) menyerang mikroba.

 Pengecapan.

Kuncup pengecapan hanya dapat distimulasi oleh zat kimia dalam larutan sehingga makanan
kering hanya menstimulasi indera pengecap setelah bercampur dengan saliva.

2. Mulut Rongga 

mulut dilapisi membran mukosa yang terdiri atas epitelium skuamosa berlapis yang berisi
sedikit kelenjar penyekresi mukus. Bagian mulut di antara gusi dan pipi adalah vestibula dan
sisanya adalah rongga mulut. Palatum membentuk langit-langit mulut dan terdiri atas palatum
durum (langit-langit keras) di bagian anterior dan palatum molle (langit-langit lunak) di
bagian posterior. Uvula adalah lipatan otot melengkung yang ditutupi membran mukosa dan
berada tergantung di tengah ujung bebas palatum molle.

3. Gigi

Gigi melekat pada alveoli atau rongga pangkal gigi dari mandibula dan maksila. Bayi lahir
dengan rangkaian geligi yang terdiri atas gigi susu (sementara) dan gigi tetap (permanen)
terdapat 20 buah gigi susu, masing-masing 10 buah di tiap radang. Gigi susu mulai tumbuh
saat bayi berusia 6 bulan dan harus tumbuh lengkap saat bayi berusia 24 bulan. Gigi tetap
mulai menggantikan gigi susu saat individu berusia 6 tahun dan geligi ini terdiri atas 32 buah,
yang biasanya lengkap saat berusia 24 tahun.
a. Fungsi gigi Gigi seri dan gigi taring merupakan gigi pemotong dan berfungsi untuk
memotong makanan, sedangkan gigi geraham kecil dan geraham besar yang memiliki
permukaan rata dan luas berfungsi untuk menggiling atau mengunyah makanan.

b. Struktur gigi Walaupun berbentuk gigi beragam, gigi memiliki struktur yang serupa dan
terdiri atas : mahkota (bagian yang menonjol dari gusi), akar (bagian yang melekat didalam
tulang), dan leher (bagian yang sedikit sempit dimana mahkota muncul dengan akar). Di
bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe
dan saraf, serta dentin yang merupakan substansi yang menyerupai gading yang keras diluar
dentin mahkota, terdapat enamel yaitu lapisan tipis dari substansi yang keras. Akar gigi,
ditutupi oleh semen, merupakan substansi yang menyerupai tulang dan menjaga agar gigi
tetap di rongganya. Sebagian besar arteri yang memperdarahi gigi adalah cabang arteri
maksilaris. Vena yang memperdarahi adalah vena jugularis internal. Saraf yang mempersarafi
gigi bagian atas adalah cabang saraf maksilaris dan gigi bawah dipersarafi oleh cabang saraf
mandibularis. Kedua saraf ini merupakan cabang dari saraf trigeminus.

4. Lidah

Lidah adalah struktur muskular yang berada di dasar mulut. Bagian dasar lidah melekat pada
tulang hioid dan frenulum pada dasar mulut. Permukaan superior berisi epitelium skuamosa
berlapis, dengan banyak papila (tonjolan kecil). Papila berisi reseptor sensori (ujung saraf
khusus) yang berfungsi sebagai indera pengecap yang berada di kuncup pengecap. Ada tiga
jenis papila yaitu :

 Papila valate :

berjumlah 8-12 dan disusun dalam bentuk V terbalik di dasar lidah serta berukuran paling
besar

 Papila fungiformis :

berada diujung lidah dan jumlahnya lebih banyak daripada papila valate

 Papila filiformis :

merupakan papila terkecil dan paling banyak berada di permukaan dua pertiga anterior lidah
Lidah diperdarahi oleh cabang lingual dari arteri karotid eksternal dan dialiri vena lingual
yang bergabung dengan vena jugularis internal. Saraf yang mempersarafi lidah adalah saraf
hipoglossal, cabang lingual dan saraf mandibula, dan saraf facial serta glosofaringeal yang
merupakan saraf pengecap. Lidah berperan penting dalam menguyah, menelan, bicara, dan
mengecap.

