Anda di halaman 1dari 8

E-ISSN - 2477-6521

Vol 7(1) Februari 2022 (176-183)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Available Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

PENERAPAN TEORI ROY DALAM MENINGKATKAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE
ISKEMIA BERULANG

Yenni Malkis1*, I Made Kariasa2


1
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
*Email korespondensi: yenni.malkis@gmail.com
2
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
email: imadekariasa.mk@gmail.com

Submitted :04-02-2022, Reviewed: 25-02-2022, Accepted: 17-03-2022


DOI: http://doi.org/10.22216/endurance.v7i1.826

ABSTRACT
Ischemic stroke is impairment of blood flow in the brain that can cause brain damage, neurological
deficit, and death. Stroke patients can suffered recurrent stroke. Recurrent stroke is one of the most
common of complications in stroke discharge planning. Stroke patient has an incidence of recurrent
stroke by 22 %. Repeated strokes can lead fatal effect with further brain damage. Roy’s adaptation
model often used in nursing especially in chronic health conditions. Objectives : this case study aimed to
identification nursing intervention that can be applied to resolve recurrent ischemic stroke according to
Roy’s nursing Theory. Results : The nursing intervention in recurrent ischemic stroke must be in two
aspects, cognator and regulator. Conclusion and Recommendation : Roy’s nursing theory can be used in
chronic health conditions like ischemic stroke. It is necessary to have nurses who master nursing care
standards by incorporating Roy’s nursing Theory in nursing care for recurrent ischemic stroke patients.

Keywords : Stroke; Ischemic Stroke; Roy’s Theory

ABSTRAK
Stroke iskemik adalah gangguan aliran darah di otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak,
deficit neurologis, bahkan sampai kematian. Penderita stroke memiliki peluang untuk menderita
stroke berulang. Stroke berulang adalah salah satu komplikasi yang paling banyak terjadi terjadi
setelah pasien stroke keluar dari rumah sakit. Setiap pasien stroke memiliki insiden terjadinya stroke
berulang sebesar 22 %. Stroke berulang jika terjadi dapat mengakibatkan efek yang lebih fatal
dengan kerusakan otak yang lebih lanjut. Model Adaptasi Roy sering digunakan dalam keperawatan
terutama pada kondisi Kesehatan kronis. Tujuan Studi kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi
intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan stroke iskemik berulang menurut
teori keperawatan Roy. Hasil intervensi setiap masalah yang dikembangkan dalam kasus stroke
iskemik berulang harus dalam 2 aspek yaitu kognator dan regulator. Kesimpulan dan Rekomendasi :
teori keperawatan Roy dapat digunakan dalam kondisi Kesehatan kronis seperti stroke iskemik
berulang. Diperlukan adanya perawat yang menguasai standar asuhan keperawatan dengan
memasukakkan teori keperawatan Roy dalam asuhan keperawatan pasien stroke iskemik berulang.

