Peran Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Dalam Pengelolaan Kebersihan Di Pemerintah Kota Surabaya
Peran Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Dalam Pengelolaan Kebersihan Di Pemerintah Kota Surabaya
SKRIPSI
Oleh :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
Penulisan proposal skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan
terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Hartono Hidayat,
Msi. selaku dosen pembimbing dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan dan bantuan kepada penulis
sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan. Disamping itu penulis juga
1. Bapak Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
2. Bapak DR. Lukman Arif, MSi, selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur.
3. Ibu Dra. Diana Hertati, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur.
5. Bapak Ir. Hidayat Syah, MT selaku Kepala Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
6. Ibu Yustisia selaku bidang sarana dan prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Surabaya
7. Keluargaku tercinta, terima kasih atas doa restu, perhatian dan kasih sayang serta
finansialnya.
8. Semua teman-teman angkatan ’45 yang telah membantu pemikiran dan waktu luang.
skripsi.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mohon adanya kritik dan saran demi kesempurnaan proposal skripsi
ini. Semoga proposal skripsi ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi yang
memerlukan.
Penulis
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Surabaya………...……….……………………………………... 6
Halaman
Surabaya…………………………………………………………….55
PENDAHULUAN
tidak terlepas dari pengaruh dan maraknya tuntutan profesi. Salah satu
Daerah secara luas, nyata dan tanggung jawab dititik beratkan pada daerah
kabupaten dan kota, bukan kepada Daerah Propinsi. Kebijakan ini didasarkan
efisien jika antara yang memberikan pelayanan dan perlindungan dengan yang
diberi pelayanan dan perlindungan berada dalam jarak hubungan yang relatif
dekat. Harapan yang ingin didapatkan pemerintah daerah adalah agar dapat
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya menurut Pasal 151 ayat 2
transformasi, ada perubahan sosial yang meliputi institusi tertentu termasuk juga
Pasal 2 Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 91 Tahun 2008 tentang rincian
tugas dan fungsi Dinas Kota Surabaya, Dinas yang ada di Pemerintah Kota
rincian tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah Dinas yang
Daerah, maka dalam pelaksanaan prinsip otonomi yang nyata, dinamis dan
terlepas kaitannya dengan masalah sampah yang dari hari ke hari semakin
pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan disertai juga dengan adanya
juga terus meningkat, sehingga sisa atau bekas makanan dan sisa barang industri
yang biasa kita kenal sebagai sampah akan semakin bertambah pula.
Surabaya sebagai kota terbesar ke dua setelah Jakarta, bahwa beban yang
ditanggung oleh pemerintah daerah / kota sangat berat. Salah satu dampak dari
semakin pesat, yang diantaranya dapat diakibatkan oleh besarnya arus urbanisasi
dan pertumbuhan alami (kelahiran) penduduk kota Surabaya itu sendiri, yang
sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material
yang kita gunakan sehari-hari. Pengolahan sampah di kota Surabaya saat ini
belum dikelola secara maksimal, pengelolaan yang ada saat ini hanya terbatas
pada pengolahan sampah secara konvensional yaitu hanya diangkut dari tempat
pengolahan terlebih dahulu. Jumlah sampah yang dihasilkan kota Surabaya saat
ini adalah sekitar 9.675 m3/hari dan yang masuk ke TPA adalah sekitar 6.064
m3/hari, itu berarti pengolahan sampah yang ditujukan untuk mengurangi jumlah
(http://anggrass.wordpress.com/2011/01/11/bertambahnya-sampah-akibat-pertambahan-penduduk-
di-surabaya/)
Masyarakat yang kurang memahami lingkungan banyak yang
lingkungan yang bersih. Dengan koordinasi dan pengawasan yang baik maka
Menurut Terry, (2001 : 124) koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron
dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sembarangan. Dan pengawasan yang lebih pada petugas kebersihan agar benar-
yang bersih.
