Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI DASAR KEPERAWATAN

MAKALAH MENGENAL CARA BERKOMUNIKASI DAN


PENYELESAIAN MASALAH KESEHATAN PADA BUDAYA
AMBON

Disusun Oleh Kelompok 6 :

A’lamal Huda Syahrul Nur Fadli ( 2211008 )


Afika Herfinatyas ( 2211006 )
Clara Nikmatun Nafidhah ( 2211016 )
Hana Deby Novita Sari ( 2211029 )
Adinda Dwi Putri ( 2211052 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
“Makalah Mengenal Budaya Komunikasi Suku Ambon“ ini dengan tepat waktu,
makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Komunikasi
Dasar Keperawatan semester 1 kampus STIKes Patria Husada Blitar.

Makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari internet dan buku yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak lepas dari pihak tertentu. Oleh karena itu kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih untuk pihak - pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak


kekurangan didalamnya, oleh karena itu kami mengharapkan saran yang sifatnya
dapat membangun dan menyempurnakan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat
untuk para pembaca.

Blitar, 10 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
ANALISIS BUDAYA.............................................................................................6
2.1 Ambon......................................................................................................6
2.2 Geografis..................................................................................................6
2.3 Karakteristik............................................................................................6
2.4 Cara Berkomunikasi.............................................................................11
2.5 Bahasa....................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PEMBAHASAN...................................................................................................13
3.1 Budaya Ambon yang Berkaitan Dengan Aspek Kesehatan..............13
3.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan........................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, Komunikasi antar budaya belum secara serius
mendapatkan tempat sebagai suatu kajian penting, sehingga sampai saat
ini masih sulit ditemui buku yang menjelaskan secara lengkap tentang
definisi dari komunikasi antar budaya itu sendiri. Padahal komunikasi
antar budaya di Indonesia sangatlah penting, karena pada kenyataannya
kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia sangatlah heterogen yang
terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, agama, ras, budaya, dan istiadat.
Sebagaimana dituangkan dalam semboyang Bhineka Tunggal Ika yang
artinya berbeda tetapi tetap satu.
Lebih dari 350 bahasa daerah berkembang di Indonesia dan ratusan
etnis tersebar diberbagai wilayah. Kehidupan majemuk bangsa Indonesia
yang kompleks ditandai dengan kenyataan latar belakang social budaya
etnis yang berbeda-beda. Dengan kenyataan tersebut tidaklah mudah bagi
bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu integrasi dan menghindari
konflik atau bahkan perpecahan (De Vito 1997).
Komunikasi antar budaya kala ini menjadi semakin penting karena
meningkatnya mobilitas orang diseluruh dunia, saling ketergantungan
Ekonomi diantara banyak Negara, kemajuan Teknologi Komunikasi,
perubahan pola imigrasi dan politik membutuhkan pemahaman atas kultur
yang berbeda-beda (DeVito 1997). Komuniasi antara budaya sendiri lebih
menekankan aspek utama yakni komunikasi antar pribadi diantara
Komunikator dan Komunikan yang kebudayaannya berbeda (Mulyana
1990).
1.2 Tujuan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengenal bagaimana budaya Ambon
b. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada budaya Ambon
c. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah kesehatan
pada budaya Ambon
BAB II

ANALISIS BUDAYA
2.1 Ambon
Kota Ambon atau Ambong dalam bahasa setempat diucapkan
sebagai ( ambo ) adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Maluku,
Kota ini didirikan oleh bangsa portugis dengan istilah Nossa Senhora da
Anunciada,
Sedangkan istilah Ambon tidak-lah mudah untuk di tentukan,
menurut keterangan yang diberikan penduduk setempat, istilah tersebut
berasal dari kata ombong yang merupakan bentukan lokal dari kata embun.
Puncak-puncak gunung di Pulau Ambon memang sering tertutup oleh
embun yang tebal.
Meskipun kini kata Ambon mengacu pada Kota Ambon, Pulau
Ambon, maupun suku ambon dalam perkembangan sejarah ( terutama
pada abad ke-20 ), Istilah Ambon mengacu kepada penduduk Maluku
Tengah, Frasa orang ambon ( Ambonezen ) sendiri pun mengacu kepada
penduduk Maluku Tengah. Meskipun pada awalnya hanya digunakan oleh
penduduk kota Ambon yang memiliki budaya mestizo ( berdarah
campuran )
Kota Ambon merupakan kota majemuk dengan keberagaman
suku, ras, budaya, dan agama, Suku mayoritas dikota ini adalah suku
Ambon, yang mendiami pulau Ambon dan sekitarnya, yang merupakan
keturunan suku Alifuru

