Anda di halaman 1dari 16

JUDUL MAKALAH

(STRUKTUR KONTRUKSI BANGUNAN CCTV


HEADQUARTERES)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Arsitektur Struktur

Dosen Pengampu:
Ir. Benny Bintarjo, M.T.

Oleh:
Nama : Ahmad Saifullah
NBI : 1442100019

KELAS A

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama…………………..............................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………………………

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Television pusat China atau CCTV (China Central Teleevision) adalah


jaringan televisi terbesar di Republik Rakyat Tiongkok. CCTV berdiri pada tahun
1958, pertama Bernama Stasiun Televisi Beijing. Baru sampai pada tahun 1978,
secara resmi berganti nama menjadi Televisi Pusat China, pada 2 september 2008.
Kantor pusat CCTV adalah bangunan pencangkar langit 44 lantai di distrik pusat
bisnis Beijing (CBD) dan menjadi kantor pusat China Central Television (CCTV).
Bangunan ini dibangun rem koolhass dan ole scheeren dari for metropolitan
Architecture (OMA), sedangkan Arup bertindak sebagai perancang struktur
bangunan yang rumit ini.

3
1.2 Konsep Perancangan

https://vikarizkia.wordpress.com/2019/05/25/struktur-konstruksi-3-cctv-headquarters/

Konsep pada bangunan ini memfokuskan bahwa semua fasilitas harus


ditempatkan dalam satu kesatuan tetapi tidak harus dibatasi dalam satu bangunan.
Konsep bentuk bangunan ini dari 3 dimensi piramid, lalu di modifikasi seperti
gambar di atas. Kesatuan konsep diatas didapatkan dari keinginan untuk
menyatukan kegiatan semua program TV menjadi kesatuan dan membuat
bangunan yang tetap memperhatikan semua pengguna.

https://vikarizkia.wordpress.com/2019/05/25/struktur-konstruksi-3-cctv-headquarters/

Fungsi bangunan ini adalah sebagai Broadcaster Televition National,


Gedung ini memiliki luas sekitar 450,000m2, 234m terdiri dari pangkalan, 9
lantai, 3 lantai bawah tanah (basement) dan terdapat 2 menara miring yang
memiliki kemiringan sekitar 6 drajat di setiap sudut, dan terdapat Overhang yang
menghubungkan 2 menara di lantai 36, semuanya menciptakan suatu perpaduan
untuk konsep bangunan yaitu “Continus Tube”
4
BAB II
PEMBAHASAN

Kantor pusat baru China Central Television berisi seluruh proses


pembuatan televisi dalam satu gedung. Menara setinggi 234m mengubah bentuk
gedung pencakar langit, dengan sistem utama terdiri dari tabung struktural kolom,
balok, dan penyangga yang berkesinambungan di sekitar seluruh kulit bangunan.
Untuk mendapatkan struktural, proses Panel Pakar diperlukan, di mana analisis
berbasis kinerja dilakukan untuk membenarkan desain. Hal ini memanfaatkan
analisis elemen hingga secara ekstensif dan riwayat waktu elastoplastik non-linier
tingkat lanjut untuk mengevaluasi perilaku struktural dan memastikan keamanan
bangunan di bawah tingkat kejadian seismik yang berbeda. Bentuk miring dan
program yang bervariasi, termasuk kebutuhan untuk mengakomodasi ruang studio
yang besar, memberikan tantangan tambahan untuk struktur gravitasi, dan
menghasilkan pengenalan sejumlah besar rangka transfer di seluruh menara.
Mendirikan dan menghubungkan dua menara besar memberikan tantangan desain
dan konstruksi lebih lanjut kepada para insinyur dan kontraktor struktural.

5
Gambar kerja CCTV Headquartes building

https://www.architecturalrecord.com/articles/7911-cctv-headquarters

6
2.1 Pembangunan Pondasi Rakit

https://architectinthemakingg.wordpress.com/2014/03/24/towards-a-new-typology/

Bangunan CCTV Headquartes Building ini menggunakan Pondasi rakit.