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
Tabel 1.1
Volume sampah yang dihasilkan berdasarkan Kecamatan di Kota Surabaya
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Volume sampah
(m3/hari)
Surabaya Pusat
1. Tegalsari 31,605 404.54
2. Genteng 18,751 240.01
3. Bubutan 31,683 405.54
4. Simokerto 26,500 339.20
Surabaya Utara
5. Pabean Cantikan 23,731 303.76
6. Semampir 43.044 550.96
7. Krembangan 30,990 396.67
8. Kenjeran 29,037 371.67
9. Bulak 8,954 114.61
Surabaya Timur
10. Tambaksari 61,006 780.88
11. Gubeng 43,092 551.58
12. Rungkut 24,891 317.68
13. Tenggilis Mejoyo 14,429 184.69
14. Gunung Anyar 12,311 157,58
15. Sukolilo 26,390 337.79
16. Mulyorejo 21,496 275.15
Surabaya Selatan
17. Sawahan 58,049 743.03
18. Wonokromo 49,704 636.21
19. Karangpilang 19,135 244.93
20. Dukuh Pakis 15,532 198.81
21. Wiyung 16,676 213.45
22. Wonocolo 20,647 264.28
23. Gayungan 11,929 152.69
24. Jambangan 11,299 144.63
Surabaya Barat
25. Tandes 24,217 309.98
26. Sukomanunggal 24,129 308.85
27. Asemrowo 8,754 112.05
28. Benowo 11,161 142.86
29. Pakal 9,296 118.99
30. Lakarsanti 13,365 171.07
31. Sambikerep 14,183 181.54
TOTAL 755,914 9,675.70
Selatan dan Surabaya Barat, volume sampah terbanyak yaitu di Surabaya Timur
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan
Tambaksari Surabaya)”.
Surabaya).
1. Bagi penulis
Kota Surabaya.
2. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dan informasi yang berarti bagi instansi yang berkaitan
3. Bagi Fakultas
Sebagai referensi yang dapat dimanfaatkan oleh penelti lainnya yang ingin
KAJIAN PUSTAKA
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur, dengan judul “
Peran Dinas Koperasi Dan Sektor Informal Kota Surabaya ( studi deskriptif
bungkul Surabaya).
kepada pedagang kaki lima merupakan upaya Dinas Koperasi dan sector
tanda daftar usaha dan termasuk padagang kaki lima binaan Pemerintah Kota
manajemen usaha antara lain adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
Ilmu Sosial Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur, dengan judul “
Kota Surabaya terutama pada jalan umum/ pedestrian Jalan Urip Sumoharjo,
Kota Surabaya juga dibantu oleh pihak swasta yaitu CV. Ditnis.
Ilmu Sosial Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur, dengan judul “ Partisipasi
Kecamatan Pangkal”
dalam mewujudkan lingkungan bersih, tetapi tidak dipungkiri juga bahwa masih
yang telah dilakukan karena penelitian yang dilakukan adalah pembangunan Kota
peran adalah bagian yang harus dilaksanakan atau perangkat tingkah yang
Peran menurut Taliziduhu Ndraha (1990 : 110) peran (role) ialah aspek
dinamis suatu lembaga. Peran mewakili suatu lembaga secara menyeluruh, tetapi
ada beberapa diantaranya yang secara simbolis dapat dianggap mewakili lembaga
kehidupan kemasyarakatan.
2. peran adalah konsep apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
merupakan perilaku atau tindakan yang penting bagi struktur masyarakat dan
masyarakat bias berupa suatu kantor yang mudah dikenal oleh masyarakat.
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan hal tersebut. Dalam hal ini
a. Peraturan Daerah
adanya suatu kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Peran
teknisnya. Selanjutnya peran teknis yang dilakukan oleh pemerintah ini harus
2.2.3. Pengawasan
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
serius perlu diberikan kepada berbagai dasar pemikiran yang sifatnya fundamental
yaitu :
5. tidak ada manajer yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan
1. Pengawasan Melekat
perundang-undangan.