2.2 Geografis
Daerah asal Ibukota dari Provinsi Maluku terletak diantara 030 LU
– 8.300 LS dan 1250 BT – 1350 BT dengan batas wilayah Utara
berbatasan dengan Lautan Pasifik, Timur Provinsi Papua, Selatan Timur
Leste dan Australia, Barat Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah

2.3 Karakteristik
Setiap Budaya di Indonesia ini pasti memiliki karakteristiknya
masing masing, sama halnya dengan Budaya Ambon, Budaya Ambon
dengan banyak karakteristik di dalamnya menambah deretan keragaman
budaya di Indonesia. Berikut adalah karakteristik yang dimiliki oleh
budaya Ambon :
a. Memiliki Solidaritas Tinggi
b. Postur Tubuh Atletis
c. Pemberani
d. Tradisi Pukul Sapu
Tradisi Pukul Sapu adalah kebiasaan suku Maluku yang di
laksanakan memukul sapu lidi dari pohon enau selepas hari raya
idul fitri, sering dilakukan oleh penduduk desa Mamala, dilakukan
setelah satu minggu hari raya Idhul Fitri oleh kaum pria, dilakukan
menggenakan celana pendek, ikat kepala dan telanjang dada, aksi
saling pukul memukul menggunakan sapu lidi dari tulang pohon
mayang atau pohon enau, filososfisnya adalah persaudaraan tidak
memandang suku ras, agama atau golongan rasa sakit dapat
dirasakan bersama demi terwujudnya kehidupan yang harmonis
antar sesame, istilah mereka yaitu sakit di kuku, rasa di daging

e. Budaya Hawear
Hawear (sasi) merupakan budaya yang tumbuh dan berlaku
dalam kehidupan masyarakat kepulauan Kei secara turun temurun.
Dokumen tertulis, cerita rakyat, maupun yang lain merupakan
prasarana untuk melestarikan budaya, salah satunya Hawear
Sejarah Hawear ini dimulai dari seorang gadis yang
diberikan daun kelapa kuning (janur kuning) oleh ayahnya,
kemudian daun kelapa kuning tersebut disisipkan atau diikat di
kain seloi yang dipakainya. Gadis tersebut melakukan perjalanan
panjang untuk menemui seorang raja. Maksud dari janur kuning
tersebut sebagai tanda bahwa ia telah dimiliki oleh seseorang yang
dimaksudkan agar ia tidak diganggu oleh siapapun dalam
perjalanan. Janur kuning tersebut diberikan oleh sang ayah karena
sang ayah pernah diganggu oleh orang tak dikenal dalam
perjalanannya. Ini merupakan proses Hawear yang masih
dijalankan sesuai dengan maknanya hingga saat ini. Pelajari
berbagai budaya beserta hal yang harus kamu ketahui tentang
Provinsi Maluku melalui buku Ensiklopedia Indonesia Provinsi
Maluku Utara.

f. Malam Badendang
Malam Badendang yaitu kebiasaan orang Maluku yang
menari diadakan pada malam-malam tertentu. Kebiasaan ini
ditujukan untuk membangun kebersamaan dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Hal ini juga menjadikan masyarakat Maluku
memiliki solidaritas yang tinggi. Para peserta yang mengikuti
Malam Badendang ini akan berdansa dan menari tarian Orlapei dan
Katreji. Acara malam Badendang ini dilakukan semlaam suntuk
dan biasanya akan dimeriahkan juga oleh musik karaoke dan
makanan khas Maluku.

