Kelompok 1 PPT Amdal Final
Kelompok 1 PPT Amdal Final
Kelompok 1
KELOMPOK 1
Hilda Ainur Rahma (191910601014)
Nadhifah Salsabil (191910601026)
Fauziah Rachma D (191910601032)
Ivana Puspita Dewi (191910601022)
Alfina Damayanti (191910601060)
Duta Mulya Arista (181910601032)
PEMRAKARSA
Ivana Puspita Dewi, S,Pwk. Perencanaan Wilayah dan Kota Sertifikat ATPA
LHIK 624.00206.2019
Sebelah Utara, Barat, dan Timur Apartemen Student Castle berbatasan dengan
persawahan sedangkan sebelah Selatan berbatasan dengan jalan kecil yang merupakan
jalan akses masuk dan keluar apartemen.
Gambar Lokasi Pembangunan Apartemen Student Castle
sumber: Google Earth
Gambar Lokasi Pembangunan Apartemen Student Castle
sumber: Google Maps
Deskripsi Rencana Pembangunan
Pembangunan fisik Apartemen Student Castle mulai dilakukan berupa
groundbreaking dan penyerahan serah terima Apartemen oleh pihak
kontraktor kepada PT. JAM. Rincian kegiatan yaitu meliputi berikut ini:
C. Tahap Operasi
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Demobilisasi peralatan
1. Perizinan
2. Demobilisasi tenaga kerja konstruksi
2. Sosialisasi proyek
3. Penerimaan tenaga kerja
B. Tahap Konstruksi
4. Pengoperasian apartemen
1. Pembersihan dan penyiapan lahan
2. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek
3. Pekerjaan struktur bawah berupa galian pondasi dan tiang pancang
4. Pekerjaan struktur atas dengan tower crane
5. Pengerasan lahan dan saluran drainase
6. Pembuatan sumber air sumur bor
Penapisan berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021
Berdasarkan tingkat resiko Apartement Student Castle yang tergolong tinggi, maka skala
penanganan sesuai kewenangan menteri
Lampiran II Permen LHK No. 4 Tahun 2021
No. Jenis Usaha Skala/ Skala Skala/ Alasan Ilmiah Amdal Kategori
KBLI dan/atau Besaran Besaran Besaran Amdal
Kegiatan Amdal UKL-UPL SPPL
Link kuisioner:
bit.ly/KuisionerStudentCastle
Pengumuman Konsultasi Publik
SUSUNAN PANITIA
MUSPIKA:
Kepala Camat Depok : Bapak Syaifudin Haris
Kepala Desa Caturtunggal : Bapak Yoga Tri Riyantono
BPD Desa Caturtunggal : Syifannia Annesta, S.Pd
Dinas Kesehatan Depok : Dr. Aditya Wiratama M.kes
Kapolsek Depok : Irjen Pol Zinedin Zidan
Danramil Depok : Kolonel Galih Adjie Surya
MASYARAKAT:
Dhita Yusnia (Ketua RT. 09)
Barajati (Ketua RT.10)
Santi dwi M. (Ketua RW 03)
Rumaisya Syifa (Perwakilan warga rt 09)
Oktavia Dyah (Perwakilan warga rt 10)
Susunan Acara
Konsultasi Publik Pembangunan Apartemen Student Castle
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Perwakilan Masyarakat
Masyarakat yang terlibat yaitu masyarakat yang terkena dampak adanya
Pembangunan Apartemen Student Castle. Masyarakat yang ditunjuk sebagai
perwakilan warga adalah:
Batas Administrasi:
Sebelah Utara, Barat, dan Timur Apartement Student Castle
berbatasan dengan persawahan sedangkan sebelah Selatan
berbatasan dengan jalan kecil yang menghubungkan jalan
Selokan Mataram dan jalan Kledokan.
Bagian depan Apartement Student Castle menghadap arah
Timur yang terdapat jalan kecil yang menghubungkan jalan
Kledokan dan Selokan Mataram, jalan ini merupakan jalan
akses masuk dan keluar arpartemen.
Penggunaan Lahan
Wilayah yang paling padat oleh bangunan yaitu Desa Caturtunggal seluas 798,92 ha.
Luas lahan pertanian di Desa Caturtunggal sangat sempit sementara itu peruntukan lahan
untuk bangunan sangat besar dari waktu ke waktu. Penyempitan lahan pertanian yang terjadi
di Desa Caturtunggal dikarenakan wilayah tersebut merupakan daerah pinggiran kota yang
terkena dampak perkembangan kota paling besar sehingga pembangunan pada wilayah ini
juga semakin cepat.