Kata Kunci : Stroke; Stroke Iskemia; Teori Roy

LLDIKTI Wilayah X 176


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

PENDAHULUAN teori keperawatan Adaptasi Roy. Pasien


Stroke disebabkan oleh gangguan mengalami gangguan persyarafan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan merupakan gangguan stimulus yang berasal
deficit neurologis (Stein et al., 2021). dari internal dan eksternal. Stimulus yang
Klasifikasi stroke ada 2 yaitu stroke dialami pasien menyebabkan pasien
hemoragik dan stroke iskemik. Stroke mengalami gangguan mekanisme adaptasi.
hemoragik terjadi Ketika pembuluh darah Dari beberapa literature disebutkan bahwa
pecah dan membuat aliran darah menurun ke RAM merupakan pilar praktik klinis dan
otak sehingga menyebabkan kerusakan di jika diterapkan efektif dalam membantu
otak. Stroke iskemik terjadi karena adanya mengatasi penyakit kronis seperti penyakit
arteriosklerotik atau bekuan darah pada stroke iskemik berulang (Fawcett, 2009).
pembuluh darah yang menyebabkan Penerapan proses asuhan keperawatan
penurunan aliran darah ke otak (Black, J. yang dilakukan penulis, bertujuan untuk
M., & Hawk, 2014). mengelola stimulus yang mempengaruhi
Menurut (Lanas & Seron, 2021), stroke perilaku pasien dengan harapan perilaku
merupakan penyebab kematian nomor dua di adaptif dapat dimunculkan oleh pasien.
dunia, sementara di Indonesia prevalensi Merubah stimulus akan memperkuat
stroke secara nasional mengalami kemampuan mekanisme koping seseorang
peningkatan dibandingkan tahun 2013 (7 untuk berespon secara positif dan hasilnya
%). Prevalensi stroke di Jakarta pada tahun adalah perilaku yang adaptif. Apabila proses
2018 menunjukkan peningkatan sebesar 9.7 adaptasi terhadap kondisi sehat-sakit dan
% (Riskesdas, 2018). Stroke berulang adalah lingkungan dapat dipenuhi oleh pasien
salah satu komplikasi yang paling banyak stroke maka pasien telah berupaya
terjadi pada penderita stroke stetelah keluar meningkatkan status kesehatannya.
dari rumah sakit (Stein et al., 2021). Sebaliknya, apabila pasien tidak melakukan
Menurut (Zheng & Yao, 2019), 25 % pasien adaptasi terhadap kondisi sakitnya maka hal
stroke memiliki setidaknya satu episode tersebut dapat menurunkan status
berulang stroke sebesar 2-22 % yang terjadi kesehatannya, sehingga perlunya peran
di tahun pertama dan 10-53% pada 5 tahun perawat untuk membantu proses adaptasi
setelah serangan pertama pada pasien.
Teori keperawatan Roy atau sering Tujuan dari penulisan ini adalah
disebut juga dengan teori adaptasi Roy, memberikan analisis pelaksanaan penerapan
membantu mengadaptasi perilaku sehat model konsep dan teori adaptasi menurut
pada penyakit kronik. Menurut model Roy dalam memberikan asuhan keperawatan
adaptasi Roy, perawatan harus ditujukan pada pasien dengan gangguan persyarafan
untuk meningkatkan kemampuan adaptif terutama pasien stroke non hemoragik
dan respon koping individu dalam berulang di ruang stroke unit sebuah Rumah
menghadapi stressor. Model teori ini Sakit Jakarta.
banyak digunakan karena kesederhanaan
dan aksesibilitasnya dalam meningkatkan METODE PENELITIAN
kualitas hidup (Fawcett, 2009). Studi kasus pada seorang laki-laki, 63
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, tahun, dirawat dengan diagnosa medis stroke
penulis memfokuskan pada asuhan non hemoragik. Pasien masuk RS melalui
keperawatan pasien dengan gangguan
IGD pada tanggal 5 November 2021 pukul
persyarafan stroke berulang melalui aplikasi
08.00 wib, masuk di ruang perawatan pada

LLDIKTI Wilayah X 177


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

tanggal 5 November 2021 pukul 09.00 dan Pengkajian


dilakukan pengkajian pada tanggal 5
November 2021 pukul 10.30 WIB. Untuk mendapatkan data yang lebih
Penerapan teori keperawatan Adaptasi Roy lengkap dilakukan pengkajian perilaku dan
dalam asuhan keperawatan melalui proses pengkajian stimulus sebagai berikut:
keperawatan yaitu dari pengkajian sampai
dengan evaluasi. a. Adaptasi Fisiologi