2. Pengawasan Fungsional
3. Pengawasan Masyarakat
1. Pengawasan Langsung
2.2.4. Koordinasi
Karena tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan maka
tujuan pekerjaan perusahaan tidak akan tercapai. Koordinasi ini merupakan tugas
penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer dan tugas ini sangat sulit.
Menurut Terry, (2001 : 124) koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron
dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
Jadi koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi, unit
5. supaya semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintegrasi pada sasaran yang
diinginkan.
berikut :
dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain
secara intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.
yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan ynag lain saling
adalah :
jenjang kekeuasaan dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan jenjang yang
berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya asas hierarki ini bahwa setiap atasan/
diantaranya adalah :
adalah :
a. sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama) ini harus dilihat dari
c. team spirit artinya satu sama lain pada setipa bagian harus saling
menghargai
harus dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai bawahan. Koordinasi tidak
dapat diperintahkan, dipaksakan, tetapi akan lebih baik dengan cara persuasif
lebih dihayati, ditaati oleh bawahan, sebab mereka merasa lebih dihargai dan
diantaranya adalah :
baik
penciptaan sasaran.
manusia baik jasmani maupun rohani. Manusia yang sehat lahir dan batin
Kebersihan kota adalah lingkungan atau wilayah kota yang bebas dari
kotoran-kotoran dan bebas dari sisa hasil industri sampah rumah tangga dan
kebersihan di sini tidak hanya yang kita rasakan dan kita lihat secara fisik saja,
namun lebih jauh dari itu mencakup pula kebersihan dalam arti kesehatan.
Terhindarnya dari sampah, serta akibat yang ditimbulkannya, seperti bau busuk,
binatang lainnya sebagai penyebab penyakit juga merupakan bagian dari ruang
lingkup kebersihan.
kata “bersih” yang artinya adalah bebas dari kotoran, tidak tercemar (tidak terkena
yang bebas dari segala kotoran dan pencemaran. “Environmental Sanitation” atau
kebersihan lingkungan itu sebagai bagian dari General Public Health yang
sekedar kebersihan fisik daerah dan ruangannya, tetapi juga budaya perilaku
kebutuhan.
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita
dikaitkan dengan pemeliharaan lingkungan kota yang layak, bersih, sehat dan
nyaman. Salah satu penyebab dalam mewujudkan kebersihan ini adalah masalah
operasional.
citra masyarakatnya.
penyakit, dan terlebih bila hal ini terjadi pada daerah kumuh.
sembarangan.
sulam.
yang sangat buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sangat diperlukan
penanganan sampah yang baik dan terpadu. Sebab penanganan sampah yang tidak
Dampak yang diakibatkan oleh sampah selama ini menurut Bahar (1986 :
organisme.
saluran air lainnya. Hal ini jika dibiarkan akan menimbulkan polusi
pada air dan penyumbatan saluran air, sehingga bila hujan turun
dibiarkan begitu saja, maka masalah yang ditimbulkan dari sampah akan semakin
banyak dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar dan
kerjasama yang baik akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
mengemukakan bahwa :
sampah yang diberi petunjuk jenis sampah yang harus dibuang pada masing-
masing bak sampah tersebut. Bak sampah ini dibuat berdekatan dengan bak
sampah dengan jenis lainnya, sehingga tempat pengumpulan ini tidak perpencar-
melalui:
buah-buahan, ikan atau daging serta sisa makanan basi. Selain itu
2. Sampah Pemukiman
area satu Rukun Tetangga (RT) atau satu Rukun Warga (RW).
