Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN

PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGANDALAMNEGERI


NOMOR 45 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAANTATAKELOLAPROGRAM MINYAK
GORENG CURAH RAKYAT

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGANDALAMNEGERI,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5, Pasal 6,


Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13, dan
Pasal 14 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak
Goreng Curah Rakyat, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tata Kelola
Program Minya;k Goreng Curah Rakyat;

Mengingat 1. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2022 tentang


Kementerian Perdagangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nemer 19);
2. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perdagangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 492);
3. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nemer 11 Tahun 2022 ten tang Penetapan Harga Eceran
Tertinggi Minyak Gereng Curah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 283);
Peraturan Menteri Perdagangan Norrior 30 Tahun 2022
tentang Ketentuan Ekspor Crude Palm Oil, Refined,
Bleached ana Deodorized Palm Oil, Refined, Bleached, and

DIRE~TORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI


Jalan M.1. Ripwan ,Rals NO,5 Jakarta Pusat 10110
Tel. 021-23,528520, 021-3858171
Ext. 349'00, Fax, Q2l-385733Ei
kemendag.go.id
-2 -

Deodorized Palm Oilen, dan Used Cooking Oil (Berita


Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 505);
5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2022
tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Curah
Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 515);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG
PELAKSANAANTATAKELOLAPROGRAM MINYAKGORENG
CURAH RAKYAT

KESATU Menetapkan petunjuk teknis pelaksanaan tata kelola program


minyak goreng curah rakyat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU merupakan acuan dalam memastikan minyak goreng
rakyat dapat terdistribusikan kepada konsumen di pasar
rakyat darr/ atau temp at penjualan eceran lainnya sesuai
dengan harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan oleh
Menteri Perdagangan.
KETIGA Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2022

SALINANKeputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada:


1. Menteri Perdagangan;
2. Wakil Menteri Perdagangan;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan.
LAMPlRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI
NOMOR 45 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TATA KELOLA PROGRAM MINYAK
GORENG CURAH RAKYAT

DAFTAR lSI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TATA KELOLA PROGRAM MINYAK
GORENG CURAH RAKYAT

BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. DEFINISI

BAB II TATA CARA PELAKSANAAN TATA KELOLA PROGRAM MINYAK


GORENG CURAH RAKYAT

BAB III PENUTUP


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang harganya


relatif stabil, terutama untuk minyak goreng kemasan, mengingat
Indonesia memiliki sumber bahan baku produksi minyak goreng yang
melimpah. Berdasarkan hasil pantauan harga Kementerian Perdagangan,
selama periode tahun 2020 harga minyak goreng relatif stabil pada
kisaran Rp11.100,00jliter (sebelas ribu seratus rupiah perliter) sampai
dengan Rp12.000,00jliter (dua belas ribu rupiah perliter). Namun
demikian, pada awal tahun 2021, harga minyak goreng, utamanya minyak
goreng curah, mulai bergerak naik ke level kisaran Rp12.200,00jliter (dua
belas ribu dua ratus rupiah perliter) dan mencapai Rp15.900,00jliter
(lima belas ribu sembilan ratus rupiah perliter) pada bulan November
2021. Kenaikan harga yang sarna juga terjadi pada komoditi minyak
goreng kemasan, dimana pada tahun 2020 rata-rata harga minyak goreng
kemasan pada kisaran Rp14.000,00jliter (empat belas ribu rupiah
perliter) smpai dengan Rp15.000,00jliter (lima belas ribu rupiah perliter),
namun pada awal 2021 harga bergerak naik dan mencapai di atas
Rp17.800,00jliter (tujuh belas ribu delapan ratus rupiah perliter) pada
bulan November 2021.
Pergerakan harga minyak goreng dalam negeri seiring dengan harga
Crude Palm Oil (CPO) internasional yang mulai mengalami kenaikan dari
semula kisaran US$600-800jMT selama periode tahun 2020 menjadi di
atas US$1.000jMT pada tahun 2021 dan memiliki trend kenaikan sampai
dengan 2022. Trend kenaikan harga minyak goreng ini diantaranya dipicu
oleh melonjaknya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional.
Selain dipicu kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar global,
kenaikan harga minyak goreng juga disokong meningkatnya permintaan
bahan baku untuk biodiesel dalam rangka program B30, serta turunnya
jumlah panen kelapa sawit di dalam negeri juga turut mendorong
kenaikan harga bahan baku minyak goreng tersebut.
Memperhatikan kondisi tersebut, serta untuk menjalankan tugas dan
fungsi Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan untuk
mengendalikan ketersediaan minyak goreng dalam jumlah yang memadai,
mutu yang baik, dan harga yang terjangkau sebagaimana amanat
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan
Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan serangkaian
kebijakan terkait minyak goreng.
Salah satu kebijakan harga yang diambil Kementerian Perdagangan
yaitu menetapkan harga eceran tertinggi minyak goreng curah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11
Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Ooreng
Curah.
Oleh karen a itu dalam rangka memastikan harga minyak goreng
curah sesuai dengan harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan, perlu
disusun petunjuk teknis pelaksanaan tata kelola program minyak goreng
curah rakyat.

