Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
ANEMIA
“KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat serta kasih sayang
dan karunia – Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan – Nya, sholawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada nabi besar muhammad SAW. Alhamdulillah berkat kemudahan
yang diberikan Allah SWT, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASKEP
ANEMIA”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Kami berharap semoga
makalah “ASKEP ANEMIA” ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya. Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................
C. TUJUAN.............................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................
A. PENGERTIAN...................................................................................................
B. PENYEBAB........................................................................................................
C. TANDA DAN GEJALA....................................................................................
D. PATOFISIOLOGI.............................................................................................
E. KOMPLIKASI...................................................................................................
F. PENHGOBATAN..............................................................................................
G. PENCEGAHAN.................................................................................................
H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.............................................................
BAB III......................................................................................................................
A. PENGKAJIAN...................................................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................
C. INTERFENSI.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan di mana terjadinya penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam
sirkulasi darah. Anemia terjadi apabila jumlah sel darah merah berkurang. Dengan
berkurangnya hemoglobin atau darah merah tadi, tentu kemampuan sel darah merah
untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya, tubuh
kita kurang mendapatkan pasokan okssigen, yang menyebabkan tubuh lemas dan cepat
lelah.
Remaja sangat rentan menderita anemia khusunya kurang zat besi. Diperkirakan 25%
remaja Indonesia mengalami anemia. Meski tidak menular namun anemia sangat
berbahaya karena bisa mempengaruhi derajat kesehatan calon bayinya kelak.
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia. Bahkan WHO
menyebutkan bahwa anemia marupakan 10 masalah terbesar, namun begitu kemajuan dan
penurunan angka kejadian (prevalensi) masih dinilai sangat rendah. Defisiensi besi
merupakan penyebab utama anemia di dunia (50 – 80%). Pada remaja data prevalensi
anemia di dunia diperkirakan 46%, sedangkan dari laporan depkes prevalensi anemia
pada remaja putri di indonesia 30% dan pria 21%.
Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang dikonsumsi remaja yang mengandung
zat sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur serta beraneka ragam jenisnya.
Kecukupan gizi remaja akan terpengaruhi dengan pola makan yang beragam dan gizi
seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan
memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut di mana sangat
membutuhkan makanan yang sangat bergizi.
Sumber utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti : hati, daging (sapi dan
kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan. Zat besi dalam sumber pangan
hewani (besi heme) dapat diserap tubuh antara 20 – 30%. Pangan nabati (Tumbuh –
tumbuhan) juga mengandung zat besi (besi non heme) namun jumlah zat besi yang
diserap oleh usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani.
Zat besi non heme (pangan nabati) yang dapat diserap oleh tubuh adalah 1 – 10%. Contoh
pangan nabati sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau tua (bayam, singkong,
kangkung) dan kelompok kacang – kacangan (tempe, tahu, kacang merah). Masyarakat
indonesia lebih dominan mengkonsumsi zat besi yang berasal dari nabati.
Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut world Health
Organization (WHO), prevalensi anemia dunia berkisar 40 – 88%. Menurut WHO, angka
kejadian anemia pada remaja putri di negara – negara berkembang sekitar 53,7% dari
semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan
sttress, haid, atau terlambat makan.
Hasil survei konsumsi makanan individu oleh kementrian kesehatan republik indonesia
menunjukan bahwa 97,7% penduduk indonesia mengkonsumsi beras (dalam 100gr beras
mengandung 1,8 mg zat besi). Oleh karena itu, secara umum masyarakat indonesia rentan
menderita anemia gizi besi (AGB).
Banyak yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, yakni siklusnya tidak
memiliki pola tertentu. Mungkin pada awalnya siklus menstruasinya lebih dari 35 hari,
namun kemudian akan timbul pendarahan menstruasi di luar siklus menstruasi normal.
