Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BAB I

SISTEM INFORMASI : PERSPEKTIF AKUNTAN

Disusun Oleh:

1. Dina Susanti (C1C020038)


2. Dandi Tumanggor (C1C020092)
3. Sindy Anggita Fadhilah (C1C020181)

Kelas 5B

Dosen pengampu:

Dr. Irwansyah, SE., M.Si., Ak., CA

Sistem Informasi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah, “Sistem Informasi, Perspektif
Akuntan” ini dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan,
bimbingan dan arahan kepada penyusun. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini terdapat kelemahan dan kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.

Bengkulu, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. LINGKUNGAN INFORMASI....................................................................................... 3

B. STRUKTUR ORGANISASI ........................................................................................ 12

C. EVOLUSI MODEL SISTEM INFORMASI ................................................................ 15

D. PERAN AKUNTAN ..................................................................................................... 17

BAB III .................................................................................................................................... 19

PENUTUP................................................................................................................................ 19

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 19

B. Saran ............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam
pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh melalui sistem informasi
(information systems) atau processing systems atau information processing system
atau information generating system. Akuntansi merupakan bahasa dari bisnis. Setiap
perusahaan menerapkannya sebagai alat komunikasi. Secara klasik akuntansi
merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokkan (classifying),
perangkuman (summarizing) dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi
perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerbitan laporan-laporan
keuangan. Laporan keuangan adalah suatu informasi.
Informasi dari suatu perusahaan, terutama Informasi keuangan dibutuhkan oleh
berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti
kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-lain memerlukan Informasi ini dalam
kaitannya dengan kepentingan mereka. Di samping itu, pihak intern yaitu manajemen
juga memerlukan Informasi untuk mengetahui, mengawasi, dan mengambil
keputusan-keputusan untuk menjalankan perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan Informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan
disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan
Informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi
yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual (tanpa mesin-
mesin pembantu) atau proses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin
pembukuan yang sederhana sampai denagn computer. Sistem informasi akuntansi
yang berbasis komputer sekarang dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi
atau SIA (accounting information system atau AIS).
Sistem informasi akuntansi memberikan merupakan metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengklasifikasi dan melaporkan informasi operasi dan keuangan
sebuah perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan akan
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan dapat diandalkan jika sistem
informasi akuntansi melibatkan pengawasan yang di dalamnya terdapat sistem
pengendalian internal yang memadai (Fess, 2008: 206).
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) telah banyak memberikan perubahan bagi
kinerja perusahaan. Perencanaan system informasi merupakan bagian dari sistem
pengendalian organisasi perlu mendapatkan perhatian, sehingga bisa diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positif di dalam mendukung keberhasilan system
pengendalian organisasi. Sistem Informasi akuntansi adalah salah satu sistem
Informasi diantara berbagai sistem yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola
perusahaan. Sistem ini merupakan subsistem Informasi manajemen yang mengelola

1
data keuangan menjadi Informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
intern maupun pemakai ekstern.
Sebuah organisasi yang besar dengan jumlah karyawan yang banyak juga akan
mempengaruhi penggunaan SIA. Besar kecilnya sebuah organisasi diukur dari
banyaknya karyawan yang dimilikinya. Semakin besar sebuah perusahaan maka
masalah yang dihadapi juga semakin besar. Oleh karena itu diperlukan diperlukan
formalisasi pengembangan sistem yang menunjang pekerjaan dan informasi yang
cepat, akurat dan tepat. Pengembangan formalisasi sistem ini akan mampu mencapai
tujuan perusahaan dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada sehingga kinerja
karyawan juga akan semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk lingkungan informasi perusahaan dalam sistem informasi?
2. Apakah dampak dari struktur organisasi terhadap SIA?
3. Bagaimana evolusi berbagai model sistem informasi?
4. Bagaimana peran akuntan sebagai pengguna, desainer, dan auditor sistem?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui lingkungan informasi perusahaan yang berkaitan dalam sistem
informasi
2. Mengetahui dampak dari struktur organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
3. Mengetahui bagaimana evolusi berbagai model sistm informasi
4. Mengetahui apa saja peran akuntan sebagai pengguna, desainer, dan juga auditor
sistem.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. LINGKUNGAN INFORMASI

Gambar 1.1

Piramida pada gambar di atas menunjukkan perusahaan dibagi secara


horizontal menjadi beberapa tingkat aktivitas. Operasional bisnis membentuk dasar
dari piramida tersebut. Informasi mengalir dalam 2 arah perusahaan: secara horizontal
dan vertikal. Arus horizontal mendukung berbagai pekerjaan tingkat operasional
dengan informasi sangat terperinci mengenai berbagai transaksi bisnis yang
memengaruhi perusahaan. Arus vertikal mendistribusikan informasi ringkas mengenai
berbagai aktivitas operasional dan lainnya ke para manajer di semua tingkat. Arus
ketiga mewakili interaksi antara perusahaan dengan pengguna dalam lingkungan
eksternal. Para pengguna eksternal dibagi dalam dua kelompok: mitra dagang (tracing
partner) dan pemegang kepentingan (stakeholder).

