Proposal BHD
Proposal BHD
IN HOUSE TRAINING
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung dan pembuluh darah sampai saat ini masih merupakan
jantung dan pembuluh darah yang paling sering diketahui dan bersifat fatal adalah
bantuan hidup dasar. Berdasarkan penelitian, bantuan hidup jantung dasar akan
memberikan hasil yang paling baik jika dilakukan dalam waktu 5 menit, maka untuk
bantuan hidup dasar bergantung terhadap pelatihan umum bantuan hidup dasar
penyakit yang mengancam jiwa sampai pasien tersebut mendapat pelayanan kesehatan
secara paripurna. Tindakan bantuan hidup jantung dasar umumnya dilakukan oleh
bantuan hidup jantung dasar secara garis besar dikondisikan untuk keadaan
dilingkungan sekitar rumah sakit sebelum mendapat perawatan lebih lanjut, sehingga
tindakan bantuan hidup jantung dasar dapat dilakukan di luar maupun sekitar
Tindakan bantuan hidup jantung dasar bukan merupakan satu jenis keterampilan
dalam memberikan tindakan awal bantuan hidup jantung dasar, membuat para ahli
bantuan hidup jantung dasar yang efektif serta melatih sebanyak mungkin orang awam
jantung hidup dasar, sebenarnya sudah sering didengar oleh masyarakat awam.
pelatihan program bantuan jantung hidup dasar, diharapkan mencakup faktor resiko
penyakit jantung koroner, pencegahan primer serta mengetahui atau mengenali tanda-
memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kebutuhan klien. Begitu
pula dengan RS MITRA SEHAT MANDIRI sebagai satu-satunya rumah sakit umum
memiliki visi yaitu : “Terwujudnya pelayanan prima RSUD Sumeda ng yang Efektif,
Maju, Agamis, dan Sejahtera (EMAS) tahun 2018 , dengan misinya adalah
bantuan hidup dasar pada setiap komponen masyarakat awam yang berada
bantuan,
baik dari kaum awam ataupun dari paramedik, sudah pasti diperlukan bantuan hidup
dan safety mendapatkan hasil yang baik dengan menggunakan metode yang standar.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Terselenggaranya pelatihan bantuan jantung hidup dasar pada orang awam yang
C. MANFAAT
satu sistem yang digunakan untuk pengenalan tanda-tanda serangan jantung dan
kegawatdaruratan jantung.
BAB II
penderita menjadi stabil, sesegera mungkin ditransfer ke rumah sakit dengan fasilitas
jiwa, seperti obstruksi benda asing, tenggelam, tersengat listrik, trauma dan hipotermia.
care), walau kita sudah mengetahui bahwa transportasi merupakan faktor yang penting
utama, yaitu komponen bantuan hidup jantung dasar serta komponen bantuan hidup
Bantuan jantung hidup dasar umumnya tidak menggunakan obat-obatan dan dapat
perbaikan dibandingkan dengan yang sebelumnya. Dalam bantuan hidup dasar ini,
2. Perintah “look, listen and feel” dihilingkan dari lagoritma bantuan hidup dasar
Komponen yang harus dikuasai sebelum melakukan bantuan hidup jantung dasar
pernafasan yang baik serta pemberian ventilasi bantuan yang baik dan benar,
dilanjutkan dengan teknik kompresi dada yang baik serta frekuensi yang adekuat, serta
pengetahuan serta tekhnik yang telah disebutkan diatas, para penolong pertama yang
juga harus menguasai teknik mengeluarkan obstruksi jalan nafas karena sumbatan benda
asing.
Apabila kita dapat melakukan bantuan hidup jantung dasar dengan baik dan tepat,
2. Fungsi jantung paru dapat diperbaiki dengan menggunakan AED dan kompresi
3. Otak dapat dijaga dengan baik karena suplai darah ke otak dapat terpelihara
Dalam pelatihan ini, akan diajarkan bantuan hidup dasar menggunakan rekomendasi
yang dikeluarkan oleh American Heart Association tahun 2010 yang dikenal dengan
1. Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat segera
(early access)
5. Penanganan pasca henti jantung yang terintegrasi ( Integrated post cardiac arrest
care)
penderita yang mengalami fibrilasi ventrikel yang disaksikan diluar rumah sakit untuk
pelayanan gawat darurat segera pasien tidak sadarkan diri baik diluar maupun di dalam
hiudp yang saling terkait satu dengan lainnya secara benar. Bila salah satu komponen
darurat segera
berikut ;
jantung dan atau henti nafas. Kompresi dada sendiri dilakukan dengan melakukan
tekanan dengan kekuatan penuh serta berirama di setengah bagian bawah dari
tulang dada. Tekanan ini dilakukan untuk mengalirkan darah serta menghantarkan
cara memberikan nafas dalam waktu satu detik serta mencukupi volume tidal
Untuk kasus trauma, tenggelam dan overdosis pada dewasa atau anak,
pada penderita. Alat Automated external defibrilator (AED) jika digunakan oleh
orang yang terlatih dapat memperbaiki angka kelangsungan hidup di luar rumah
sakit. Waktu antara penderita kolaps dan dilaksanakan merupakan saat kritis.
penggunaan defibrilator.
dan stabilisasi penderita untuk dirujuk kerumah sakit. ACLS memiliki 3 tujuan
pedoman RJP yang dikeluarkan oleh AHA tahun 2010 mulai memperkenalkan
organ tubuh yang sangat membutuhkan oksigen seperti sel saraf, jantung, paru serta
menyediakan suplai oksigen kepada tubuh yang diangkut dengan menggunakan sel-sel
jantung. Henti jantung serta henti nafas akan menyebabkan aliran oksigen ke otak
terputus.