5. Faring 

Faring dibagi menjadi tiga area : nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring
berperan penting dalam pernapasan. Orofaring dan laringo faring merupakan saluran utama
baik bagi sistem pernapasan maupun percernaan. Makanan melalui rongga mulut ke faring,
kemudian ke esophagus yang berada di bawahnya. Dinding faring terdiri atas tiga lapisan.
 Lapisan dalam dilapisi oleh membrane mukosa yang berupa epithelium skuamosa
berlapis, terus melapisi faring hingga ke pangkal mulut dan esofagus.
 Lapisan tengah terdiri atas jaringan fibrosa yang semakin menipis di bagian ujung
bawahnya dan mengandung pembuluh limfe dan saraf.
 Lapisan luar terdiri atas sejumlah otot involunter yang terlibat dalam proses menelan.
Saat makanan menelan mencapai faring, proses menelan tidak lagi di bawah kendali
otot Volunter. Arteri yang memperdarai faring adalah beberapa cabang arteri fasialis.
Vena yang mengalir keluar faring berasal dari vena fasialis dan vena jugularis interna.
Saraf yang mempersarafi faring berasal dari pleksus faringeal yang berisi saraf
simpatik dan parasimpatik. Saraf parasimpatik yang mempersarafi faring berasal dari
saraf glosofaringeal dan vagus, sedangkan saraf simpatik yang mempersarafi faring
berasal dari ganglia servikalis.

6. Esofagus

Panjang esophagus sekitar 25 cm dan diameternya sekitar 2 cm serta berada di bidang median
toraks di depan kolum vertebra yang berada di belakang trakea dan jantung. Bagian atas
esogafus berhubungan dengan faring dan tepat pada bagian bawahnya berhubungan dengan
diafragma yang bersatu dengan lambung. Esofagus berada di antara serat otot diafragma di
belakang tendon sentral pada vertebra torasik ke 10. Sebelum esophagus berhubungan dengan
lambung, di bagian diafragma, esophagus membentuk lengkung ke atas, dengan demikian
membentuk sudut runcing yang mencegah regurgitasi (aliran balik) isi lambung ke
esophagus. Ujung atas dan bawah esophagus ditutup oleh sfingter. Sfingter krikofaringeal
atas atau esophagus atas mencegah udara melalui esophagus saat inspirasi dan aspirasi isi
esophagus. Saat tekanan intra abdomen meningkat (misal saat inspirasi dan defekasi), tonus
sfingter esophagus bawah meningkat. Terdapat empat lapis jaringan esophagus. Karena
hampir semua bagian esophagus berada di dalam toraks, lapisan luar esophagus, lapisan
adventisia, berisi jaringan fibrosa elastic yang meletakkan esophagus pada struktur di
sekelilingnya. Sepertiga bagian proksimal esophagus dilapisi oleh epithelium skuamosa
berlapis, sepertiga distal dilapisi oleh epithelium kolumnar, dan sepertiga bagian tengah
dilapisi oleh campuran kedua lapisan epithelium tersebut. Regio torasik dipersarafi terutama
oleh pasangan arteri esophagus, yang merupakan cabang dari aorta torasik. Regio abdomen
dipersarafi oleh cabang dari arteri frenik dan cabang arteri seliaka kiri. Dari region torasik,
vena keluar menuju ke vena azigos dan hemiazigos. Di region abdomen, vena ke luar menuju
ke vena lambung kiri di mana terdapat pleksusu di ujung distal yang berhubungan dengan
drainase vena ke atas dan bawah, yaitu sirkulasi vena porta dan umum.

7. Pankreas

Pankreas adalah kelenjar yang berwarna abu-abu yang beratnya sekitar 60 gr, panjangnya
sekitar 12-15 cm, berada di regio efigastrik dan hipokondriak rongga abdomen. Pankreas
terdiri atas bagian kepala yang luas, badan, dan ekor yang sempit. Kepala berada di lengkung
deodenum, badan berda di belakang lambung, sedangkan ekor berada didepan ginjal kiri dan
menyentuh limfa aorta abdomen dan vena kava inferior berada di belakang kelenjar Pankreas
memiliki kelenjar eksokrin dan endokrin. Pankreas eksokrin terdiri dari banyak lobulus yang
tersususn dari alveoli berukuran kecil, dan dindingnya terdiri atas sel sekretorik. Tiap lobulus
dialiri oleh duktus berukuran kecil dan duktus ini menyatu akhirya membentuk duktus
pankreatiik yang memanjang disepanjang kelenjar dan bersambung ke deudenum tepat
sebelum masuk ke deudenum, duktus pankreatik bergabung dengan duktus biliaris komunis
membentuk amvula hepatopankreatik. 

Fungsi kelenjar eksokrin adalah menghasiulkan getah pankreas yang mengandung enzim
yang memecah KH, PROTEIN, dan LIPID. 

Kelenjar pankreas yang tersebar berada dalam kelompok sel-sel khusus yang disebut pulau
pankreas (langerhans) kelenjar pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon yang pada
dasarnya berhubungan dengan pengendalian kadar glukosa darah.

8. Lambung

Lambung merupakan saluran cerna yang berbentuk huruf J melebar dan berada di region
epigastrik, umbilical, dan hipokondriak kiri rongga abdomen. 

a. Organ yang bebatasan dengan Lambung 

 Anterior : lobus kiri hati dan diding abdomen anterior. 


