Anda di halaman 1dari 14

DIREKTORAT JENDERAT INDUSTRI AGRO

0.) Kementerian
Perindustrian
R EPU AL IK IN DON E SIA
Jalan Jendera! Gaffi Subroto Kay 52-53 Jakarta 12950 (otak Pos: 4T2O rKTtrl
Telp: 021-5252713, 021-5255509 Po6. ,l{162 Fax: 021-5252450

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO


NOMOR 6 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN HAK AKSES, PENUNJUKAN DAN PENDAFTARAN
JARINGAN DISTRIBUSI, DAN PET.IYAMPAIAN DATA DAN/ATAU INFORMASI
PRODUKSI DAN DISTzuBUSI CRWE PALM O]L DAN MII.IYAK GORENG
CURAH PADA SIMIRAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO,

Menimbang a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (21


Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2O22
tentang Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, untuk
memperoleh hak akses ke dalam Sistem Informasi
Minyak Goreng Curah, kementerian, lembaga, dan/ atau
pemerintah daerah terkait harrs mengajukan
permohonan tertulis kepada Menteri Perindustrian
melalui Direktur Jenderal Industri Agro;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 10 ayat (2) serta Pasal 11 ayat (3)
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Ta}:l.:r: 2022
tentang Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro
tentang Pedoman Pemberian Hak Akses, Penunjukan
dan Pendaftaran Jaringan Distribusi, dan Penyampaian
Data dan/ atau Informasi Produksi dan Distribusi Crude
Palm Oil dan Minyak Goreng Curah pada SIMIRAH;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2Ol4 tentang


Perindustrian (lembaran Negara Republik Indonesia
-2-

Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan lrmbaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5492);
2 Peraturan Presiden Nomor 1O7 Tahun 2O2O tentang
Kementerian Perindustrian (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2O20 Nomor 254);
3 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Ta}rurr 2O2l
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2O21 Nomor 170);
4 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2022
tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Curah
Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 515);
5 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2022
tentang Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 552);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HAK AKSES,
PENUNJUKAN DAN PENDAFTARAN JAzuNGAN
DISTRIBUSI, DAN PEI{YAMPAIAN DATA DAN/ATAU
INFORMASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI CRUDE PALM OIL
DAN MII{YAK GORENG CURAH PADA SIMIRAH.

Pasal 1

Pedoman Pemberian Hak Akses, Penunjukan dan


Pendaftaran Jaringaa Distribusi, dan Penyampaiaa Data
dan/ atau Informasi Produksi dan Distribusi Crude Palm Oil
dan Minyak Goreng Curah pada SIMIRAH yang selanjutnya
disebut Pedoman merupakan:
a. acuan bagi kementerian, lembaga, dan/ atau pemerintah
daerah terkait dalam memperoleh hak akses SIMIRAH;
b. acuan bagi produsen minyak goreng dalam menunjuk
dan mendaftarkan jaringan distribusinya; dan
c. acuan bagi pelaku usaha dan jaringan distribusi dalam
menyampaikan data dan/atau informasi produksi dan
distribusi crude palm oil dan/ atau minyak goreng curah'
-4-

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI AGRO
NOMOR 6 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN HAK AKSES,
PENUNJUKAN DAN PENDAF'TARAN
JARINGAN DISTRIBUSI, DAN
PEI.IYAMPAIAN DATA DAN/ATAU
INFORMASI PRODUKSI DAN
DISTRIBUSI CRWB PALM OIL DAN
MII{YAK GORENG CURAH PADA
SIMIRAH