B. MAKSUDDANTUJUAN
Maksud dan tujuan dalam petunjuk pelaksanaan tata Kelola program
minyak goreng curah rakyat ini adalah untuk:
1. memberikan petunjuk dalam pelaksanaan tata kelola program
minyak goreng curah rakyat; dan
2. optimalisasi pendistribusian program minyak goreng rakyat melalui
titik jual yang telah ditetapkan.

C. DEFINISI
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Pendaftaran Produsen Minyak Goreng Curah Rakyat yang
selanjutnya disebut Pendaftaran Program MGCR adalah proses atau
langkah-Iangkah yang dilakukan oleh Produsen darr/ atau Crude
Palm Oil (CPO), Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPalm
Oil), Refined, Bleached and Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein),
dan Used Cooking Oil (UCO),Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran,
dan Pengecer dalam melaksanakan Program MOCR.
2. Produsen CPO adalah perusahaan industri yang memproduksi Crude
Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku produksi minyak goreng sawit
darr/ atau produk turunan lainnya.
3. Produsen Minyak Goreng adalah perusahaan industri yang
memproduksi minyak goreng sawit, dengan proses fraksinasi, dengan
atau tanpa pencampuran vitamin A dan / atau provitamin A.
4. Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran yang selanjutnya disingkat
PUJLE adalah pelaku usaha distribusi yang melakukan distribusi
minyak goreng curah yang memiliki jaringan distribusi dan/ atau
Pengecer dan memiliki dan/ atau menggunakan aplikasi digital yang
diakui Kementerian Perdagangan.
5. Pengecer adalah pelaku usaha yang memperdagangkan minyak
goreng curah kepada konsumen akhir rumah tangga.
6. Minyak Goreng Curah adalah minyak goreng sawit yang dijual
kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki
label atau merek.
7. Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah yang selanjutnya
disebut HET Minyak Goreng Curah adalah harga jual tertinggi
minyak goreng curah kepada konsumen di pasar rakyat dariy atau
tempat penjualan eceran lainnya.
8. Titik Jual adalah temp at penjualan minyak goreng curah kepada
konsumen yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri.
9. Program Minyak Goreng Curah Rakyat yang selanjutnya disebut
Program MGCR adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian
Perdagangan dalam rangka menyediakan Minyak Goreng Curah
kepada masyarakat dengan Harga Eceran Tertinggi yang telah
ditetapkan.
10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal, Kementerian
Perdagangan.
BAB II
RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS TATAKELOLAPROGRAM
MINYAKGORENG CURAH RAKYAT

1. UMUM
1.1. Program Minyak Goreng Curah Rakyat melibatkan pelaku usaha
sebagai berikut:
a. Produsen CPO sebagai pemasok bahan baku minyak goreng;
b. Produsen Minyak Goreng sebagai pemasok minyak goreng
curah;
c. PUJLE sebagai distributor minyak goreng curah Program MGCR;
d. Pengecer sebagai penjual kepada masyarakat; dan
e. eksportir Crude Palm Oil (CPO), Refined, Bleached and
Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil), Refined, Bleached and
Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein), dan Used Cooking Oil
(UCO).
1.2. Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada butir 1.1. merupakan
pelaku usaha yang harus memenuhi ketentuan Domestic Market
Obligation dan Domestic Price Obligation untuk dapat diberikan
persetujuan ekspor.
1.3. Produsen CPO, Produsen Minyak Goreng, eksportir dalam memenuhi
ketentuan Domestic Market Obligation sebagaimana dimaksud pada
butir 1.2. menyerahkan Domestic Market Obligation dengan
mekanisme:
a. melalui mekanisme SIMlRAH; atau
b. pelaku usaha distribusi yang telah ditetapkan sebagai PUJLE.