 Posterior : aorta abdominal, pangkreas, limpa, ginjal kiri, dan kelenjar adrenal. 
 Superior : diafragma, esophagus, dan lobus kiri hati. 
 Inferior : kolon transversum dan usus halus. 
 Kiri : diafragma dan limfa 
 Kanan : hati dan duodenum 

b. Struktur lambung 

Lambung berhubungan dengan esophagus dibagian sfingter kardiak dan berhubungan dengan
duodenum di sfingter pylorus, lambung memiliki dua lengkung (kurvatur) : kurvatur minor
yang berada di bagian permukaan posterior lambung yang menurun ke dinding posterior
esophagus dan kurvatur mayor yang berada di permukaan anterior lambung. 

Lambung dibagi menjadi 3 regio : fundus, badan , dan antrum. Di ujung distal pylorus,
terdapat sfingter pylorus, yang menjaga pintu antara lambung dan duodenum. Saat lambung
kosong, sfingter pylorus berelaksasi dan terbuka, kemudian saat lambung berisi makanan,
sfingter pylorus menutup. 

Otot lmbung terdiri dari tiga lapisan serat otot polos : lapisan luar – serat longitudinal, lapisan
tengah – serat sirkular, dan lapisan dalam – serat obliq. Susunan otot ini memungkinkan
karakteristik gerakan mengocok/mengaduk pada lambung dan gerakan peristalsis. Otot
sirkular merupakan oto terkuat di antrum pylorus dan sfingter pylorus. 

Saat lambung kosong, membrane mukosa yang melapisi cenderung masuk kedala lipatan
longitudinal atau rungae, dan saat lambung penuh, rungae tampak seperti beludru yang
memiliki permukaan halus. Banyak kelenjar lambung yang berada dipermukaan membrane
mukosa. Kelenjar ini berisi sel-sel khusus yang menyekresikan getah lambung masuk ke
lambung. 
Arteri yang memperdarahi lambung adalah arteri lambung kiri, suatu cabang arteri seliaka,
arteri lambung kanan, dan arteri gastroepiploik. Vena yang memperdarahi lambung
samadengan vena yang menuju vena porta. 

 c. Getah lambung 

Ukuran labung bervariasi sesuai denagn volume makanan didalamnhya, sekitar1,5 liter atau
lebih apda orang dewasa. Saat makanan ditelan , makanan terakumulasi di lapisan lambung.
Makanan kadang tersisa di bagian fundus. Kontraksi otot lambung meliputi gerakan
mengaduk-aduk yang menghancurkan bolus dan mencampurkan bolus dengan getah
lambung, serta gerakan peristalsis yang mendorong isi lambung ke pylorus. Saat lambung
aktif (ada makanan di lambung) sfingter pylorus menutup. Kontraksi peristaltic dari antrium
pylorus yang kuat akan mendorong kime, setelah isi lambung cukup cair, akan mengalir
melalui pylorus ke duodenum dalam semburan yang kecil. Stimulasi parasimpatik
meningkatkan motilitas lambung dan sekresi getah lambung, sedngkan stimulasi simpatik
memiliki efek yang berlawanan dengan dengan parasimpatik. Sekitar 2 liter getah lambung
disekresi setiap hari dengan kelenjar sekretorik khusus di mukosa. Getah lambung berisi air
dan garam mineral yang disekresi oleh kelenjar lambung, mucus ynag disekresi sel goblet di
dalam kelenjar dan di permukaan lambung, asam hidroklorida (HCL) dan factor intrinsic
yang disekresi oleh sel parietal di kelenjar lambung, serta precursor enzim aktif: pepsinogen
yang disekresi oleh sel utama dikelenjar. 

Fungsi getah lambung adalah sebagai pencair makanan yang telah ditelan dan lebih lanjut,
penyekresi asam klorida (mengasamkan makanan dan menghentikan kerja amylase saliva,
membunuh mikroba yang tertelan mulut, memberikan suasana asam yang diperlukan pepsin
untuk pencernaan yang efektif), pengaktivsi pepsinogen menjadi pepsin (bekerja efektif pada
p H 1,5 – 3,5), sebagai factor intrinsik (protein) yang diperlukan untuk absorbsi vitamin b12
di ileum, dan penyekresi ukus yang mencegah cidera mekanik dinding lambung serta
mencegah cidera kimia dengan bekerja sebagai barier antara dinding lambung dan getah
lambung yang korosif. 

