Anda di halaman 1dari 36

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi nahdlatul Ulama Temanggug atau yang biasa di singkat STAINU
Temanggung adalah kampus pertama yang bediri di kabupaten temanggung yang berbasis
perguruan tinggi islam. Diamana hingga saat ini memiliki dua jurusan dan enam program studi.
STAINU Temanggung sebagai lembaga pendidikan tinggi islam di temanggung tidak
hanya menyediakan fasilitas ruangan,perlengkapan,dosen, dan lain-lain untuk menunjang
kegiatan akademik ,namun STAINU Temanggung menyediakan beberap Beasiswa yang bisa
didapatkan oleh mahasiswa yaitu Beasiswa Bidikmisi, Pemagangan, SPP Semester, Prestasi, dan
Tahfidz.
Pembantu ketua III bidang Kemahasiswaan STAINU Temanggung yang bertanggung
jawab mengelola beasiswa, membutuhkan penyeleksian khusus beasiswa Bidikmisi yang tepat
dan cermat dalam menentukan penerima beasiswa bidikmisi, dimana beasiswa bidikmisi
tergolong beasiswa yang banyak peminatnya dibandingkan beasiswa lainya. Namun, sampai saat
ini penyeleksian beasiswa masih secara manual sehingga keefektifan dan efisiensi dalam proses
penyeleksian sangatlah kurang dan dapat menimbulkan penilaian yang subjektif dalam pemilihan
mahasiswa penerima beasiswa.
System pendukung keputusan yang dapat digunakan dalam membantu pembantu ketua III
STAINU Temanggung dalam menentukan penerima beasiswa. System ini akan melakukan
perhitungan matematis secara komputasi dengan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan, sehingga nilai bobot pada kriteria-kriteri yang telah di tentukan akan menghasilkan
nilai total dari perhitungan SAW dari setiap mahasiswa pendaftar beasiswa, yang kemudian akan
secara otomatis outputnya adalah perankingan dari nilai total terbesar sampai nilai terendah.
Berdasarkan beberapa penelitian permasalahan di atas, diperlukan system pendukung
keputusan dalam proses penyeleksian beasiswa Bidikmisi di STAINU Temanggung, system
dapat menggunakan metode Simple Adittive waighting (SAW), dimana konsep perhitungan SAW
sangat tepat digunakan pada permasalahan di atas dengan di dasarkan pada nilai kriteria dari
bobot preferensi yang sudah di tentukan sehingga akan dilanjutkan proses perankingan yang
menyeleksi alternative terbaik dari sejumlah alternative. Dan juga adanya perhitungan
normalisasi matriks sesuai dengan nilai atribut.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah bagaimana seleksi beasiswa bidikmisi di STAINU Temanggung dapat efektif
dan efisien sehingga data yang akan di serahkan ke RISTEKDIKTI adalah data yang tepat
dengan menggunakan perhitungan system informasi beasiswa Bidikmisi dengan metode SAW.

1.3 Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Objek Penelitian adalah mahasiswa pendaftar beasiswa Bidikmisi dan pembantu ketua III
STAINU Temanggung.
2. Expert Knowladge penelitian adalah pembantu ketua III STAINU Temanggung yang dapat
memilih mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi sebagai rekomendasi berdasarkan hasil
yang didapat dari perhitungan SAW pada system
3. Kriteria yang digunakan pada system pendukung keputusan ini adalah Penghasilan Orang
Tua, Jumlah tanggungan Orang tua, dan Semester Mahasiswa.
4. Model proses yang digunakan dalam perancangan system ini adalah DFD (Data Flow
Diagram)
5. System yang di bangun menggunakan jaringan local
6. System yang dibuat menggunakan metode Simple Adittive waighting (SAW)
7. System ini bersifat Offline, simulasi menggunakan data dari pihak STAINU Temanggung.
8. Output dari system akan berbentuk laporan hasil perankingan dan nilai total dari
perhitungan SAW
9. Hasil dari penelitian berupa system berbasis web dengan Bahasa pemerograman PHP dan
database Mysql.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah seagai berikut :