Tabel 1. Tabel Pengkajian

Oksigen Nutrisi Eliminasi, cairan & Aktivitas, Istirahat,


elektrolit Proteksi ,sensori, neuro

Pengkajian  RR 26 x.menit,  TB 170 cm  BAB +, tidak  Kesadaran : CM,


Perilaku irama tidak  BB 56 kg teraba masa di GCS 14
teratur  IMT19.3kg.m abdomen kiri  Keluarga mengatakan
 suara nafas 2 bawah klien tidur terganggu
ronkhi, sputum  Diit cair 6 x  Urine warna karena batuk dan sulit
berlebih 200 ml (1.2 kuning,terpasan mengeluarkan sputum
 hasil AGD : kkl/ml) per g kateter, jumlah  Kulit kering, tampak
PH 7.45 NGT 1200 cc/hari ada lecet di sacrum
PCO229.7mmHg  Ur/Cr : 36  Braden scale 12,
PO2 121 mmHg mg/dL / 1,37 beresiko tinggi
HCO3 20 mEq/L gr/dL mengalami luka tekan
BE - 3,07  Turgor kulit  Pupil Bulat isokor,
 Nadi110x/menit elastis, tidak ada ++3mm/++3mm
TD 190/100 edema, nutrisi  Kehilangan sensasi di
mmHg per NGT tubuh sebelah kiri
 Balance  Kekuatan otot
cairan/24 jam : - ekstremitas kiri 2222,
350 cc ekstremitas kanan
 Ur/Cr : 36 4444
mg/dL / 1,37  Ct scan tampak lesi
gr/dL hypodense di
 Na 152 mEq/L periventrikel lateralis
 K 5,4 mmol/L kanan lobus frontalis
 Cl 104 mEq/L  Kernig.lasigue/babins
ki/brudzinksi (-)
 Nervus kraniaslis
dalam batas normal

b. Adaptasi Konsep Diri perawatan, pasien ingin segera sembuh


Pasien kooperatif selama menjalani dan normal kembali serta bisa berkumpul
perawatan. Pasien menyadari dirinya saat dengan keluarga di rumah karena pasien
ini sedang sakit dan membutuhkan

LLDIKTI Wilayah X 178


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

merasa hanya membebani keluarga kebutuhan pasien,tetapi istri pasien yang


karena tidak bisa beraktivitas. senantiasa menunggui pasien. Keluarga
terlibat aktif dalam proses keperawatan
c. Adaptasi Fungsi Peran yang dilakukan terhadap pasien. Pasien
Pasien saat ini sudah tidak aktif bekerja. menyadari dirinya saat ini sedang sakit
Saat ini yang menafkahi keluarga adalah dan membutuhkan perawatan, pasien
anak sulungnya. Pasien kurang aktif ingin segera sembuh, dan kembali
mengikuti kegiatan kemasyarakatan. berkumpul dengan keluarga di rumah.

d. Adaptasi Interdependensi Masalah Keperawatan


Pasien mendapatkan dukungan penuh dari
keluarga. Keluarga (anak dan istri) sangat Berdasarkan hasil pengkajian mode
memperhatikan pasien, mereka adaptif terdapat perilaku pasien yang bersifat
bergantian menunggu dan memenuhi inefektif, diantaranya adalah :

Tabel 2. Masalah Keperawatan

Mode Adaptasi Mode Adaptasi Mode Adaptasi


Fisiologis Konsep Diri Fungsi Peran
Masalah • Bersihan jalan  Gangguan  Gangguan
Keperawatan nafas tidak citra tubuh fungsi peran
efektif
• Resiko
gangguan
perfusi
jaringan
serebral
• Gangguan
mobilitas fisik
• Resiko
Gangguan
integritas kulit

RENCANA KEPERAWATAN, Aktivitas regulatornya adalah


IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI monitoring buyi nafas tambahan, sputum,
Bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas. kolaborasi pemberian
berhubungan dengan disfungsi bronkodilator, mukolitik, ekpspektoran,
neuromuscular. Intervensi keperawatan yang penghisapan cairan lender. Aktivitas
direncanakan adalah untuk merubah kognatornya adalah anjurkan banyak
stimulus kea rah perilaku adaptif bersihan minum air hangat, anjurkan pasien batuk
jalan anfas efektif dengan mengarahkan efektif.
Implementasi yang dilakukan sesuai
pada aktivitas regulator dan kognator.

LLDIKTI Wilayah X 179


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

dengan intervensi yang telah ditetapkan. dalam melakukan ROM. Aktifitas


Hasil evaluasi menunjukkan bunyi nafas kognatornya adalah anjurkan pasien
tambahan ronkhi sudah mulai menurun di melakukan perubahan posisi, anjurkan
hari ketiga, pola nafas teratur, produksi klien melakukan ROM aktif.
sputum berkurang. Pasien pulang pada Implementasi yang dilakukan untuk
perawatn hari ke-5, dan dapat diagnose ini sesuai dengan intervensi
disimpulkan pasien sudah mulai adaptif yang telah disusun. Hasil evaluasi yang
terhadap masalah bersihan jalan nafas diperoleh setelah dilakukan intervensi
tidak efektif. menunjukkan motivasi pasien untuk
Resiko gangguan perfusi jaringan Latihan ROM tinggi, keluarga
serebral berhubungan dengan infark di berpartisipasi, klien sudah dapat
periventrikel lateralis kanan lobus berpindah kanan/kiri secara mandiri.
frontalis. Intervensi keperawatan yang Dapat disimpulakn bahwa pasien adaptif
direncanakan adalah untuk merubah terhadap masalah gangguan mobilitas
stimulus kearah perilaku adaptif perfusi fisik.
serebral adekuat dengan mengarahkan Resiko gangguan integritaskulit
pada aktifitas regulator dan kognator. berhubungan dengan penurunan
Aktifitas regulatornya adalah mobilitas. Intervensi keperawatan yang
monitoring tingkat kesadaran, rekasi direncanakan adalah aktivitas regulator
pupil, tingkat orientasi tanda vital dan berupa ubah posisi tiap 2jam, lakukan
peningkatan tekanan intracranial. masase pada area penonjolan tulang,
Aktivitas kognatornya adalah anjurkan lakukan perawatan luka. Aktifitas
pasien untuk menghindari aktifitas kognatornya adalah anjurkan
berlebih yang bisa meningkatkan TIK. menggunakan pelembab, anjurkan
Implementasi yang dilakukan sesuai meningkatkan asupan nutrisi, anjurkan
dengan intervensi yang telah ditetapkan. untuk menghindari tirah baring lama.
Hasil evaluasi menunjukkan tanda vital Implementasi yang dilakukan sesuai
sudah dalam batas normal, MAP Sudah dengan intervensi yang teah ditetapkan.
dalam batas normal. Pasien pulang pada Hasil evaluasi menunjukkan kulit lembab,
hari ke-5 dan dapat disimpulkan bahwa tidak tampak luka lecet akibat tirah baring
diagnose resiko gangguan perfusi jaringan yang lama. Dapat disimpulkan bahwa
serebral terataasi. Ini menunjukkan pasien pasien adaptif terhadap masalah
adaptif terahadap masalaah keperawatan keperawatan ini.
ini.
Gangguan mobilitas fisik PEMBAHASAN
berhubungan deficit neurologi. Intervensi Pelaksanaan asuhan keperawatan
keperawatan yang direncanakan adalah pada pasien dengan gangguan
untuk merubah stimulus kearah perilaku persyarafan di kasus ini menggunakan
adaptif mobilitas fisik adekuat dengan teori keperawatan adaptasi Roy, karena
mengarahkan pada aktifitas regulator dan teori tersebut berfokus pada
kognator. pengadaptasian individu terhadap
Aktifitas regulatornya adalah tempatkan stimulus yang diterimanya baik internal
pasien dalam posisi terapeutik, rubah maupun eksternal. Pasien dengan
;osisi pasien tiap 2 jam, hindari trauma gangguan persyarafan mengalami
Ketika melakukan aktifitas, bantu pasien masalah adaptasi ketika terpapar oleh

LLDIKTI Wilayah X 180


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

stimulus. Fokus utama teori ini adalah residual (Fawcett, 2009). Pada kasus ini,
adaptasi biopsikososial dan holistik, gejala sisa muncul akibat kerusakan pada
dimana tujuannya adalah meningkatkan area otak kanan karena adanya sumbatan
integritas dan adaptasi positif pasien. pembuluh darah yang ditandai dengan
Roy memandang individu sebagai sistem hasil ct scan tampak lesi hypodense di
adaptif. Teori Roy banyak digunakan periventrikel lateralis kanan lobus
oleh perawat rehabilitasi yang bekerja frontalis. Kerusakan ini menyebabkan
menangani pasien-pasien yang pasien mengalami kelemahan pada tubuh
beradaptasi terhadap perubahan dan bagian kiri. Disabilitas fisik pada pasien
kehilangan (Fawcett, 2009). stroke yang berlangsung lama
Proses adaptasi pada pasien stroke merupakan stimulus fokal bagi pasien
dalam studi kasus ini menunjukkan (Koç, 2012). Ini sesuai dengan kasus,
bahwa pasien mempunyai adaptasi yang karena kejadian saat studi kasus
adaptif, terlihat dari hasil evaluasi yang merupakan serangan stroke kedua.
menunjukkan bahwa sebagian besar Stimulus kontekstual pada pada
masalah keperawatan teratasi dan pasien pasien stroke meliputi ketidak jelasan
dipulangkan. Ini sesuai dengan terhadap sistem pelayanan Kesehatan
penelitian yang menunjukkan bahwa dan hambatan askes ke pelayanan (Koç,
teori Callista Roy pada proses adaptasi 2012). Pada kasus ini, kurang puas
pasien stroke menunjukkan hampir terhadap pelayanan Kesehatan terdahulu
seluruhnya dari responden (76.6%) menjadi stimulus kontekstual pasien. Ini
mempunyai adaptasi yang adaptif dan juga menyebabkan stimulus residual
sebagian kecil dari responden (23.3%) pada pasien dimana pengalaman stroke
mempunyai aptasi yang malapatif sebelumnya dan koping yang tidak
(Pujiarto, 2017). efektif. tentang pelaksanaan asuhan
Teori Keperawatan Roy digunakan keperawatan pada pasien stroke non
dalam menjelaskan masalah yang hemoragik berulang dari pengkajian
dialami pasien stroke dan bagaimana sampai dengan evaluasi. pembahasan
pasien berespon terhadap masalah membahas hal-hal yang ditemukan saat
sebagai upaya untuk beradaptasi pasca melakukan asuhan keperawatan dan
stroke, apalagi pada kasus ini pasien bagaimana pelaksanaan asuhan
mengalami kasus stroke berulang yang keperawatan diberikan dengan
tentunya proses adaptasi sebelumnya menggunakan penerapan teori adaptasi
tidak berjalan optimal. Selain itu, dalam roy.
mengembangkan efektifitas intervensi Terhadap stimulus yang muncul,
keperawatan pada pasien stroke, teori pasien memiliki mekanisme koping..
keperawatan dinilai mampu mengurangi mekanisme ini dipengaruhi oleh
disabilitas serta meningkatkan kualitas informasi yang didapat terkait oenyakit
hidup karena peningkatan kualitas hidup yag diderita, persepsi terhadap kondisi
dapat dicapai Ketika pasien mampu disabilitas, penilaian tentang kondisi
beradaptasi terhadap berbagai stimulus disabilitas yang dialami, dan
(Dharma, 2018). kemampuan mengontrol emosi terhadap
Stimulus menurut Roy dibedakan berbagai stimulus saat stroke.
menjadi tiga yaitu stimulus fokal, Mekanisme koping terhadap stimulus
stimulus kontekstual, dan stimulus akan menimbulkan respon perilaku

LLDIKTI Wilayah X 181


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

adaptasi. Perilaku ini bisa dilihat dari pasien dengan focus mengatur, dan
koping pasien dalam menyesuaikan diri mengarahkan perawat untuk dapat
pasca stroke. Koping yang digunakan merawat pasien dengan efektif dan
dapat dilihat dari respon perilaku menghasilkan respon yang adaptif.
adaptasi pasien (Roy, C. S., & Andrews, Sejalan dengan penelitian yang
1999). dilakukan oleh Ali Mohammadi et al
Pada kasus ini, respon perilaku (2015) bahwa teori adaptasi Roy
adaptasi fisiologis ditunjukkan dengan merupakan metoda non invasive, non
kemampuan pasien dalam melakukan farmakologi dan hemat biaya dalam
gerak tanpa sepenuhnya bergantung mengendalikan masalah fisik dan
kepada keluarga. Respon perilaku psikologis serta nyaman diterapkan pada
adaptasi konsep diri pada kasus ini pasien stroke (Alimohammadi et al.,
ditunjukkan dengan pasien sudah mulai 2015).
menerima bahwa dirinya memiliki
keterbatasan fisik dan yakin bahwa SIMPULAN
dirinya masih mampu berfungsi dengan Asuhan keperawatan yang diberikan
segala keterbatasan yang dimiliki. pada kasus stroke non hemoragik
Respon perilaku adaptasi fungsi peran berulang menunjukkan adanya respon
pada kasus ini ditunjukkan bahwa pasien adaptif pada pasien. Hasil tersebut
berjanji akan menjalankan aktifitas rutin membuktikan bahwa Teori Roy efektif
dengan bantuan minimal dari keluarga diterapkan pada pasien stroke. Dengan
dan berusaha untuk mengikuti kegiatan demikian, Teori Roy dapat
sosial masyarakat. dipertimbangkan sebagai metoda dalam
Hasil akhir proses adaptasi adalah memberikan asuhan keperawatan yang
respon individu yang adaptif atau respon berkualitas.
tidak efektif. Respon adaptif
menunjukkan bahwa individu mampu
mempertahankan integritasnya sehingga UCAPAN TERIMAKASIH
mampu mencapai tujuan yang diinginkan
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
(Roy, C. S., & Andrews, 1999). Pada
direktur Rumah Sakit tempat case study
kasus ini, ditemukan respon individu
yang adaptif sehingga diharapkan pasien dilakukan.
dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hal ini sejalan dengan studi kasus yang
Alimohammadi, Maleki, B., Shahriari, M.,
dilakukan oleh Pujiarto (2017) dimana
& Chitsaz, A. (2015). Effect of a care
pasien stroke iskemik dengan gangguan
plan based on Roy adaptation model
neurologi diberikan asuhan keperawatan
biological dimension on stroke patients
dengan teori adaptasi menurut Roy dan
physiologic adaptation level. Iranian
didapatkan hasil bahwa pasien mudah
Journal of Nursing and Midwifery
mengaplikasikan teori Roy sehingga
Research, 20(2), 275–281.
kemampuan pasien dalam beradaptasi
Black, J. M., & Hawk, J. H. (2014). Medical
bisa dicapai.
surgical nursing: clinical management
Sebagian besar penelitian saat ini di
for positive outcomes. Saunders
bidang keperawatan menekankan pada
Elsevier.
peningkatan asuhan keperawatan pada
Dharma, K. K. (2018). Pemberdayaan

LLDIKTI Wilayah X 182


Malkis, et. al | Penerapan Teori Roy dalam Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Stroke Iskemia Berulang

(176-183)

keluarga mengoptimalkan kualitas Roy, C. S., & Andrews, H. A. (1999). The


hidup pasien pasca stroke. CV Budi Roy adaptation model. Appleton &
Utama. Lange.
Fawcett, J. (2009). Using the roy adaptation Stein, J., Katz, D. I., Black Schaffer, R. M.,
model to guide research and/or Cramer, S. C., Deutsch, A. F., Harvey,
practice: construction of conceptual R. L., Lang, C. E., Ottenbacher, K. J.,
theoretical empirical systems of Prvu-Bettger, J., Roth, E. J.,
knowledge. Aquichan, 9(3), 297–306. Tirschwell, D. L., Wittenberg, G. F.,
https://doi.org/10.5294/1527 Wolf, S. L., & Nedungadi, T. P. (2021).
Koç, A. (2012). Rehabilitation nursing: Clinical Performance Measures for
Applications for rehabilitation nursing. Stroke Rehabilitation: Performance
HealthMED, 6(4), 1164–1171. Measures From the American Heart
Lanas, F., & Seron, P. (2021). Facing the Association/American Stroke
stroke burden worldwide. The Lancet Association. Stroke, 52(10), E675–
Global Health, 9(3), e235–e236. E700.
https://doi.org/10.1016/S2214- https://doi.org/10.1161/STR.00000000
109X(20)30520-9 00000388
Pujiarto, P. (2017). Analisis Praktek Zheng, S., & Yao, B. (2019). Impact of risk
Keperawatan Medikal Bedah dengan factors for recurrence after the first
Pendekatan Teori Adaptasi Roy pada ischemic stroke in adults: A systematic
Pasien Gangguan Persyarafan di review and meta-analysis. Journal of
RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Clinical Neuroscience, 60, 24–30.
Jakarta. Jurnal Kesehatan, 8(1), 150. https://doi.org/10.1016/j.jocn.2018.10.0
https://doi.org/10.26630/jk.v8i1.386 26
Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan kesehatan kementrian
RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
RI.

LLDIKTI Wilayah X 183

Anda mungkin juga menyukai