Terdapat 3 fase sekresi getah lambung 

 Fase sefalik :  aliran getah lambung ini terjadi sebelum makanan mencapai lambung
dank arena stimulasi reflek saraf vagus (parasimpatik) yang diinisiasi oleh
penglihatan, bau, atau pengecapan makanan.saat saraf fagus dipotong (vagotomi),
fase sekresi lambung ini berhenti. Stimulasi simpatik, missal saat kondisi emosi, juga
menhambat aktifitas lambung. 
 Fase gastric : saat distimulasi oleh lkeberadaan makanan, sel eteroendokrin di anrum
pylorus dan duodenum menyekresi gastrin, suatu hormone yang langsung melalu
darah yang beredar. Gastrin, yang berda dalam darah beredar ke lambung,
merangsang kelenjr gastric untuk menghasilkan getah lambung lebih banyak. Dengan
cara sekresi gatah pencernaan ini trus berlangsung hingga selesainya penghancuran
makanan di lambung dan akhir fase sefalik. Sekresi gastrin di supresi saat ph di
antrum pylorus turun hingga sekitar 1,5. 
 Fase intestinal (usus) : saat sebagian isi lambung yang dicerna mencapai usus halus,
dua hormone yaitu sekretin dan kolesistokinin, dihasilkan oleh sel indokrin di mukosa
usus. Hormone ini menurunkan sekresi getah lambung dan menghambat motilitas
lambung. Dengan mepercepat pengosongan lambung, kime di duodenum menjadi
semakin tercampur rata dengan empedu dan getah pamgkreas, fase sekresi lambung
ini paling saat individu mengonsumsi makanan tinggi lemak.Kecepatan pengosongan
lambung bergantung pada jenis makanan yang dimakan.pemgosongan karbohidrat di
lambung berlangsung dalam 2-3 jam, sedangkan protein dan lemak memerlukan
waktu yang lebih lama lagi. 

d. Fungsi Lambung 

Beberapa fungsi lambung adalah sebagai berikut. 

 Penyimpanan sementara yang memberikan waktu bagi enzim pencernaan dan pepsin
bekerja.
 Pencernaan kimia – pepsin mengubah protein menjadi polipeptida.
 Penghancuran secara mekanik – tiga otot polos yang melapisi lambung
memungkinkan lambung bekerja sebagai pengaduk, yaitu getah lambung bercampur
dengan isi lambung diubah menjadi kime. Motilitas dan sekresi ditingkatkan oleh
stimulasi saraf parasimpatik. 
 Absorpsi dari air, alcohol, dan sebagian obat larut-lemak yang terbatas. 
 Pertahanan non-spesifik terhadap mikroba – oleh asam hidroklorida di dalam getah
lambung. Muntah dapat terjadi sebagai respons terhadap ingesti iritan lambung,
missal mikroba atau zat kimia. 
 Preparat zat besi untuk absorbsi lebih lanjut di slauran cerna-lingkungan asam
lambung dapat melarutkan garam besi, yang diperlukan sebelum zat besi diabsorpsi. 
 Produksi dan sekresi factor intrinsic yang diperlukan untuk absorpsi vitamin B12 di
ileum terminal. 
 Mengatur jalannya isi lambung menuju duodenum. Saat lime tidak cukup diasamkan
dan diencerkan, antrum pylorus mendorong semburan kecil isi lambung melalui
stringfer pylorus dan menuju duodenum. Stringfer normalnya tertutup, mencegah
aliran balik kime ke lambung. 
 Sekresi horman gastrin.
 Dinding duktus bilaris memiliki lapisan jaringan yang sama seperti struktur dasar
saluran cerna lainnya. Pada duktus sistikus, membrane mukosa yang melapisi tersusun
dalam lipatan sirkular yang tidak beraturan dan memiliki efek katup spiral. Empedu
melalui duktus sistikus sebanyak dua kali-satu kali saat perjalanannya ke kandung
empedu dan kembali lagi saat empedu dikelaurkan dari kandung empedu ke duktus
biliaris komunis dan kemudian ke duodenum. 

9. Hati 

Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati
juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan
cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan
asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun
oleh hati disebut proses detoksifikasi. 

a. Fungsi hati
 Metabolisme karbohidrat. 

Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar glukosa plasma. Setelah makan, saat
glukosa darah meningkat, glukosa diubah menjadi glikogen sebagai cadangan dan
mempengaruhi hormon insulin. Selanjutnya, saat kadar glukosa turun, hormon glukagon
merangsang perubahan glikogen kembali menjadi glukosa dan menjaga kadar dalam kisaran
normal. 

 Metabolisme lemak. Cadangan lemak dapat diubah menjadi suatu bentuk energi yang
dapat digunakan jaringan. 

  Metabolisme protein. Metabolisme protein terdiri atas 3 proses. 