1. Merancang dan membangun sebuah system pendukung keputusan berbasis Web yang
dapat memberikan kemudahan pembantu ketua III STAINU Temanggung dalam proses
penyeleksian beasiswa Bidikmisi di STAINU Temanggung.
2. menjadi solusi dalam proses seleksi besiswa Bidikmisi di STAINU Temanggung
menjadi lebih efektif dan efisien dari sebelumnya menggunakan cara manual.
3. mengetahui apakah system pendukung keputusan yang dirancang dapat menjadi
pedoman pembantu ketua III STAINU Temanggung dalam menentukan penerima beasiswa
Bidikmisi di STAINU Temanggung.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat baik bagi Institusi maupun
penulis, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.5.1. Manfaat bagi instansi
1. Mempermudah pembantu ketua III STAINU Temanggung dalam menentukan
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di STAINU Temanggung.
2. Optimal nya proses penyeleksian beasiswa dengan perhitungan system pendukung
keputusan yang digunakan dari yang sebelumnya menggunakan cara manual.
1.5.2 Manfaat bagi penulis
1. Memberikan wawasan, pengalaman dalam penelitian yang berkaitan dengan
artificial intelligence.
2. Menambah relasi dan pengetahuan dengan orang-orang baru dalam proses
penelitian.
3. Menambah pengetahuan penulis dalam perancangan SPK dengan Metode SAW.
1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Metode pengumpulkan data
Metode pengumpulkan data atau materi penelitian, adalah sebagai berikut :
a. Interview
Metode interview digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari
lingkup internal instansi atau organisasi yang bersangkutan. Pada proses interview
peneliti mencari orang yang mempunyai tanggung jawab pada bagian objek yang ingin
diteliti. Narasumber yang diinterview pada penelitian ini adalah Pembantu ketua III
bidang kemahsiswaan STAINU Temanggung. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan informasi diantaranya kondisi internal instansi, objek yang akan diteliti,
data calon penerima beasiswa, ketentuan – ketentuan yang di gunakan untuk
menentukan kriteria penilaian.
b. Observasi.
Metode ini digunakan untuk memperkuat akurasi data yang sebelumnya diperoleh
dari interview dengan memperhatikan detail data hasil perhitungan manual tanpa
menggunakan system. Dengan metode ini peneliti juga dapat memahami proses dari
awal pendaftaran, perhitungan, sampai proses penggunguman hasil seleksi.
c. Studi Referensi
Metode ini digunakan untuk menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan
dan perancangan system, dengan mengumpulkan data dari berbagai referensi atau
literature. Refrensi yang telah diperoleh diantaranya journal ilmiah, buku-buku
perpustakaan, dan file informasi dari Internet yang berkaitan dengan perancangan
system. Sehingga data yang didapatkan akan diimplementasikan pada proses
perancangan system yang menggunakan beberapa sumber refrensi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Feri Sofyan, Ellya Nurfarida, Ecky Febry Widya Y (2016) dengan judul Sistem
Pendukung Keputusan Penerima Calon Raskin Desa Mabung Kabupaten Nganjuk Menerapkan
Metode Simple Additive Weighting (SAW) [100]. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
studi kasus Desa Mabung Kabupaten Nganjuk dalam menentukan warga yang berhak menerima
Beras Miskin di kabupaten tersebut, dengan Variabel yang digunakan pada penelitian tersebut
adalah Luas lantai rumah, jenis lantai,jenis dinding rumah, penghasilan kepala keluarga,
pekerjaan kepala keluarga, dan status kepemilikan rumah. Kesimpulan dari penelitian ini dalam
proses filterisasi dan perhitungan didapatkan dengan melakukan perhitungan matrik awal, setelah
itu melakukan perhitungan normalisasi, dan proses terakhir adalah perhitungan perankingan
dengan menjumlahkan nililai dari setiap kriteria.
M.Dian Hasabi Ruzain (2017) dengan judul Implementasi Metode SAW (Simple
Additive Weighting) pada Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilih SMA Swasta di
Bandar Lampung Berbasis WEB. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan Bandar Lampung. Penelitian menggunakan variable-variabel
diantaranya adalah Akredetasi Sekolah, Uang Pangkal, Jumlah Kelas, Uang SPP, Tingkat
Kelulusan, Mutu Sekolah, Jumlah Murid, dan Jarak Sekolah. Dalam perancangan system ini
penulis bertujuan untuk dapat mempermudah orang tua dari siswa dalam memilihkan sekolah
swasta yang tepat untuk anak mereka. Hasil dari penelitian adalah system pendukung keputusan
memiliki tingkat kesesuaian sebesar 81%.
Hanggar Wahyu A.P, Lailil Muflikhah, Satrio Hadi Wijoyo (2018), dengan Judul
“Implementasi Metode Simple Additive Waighting (SAW) Untuk penentukan Penerima Zakat”.
Dalam peneltian ini penulis menggunakan studi kasus Rumah Zakat Malang, dalam penelitian
permasalahan yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam memilih penerima zakat sehingga
diperlukan system pendukung keputusan dengan variable-variabel yang sudah ditentukan oleh
pihak rumah zakat malang, diantaranya adalah Status Keluarga, Penghasilan Keluarga, Jumlah
Tanggungan dan Niai Rapor. Dari hasil penelitian didapatkan akurasi tertinggi sebesar 90%
dalam lima kali pengujian.
Desmita Sisilia Hs, Erni Seniwati (2019), dengan judul “Penerapan Metode SAW (Simple
Additive Weighting) Untuk Penerimaan Beasiswa di Kabupaten Anambas”. Penelitian ini
menggunakan studi kasus Dinas Kabupaten Kepulauan Anambas. Permasalahan yang terjadi
dimana setiap lembaga pendidikan didaerah kabupaten Anambas selalu memberikan beasiswa
kepasa siswa SMA yang akan melanjutkan ke jenjang Perguruan tinggi, namun dalam
pengambilan keputusan pemerintah dinas kabupaten masih menggunakan cara manual. Oleh
karena itu diperlukan system pendukung keputusan dengan variable-variabel yang akan
ditentukan oleh pemerintah dinas, diantaranya adalah IPK, Penghasilan Orang Tua, Akredetasi
Perguruan Tinggi, dan Jumlah Tanggungan Orang tua. Dalam proses perhitungan SAW dengan
10 data mahasiswa maka dihasilkan Confusion Matrix menghasilkan akurasi 70% dan laju error
adalah 30%.
Fiqqi Fauzi Aziz (2013) dengan judul penelitian “ Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Menentukan Penerima Beasiswa Keluarga Miskin Pemerintah Kabupaten Lamongan Dengan
Metode Simple Additive Weighting” penelitian menggunakan studikasus pemerintah Kabupaten
Lamongan, dengan variable-variabel untuk menentukan penerima beasiswa diantaranya adalah
Keadaan Orang tua dalam kategori tersebut memiliki tujuh subsistem, kategori Keadaan Rumah
memiliki tujuh subsistem, dan Kategori Fasilitas penunjang memiliki lima subsistem. Dari tiga
kategori tersebut akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode SAW. Dalam proses
perhitungan pada penelitian ini nilai akurasi data didapat sebesar 85%.
Review Literatur Posisi Penelitian ditunjukan pada table 2.1
Tabel 2.1 Literatur Review dan posisi Penelitian