Angka anemia gizi besi di indonesia sebanyak 72,3%. Kekurangan besi pada remaja
mengakibatkan pucat, lemah, letih, pusing, dan menurunya konsentrasi belajar.
Penyebabnya, antara lain : tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, tingkat
pengetahuaan tentang anemia dari remaja putri, konsumsi Fe, Vitamin C, dan lamanya
menstruasi. Jumlah penduduk usia remaja (10 – 19 tahun) di indonesia sebesar 26,2%
yang terdiri dari 50,9% laki – laki dan 49,1% perempuan. Selain itu, berdasarkan hasil
riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di indonesia yaitu 21,7% dengan penderita
anemia umur 5 – 14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun.
Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi meningkatkan makna
kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa zat besi memegang peran
penting dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama proses
perkembangan susunan saraf terutama pada masa bayi akan mengakibatkan gangguan
kognitif yaitu control motoric, memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah,
meningkatnya problem tingnkah laku dan disiplin.
Penelitian yang dilakukan apreliya lorencya sirait di SMP kristen 1 surakarta menemukan
adanya hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dan pola menstruasi dengan kejadian
anemia pada remaja putri. Penelitian di india yang dilakukan oleh Thomas, Chandra, Jein
dan Pemde (2015) menemukan bahwa defisiensi zat besi serta menstruasi berhubungan
dengan kejadian anemia pada remaja.
Besarnya masalah kejadian anemia pada remaja putri di sumatera utara sendiri belum
dilaporkan. Kebanyakan remaja putri di usia sekolah cenderung kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, serta pada usia remaja, pola
menstruasi pada remaja cenderung mengalami ketidak teraturan. Kurangnya asupan
zat besi dan pola menstruasi remaja yang tidak normal pun pada akhirnya memicu
terjadinya anemia pada remaja.
Remaja pada umumnya lebih memilih untuk jajan di sekolah daripada sarapan di
rumah. Jajanan di sekolah yang mereka beli tidak mampu mencukupi tingkat
konsumsi zat besi yang dibutuhkan oleh remaja. Mereka juga mengaku tidak pernah
mengkonsumsi tablet Fe, bahkan tidak mengetahui tentang tablet Fe. Selain itu,
remaja pada umumnya tidak perduli apakah yang mereka konsumsi mampu
memenuhi zat gizi yang mereka butuhkan, apakah menstruasi mereka lebih lama dari
pada kondisi normal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian anemia?
2. Bagaimana penyebab anemia?
3. Apa gejala dan gejala anemia?
4. Apa patofisiologi anemia?
5. Apa komplikasi anemia?
6. Apa cara pengobatan anemia?
7. Apa pencegahan anemia?
8. Apa pemerikaan lab anemia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pengertian anemia
2. Untuk mengetahui tentang penyebab anemia
3. Untuk mengetahui tentang gejala dan gejala anemia
4. Untuk mengetahui tentang patofisiologi anemia
5. Untuk mengetahui tentang komplikasi anemia
6. Untuk mengetahui tentang cara pengobatan anemia
7. Untuk mengetahui tentang pencegahan anemia
8. Untuk mengetahui tentang pemerikaan lab anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh
seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga
minimnya oksigen ke seluruh tubuh. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang maka
orang tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah. Indikasinya penyakit ini
bisa diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah bagian dalam, ujung kuku,
tangan dan kaki, jari – jari tangan dan mukosa mulut. Menurut WHO (1997)
seseorang dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada laki – laki dewasa < 13
g/dl, pada anak umur 12 – 13 dan wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl, pada umur 6
bulan sampai 5 tahun dan wanita hamil < 11 g/dl. Pada anak umur 5 – 11 tahun
dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11,5 g/dl.
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel
darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu
atau beberapa unsur makanan yang esensial. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi
zat besi, asam folat, dan/atau vitamin B12.
B. PENYEBAB
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi,
gannguan absorpsi serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun :
1. Kehilangan besi sebagai akibat pendarahan menahun berasal dari :
- Saluran cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID,
kanker lambung, kanker colon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing
tambang.