5. Sampah Industri
6. Sampah Jalanan
7. Sampah Lainnya
sampah. Dimana hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan dalam
daun-daun, kertas atau yang tergolong dalam sampah organik disendirikan atau
dipisahkan dari sampah yang berupa gelas, keramik, logam, dan plastik
tahap pertama terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan sampah
berdasarkan jenisnya.
tidak begitu diperlukan untuk dikerjakan. Namun perlu untuk diketahui bahwa
bahan-bahan berupa kayu, karet, plastik, dan logam sukar menjadi hancur,
sedangkan bahan-bahan dari gelas dan keramik tidak dapat hancur. Sebaliknya,
diperlukan terlebih lagi apabila pembakaran dilakukan pada suatu instansi. Bahan-
bahan berupa logam, gelas, dan keramik tidak akan terbakar, sedangkan bahan-
bahan dari plastik dan karet apabila dibakar akan menimbulkan gangguan pada
bau asapnya. Oleh karena itu untuk pembakaran bahan-bahan tersebut perlu
dipisahkan.
benar strategis serta diupayakan tetap menjaga keadaan lingkungan yang bersih
diangkut dengan menggunakan alat transportasi berupa truk sampah yang telah
sampah adalah menempatkan sampah pada suatu tempat yang rendah, kemudian
dan sebagainya.
dan menumpuk sampah diatas lahan terbuka. Cara ini merupakan cara
panjang dengan lebar sekitar 2-3 meter dengan kedalaman sekitar 0,5-
Fungsi sarana dan prasarana adalah sebagai alat utama atau pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga fungsi sosial dalam rangka kepentingan
sarana dan prasarana yang memadai, maka akan sangat membantu kegiatan
pelaksanaan tugas kebersihan. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia pula
untuk mencapai tujuannya, sehingga kualitas produk yang dihasilkan akan lebih
baik, akan dapat menciptakan kenyamanan bagi orang yang berkepentingan dan
dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat, media. Sedangkan prasarana adalah segala
1. Tong sampah
2. Bak sampah
Wadah ini bersifat tahan lama, tahan api, dapat dirancang bangun
banjir.
3. Sapu
4. Gerobak sampah
sementara.
5. Truk
Truk ini terdapat dengan berbagai kapasitas. Truk besar ada yang
pembuangan akhir.
Koordinasi Pengawasan
Sumber : Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan Perwali Surabaya No. 91 Tahun 2008
METODE PENELITIAN
yang jelas mengenai pengelolaan kebersihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surabaya khususnya oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, berbagai peran yang telah
dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam pengelolaan
kebersihan..
Secara teoritis, menurut Bagdan dan Taylor dalam Moleong (2005 : 4), penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2005 : 5), penelitian
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
Menurut Jane Richie dalam Moleong (2005 : 6), penelitian kualitatif adalah upaya
untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
terperinci.
2. Hasil akhir dari penelitian adalah suatu kesimpulan yang tidak berlaku umum, tetapi
Dengan menggunakan jenis dan metode penelitian seperti yang telah dijelaskan
diatas, maka diharapkan penulis dapat menggambarkan dan menjelaskan secara jelas dan
tepat mengenai berbagai hal yang telah ditetapkan oleh penulis sebagai pokok
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu mencakup sistem pengelolaan kebersihan, peran
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya khususnya oleh Dinas Kebersihan dan
ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan
fokus. Pertama, fokus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini fokus akan membatasi
bidang inkuiri sehingga peneliti tidak perlu kesana kemari untuk mencari subyek
diperoleh di lapangan. Jadi, dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang
peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan
mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi fokus
penelitian ini adalh Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam Pengelolaan
1. Koordinasi
a. Tujuan koordinasi
kebersihan yang dilakukan oleh petugas yang berwenang di wilayah yang sudah
2. Pengawasan
a. Cara-cara Pengawasan
b. Bentuk Pengawasan
data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002 : 107). Sedangkan menurut Lofland
dalam Moleong (2005 : 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.
Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Sumber data merupakan tempat asal dari suatu data tersebut diperoleh baik dari
seseorang maupun dari suatu peristiwa yang dapat mendukung data yang dibutuhkan
dalam penelitian. Sumber data dibagi menjadi dua jenis, yaitu antara lain :
1) Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak terkait atau sumber
data obyek penelitian.