Pondasi rakit adalah plat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruhan bagian
dari dasar bangunan, yang berfungsi untuk mengurangi resiko momen guling pada
bangunan Gedung tinggi atau bertingkat. Kontruksi pondasi pertama dilakukan
adalah penggalian tanah, penggalian tanah ini memiliki luas 870.000m3. Pada
pondasi rakit bangunan CCTV Headquartes menggunakan beton betulang yang
memiliki ketebelan 7.5m dan memiliki Panjang 15-20cm, ukuran pondasi rakit ini
lebih besar dari pada Menara itu sendiri, selain itu tiang pancang berdiameter
1.2m dan Panjang 52m yang disusun dibawah pondasi rakit.

https://www.yumpu.com/en/document/view/21069956/cctv-headquarters-beijing-china-formpig

Pada bangunan CCTV terdapat beberapa zoning area seperti yang tertata
dalam gambar di atas.

7
2.2 Kontruksi Rangka

13-case-study-cctv-building-headquarters-cultural-center.auto.id.pdf

Desain Koneksi Gaya dari bresing dan tepi-balok harus ditransfer melalui
ke dalam bagian kolom dengan tegangan yang sudah ada di kolom. Sambungan
dibentuk dengan mengganti flensa kolom baja dengan pelat 'kupu-kupu' besar,
yang melewati muka kolom dan kemudian dihubungkan dengan bresing dan balok
tepi. Tidak ada sambungan yang dibuat ke kolom untuk menyederhanakan
perincian dan konstruksi.
Struktur Gravitasi dan Rangka Transfer, Sementara struktur tabung
eksternal miring untuk memberikan geometri yang unik, kolom dan inti baja
internal tetap lurus untuk tata letak fungsional dan untuk mengangkat rumah dan
poros servis. Hal ini mengakibatkan konfigurasi yang berbeda untuk setiap lantai -
bentang dari inti ke fasad, dan kolom internal ke fasad, berubah pada setiap
tingkat. Inti miring dipertimbangkan, untuk memungkinkan konsistensi tata letak
pelat lantai, tetapi dikesampingkan karena kendala pengadaan sistem lift. Oleh
karena itu, kolom tambahan diperlukan di lantai atas di mana bentang lantai
meningkat secara signifikan di satu sisi teras. Gulungan transfer mendukung
tambahan ini.

8
https://sites.google.com/site/a2group6fall14/structural-systems

Konstruksi baja Elemen kolom mempunyai total, 41.882 elemen baja


dengan berat gabungan 125,000 ton, Ketebalan pelat maksimum kolom adalah
110mm dan volume las terkadang mencapai 15% dari total berat sambungan. Pada
kasus ekstrim, beberapa pelat sambungan di dekat dasar Menara membutuhkan
sambungan situs sepanjang 15m dengan pelat setebal 100mm, yang masing-
masing membutuhkan waktu satu minggu untuk diselesaikan. Ketebalan pelat
beberapa elemen melebihi maksimum yang diasumsikan dalam desain, yang telah
ditentukan oleh kemungkinan ketersediaan baja. Spesifikasi material yang berat
ditetapkan untuk bagian yang tebal untuk memastikan kinerja yang memuaskan.

9
2.4 Kontruksi gantung (Overhang)

https://sites.google.com/site/a2group6fall14/structural-systems

Dua tingkat terbawah dari Overhang berisi 15 rangka pemindah


yang menopang kolom internal dan memindahkan bebannya ke tabung luar.
Di sudut Overhang, rangka ini adalah dua arah, menghasilkan beberapa simpul
3-D yang kompleks dengan hingga 13 elemen penghubung, dengan berat
masing-masing sekitar 33 ton. Oleh karena itu, akurasi fabrikasi sangat
penting untuk bagian struktur ini, dengan pemasangan dilakukan sepotong
demi sepotong 160m di atas permukaan tanah. Sebelum terhubung, kedua
Menara akan bergerak secara independen satu sama lain karena kondisi
lingkungan, khususnya ekspansi dan kontraksi angin dan termal. Oleh karena
itu, segera setelah mereka bergabung, elemen-elemen pada tautan harus
mampu menahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan-gerakan ini.
Akibatnya, strategi koneksi memerlukan sambungan tunda yang
memungkinkan cukup banyak elemen untuk dihubungkan secara longgar di
antara Menara, kemudian dikunci dengan cepat untuk memungkinkan mereka
semua membawa kekuatan ini dengan aman sebelum gerakan relatif terjadi.