1. Sistem
Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.
Definisi umum ini akan dianalisis lebih lanjut dalam bagian berikut untuk
memndapatkan pemahaman mengenai bagaimana definisi sistem diaplikasikan dalam
perusahaan dan sistem informasi.:
a. Banyak komponen. Sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian
b. Berhubungan. Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan
berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara
independen dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang
sama.

3
c. Sistem versus subsistem. Perbedaan antara istilah sistem dan subsistem adalah
dari segi perspektif. Sistem disebut subsistem ketika dipandang hubungannya
dengan sistem yang lebih besar dimana sistem tersebut hanya menjadi bagian
dari sistem yang lebih besar. Sama halnya, subsistem disebut sistem ketika
menjadi fokus perhatian
d. Tujuan. Sistem harus mengarah ke satu atau beberapa tujuan. Apakah suatu
sistem dapat memberikan ukuran waktu, daya listrik, atau informasi , sistem
tersebut tetap harus mengarah ke suatu tujuan, maka sistem tersebut harus
diganti.
Dua titik penting dalam studi mengenai sistem informasi adalah dekomposisi
sistem dan interdepensi sistem.
Dekomposisi sistem. Dekomposisi adalah proses membagi sistem menjadi
berbagai bagian sistem yang lebih kecil. Dengan mendekomposisi subsistem, maka
dapat disajikan sistem secara keseluruhan sebagai sebuah hierarki, dan melihat
berbagi hubungan antara subsistem serta subsistem yang lebih tinggi tingkatnya.
Contoh: misalnya dalam subsistem sebuah mobil ditunjukkan sebuah mobil yang
didekomposisi menjadi empat subsistem utama : subsistem bahan bakar, subsistem
pembakaran, subsistem listrik, serta subsistem rem. Tiap-tiap subsistem tersebut
berkontribusi dalam cara tertentu untuk mencapai tujuan sistem, yaitu sebagai alat
transportasi.
Interdependensi subsistem. Kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya
bergantung pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara
subsistemnya. Jika sebuah subsistemyang sangat penting rusak dan tidak dapat lagi
memenuhi tujuan tertentunya, keseluruhan akan gagal memenuhi tujuannya.
misalnya: Jika pompa bahan bakar (subsistem yang sangat penting bagi sistem
bahan bakar) rusak, maka sistem bahan bakar akan gagal memenuhi tujuannya.
Kerusakan sistem bahan bakar (subsistem yang sangat penting bagi sebuah mobil)
menyebabkan kerusakan sistem secara keseluruhan. Dipihak lain, jika sistem yang
tidak terlalu penting rusak, tujuan utama masih dapat dipenuhi.
Para desainer dari semua jenis sistem harus mengenali berbagai konsekuensi dari
kerusakan subsistem dan menyediakan pengendalian dalam tingkat yang memadai.
Contohnya, desainer sistem dapat menyediakan pengendalian dengan mendesain
sistem cadangan (redundan) yang akan aktif jika sistem pertamanya rusak.
Pengendalian harus disediakan berdasarkan pertimbangan biaya dan manfaat.
Membuat cadangan bagi setiap subsistem adalah hal yang tidak ekonomis dan tidak
perlu. Namun demikian, cadangan sangat penting ketika banyak sekali konsekuensi
negatif timbul dari kerusakan subsistem. Jadi, setiap mobil yang modern sebenarnya
memiliki sistem rem cadangan, sementara sedikit yang memiliki cadangan untuk
sistem audionya.
Seperti juga desainer mobil, desainer sistem informasi harus mengidentifikasi
berbagai subsistem yang penting, mengantisipasi biaya kegagalannya, serta
mendesain prosedur pengendalian yang efektif dari segi biaya. Seperti yang akan
dilihat dalam bab-bab selanjutnya, para akuntan tampil sebagai pemimpin dalam
pekerjaan ini.

4
2. Kerangka Kerja untuk Sistem Informasi
Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna.

Gambar 1.2

Figur diatas menunjukkan sistem informasi sebuah perusahaan manufaktur yang


didekomposisikan menjadi berbagai subsistem dasar. Perhatikan bahwa dua kelas
sistem umum timbul dari dekomposisi tersebut: sistem informasi akuntansi (SIA) dan
sistem informasi manajemen (SIM). Kerangka kerja ini akan digunakan untuk
mengidentifikasi bidang SIA dan untuk membedakannya dari SIM.
Harus ditekankan bahwa Figur diatas adalah tampilan konseptual. Sistem
informasi fisiknya tidak akan diatur menjadi berbagai bagian yang begitu jelasnya.
Sering kali, aplikasi SIM dan SIA diintegrasikan agar dapat mencapai efisiensi
operasional.

5
Gambar 1.3

Perbedaan antara subsistem SIA dengan SIM berpusat pada konsep transaksi.
seperti yang diilustrasikan dalam gambar 1.3. Sistem informasi menerima input, yang
disebut transaksi, yang akan dikonversikan melalui berbagai proses menjadi informasi
output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi terbagi menjadi dua jenis:
transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan. Sebelum membahas perbedaan ini,
pertama-tama akan didefinsikan secara umum mengenai transaksi.
Transaksi adalah kegiatan yang memengaruhi atau merupakan kepentingan dari
perusahaan serta diproses oleh sistem informasinya sebagai unti pekerjaan. Transaksi
terbagi menjadi dua jenis : transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan.
Transaksi keuangan adalah kegiatan ekonomi yang memengaruhi aktiva dan
ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbagai akun akun, serta diukur
dalam berbagai akun, serata diukur dalam berbagai ukuran keuangan. Transaksi
nonkeuangan meliputi semua kegiatan yang diproses oleh perusahaan melalui sistem
informasi tetapi yang tidak memenuhi definisi khusus dari transaksi keuangan.

a. Sistem Informasi Akuntansi


Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri atas tiga subsistem :
(1) sistem pemrosesan transaksi, yang mendukung operasi bisnis harian
melalui berbagaidokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh
perusahaan;
(2) sistem buku besar/pelaporan keuangan, yang menghasilkan laporan
keuangan;
(3) sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen
internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi
yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
b. Sistem Informasi Manajemen
Pihak manajemen sering kali membutuhkan informasi yang jauh diluar
kemampuan SIA. Dengan berkembangnya ukuran perusahaan dan
kompleksitasnya, maka akan timbulberbagai area fungsional tertentu yang
membutuhkan tambahan informasi untuk perencanaan dan pengendalian

6
produksi, perkiraan penjualan, perencanaan gudang persediaan, riset passar,dll.
Sistem informasi manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi nonkeuangan
yang biasanya tidak diproses oleh SIA biasa.
c. Perubahan Peran Informasi Akuntansi
Beberapa keputusan manajemen membutuhkan informasi yang
mengintegrasikan data keuangan dan nonkeuangan Contohnya, manajer
pembelian, yang mengevaluasi kinerja pemasok, ingin mengetahui jumlah dan
nilai pesanan persediaan yang dimasukkan ke pemasok tertentu selama suatu
periode waktu. Selain itu, manajer ebut palu mengetaliur jumlali kuman yang
melebihi waktu tunggu normal dan konda kehabisan persediaan ipa pun yang
diakibatkan karena kiriman yang terlambat.
Informasi yang terintegrasi semacam itu, jika memang dapat disediakan,
biasanya akan berasal dari aplikasi SIA dan SIM yang terpusat dan yang
berfungsi secara independen.
Aplikasi SIA tersebut akan memasok biaya pembelian data, sementara waktu
pengiriman dan data kehabisan persediaan (jika tersedia) akan berasal dari
aplikasi SIM. Dua rangkai data tersebut kemudian harus diintegrasikan dan
dilaporkan ke manajer terkait. Pekerjaan memasok para manajer dengan
informasi yang terintegrasi tidak efisien dan mahal jika sistem informasi
pendukungnya tidak terintegrasi. Selain itu, kurangnya koordinasi antara sistem
keuangan dan nonkeuangan dapat menghasilkan informasi yang tidak dapat
diandalkan, yang berakibat pada keputusan manajemen yang buruk.
Untuk memperbaiki efisiensi operasional dan mencapai keunggulan kompetitif
dalam pasar, banyak perusahaan telah merekayasa ulang sistem informasinya agar
meliputi berbagai fitur SIA dan SIM. Ini berdampak pada peran tradisional
akuntan karena para akuntan kini mendapat tanggung jawab untuk menyediakan
data nonkeuangan yang andal.
Dalam bab-bab berikutnya, akan dipelajari berbagai karakateristik dalam
sistem tradisional dan yang direkayasa ulang, serta akan dipelajari berbagai
model akuntansi alternatif seperti REA (resource, events, dan agent) dan sistem
ERP (enterprise resource planning) yang mengintegrasikan data keuangan dengan
nonkeuangan.

d. Mengapa Membedakan SIA dan SIM?