No Judul Peneliti, Pokok Hasil Kelebihan Saran/ Perbandingan


Media Penelitian Kelemahan
publikasi,
Tahun
1 Sistem Pendukung Feri Sofyan, Penelitian ini Dengan enam Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini
Keputusan EllyaNurfarida, bertujuan untuk kriteria yang menggunakan belum menggunakan
Penerima Calon Ecky Febry membuat system digunakan filterisasi mencantumkan pengujian dengan
Raskin Desa Widya Y . Jurnal yang dapat menghasilkan dengan akurasi dari hasil mencantumkan
Mabung Informatika & membantu keakuratan tahapan keputusan dari akurasi dari system
Kabupaten Multimedia pemerintah data dan perhitungan system. ketika mengambil
Nganjuk (2016) kabupaten efisiensi matrik awal, keputusan.
Menerapkan dalam pemilihan perhitungan
Metode Simple menentukan orang yang normailisasi
Additive masyarakat yang Mendapatkan dan
Weighting (SAW) berhak zakat perangkingan
menerima beras adalah tahap
miskin. akhir.
No No Judul Peneliti, Pokok Hasil Kelebihan Saran/
Media publikasi, Penelitian Kelemahan
Tahun
2 Implementasi M.Dian Hasabi Penelitian ini system Pengujian Jumlah persentase Variabel-variabel
Metode SAW Ruzain (2017) bertujuan untuk pendukung system pada menu yang digunakan
(Simple Additive membuat SPK keputusan menggunakan pemilihan belum sangat kompleks,
Weighting) pada yang dapat memiliki Equivalence ditamilkan, dikarenakan objek
Sistem Pendukung mempermudah tingkat Partitioning sehingga user yang diteliti sangat
Keputusan orang tua murid kesesuaian sehingga dari tidak mengetahui luas jangkauanya.
Rekomendasi dalam sebesar 81% 30 responden nilai bobot yang Dibandingkan
Pemilih SMA menentukan menghasilkan telah di isi dengan penelitian
Swasta di Bandar SMA yang tepat rata 81% . ini
Lampung Berbasis untuk anaknya.
WEB
3 Implementasi Hanggar Wahyu Penelitian ini Dari hasil Penelitian ini Untuk menambah Penelitian
Metode Simple A.P, Lailil bertujuan untuk penelitian membandingka nilai akurasi , bisa membandingkan
Additive Muflikhah, mempermudah didapatkan n dua metode menggunakan dua metode, untuk
Waighting (SAW) Satrio Hadi W rumah zakat akurasi senelum metode Optimasi memilih metode
Untuk penentukan (2018), Jurnal malang dalam tertinggi menggunakan sehingga dapat terbaik. Pada
Penerima Zakat pengemembanga membagikan sebesar 90% metode yang menghasilkan penelitian ini
n teknologi zakat ke orang dalam lima terbaik dalam nilai yang menggunakan satu
Informasi dan yang tepat. kali melakukan oktimum. metode untuk
Ilmu computer pengujian penelitian. diimplementasikan.

No No Judul Peneliti, Pokok Hasil Kelebihan Saran/


Media publikasi, Penelitian Kelemahan
Tahun
4 Penerapan Metode Desmita Sisilia Penelitian ini Confusion Pada penelitian Dalam aplikasi Dalam
SAW (Simple Hs, Erni bertujuan Matrix ini yang implementasi
Additive Seniwati, mempermudah menghasilkan menjelaskan dikembangkan system
akurasi 70%
Weighting) Untuk INFOS Journal pemerintah tentang Error tidak menggunakan
dan laju error
Penerimaan (2019) kabupatendalam Rate sehingga dicantumkan aplikasi desktop .
adalah 30%
Beasiswa di menyalurkan pembaca bisa presentase bobot penelitian ini
Kabupaten beasiswa kepada mengetahui krteria pada menggunakan
Anambas siswa yang tepat tingkat tampilan admin. aplikasi Web.
untuk kesalahan yang
melanjutkan ke dilakukan
jenjang Strata. system.

