Dampak korupsi sebagaimana ditanyangkan dalam film
Pendapat saya tentang dampak korupsi yang ditampilkan dalam film yakni dampak sangat disayangkan dan memprihatinkan karena dengan adanya korupsi yang dilakukan harus dibayar dengan jatuhnya reputasi sang ayah sebagai pejabat yang lurus, hubungan antara ayah dan anak kurang harmonis, keputusan yang diambil menjadi keputusan sepihak, serta sang adik yang dijadikan sebagai korban sirkus politik serta ikatan persaudaraan dalam keluarga terpecah belah dan pada akhirnya para pelaku akan meneriam hukuman penjara 2. Bagaimana modus operandi dari korupsi yang terjadi sehingga dampaknya seperti yang ditanyangkan dalam film tersebut Modus operasi yang terjadi yakni awalnya keluarga tersebut keluarga yang harmonis sang ayah penuh dengan kewibaannya sebagai seorang ayah dan sang ibu dengan kelembutannya. Kehidupan mereka diwarnai dengan kehadiran tiga orang anak. Awal mulanya terjadi tindak korupsi adalah sang ayah yang meminta bantuan anaknya untuk memperbaiki proposal Muara Tanjung dan sang anak yang menginginkan mendapatkan keuntungan dari bantuan sang ayah tetapi ayahnya menolak, selama waktu yang ditentukan sang anak menyelesaikan tugas tersebut dan akhirnya sang anak yang bernama satrya meminta “jatah” proyek pembangunan dari sang ayah karena dibujuk oleh Hasan yang bekerja sebagai anggota DPR dengan iming-iming ia akan menjadi kontraktor dan mendaptkan keuntungan yang banyak. Akhirnya satrya yang memenangkan proyek tersebut akibatnya sang ayah harus diberhentikan dari pekerjaanya kerana diduga ia yang melakukan tindakan korupsi 3. Adakah dan bagimanakah kebijakan negara dan pemerintah untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan sebagimana yang terlihat dalam film Yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini KPK adalah mereka melakukan penangkapan langsung kepada tersangka 4. Apa kesulitan – kesulitan yang dihadapi untuk melaksanakan kebijakan tersebut adalah karena korupsi yang dilakukan oleh wakil rakyat yakni DPR maka kesulitan- kesulitan yang mungkin dihadapi yakni penyelidikan yang lama karena adanya kemungkinan menganggap bahwa DPR tidak melakukan hal tersebut karena mereka dianggap sebagai wakil rakyat untuk menyuarkan suara rakyat 5. Kebijakan apa yang dapat dibuat di kampus dalam rangka mencegah dan memberantas perilaku koruptif yang mungkin terjadi di kampus 1) StrategiPreventif Institusi pendidikan diyakini sebagai tempat terbaik untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi. mahasiswa yang akan menjadi tulang punggung bangsa di masa mendatang sejak dini harus diajar dan dididik untuk membenci serta menjauhi praktek korupsi. Bahkan lebih dari itu, diharapkan dapat turut aktif memeranginya. Berkaitan dengan itu maka perguruan tinggi harus mengadakan penyelenggaraan program pendidikan anti korupsi, hal ini dapat dimulai dengan diadakannya pembuatan kurikulum dan modul pendidikan anti korupsi. Pendidikan anti korupsi tersebut bertujuan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan keluhuran moral sejak dini kepada para mahasiswa. 2) StrategiInvestigative Hal ini didasarkan pada fenomena kampus yang hanya memproduksi SDM untuk kebutuhan pasar, hal itu jelas mengikis peran kampus yang sesungguhnya. Semestinya perguruan tinggi mengadakan suatu lembaga kajian dan penelitian yang fokus pada penelitian dan pemberdayaan masyarakat sipil untuk ikut bersama-sama memberantas korupsi. Lembaga kajian dan penelitian ini proaktif dalam menerima pengaduan masyarakat yang melihat, mendengar, atau mengetahui adanya tindakan korupsi yang terjadi. Lembaga kajian ini perlu rutin mendatangi dan memantau proses peradilan kasus-kasus dugaan korupsi yang berlangsung di pengadilan negeri setempat. Dengan begitu, akan banyak temuan, data dan hal-hal menarik terkait kasus korupsi yang masuk ke kejaksaan dan pengadilan negeri. Selain itu Perguruan tinggi juga harus bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam meneruskan pengaduan masyarakat terhadap adanya indikasi temuan perbuatan korupsi di daerah. Hal dilakukan bukan untuk memperpanjang alur birokrasi pelaporan kasus dugaan korupsi, melainkan salah satu upaya "jemput bola" dari perguruan tinggi untuk proaktif mendekatkan warga dengan institusi penegak hukum 3) StrategiEdukatif Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting untuk menumbuhkan kesadaran bagi setiap individu untuk tidak melakukan korupsi, hal tersebut terasa penting karena benteng pencegahan korupsi adalah sikap mental setiap individu untuk tidak melakukan kejahatan korupsi yang bisa ditumbuhkan oleh lembaga pendidikan semisal perguruan tinggi. Upaya ini misalnya dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat dituntut lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang relevan. Maka masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan dimusnahkan dengan mengerahkan kekuatan secara massif, artinya bukan hanya pemerintah saja melainkan seluruh lapisan masyarakat. Perguruan tinggi juga perlu melakukan sosialisasi dan penyadaran sekolah bebas korupsi, secara kontinyu ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan di bawahnya. Dunia pendidikan yang dipelopori kampus harus mampu mewujudkan paradigma luhur dan mulia. Jika perlu, setiap kampus memiliki sekolah binaan atau percontohan yang dapat menjadi prototipe dari perwujudan paradigma luhur dan mulia tersebut.. Sekolah yang menerapkan asas kejujuran dalam semua aspek kehidupannya berhasil dan sukses dalam melahirkan siswa dan peserta didik yang berprestasi dan sukses. Peran perguruan tinggi yang menggodok dan melahirkan sarjana pendidikan memiliki peran strategis untuk melahirkan pada guru dan pendidik yang memiliki paradigma dan orientasi penanaman nilai-nilai moral pemberantasan korupsi. Hal tersebut sangat penting untuk mengarahkan anak didik dan siswa kepada kesadaran untuk hidup bebas dari korupsi. 4) Ekspektasi Sebagai agen perubahan (agent of change), perguruan tinggi perlu menjadi pelopor utama dari gerakan kultural pemberantasan korupsi yang kondisinya sudah semakin memprihatinkan. Perguruan tinggi yang dianggap merupakan wadah bagi kelompok masyarakat terdidik, intelek dan memiliki kepribadian luhur memiliki peran penting dan strategis dalam pemberantasan korupsi di tengah-tengah masyarakat. Ke depan, perguruan tinggi diharapkan betul-betul menjadi prototipe dari sebuah lembaga yang menjalankan sistem dan tata kelola institusi yang menerapkan prinsip clean and good governance sehingga memungkinkan terbangunnya sebuah tatanan miniatur masyarakat yang bebas dari korupsi dan menjadi benteng utama pertahanan bangsa dan negara ini dari segala hal yang berbau korupsi. Maka, gerakan pemberantasan korupsi oleh perguruan tinggi dan mahasiswa sebagai penggerak utamanya merupakan gerakan kultural yang berjalan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan bisa long life campaign, yaitu kampanye sepanjang hayat dalam pemberantasan korupsi.