Data Primer dari penelitian ini diperoleh dari :
a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
b. Petugas Lapangan Kebersihan
c. Kader lingkungan Kecamatan Tambaksari
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang
diteliti yang dapat memberikan informasi dan pendukung kepada peneliti. Sumber
arsip yang berhubungan dengan fokus penelitian. dalam hal ini sumber data
dan Pertamanan.
adalah pencarian data yang nantinya diinterpretasikan dan dianalisis dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data diperlukan suatu teknik untuk memudahkan dalam upaya-
Pengumpulan data dalam penelitian akan diperoleh melalui data primer dan data
1. Wawancara
tertentu dan dilakukan oleh 2 (dua) pihak, pewawancara yang mengajukan pertanyaan
Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada saat survey
pendahuluan yang bertujuan untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berkaitan
dengan obyek penelitian. Data observasi yang berupa deskripsi yang aktual, cermat
dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta
bahkan untuk meramalkan. Dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan adalah
adalah menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang mudah dibaca,
atas permasalahan yang ada sesuai dengan tipe penelitian deskriptif, maka data akan
dapat diuraikan sedetail mungkin dengan uraian-uraian kualitatif karena itulah data yang
teliti setiap informasi yang diperoleh di lapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan
yang memadai.
Salah satu teknik analisis data yang ada adalah model interaktif seperti yang
dikemukakan Miles dan Huberman (1992 : 15-20), langkah-langkah atau proses analisa
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data yang berupa kata-kata dan bukan angka-
2. Reduksi Data
penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data kasar yang muncul dari catatan
ditarik.
3. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses
pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisa dan mencari makna dari data
yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal
kesimpulan yang bersifat mendasar. Dengan kata lain setiap kesimpulan yang dibuat
berikut :
GAMBAR 2
ANALISIS MODEL INTERAKTIF
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Kesimpulan
Reduksi Penarikan /
Data Vertifikasi
Berdasarkan skema diatas, jelaslah bahwa data yang diperoleh di lapangan tidak
hasil yang sesuia dengan data yang dianalisa kemudian diintepretasikan. Masalah yang
pemecahannya.
Menurut Moleong (2005 : 320), yang dimaksud dengan keabsahan data adalah
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu :
2. Keteralihan (transferability)
validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau
diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang
3. Kebergantungan (dependability)
Menurut Moleong (2005 : 327), ada beberapa teknik permeriksaan untuk masing-
1. Kriteria Kredibilitas
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan
membatasi :
pengaruh sesaat.
cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konsisten atau tentatif.
sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-
rekan sejawat.
yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah
2. Kriteria Keteralihan
dengan validitas ekternalnya. Dalam penelitian kualitatif hal itu dilakukan dengan
3. Kriteria kebergantungan
4. Kriteria kepastian
Teknik pemeriksaan dilakukan dengan cara audit kepastian, audit dimanfaatkan untuk
Nomor 91 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kota Surabaya.