5 SPK Untuk Fiqqi Fauzi Aziz mempermudah Dalam proses Penelitian ini hasil pengujian Penelitian ini
Menentukan (2013) pemerintah perhitungan mempunyai menggunakan menggunakan
PenerimaBeasiswa kabupatendalam pada tiga kriteria statistic biasa. kriteria atau
Keluarga Miskin memberikan penelitian ini atau veriabel Akan lebih baik variable tanpa
Pemerintah beasiswa ke nilai akurasi dimana setiap denganmengguna menggunakan
Kabupaten siswa yang tepat data didapat kriteria kan pengujian subsistem.
Lamongan dengan sebesar 85%. memiliki statistic Validitas
Dengan Metode menggunakan beberapa sub atau reliabilitas
SAW system. sistem. data.
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Definisi Sistem
Pengertian Sistem dapat di artikan sebagai sesuatu kumpulan atau himpunan dari
unsur, kompunen, atau veriabel yang terorganisir, saling berintraksi dan saling ketergantungan
satu sama lain, terpadu. Teori system secara umum yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth
Boulding terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk
sebuah system (Sutabri, 2005:2).
2.2.2 Karakteristik Sistem
System mempunyai karakteristik tertentu, dimana setiap karakteristik pada system
ini sangat penting untuk dipahami oleh pembuat system itu sendiri. Karakteristik system ada
enam, adalah sebagai berikut [6]riko:
1. Komponen (Component)
Komponen merupakan bagian dari sebuah system, masing-masing komponen akan saling
berintraksi satu sama lain sehingga system dapat berjalan dengan baik.
2. Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah keseluruhan system dan lingkungan yang ada diluar sebuah system.
3. Masukan (input)
Input system merupakan jenis sumber daya berupa data, energy, atau peralatan yang akan
dimasukkan kedalam system.
4. Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasil dari proses input yang dilakukan.
5. Batasan (Baundary)
Batasan pada system merupakan pembatas antara system yang dikembangkan dengan
system lainya, yang akan membuat system menjadi satu kesatuan yang utuh pada ruang lingkup
yang telah ditentukan.
6. Penghubung (Interface)
Media penghubung antara komponen atau subsistem yang terdapat pada system.
7. Penyimpanan (Storage)
Media yang digunakan untuk menyimpan data sementara atau tetap dari bahan
input atau informasi pada system.
2.3 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
2.3.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan system informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemenipulasian data. System ini dapat menjadi solusi
pada pengambian keputusan dalam situasi terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seherusnya dibuat [Kusrini,
2007:16].
2.3.2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan perancangan Sistem Pendukung Keputusan adalah :
1. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan atas masalah
semiterstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang di ambil
4. Kecepatan Komputasi, computer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya
yag rendah.
5. Peningkatan produktifitas.
6. Dukungan kualitas, computer bisa meningkatkan kualitas yang dibuat.
7. Berdaya saing. Managemnt dan pemberdayaan perusahaan.
8. Mengatasi keterbtasan kognitis dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Menurut (Simon 1997), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas
untuk memproses dan menyimpan informasi [Kusrini, 2007:17].
2.3.2 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik system pendukung keputusan menurut Kusrini [1] adaah sebagai
berikut:
1. System pendukung keputusan memberikan memberikan dukungan bagi pengambil
keputusan pada situasi semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan memadukan
pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.
2. Duungan unutuk semua level menejerial, dari eksekutif puncak sampai manajer
lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok
4. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan, yaitu Intelligence,
design, choice, dan implementation.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya yang berbeda-beda.
7. Adaptivitas sepanjang waktu.
8. Mudah untuk digunakan user.
9. Peningkatan efektivitas dari pengambilan keputuasan daripada efisiensi.
10. Kontrol penuh oleh pengambil terhadap semua langkah proses pengambilan
keputusan.
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri system sederhana.
12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis system pengambilan
keputusan.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber daya, format, dan tipe, mulai dari system
informasi sampai system berorientasi objek.
14. Dapat digunakan sebagai standlone oleh seorang pengambil keputusan pada satu
lokasi atau didistrinusikan di suatu organisasi secara keseluruhan.
2.3.4 Komponen Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Kusrini [1] Arsitektur dari system pendukung keputusan tardiri dari
empat subsistem, sebagai berikut :
1. Subsistem manajemen Data
Subsistem manajemen data adalah memasukkan satu basisdata yang yang
berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang
disebut system manajement basis data (DBMS / Data base manajemen system).
2. Subsistem manajemen Model
Subsistem manajement model adalah paket perangkat lunak yang
memasukan model keuangan, statistic, ilmu manajemn dan model kuantitatif lain
yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkar lunak yang tepat.
Perangkat lunak ini sering disebut System Manajemn Basis Model (MBMS).
Komponen tersebut dapat dikoneksikan ke penyimpanan kororat atau external
yang ada pada model.
3. Subsistem antarmuka Pengguna
Dalam subsistem ini pengguna dapat berkomuniasi dengan memerintahkan
system yang berjalan. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari
system. Para ahli mengemukakan bahwa beberapa kontribusi unik dari system
pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif anatara computer dengan
pembuat keputusan.
4. Subsistem manajemen berbasis Pengetahuan
Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung
sebagai suatu komponen yang independent dan bersifat operasional. Selain itu
dapat memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil
keputusan, subsistem ini bisa diinterkoneksikan dengan repository penegetahuan
perusahaan (bagian dari system manajemn pengetahuan).
Berdasarkan penjelasan diatas, system pendukung keputusan harus mencakup tiga
komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antermuka pengguna. Sedangkan subsistem
manajemnt berbasis pengetahuan sifatnya adalah Opsional, namun banyak memberi manfaat jika
digunakan.
2.3.5 Fase – fase Pendukung Keputusan
Langkah-langkah pemodelan dalam salam system pendukung keputusan[1]
adalah:
a) Fase Intelligence
Pada fase ini sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur,
pengumpulan data, identifikasi masalah, klasifikasi masalah, yang
disuimpulkan dengan terbentuknya pernyataan permasalahan yang terjadi.
b) Perancangan (Design)
Pada fase ini diformulasikan model perancangan yang akan digunakan
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya mencari
alternative model yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian
memprediksi keluaran dan menentukan variable-variabel model.
c) Pemilihan (Chice)
Setelah perancangan dan design model selesai maka pada tahap ini
akan dipikih model atau design termasuk solusi dari model tersebut. Kemudian
dilakukan analisis sensitivitas, dengan mengganti beberapa variable.
d) Implementasi atau Pembuatan
Seteleh mendapatkan model yang tepat, selanjutnya pada tahap ini adalah
mengimplementasikannya dalam system pendukung keputusan.

2.4 Metode Simple Adittive waighting (SAW)


2.4.1 Definisi Simple Adittive waighting (SAW)
Metode Simple Adittive waighting (SAW) atau metode penjumlahan terbobot adalah
konsep mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada semuat
atribut [4]. Metode Simple Adittive waighting (SAW) dapat direkomendasikan untuk
menyelesaikan masalah penyeleksian dalam pengambilan keputusan multi proses. Dimana
metode Simple Adittive waighting (SAW) dapat menyelesaikan pengambilan keputusan yang
memiliki banyak atribut, dengan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua rating alterntif yang ada. Formula untuk normalisai adalah
sebagai berikut (Nofrianstah, 2014[4]) :

{
x ij
, Jika j adalah atribut keuntungan
Max x ij
r ij
Min x ij
, jika j adalah atribut benefit
x ij

Keterangan :
Max xij = Nilai Terbesar dari setiap kriteria j.
Min x ij = Nilai terkecil dari setiap kriteria j.
x ij = Nilai Atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
Benefit = Jikan nilai terbesar adalah terbaik.
Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.
Nilai referensi untuk setiap alterative ¿ adalah sebagai berikut :
n
V i=∑ W j r ij
j=1

Keterangan :
Vi = Peringkat untuk setiap alternatif
Wj = Nilai bobot (dari setiap kriteria)
r ij = Nilai rating kinerja ternormailisai
Nilai V i lebih besar dimana mengindikasikan bahwa alternative Ai terpilih.
Keunggulan metode ini dibandingkan system dengan metode lain terletak pada
kemampuan melakukan pengolahan perhitungan secara lebih tepat karna didasarkan pada nilai
kriteria dan bobot tingkat kepentngan yang dibutuhkan. Dalam metode ini juga dapat menyeleksi
alternative terbaik dari jumlah alternative yang ada kemudian akan dilakukan peoses
perankingan dari nilai bobot kriteria yang telah ditentukan.