- Saluran genitalia perempuan : menorrhagia, atau metrorhagia
- Saluran kemih : hematuria - Saluran nafas : hemoptoe
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas
besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin
C , dan rendah daging).
3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas anak dalam masa
pertumbuhan dan kehamilan.
4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Pada orang dewasa anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir indentik
dengan pendarahan menahun. Faktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang
sebagai penyebab utama. Penyebab pendarahan paling sering pada laki-laki ialah
pendarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing
tambang. Sedangkan pada perempuan dalam masa reproduksi paling sering karena
meno-metrorhgia.
Penurunan absorpsi zat besi, hal ini terjadi pada banyak keadaan klinis. Setelah
gastrektomi parsial atau total, asimilasi zat besi dari makanan terganggu, terutama
akibat peningkatan motilitas dan by pass usus halus proximal, yang menjadi tempat
utama absorpsi zat besi. Pasien dengan diare kronik atau malabsorpsi usus halus juga
dapat menderita defisiensi zat besi, terutama jika duodenum dan jejunum proximal
ikut terlibat. Kadang-kadang anemia defisiensi zat besi merupakan pelopor dari
radang usus non tropical (celiac sprue).
Yang beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi:
a) Wanita menstruasi
b) Wanita menyusui atau hamil karena peningkatan kebutuhan zat besi
c) Bayi, anak-anak dan remaja yang merupakan masa pertumbuhan yang cepat
d) Orang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang makan
e) daging dan telur selama bertahun-tahun. Menderita penyakit maag.
f) Penggunaan aspirin jangka panjang
g) Kanker kolon
h) Vegetarian karena tidak makan daging, akan tetapi dapat digantikan dengan
i) brokoli dan bayam.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Periksa perubahan warna kulit. Meskipun memiliki warna kulit yang
cenderung gelap, gejala anemia masih mudah untuk dikenali dengan melihat
perubahan warna kulit wajah atau bibir kulit yang terlihat pucat seperti orang
yang sedang sakit meski tubuh dalam keadaan sehat.
2. Sesorang yang memiliki anemia, cenderung lebih sering mengalami rasa lelah
dan memiliki perasaan yang sensitif (mudah tersinggung).
3. Terkadang beberapa diantaranya ada yang mengalami sakit kepala hingga
kehilangan nafsu makan.
4. Terkadang suka sembelit yang terjadi dalam waktu yang cukup lama atau terus
– menerus hingga kehilangan banyak cairan tubuh, hal ini juga yang menjadi
gejala dari sembelit.
5. Sulit berkonsentrasi merupakan salah satu gejala anemia yang cukup
mengganggu. Kesulitan dalam berkonsentrasi dapat mempengaruhi kinerja
dan pekerjaan.
6. Penurunan nafsu makan, namun terkadang tiba – tiba memiliki nafsu makan
yang berlebih hingga menimbulkan suatu gangguan dalam sistem metabolisme
tubuh.
7. Anemia juga dapat mempengaruhi psikologis seperti suasana hati dan emosi
yang mudah mengalami stress atau depresi, karena anemia dapat memberi
pengaruh yang cukup kuat terhadap emosi dan mood.
8. Mengalami sesak nafas, hal ini disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang
berkurang. Sel darah merah merupakan bagian yang sangat penting bagi
sistem pernafasan. Sesak nafas umumnya dialami pada mereka yang menderita
anemia sedang hingga berat.
9. Beberapa di antaranya ada yang mengalami kedinginan pada salah satu
anggota tubuh yang dirasakan yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak
lancar akibat anemia. Bagian tubuh yang sering merasakan kedinginan adalah
telapak tangan/kaki.
10. Sering merasa cepat lelah dan pusing. Gejala ini umunya dirasakan saat
bangun dari tidur atau saat hendak berdiri karena terlalu lama duduk dan
pusing jika berdiri terlalu lama.