BAB I
PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Kementerian Perindustrian, sesuai dengan Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2O14 tentang Perindustrian, memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaran perindustrian tersebut,
disusunlah Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).
RIPIN dijadikan pedoman bagi pemerintah dan pelaku industri untuk
perencanaan dan pembangunan industri.
Sesuai dengan RIPIN Tahun 20f5-2035, salah satu industri yang
menjadi prioritas pada tahun 2Ol5-2O19 adalah industri minyak nabati'
Sumber minyak nabati yang dihasilkan oleh alam Indonesia salah
satunya yaitu kelapa sawit. Produksi minyak goreng sawit diperkirakan
sekitar 18 juta ton untuk memenuhi kebutuhan domestik sekitar 6 juta
ton dan untuk pangsa ekspor sebesar 12 juta ton.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan minyak
goreng sawit (MGS) nasional tahun 2021 sebesar 5,07 juta ton, terdiri
dari kebutuhan curah industri sebesar I ,62 juta ton (32o/ol, curah rumah
tangga 2,12 }uta ton (42Vo), kemasan sederhana 0,21 juta ton (4%), dan
kemasan premium 1,11 juta ton (22o/ol.
Realisasi produksi MGS tahun 2O2l mencapal 20'22 juta ton
5-

digunakan untuk memenuhi dalam negeri sebesar 5,07 juta ton (25,O7o/ol
dan sisanya sebesar 15,55 juta ton (7 4,93o/o) untuk tujuan ekspor.
Dalam hal menjamin pasokan minyak goreng curah di tengah
kenaikan harga CPO global diperlukan pengaturan yang menjamin
ketersediaan dan memenuhi kebutuhan minyak goreng curah dengan
harga terjangkau di masyarakat, usaha mikro, dan usaha kecil.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun
2022 tentang Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, bahwa untuk
mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng curah guna menjamin
ketersediaan dan memenuhi kebutuhan minyak goreng curalr dengan
harga yang terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,
Pemerintah telah menetapkan kebijakan program minyak goreng curah
rakyat.
Untuk mendukung kebijakan program minyak goreng curah ralryat
sebagaimana dimaksud, perlu menyiapkan sistem informasi minyak
goreng curah bagi pelaku usaha dalam melaksanakan program minyak
goreng curah rakyat.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (21, Pasal 10 ayat (21, dan Pasal 11 ayat
(3) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahtun 2022 tentang
Sistem Informasi Minyak Goreng Curah, ketentuan mengenai tata cara
mendapatkan hak akses SIMIRAH, penunjukan dan pendaftaran
jaringan distribusi produsen minyak goreng, serta ketentual teknis
penyampaian data dan/atau informasi produksi dan distribusi cntde
palm oil dan/atau minyak goreng curah pada SIMIRAH ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.

B PENGERTIAN
1. Minyak Goreng Sawit adalah minyak goreng yang menggunakan
bahan baku berasal dari kelapa sawit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Minyak Goreng Curah adalah Minyak Goreng Sawit yang dijual
kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki
label atau merek.
3. Program Minyak Goreng Curah Rakyat yang selanjutnya disebut
Program MGCR adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian
Perdagangan dalam rangka menyediakan Minyak Goreng Curah
kepada masyarakat dengan harga eceran tertinggi yang telah
-6-

ditetapkan.
4. Pelaku Usaha adalah perusahaan yang wajib mengikuti Program
MGCR dengan mendaftar melalui SIMIRAH sebagaimana ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang
perdagangan.
5. Produsen Crude Palm Oil yang selanjutnya disebut Produsen CPO
adalah perusahaan industri y€rng memproduksi cnrde palm oil
dan/ atau turunannya yang diperlukan sebagai bahan baku
produksi Minyat Goreng Sawit.
6. Produsen Minyak Goreng adalah perusahaan indusri yang
memproduksi Minyak Goreng Sawit, dengan proses fraksinasi,
dengan atau tanpa pencampuran vitamin A dan/atau provitamin A.
7. Distributor adalah pelaku usaha distribusi Minyak Goreng Curah
yang bertindak atas namanya sendiri dan/ atau atas penunjukan
dari Pelaku Usaha berdasarkan perjanjian untuk melakukan
kegiatan p€masaran Minyak Goreng Curah.
8. Subdistributor adalah pelaku usaha distribusi yang melakukan
distribusi Minyak Goreng Curah yang berasal dari Distributor dan
menggunakan aplikasi SIMIRAH.
9. Pengecer adalah pelaku usaha distribusi Minyak Goreng Curah
yang memasarkan Minyak Goreng Curah secara langsung kepada
masyarakat, usaha mikro, dan/ atau usaha kecil.
10. Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran yang selanjutnya disebut
PUJLE adalah pelaku usaha distribusi yang melakukan distribusi
Minyak Goreng Curah yang memiliki jaringan distribusi dan/ atau
pengecer dan memilik dan/ atau menggunakan aplikasi digital yang
diakui Kementerian Perdagangan.
1 1. Sistem Informasi Industri Nasional yang selanjutnya disebut SIINas
adalah tatanan prosedur dan mekanisme kerja yang terintegrasi
meliputi unsur institusi, sumber daya manusia, basis data,
perangkat keras dan lunak, serta jaringan komunikasi data yang
terkait satu sama lain dengan tduan untuk penyampaian,
pengelolaan, penyajian, pelayanan serta penyebarluasan data
dan/ atau informasi industri'
12. Sistem Informasi Minyak Goreng Curah yang selanjutnya disebut
SIMIRAH adalah tatanan prosedur dan mekanisme kerja yang
terintegrasi dengan SIINas yang bertujuan untuk penyampaian,
pengelolaan, penyajia-n, pelayanan dan penyebarluasan data
dan/ atau informasi distribusi Minyak Goreng Curah.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perindustrian.
14. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Industri Agro
Kementerian Perindustrian.

