Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

TUTORIAL

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BY M UMUR 12 BULAN DENGAN


GASTROENTRITIS AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN
DI RUANG POLI ANAK RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2019

Oleh :

Ketua : Mirnawati (1919001080)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


STIKeSMITRA HUSADA MEDAN
T.A 2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

a. SKENARIO KASUS
Seorang ibu, suatu pagi membawa anaknya perempuannya yang berusia 12 bulan ke
Ruang Poli anak RS Universitas Sumatra Utara karna diare sejak 10 hari yang lalu
tidak di sertai demam. Ibu telah membawa anaknya ke Puskesmas 2 kali, diberikan
obat yang katanya membunuh kuman penyebab diare tersebut selama 3 hari, namun
tidak membaik. Frekuensu BAB 5-6 kali, warna kuning, terdapat busa dan masih
terlihat keluar ampas anak tidak mau makan tetapi masih mau minum, perut kembung
dan mules, hasil pemeriksaan KU tampak rewel, BB kg, Tinggi Badan cm, Nadi
110x/I, lemah, regular, RR 38 kali/menit, suhu 37 C mata tampak cekung.
b. ANALISIS KASUS
Faktor risiko tinggi dari kasus diatas: Pola hidup kurang bersih
Data yang kurang untuk mendiagnosis dari kasus diatas adalah kehidupan sehari-hari
Analisa kasus diatas untuk mendapatkan
1. Pengkajian data
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Pada saat melakukan pengkajian kepada pasien tidak adanya kesenjangan teori
dengan praktek.
2. Interpretasi data, dignosa kebidanan, masalah dan kebutuhan
Data dasar yang telah dikumpulkan di interprestasikan, sehingga dapat merumuskan
diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan diagnose dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian
(Wahyuni,2014).
a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah prediksi dalam suatu permasalahan yang mencakup
masalah potensial dan prognosis hasil dari perumusan masalah yang merupakan
keputusan yang ditegakkan oleh bisan (Sari, 2012). Adapun diagnosa kasus ini adalah
By K umur 6 bulan jenis kelamin laki-laki dengan Gastroentritis Akut dengan
Dehidrasi Ringan.
1. Masalah
Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien
(Wulandari, 2011). Masalah yang muncul pada sakit diare dengan dehidrasi adalah
kekurangan volume cairan, perubahan pola pemenuhan nutrisi, perubahan integritas
kulit, gangguan rasa nyaman dan kurangnya pengetahuan orang tua (Rekawati, 2013).
2. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan disesuaikan dengan kebutuhan
pasien saat ini (Sari, 2012). Menurut Rekawati (2013), kebutuhan yang diperlukan
pada sakit diare dehidrasi adalah:
• Pemberian cairan dan elektrolit berupa oralit dan cairan parenteral
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien bidan
bersiap-siap bila masalah potensial ini benar-benar terjadi (Walyani, 2015). Pada
kasus ini gastroenteritis akut dehidrasi ringan potensial terjadidiare dehidrasi berat.
4. Antisipasi/Tindakan Segera
Tahap ini dilakukan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa
kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini
adalah konsultasi, kolaborasi dan melakukan rujukan (Irianto, 2015). Dalam kasus ini
yang dilakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian antibiotic,
pemberian cairan dan pemberian infuse.
5. Rencana Tindakan
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan secara
menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada. Dalam proses perencanaan
asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak
lengkap agar pelaksanaan secara menyuluruh dapat berhasil (Irianto, 2015). Dalam
kasus ini dilakukan rencana tindakan sesuai dengan pelaksanaan sesuai dengan
anjuran dokter, dan tidak ada nya kesenjangan teori dengan praktek.
6. Implementasi/Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (Nursalam, 2008). Tahap ini merupakan tahap pelaksana dari semua rencana
sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan.
Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya (Irianto, 2015). Dalam kasus ini pelaksanaan dilakukan
sesuai dengan intervensi, tidak adanya kesenjangan teori dengan praktek.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang tidak dilakukan
bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulngi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan
Wulandari, 2010). Dalam kasus ini evaluasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi
dan implementasi, pasien dan keluarga sudah tau. Tidak ada kesenjangan teori dengan
praktek.
BAB II
PEMBAHASAN

II. INTERPRESTASI DATA


Tanggal : 13-11-2019 pukul : 10.30 wib
1. Diagnosa : ibu mengatakan anak nya BAB encer dan berampas kurang lebih 6 kali
dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
DO:
KU : Lemah Temp : 37 0C
Kesadaran : CM HR : 90x/i
RR : 20 x/I Tugor kulit : Menurun
Abdomen : peristaltic usus meningkat, perut kembung
Wajah : conjungtiva anemis
2. Masalah : Tidak ada
III. DIAGNOSA/ ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Terjadinya dehidrasi ringan

Anisipasi :

1. Penuhi asupan cairan mengatasi dehidrasi ataurehidrasi


2. Pemberian nutrisi yang akurat
IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal : 13-11-2019 pukul : 10.30 wib
1. Observasi KU Bayi
2. Beri penkes pada ibu tentang diare
3. Anjurkan ibu untuk member oralit atau larutan gula garam
4. Anjurkan ibu untuk member nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk mengompres bayinya bila panas
6. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygane pada bayinya
7. Berikan therapy pada bayi ibu
8. Anjurkan untuk control setelah obat habis
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 13-11-2019 pukul : 10.30 wib