terletak di Timur Kota Surabaya yang bersebelahan dengan kantor Dispenda Kota
Surabaya, lebih tepatnya terletak di Jalan Menur No. 31, Surabaya. Dinas
Unit kerja pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sebagi
berikut :
c) Rayon Utara
i. Cabang I Krembangan
i. Cabang V Tamabaksari
e) Rayon Selatan
f) Rayon Pusat
i. Cabang XX Bubutan
g) Rayon Barat
a) Seksi Pemeliharaan
b) Seksi Pembangunan
c) UPTD Pemakaman
x. Makam Keputih
a) Seksi Pertamanan
g) Seksi Dekorasi
i) Rayon PJU
4.1.1. Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
menciptakan suasana kerja yang harmonis diantara organisasi yang bersifat luwes
dan fleksibel sehingga dapat mengatur pembegian kerja agar berjalan sesuai
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan struktur organisasi beserta
Ka Bid Operasional Ka Bid Sarana & Prasarana Ka Subag Pertamanan & Penerangan Jalan
Kebersihan
DRS. Dedik Irianto, MM DRS. H. Nadlirin, MM Ir. Moch. Aswan
Ka UPTD Instalasi Pengelolaan Ka UPTD Pemakaman Ka UPTD Taman Flora Ka UPTD TPA Benowo Ka UPTD Pembersihan Saluran
Limbah Tinja Pematusan
Endro Purwo Margo, SP Ir. Susilo Budi Purnomo Ir. Eddy Wahyu T, MM Agustinus Heru P, ST
DRS. Amari
Ka Subag TU UPTD pembersihan
Saluran Pematusan
Ka Sub Bag TU Usaha IPLT Keputih Noercholis Yasin S, SE
Ir. Muhammad Abadi
Tugas pokok dan fungsi setiap pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Surabaya :
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan
2. Sekretariat
dinas
dan kepegawaian
kebersihan.
kebersihan
wilayah kota.
prasarana
persampahan kota.
pertamanan
fungsinya.
jalan
di bidang dekorasi
di bidang dekorasi
yang berlaku.
berikut :
Surabaya berdasarkan atas unit kerja dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai pada Bidang Operasional
Kebersihan lebih banyak dengan jumlah 315 atau 52.23%. Dikarenakan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya memerlukan banyak pegawai dalam bidang
Pertamanan Kota Surabaya berdasarkan atas jenis kelamin dalam tabel berikut ini :
mayoritas Laki-laki dengan prosentase sebesar 60.53% hal ini dikarenakan lebih banyak
pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3
1. Strata 2 9 1.49
2. Strata 1 37 6.13
3. Diploma 3 4 0.68
6. SD 179 29.68
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya adalah SMA dengan prosentase 43.78% hal
Berikutnya akan diuraikan data tabel komposisi pegawai Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya berdasarkan pangkat/ golongan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4
berjumlah 268 dengan prosentase 44.43 %. Hal ini dikarenakan bidang operasional
Tabel 4.5
Surabaya
1. TPA 1 buruk
dikarenakan volume sampah yang dihasilkan Kota Surabaya masih cukup besar sehingga
sulit dalam mengatur dan melakukan penataan. Kendaraan angkut sampah dalam kondisi
kurang baik karena perawatan yang kurang. Sedangkan sepeda motor fukuda juga dalam
kondisi kurang baik karena masih sering terjadi kerusakan dalam operasional.
4.2.1. Koordinasi
tentunya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tidak lepas dari
dapat mengelola sampah secara mandiri, dan petugas pengangkutan sampah dapat
melakukan tugas dengan baik. Dalam koordinasi peran Dinas Kebersihan dan
tercapainya sasaran, yang perlu kita ketahui apa peran Dinas Kebersihan dan
dikemukakan oleh Bapak Drs. Dedik Irianto selaku Kepala Bidang Operasional
Hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Iman Rachmadi selaku Kepala
Surabaya dalam koordinasi adalah sebagai penyedia sarana dan prasarana serta
a) Pelaksana Koordinasi
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan instansi terkait atau pihak-pihak lain
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Iman Rachmadi selaku Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tidak berjalan sendiri. Dinas
sebagai berikut :
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Iman Rachmadi selaku Kepala
Seksi Pengangkutan dan Pemanfaatan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Surabaya sebagai berikut :
“kita berkoordinasi dengan pusdakota sebagai LSM yang memberikan
pelatihan dan pembinaan kepada warga dalam pemanfaatan sampah”.