C LINGKUP
Lingkup pedoman ini meliputi:
1. tata cara mendapatkan hak akses dalam SIMIRAH;
2. tata cara penunjukan dan pendaftaran jaringan distribusi pada
SIMIRAH; dan
3. tata cara penyampaian data dan/ atau informasi produksi dan
distribusi crude palm oil dan Minyak Goreng Curah pada SIMIRAH.
-8-

BAB II
TATA CARA MENDAPATKAN HAK AKSES DALAM SIMIRAH

SIMIRAH dapat diakses oleh kementerian, lembaga, dan/atau pemerintah


daerah terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tata cara mendapatkan hak akses SIMIRAH dilakukan dengan ketentuan
sebagaimana berikut:
l. Kementerian, lembaga, dan/atau pemerintah daerah terkait mengajukan
permohonan tertulis kepada Menteri melalui Direktur Jenderal;
2. Direktur Jenderal memeriksa permohonan hak akses;
3. Dalam melakukan pemeriksaan permohonan hak akses, Direkhrr
Jenderal dapat berkoordinasi dengan kementerian / lembaga terkait;
4. Dalam hal permohonan disetujui, Direktur Jenderal menyampaikan surat
persetqiuan hak akses dengan mencantumkan link SIMIRAH, ltserrlame,
dan pa.ssuord;
5. Dalam hal permohonan tidak dapat disetujui, Direktur Jenderal
menyampaikan surat pemberitahuan kepada pemohon.
Lingkup hak akses untuk kementerian, lembaga dan/ atau pemerintah
daerah dapat digambarkan sebagai berikut:
SISTEM INFORMASI MINYAK GORENG CURAH (SIMIRAHI

Produr€n
PetEecer l(onsumen
I Produs€n CPO
DEtrlhnor fubdEntlhior Mssy.rakat

jt
Mlnyak Gorent
,+
* ilt'---' 'Jgt.---ltg'.--EtJ.:- Serbasis NIK

a)
A(s€s PEMDA

Akses K/L

- -+ Aliran lnformasi
Keterangan + Aliran Material

Akses pemerintah daerah meliputi data dan informasi Produsen Minyak


Goreng yang menyalurkan Minyak Goreng Curah sampai dengan konsumen
masyarakat sesuai dengan lingkup wilayah administrasi. Akses
kementerian/lembaga meliputi data dan/atau informasi Produsen CPO
sampai dengan konsumen masyarakat secara nasional.
-9-

Segala bentuk penggunaan data dan/atau informasi SIMIRAH oleh


kementerian, lembaga, dan/ atau pemerintah daerah sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan menjadi tanggung jawab kementerian, lembaga, dan/ atau
pemerintah daerah yang bersangkutan.
- 10-