1. Deaminasi asam amino melibatkan beberapa proses : menyingkirkan bagian nitrogen


dari asam amino yang tidak diperlukan untuk membentuk protein baru, pemecahan
asam nukleta menjadi asam urat, yang dibentuk asam nukleat. 
2. Transaminasi merupakan penyingkiran bagian nitrogen asam amino dan melekatkan
asam amino pada molekul karbohidrat untuk membentuk asam amino non-esensial. 
3. Sintesis protein plasma dan sebagian besar faktor pembekuan darah dari asam amino. 

 Pemecahan eritrosit dan pertahanan tubuh terhadap mikroba. Hal ini disebabkan sel
kupffer yang berada disinusoid. 
 Detoksifikasi obat dan zat berbahaya. Hal ini meliputi etanol dan toksin yang
dihasilkan mikroba.  Inaktivasi hormon. Hal ini meliputi hormon insulin, glukagon,
kartisol, aldosteron, hormon seks, dan hormon tiroid. 
 Produksi panas. Hati menggunakan banyak energi, memiliki laju metabolik dan
menghasilkan panas. Hati merupakan organ penghasil panas utama. 
 Sekresi empedu. Hipatosid mensintesis empedu dari darah dan arteri yang bercampur
di sinusoid. Sekresi ini meliputi garam empedu, pigmen empedu, dan kolesterol. 
 Cadangan. Hepatosit menyimpan glikogen, vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E,K) zat besi, kuprum, serta beberapa vitamin yang larut air misal (B12). 

10. Kandung empedu 

Kandung empedu merupakan sakus (kantong) yang berbentuk buah pir dan melekat pada
permukaan posterior hati oleh jaringan ikat. Kandung empedu memiliki fundus atau ujung
yang memanjang, badan atau bagian utama, dan leher yang bersambung dengan duktus
sistikus. Kandung empedu memiliki lapisan jaringan seperti struktur dasar saluran cerna
dengan beberapa modifikasi. 

 Peritoneum hanya menutupi permukaan inferior. Kandung empedu berhubungan


dengan permukaan posterior lobus kanan hati dan diletakkan oleh peritoneum visera
hati. Lapisan otot terdapat tambahan lapisan serat otot obliq. 
 Membran mukosa menunjukkan rugae berukuran kecil saat kandung empedu kosong,
tetapi akan menghilang saat kandung empedu mengalami distesi dan berisi empedu. 
 Arteri sistikus, cabang dari arteri hepatica, memperdarahi kandung empedu. Darah
vena yang keluar dari kandung empedu adalah vena sistikus yang bergabung dengan
vena porta. 
a. Fungsi kandung

empedu Fungsi kandung empedu adalah sebagai reservoir empedu, memekatkan empedu
dengan 10 atau 15 lipatan yang menagbsorpsi air melalui dinding kandung empedu dan
melepaskan empedu yang disimpan. Saat dinding kandung empedu berkontraksi, empedu
mengalir melalui duktus biliaris menuju duodenum. Kontraksi distimulasi oleh hormone
kolesistokinin (CCK) yang disekresi oleh duodenum serta adanya kime asam dan lemak di
duodenum.

 b. Komposisi empedu 

Sekitar 500 ml empedu disekresi oleh hati tiap harinya. asam empedu, Asam kolik dan
kenodeoksikolat disintesis oleh hepatosit dari kolesterol, yang dikombinasi dengan glisin atau
taurin, kemudian kisekresikan kedalam empedu sebagai garam natrium atau kalium. Bilirubin
merupakan salah satu produk hemolisis eritrosit yang dihasilkan oleh sel kupffer di hati dan
oleh makrofag dilimfa dan sum-sum tulang. Bentuk asli bilirubin tidak larut dalam air dan
dibawa didalam darah untuk berikatan dengan albumin. Didalam hepatosit , bilirubin
terkonjugasi dengan asam gukoronat dan menjadi semakin larut sebelum disekresikan
empedu. Bakteri diusus mengubah bentuk bilirubin dan sebagian besar disekresikan sebagai
strekobilin difeses, sebagian kecil direabsorsi dan disekresikan dalam urine sebagai
urobilinogen. Ikterus adalah pigmentasi warna kuning pada jaringan yang terlihat dikulit dan
konjungtiva. Keadaan ini disebabkan kelebihan bilirubin didalam darah. 

11. Usus Halus 

Usus halus meyambung dengan lambung di sfingter pylorus dan mengarah ke usus besar di
katub ileosekal.panjangnya lebih dari 5 meter dan berada di rongga abdomen yang dikelilingi
oleh usus besar. di usus halus, pencernaan makanan secara kimia telah lengkap dan sebagian
besar absorpsi nutrient terjadi disini. 

Panjang duodenum sekitar 25 cm dan melingkari kepala pancreas.sekresi dari kandung


empedu dan pancreas dilepaskan ke duodenum melalui struktur umum, ampula
hepatopangkreatik, dan pintu menuju duodenum dijaga oleh sfingter hepatopangkreatik
(Oddi). Jejunum merupakan bagian tengah usus halus dan panjangnya sekitar 2 cm. 