(hasil wawancara, 15 juni 2011)
“ya itu tadi mas, dinas berkoordinasi dengan pusdakota yang memberikan
sebagai berikut :
koordinasi dilkukan pada saat adanya kegiatan pembinaan dan pelatihan tentang
koordinasi dalam hal ini pemanfaatan sampah. Sehingga dapat dipersiapkan oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan pihak pusdakota. Seperti tempat untuk
pembinaan dan pelatihan tentang pemanfaatan sampah serta sarana dan prasarana
Seperti yang diungkapakn oleh Bapak Drs. Dedik Irianto selaku Kepala
sebagai berikut :
tentunya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk lebih
sampah, seperti yang disampaikan oleh Bapak Drs. Dedik Irianto selaku Kepala
sebagai berikut :
Seperti yang telah dikatakan oleh Bapak Iman Rachmadi selaku Kepala
“dengan koordinasi itu mas, kita bisa tau apa saja yang dilakukan untuk
pengelolaan kebersihan, dan menghindari kesamaan kegiatan.”(Hasil
wawancara, 23 Mei 2011)
Jadi tujuan Koordinasi dalam pengelolaan kebersihan untuk mewujudkan
lingkungan yang bersih menurut beberapa sumber yang ada di lapangan adalah
koordinasi tersebut ternyata membuahkan hasil yang baik. Hal tersebut bisa
dilihat dari beberpa kegiatan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan
para anggota untuk dapat menciptkan lingkungan yang bersih dengan pengelolaan
kebersihan sehingga harus menegerti cara koordinasi yang benar. Seperti yang
disampaikan oleh Bapak Drs. Dedik Irianto selaku Kepala Bidang Koordinasi
sebagai berikut :
Hal yang sama dikatakan oleh Bapak Muadin selaku Bidang Operasional
yang bersih menurut beberapa sumber yaitu dengan melakukan dorongan kepada
semua pihak untuk dapat berpartisipasi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
pihak yang peduli dan bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang bersih
seperti dari instansi terkait pihak swasta dan juga partisipasi masyarakat
Kecamatan Tambaksari.
yang harus diketahui adalah dengan siapa koordinasi dilakukan, bagaimana cara
melakukan koordinasi, serta tujuan dilakukan koordinasi dan hal tersebut dapat
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dapat terlaksana dengan baik dilihat
instansi terkait serta pihak swasta yang juga peduli akan kebersihan.
4.2.2. Pengawasan
Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam pengawasan yang
diterapkan pada pelaksanaan kegiatan, seperti yang dikatakan oleh Bapak Drs.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak Iman Rachmadi selaku Kepala
dan dapat dibenarkan oleh petugas/ pengawas. Oleh karena itu peran Dians
tersebut efektif dan terlaksana dengan baik dilihat dari kegiatan warga dalam
rutin.
tingkat kesalahan, oleh karena itu bentuk pengawasan yang dilakukan dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dengan melihat kegiatan warga dalam
sampah dan kegiatan petugas pengangkutan sampah. Menurut sumber yang ada di
mendatangkan petugas lapangan. Tetapi cara tersebut sudah cukup berhasil karena
hasil laporan-laporan cukup akurat dilihat dari adanya kegiatan warga dalam
pemanfaatan sampah dan alat angkut sampah yang secara rutin mengangkut
4.3. Pembahasan
4.3.1. Koordinasi
peran dari organisasi tersebut. Adapun arti Peran menurut Thoha (1992 : 257)
karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang mudah
dikenal.
pengangkutan sampah dan pemanfaatan sampah sudah terlaksana dengan baik, hal
ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan
disini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya menyediakan sarana dan
Menurut Terry (2001 : 153) manajer yang sukses adalah manajer yang
berbagai badan, instansi, unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran dan
kesatuan tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan
disepakati bersama.