BAB III
TATA CARA PENUNJUKAN DAN PENDAFTARAN
JAzuNGAN DISTRIBUSI PADA SIMIRAH

Pelaku Usaha yang merupakan Frodusen Minyak Goreng serta sudah


mendapatkan nomor registrasi dan hak akses SIMIRAH harus menunjuk dan
mendaftarkan jaringan distribusi yang dimilikinya ke dalam SIMIRAH.
Jaringan distribusi dimaksud meliputi Distributor, Subdistributor, dan/atau
Pengecer. Penunjukan dan pendaftaran dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Pelaku Usaha yang merupakan Produsen Minyak Goreng menunjuk dan
mendaftarkan Distributor ke dalam SIMIRAH dan menyampaikan
informasi paling sedikit berupa:
a. narna badan usaha atau perorangan;
b. perizinan berusaha;
c. nomor pokok wajib pajak;
d. person in clnrge pada badan usaha (nama, nomor kontak, dan emait);
dan
e. perjanjian kerja sama antara Produsen Minyak Goreng dengan
Distributor;
2. Distributor yang telah ditunjuk dan didaftarkan oleh Pelaku Usaha yang
merupakan Frodusen Minyak Goreng menunjuk dan mendaftarkan
Subdistributor dan/ atau Pengecer ke dalam SIMIRAH dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penunjukan dan pendaftanan Subdistributor dilakukan dengan
menyampaikan informasi paling sedikit berupa:
1) nama badan usaha atau perorangan;
2l prizu:;an berusaha;
3) nomor pokok wajib pajak; dan
4l person in charge pada badan usaha (nama, nomor kontak, dan
email;
b. Penunjukan dan pendaftaran Pengecer dilakukan dengan
menyampaikan informasi paling sedikit berupa:
1) nama badan usaha atau perorangan;
2l peizrnat berusaha atau nomor induk kependudukan;
3l person in charge pada badan usaha (nama' nomor kontak, dan
emaitl; dan
- 11-

4) nomor pokok wajib pajak (opsional);


3. Subdistributor menunjuk dan mendaftarkan Pengecer ke dalam SIMIRAH
dengan menyampaikan informasi paling sedikit berupa:
a. nama badan usaha atau perorangan;
b. perizinan berusaha atau nomor induk kependudukan;
c. person in charge pada badan usaha (nama, nomor kontak, dan emaitl;
dan
d. nomor pokok wajib pajak (opsional).
4. Subdistributor dapat melakukan pendaftaran mandiri ke dalam SIMIRAH
dengan menyampaikan informasi paling sedikit berupa:
a. nama badan usaha atau perorangan;
b. perizinan berusaha;
c. nomor pokok wajib pajak; dan
d. person in clmrge pada badan usaha (nama, nomor kontak, dan email);
5. Pengecer dapat melakukan pendaftaran mandiri ke dalam SIMIRAH
dengan menyampaikan informasi paling sedikit berupa:
a. nama badan usaha atau perorangan;
b. perizinan berusaha atau nomor induk kependudukan;
c. Wrson in charge pada badan usaha (nama, nomor kontak, dan email);
dan
d. nomor pokok wajib pajak (opsional).
6. Subdistributor yang telah melakukan pendaftaran mandiri ke dalam
SIMIRAH dapat ditunjuk oleh Distributor sebagai bagian dari jaringan
distribusinya.
7. Pengecer yang telah melakukan pendaftaran mandiri ke dalam SIMIRAH
dapat ditunjuk oleh Distributor atau Subdistributor sebagai bagian dari
j aringan distribusinya.
8. Produsen Minyak Goreng, Distributor, dan Subdistributor dapat
menggunakan basis data yang terdapat pada SIMIRAH program
Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha
Mikro, dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
9. Pelaku Usaha dan jaringan distribusinya harus membuat,
menandatangani, dan mengu.nggah surat pernyataan yang paling sedikit
memuat pernyataan kebenaran atas data dan/ atau informasi yang
disampaikan ke dalam SIMIRAH.
-12-

BAB IV
TATA CARA PEI{YAMPAIAN DATA DAN/ATAU INFORMASI PRODUKSI
DAN DISTRIBUSI CRWE PALM OlL DAN/ATAU MII.IYAK GORENG CURAH
PADA SIMIRAH