Ileum atau bagian terminal, memiliki panjang 3 cm dan ujungnya berada di katup ileosekal,
yang mengendalikan aliran materi dari ileum ke sekum, bagian pertama usus besar, dan
mencegah regurgitasi. a. Fungsi usus halus Fungsi usus halus adalah sebagai penghasil
gerakan peristaltic, penyekresi getah usus, pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak secara
kimia di dalam enterosit vili, perlindungan terhadap infeksi oleh mikroba yang telah bertahan
dari kerja antimikroba asam hidroklorida, melalui folikel limfe tunggal dan folikel limfe
agregat, sekresi hormone kolesistokinin (CCK) dan sekretin, serta absorbsi nutrient. 

b. Struktur Usus Halus 

 Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan. Dibagian peritoneum dan mukosa
(membrane mukosa) usus halus terdapat sedikit modifikasi. 
 Peritoneum. Lapisan ganda peritoneum yang disebut mesenterium, melekatkan
jejunum dam ileum pada dinding abdomen posterior. Pembuluh darah besar dan saraf
berada di dinding abdomen posterior dan bercabang ke usus halus yang melalui dua
lapisan mesenterium. 
 Mukosa. Area permukaan mukosa usus halus diperluas oleh lipatan sirkular, vili, dan
mikrovili.
 Lipatan sirkular permanen, tidak seperti rugae lambung, tidak memiliki permukaan
yang halus saat usus halus mengalami distensi. Lipatan ini meningkatkan
percampuran kime.
 Vili berbentuk tonjolan seperti jari kecil pada lapisan mukosa menuju lumen usus,
yang panjangnya sekitar 0,5-1 mm. dinding usus halus terdiri atas sel epitelium
kolumnar, atau enterosit, dengan mikrovili yang panjangnya 1 µm di ujung bebasnya.
Sel goblet yang menyekresi mucus muncul diantara enterosit. Sel epitelium
menyelubungi jaringan kapiler limfe dan darah. Kapiler limfe di sebut lacteal karena
lemak yang diabsorbsi menyebabkan limfe tampak seperti susu. Absorbs dan
beberapa tahap akhir pencernaan nutrient berlangsung di enterosit sebelum masuk ke
kapiler limfe dan darah. 

Kelenjar usus merupakan kelenjar tubular sederhana yang berada di bawah permukaan di
antara vili. Sel kelenjar bermigrasi ke atas untuk membentuk dinding vili menggantikan sel-
sel di ujung saat sel ini disapu oleh isis usus. Seluruh epitelium berganti setiap 3-5 hari. Saat
migrasi, sel menghasilkan enzim pencernaan yang menyangkut di mikrovili dan bersama
dengan getah usus menyelesaikan pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak secara kimia.

Nodus limfe banyak ditemukan di sepanjang mukosa usus halus dengan interval yang tidak
teratur. Nodus limfe yang berukuran lebih kecil disebut folikel limfatik tunggal, sementara itu
sekitar 20-30 nodus yang berukuran lebih besar berada di ujung distal ileum disebut folikel
limfatik agregrat (bercak peyer). Jaringan limfatik, bersama sel pertahanan tubuh, terletak
strategis untuk menetralkan antigen yang teringesti.

c. Arteri Dan Vena Yang Memperdarahi Arteri

mesentrik superior memperdarahi semua usus halus, sedangkan vena yang memperdarahi
semua usus halus adalah vena mesentrik superior yang bergabung bersama vena lain yang
membentuk vena porta. Vena porta mengandung konsentrasi tinggi dari nutrient yang
diabsorbsi dan darah ini melalui hati sebelum masuk ke venahepatika, akhirnya ke vena kava
inferior.