2.4.2 Tahapan Simple Adittive waighting (SAW)


Simple Adittive waighting (SAW) adalah metode penjumlahan terbobot. Konsep
dari metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternative disemua kriteria. Dimana metode SAW dilakukan dengan beberapa tahapan,
yaitu[1] :
1. Menentukan kriteria dan alternative
Data kriteria adalah data yang diperlukan dalam pengambilan keputusan
pemilihan mahasiswa penerima beasiswa
2. Memberikan bobot preferensi setiap kriteria
3. Membuat normalisasi matriks keputusan
4. Membuat hasil akhir nilai preferensi (perankingan).
2.5 Definisi Analisis Sistem
Analisis system adalah penguraian dari system informasi yang utuh kedapam
bagian-bagian komponenya dengan maksut untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalhan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikan dari system informasi yang telah dianalisis[10].
Proses analisis system dilakukan setelah tahap perancangan dan sebelum tahap
design system. Tahap analisis yang benar akan berpengaruh pada berjalannya system dan
tahapan lainnya.
2.5.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah suatu
metode penilaian terhadap hasil identifikasi situasi, untuk menentukan suatu kondisi
dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman. Analisis swot
merupakan bagian dari perancngan. Dalam proses perancangan suatu institusi
nmembutuhkan penilaian mengenai gambaran kondisi ke depan yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan (Alma, dan Prisca, 2009).
Metriks SWOT adalah alat untuk menyusun factor-faktor strategis organisasi yang dapat
mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman external yang dihadapi,
dengan menyesuaikan keuatan dan kelemahan yang dihadapi.
Analisis SWOT terdiri dari empat factor, yaitu:
1. Kekuatan (Strength)
Factor dimana situasi organisasi yang berupa kompetensi,kapabilitas, dan
sumberdaya yang dimiliki organisasi, yang dapat digunakan sebagai alternative
untuk menangani ancaman.
2. Kelemahan (Weakness)
Factor dimana situasi organisasi yang berupa kompetensi,kapabilitas, dan
sumberdaya yang dimiliki organisasi sulit digunakan untuk menangani
kesempatan atau ancaman
3. Peluang (Opportunity)
Factor dimana situasi external organisasi yang berpotensi
mengguntungkan. Organisai-organisasi yang berada dalam satu industry yang
sama secara umum akan merasa diuntungkan jika dihapkan pada kondisi external
tersebut.
4. Ancaman (Threat)
Factor dimana keadaan external yang berpotensi menimbulkan kesulitan.
Organisai-organisasi yang berada dalam satu industry yang sama secara umum
akan merasa dirugikan, dipersulit, dan terancam ketika dihadapkan pada kondisi
external tersebut.
(GAMBAR)
2.5.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahapan analisis kebutuhan system dimana tujuan dari analisis ini adalah
memahami keseluruhan kebutuhan dari system yang dirancang, atau menentukan bahwa
pengembangan system baru tidak membutuhkan penentuan kebutuhan system sehingga
dalam tahap SDLC (System Development life Cycle) ini sangatlah diperlukan. Kebutuhan
system bisa didefinisikan sebagai berikut : [11]
a. Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan system
b. Pernyataan tentang karakteristik yang harus dimiliki system

2.5.3 Tipe-tipe Kebutuhan sistem


Kebutuhan fungsional dalam menentukan keseluruhan kebutuhan yang berkaitan
dengan system dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan Fungsional adalah Jenis kebutuhan yang berisi keseluruhan
proses yang bisa dilakukan oleh system atau bagaimana berjalannya sebuah
system yang dirancang dalam menghasilkan tujuan yang diharapkan.
2. Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan Non Fungsional adalah kebutuhan yang berisi properti yang
dimiliki system meliputi :
a. Analisis perangkat keras
Menjelaskan software apa saja yang digunakan dalam pembuatan atau
implementasi pada sisyem.
b. Analisis perangkat lunak
Menjelaskan perangkat hardware apa saja yang digunakan dalam
pembuatan system.
2.6 Konsep pemodelan Proses Sistem
2.6.1 Flowchart
Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur
dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam prosedur penyelesaian masalah flowchart
menggunakan urutan-urutan logika, sehingga jalannya program yang rumit dan panjang
akan terstruktur dan dapat dipahami oleh orang yang membacanya. [12]
Symbol flowchart system menurut Heri Sismoro (2005) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Simbol Flowchart Sistem

Simbol Keterangan
Simbol Harddisk Menjelaskan input dan
output suatu proses

Simbol Proses, menjelaskan proses


perhitungan atau pengolahan data

Symbol keyboard, Menunjukkan input


dengan media keyboard atau papan ketik.