Pelaku Usaha dan jaringan distribusi yang telah melaksanakan


distribusi CPO dan/ atau Minyak Goreng Curah harus menyampaikan data
dan/atau informasi ke dalam SIMIRAH yang paling sedikit:
a. untuk Pelaku Usaha yang merupakan Produsen CPO:
1. melaporkan pengiriman crude palm oil ke Produsen Minyak Goreng
saat crude palm oil keluar pabrik termasuk realisasi jumlah
berat/volume dan harga pengiriman crude palm oil;
2. faktur pqjak atau dalam hal berlokasi di Kawasan Berikat (KB) dan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), faktur
pajak dapat diganti dengan dokumen yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
b. untuk Pelaku Usaha merupakan Produsen Minyak Goreng:
1. melaporkan penerimaan oude palm oil dari Produsen CPO saat barang
tiba di pabrik minyak goreng termasuk realisasi jumlah berat/volume
dan harga penerimaan crude palm oil apabila Produsen Minyak Goreng
beke{a sama dengan Produsen CPO dalam rangka Program MGCR;
2. melaporkan pengiriman Minyak Goreng Curah ke Distributor
termasuk realisasi jumlah berat/volume dan harga pengiriman
minyak goreng curah;
3. faktur pajak atau dalam hal berlokasi di Kawasan Berikat (KB) dan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), faktur
pajak dapat diganti dengan dokumen yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-r.rndangan;
c. Distributor:
1. melaporkan penerimaan Minyak Goreng Curah dari Produsen Minyak
Goreng saat barang tiba di Distributor termasuk realisasi jumlah
berat/volume dan harga penerimaan Minyak Goreng Curah;
2. melaporkan pengiriman Minyak Goreng curah ke subdistributor
dan/atauPengecertermasukrealisasijumlahberat/volumedanharga
pengiriman MinYak Goreng Curah;
3.fakturpajakataudalamhalberlokasidiKawasanBerikat(KB)dan
KawasanPerdaganganBebasdanPelabuhanBebas(KPBPB)'faktur
-13-

pajak dapat diganti dengan dokumen yang diterbitkan oleh instansr


yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
d. Subdistributor:
1. melaporkan penerimaan Minyak Goreng Curah dari Distributor saat
barang tiba di Subdistributor termasuk realisasi jumlah berat/volume
dan harga penerimaan Minyak Goreng Curah;
2. melaporkan pengiriman Minyak Goreng Curah ke Pengecer termasuk
realisasi jumlah berat/volume dan harga pengiriman Minyak Goreng
Curah;
3. faktur pajak atau dalam hal berlokasi di Kawasan Berikat (KB) dan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), faktur
pqiak dapat diganti dengan dokumen yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan atau
dalam hal bukan PKP diganti dengan dokumen rekapitulasi penjualan;
e. Pengecer:
1. melaporkan penerimaan Minyak Goreng Curah dari Distributor
dan/atau Subdistributor saat barang tiba di Pengecer termasuk
realisasi jumlah berat/volume dan harga penerimaan Minyak Goreng
Curah;
2. melaporkan penjualan Minyak Goreng Curah kepada konsumen akhir
berbasis nomor induk kependudukan termasuk realisasi jumlah
berat/volume dan harga penjualan Minyak Goreng Curah;
3. faktur pajak ata.u dalam hal bukan PKP diganti dengan dokumen
rekapitulasi penjualan;
f. dalam hal Produsen Minyak Goreng menggunakan PUJLE sebagai
jaringan distribusi maka penyampaian data dan/ atau informasi realisasi
distribusi menggunakan aplikasi PUJLE.
-74-

BAB V
PENUTUP

Demikian Pedoman ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya. Pedoman ini dapat ditinjau kembali untuk menyesuaikan dengan
perkembangan pelaksanaan Program MGCR.
Diharapkal dengan Pedoman ini dapat membantu meu,rrjudkan tata
kelola Minyak Goreng Curah yang lebih baik dan Program MGCR dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

DIREKTUR JENDERAL
U AGRO,

=!dt!
ARDIKA

Anda mungkin juga menyukai