1. Mengobservasi KU bayi
2. Memberikan penkes pada ibu tentang diare
Diare asalah buang air besar lembek/ cair bahkan berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan oralit atau larutan gula garam.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup
5. Menganjurkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat jika bayi mulai panas
6. Berikan KIE pada ibu tentang nurtisi dan personal hygiene pada bayinya
a. Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula
b. Personal hygiene
Menjaga kebersihan badan bayi terutama pada kebersihankuku dan jari
7. Memberikan terapi pada bayi ibu
- Paracetamol 10mg/kg BB 3X0,8ml
- Zink 20mg
- Nystatin drup 3x1cc
- Pedialyte 50cc jika bab cair
8. Menganjurkan ibu untuk control kembali setelah obat habis
VII. EVALUASI
Tanggal : 13-11-2019 pukul : 10.30 wib
1. KU : Lemah Temp : 37 0C
Kesadaran : CM HR : 90x/i
RR : 20 x/I Tugor kulit : Menurun
Abdomen : peristaltic usus meningkat, perut kembung
Wajah : conjungtiva anemis
2. Ibu sudah mengerti tentang diare
3. Ibu bersedia untuk memberikan oralit atau larutan gula garam pada bayinya
4. Ibu bersedia untuk memberikan nurtisi yang bergizi dan istirahat yang cukup
5. Ibu bersedia unutk mengompres anaknya bila panas dengan air hangat
6. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi dan personal hygiene
7. Anak sudah sudah diberikan terapi
8. Ibu bersedia untuk control setelah obat habis
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi M dengan diare dehidrasi sedanga
selama empat hari dengan menerapkan manajemen varney dapat diambil kesimpulan :
1. Pada pengkajian data diperoleh hasil data subyektif yaitu ibu mengatakan bayinya BAB
kurang lebih 8 X sehari, encer dan disertai lendir, bayinya tampak kehausan, rewel, lemah,
serta badannya panas. Sedangkan data obyektif keadaan umum lemah, kesadaran
Composmentis, Nadi 136 kali/menit, Suhu 39,6°C, Respirasi 35 kali/menit, mata sedikit
cekung, ubun-ubun besar cekung, dan bibir tampak kering, turgor kulit bila dicubit
kembalinya melambat, perut sedikit kembung.
2. Pada langkah interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan yaitu bayi M umur 12 bulan
dengan diare dehidrasi sedang. Masalah yang muncul yaitu bayi merasa haus, rewel,
gelisah, dan aktivitas berkurang. Kebutuhan yang diberikan yaitu pemenuhan kebutuhan
cairan dan nutrisi.
3. Diagnosa potensial pada bayi M dengan Gastroentritis dehidrasi ringan yaitu dehidrasi
berat tetapi tidak terjadi, karena antisipasi serta tindakan yang cepat dan tepat dari tenaga
kesehatan.Antisipasi/ tindakan segera yang diberikan yaitu kolaborasi dengan dokter
spesialis anak berupa pemberian infus KA-EN 4B, serta observasi vital sign.
4. Perencanaan yang diberikan pada bayi M yaitu observasi Keadaan umum dan vital sign,
observasi BAB, berkolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus KA-EN 4B,
pemberian terapi yaitu Taxegram 150 mg/12 jam, L-bio 2 x ½ schet, flagil 500 ml 3 x ¾
sendok, injeksi neurotam 3 X 1cc/8 jam,injeksi antrain 50 mg, sanmol 3X 0,6 ml
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI.
5. Pelaksanaan asuhan pada bayi M sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
6. Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari, didapatkan hasil bahwa bayinya sudah
tidak rewel lagi, keadaan umum baik, ubun,-ubun dan mata tidak cekung, muka tidak
pucat, mulut lembab/ tidak kering, perut tidak kembung, turgor kulit normal dan BAB
normal 2 kali sehari dengan konsistensi lunak disertai dengan ampas.
7. Hasil dari asuhan kebidanan pada bayi M dengan diare dehidrasi sedang tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus, baik pada langkah pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, antisipasi/ tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang
bermanfaat:
1. Bagi Ibu Dan Keluarga
Dapat menambah informasi tentang pentingnya kesehatan terutama pada bayi dengan diare
sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap penyakit gastroenteritis dengan
dehidrasi ringan.
2. Bagi Bidan/ Tenaga Kesehatan
Bidan atau tenaga kesehatan dapat segera mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit diare
dengan dehidrasi sedang sehingga dapat melakukan antisipasi/ tindakan segera,
merencanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan gastroenteritis dengan dehidrasi ringan
agar tidak terjadi dehidrasi berat.
3. Bagi Institusi
a) Rumah Sakit
Disarankan agar rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada bayi dengan diare dehidrasi sedang secara optimal melalui
penanganan cepat, dan tepat.
b) Pendidikan
Hendaklah karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi
untuk menambah wawasan khususnya tentang bayi sakit dengan gastroenteritis
dengan dehidrasi ringan
Medan, 20 November 2019

Mengetahui

Preseptor/Dosen Institusi
Nama Tanda Tangan

a. Juliana Munthe SST, M.kes ( )

Mahasiswa
(Mirnawati)
NPM

Anda mungkin juga menyukai