10
2.5 Perspektif sistem struktur

Dua tingkat terbawah dari Overhang berisi 15 rangka pemindah yang


menopang kolom internal dan memindahkan bebannya ke tabung luar. Di sudut
Overhang, rangka ini adalah dua arah, menghasilkan beberapa simpul 3-D yang
kompleks dengan hingga 13 elemen penghubung, dengan berat masing-masing
sekitar 33 ton. Oleh karena itu, akurasi fabrikasi sangat penting untuk bagian
struktur ini, dengan pemasangan dilakukan sepotong demi sepotong 160m di atas
permukaan tanah. Sebelum terhubung, kedua Menara akan bergerak secara
independen satu sama lain karena kondisi lingkungan, khususnya ekspansi dan
kontraksi angin dan termal. Oleh karena itu, segera setelah mereka bergabung,
elemen-elemen pada tautan harus mampu menahan tekanan yang disebabkan oleh
gerakan-gerakan ini. Akibatnya, strategi koneksi memerlukan sambungan tunda
yang memungkinkan cukup banyak elemen untuk dihubungkan secara longgar di
antara Menara, kemudian dikunci dengan cepat untuk memungkinkan mereka
semua membawa kekuatan ini dengan aman sebelum gerakan relatif terjadi.

BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari seluruh pembahasan yang
telah dipaparkan di BAB II. Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan kutipan
apapun. Panjang kesimpulan dibatasi maksimal sebanyak 2 lembar. Kesimpulan
dan seluruh isi BAB III Penutup diketik dengan format margin 4 cm (kiri), 4 cm
(atas), 3 cm (kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan adalah Times New
Roman ukuran 12 pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul BAB dan setiap sub-judul
yang ada dalam BAB III Penutup wajib diketik cetak tebal (bold).

3.2 Saran
Bagian ini berisi saran-saran yang dikemukakan oleh mahasiswa bagi
Guru BK dan Mahasiswa BK sebagai konsekuensi dari membaca isi pembahasan
makalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Saran dibuat dalam bentuk poin-poin
sebagai berikut:
3.2.1 Bagi Guru BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.
3.2.2 Bagi Mahasiswa BK
a. Saran pertama
b. Saran kedua
c. Dst.

DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di


bagian Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka
acuan yang berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu
12
mata kuliah. Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur
yang diterbitkan selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi.
Daftar pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang
digunakan adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American
Psychological Association). Berikut adalah contoh penggunaan beberapa
referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka
yang sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu
dimasukkan pada daftar pustaka sebenarnya.

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.

Buku Lebih Dari Satu Edisi*)


Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-
10). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)


Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
13
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi
untuk Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)


Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance
Psychological Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being,
4 (13), 1-9.

Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)


Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L.
C.,Asgaard, G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG
activation and attention last for more than 31 days and are more severe
with stress, dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine
and Tobacco Research, 6, 249—267

14
Artikel Jurnal dengan DOI*)
Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and
the survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-
229. doi: 10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008).
The basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1
073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using
multiple cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P.
Scheunders (Eds.), Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678.
Advanced Concepts for intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin,
Germany: Springer-Verlag.

Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Diakses dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.

Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)


15
Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online*)


Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community
Counseling untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek
Eks-Pecandu NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding
therapeutically to patient expressions of sexual attraction [DVD].
Tersedia di http://www.apa.org/videos/

Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New
York, NY: Fox Broadcasting.

Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

16

Anda mungkin juga menyukai