Simbol document, menunjukkan input atau


output dengan document manual

Simbol anak panah, menjelaskan arah aliran


program

2.6.2 Data flow diagram


DFD adalah diagram arus data yang dibuat untuk menggambarkan alur dan proses
data yang terdapat pada system. DFD menjelaskan bagaimana alur data ketika disimpan,
pemrosesan data, interaksi data dan hasil atau Output yang dihasilkan [20]lembar.
Ada empat elemen terdapat pada DFD, yaitu [5]foto:
1. Proses.
Tindakan yang akan dilakukan ketika ada data yang masuk.
2. Data Flow (alur data)
Data tunggal atau kumpulan logis suatu data yang mengalir dari terminator
ke proses atau dari proses ke proses lainya
3. Data Store (Penyimpanan)
Kumpulan data yang mengalir kemudian akan disimpan kedalam data
Store berupa data manual atau digital.
4. External Entity
Entitas yang ada diluar system namun sangat berpengaruh terhadap
berjalanya system. Seprti (Orang, Organisasi atau system yang diluar
system namun berintraksi dengan system.
DFD memiliki beberapa elemen yang digunakan dalam
penyusunan nya, pada table dibawah ini adalah elemen-elemen DFD dari
Gande and Sarson dan De Marco and jourdan[6] dimana ada 6 elemen
DFD adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Simbol – Simbol DFD

Simbol DFD Simbol DFD Keterangan


Gande and Sarson De Marco and jourdan

Entitas External
Dapat berupa orang,organisasi
atau unit lain dari luar yang
memilik keterkaitan dengan
system. Memiliki nama dan
deskripsi

Prosses
Unit yang melakukan
transformasi data, setiap
proses memiliki nomer, nama,
atau deskripsi proses

Data Flow
Berfungsi sebagai aliran data
dengan symbol arah panah ke
sumber tujuan
Data Store
Penyimpanan data pada
system

2.6.3. Diagram Konteks


Diagram konteks merupakan bagian dari proses DFD yang pertama dilakukan.
Menunjukkan semua proses bisnis dalam satu proses tunggal (Proses 0). Diagram
konteks menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi atau memberikan
informasi ke system (Al fatta. 2007).
Diagram konteks berisi gambaran secara umum garis besar system yang akan
dikembangkan. Dalam diagram konteks memiliki tiga symbol yang bisa digunakan dalam
proses perancangan, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Simbol Diagram Konteks

Simbol Keterangan

Elemen – elemen yang ada diluar system,


Terminator
akan tetapi sangat berpengaruh terhadap
berjalannya system, (orang/institusi)

Berisi proses atau fungsi utama dari system


yang akan dikembangkan
Proses

Data Flow Menjelaskan data atau informasi yang


mengalir dari suatu proses ke proses atau dari
proses ke terminator.

2.7. Konsep Pemodelan Data


Menuturut Hnaif al fatta proses model menggambarkan keseluruhan proses bisnis
yang akan dilakukan oleh system informasi yang akan dibangun. Proses model
menjelaskan semua data yang terdapat dalam proses tersebut. Proses model tidak
menggambarkan bagaimana data diorganisir dan dikelompokkan, dan tidak
menggambarkan hubungan logis antara kelompok dan data.
2.8 Data Model
Data model adalah cara menggembarkan data yan digunakan dan diciptakan
dalam suatu system bisnis. Data model menunjukan orang, tempat, atau benda dimana data
akan diambil dan dan dihubungkan antara data tersebut. Data Modeling terbagi menjadi
dua menurut hanif al fatta (2017) yaitu :
1. Logical Data model
Menunujkan penggaturan data tanpa mengindikasikan bagaimana data
tersebut disimpan dibuat dan dimanipulasi
2. Physical Data model
Menenunjukan bagaimana data sebenarnya akan disimpan dalam database
atau file.
Penyusunan data model harus seimbang dengan model proses, dimana salah satu cara
pemodelan data adalah dengan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram)
2.9 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model teknik pendekatan yan
menytakan atau menggambarkan hubungan suatu model. Prioritas dari ERD adalah
menunjukan objek data (Entity) dan hubungan (Relationship), yang ada pada Entity
berikutnya.
Menurut Simartmata (2010:67), “Entity Relationship Diagram (ERD) adalah alat
pemodelan data utama dan akan membantu mengorganisasi data dalam suatu proyek
kedalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas”. Proses analisis
menghasilkan struktur basis data dapat disimpan dan diambil secara efisien.
Symbol-simbol dalam ERD adalah sebagai berikut :

Simbol Keterangan
Entitas : Suatu element yang nyata atau
abstrak yang berfungsi menyimpan data
seperti Entitas Orang, Tempat atau benda.

Relation: Menunjukan hubungan antar dua


entitas dideskripsikan dengan kata kerja yang
memiliki modelitas (null/not null).

Atribut: Property dari entitas, digunakan


minilmal satu kali proses bisnis yang
didetailkan.

Link: Garis penghubung atribut dengan


kumpulan entitas atau entitas degan relasi.

2.10 Konsep Basis Data


Basis data adalah sekumpulan data yang saling berelasi. Data dapat berupa orang,
objek, dan lain-lain. Data dapat dinilai dengan (angka, karakter, dan symbol) [13].
Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, akan
tetapi ditangani perangkat lunak (system) yaitu DBMS (Database Management system)
yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, dan diubah (Fathansyah
2012:15).
Dalam mencapai tujuan suatu basis data bisa dikatakan baik adalah sebagai
berikut :
1. Tidak ada redudansi dan inkonsistensi data
2. Kesulitan pengaksesan data
3. Multiple Data
Manfaat atau kelebihan dalam penggunaan basis data menurut Kusrini [13] adalah :
1. Kecepatan dan Kemudahan
2. Kebersamaan Pemakai
3. Pemusatan Kontrol data
4. efisiensi ruang penyimpanan
5. Akurasi Data
6. Ketersediaan
7. Kelengkapan
8. Keamanan
9. Kemudahan dalam perancangan system bary
10. Pemakaian secara langsung
11. Kebebasan data
12. User View