10. supaya semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintegrasi pada sasaran yang
diinginkan.
yang akan dicapai. Dengan koordinasi kita bisa tahu apa saja dilakukan untuk
kegiatan yang diberikan kepada masyarakat dan petugas seperti pada saat
Khairuddin (2000 : 49) adalah karyawan harus mengetahui maksud dan tujuan
sampah yang kurang tertib sehingga menyebabkan apa yang disampaikan oleh
semua tindakan kearah tercapainya sasaran, yang harus kita ketahui dengan siapa
saja koordinasi dan hal tersebut bias dikatakan berhasil seperti yang dikemukakan
lingkungan sekitar dan beberapa instansi yang terlibat untuk lebih peduli dengan
lingkungan sekitar seperti swasta dan masyarakat sekitar, tujuan koordinasi sudah
yang dilakukan.
dapat membina hubungan yang baik antara sesama dan mendorong para anggota
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Khairuddin (2000 : 52) salah satunya
adalah mendorong para anggota untuk bertukar pikiran dan mengemukakan ide-
dilakukan dengan siapa saja kita melakukannya, apa saja yang harus kita lakukan
hubungan baik antar sesama, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
diantaranya adalah :
baik
10. mendorong para angota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan
penciptaan sasaran.
yang dikemukakan oleh Khairuddin (2000 : 52) yaitu mendorong para anggota
untuk bertukar pikiran dan mengemukakan ide-ide. Hal tersebut dapat dikatakan
berhasil karena sesuai dengan pendpat yang dikemukakan Khaeruddin juga dapat
hidupnya.
4.3.2. Pengawasan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 142) Peran adalah suatu yang jadi bagian
atau memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau
peristiwa.
dengan mengawasi petugas yang mengangkut sampah dan ikut mengawasi secara
tanggung jawab dapat dicegah. Sesuai dengan yang dikemukakan Siagian (2003 :
rencana.
2. bahwa struktur serta heirarki organisasi sesuai dengan pola yang telah
tersebut, seperti yang dikemukakan Siagian (2003 : 113) fungsi pengawasan harus
sebagai berikut :
3. Pengawasan Langsung
dilakukan dengan cara pencatatan dalam bentuk lisan dan tulisan yang dilakukan
oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Cara tersebut dinilai
efektif karena melihat dari hasil pegelolaan kebersihan dengan pengangkutan dan
hanya melaporkan hal-hal yang positif saja. Dengan kata lain para petugas
akan menyenangkan pimpinan. Tetapi hal tersebut tidak terjadi dalam cara-cara
bawahannya untuk melaporkan hal-hal baik, baik yang bersifat positif maupun
yang bersifat negative. Sebabnya adalah bahwa jika hanya hal positif saja yang
salah. Lebih buruk lagi pimpinan akan mengambil keputusan yang salah.
tingkat kesalahan dan dapat dibenarkan oleh seorang pengawas, oleh karena itu
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
serius perlu diberikan kepada berbagai dasar pemikiran yang sifatnya fundamental
yaitu :
11. tidak ada manajer yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan
sampah dengan pengawasan tidak langsung, karena Kepala Dinas tidak datang
pengawasan tidak akan berjalan secara baik apabila bergantung pada laporan saja.
Tetapi cara tersebut sudah cukup berhasil karena hasil pelaporan-pelaporan cukup
akurat dilihat dari pengelolaan kebersihan yang dilakukan petugas kebersihan dan
5.1. Kesimpulan
sebelumnya, mka peneliti ingin mencoba memberikan suatu kesimpulan dalam Peran
kebersihan. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya truk dan gerobak
lapangan. Tetapi cara tersebut sudah cukup berhasil karena hasil laporan-
sebagai berikut :
maksimal dalam suatu program yang telah dibuat. Selain itu koordinasi
sampah dan pemanfaatan sampah agar lebih tahu kondisi yang sebenarnya.
tertulis.
Bahar, Yul H. 1986. Teknologi Penanganan Sampah dan Pemanfaatan. Jakarta : PT.
Wacana Utama Pramesti dan Pemda DKI
Miles, Mathew B and Hubberman, Michael A, 1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta :
UI Press.
Perundang-Undangan
Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 91 Tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi
Dinas Kota Surabaya