g. Kebiasaan Makan Ikan Laut


Dari kebiasaan makan, orang Maluku juga memiliki khas.
Kebanyakan mereka gemar makan ikan, bahkan bisa dibilang
selalu ada ikan dalam setiap hidangan makanannya. Selain tidak
bisa makan tanpa ikan laut, orang Maluku juga memiliki porsi
makan lebih banyak dibandingkan suku lainnya di Indonesia.
Kegiatan fisik yang menguras tenaga, bisa jadi membuat porsi
makan menjadi lebih banyak.

h. Kebiasaan Makan Pisang Goreng dan Teh Manis


i. Budaya Arumbae
Budaya Arumbae adalah kebudayaan berlayar masyarakat Maluku.
Di dalam pataka Maluku, Arumbai menjadi simbol daerah yang
digambarkan atau diceritakan dengan lima orang mendayung
perahu untuk menghadapi tantangan. Perjuangan melintasi lautan
merupakan bagian dari terbentuknya masyarakat. Secara filosofis,
itu berarti masyarakat Maluku adalah masyarakat yang dinamis,
mereka memiliki daya juang yang tinggi dalam menghadapi
tantangan atau rintangan untuk menyongsong masa depan yang
gemilang. Arumbae tampak dalam beragam karya seni seperti syair
kata tujuh ya nona, ditambah tujuh, sapuluh ampa ya nona dalang
parao. Banyak gapura negeri adat Maluku berbentuk Arumbae.
Lagu daerah banyak mengumpamakan keharmonisan dengan
simbol perahu atau Arumbae. Arumbae juga mewarnai bidang
olahraga seperti Manggurebe Arumbae, lomba yang menjadi salah
satu bidang yang diikutsertakan dalam Festival Teluk Ambon

j. Upacara Fangnea Kidabela


Di daerah Maluku Tenggara Barat, tepatnya kepulauan
Tanimbar, upacara Fangnea Kidabela masih dilakukan dengan
tujuan memperkokoh hubungan sosial di daerah Tanimbar.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat ini memiliki kebudayaan yang
mengatur persaudaraan serta kehidupan sosial dalam bentuk Duan
Lolat dan Kidabela.
Duan Lolat mengatur hubungan sosial masyarakat yang
luas yaitu memperkuat hubungan antar dua desa atau lebih dan
hubungan tersebut diwujudkan dalam bentuk Kidabela. Upacara
Fangnea Kidabela ini memperkokoh hubungan sosial masyarakat
Tanimbar dalam wadah persaudaraan dan persekutuan agar tidak
mudah terpecah belah karena adanya konflik.

k. Batu Pamali
Batu Pamali merupakan simbol material adat masyarakat
Maluku. Batu Pamali termasuk mikrokosmos dalam negeri-negeri
yang ditempati masyarakat adat Maluku. Batu Pamali ini
merupakan batu alas atau batu dasar berdirinya sebuah negeri adat
yang selalu diletakkan di samping rumah Baileo sekaligus
representasi kehadiran nenek moyang (leluhur) di dalam kehidupan
masyarakat. Batu Pamali sebagai bentuk penyatuan soa-soa dalam
negeri adat, dengan demikian Batu Pamali adalah milik Bersama
setiap soa. Di beberapa daerah adat Maluku, Batu Pamali dimiliki
secara kolektif termasuk negeri adat yang masyarakatnya memeluk
agama yang berbeda. Seiring dengan perkembangan agama di
masyarakat, terjadi pergeseran praktik tata cara dalam upacara
keagamaan dan keberadaan Batu Pamali.

l. Sasahil dan Nekora


Sasahil pada masyarakat adat di Negeri Siri Sori Serani dan
Siri Sori Islam di Pulau Saparua. Bagi masyarakat Telalora,
Nekora memiliki basis nilai tolong menolong antar warga. Nilai
tradisi Sasahil dan Nekora terletak pada cara dan proses
pelaksanaanya. Nilai tolong-menolong atau gotong royong yang
terdapat dalam tradisi Sasahil maupun Nekora memiliki basis
solidaritas yang kuat dan menciptakan relasi saling memberi dan
menerima antar warga agar suatu pekerjaan berat untuk mendirikan
rumah bisa lebih ringan. Seiring perkembangan zaman, tradisi
Sasahil dan Nekora tetap dipertahankan dengan baik.

m. Makan Patita
n. Budaya Kalwedo
Budaya Kalwedo adalah sebuah tanda salam persaudaraan
serta salam perdamaian yang mempersatukan setiap komunitas
masyarakat kepulauan Babar dan Maluku Barat Daya. Nilai budaya
Kalwedo terimplementasi dalam berbagai sapaan kekeluargaan
bersama yang bersifat lintas negeri dan pulau yang disebut inanara
ama yali (basudara laki dan perempuan).
Pendukung budaya Kalwedo memahami bahwa Kalwedo
tidak hanya memiliki nilai sosial dalam penyelenggaraan praktis
kehidupan sehari-hari, tetapi juga nilai religius yang sakral,
menjamin kedamaian, keselamatan, kebahagiaan bersama sebagai
orang basudara. Tradisi hidup masyarakat Maluku Barat Daya
(MBD) dibentuk untuk saling berbagi, saling membantu (tolong-
menolong) dalam hal potensi alam, sosial, budaya, dan ekonomi,
yang diwariskan oleh alam kepulauan Maluku Barat Daya(MBD).

o. Suka Bernyanyi
p. Suka Berhumor
q. Memiliki Suara yang Nyaring
r. Mudah Sayang dengan Orang Lain
s. Memiliki Senyum yang Khas
t. Suka Memasak

2.4 Cara Berkomunikasi


Dari karakteristik budaya ambon dapat di simpulkan bahwa cara
mereka berkomunikasi adalah dengan bermusyawarah, gotong royong,
kegiatan adat, tari dan music, hal hal tersebut sudah bisa disebut cara
mereka berkomunikasi karena terdapat unsur komunikasi baik verbal
( music atau bernyanyi, bermusyawarah dan kegiatan adat lainnya )
maupun non verbal ( tarian ) cara mereka berkomunikasi melalui
karakteristik budaya juga sudah melibatkan komponen komunikasi seperti
komunikator ( sumber ), terdapat pesan tersendiri dari setiap tarian adat
dan cara mereka bermusik, terdapat pula decoder ( penerima pesan ),
umpan balik dan efek dari komunikasi tersebut.

2.5 Bahasa
Bahasa yang digunakan sehari – hari oleh masyarakat suku Ambon
adalah bahasa Ambon. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, jika
bahasa dasar dari bahasa Ambon sendiri adalah bahasa melayu atau
biasanya lebih sering dikatakan sebagai bahasa melayu Ambon.
Bahasa melayu Ambon ini sendiri pertama kali digunakan sebagai
bahasa yang berkembang di kawasan maluku tengah dan juga beberapa
tempat lain yang ada di maluku sebagai salah satu bahasa perdagangan. Di
beberapa kawasan daerah maluku, bahasa Ambon menjadi bahasa kedua
mereka gunakan sehari – hari.