2. TATA CARA PENDAFTARAN PRODUSEN DANI ATAU EKSPORTIR Crude


Palm Oil (CPO)I RBDPO
2.1. Produsen CPO dan/ atau eksportir Crude Palm Oil (CPO), Refined,
Bleached and Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil), Refined, Bleached
and Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein), dan Used Cooking Oil
(UCO) melakukan pendaftaran melalui SIINaS untuk mendapatkan
hak akses SIMlRAH sebagai peserta Program MGCR.
2.2. Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada butir 2.1. dilakukan
melalui SIINas dengan melampirkan paling sedikit:
a. rencana produksi Crude Palm Oil (CPO);
b. rencana bulanan pasokan Crude Palm Oil (CPO) kepada
Produsen Minyak Goreng;
c. perjanjian kerja sarna dengan Produsen Minyak Goreng; dan
d. komitmen pendistribusian Crude Palm Oil (CPO) ke Produsen
Minyak Goreng dalam Program MGCR.
2.3. Produsen CPO dan/ atau eksportir dapat memperoleh hak akses
SIMIRAH sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Kementerian
Perindustrian.
2.4. Produsen danjatau eksportir sebagaimana dimaksud pada butir 2.2.
yang telah terdaftar dalam Program MGCR dapat dilihat dalam
aplikasi SIMIRAH.

3. TATACARAPENDAFTARANPRODUSEN MINYAKGORENG
3.1. Produsen Minyak Goreng menyampaikan pendaftaran untuk
mengikuti Program MGCR.
3.2. Pendaftaran dilakukan melalui SIINaS dengan melampirkan paling
sedikit:
a. rencana produksi minyak goreng;
b. perjanjian kerjasama dengan Produsen CPO;
c. rencana bulanan pasokan minyak goreng kepada PUJLE; dan
d. perjanjian kerja sarna dengan PUJLE.
3.3. Produsen Minyak Goreng sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.
yang telah terdaftar dalam Program MGCR dapat dilihat dalam
aplikasi SIMlRAH.

4. TATA CARA VERIFlKASI PENETAPAN PELAKU USAHA JASA LOGISTIK


DAN ECERAN (PUJLE) YANG MENGGUNAKANAPLIKASI DIGITAL MILIK
SENDIRI
4.1. PUJLE mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal untuk
berpartisipasi dalam Program MGCR dengan melampirkan dokumen:
a. Nomor Induk Berusaha (NIB);
b. Surat Pernyataan Perjanjian Kerahasiaan; dan
c. Profil aplikasi yang akan digunakan dalam Program MGCR
berupa gambaran umum mengenai aplikasi yang dibangun.
4.2. Dalam mendistribusikan minyak goreng curah PUJLE dapat
menggunakan:
a. aplikasi digital distribusi minyak goreng curah milik sendiri;
atau
b. aplikasi digital distribusi minyak goreng curah lainnya,
yang diakui oleh Kementerian Perdagangan.
4.3. Aplikasi digital sebagaimana dimaksud pada butir 4.2. paling sedikit
dapat menyediakan fitur yang memuat:
a. data Produsen Minyak Goreng;
b. data PUJLE yang berisi profil dan petunjuk penggunaan;
c. data Pengecer;
d. data konsumen dengan merekam Nomor Induk Kependudukan
(NIK);
e. data transaksi; dan
f. data rekapitulasi transaksi harian pembelian, penjualan, dan
stok.
4.4. Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan
melakukan verifikasi kelayakan penggunaan aplikasi digital dengan
melakukan pengecekan infrastruktur dan aplikasi digital milik PUJLE
telah sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir
4.2. dan butir 4.3.
4.5. Data dalam sistem aplikasi yang digunakan oleh PUJLE harus
terintegrasi dengan SINSW.
4.6. PUJLE harus menyediakan hak akses kepada Tim Validasi.
4.7. Direktur J enderal menyampaikan surat penetapan PUJLE yang telah
terverifikasi.

5. PENETAPANKEBUTUHANDANDISTRIBUSICRUDE PALM OIL (CPO)


5.1. Direktur Jenderal menentukan kebutuhan Crude Palm Oil (CPO)
sebagai bahan baku untuk diproses menjadi minyak goreng curah
yang akan didistribusikan melalui Program MGCR kepada
masyarakat dengan berdasarkan hasil rapat koordinasi
kementerian Zlembaga terkait.
5.2. Rapat koordinasi dilaksanakan selambat-lambatnya pekan ke-3
bulan berjalan untuk penentuan penetapan bulan berikutnya.
5.3. Hasil rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada butir 5.1.
dituangkan dalam risalah rapat sebagai dasar penetapan.
5.4. Direktur Jenderal atas nama Menteri Perdagangan menetapkan
kebutuhan Domestic Market Obligation sebagai bahan baku minyak
goreng curah melalui surat keputusan.

6. TATA CARA VALIDASI PENDISTRIBUSIAN DOMESTIC MARKET


OBLIGATION CRUDE PALM OIL (CPO)
6.1. Direktur Jenderal menetapkan Tim Validasi pemenuhan Domestic
Market Obligation Crude Palm Oil (CPO) yang disalurkan oleh
eksportir dan.' atau Produsen CPO kepada Produsen Minyak Goreng.
6.2. Dalam melakukan validasi pemenuhan Domestic Market Obligation

Crude Palm Oil (CPO), tim memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a. jumlah realisasi alokasi dan harga pengiriman Crude Palm Oil
(CPO) oleh Produsen CPO ke Produsen Minyak Goreng yang
dibuktikan dengan kelengkapan dokumen dari SIMlRAH;
b. jumlah realisasi alokasi dan harga penerimaan Crude Palm Oil
(CPO) oleh Produsen Minyak Goreng dari Produsen CPO yang
dibuktikan dengan kelengkapan dokumen dari SIMlRAH;
c. jumlah realisasi dan harga penyerahan minyak goreng hasil
Domestic Market Obligation Crude Palm Oil (CPO)kepada PUJLE;
d. dalam hal ditemukan perbedaan jumlah realisasi alokasi dan
harga antara huruf a dan huruf b, maka data yang digunakan
untuk realisasi Domestic Market Obligation Crude Palm Oil (CPO)
adalah realisasi penerimaan Crude Palm Oil (CPO)oleh Produsen
Minyak Goreng; dan
e. alokasi realisasi Domestic Market Obligation yang harganya lebih
tinggi dari Domestic Price Obligation yang berlaku pada saat
pelaksanaan transaksi maka tidak diakui sebagai realisasi
Domestic Market Obligation.
6.3. Tim validasi melaporkan rekapitulasi pemenuhan Domestic Market
Obligation Crude Palm Oil (CPO) termasuk realisasi untuk masing-
masing perusahaan yang ditandatangani oleh anggota Tim Validasi
kepada Direktur J enderal.
6.4. Hasil validasi sebagaimana dimaksud pada butir 6.3. diinput ke
SINSW oleh koordinator Tim Validasi sebagai angka koreksi dalam
menetapkan alokasi ekspor perperusahaan.
7. TATA CARA VALIDASI PENDISTRIBUSIAN DOMESTIC MARKET
OBLIGATION MINYAKGORENG
7.1. Direktur Jenderal menetapkan tim validasi pemenuhan Domestic
Market Obligation Minyak Goreng yang disalurkan oleh Produsen
Minyak Goreng.
7.2. Dalam melakukan validasi Pemenuhan Domestic Market Obligation
Minyak Goreng, tim memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. jumlah realisasi alokasi dan harga pengiriman minyak goreng
curah oleh Produsen Minyak Goreng ke distributor SIMIRAH
danjatau PUJLE yang dibuktikan dengan kelengkapan
dokumen;
b. jumlah realisasi alokasi dan harga penerimaan minyak goreng
curah oleh distributor SIMIRAHdarr/ atau PUJLE dari Produsen
Minyak Goreng yang dibuktikan dengan kelengkapan dokumen;
c. dalam hal terjadi perbedaan jumlah realisasi alokasi dan harga
an tara huruf a dan huruf b, maka data yang digunakan untuk
realisasi Domestic Market Obligation minyak goreng adalah
realisasi penerimaan minyak goreng oleh distributor SIMlRAH
danj atau PUJLE; dan
d. alokasi realisasi Domestic Market Obligation yang harganya lebih
tinggi dari Domestic Price Obligation yang berlaku pada saat
pelaksanaan transaksi maka tidak diakui sebagai Domestic
Market Obligation.
7.3. Tim Validasi melaporkan rekapitulasi pemenuhan Domestic Market
Obligation minyak goreng termasuk realisasi untuk masing-masing
perusahaan yang ditandatangani oleh anggota Tim Validasi kepada
Direktur Jenderal.
7.4. Hasil validasi diinput ke SINSWoleh koordinator Tim Validasi sebagai
angka koreksi dalam menetapkan alokasi ekspor perperusahaan.
-9 -

BAB III
PENUTUP

Petunjuk teknis ini merupakan acuan atau pedoman bagi tim yang
dibentuk oleh Kementerian Perdagangan dalam melaksanakan tata
kelola Program Minyak Goreng Curah Rakyat.

GANGAN DALAM NEGERI,


'-1.

Anda mungkin juga menyukai