Perusahaan yang dimiliki publik harus memberikan laporan keuangan kepada
para pihak yang berkepentingan. Pihak Manajemen, akuntan, dan auditor
perusahaanpublik memiliki tanggung jawab hukum untuk mendesain,
mengoperasikan, mengendalikan, dan mengaudit berbagai aplikasi SIA yang dapat
berdampak pada laporan keuangan.
Pada dasarnya, aplikasi SIM juga penting bagi perusahaan, jika tidak aplikasi
tersebut akan diimplementasikan. Akan tetapi standar hukum dan profesi yang
memberi karakter pada SIA dengan jelas membedakannya dengan SIM.

7
Dengan meningkatnya integrasi sistem keuangan, dan nonkeuangan, manajemen
perusahaan, para ahli sistem, dan akuntan membutuhkan model konseptual yang
mencerminkan perbedaan yang penting ini.

3. Subsistem SIA

a. Sistem Pemrosesan Transaksi

Sistem pemrosesan transaksi penting untuk keseluruhan fungsi dari sistem


informasi karena: (1) mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi kedalam transaksi
keuangan; (2) mencatat berbagai transaksi keuangan kedalam catatan akuntansi; (3)
mendistribusikan informasi keuangan yang penting untuk personel operasional dalam
mendukung operasi hariannya.

Sistem pemrosesan transaksi berhubungan dengan berbagai kegiatan bisnis yang


sering terjadi. Dalam satu hari tertentu, perusahaan dapat memproses ribuan transaksi.
Agar dapat memprosesnya secara efisien, berbagai transaksi yang hampir sama akan
dikelompokkan menjadi satu ke dalam beberapa siklus transaksi. TPS terdiri atas tigas
siklus transaksi: siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan siklus konversi. Tiap
siklus menangkap dan memproses berbagai transaksi keuangan yang berbeda
jenisnya. Bab 2 memberikan gambaran umum mengenai pemrosesan transaksinya.

b. Sistem Buku Besar/ Pelaporan Keuangan


Sistem buku besar (general ledger system-GLS) dan sistem pelaporan
keuangan (financial reporting system-FRS) adalah dua subsistem yang earat
hubungannya satu sama lain. Akan tetapi, karena interepedensi operasional keduanya,
maka keduanya secara umum dipandang sebagai satu sistem terintegrasi GL/FRS.
Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan kondisi sumber daya keuangan
serta berbagai perubahan atas sumber daya tersebut. FRS mengkomunikasikan
informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Jenis laporan ini disebut
nondiskresioner karena perusahaan memiliki sedikit atau tidak memiliki sama sekali
pilihan dalam informasi yang disediakannya.

c. Sistem Pelaporan Manajemen

Sistem pelaporan manajemen (MRS) memberikan informasi keuangan internal


yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis. Laporan yang umum dihasilkan oleh MRS
meliputi anggaran, laporan kinerja, analisis biaya-volume-laba, serta berbagai laporan
yang menggunakan data biaya (bukan yang historis). Jenis laporan semacam ini
disebut sebagai laporan diskresioner karena perusahaan dapat memilih informasi apa
yang akan dilaporkan dan cara menyajikannya.

8
4. Model Umum SIA

Gambar 1.4

Gambar 1.4 menyajikan model umum untuk melihat aplikasi SIA. Ini adalah
model yang umum karena menjelaskan semua sistem informasi, apa pun arsitektur
teknologinya. Berbagai elemen dalam model umum tersebut adalah pengguna
akhir, sumber data, pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data,
pembuatan informasi, dan umpan balik.

a. Pengguna Akhir

Pengguna akhir dibagi ke dalam dua kelompok umum eksternal dan internal.
Pengguna eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham, calon investor,
lembaga pemerintahan, kantor pajak, pemasok dan pelanggan. Para pengguna
internal meliputi pihak manajemen di tiap tingkat dalam perusahaan, serta
personel operasional. Berlawanan dengan laporan eksternal, perusahaan memiliki
ukuran untuk memenuhi kebutuhan para pengguna internalnya. Meskipun terdapat
beberapa konvensi dan praktik umum, laporan internal diatur terutama
berdasarkan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Data vs Informasi. Data adalah berbagai fakta, yang akan atau mungkin
tidak di proses (diedit, diringkas, atau diperbaiki) dan tidak memiliki pengaruh
langsung atas pengguna. Sebaliknya, Informasi menyebabkan pengguna
mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi
ditentuka berdasarkan pengaruhnya terhadap pengguna, bukan terhadap bentuk
fisiknya. Perbedaan antara data dan informasi memiliki implikasi yang luas untuk
studi mengenai sistem informasi. Jika output dari suatu sistem informasi gagal
menyebabkan penggunanya untuk bertindak, maka sistem tersebut tidak memiliki
tujuan serta gagal memenuhi tujuan utamanya.

9
b. Sumber Data
Sumber Data adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk kedalam sistem
informasi baik dari sumber internal maupun eksternal.

c. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah tahap operasional pertama dalam sistem informasi.
Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk kedalam sistem
valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan.

d. Pemrosesan data.
Setelah selesai dikumpulkan, data biasanya membutuhkan pemrosesan agar
dapat menghasilkan informasi. Berbagai pekerjaan dalam tahap pemrosesan data
berkisar dari yang sedderhana hingga rumit.

5. Manajemen Basis Data

Gambar 1.5 (Hierarki Data)

Basis data perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data keuangan dan
nonkeuangan. Apa pun bentuk fisik basis datanya, isinya dapat disajikan dalam
hirarki yang logis.
a. Atribut data adalah bagian mendasar dari calon data yang berguna dalam basis
data. Atribut adalah karakteristik logis dan relevan dari suatu entitas dan yang
mengenai hal apa perusahaan menangkap datanya.
b. Record adalah serangkaian lengkap atribut untuk suatu kejadian dalam suatu
kelas entitas.
c. File adalah serangkaian lengkap atribut untuk satu kejadian dalam suatu kelas
yang identik.
d. Pekerjaan manajemen basis data. Manajemen basis data melibatkan tiga
pekerjaan dasar: penyimpanan, penarikan dan penghapusan.

10
6. Pembuatan Informasi
Pembuatan informasi adalah proses menyusun, mengatur, mengformat dan
menyajikan informasi ke para pengguna. Apa pun bentuk fisiknya, informasi yang
berguna memiliki berbagai karateristik sebagai berikut ini:
1. relevan
Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu tujuan. ini dapat
berupa dukungan bagi keputusan manajer atau untuk pekerjaan staf administrasi.
sistem informasi harus menyajikan data yang relevan saja dalam berbagai laporannya.
Laporan yang berisi ketidak relevan hanya menyia-nyiakan sumber daya dan dapat
menjadi penghalang bagi pengguna. ketidak relevan memecahkan perhatian dari
pesan yang sesungguhnya dari laporan terkait dan dapat menghasilkan keputusan atau
tindakan yang tidak tepat.
2. Tepat waktu
Contohnya, jika seorang manajer membuat keputusan secara harian untuk
membeli persediaan dari pemasok berdasarkan laporan status persediaas maka
informasi tersebut dalam laporan tidak boleh berumur lebih dari satu hari.
3. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi, signifikansi
adalah konsep yang sulit untuk diukur. Konsep ini tidak memiliki nila absolut; ini
adalah konsep yang sangat bergantung pada masalahnya. Artinya, dalam beberapa
situasi, informasi harus benar-benar akurat.
4. Lengkap dan
Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau pekerjaan harus ada.
Contohnya, sebuah laporan harus menyediakan semua perhitungan yang dibutuhkan
dan menyajikan pesannya secara jelas serta tidak ambigu.
5. Ringkas.
Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Para manajer
dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan informat yang sangat
terperinci. Ketika informasi mengalir melalui perusahaan hingga ke pihak manajemen
puncak, maka informasi akan makin ringkas.

a. Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai
sumber data. Umpan balik dapat besifat internal atau eksternal dan digunakan
untuk memulai atau mengubah proses.
b. Tujuan sistem informasi . terdapat tiga tujuan dasar yang umum didapati di semua
sistem, yaitu: (1) mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen; (2)
mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen; (3) mendukung
operasional harian perusahaan.

7. Perolehan Sistem Informasi


Cara perusahaan mendapatkan sistem informasi yaitu melalui dua cara, yaitu:
(1) mengembangkan sistem yang disesuaikan dari awal melalui aktivitas
pengembangan sistem internal;

11
(2) membeli sistem komersial yang siap pakai dari para vendor peranti lunak.
Perusahaan yang lebih kecil dan lebih besar dan yang telah memiliki
kebutuhan informasi yang standardisasi adalah pasar utama untuk peranti lunak
komersial.
Tiga jenis peranti lunak komersial yang tesedia adalah: sistem siap pakai, sistem
backbone, dan sistem yang didukung oleh vendor.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 1.6 (Aliran Tanggung jawab, Otoritas, dan Akuntabilitas Perusahaan)

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan


akuntabilitas di seluruh perusahaan. Aliran ini digambarkan dalam gambar 1.6.
Perusahaan mencapai tujuan umumnya dengan menetapkan tujuan keuangan yang
dapat diukur untuk unit operasionalnya. Contohnya, informasi anggaran mengalir ke
bawah. Ini adalah mekanisme di mana pihak manajemen senior menyampaikan ke
para bawahannya berbagai standar yang akan menjadi ukuran dalam periode yang
akan datang Hasil dari berbagai tindakan bawahan, dalam bentuk informasi kinerja,
akan mengalir ke atas, masuk ke pihak manajemen Senior. Pemahaman atas pola
distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntabili, sangat penting untuk menilai
kebutuhan informasi para pengguna.

1. Segmen Bisnis
Perusahaan diatur menjadi beberapa segmen untuk meningkatkan
efisiensiinternal melauliinternal melalui spesialisasi tenaga kerja dan alokasi sumber
daya yang efektif dari segi biaya. Para manajer dalam sebuah segmen dapat
memfokuskan perhatian mereka dalam berbagai area tanggung jawab yang terbatas
untuk tingkat efisiensi operasional yang lebih tinggi. Ada tiga cara untuk mengatur
segmentasi perusahaan, yaitu berdasarkan: letak geografis, lini produk, dan fungsi
bisnis.

12
2. Segmentasi Fungsional
a. Manajemen Bahan Baku. Tujuan dari manajemen bahan bakiu adalah
merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku perusahaan.
Terdapat tiga subsistem dari manajemen bahan baku, yaitu: pembelian,
penerimaan, dan penyimpanan.
b. Produksi. Aktivitas produksi terjadi dalam siklus konversi dimana bahan baku
mentah, tenaga kerja, dan aktivitas pabrik digunakan untuk membuat produk
jadi. Berbagai aktivitas tertentu ditentukan berdasarkan sifat produk di
produksi, secara umum terbagi atas dua yaitu: (1) aktivitas produk utama dan
(2) aktivitas pendukung produksi.
c. Pemasaran. Fungsi pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi
promosi, periklanan dan riset pasar produk.
d. Distribusi, adalah aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan
pelanggan setelah adanya penjualan.
e. Personalia. Tujuan dari fungsi personalia adalah untuk mengelola secara
efektif sumber daya. Fungsi personalia yang dikembangankan meliputi,
perekrutan, pelatihan, pendidikan lanjutan,konsultasi, evaluasi, hubungan
ketenagakerjaan, dan administrasi kompensasi.
f. Keuangan. Fungsi keuangan mengelola sumber daya keuangan perusahaan
melalui aktivitas perbankan dan pembendaharaan, manajemen
portofolio,evaluasi kredit, pengeluaran kas dan penerimaan kas.

3. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi mengelola sumber daya informasi keuangan perusahaan.
Dalam hal ini, fungsi ini memainkan dua peran penting di pemrosesan transaksi, yaitu
(1) akuntansi menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai
transaksi perusahaan; (2) fungsi akunstansi mendistribusikan informasi transaksi ke
operasional untuk mengkoordinasikan banyak dari tugas penting mereka.
a. Nilai Informasi. Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan
keandalannya (reliability ). Agar hal ini dapat terjadi, informasi harus
relevan, akurat, lengkap, ringkas, dan tepat waktu. Jika informasi yang
diberikan tidak andal maka, tidak memiliki nilai dan penggunaan sumber daya
akan menjadi sia-sia.
b. Independensi Akuntansi. Keandalan informasi sangat tergantung pada konsep
independensi akuntansi. Keputusan pengguna yang efektif membutuhkan
informasi penting oleh sumber yang independen untuk memastikan
integritasnya.

4. Fungsi Layanan Komputer


Fungsi layanan komputer berkaitan dengan sumber daya informasi. Berbagai
aktivitasnya dapat diatur dalam sejumlah cara yang berbeda. Adapun unsur-unsur
yang eksterm dalam fungsi layanan computer adalah:
a. Pemrosesan Data Terpusat (centralized data processing)

13
Semua data dilakukan oleh satu atau lebih komputer besar yang ditempatkan di
sebuah lokasi pusat dan melayani para pengguna di seluruh perusahaan. Fungsi
layanan komputer biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya yang biaya
operasionalnya dibebankan kembali kepada para pengguna akhirnya. Berbagai
area layanan komputer dalam operasional yaitu: administrasi basis data,
pemrosesan data, pengembangan dan pemeliharaan sistem.

Gambar 1.8 (Pendekatan Pemrosesan Data Terpusat)

b. Pemrosesan Data Terdistribusi


Alternative dari model terpusat adalah konsep pemrosesan data terdistribusi
(distributed data processing - DDP). DDP melibatkan pengaturan ulang fungsi
layanan computer menjadi unit pemrosesan informasi (information processing unit
– IPU) kecil yang didistribusikan ke para pengguna akhir dan ditempatkan di
bawah kendali mereka. IPU dapat didistribusikan berdasarkan fungsi bisnis, lokasi
geografis. Dalam tahun-tahun terakhir ini, DDP telah menjadi kemungkinan
ekonomi dan operasional dan telah mengubah secara revolusioner operasi bisnis.

Kelemahan DDP : Hilangnya kendali, kesalahan manajemen sumber daya


keseluruhan perusahaan, ketidaksesuaian peranti kerass dan peranti lunak,
perkerjaan yang redundan, mengonsolidasi aktivitas-aktivitas yang tidak
kompatibel, kesulitan untuk menarik personel yang berkualitas, Kurangnya
standart.
Keuntungan DDP : Penghematan biaya, peningkatan taggung jawab biaya,
peningkatan kepuasan pelanggan, dukungan.

14
Gambar 1.9 (Pengaturan Fungsi Layanan Komputer dalam Sistem yang
Terpusat)

C. EVOLUSI MODEL SISTEM INFORMASI


1. Model Proses Manual

Model proses manual adalah bentuk sistem yang paling tua dan paling
tradisional. Sistem ini terdiri dari berbagai kegiatan, sumberdaya,dan personel fisik
yang merupakan ciri banyak proses bisnis. Meliputi: pencatatan pesanan,
penggudangan bahan baku, produksi barang untuk dijual, pengiriman barang ke
pelanggan, penempatan pesanan ke pemasok.

2. Model File Datar


Menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling
berhubungan dengan file lainnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki
sendiri file datanya sebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi,
pemrosesan datanya dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri dan bukan melalui
sistem terintegrasi.

Masalah signifikan dalam file datar adalah:


a. Penyimpanan data : sistem informasi yang efisien hanya menangkap dan
menyimpan data sekali serta membuatnya menjadi sebuah sumber yang
tersedia bagi semua pengguna yang membutuhkannya.
b. Pembaruan data : perusahaan memilki banyak sekali data yang disimpan
dalam berbagai file dan yang membutuhkan pembaharuan berkala untuk
mencerminkan berbagai perubahan.
c. Kekinian informasi : Jika informasi yang baru tidak disebarkan secara tepat,
perubahan tersebut tidak akan tercermin dalam data pengguna, hingga
mengakibatkan adanya keputusan yang didasarkan pada informasi yang
kadaluwarsa.
d. Dependensi pekerjaan-data : adalah ketidakmampuan penggunanya untuk
mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan pengguna tersebut
berubah.
15
e. File flat membatasi integrasi data : strukturisasi semacam ini dapat tidak
memasukkan atribut data yang berguna bagi pengguna lainnya, sehingga
menghambat keberhasilan integrasi data di perusahaan.

Gambar 1.10 (Model File Datar)

3. Model Basis Data


Perusahaan dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file
datar dengan mengimplementasikan model basis data untuk manajemen data. Akses
ke sumber daya data dikendalikan melalui sistem manajemen basis data (database
management sistem-DBMS). DBMS adalah peranti lunak sistem khusus yang
deprogram untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak
untuk mengaksesnya.

4. Model REA
REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan sumber daya
(resources), kegiatan (events), pelaku (agents). Kemajuan dalam teknologi basis data
telah berfokus pada ketertarikan yang baru pada REA sebagai alternative praktis
untuk kerangka kerja akuntansi yang klasik.
a. Sumber daya : didefinisikan sebagai berbagai objek yang tidak mudah didapat
serta di bawah kendali perusahaan.
b. Kegiatan: fenomena yang mempengaruhi berbagai perubahan dalm sumber
daya. Kegiatan bernilai ekonomi adalah elemen informasi yang sangat penting

16
dalam sistem akuntansi serta harus ditangkap dalam bentuk yang sangat
terperinci untuk menyediakan basis data yang lengkap.
c. Pelaku: pihak dalam dan luar perusahaan dengan kemampuan untuk memilih
sendiri menggunakan atau membuang sumber daya yang bernilai ekonomi.
REA adalah model konseptual,bukan fisik. Akan tetapi, banyak dari
prinsipnya dapat ditentukan dalam sistem basis data lain yang lebih canggih. Aplikasi
dari filosofi REA yang paling berharga dapat dilihat dalam sistem pembuatan ERP.

5. Sistem ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resourse planning) adalah
model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan
mengintegrasikan berbagaia proses bisnis utamanya. Implementasi sistem ERP dapat
berupa pengambilalihan besar-besaran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun.
Karena kompleksitas dan ukurannya, sedikit perusahaan yang bersedia atau dapat
menyediakan sumber daya keuangan serta fisik dan menanggung resiko untuk
mengembangkan sistem ERP secara internal.
Paket peranti lunak ERP dijual keperusahaan yang menjadi klien dalam bentuk
modul-modul yang mendukung berbagai proses standar. Beberapa model ERP ysng
umum ditemui meliputi: manajemen aktiva, akuntansi keuangan, sumber daya
manusia, solusi khusus industri, pemeliharaan pabrik, perencanaan produksi,
manajemen kualitas, penjualan dan distribusi, manajemen persediaan.

D. PERAN AKUNTAN

1. Akuntan Sebagai Pengguna


Fungsi akuntansi adalah pengguna layanan komputer yang terbanyak. Sebagai
pengguna akhir, para akuntan harus menyediakan gambaran yang jelas mengenai
berbagai kebutuhan mereka pada para ahli yang mendesain sistem mereka. Penyebab
utama kesalahan desain yang mengakibatkan kegagalan sistem adalah akibat dari
tidak adanya keterlibatan pengguna.

2. Akuntan Sebagai Desainer


Tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dengan ahli komputer.
Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas sistem konseptual, melibatkan spesifikasi
kriteria untuk mengidentifikasi pelanggan yang lewat masa bayar dan informasi yang
perlu dilaporkan akuntan menentukan sifat dari informasi yang dibutuhkan,
sumbernya, tujuannya,serta kebijakn yang perlu diterapkan. Dan fungsi komputer
sebagai sistem fisiknya adalah media dan metode untuk menangkap dan menyajikan
informasi tersebut
3. Akuntan Sebagi Auditor Sistem
Audit adalah bentuk dari pembuktian independen yang dilakukan oleh ahli
auditor yang menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

17
dihasilkan secara internal bergantung langsung pada validasi oleh auditor ahli yang
independen.
a. Audit eksternal : sebagai auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian dan yang
dijelaskan sebelumnya. Jasa kepastian adalah layanan professional, termasuk
fungsi pembuktian, dan yang di desain untuk meningkatkan kualitas informasi
baik yang keuangan maupun nonkeuangan, yang digunakan oleh para pembuat
keputusan.
b. Audit Internal : adalah fungsi penilaian yang berada dalam perusahaan. Auditor
internal melakukan banyak sekali aktivitas atas nama perusahaan, termasuk
melakukan audit laporan keuangan, mempelajari kesesuaian operasional
perusahaan dengan kebijakan perusahaan, mengkaji kesesuaian perusahaan
dengan kewajiban hokum, mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan
mengejar pelaku penipuan dalam perusahaan serta melaksanakan audit.

Perbedaan antara audit eksternal dan internal adalah konstituennya. Auditor


eksternalmewakili pihak ketiga dari luar. Sementara audit internal mewakili pihak
kepentingan pihak manajemen.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi dalam perspektif akuntan memperkenalkan berbagai konsep
sistem dan menyajikan kerangka kerja untuk membedakan antara sistem informasi
akuntansi dengan informasi manajemen. Perbedaan ini berhubungan dengan
berbagai jenis transaksi yang diproses oleh sistem-sistem ini. Aplikasi SIA
memproses transaksi keuangan, sedangkan aplikasi SIM memproses transaksi
nonkeuangan. Bagian tersebut terdiri atas empat pekerjaan utama yang ada dalam
semua aplikasi SIA, antara lain pengumpulan data, pemrosesan data dan informasi
juga penting. Selain itu, terdapat hubungan antara struktur organisasional dengan
sistem informasi. Terdapat berbagai metode dan pendekatan dalam mengatur sistem
informasi ini. Kemudian, evolusi berbagai sistem informasi akuntansi dapat dilihat
tiap model baru yang berevolusi dengan pendekatan baru. Dalam sistem informasi
akuntansi ini menunjukkan hubungan akuntan dengan sistem informasi yang dimana
akuntan memiliki peran sebagai pengguna sistem informasi, desainer sistem
informasi, dan juga auditor sistem informasi.

B. Saran
Dalam pembahasan makalah ini, tentunya masih terdapat kekurangan dalam
penyusunannya. Adapun nantinya, penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A. F. 2006. Sistem Informasi Akuntansi (Sia) Dalam Perspektif Agency


Theory. El Harakah, 8(3), 335.

Hall, James. A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Mardia, M., Tanjung, R., Karim, A., Ismail, M., Wagiu, E. B., Sudarmanto, E., ... &
Ardiana, D. P. Y. 2021. Sistem Informasi Akuntansi Dan Bisnis. Yayasan Kita
Menulis.

Rama, J. 2008. Sistem Informasi Akuntansi 1. Penerbit Salemba.

20

Anda mungkin juga menyukai