Anda di halaman 1dari 1

Dari praktikum yang dilakukan pada laboratorium oleokimia-II ptki.Medan.

pada proses pembuatan


minyak kelapa murni (VCO) digunakan kelapa yang sudah tua agar mendapatkan santan yang banyak,
dan juga pada proses fermentasi menggunakan ragi tempe (Rhizopus.sp.) dikarenakan ragi tempe
menghasilkan enzim protease. Enzim protease tersebut merupakan golongan hydrolase yang dapat
memecah protein menjadi molekul yang lebi sederhana. Protein dalam ikatan lipoprotein santan
dipecah dengan menggunakan enzim protease, dengan rusaknya lipoprotein dalam santan juga akan
terputus dengan sendirinya, kemudian minyak yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar dan
mengumpul menjadi satu. Dan disini ada faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari minyak
kelapa murni (VCO) yaitu suhu pada proses fermentasi: pada saat proses fermentasi suhu sangat
mempengaruhi kualitas dari minyak karena jamur dari ragi tempe akan aktif pada suhu 30- 37 oC yang
kedua adalaha waktu fermentasi: jadi semakin lama waktu proses fermentasi, maka minyak yang
dihasilkan pada krim santan akan semakin besar, dan yang ketiga adalah proses pengadukan : pada
proses pengadukan diusahakan ragi tempe dan krim santan tercampur dengan rata agar proses
fermentasi pada krim santan berhasil. Yang ke empat adalah jenis mikroorganisme yang dipakai : pada
proses pembuatan minyak kelapa murni, jenis mikroorganisme akan mempengaruhi proses rendemen
pada proses fermentasi. Ke lima adalah kualitas dari bahan (kelapa)myang dipakai: kelapa yang
digunakan harus yang sudah tua agar mendapatkan santan yang lebih banyak lagi. Pada percobaan yang
dilakukan kita mendapatkan % rendemen

(
V
V ( ) sebesar 12,2047% dan 11,4814% telah sesuai dengan SNI 7381:2008. Disini
¿ dan % rendemen
V
V

tidak ada disebutkan % rendemen ( ¿ dan % rendemen ( ) , tetapi saya menyimpulkan karena
V V
V V
percobaan kali ini mendaptkan minyak kelapa murni.

Anda mungkin juga menyukai