Bahasa orang Ambon sangat mirip dengan bahasa Jerman, Belanda


dan Inggris. Kata yang sering saya ucapkan setelah menerima sebuah
hadiah atau oleh - olehadalah " Danke", kata ini mirip sekali dengan
bahasa Jerman . Kata - kata bahasaMaluku sangat Mudah dingat asal kita
ingat suku katanya saja ,"Kita" di ambonmenjadi "katong" asal kata dari
"kita orang", "mereka" menjadi "dong" asal katadari "dia orang'". Untuk
kata kepemilikan menggunakan kata "punya" yangdisingkat menjadi
"pung", contohnya apabila kita ingin menyebutkan "rumahsaya" maka
menjadi "beta pung rumah". Ada beberapa hal yang perlu dingatantara
lain, mereka cenderung menyingkat kata, bunyi vokal "e" akan selalu
dibaca"e'", dan untuk kata yang berakhiran dengan "n" selalu menjadi
"ng"Dengan demikian dapat dipahami kenapa kata "punya" menjadi
"pung" dan"pergi" menjadi "pi", "jangan" menjadi "jang", "dengan"
menjadi "deng"teman" menjadi "tamang", dan "makan" menjadi
"makang". Ahaa... kami pun mulai asik bercakap-cakap dalam bahasa
Maluku "katong pi jua?" atau"ayo katong pi makang, beta su
lapar"epenka" "jang mara".
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Budaya Ambon yang Berkaitan Dengan Aspek Kesehatan
Melihat data diatas Budaya Ambon yang berpengaruh dalam aspek
kesehatan yakni kebiasaan makan ikan asin. Setiap orang punya
sensitivitas pada garam yang berbeda, untuk itu perlu pembatasan untuk
mengkonsumsi garam pada batas normal yaitu 2000 mg natrium/sodium
atau 5 g garam atau setara 1 sendok teh ( Departemen Kesehatan RI ), hal
ini sangat bertentangan pada budaya Ambon yang sering mengkonsumsi
ikan asin yang memiliki kadar sodium/natrium yang tinggi, Terlalu banyak
kadar sodium/natrium dalam tubuh sangat lah tidak baik terutama pada
orang yang mengidap hipertensi karna konsumsi garam berlebih dapat
mengakibatkan kondisi patologi pada tubuh yaitu, Menambah beban
ginjal, Meningkatkan produksi hormone ouobain, dan Mempersempit
pembulih darah.
Dalam jumlah normal , garam diperlukan tubuh untuk menahan
cairan, yang nantinya dikeluarkan melalui keringat saat kepanasan atau
setelah olahraga namun jika dikonsumsi berlebih, ginjal akan menahan
cairan lebih banyak dari seharusnya, cairan yang banyak tersebut akan
tertahan sehingga meningkatkan volume darah , akibatnya pembuluh
darah membawa begitu banyak cairan yang menyebabkan peningkatan
pembuluh darah di dinding pembuluh darah,
Selain itu konsumsi garam berlebih dapat menigkatkan produksi
hormone ouobain, hormone ini berfungsi untuk menghadirkan protein
yang menyeimbangkan kadar garam dan kalsium pada pembuluh darah,
produksi hormone berlebih akan mengganggu keseimbangan kalsium dan
garam dalam pembnuluh darah, sehingga untuk menyeimbangkan kondisi
tersebut, kalsium akan dikirimkan ke pembuluh darah yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi
3.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan
Kebiasaan Suku Ambon sering makan ikan asin sangat lah
berpengaruh pada kesehatan manusia, apalagi terhadap orang yang
memiliki penyakit hipertensi, ikan asin akan memicu naiknya tekanan
darah, untuk mencegah hal hal tersebut, diharapkan dinas kesehatan
setempat memberikan edukasi terhadap masyarakat bahwa konsumsi
garam berlebih dapat meningkatkan resiko penyakit hipertensi, hal hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah penykit hipertensi adalaha sebagai
berikut ;

1. Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)


2. Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30
menit per hari minimal 5x/minggu)
3. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
4. Diet dengan Gizi Seimbang
5. Mempertahankan berat badan ideal
6. Menghindari minum alcohol
DAFTAR PUSTAKA

Lidiawati Dwi, Budaya Nusantara Budaya Amabon, 2015.


https://www.academia.edu/30338243/Budaya_Nusantara_Budaya_Ambon

Farida Nadia, Komunikasi Suku Ambon, 2020, Politeknik Kesehatan Malang,


Malang https://id.scribd.com/document/449872912/komunikasi-suku-
ambon

SJ Adrian, Cermin Dunia Kedokteran, Hipertensi Esensial, CDK-274/ vol. 46 no.


3 tahun 2019

Pusat Data Dan Analisis Tempo, Mengenal dan Mencegah Bahaya Hipertensi,
Tempo Publishing, Jakarta : 2019

Anda mungkin juga menyukai