d. Pencernaan Kimia

Di Usus Halus Tiap harinya, sekitar 1500 ml getah usus disekresi oleh kelenjar usus halus.
Getah ini mengandung air, mucus, dan garam mineral. pH getah usus biasanya antara 7,8 dan
8,0. Saat kime asam melalui usus halus, kime bercampur dengan getah penkreas, empedu,
dan getah usus, dan berhubungan dengan enterosit vili. Di usus halus, pencernaan secara
kimia terjadi (tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase). Getah pancreas bersifat
basa (pH8) karena mengandung banyak ion bikarbonat, yang bersifat basa dalam larutan. Saat
isis asam lambung bercampur dengan getah pancreas dan empedu, selain itu pH meningkat
antara 6 dan 8. Pada pH ini, enzim pankreatik yaitu amylase dan lipase bekerja dengan
efektif. Sekresi getah pancreas distimulasi oleh sekretin dan CCK, yang dihasilkan oleh sel
endokrin di dinding duodenum. Keberadaan kime asam lambung di duodenum, menstimulasi
produksi hormone ini. e. Fungsi getah pancreas adalah sebagai berikut :
 Pencernaan protein. Tripsinogen dan kimotripsinogen merupakan prekusor enzim
inaktif yang diaktivasi oleh enterokinase, suatu enzim di mikrovili, yang mengubah
prekusor ini menjadi enzim tripsin dan kimotripsin. Enzim ini mengubah polipeptida
menjadi tripeptida, dipeptida, dan asam amino. Pentingbahwa enzim-enzim ini
diproduksi sebagai prekusor inaktif dan hanya diaktivasi saan tiba di duodenum, jika
tidak, enzim ini akan merusak pancreas.
 Pencernaan karbohidrat. Amylase pankreatik mengubah semua polisakarida (pati)
yang dapat dicerna menjadi n
 Pencernaan lemak. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Untuk
membantu kerja lipase, garam empedu mengemulsi lemak, dengan cara memperkecil
ukan globul dan meningkatkan area permukaannya. Empedu, yang disekresi oleh hati,
tidak dapat masuk ke duodenum saat sfingter hepatopangkreatik menutup. Oleh
karena itu, empedu melalui duktus sistikus hati mengalir menuju kandung empedu
dimana empedu disimpan. Empedu memiliki pH sekitar 8 dan antara 500-1000 ml
empedu disekresi setiap harinya. Empedu terdiri atas air, garam empedu, mucus,
pigmen empedu, khususnya bilirubin, dan kolesterol. f. Fungsi empedu adalah sebagai
berikut : 
 Garam empedu mengemulsi lemak di usus halus Garam empedu membuat kolesterol
dan asam lemak dapat larut sehingga dapat diabsorpsi di dinding usus.
 Pigmen empedu, bilirubin, diubah menjadi sterkobilin dalam feses dan urobilinogen
di urine. Warna sterkobilin dan menyebabkan bau feses. 
 Pelepasan Dari Kandung Empedu Saat makanan dimakan, duodenum menyekresi
hormone sekretin dan CCK saat fase intestinal. Hormone-hormon ini merangsang
kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter hepatopankreatik, yang
memungkinkan getah empedu dan pancreas untuk melalui duodenum bersama-sama.
Sekresi semakin meningkat saat kime masuk ke dalam duodenum yang berisi proporsi
lemak yang tinggi.
 Sekresi Usus Kandungan dasar sekresi usus adalah air, mucus, dan garam mineral.
Sebagian besar enzim pencernaan di usus halus berada di dalam enterosit dinding vili.
Pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak terjadi melalui kontak langsung antara
nutrient dan mikrovili serta di dalm enterosit. Enzim yang terlibat dalam pencernaan
makanan secara kimia adalah peptidase, limpase, sucrose, lactase, maltase. Getah usus
yang bersifat basa (pH 7,5-8) membantu meningkatkan getah isi usus antara 6,5 dan 7.
Enterokinase mengaktifkan peptidase pankreatik seperti tripsin yang mengubah
sebagian polipeptida menjadi asam amino dan sebagian peptide berukuran lebih keci.
Tahap akhir pemecahan semua peptide menjadi asam amino terjadi di dalam enterosit.
Lipase terlibat dalam pencernaan lemak yang diemulsikan menjadi asam lemak dan
gliserol yang terjadi di dalam usus dan enterosit. Sucrose, maltase, dan lactase terlibat
dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah disakarida, seperti sucrose, maltase,
dan lakrase menjadi monosakarida di dalm enterosit. Stimulasi mekanik kelenjar usus
oleh kime dipercayai menjadi stimulus pertama untuk sekresi getah usus, walaupun
hormone sekretin juga dapat terlibat.
 Absorbsi Nutrient Absorbsi nutrient terjadi melalui dua proses utama. Difusi.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserolperlahan-lahan berdifusi dari
konsentrasi tinggi ke rendah di enterosit yang berada di lumen usus. Transport aktif.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol dapat secara aktif (tranfor aktif)
diangkur ke vili; transport aktif lebih cepat daripada difusi. Disakarida, dipeptide, dan
tripeptida juga secara aktif diangkut ke dalam enterosit tempat terjadinya pencernaan
zat ini sebelum diangkut ke kapiler vili. Monosakarida dan asam amino diangkut ke
kapiler di vili lalu asam lemak dan gliserol diangkut ke lacteal. Sebagian protein tidak
berubah saat diabsorpsi, misalnya antibody yang ada di ASI dan vaksin oral, seperti
vaksin poliomyelitis. Nutrient lain, seperti vitamin, garam mineral,dan air juga
diabsorpsi di dalamkapiler darah pada usus halus, vitamin yang larut di dalam lemak,
diabsorpsi bersama asam lemak dan gliserol. Vitamin B12 dan factor intrinsic di
lambung bergabung dan di absorpsi di ileum terminal. Daya absorpsi permukaan area
usus halus semakin besar dengan adanya lipatan sirkular membrane mukosa dan
dengan jumlah vili dan mikrovili yang sangat banyak. Diperkirakan, luas area
permukaan asas halus sekitar lima kali ukuran tubuh. Setiap hari, jumlah cairan besar
masuk ke cairan cerna hanya sekitar 1500 ml cairan yang tidak diabsorpsi di usus
halus dan melalui usus besar. 