Pembangunan tersebut dapat berupa pembangunan rumah, sekolah, pertokoan, jalan
dan fasilitas-fasilitas lainnya. Dari pembangunan tersebut yang paling besar adalah
pembangunan rumah/ permukiman. Akibat semakin banyaknya pembangunan rumah maka
menyebabkan semakin padatnya permukiman.
Komponen Fisik-Kimia
1. Iklim
Curah hujan rata-rata bulanan antara 50-300 mm. Musim hujan dimulai bulan
November/Desember dan berakhir pada bulan April. Suhu minimum rata-rata
diwakili oleh stasiun iklim Plunyon dengan suhu 16,6o C, suhu maksimum rata-rata
26,7o C sedangkan rerata tahunan pada suhu 20,9o C. Suhu rata-rata terendah
dijumpai pada bulan Juli dan suhu tertinggi dijumpai pada bulan Februari.
Kecepatan angin rata-rata tahunan 35 km/hari (tergolong rendah), kecepatan angin
terbesar dijumpai pada bulan Desember dan terkecil pada bulan Maret.
2. Air tanah
Daerah sebelah utara Yogyakarta secara fisik menunjukkan perkembangan yang
cepat dengan didirikannya bangunan-bangunan yang relatif kedap air seperti
kampus perguruan tinggi, komplek perumahan, hotel bahkan fasilitas olahraga
(lapangan golf). Hal ini menyebabkan fungsi daerah tersebut sebagai kawasan
resapan air akan berkurang dan akan mengurangi cadangan air tanah bagi daerah di
bagian hilir.
Komponen Fisik-Kimia
Di wilayah Sleman banyak dijumpai mata air, keberadaan mata air kurang lebih 4 jalur mata air
(spring belt), yaitu :
a. Jalur mata air Bebeng
b. Jalur mata air Sleman-Cangkringan
c. Jalur mata air Ngaglik
d. Jalur mata air Yogyakarta.
Mata air ini telah banyak dimanfaatkan untuk sumber air minum maupun irigasi. Menurut
informasi penduduk setempat, mata air yang terletak pada bagian selatan (jalur Ngaglik dan
Yogyakarta) sudah banyak berkurang debitnya.
3. Hujan
Agihan curah hujan di daerah Kabupaten Sleman mempunyai curah hujan lebih dari 2500
mm/tahun sampai <3000 mm/tahun. Atas dasar garis kontur (ketinggian) dapat diketahui
bahwa :
a. Agihan curah hujan dipengaruhi oleh aspek arah lereng
b. Agihan curah hujan dipengaruhi oleh ketinggian tempat, semakin tinggi elevasi suatu
tempat, curah hujannya semakin besar
Daerah unit Gunungapi Merapi memiliki curah hujan yang tinggi, sehingga daerah ini memiliki
sumber air yang cukup baik. Air hujan merupakan masukan air yang menjadi airtanah maupun
air sungai/air permukaan.
Komponen Fisik-Kimia
4. Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Sleman terbagi menjadi litosol, regusol, grumosol, dan mediteran.
Sebagian besar di wilayah Sleman didominasi jenis tanah regusol sebesar 49.262 ha (85,69%),
mediteran 3.851 ha (6,69%), litosol 2.317 ha (4,03%), dan grumusol 1.746 ha (3,03%). Jenis
tanah pada Kecamatan Depok menurut Bappeda Sleman yaitu keseluruhannya tanah regusol
kurang lebih 3.555 hektar.
5. Kualitas Udara
Oksigen di Kabupaten Sleman masih terbilang baik dan layak. Ruang terbuka hijau di Kabupaten
Sleman cukup banyak sehingga kualitas udara di Kabupaten Sleman tergolong bagus. Sleman
mempunyai 883,494 ha Ruang Terbukia Hijau (RTH) dari luas perkotaan 2.940,2 ha, artinya RTH
di Sleman adalah 30,05%. Itu sudah sedikit diatas yang direkomendasikan yaitu 30%.