Survei bantuan hidup dasar berkembang seiring dengan kemajuan ilmu ilmu dan
pelaksanaan RJP dengan memompa secara cepat dan kuat sesegera baik oleh
seorang penolong atau lebih dan dilanjutkan dengan pemberian bantuan nafas dasar dan
defibrilasi segera.
Tujuan survei bantuan hidup dasar adalah berusaha memberikan bantuan sirkulasi
sistematik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai
didapatkan kembali sirkulasi sistematik secara spontan atau telah tiba bantuan dengan
peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung
lanjutan. Pelaksanaan survei bantuan hidup dasar sesegera dan seefektif mungkin
Survei bantuan ihdup dasar primer dilakukan baik untuk penderita yang mengalami
henti jantung mendadak atau tidak sadarkan diri yang kita saksikan atau datang
kerumah sakit sudah tidak sadarkan diri. Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah
pundak atau sambil menggoyangkan badan pasien yang bertujuan untuk mengetahui
penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri, maka kita meminta bantuan orang lain
untuk menghubungi ambulans atau sistem gawat darurat atau rumah sakit terdekat
untuk meminta pertolongan bantuan datang dengan tambahan tenaga serta peralatan
medis yang lebih lengkap (call for help). Jikalau saat melakukan pertolongan kita
pertolongan awal
kompresi dada dengan cepat dan kuat dengan frekuensi 30 kali dan diselingi dengan
pemberian nafas bantuan 2 kai dalam satu detik setiap nafas bantuan
Sistematika survei bantuan hidup dasar primer saat ini sekarang lebih dipermudah,
bantuan hidup dasar pertama secara baik. Urutan sistematis yang digunakan saat ini
adalah C-A-B. Perlu kita ingat, sebelum kita melakukan bantuan hidup dasar, kita
harus memastikan bahwa langkah yang kita kerjakan adalah langkah yang tepat dengan
sirkulasi, pernafasan, perlu tidaknya defibrilasi), kita harus menganalisis secara cepat
dan tepat sebelum melakukan tindakan yang diperlukan. Setiap langkah yang akan
hanya diambil dalam hitungan detik oleh penolong yang mungkin tidak mengenal
penderita yang mengalami henti jantung atau tidak mengerti ada permintaan lebih
memahami hak penderita serta beberapa keadaan yang mengakibatkan RJP tidak perlu
dilaksanakan, seperti :
a. Ada permintaan dari pasien atau keluarga inti yang berhak secara sah dan
b. Henti jantung terjadi pada penyakit dengan stadium akhir yang telah mendapat
c. Pada neonatus atau bayi dengan kelainan yang memiliki angka mortalitas dini
a. Tanda-tanda klinis kematian yang irreversible seperti kaku mayat, lebam mayat
c. Penderita dengan trauma yang tidak bisa diselamatkan seperti hangus terbakar
3. Kapan menghentikan RJP
Ada beberapa alasan kuat bagi penolong untuk menghentikan RJP antara lain
a. Penolong sudah melakukan bantuan hidup dasar dan lanjut secara optimal,
Tahapan pelaksanaan survei primer bantuan hidup dasar yang terbaru makin
bahwa baik penolong awan maupun tenaga kesehatan kadang kala mengalami
kesulitan dalam melakukan pengecekan pulsasi arteri karotis. Kadang kala tenaga
atau penderita yang tidak berespon dan tidak bernafas atau bernafas tidak
normal.
b. Penillain pulsasi sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 10 detik, jika dalam
Kompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama
pada setengah bawah dinding sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah
menit)
b. Untuk dewasa, berikan kompresi dengan kedalaman minimal 2 inchi (5 cm)
dinding anterior posterior dada atau bayi 4 cm (1,5 inchi) dan pada anak
sekitar 5 cm (2 inchi)
kompresi
H.
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN
Sasaran Kegiatan
kasus kegawatdaruratan.
3.3 Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Menyesuaikan
3.4 Pembicara
menyelenggarakan.
Terlampir
BAB IV
PENUTUP
yang akan dilaksanakan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan ini. Segala
bentuk bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak bukan hanya sebatas penantian dan
Tercapainya harapan kami tidak terlepas dari ketulusan niat dan usaha serta yang
utama adalah doa atas keridhoan Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing dan
pengusul mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja sama semua pihak dalam
rencana menyukseskan kegiatan ini. Akhir kata, kami memohon maaf atas segala
House Training ini.
Hormat kami,
Pemohon
NIP
Lampiran 1
Berikut adalah rincian untuk pengadaan keperluan yang berhubungan dengan kegiatan In
House Training . Keperluan tersebut disediakan oleh pihak panitia (bisa disesuaikan
1. Pengadaan modul pelatihan Bantuan Hidup Dasar photo copy. Jumlah modul
2. ATK untuk kegiatan In House Training BHD dengan jumlah disesuaikan dengan