0.) Kementerian
Perindustrian
R EPU AL IK IN DON E SIA
Jalan Jendera! Gaffi Subroto Kay 52-53 Jakarta 12950 (otak Pos: 4T2O rKTtrl
Telp: 021-5252713, 021-5255509 Po6. ,l{162 Fax: 021-5252450
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HAK AKSES,
PENUNJUKAN DAN PENDAFTARAN JAzuNGAN
DISTRIBUSI, DAN PEI{YAMPAIAN DATA DAN/ATAU
INFORMASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI CRUDE PALM OIL
DAN MII{YAK GORENG CURAH PADA SIMIRAH.
Pasal 1
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI AGRO
NOMOR 6 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN HAK AKSES,
PENUNJUKAN DAN PENDAF'TARAN
JARINGAN DISTRIBUSI, DAN
PEI.IYAMPAIAN DATA DAN/ATAU
INFORMASI PRODUKSI DAN
DISTRIBUSI CRWB PALM OIL DAN
MII{YAK GORENG CURAH PADA
SIMIRAH
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Kementerian Perindustrian, sesuai dengan Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2O14 tentang Perindustrian, memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaran perindustrian tersebut,
disusunlah Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).
RIPIN dijadikan pedoman bagi pemerintah dan pelaku industri untuk
perencanaan dan pembangunan industri.
Sesuai dengan RIPIN Tahun 20f5-2035, salah satu industri yang
menjadi prioritas pada tahun 2Ol5-2O19 adalah industri minyak nabati'
Sumber minyak nabati yang dihasilkan oleh alam Indonesia salah
satunya yaitu kelapa sawit. Produksi minyak goreng sawit diperkirakan
sekitar 18 juta ton untuk memenuhi kebutuhan domestik sekitar 6 juta
ton dan untuk pangsa ekspor sebesar 12 juta ton.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan minyak
goreng sawit (MGS) nasional tahun 2021 sebesar 5,07 juta ton, terdiri
dari kebutuhan curah industri sebesar I ,62 juta ton (32o/ol, curah rumah
tangga 2,12 }uta ton (42Vo), kemasan sederhana 0,21 juta ton (4%), dan
kemasan premium 1,11 juta ton (22o/ol.
Realisasi produksi MGS tahun 2O2l mencapal 20'22 juta ton
5-
digunakan untuk memenuhi dalam negeri sebesar 5,07 juta ton (25,O7o/ol
dan sisanya sebesar 15,55 juta ton (7 4,93o/o) untuk tujuan ekspor.
Dalam hal menjamin pasokan minyak goreng curah di tengah
kenaikan harga CPO global diperlukan pengaturan yang menjamin
ketersediaan dan memenuhi kebutuhan minyak goreng curah dengan
harga terjangkau di masyarakat, usaha mikro, dan usaha kecil.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun
2022 tentang Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, bahwa untuk
mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng curah guna menjamin
ketersediaan dan memenuhi kebutuhan minyak goreng curalr dengan
harga yang terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,
Pemerintah telah menetapkan kebijakan program minyak goreng curah
rakyat.
Untuk mendukung kebijakan program minyak goreng curah ralryat
sebagaimana dimaksud, perlu menyiapkan sistem informasi minyak
goreng curah bagi pelaku usaha dalam melaksanakan program minyak
goreng curah rakyat.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (21, Pasal 10 ayat (21, dan Pasal 11 ayat
(3) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahtun 2022 tentang
Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, ketentuan mengenai tata cara
mendapatkan hak akses SIMIRAH, penunjukan dan pendaftaran
jaringan distribusi produsen minyak goreng, serta ketentual teknis
penyampaian data dan/atau informasi produksi dan distribusi cntde
palm oil dan/atau minyak goreng curah pada SIMIRAH ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
B PENGERTIAN
1. Minyak Goreng Sawit adalah minyak goreng yang menggunakan
bahan baku berasal dari kelapa sawit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Minyak Goreng Curah adalah Minyak Goreng Sawit yang dijual
kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki
label atau merek.