Komponen Biologi
1. Flora
Hutan tropis (Bukit Plawangan) dengan tipe vegetasi hutan hujan tropis yang masih baik
dengan kekayaan flora yang melimpah mulai dari tumbuhan bawah seperti rumput, paku,
lumut, jamur hingga tumbuhan tingkat tinggi serta tumbuhan epifit. Pohon Kepel dan Salak
Pondoh merupakan flora identitas Kab. Sleman
2. Fauna
Fauna khususnya di daerah cagar alam/taman wisata Kaliurang meliputi 88 species berupa
mamalia, reptil, ikan, serangga dan burung. Burung Punglor (Zootheria Citrina), burung ini
ditetapkan sebagai satwa identitas daerah Sleman
3. Spesies Dilindungi
Bukit Plawangan berfungsi sebagai hutan lindung dan cagar biosfer arena memiliki ekosistem asli
dengan kekayaan keanekaragaman yang tinggi. Kawasan ini merupakan habitat berbegai jenis
satwa yang diantarnya termasuk satwa langka dan dilindungi seperti Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi), Elang hitam (Ictinaetus malayensis), Macan Tutul (Panthera pardus), Kijang (Muntiacus
muntjak). Pada lokasi kegiatan tidak terdapat spesies dilindungi.
Komponen Sosial Ekonomi
Kabupaten Sleman merupakan salah satu contoh wilayah dengan proses
transformasi ekonomi yang cepat dan melompat dari sektor pertanian langsung ke sektor
jasa tanpa melalui sektor industri manufaktur. Kecamatan Depok berdominasi penduduk
yang bekerja di sektor pertanian.
Besarnya kegiatan ekonomi wilayah juga sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang ada. Jumlah penduduk Kabupaten Sleman menduduki peringkat pertama
dalam Propinsi DIY. Selain itu, posisi Kabupaten yang strategis dan ketersediaan sarana
prasarana pendukung telah mengundang investor yang menggunakan fasilitas PMDN
menanamkan modalnya di Kabupaten Sleman. Dari keseluruhan nilai investasi yang
ditanamkan di Provinsi DIY, lebih dari 50% berlokasi di Kabupaten Sleman. Kondisi ini
sangat berpengaruh terhadap pencapaian PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Kabupaten Sleman.
Komponen Sosial Ekonomi
Penambahan ruang pada kawasan Caturtunggal digunakan untuk pengadaan
fasilitas untuk kebutuhan dasar seperti tempat tinggal yang berupa kos-kosan
maupun apartemen. Seiring dengan kemajuan zaman, semakin banyak budaya dan
status ekonomi pendatang yang masuk, maka gaya hidup pun akan berubah.
Dari segi ekonomi, adanya pembangunan apartemen tersebut dapat membawa
keuntungan tersendiri bagi beberapa pihak, baik pemerintah, pengembang
maupun masyarakat sekitar karena dianggap dapat menunjang ekonomi
masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan yang memprioritaskan
masyarakat sekitar.
Komponen Sosial Budaya
Salah satu keistimewaan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diatur dalam
Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah di bidang kebudayaan. Di Kota Yogyakarta ada beberapa
kawasan yang dijadikan kawasan cagar budaya. Berdasarkan surat keputusan gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 186 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Cagar
Budaya, ada 6 Kawasan Cagar Budaya yaitu Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman,
Kotabaru, dan Imogiri. Bangunan-bangunan cagar budaya yang berada di kawasan cagar
budaya Kotabaru banyak dilakukan revitalisasi, Untuk bangunan baru yang dilakukan
revitalisasi di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru memakai gaya arsitektur Indis dan Kolonial.
Komponen Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Sleman, khususnya
Kecamatan Depok, dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan
perawatan rumah sakit. ISPA merupakan salah satu penyakit utama dengan kunjungan pasien yang tinggi
di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%). Prakiraan dampak pembangunan apartemen
Student Castle dapat berpengaruh pada penyakit ispa dan asma pada tahap konstruksi yang menimbulkan
debu dan getaran sehingga mengganggu kesehatan masyarakat khususnya penyakit pernapasan.
4.
PRAKIRAAN DAMPAK
- Identifikasi Dampak potensial
- Evaluasi Dampak Potensial
- Dampak penting hipotetik
Identifikasi Dampak Potensial
Dampak potensial bertujuan untuk menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan pada lokasi
tersebut. Terdapat 3 tahapan yang dikaji yaitu pra-konstruksi, konstruksi, dan
operasi, pada tahap tersebut dicari dampaknya berdasarkan
komponen-komponen lingkungan.
Matriks Identifikasi Dampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Setiap dampak potensial (dari langkah sebelumnya) ditapis dengan 4 kriteria
evaluasi, sebagai berikut:
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar dan terhadap komponen lingkungan
lainnya?
3. Apakah kekhawatiran masyarakat sangat tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut?
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
dampak tersebut?
Jika salah satu pertanyaan dijawab dengan ‘ya’, dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAL. Berikut
adalah tabel hasil evaluasi dampak potensial.