2.11. Konsep Implementasi system


Implementasi system adalah tahap dimana system telah dioperasikan oleh user.
Sebelum dioperasikan sesuai dengan perancanaan system, system harus melalui tahap
pengujian atau testing dengan tujuan melihat apakah ada kendala atau permasalahan yang
muncul pada system secara final sebelum dioperasikan user (Fatta 2007).
2.11.1 Definisi pengujian system
Pengujian system adalah proses mengeksekusi atau menjalankan keseluruhan
komponen pada system yang telah di rancang untuk mengetahui apakah system tersebut
sesuai dengan sepesifikasi dan dapat berjalan sesuai dengan lingkungan yang diharapkan
[7].
2.11.2 Metode Pengujian Unit
Proses pengujian unit adalah proses yang terdapat pada pengujian system dimana
setiap komponen yang terdapat pada system akan dijalankan dan diamati secara detail,
mulai dari fungsi setiap komponen, sampai kode-kode pada program pada system. Untuk
melakukan pengujian Unit, ada dua metode yang akan digunakan yaitu [7]:
1. Black Tox Testing
Pada proses Black Tox Testing pengujian system dengan cara menjalankan setiap
unit atau modul pada system, kemudian melakukan pengamatan pada setiap hasil dari
proses yang dijalankan. Dapat diambil kesimpulan pada tahap ini lebih ditekankan pada
pemenuhan kebutuhan (Requirement) yang terdapat pada spesifikasi.
2. White Box Testing
Proses White Box Testing lebih ditekankan pada proses pengujian infrastruktur
pada system meliputi kode-kode program, variable, dan parameter yang terlibat pada
setiap unit.
Pengujian akan dilakukan dengan melihat modul, apabila dari hasil modul tidakn sesuai
dengan proses bisnis maka dari kode-kode program,parameter, dan variable akan
diperbaiki untuk hasil yang telah direncanakan.
Confusion MAtrix
BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam perancangan dan pembuatan sistem ini adalah
sebagai berikut.
3.1 Analisis Sistem
3.1.1. Analisis SWOT
3.1.2. Analiaia Kebutuhan Sistem
3.1.3. Studi Kelayakan Sistem
3.1.3.1. Studi kelayakan Teknologi
3.1.3.2. Studi Kelayakan Operasional
3.2.3.3. Studi Kelayakan Ekonomi
3.1.4. Analisis Data
3.1.4.1. Variabel Input
3.1.4.2. Variabel Output
3.2 Analisis Model
3.3. Perancangan Sistem
3.3.1 Pemodelan Sistem (DFD)
3.3.2 Pemodelan Data
1. ERD/Use case diagram
2. Relasi Tabel
3. Struktur Tabel
3.3.3 Perancangan Antarmuka
1. Halaman Login
3.2. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model penelitian analisis tindakan” yang berbentuk spiral
dari siklus satu ke siklus yang lainya. Diamana ada empat tahapan analisis yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Melaksanakan Tindakan (Acting)
3. Melaksakan Pengamatan (Observing)
4. Refleksi (reflecting)
3.2.1. Analisis penelitian tindakan
1. Perencanaan (planning)
Sebelum melakukan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan
manfaat serta membuat rencana tindakan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian dan perangkat pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti melakukan langah-langkah
sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
2. Analisis kebutuhan system
3. Mengumpulkan data
4. Menentukan variable input
5. Menentukan variable output
6. Menentukan bobot setiap variable
7. Menentukan himpunan dan nilai keangotaan
8. Menentukan rule base reasoning
9. Mendesign DFD
10. Mendesign ERD
11. Mendesign Interface
12. Implementasi
13. pengujian setiap bagian
14. Mengamati hasil data dari pengujian
15 Membandingkan data uji
16. Implementasi keseluruhan sistem
2. Melaksanakan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan rancangan design system kedalam
Bahasa pemrograman dan database. Dengan dua tahap tindakan yaitu penerapan dan pengujian
setiap sub bagian system.

3. Melaksakan Pengamatan (Observing)


Pada tahap pengamatan peneliti akan mengamati jalan kerja system pada masing
– masing bagian, dengan tujuan system yang dibuat akan berjalan sesuai dengan design
rancangan yang telah dibuat sebelumnya.
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti mencatat dan mereview dari awal tahap analisis system
sampai penerapan system yang akan di uji oleh user. Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui
semua tahapan proses pembuatan system sehingga peneliti mengetahui kelemahan atau
kekurangan di setiap tahapan. ( DESIGN TAHAPAN)
3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan system adalah bagaimana memahami kebutuhan dari system yang
akan dibangun. Sehingga dalam proses perancangan system benar – benar dapat berjalan sesuai
rancangan. Ada dua bagian dalam menentukan kebutuhan system yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non fungsional.
1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsianal adalah kebutuhan yang berisi proses-proses yang bisa
dilakukan oleh system yang dikembangkan. Fungsi – fungsi yang bisa dijalankan pada system
pendukung keputusan ini adala sebagai berikut :
1. System dapat menginputkan data mahasiswa pendaftar beasiswa
2. System dapat mengolah data mahasiswa pendafatar beasiswa
3. System dapat menampilkan, merubah dan menghapus bobot setiap kriteria
4. System dapat menampilkan laporan hasil perankingan calon penerima beasiswa.

2. Kebutuhan Non Fungsional


Kebutuhan non fumgsional adalah kebutuhan yang menitikberatkan pada property
prilaku yang dimiliki oleh system. Pada tahap ini kebutuhan non fungsional dalam system
pendukung keputusan ini adalah :
1. Analisis Perangkat Keras
 Laptop ASUS A455L
 Processor : Intel® Core i3-5005U CPU @ 2.00Ghz
 RAM : 4Gb
 Hard disk : 500 Gb
 Graphic : NVIDIA GeForce 930M
2. Analisis Perangkat Lunak
a. Perangkat Lunak yang digunakan
 Sistem Operasi Windows 10 Pro 64-bit
 Google chrome
 Sublime text
 XAMPP
 Bahasa pemrograman HTML,CSS,PHP,Java Script
 MySQL
3.2.3 Analisis Data
1. Variabel Input
Variabel dalam penelitian menentukan penerima beasiswa bidikmisi ini ada tiga yaitu :
1. Penghasilan orang tua
2. Tanggungan orang tua
3. Nilai
2. Variabel Output
Variabel output system pendukung keputusan penerima beasiswa bidikmisi adalah
kelayakan mahasiswa yang layak mendapat beasiswa dari kriteria-kriteria yang telah ditentukan