12. Usus besar

Panjang usus Besar sekitar 13 meter, yang memanjang dari sekum difosa iliaka kanan hingga
rectum dan saluran Anus dipelvis. Diameter lumennya sekitar 6,5 cm, lebih besar daei pada
lumen usus halus. Usus besar membentuk lengkung di sekitar usus halus yang tergulung.
Usus besar di bagi menjadi : sekum,kolon asenden, kolon desenden, kolon transversum,
kolon sigmoid, rectum, dan saluran Anus. 

 Sekum merupakan bagian pangkal kolon dan merupakan area buntu di depan
inferiornya dan bersambung dengan kolon asenden di bagian superior. Tepat di bawah
taut dua katup ileosekum bersambung dengan ileum. 
 Kolon asenden kolon ini berjalan menuju ke atas, yakni dari sekum ke bagian kolon
setinggi hati dimana kolon membentuk garis lengkung yang tajam di bagian kiri
fleksur hepatika untuk membentuk kolon transversum 
 Kolon transversum kolon ini merupakan lengkung kolon yang melintang di rongga
abdomen didepan duedenum dan lambung menuju area limfs dimana kolon ini
membentuk fleksur splenik.  Kolon desenden kolon ini berjalan menuju ke bawah
rongga abdomen kemudian melengkung menuju garis tengah.
 Kolon sogmoid kolon ini membentuk suatu lengkung berbentuk huruf S di pelvis
yang berlanjut kebawah membentuk rektum. 
 Rektum merupakan bagian kolon yang sedikit melebar dan memiliki panjang sekitar
13 cm. Bagian pangkal rektum berbatasan dengan kolon sigmoid dan bagian ujungnya
berbatasan dengan saluran anus. 
 Saluran anus merupakan saluran pendek yang panjangnya 3,9 cm pada orang dewasa
dan memanjang dari rektum hingga bagian eksterior dua otot sfingter mengendalikan
anus yaitu sfingter eksternal dan internal. a. Fungsi usus besar, rektum, dan saluran
anus 
 Absorbsi : isi ileum yang melalui katup ileosekum ke sekum adalah cairan, meskipun
sebagian air telah di absorbsi di usus halus garam mineral vitamin dan sebagian obat
juga diabsorbsi di kapiler darah dari usus besar 
 Aktifitas mikrobial usus besar merupakan tempat kolonisasi dari banyak bakteri
tertentu yang mensintesis vit K dan asam folat, bakteri ini meliputi escherichia coly,
enterobakter aerogenes, dll.
 Gerakan massa : gerakan peristaltis dengan interval yang panjang terjadi pada kolon
tranversum mendorong isi usus besar ke kolon desenden dan sigmoid kombinasi
stimulus dan respon disebut reflex gastrokolik. 
 Defekasi : melibatkan kontraksi invonlunter otot rektum dan relaksasi spingter anal
internal. Kontraksi otot abdomen dan peningkatan tekanan intra abdomen (valsava
manuver) dapat membantu proses defekasi (pengeluaran Feces). 

BAB III 

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN 

3.1.1 Organ-organ yang berperan dalan sistem pencernaan tubuh manusia adalah :
mulut,faring,esofagus,usus halus,lambung,usus besar,rektum dan anus 

3.1.2 Fase-fase sistem pencernaan pada tubuh manusia adalah makanan dimasukan kedalam
mulut dikunyah oleh gigi kemudian masuk kefaring,menuju lambung dicerna dan diproses
lalu menuju usus halus,usus besa dan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feces.

DAFTAR PUSTAKA

Grant allison,Waugh anne,2011,Dasar-dasar anatomi dan fisiologi,Salemba medika:Jakarta


Gibson john,1995,Anatomi dan fisiologi modern:ECG
Watson roger,2002,Anatomi dan fisiologi untuk perawat:ECG
Wylie linda,2011,Esensial anatomi dan fisiologi dalam asuhan maternitas:ECG

Anda mungkin juga menyukai