3. Program Minyak Goreng Curah Rakyat yang selanjutnya disebut
Program MGCR adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian
Perdagangan dalam rangka menyediakan Minyak Goreng Curah
kepada masyarakat dengan harga eceran tertinggi yang telah
-6-
ditetapkan.
4. Pelaku Usaha adalah perusahaan yang wajib mengikuti Program
MGCR dengan mendaftar melalui SIMIRAH sebagaimana ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang
perdagangan.
5. Produsen Crude Palm Oil yang selanjutnya disebut Produsen CPO
adalah perusahaan industri y€rng memproduksi cnrde palm oil
dan/ atau turunannya yang diperlukan sebagai bahan baku
produksi Minyat Goreng Sawit.
6. Produsen Minyak Goreng adalah perusahaan indusri yang
memproduksi Minyak Goreng Sawit, dengan proses fraksinasi,
dengan atau tanpa pencampuran vitamin A dan/atau provitamin A.
7. Distributor adalah pelaku usaha distribusi Minyak Goreng Curah
yang bertindak atas namanya sendiri dan/ atau atas penunjukan
dari Pelaku Usaha berdasarkan perjanjian untuk melakukan
kegiatan p€masaran Minyak Goreng Curah.
8. Subdistributor adalah pelaku usaha distribusi yang melakukan
distribusi Minyak Goreng Curah yang berasal dari Distributor dan
menggunakan aplikasi SIMIRAH.
9. Pengecer adalah pelaku usaha distribusi Minyak Goreng Curah
yang memasarkan Minyak Goreng Curah secara langsung kepada
masyarakat, usaha mikro, dan/ atau usaha kecil.
10. Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran yang selanjutnya disebut
PUJLE adalah pelaku usaha distribusi yang melakukan distribusi
Minyak Goreng Curah yang memiliki jaringan distribusi dan/ atau
pengecer dan memilik dan/ atau menggunakan aplikasi digital yang
diakui Kementerian Perdagangan.
1 1. Sistem Informasi Industri Nasional yang selanjutnya disebut SIINas
adalah tatanan prosedur dan mekanisme kerja yang terintegrasi
meliputi unsur institusi, sumber daya manusia, basis data,
perangkat keras dan lunak, serta jaringan komunikasi data yang
terkait satu sama lain dengan tduan untuk penyampaian,
pengelolaan, penyajian, pelayanan serta penyebarluasan data
dan/ atau informasi industri'
12. Sistem Informasi Minyak Goreng Curah yang selanjutnya disebut
SIMIRAH adalah tatanan prosedur dan mekanisme kerja yang
terintegrasi dengan SIINas yang bertujuan untuk penyampaian,
pengelolaan, penyajia-n, pelayanan dan penyebarluasan data
dan/ atau informasi distribusi Minyak Goreng Curah.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perindustrian.
14. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Industri Agro
Kementerian Perindustrian.
C LINGKUP
Lingkup pedoman ini meliputi:
1. tata cara mendapatkan hak akses dalam SIMIRAH;
2. tata cara penunjukan dan pendaftaran jaringan distribusi pada
SIMIRAH; dan
3. tata cara penyampaian data dan/ atau informasi produksi dan
distribusi crude palm oil dan Minyak Goreng Curah pada SIMIRAH.
-8-
BAB II
TATA CARA MENDAPATKAN HAK AKSES DALAM SIMIRAH
Produr€n
PetEecer l(onsumen
I Produs€n CPO
DEtrlhnor fubdEntlhior Mssy.rakat
jt
Mlnyak Gorent
,+
* ilt'---' 'Jgt.---ltg'.--EtJ.:- Serbasis NIK
a)
A(s€s PEMDA
Akses K/L
- -+ Aliran lnformasi
Keterangan + Aliran Material
BAB III
TATA CARA PENUNJUKAN DAN PENDAFTARAN
JAzuNGAN DISTRIBUSI PADA SIMIRAH
BAB IV
TATA CARA PEI{YAMPAIAN DATA DAN/ATAU INFORMASI PRODUKSI
DAN DISTRIBUSI CRWE PALM OlL DAN/ATAU MII.IYAK GORENG CURAH
PADA SIMIRAH
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL
U AGRO,
=!dt!
ARDIKA