3. Penentuan Bobot masing-masing Variabel


Untuk menentukan nilai bobot peneliti berpedoman pada hasil interview dan data
yang bersumber dari pihak STAINU Temanggug dengan ketentuan sebagai brikut :
1. Penghasilan orang tua [0,4]
2. Nilai [0,3]
3. Tanggungan orang tua [20]
4. Semester [20]
4. Penentuan himpunan dan nilai keangotaan

5. menentukan rule base reasoning

3.3 Metode Perancangan


Sebelum mengadakan penelitian peneliti membuat analisa kebutuhan untuk dapat
menyusun rancangan penelitian yang tepat bagi objek penelitian. Untuk perancangan system
pendukung keputusan ini peneliti akan mengunakan perancangan basis data dengan (ERD)
Entity Relationship Diagram dan (DFD) Data Flow Diagram untuk perancangan alur data pada
system.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Muda yang Diajukan
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan
1 Gaji dan Upah Rp 4.416.000,00
2 Bahan habis pakai dan Peralatan Rp 9.321.000,00
3 Perjalanan Rp 160.000,00
4 Lain-lain (publikasi, seminar, laporan) Rp 1.480.000,00
Jumlah Rp 15.337.000,00

Tabel 2. Justifikasi (Rincian) Anggaran  jika diperlukan

1. Honor
Honor per
H Waktu Tahun
H Ming
onor/ Th 2014
onor gu
Ketua Jam(Rp)
15.000,00 6 32 Rp 2.880.000,00
Anggota 1 8.000,00 6 32 Rp 1.536.000,00

SUB TOTAL (Rp) 4.416.000,00

Harga Peralatan
Justifik H
Materia Kuantitas
asi arga Th 2014
l
Motherboard Hardware 1 Rp.1.530.000,00 Rp. 1.530.000,00
Intel LGA1155
Processor Intel Hardware 1 Rp.2.763.000,00 Rp. 2.763.000,00
Core i5 3570
RAM Visipro 4 Hardware 2 Rp. 950.000,00 Rp. 950.000,00
GB DDR 3 PC-10600
Harddisk 500 Hardware 1 Rp. 752.000,00 Rp. 752.000,00
GB Seagate
Power Supply Hardware 1 Rp. 700.000,00 Rp. 700.000,00
500W ENP500AGT
Casing ELITE Hardware 1 Rp. 686.400,00 Rp. 686.400,00
431 RC-431P-KWN2
Kartu Jaringan Hardware 2 Rp. 140.000,00 Rp 280.000,00

Switch Hardware 1 Rp.1.500.000,00 Rp 1.500.000,00


SUB TOTAL (Rp) 9.161.000,00

Justifikasi H Biaya per


Material Kuantitas arga Tahun (Rp)
Th 2014
Kertas A4 Untuk penyusunan 2 Rp. 40.000,00 Rp. 80.000,00
Laporan
Tinta Printer Untuk penyusunan 1 Rp. 80.000,00 Rp. 80.000,00
Laporan
SUB TOTAL (Rp) 160.000,00

Justi H Biaya per


Material fikasi Kua arga Tahun (Rp)
ntitas Th 2014
Perjalanan ke Objek Pengambilan 10 Rp. 10.000,00 Rp. 100.000,00
instansi sampling data
teknis
Perjalanan ke Objek Survey 3 Rp. 10.000,00 Rp. 30.000,00
instansi
Perjalanan ke Objek Pengujian hasil 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
instansi
Perjalanan ke Objek Pengambilan data 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
instansi hasil Pengujian
SUB TOTAL (Rp) 160.000,00

H Biaya per
Kegiatan Justifi Kuan arga Tahun (Rp)
Th 2014
Laporan kasi Penyusun titas 4 Rp 40.000,00 Rp. 160.000,00
an Laporan
Publikasi Dokumen 1 Rp. 370.000,00 Rp. 370.000,00
Publikasi
Seminar Seminar 1 Rp. 950.000,00 Rp. 950.000,00
Nasional
SUB TOTAL (Rp) 1.480.000,00

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN Th 2014


(Rp) 15.337.000,00

15.337.000,00
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH
4.2 Jadwal Kegiatan
Berikut ini adalah jadwal kegiatan berdasarkan alur yang sudah digambarkan sebelumnya.
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
Tahun 2013 Tahun 2014
N Jenis Kegiatan 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
o APERSIAPAN 0 1 2 0 1 2

1 Pengajuan Proposal
BPELAKSANAAN
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
4 Pengolahan data
5 Implementasi
6 Penyusunan draf laporan

CPENGENDALIAN
Monitoring
Evaluasi
1 Monitoring
2 Evaluasi
Evaluasi
3 Perbaikkan
4 Penulisan Laporan
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ginting, J. 2009, Analisis Kestabilan Sistem Kendali Jaringan Terhadap Tundaan. Skripsi
Universitas Diponegoro. Semarang.
[2] Kunang Yesi Novaria. 2009, Laboratorium Komputer Virtual Berbasis Linux. Journal Universitas
Binadarma.
[3] Muhammad, I. 2010, Implementasi Virtual Private Network (VPN) Remote Access Dengan Linux
OPENSWAN, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

[4] Nurjaman, Y. Damiri, DJ. Susanto, A. 2012. Pengembangan Sistem Remote Access
Jaringan Berbasis Client Server. - Jurnal Algoritma, STT Garut. Garut
[5] Sopian, P. 2010, Perancangan dan Implementasi Jaringan Komputer WAN Dengan VPN
Menggunakan Point To Point Tunneling Protocol Serta Pengujian SSH Secure Pada PT.
Kiyokuni Indonesia Bekasi. Journal Universitas Mercu Buana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai