Anda di halaman 1dari 10

KIMIA FARMASI ANALISA II

Sampling

Non-Probability sampling  tidak secra acak/ditentukan penuh oleh peneliti

 Purposive sampling = Kriteria sampel telah dipilih oleh peneliti. Terbagi jadi
inklusi dan ekslusi.
Ex : inklusi = ed > 1 tahun (yg diinginkan)
Ekslusi = ed < 1 tahun (diluar yg diinginkan)
 Snowball sampling  pengambilan sample berdasarkan
wawancara/korespondensi. Meminta info dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel selanjutnya (hingga kebutuhan sampel terpenuhi)
 Accidental sampling  sampel merupakan hasil temuan tanpa sengaja.
(sampel kebetulan)
 Quota sampling  dibatasi anggaran, jumlah sampling ditentukan oleh
peneliti. Kekurangan : sampel bersifat bias (bisa terjadi kurang banyaknya
sampel)
 Teknik sampel jenuh  penentuan sampel yang menjadikan anggota
populasi sebagai sampel, dengan syarat jumlah populasi terbatas.

Penyiapan sampel

 Pastikan jumlah sampel & ulangannya


 Berat/volume disesuaikan dengan alat yang ada (metode menjamin hasil
akurat)
 Sampel padat. Penggerusan / blender (jika perlu)
 Pengeringan (oven)
 Penimbangan dan pemastian kadar secara kuantitatif
 Unsur/senyawa pengganggu harus dipisah  pengendapan, ekstraksi,
kromatografi

Penentuan angka penting

Pengukuran  hasil valid ga?  pengukuran kuantitatif  ekuivalensi


Timbang seksama  tidak perlu ditimbang persis tertulis (90-110%)

Contoh penulisan angka yang salah

Perhitungan pada pembuatan larutan pereaksi

Analisis sampel

 Hasil analisis  Presisi  Perbedaan hasil dari sampel yang sama (min
duplo/nice triplo)
Duplo = dua kali dari awal (mengulang pengujian sampel)
 Bila hasil analisa duplo pada sampel sama, maka dilakukan triplo
 Berbeda bermakna = ada perbedaan yang signifikan dalam satu sampel
obat (>1%). Jika kadar obat makin kecil maka persen bisa lebih besar

NITRIMETRI

Ialah suatu metode analisis yang menggunakan lar. Baku nitrit NaNo2 berdasarkan
terbentuknya senyawa diazotasi dengan amin aromatis primer dalam suasana
asam (+ asam nitrit)  garam diazonium

Nitrimetri hanya dengan amin primer

Prinsip titrasi : reaksi diazotasi dengan amin primer


Amin sekunder/tersier  Jadiin amin primer

Nitro aromatic  amin primer dengan reduksi (dengan Zn + HCl)

Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder, pembentukan


senyawa azida dari gugus hidrazida

Hidrolisanya dengan asam (supaya suasana asam kebentuk garemnya), dengan


basa bisa namun harus diasamkan lagi.

Contoh Amine

Primer : benzokain, sulfanilamide, asam sulfanilat

sekunder :

tersier :

Reaksi diazotasi sulfanilamide-asam nitrit

Pembuatan garam diazonium

 Disebut diazotisasi/diazotasi
 Diperlukan 3 macam pereaksi  amina aromatis primer + asam mineral
(HCl) + garam natrium nitrit (titran)
 Titrasi dilakukan dibawah suhu 5oC (harus dingin, agar tidak pecah)

Titrasi Potensiometri
- Dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektorda pembanding
(membandingkan berapa besar potensi di dalam tempat reaksi tadi) yang
sesuai
- Kurva titrasi  grafik potensial terhadap volume pentiter yang
ditambhakan,
Misal KI : direaksikan dengan titran, nanti setiap ml yang dipakai aka nada
kenaikan yang tajam di sekitar titik setara, dari grafik ini akan diperkirakan
titik akhir.
- Perubahan potensial pada titrasi berdasarkan reaksi redoks  titran dan
titrat  persamaan Nernst

Titrasi Redoks

Penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan
reduksi dimana reduktor akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi

Perubahaan e  perubahan e/valensi dari setiap zat yang bereaksi.

Reduktor akan melepas e ketika di oksidasi  valensi atom / ion meningkat

Oksidator akan menangkap e ketika di reduksi  valensi atom / ion menurun

Persamaan Nernst

Merupakan turunan dari Hk. Termodinamika.

Dimana E = beda potensial, sistem redoks dan konsentrasi bentuk teroksidasi dan
tereduksi
Kalo dicampur konsen yang smaa  Ce4+ Fe2+ akan berkurang

Fe3+ makin banyak. Arah reaksi akan ke kanan karena fe3+ lebih lemah disbanding
Ce4+

Penjelasannya.
MATERI PAK SUPANDI
Validasi

Validasi di Indonesia menggunakan farmakope.

Validasi digunakan dengan dasar “Untuk siapa” (USP biasa di negara apa, dll)

Metode validasi

Validasi  metodenya

Suitability of Instrument  kualifikasi dan kalibrasi

Kualifikasi  Menetapkan kadar sediaan campuran, digunakan instrument yang


memenuhi. Kalibrasi  alatnya

Suitability of Material  Referensi standar, reagen, etc.

Suitability of Analyst  Training dan rekaman kualifikasi


Si analis nya sudah terkualifikasi, sudah terbukti mampu melakukan analisa
dengan bahan yang sudah terkualifikasi dengan baik

Validasi metode analisis

Identifikasi  keberadaan

 Kemurnian/pengotornya
 Batas/control dari pengotornya itu
 Ada tes kuatitatif bahan obat, etc

Parameter/karakteristik validasi USP

K.I  Menganalisa komponen utama/bahan lain  kadar obat pada produk


ruahan.

Dalam in process control ada produk ruahan yang diambil untuk dites.

K.II  ingin melihat berapa cemarannya (analisis kemurnian)

III  karakteristik sediaan jadinya (penampilan) disoulusinya dll

IV  Identifikasi saja (identitas) LOD aja yang perlu (kemampuan terkecil untuk
bisa mengidentifikasi senyawa tersebut.

Liat lanjutannya di ppt

I  deteksi dan kuantitasi limit tidak perlu karena pasti sudah

Spesifitas/selektivitas

Specific  dari definisi ppt : + dalam sediaan kita tidak hanya parasetamol misal,
karena metodenya spesifik yg kita gunakan, maka akan mampu hanya mengukur
kadar parasetamol saja dari semua bahan yang ada

Stress test  memberikan kondisi yang beragam ke sediaan/cemaran, ditaro


ditempat panas, dll untuk melihat apa yang akan terjadi. Tetep bisa ga membaca
bahan parasetamol secara spesifik (memastikan metode yg dilakukan spesifik)

Grafik PDA
Haisl ekstraksi PDA  Misal dianalisa pertama terlihat hanya ada stu senyawa
spesifik, namun dianalisis ke dua sesungguhnya ada 2

Contoh :

Larutan dimasukkan ke KCKT

Kromatogram misal :

Tablet isinya kan banyak, placebo itu sesuatu yang ada di tablet selain zat aktif

Placebo  eksipien larutan ga ada zat aktif

Sampel  ada semua

Kalo pake KCKT misal di placebo terdeteksi senyawa lain, namun timbulnya di
retensi yang jaraknya jauh, maka gapapa. Ga akan ngaruh. (Timbulnya senyawa
lain di tempat senyawa yang kita ingin seleksi selama berjarak its ok)

Eksipien  Selama elusinya keluar, dan tidak mengganggu pada

Kembali lagi kepada alat, kalo alat bisa membaca senyawa yang terkonjugasi
maka akan tetap terbaca  tinggal dilihat jarak retensinya aja, ganggu ga

Akurasi  Kedekatan hasil analisis. Misal parasetamol 500 mg maka yang paling
mendekati (akurat)

- Metde simulasi
- Menambahkan baku  ditambahkan pada sediaan, maka ketika dianalisis
keluar ga

Kriteria akurat

Sediaan tablet akurasi biasanya dibuat 80% 100% 120%  dari sediaan =
maksudnya kita punya sediaan 500 mg parasetamol 100%), kita buat 80%
(ditambah 400mg). 120% (ditambah 600mg).

Presisi (keseksamaan/kecermatan)
- Keterulangan  alatnya sama analisis sama, dll sama, dalam interval waktu
yang pendek
- Intermediate presisi  hari ini dianalisis si b besok si a, atau dilakukan
orang yang sama tapi di hari yang beda.
- Reproducibility  ketertiruan dilakuin di lab farmasi, di lab saintek diulang
lagi (ditiru)

Linearitas dan ruang

R yang baik mendekati 1  0,998 dll

Kalo kita membuat linearitas. Konsentrasi dibuat 1 2 3 4 5 misal (1-5 = rentang


untuk menyatakan linearitas yang dinyatakan dengan nilai R)

Batas deteksi dan kuantitasi

Berapa jumlah analit (zat aktifnya). Analit ada di dalam sampel.

Sampel belum tentu analit. Analit = zat aktif

Secara kuantitatif  kelewat boiiiiii

Jika punya kemampuan analisis 3 kali noise  LOD 3x noise atau 3,3 noise - LOQ
10x atau 10,3x nois nya

LOD = Batas deteksi

LOQ = Batas kuantitasi

Ketangguhan metode (ruggedness)

Merupakan presisi yang ketertiruan. Jadi dikondisi yang beda yang di bawah
normal, normal, ekstrem (hanya beda analis, beda waktu, beda tempat, tapi
bahan dll sama ga ada tambahan)

Kekuatan (robustness)

Misal ditambah asam atau basa, ada pengaruh ga (harus pake kondisi stress test)

Anda mungkin juga menyukai