Umumnya mereka yang mengalami sakit anemia, mudah sekali untuk dikenali dan
dilihat secara fisik oleh mata. Untuk mengetahui sendiri apakah terserang sakit
anemia atau tidak adalah dengan cara mengecek warna kulit pada kantung mata
bagian dalam bawah. Jika terdapat warna kurang merrah berarti anda dapat
dikatakan mengalami anemia.
D. PATOFISOLOGI
1. METABOLISME BESI
Besi merupakan trace element yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
pembentukan hemoglobin, mioglobin dan berbagai enzim. Besi di alam terdapat
dalam jumlah yang cukup berlimpah. Dilihat dari segi evolusinya alat penyerapan
besi dalam usus, maka sejak awal manusia dipersiapkan untuk menerima besi
yang berasal dari sumber hewani, tetapi kemudian pola makanan berubah di mana
sebagian besar berasal dari sumber nabati, tetapi perangkat absorpsi besi tidak
mengalami evolusi yang sama, sehingga banyak menimbulkan defisiensi besi.
2. KOMPOSISI BESI DALAM TUBUH
Besi terdapat dalam berbagai jaringan dalam tubuh :
a. Senyawa fungsional, yaitu besi yang membentuk senyawa yang berfungsi
dalam tubuh
b. Besi cadangan, senyawa besi yang dipersiapkan bila masukan besi
berkurang
c. Besi transport, yaitu besi yang berikatan dengan protein tertentu dalam
fungsinya untuk mengangkut besi dari satu kompartemen ke kompartemen
lainnya.
Besi dalam tubuh tidak pernah dalam bentuk logam bebas (free icon), tetapi selalu
berikatan dengan protein tertentu. Besi bebas akan merusak jaringan, mempunyai
sifat seperti radikal bebas.
Total 3803 mg
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan
dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau ketidak mampuan
sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Dalam hal ini pencegahan tersier
ditujukan kepda ibu hamil yang mengalami anemia yang cukup parah dilakukan
untuk mencegah perkembangan penyakit ke arah yang lebih buruk untuk
memperbaiki kualitas hidup klien seperti untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya kerusakan jaringan, keparahan dan komplikasi penyakit, mencegah
serangan ulang dan memperpanjang hidup. Contoh pencegahan tersier pada
anemia ibu hamil diantaranya yaitu :
a. Memeriksa ulang secara teratur kadar hemoglobin
b. Mengeliminasi faktor risiko intake nutrisi yang tidak adekuat pada ibu hamil,
tetap mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan tetap mengkonsumsi
makanan yang adekuat setelah persalinan.
H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : kadar Hb menurun. Karena terjadi kekurangan Fe, sedang Fe diperlukan
untuk sintesis Hb, maka yg pertama menurun adalah kadar Hb. Biasanya di bawah
10 g%
Jumlah eritrosit : bisa normal atau sedikit menurun.
MCHC : menurun, akan tampak eritrosit yang pucat ( hipokrom);
MCH : bisa normal atau sedikit menurun. Bila anemia bertambah berat, eritrosit
akan mengecil (mikrositer).
Pemeriksaan morfologi darah depi dimana ditemukan Eritrosit hipokrom
mikrositer kadang dpt ditemukan ovalosit dan sel target
Retikulosit menurun
Trombosit dan leukosit normal
Pada pemeriksaan sumsum tulang dapat ditemukan keadaan hiperplasi sistem
eritropoiesis, Normoblast berukuran lebih kecil, sitoplasmanya lebih sedikit dan
warnanya lebih biru. Sideroblast negatif atau sangat berkurang
Kimia darah yang dapat diperiksa yaitu Feritin/Fe serum dengan kadar yang
menurun, penurunan ini terjadi sebelum timbul gejala anemia. TIBC (Total Iron
Binding Capacity) meningkat, dan pemeriksaan hemosiderin dapa pemeriksaan
sumsum tulang yang negatif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Naman : Tn. A
Umur : 30 Tahun
Alamat : Poyowa
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Mongondow
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirasuasta
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing, lemah, gemetaran, pucat, akral dingin semakin beraktifitas
semakin merasa lelah
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya tetapi sebulan
yang lalu melakukan checkup di praktek dokter
Pasien mengalami
Minum air putih habis 7-
penurunan berat bada
8 gelas/hari dan juga
20%
minum kopi.