Matriks Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting Hipotetik
(DPH)
DPH dihasilkan dari evaluasi terhadap dampak potensial dan untuk
menghilangkan atau meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak
relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak besar dan
penting hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk diteliti secara
mendalam dalam studi ANDAL.
Pihak Terkena Dampak:
- Pengguna lalu lintas di kawasan Jl. Student Castle, Kledokan,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman
- Penduduk di kawasan tersebut
(DPH)
DPH
Dampak penting hipotetik yang didapatkan berdasarkan evaluasi dampak potensial
yaitu:
1. Peningkatan debu dan penurunan kualitas udara, yang diakibatkan oleh kegiatan
penyiapan tanah dasar, Lapisan pengerasan halaman/pekarangan/parkir, dan
konstruksi bangunan atas.
2. Peningkatan limbah padat cair, dan gas, disebabkan oleh pengoperasian
apartemen, mobilisasi tenaga kerja, dan operasi mesin genset.
Penentuan prioritas dampak adalah pendekatan baru dalam peraturan AMDAL.
Tujuan utama dari upaya ini adalah untuk mengkomunikasikan derajat keseriusan
dampak sehingga pembaca/penilai KA-ANDAL dapat secara cepat melihat
dampak-dampak mana saja yang perlu mendapat perhatian khusus.
Pembobotan Dampak Penting
5
Rangkuman Hasil
Pelingkupan
Tabel Ringkasan Proses Pelingkupan
6.
BATAS STUDI DAN
BATAS WAKTU KAJIAN
BATAS WAKTU STUDI
Terdiri dari:
Batas Proyek
Batas Ekologi
Batas Sosial
Batas Administrasi
Batas Proyek
Pada gambar disamping
ditunjukkan :
Sebelah Utara, Selatan,
Barat, dan Timur
Apartement Student Castle
berbatasan dengan
persawahan.
Dari kelima izin peruntukan penggunaan tanah yang diwajibkan, PT. JAM wajib memenuhi satu izin yaitu
IPT. Izin Lokasi tidak dibutuhkan karena luas tanah untuk pembangunan kurang dari 1 Ha atau 10.000 m2
berdasarkan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001. Izin konsolidasi tanah tidak
diperlukan karena PT. JAM tidak melakukan penataan kembali penguasaan tanah, penggunaan tanah, dan
usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan. IPT merupakan dasar untuk memperoleh Hak Guna
Bangunan pembangunan Apartement Student Castle. Pengajuan IPT dilakukan kepada Kepala Dinas
Pengendalian Pertanahan Daerah (DPPD) Kabupaten Sleman. Kepastian hukum IPT diwujudkan dengan
Keputusan Bupati Kabupaten Sleman. Dasar pemberian Keputusan Bupati tentang IPT PT. JAM adalah surat
PT. JAM perihal permohonan IPT kepada Kepala Dinas DPPD Kabupaten Sleman dan Rekomendasi berupa
Surat Kepala Dinas DPPD Kabupaten Sleman Nomor 503.2/0926 perihal rekomendasi Izin Pemanfaatan
Tanah PT JAM dengan luas 3.939 m2 kepada Bupati Sleman.
Batas Ekologi
Pada sekitar Apartement Student Castle terdapat sawah dan dan rumah
penduduk. Hal ini merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi antara
masyarakat dan kegiatan proyek
Batas Sosial
Batas Administrasi
Secara geografis Kecamatan
Depok terletak antara 7.46’43″LS
dan 110.23’21″BT dengan
ketinggian 100m dpl – 200m dpl
atau ketinggian rata-ratanya yaitu
140m dpl.
Contoh:
Pengumpulan Data Primer Identifikasi Flora di Lokasi Pembangunan
Untuk Data Rona Lingkungan
Metode sampling:
Pengukuran dengan melakukan pemetaan di area lokasi
Hasil:
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol)
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
Berdasarkan buku AMDAL menurut Indasah (2020) metode yang dapat
digunakan dalam memperkirakan/identifikasi dampak yaitu:
1. Metode checklist
2. Metode matriks
3. Metode overlay
4. Metode jaringan
5. Metode adhok
6. Metode prediksi dampak
7. Metode analogi
8. Metode informal
9. Metode formal
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
Metode yang kami gunakan dalam prakiraan dampak potensial yaitu
dengan matriks. Matriks tersebut menjelaskan identifikasi interaksi antar
kegiatan proyek dan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
Jenis matriks yang kami gunakan yaitu Fisher-Davies
III.
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
(RKL)
III.
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
(RPL)
PETA RENCANA PENGELOLAAN
APARTEMENT STUDENT CASTLE
THANKS!