Anda di halaman 1dari 13

PENJELASAN PATHWAY HIV

1. Risiko Infeksi
Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, virus beredar
dalam darah atau jaringan mukosa dalam darah terdapat sel darah putih,
virus ini menginfeksi molekul CD4 ( CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin
besar pula kemungkinan seseorang menderita AIDS. Pada kondisi
normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400 sel/mm3. Infeksi
HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200
sel/mm3) bagian yang di infeksi Limfosit T4 , Monosit, Sel Dendrit
Setelah sel tersembut diinfeksi, virus masuk dan mereplikasi diri, dengan
2 fase menurut (Corry S. Matondang,1996)
 Fase pertama
Dimulai dengan melekatnya HIV pada sel inang melalui interaksi antara
molekul gp 120 (gp120 atau GP120 adalah glikoprotein yang berada di
permukaan selubung virus HIV. gp120 memiliki peran penting dalam
masuknya virus HIV ke dalam sel inang, karena fungsinya mengikat
reseptor-reseptor tertentu di permukaan sel) . HIV dengan molekul CD4
sel inang. Melekatnya diikuti fase membrane sel HIV dengan membrane
sel inang sehingga inti HIV masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Di
dalam sel inang terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh
enzim RT yaitu enzim polymerase spesifik HIV. DNA HIV yang
terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel inang dengan bentukan
enzim integrase. DNA HIV yang berintegrasi disebut proviral dan
berperilaku seperti gen sel inang yang menggunakan perlengkapan sel
inang untuk membentuk HIV baru
 Fase Kedua
Terjadi transkripsi DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA
genom HIV dan mRNA yang kemudian di transportasikan ke dalam
sitoplasma untuk di translasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim
protease. Genom RNA dan protein yang telah terbentuk, kemudian dirakit
dekat pada permukaan membrane sel inang, Terjadilah partikel HIV yang
akan dilepaskan melalui proses budding dengan mengambil membrane
sel inang sebagai bagian lkipid simpul HIV

 Binding. Pada tahap ini virus akan dengan mudah menempel sendiri pada
permukaan sel CD4. Hal ini bisa lantaran virus HIV juga memiliki
protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk
ke dalam selnya. 
 Fusion. Di tahap ini, virus HIV akan dengan mudah bergabung dengan
membran sel CD4. Hal ini karena virus HIV berusaha menduplikasi gen
yang dimiliki manusia.
 Reverse Transcription. Virus HIV juga memiliki gen RNA dan
berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia. Pada proses ini,
akan memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T dan bergabung
dengan materi genetik selnya.
 Integration. Pada tahap ini, virus HIV akan melepaskan dan memasukan
DNA HIV ke dalam sel inang. Tanpa disadari saat sel berusaha
memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat
sel HIV yang baru.

 Replication. Usai virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau
limfosit, maka virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk
memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.

 Assembly. Pada tahap ini, virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi
oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel. Mereka kemudian
berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih
dalam proses pertumbuhan. Ingat, virus HIV yang bisa menyerang sel
tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa. 

 Budding. Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus
yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau
menularkannya pada sel CD4 lainnya.

Dengan sel yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati , Kalau fungsi sel CD 4


mati , mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius
Saat sistem kekebalan tubuh melemah, timbul masalah pada kulit seperti, eksim,
reaksi alergi, penyembuhan luka yang lambat, infeksi bakteri, jamur atau virus.
2. Defisit Nutrisi
Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, virus beredar
dalam darah atau jaringan mukosa dalam darah terdapat sel darah putih,
virus ini menginfeksi molekul CD4 ( CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin
besar pula kemungkinan seseorang menderita AIDS. Pada kondisi
normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400 sel/mm3. Infeksi
HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200
sel/mm3) bagian yang di infeksi Limfosit T4 , Monosit, Sel Dendrit )
Setelah sel tersembut diinfeksi, virus masuk dan mereplikasi diri, dengan
2 fase menurut (Corry S. Matondang,1996)
 Fase pertama
Dimulai dengan melekatnya HIV pada sel inang melalui interaksi antara
molekul gp 120 (gp120 atau GP120 adalah glikoprotein yang berada di
permukaan selubung virus HIV. gp120 memiliki peran penting dalam
masuknya virus HIV ke dalam sel inang, karena fungsinya mengikat
reseptor-reseptor tertentu di permukaan sel) . HIV dengan molekul CD4
sel inang. Melekatnya diikuti fase membrane sel HIV dengan membrane
sel inang sehingga inti HIV masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Di
dalam sel inang terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh
enzim RT yaitu enzim polymerase spesifik HIV. DNA HIV yang
terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel inang dengan bentukan
enzim integrase. DNA HIV yang berintegrasi disebut proviral dan
berperilaku seperti gen sel inang yang menggunakan perlengkapan sel
inang untuk membentuk HIV baru
 Fase Kedua
Terjadi transkripsi DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA
genom HIV dan mRNA yang kemudian di transportasikan ke dalam
sitoplasma untuk di translasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim
protease. Genom RNA dan protein yang telah terbentuk, kemudian dirakit
dekat pada permukaan membrane sel inang, Terjadilah partikel HIV yang
akan dilepaskan melalui proses budding dengan mengambil membrane
sel inang sebagai bagian lkipid simpul HIV

 Binding. Pada tahap ini virus akan dengan mudah menempel sendiri pada
permukaan sel CD4. Hal ini bisa lantaran virus HIV juga memiliki
protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk
ke dalam selnya. 
 Fusion. Di tahap ini, virus HIV akan dengan mudah bergabung dengan
membran sel CD4. Hal ini karena virus HIV berusaha menduplikasi gen
yang dimiliki manusia.
 Reverse Transcription. Virus HIV juga memiliki gen RNA dan
berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia. Pada proses ini,
akan memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T dan bergabung
dengan materi genetik selnya.
 Integration. Pada tahap ini, virus HIV akan melepaskan dan memasukan
DNA HIV ke dalam sel inang. Tanpa disadari saat sel berusaha
memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat
sel HIV yang baru.

 Replication. Usai virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau
limfosit, maka virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk
memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.

 Assembly. Pada tahap ini, virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi
oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel. Mereka kemudian
berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih
dalam proses pertumbuhan. Ingat, virus HIV yang bisa menyerang sel
tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa. 

 Budding. Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus
yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau
menularkannya pada sel CD4 lainnya.

Dengan sel yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati , Kalau fungsi sel CD 4


mati , mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius
Saat sistem kekebalan tubuh melemah, timbul masalah pada kulit seperti, eksim,
reaksi alergi, penyembuhan luka yang lambat, infeksi bakteri, jamur atau virus,
infeksi jamur bisa terdapat pada mulut , Kandidiasi oral merupakan manifestasi
terbanyak pada pasien HIV. Lesi terjadi umumnya ketika jumlah CD4 dibawah
200/mm3. Lesi sering disertai sakit pada mulut, gangguan mengecap sampai
susah menelan makanan cair atau padat. Lesi berbentuk putih krem pada
permukaan lidah dan mukosa bukal.
Selanjutnya, sistem organ tubuh manusia yang diserang oleh HIV adalah
pencernaan. Infeksi saluran cerna tersebut dapat disebabkan oleh berbagai jenis
kuman, dimulai dari bakteri, virus, maupun jamur salah satu penyakit nya
adalah diare kronis ( Diare kronis adalah penyakit yang ditandai dengan diare
berkepanjangan bisa lebih dari 2 minggu. Diare adalah gangguan
pencernaan yang menyebabkan pengidapnya mengalami buang air besar
terlalu sering, dengan tinja (feses) yang lebih encer dari biasanya.)
Karena terjadi diare maka berat badan menurun kemudian diikuiti oleh anoreksi
yaitu berat badan yang menurun jika diteruskan maka tubuh akan kekurangan
nutrisi

3. Hipovolemia
Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, virus beredar
dalam darah atau jaringan mukosa dalam darah terdapat sel darah putih,
virus ini menginfeksi molekul CD4 ( CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin
besar pula kemungkinan seseorang menderita AIDS. Pada kondisi
normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400 sel/mm3. Infeksi
HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200
sel/mm3) bagian yang di infeksi Limfosit T4 , Monosit, Sel Dendrit )
Setelah sel tersembut diinfeksi, virus masuk dan mereplikasi diri, dengan
2 fase menurut (Corry S. Matondang,1996)
 Fase pertama
Dimulai dengan melekatnya HIV pada sel inang melalui interaksi antara
molekul gp 120 (gp120 atau GP120 adalah glikoprotein yang berada di
permukaan selubung virus HIV. gp120 memiliki peran penting dalam
masuknya virus HIV ke dalam sel inang, karena fungsinya mengikat
reseptor-reseptor tertentu di permukaan sel) . HIV dengan molekul CD4
sel inang. Melekatnya diikuti fase membrane sel HIV dengan membrane
sel inang sehingga inti HIV masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Di
dalam sel inang terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh
enzim RT yaitu enzim polymerase spesifik HIV. DNA HIV yang
terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel inang dengan bentukan
enzim integrase. DNA HIV yang berintegrasi disebut proviral dan
berperilaku seperti gen sel inang yang menggunakan perlengkapan sel
inang untuk membentuk HIV baru
 Fase Kedua
Terjadi transkripsi DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA
genom HIV dan mRNA yang kemudian di transportasikan ke dalam
sitoplasma untuk di translasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim
protease. Genom RNA dan protein yang telah terbentuk, kemudian dirakit
dekat pada permukaan membrane sel inang, Terjadilah partikel HIV yang
akan dilepaskan melalui proses budding dengan mengambil membrane
sel inang sebagai bagian lkipid simpul HIV

 Binding. Pada tahap ini virus akan dengan mudah menempel sendiri pada
permukaan sel CD4. Hal ini bisa lantaran virus HIV juga memiliki
protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk
ke dalam selnya. 
 Fusion. Di tahap ini, virus HIV akan dengan mudah bergabung dengan
membran sel CD4. Hal ini karena virus HIV berusaha menduplikasi gen
yang dimiliki manusia.
 Reverse Transcription. Virus HIV juga memiliki gen RNA dan
berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia. Pada proses ini,
akan memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T dan bergabung
dengan materi genetik selnya.
 Integration. Pada tahap ini, virus HIV akan melepaskan dan memasukan
DNA HIV ke dalam sel inang. Tanpa disadari saat sel berusaha
memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat
sel HIV yang baru.
 Replication. Usai virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau
limfosit, maka virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk
memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.

 Assembly. Pada tahap ini, virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi
oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel. Mereka kemudian
berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih
dalam proses pertumbuhan. Ingat, virus HIV yang bisa menyerang sel
tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa. 

 Budding. Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus
yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau
menularkannya pada sel CD4 lainnya.

Dengan sel yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati , Kalau fungsi sel CD 4


mati , mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius,
Saat sistem kekebalan tubuh melemah, timbul masalah pada kulit seperti, eksim,
reaksi alergi, penyembuhan luka yang lambat, infeksi bakteri, jamur atau virus,
salah satu penyakitnya adalah diare kronis ( Diare kronis adalah penyakit yang
ditandai dengan diare berkepanjangan bisa lebih dari 2 minggu. Diare
adalah gangguan pencernaan yang menyebabkan pengidapnya mengalami
buang air besar terlalu sering, dengan tinja (feses) yang lebih encer dari
biasanya.)
( Untuk anak, batasan peningkatan keluaran feses adalah lebih dari 10
g/kg/24 jam. Diare kronis adalah keluarnya tinja yang abnormal dan sering
dan berlangsung 14 hari atau lebih yang dapat berupa air (watery), dalam
jumlah besar (bulky) atau disentri, dapat bermula secara perlahan (insidious)
atau cepat (akut).
Akibatnya output cairan ( Output cairan Output cairan tubuh adalah cairan
yang keluar dari tubuh seperti cairan urine atau hilangnya air akibat diserap
oleh cairan cerna, dan volume dari feses) akibatnya terjadi dehidrasi yaitu
kekurangan cairan pada tubuh ditandai dengan turgor kulit mukosa kering
( Tugor kulit yang jelek adalah tanda seseorang mengalami dehidrasi. Turgor
kulit yang jelek merupakan salah satu tanda bahwa seseorang mengalami
kekurangan cairan yang cukup berat. Jika sudah sampai tahap ini, seseorang
tersebut harus segera mendapatkan banyak cairan seperti infus atau dengan
memperbanyak minum.) karena turgor kulit mukosa manusia normal yaitu
( Bila kulit kembali normal dalam waktu kurang 1 detik; turgor baik, bila 2-5
detik ; turgor agak kurang, bila 5-10 detik; turgor kurang dan bila lebih 10
detik: turgor jelek )

4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan


Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, virus beredar
dalam darah atau jaringan mukosa dalam darah terdapat sel darah putih,
virus ini menginfeksi molekul CD4 ( CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin
besar pula kemungkinan seseorang menderita AIDS. Pada kondisi
normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400 sel/mm3. Infeksi
HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200
sel/mm3) bagian yang di infeksi Limfosit T4 , Monosit, Sel Dendrit
Setelah sel tersembut diinfeksi, virus masuk dan mereplikasi diri, dengan
2 fase menurut (Corry S. Matondang,1996)
 Fase pertama
Dimulai dengan melekatnya HIV pada sel inang melalui interaksi antara
molekul gp 120 (gp120 atau GP120 adalah glikoprotein yang berada di
permukaan selubung virus HIV. gp120 memiliki peran penting dalam
masuknya virus HIV ke dalam sel inang, karena fungsinya mengikat
reseptor-reseptor tertentu di permukaan sel) . HIV dengan molekul CD4
sel inang. Melekatnya diikuti fase membrane sel HIV dengan membrane
sel inang sehingga inti HIV masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Di
dalam sel inang terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh
enzim RT yaitu enzim polymerase spesifik HIV. DNA HIV yang
terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel inang dengan bentukan
enzim integrase. DNA HIV yang berintegrasi disebut proviral dan
berperilaku seperti gen sel inang yang menggunakan perlengkapan sel
inang untuk membentuk HIV baru
 Fase Kedua
Terjadi transkripsi DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA
genom HIV dan mRNA yang kemudian di transportasikan ke dalam
sitoplasma untuk di translasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim
protease. Genom RNA dan protein yang telah terbentuk, kemudian dirakit
dekat pada permukaan membrane sel inang, Terjadilah partikel HIV yang
akan dilepaskan melalui proses budding dengan mengambil membrane
sel inang sebagai bagian lkipid simpul HIV

 Binding. Pada tahap ini virus akan dengan mudah menempel sendiri pada
permukaan sel CD4. Hal ini bisa lantaran virus HIV juga memiliki
protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk
ke dalam selnya. 
 Fusion. Di tahap ini, virus HIV akan dengan mudah bergabung dengan
membran sel CD4. Hal ini karena virus HIV berusaha menduplikasi gen
yang dimiliki manusia.
 Reverse Transcription. Virus HIV juga memiliki gen RNA dan
berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia. Pada proses ini,
akan memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T dan bergabung
dengan materi genetik selnya.
 Integration. Pada tahap ini, virus HIV akan melepaskan dan memasukan
DNA HIV ke dalam sel inang. Tanpa disadari saat sel berusaha
memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat
sel HIV yang baru.

 Replication. Usai virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau
limfosit, maka virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk
memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.

 Assembly. Pada tahap ini, virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi
oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel. Mereka kemudian
berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih
dalam proses pertumbuhan. Ingat, virus HIV yang bisa menyerang sel
tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa. 

 Budding. Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus
yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau
menularkannya pada sel CD4 lainnya.

Dengan sel yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati , Kalau fungsi sel CD 4


mati , mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius,
Saat sistem kekebalan tubuh melemah, timbul masalah pada kulit seperti, eksim,
reaksi alergi, penyembuhan luka yang lambat, infeksi bakteri, jamur atau virus
salah satu infeksi nya yaitu infeksi jamur yang terkena pada kulit akibat
penyakit HIV, dengan penyakit pada kulitnya yaitu

1. Infeksi Jamur di Mulut


Infeksi jamur di rongga mulut (thrush) umumnya disebabkan oleh jamur
kandida. Gejala umum dari infeksi jamur mulut adalah lesi berwarna
putih di lidah atau pipi bagian dalam. Namun, terkadang lesi tersebut juga
bisa muncul di langit-langit mulut, gusi, amandel, atau bagian belakang
tenggorokan. Lesi tersebut bisa menimbulkan rasa sakit dan bahkan
berdarah ketika tergores.
 
Infeksi jamur kandida juga bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya,
termasuk esofagus, paru-paru, hati, dan kulit. Infeksi ini lebih sering
menyerang penderita gangguan kekebalan tubuh, seperti pasien kanker,
HIV, atau penyakit lain yang melemahkan sistem imun. Gejalanya juga
bisa lebih parah dan sulit untuk diatasi pada orang yang memiliki sistem
imun lemah. 
 
Penderita HIV kerap terdiagnosis saat memeriksakan infeksi jamur di
rongga mulut ke dokter. Infeksi jamur mulut dapat diatasi dengan
memberikan obat anti jamur, yang umumnya dikonsumsi selama 10 - 14
hari. Untuk mencegahnya datang kembali, pasien dengan HIV harus
mengonsumsi obat HIV secara rutin.
 
2. Sarkoma Kaposi 
Sarkoma kaposi adalah sejenis kanker pada kulit dan membran mukosa.
Penyakit ini seringkali menyerang penderita HIV/AIDS. Sarkoma kaposi
disebabkan oleh jenis virus herpes.  Sarkoma kaposi biasanya muncul
seperti lesi gelap atau keunguan pada kulit. Akibat sistem imun lemah
yang disebabkan oleh AIDS, sarkoma kaposi bisa menyebar dalam waktu
yang cepat ke bagian tubuh lain, termasuk organ dalam. 
 
Penyakit ini bisa diatasi dengan operasi (mengangkat lesi dan kulit di
sekitarnya), kemoterapi (obat yang membunuh sel kanker), terapi radiasi
(dosis tinggi X-ray atau radiasi lainnya), atau terapi biologis. Namun,
biasanya mengobati HIV sendiri juga menjadi pengobatan terbaik karena
sistem imun bisa kembali meningkat dan cukup kuat untuk
menyembuhkan sarkoma kaposi.
 
3. Oral Hair Leukoplakia 
Penyakit ini berupa infeksi pada rongga mulut dalam bentuk lesi putih
berambut di bagian bawah atau samping lidah. Oral hairy leukoplakia
bisa menjadi pertanda awal dari HIV/AIDS. Infeksi ini disebabkan oleh
virus Epstein-Barr. Lesi penyakit ini berbentuk rata dan halus atau bisa
juga berambut, dan tidak menimbulkan rasa sakit serta ketidaknyamanan.
Oleh sebab itu, biasanya kondisi ini tidak diobati.

4. Moluskum Kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah infeksi dengan ciri khas benjolan berwarna
putih atau menyerupai warna daging di kulit. Penyakit ini disebabkan oleh
virus dan menular. Moluskum kontagiosum bukan kondisi yang serius, dan
benjolannya juga umumnya sembuh dengan sendirinya.  
 
Namun, pada penderita HIV yang sistem imunnya rendah, infeksi ini bisa
menjadi kronik dan progresif. Jika diperlukan, dokter akan memberikan
krim asam retinoat. Namun, cara terbaik tetap dengan menekan virus HIV-
nya, karena dengan peningkatan sistem imun, moluskum kontagiosum juga
akan sembuh dengan sendirinya.
  
5. Herpes
Ada dua jenis herpes, yang pertama adalah herpes simplex tipe 1 (HSV-1),
yang seringkali muncul di dekat mulut. Yang kedua adalah herpes simplex
tipe 2 (HSV-2), yang seringkali muncul di dekat organ seksual. HSV-2
juga disebut herpes genital. Virus herpes menular lewat kontak seksual,
seperti berciuman atau berhubungan seks. Herpes genital juga termasuk
penyakit menular seksual. 
 
Tidak ada obat untuk herpes. Kalau Kamu tertular, virusnya akan menetap
selamanya di dalam tubuh. Biasanya virus tersebut 'tidur' di sel-sel saraf,
ketika tidak terpicu oleh alergi tertentu dan menjadi aktif kembali. 
 
6. Psoriasis 
Psoriasis adalah penyakit kulit umum yang menimbulkan ruam merah dan
kulit yang mengelupas. Gejala tersebut biasanya muncul di kulit kepala,
sikut, lutut, dan punggung bagian belakang. Gejala psoriasis juga bisa
muncul di kuku tangan. Psoriasis tidak bisa disembuhkan secara total,
namun pengobatan bisa meredakan gejalanya, pada kasus parah sekalipun.
Pengobatan umum untuk psoriasis termasuk krim steroid, vitamin D, dan
retinoid topikal. Untuk kasus parah, ada terapi khusus untuk mengatasinya.
 
7. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah inflamasi pada kulit di sekitar kelenjar sebasea,
yang umumnya terletak di kepala, wajah, punggung bagian atas, dan
selangkangan. Ketika kelenjar ini memproduksi terlalu banyak minyak,
dampaknya berupa kemerahan di kulit dan mengelupas.
 
Dermatitis seboroik tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, untuk
mengobati gejalanya, biasanya dokter memberikan sampo yang
mengandung tar batubara, zinx pyrithione, atau selenium sulfida.
Pengobatan lainnya berupa antijamur topikal. Pada penderita HIV/AIDS,
dermatitis seboroik bisa mereda dengan sendirinya, seiring dengan
pengobatan virus HIV-nya.

Akibat dari berbagai penyakit infeksi kulit terhadap HIV tersebut maka
terganggu kesehatan kulit bagi penderita HIV

5. Ketidakefektifan Koping Keluarga


Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, ketika ada satu
pasien dalam suatu keluarga terkena penyakit HIV maka otomatis
keluarga akan merasa takut berada didekatnya untuk berinteraksi pun
akan takut, sehingga tidak adanya penguatan motivasi dari keluarga dari
pasien tersebut yang hanya berbentuk dukungan mental kepada pasien,
akibat tidak adanya dukungan keluarga maka anggota keluarga pun tidak
mampu untuk mengambil keputusan bagaimana perawatan yang akan
dilakukan kepada anggota keluarga yang terkena HIV hal ini lah yang
menyebabkan ketidakmampuan koping keluarga ( karena manfaat
koping keluarga ini mengandalkan kelompok keluarga dan pemecahan
masalah bersama. Sedangkan untuk strategi koping keluarga eksternal
berupaya untuk mencari informasi, mencari dukungan sosial &
dukungan spiritual)
Jika Koping keluarga tidak efektif maka dapat menimbulkan berbagai
masalah ansietas, isolasi, depresi dan masalah lainnya
6. Defisit Pengetahuan
Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu
- Transfusi darah terpapar virus HIV
- Penularan secara vertical dari ibu dengan HIV ke anak
- Secara parenteral melalui tusukan parenteral
Melalui 3 jalur tersebut Pasien kemudian terinfeksi HIV, ketika ada satu
pasien dalam suatu keluarga terkena penyakit HIV maka otomatis
keluarga akan merasa takut berada didekatnya untuk berinteraksi pun
akan takut, berpikir bahwa berada di dekatnya saja pasti akan tertular
penyakit HIV tersebut, oleh karena itu pengetahuan keluarga terhadap
penyakit HIV masih kurang maka nya harus diberikan edukasi tentang
HIV seperti bagaimana cara penularan, pencegahan serta pengobatan HIV
tersebut agar stigma yang sudah tertanam di otak perlahan-lahan mulai
memudar

Anda mungkin juga menyukai