Anda di halaman 1dari 3

Modul 5

Pengaruh Konseling KB Pada Ibu Hamil Trimester III terhadap


Keikutsertaan KB Pasca Persalinan di Kecamatan Sukowono Kabupaten
Jember
Vita Khusnul Khotimah, Ni'mal Baroya, Pudjo Wahjudi
Departemen Epidemiologi dan Biostatistika Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Jl.
Kalimantan 37 Kabupaten Jember
e-mail : kkvita1310@gmail.com

Pendahuluan

Permintaan KB pascasalin di Indonesia meningkat. Di Jawa Timur menurut Riskesdes


2013 ada 55,1% pelayanan peserta KB pasca slin dan sebesar 44,9% tidak mendapat
pelayanan. Menurut laporan BPPKB Kabupaten Jember tahun 2014, hasil pelayanan peserta
KB baru Pasca Persalinan/Pasca Keguguran (PP/PK) sebanyak 6.172 peserta, dan kecamatan
Sukowono memiliki jumlah peserta terendah yaitu hanya 1 peserta dibanding kecamatan lain,
data tersebut dilaporkan sampai bulan November 2014.

Faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi postpartum diantaranya


sosioekonomi dan demografi, konseling saat hamil, pengetahuan dan sikap. Dari faktor
tersebut yang penting dibahas adalah konseling kontrasepsi saat hamil dan pemakaian Kb
sebelumnya.

Penelitian sebelumnya membahas bahwa konseling KB dapat meningkatkan


penggunaan kontrasepsi pada periode postpartum. Konseling KB pada periode ini telah
diimplementasikan di Indonesia namun unmet need masih banyak karena kurnag optimalnya
konseling. Pelayanan ANC adalah kesempatan untuk menjangkau perempuan yang
dinyatakan sulit diakses setelah melahirkan dengan konseling kontrasepsi.
Metode penelitian
Jenis penelitian Quasi eksperimen dengan tipe comunity trial. Subjek ibu hamil TM III
pada bulan Mei 2015 di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember dengan sampel 15
responden per kelompok dengan perbandingan kelompok eksperimen dan kontrol 1:2. Jadi
besar sampel adalah 15 responden pada kelompok eksperimen dan 30 responden kelompok
kontrol.
Variabel dependen adalah keikutsertaan KB pasca salin dan variabel independen dalah
konseling KB. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan dilah dengan aplikasi
komputer. Data dianalisis secara univariabel untuk mengetahui frekuensi dan proporsi setiap
variabel, bivariabel dengan uji Paired Sample T-test, uji Chi-Square, uji Mc Nemar.

Hasil penelitian
Karakteristik sosioekonomi dan demografi ibu hamil TM III di Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember
Usia responden pada kelonpok eksperimen ≤ 20 tahun (40%) sedangkan pada kelompok
kontrol usia 21-30 tahun (43,3%). Pendidikan responden pada kelompok eksperimen paling
banyak SD 53,3% sedangkan kontrol 56,6%. Sebagian besar perempuan tidak bekerja pada
kelompok eksperimen 13 dan kontrol 26 86,67%.
Analisis perbedaan nilai pengetahuan pretest dan post test pada kelompok yang diberi
konseling KB dengan kelompok yang tidak diberi konseling KB di Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor pengetahuan ada peningkatan pada
kelompok eksperimen yaitu dari skor pre test 6,60 menjadi 7,93 demikian juga dengan
kelompok kontrol dari 6,73 menjadi 7,13. Dari hasil uji paired T-test didapat nilai signifikan
pada kelompok eksperimen p-value<0,001. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
signifikasn 0,070.
Analisis perbedaan nilai sikap pre test dan post test pada kelompok yang diberi
konseling KB dengan kelompok yang tidak diberi konseling KB di Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember
Hasil penelitian rerata skor sikap pre test dan post test pada kelompok eksperimen 7,73
menjadi 8,27 dan kontrol tidak ada peningkatan skor sikap. Nilai signifikan pada kelompok
eksperimen 0,016 dan tidak signifikan pada kelompok kontrol p-value 1,00.
Pengaruh konseling KB terhadap Penggunaan Kontrasepsi Pasca Salin
Hasil penelitian didapat distribusi keikutsertaan KB pasca salin pada kelompok eksperimen
lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 80% dan 43,33%. Terdapat hubungan yang
signifikan antara pemberian konseling KB pada usia kehamilan TM II terhadap penggunaan
kontrasepsi pasca salin.
Analisis perbedaan antara rencana keikutsertaan KB dengan realisasi keikutsertaan KB
pasca salin pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil penelitian menunjukkan semua responden pada kedua kelompok berencana
menggunakan KB pasca salin namun realisasinya lebih banyak pada kelompok eksperimen
80% sedangkan kelompok kontrol 43,3%. Hasilnya tidak ada perbedaan antara rencana
penggunaan KB dengan realisasi keikutsertaan KB pasca salin.

Kesimpulan
Kelompok yang diberi konseling KB paling banyak usia ≤ 20tahun dengan pendidikan
terakhir SD, sehingga sebagian besar tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan dibawah
UMK, selain itu jumlah anak sebagian < 2 orang dengan kehamilan yang pernah dialami
sebanyak 1 kali.
Kelompok yang tidak diberi konseling KB berusia 21-30 tahun dan pendidikan
terakhir SD, sehingga sebagian besar tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan dibawah
UMK, selain itu jumlah anak < 2 orang dan pernah hamil sebanyak 1 kali.
Pengetahuan kelompok yang diberi konseling KB pascasalin lebih tinggi dibanding
kelompok yang tidak diberi konseling dan terdapa perbedaan yang signifikan nilai pre test dan
post test pengetahuan pada kelompok yang diberi konseling KB. Sikap kelompok yang diberi
konseling KB pasca salin lebih positif. Keikutsertaan KB pasca salin lebih banyak pada
kelompok yang diberi konseling KB. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberian konseling KB selama kehamilan dengan penggunaan alat kontraseps pasca salin.

Anda mungkin juga menyukai