Pala istirahat dan tidur Pasien tidur selama 5 jam Pasien mengatakan tidur
pada malam hari dan selama 8 jam pada
2-4 jam pada siang malam hari dan 3-5
hari. Pasien menheluh jam pada siang hari
tidur tidak nyenyak pasien masi mengeluh
karena sering lemah
terbangun karena
merasa sakit kepala.
7. Riwayat Psikologis
8. Riwayat Sosial
9. Riwayat Spritual
c. Pemeriksaan mata
Inspeksi: mata simetris, mata cowong, tidak terdapat ptosis, tidak terdpat
perdangan, tidak terdapat benjolan bulu mata tidak rontok, pupil ishokor,
kongjungtiva anemis sclera tidak ikterik , iricsi coklat, gerak bola mata lemah,
d. Pemeriksaan mulut
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi: Tidak ada kelainan bentuk hidung, tidak terdapat pernfasan cuping
hidung, tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat pembengkakan, dan tidak
terdapat polip dan kotoran.
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi: Tidak terdapat lesi, tidak terjadi perdangan, tidak ada pendarahan,
dan tidak ada kotoran.
Inspkesi: Bentuk kepala normal tidak terdapat hidrosepalus tidak terdapat luka
tidak terdapat pendarahan.
Inspeksi: tidak ada masa, tidak terdapat pebengkakan kelenjar limfe, tidak ada
pembengkakan tiroid tida ada pembengkakan vena jugularis.
h. Pemeriksaan Thoraks
Jantung
Inspeksi:
Paru-Paru
Inspeksi: bentuk pigions chest, tidak terdapat retraksi intercosta, tidak ada
batuk RR 24x/m.
i. Pemeriksan Abdomen
Inspkesi: bentuk sedikit cekung, warna sama dengan kulit di sekitar, tidak
tedapat penonjolan.
Palpasi: tidak terdapat pembesaran dan penonjolan, pada hepar tidak teraba
masa
Auskultasi: bising usus 15x/m.
Perkusi: redup.
j. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi: rambut pubis bersih, tidak terdapat lesi, tidak terdapat eritema,
perdarahan tidak ada, uring berwarna kuning jernih.
f. Ekstremitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keletihan b/d kondisi fisiologis anemia
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
3. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengobsursi makanan
C. INTERVENSI
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan metode
aktifitas fisik sehari-hari,
jika perlu
- Ajarkan cara melakukan
aktivitas yg di pilih
- Anjurkan melakukan
aktifitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
- Anjurkan ter;libat dalam
aktifitas kelopok atau
terapi, jika sesuai
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
terapis okupasif dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktifitas, jika sesusai
- Rujuk pada pusat atau
program aktivitas
komunitas, jika perlu
Defisit nutrisi b/d ketidak Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
mampuan mengobsursi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
makanan (D.0019)
1x24 jam hiharapkan Identifikasi status
nutrisi
status nutrisi membaik
Identifikasi alergi dan
dengan intoleransi makanan
Identifikasi makanan
Kriteria Hasil yang disukai
Monitor asupan
Porsi makan makanan
meningkat Monitor berat badan
Perasaan cepat Monitor hasil
kenyang menurun pemeriksaan
Berat badan laboratorium
membaik
Teraupetik
Lakukan oral hygiene
sebelum makan
Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Berikan suplemen
makanan
Edukasi
Anjurkan posis
duduk jika perlu
Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan