Anda di halaman 1dari 44

EKSIPIEN PADA

SEDIAAN KRIM
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
HANIFAH
01 AMELIA
11191020000092 NURUL
02 SAFRATUNISA
11201020000010
PUJI KURNIA
03 WIDI
11201020000025
RAISA
04 AGUSTINA
11201020000036
DZIHNI
05 ZULFAIRAH
11201020000055
TABLE OF CONTENTS
Basis Krim
01
02 Bahan

03 Pengawet
Dapar
04
Humektan/
05 Pelembab
TABLE OF CONTENTS
Antioksidan
06

07 Pengompleks

Peningkat
08 Penetrasi
01
BASIS KRIM
Basis krim berfungsi sebagai pembawa zat aktif.

Sebagai suatu bahan pembawa, atau bahan dasar, basis


krim tidak boleh sampai mengubah fungsi maupun struktur
zat aktif yang dibawanya

Apa sih fungsi basis krim ?


Basis Hidrokarbon
“Bersifat lemak"
● Tidak terabsorbsi melalui kulit
● Sedikit / tidak mengandung air sama sekali. Tidak tercampur
dengan air dan daya absorbsi lingkungan rendah (5-10%) → dapat
digunakan untuk zat aktif yang mudah terhidrolisis
● Bersifat emolient (melembabkan)
● Dapat melekat pada permukaan kulit dalam waktu yang lama
● Dapat meningkatkan hidrasi kulit, karena basis akan membentuk
suatu lapisan waterproof.

- (Ansel, 1989) -
Vaselin Album Vaselin Flavum Parafin cair

Contoh
Basis Hidrokarbon
Basis Absorbsi
“Basis Serap”
● Bersifat Hidrofil → dapat mengabsorbsi air
● Ada 2 tipe :
(Tipe-1) Basis yang memungkinkan dicampurkan dengan larutan
berair = bentuk emulsi air dalam minyak.
(Tipe-2) Sudah berupa emulsi a/m, sehingga bisa ditambahkan
langsung larutan sedikit berair. Fase eksternal basis ini berupa
minyak sehingga tidak akan hilang karena pencucian dengan air.

- (Ansel, 1989) -
Adeps Lanae / Lanolin

Contoh
Basis Absorbsi
Basis Larut dalam Air
● Hanya mengandung komponen yang larut air
● Tidak mengandung bahan berlemak dan mudah melunak dengan
penambahan air = tidak efektif jika dicampur dengan larutan
berair.
● Sangat cocok jika dicampurkan dengan bahan padat

- (Ansel, 1989) -
PEG / Carbowax

Contoh
Basis Absorbsi
Basis Dapat Dicuci dengan Air
● Larut dalam air, terabsorbsi baik ada oleh kulit
● Membentuk emulsi tipe m/a (vanishing cream)
● Fase air : fase eksternal
● Basis ini hilang bila dicuci dengan air sehingga disebut basis
tercuci. Basis tercuci bisa diencerkan dengan air atau larutan yang
mengandung air
● Basis tercuci bisa diencerkan dengan air atau larutan yang
mengandung air

- (Ansel, 1989) -
02
BAHAN PERBAIKI
KONSISTEN
Pemaparan dan sifat karakteristiknya
BAHAN PERBAIKI KONSISTEN

Konsistensi sediaan krim yang disukai umumnya yaitu


sediaan yang dioleskan tidak meninggalkan bekas, tidak
terlalu melekat dan berlemak. Konsistensi sediaan krim
diatur untuk mendapatkan bioavaibilitas yang maksimal serta
untuk mendapatkan formula yang “estetis” dan “acceptable”.
BAHAN PERBAIKI KONSISTEN

Dalam sediaan krim untuk meningkatkan konsistensi sediaan


menjadi semisolid, perlu ditambahkan bahan pengeras/ stiffening
agent/rheological modifier.

Bahan yang paling banyak digunakan adalah asam lemak amfifilik


padat antara lain :
a. Setostearil alkohol
b. Setil alkohol
c. Stearil alkohol
d. Gliseril monostearat
03
PENGAWET
PENGAWET
Pengawet dalam sediaan topikal digunakan untuk memperpanjang jangka waktu
sediaan dengan memberi perlindungan dengan menghindari pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme akan tumbuh pada kondisi dimana terdapat
nutrisi yang berlimpah, lingkungan yang lembab, dan suhu yang sesuai. Dalam
suatu sediaan/produk sering ditambahkan pengawet untuk menstabilkan sediaan
dari degradasi kimia dan fisika yang berhubungan dengan kondisi lingkungan.
Contoh:

Phenoxyethanol Asam sorbat Benzoat

Parabens Isopropylmethyl phenol


04
DAPAR
DAPAR
Dapar dalam sediaan topikal digunakan untuk menjaga stabilitas zat aktif dengan cara
mempertahankan pH sediaan. Pemilihan pendapar diperhitungkan
ketercampurannya dengan bahan lainnya yang terdapat dalam sediaan,
terutama pH efektif untuk pengawet. Perubahan pH sediaan dapat terjadi
karena: perubahan kimia zat aktif atau zat tambahan dalam sediaan pada
penyimpanan karena mungkin pengaruh pembawa atau lingkungan.
Kontaminasi logam pada proses produksi atau wadah (tube) seringkali
merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia dari bahan sediaan.
Contoh:

Asam sitrat Natrium sitrat Asam laktat

Natrium laktat
05
HUMEKTAN DAN
PELEMBAB
PELEMBAB
Pelembab atau humektan ditambahkan dalam sediaan topical
dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit
menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak
berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif
Contoh:

Gliserin Propilen Glikol

Pemerian : Larutan bening tidak berwarna, Senyawa ini mempunyai sifat jernih, cair,
tidak berbau, kental, larutan higoskopis, rasa kental, sedikit berbau, sedikit pahit, dan
manis seperti sukrasa. memiliki tekanan uap rendah (Kirk
Othmer, 2004).
Mekanisme : membentuk lapisan yang
bersifat higroskopis sehingga dapat Mekanisme : bekerja dengan menarik air
menyerap air dari udara dan mampu (lembab) ke dalam sediaan sehingga dapat
mempertahankannya. meningkatkan daya sebar
06
ANTIOKSIDAN
ANTIOKSIDAN
Antioksidan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak
jenuh yang sifatnya autooksidasi.
Antioksidan dapat digolongkan menjadi, yaitu:

Antioksidan Sejati Sebagai


Antioksidan Sejati (anti oksigen)
Agen Produksi
Contoh:
Contoh:
butylated hydroxyanisol (BHA), butylated
Garam Na dan K dari asam sulfit.
hydroxytoluene (BHT),

Zat-zat ini mempunyai potensial reduksi lebih


Mekanisme kerja mencegah oksidasi tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi
dengan cara bereaksi dengan radikal bebas. dibandingkan zat yang lain kadang-kadang
bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal
bebas
Antioksidan dapat digolongkan menjadi, yaitu:

Anti oksidan sinergis


Contoh:

EDTA
(Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid)

Yaitu senyawa yang bersifat membentuk


kompleks dengan logam, karena adanya
sedikit logam dan merupakan katalisator
reaksi oksidasi
07
Pengompleks
Pemaparan dan sifat karakteristiknya
“Zat yang ditambahkan dengan tujuan dapat
membentuk kompleks dengan logam yang
mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada
proses pembuatan atau pada saat penyimpanan.
Maybe we can call it chelating agent?”

Pengompleks atau
sequestering agent
Pengompleks
Kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau
entitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam,
dimana ikatan dinamakan sebagai ikatan koordinasi kovalen.
Contoh Pengompleks pada Krim

EDTA ASAM SITRAT


Mempunyai atom donor N dan O, Asam organik lemah yang tak hanya sebagai
sehingga dapat membentuk khelat pengasam, namun juga biasa dipakai sebagai
(kombinasi logam dengan molekul pengkelat/pengompleks pada proses
organik) pemurnian minyak atsiri, dan sebagai
antioksidan.

Asam oksalat Asam tartrat


08
Peningkat Penetrasi
Pemaparan dan sifat karakteristiknya
DEFINISI
Zat peningkat penetrasi merupakan zat tambahan yang dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan
pengobatan sistemik melalui kulit. (Agoes, 1993).
SYARAT-SYARAT PENINGKAT
PENETRASI
1. Memiliki sifat fisika kimia yang stabil, inert.
2. Non toksik, non iritatif, non komedogenik, dan non alergi.
3. Memiliki onset yang cepat, durasi aktivitas dapat diprediksi, memiliki efek reversible.
4. Kompatibel secara fisika dan kimia dengan bahan-bahan formulasi
5. Setelah dihapus dari kulit, lapisan stratum korneum harus cepat dan sepenuhnya pulih.
6. Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan ekonomis.
7. Memiliki parameter kelarutan mirip dengan kulit
MEKANISME KERJA
MEKANISME DESKRIPSI
Pelarut dimana enhancer bekerja dengan melarutkan komponen - komponen
I jaringan pada kulit.

Melalui interaksi antara enhancer dengan lipid interseluler sehingga


II menyebabkan gangguan pada struktur kulit dan meningkatkan difusi obat
melalui lipid.

Interaksi antara enhancer dengan protein intraseluler untuk meningkatkan


III penetrasi melalui lapisan korneosit

Meningkatkan partisi obat seperti co-enhancer dan co- solvent ke dalam


IV stratum korneum
KLASIFIKASI PENINGKAT
PENETRASI
Tipe Mekanisme Kerja Contoh

Kimia merusak struktur lipid pada stratum korneum, Sulfoksida (DMSO), Azon,
interaksi dengan protein interselular, memperbaiki pirilidon, asam lemak,
partisi obat dalam stratum korneum oksizolidinon, surfaktan,
siklodekstrin

Fisika teknik yang bervariasi untuk meningkatkan penetrasi ontophoresis, sonoforesis


dengan pemisahan fisik, magnetik dan ultrasonik. Fonoforesis, megnetoforesis,
elektroporasi, termoforesis

Biokimia memodifikasi zat dengan mengubahnya menjadi Sintesis bio-konversi prodrug


bentuk yang sesuai.
Contoh Peningkat Penetrasi
Asam Oleat Azon Dendrimer
Asam lemak tak jenuh tunggal Mengganggu lapisan ganda lipid Molekul bercabang berulang,
yang meningkatkan partisi obat dan meningkatkan fluiditas dan biasanya simetris di sekitar inti,
ke dalam stratum korneum permeasi di daerah lipid kulit. sering kali mengadopsi morfologi
dengan mengganggu fungsi sawar Juga memfluidisasi daerah tiga dimensi berbentuk bola.
kulit. Ini meningkatkan kelarutan hidrofobik dari struktur lamela. Mereka telah digunakan untuk
obat lipofilik dengan membentuk Ini meningkatkan penetrasi obat merangkum obat hidrofobik.
kompleks lipofilik. Ini lipofilik dan hidrofilik. Mereka berinteraksi dengan lipid
meningkatkan pengiriman obat dan keratin di stratum korneum
lipofilik dan hidrofilik. dan meningkatkan partisi obat.
Contoh Peningkat Penetrasi
Monoolein Oksazolidion Surfaktan
Suatu monogliserida dengan struktur Agen aktif permukaan yang mengubah
Senyawa berbobot molekul tinggi
yang mirip dengan asam oleat. Lipid fungsi penghalang stratum korneum
dengan ciri-ciri struktural yang dengan menghilangkan komponen yang
polar yang tidak larut dalam air. terkait erat dengan lipid
Membentuk fase kristal cair kubik larut dalam air dan mengemulsi sebum.
sphingosine dan ceramide yang Efek degreasing ini dapat menyebabkan
bikontinu yang membantu ditemukan di lapisan kulit atas. iritasi, terutama dengan kationik.
penghantaran obat. Ini mengganggu Mereka fluidisasi bilayers di Contohnya adalah:
struktur pipih dari lapisan ganda di stratum korneum ● Natrium lauril sulfat (anionik)
stratum korneum, sehingga ● Setiltrimetil amonium bromida
meningkatkan fluiditas lipid. Ini juga (kationik)
melarutkan senyawa lipofilik di ● Polyoxyethylene sorbitan
kulit.. monopalmitate (nonionik)
● Lauryl betaine
(amfoter/zwitterionik).
DAFTAR PUSTAKA
H, Resa, Angga Prawira Kautsar. 2018. Strategi Baru Sistem Penghantaran Obat Transdermal
Menggunakan Peningkat Penetrasi Kimia. Farmaka Suplemen. Vol 15 (3)
Kar, M., Chourasiya, Y., Maheshwari, R., & Tekade, R. K. (2019). Current Developments in Excipient
Science. Basic Fundamentals of Drug Delivery, 29–83. doi:10.1016/b978-0-12-817909-3.00
Kulkarni, V. S., & Shaw, C. (2016). Use of Polymers and Thickeners in Semisolid and Liquid Formulations.
Essential Chemistry for Formulators of Semisolid and Liquid Dosages, 43–69.
doi:10.1016/b978-0-12-801024-2.000
Nur Rahayu, Soraya Ratnawulan Mita. Article Review: Efek Penggunaan Tunggal dan Kombinasi Asam
Oleat sebagai Peningkat Penetrasi pada Sediaan Transdermal. Farmaka. Vol 14 (1)
Azizah Alfina Via, dkk (2021). Mempelajari Laju Kerusakan Krim Kunyit - Lidah Buaya (Curcuma
domestica Val. - Aloe vera) pada Berbagai Konsentrasi Phenoxyethanol selama Penyimpanan.
Diakses pada 11 September 2022 melalui
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/view/78176
Kanthi Setyani. 2010. Perancangan Pabrik Monopropilen Glikol Dari Proses Hidrasi Propilen Asam kapasitas
50.000 Ton/Tahun. Universitas Sebelas Maret. Diakses pada laman
https://www.coursehero.com/file/86146830/Perancangan-pabrik-monopropilen-glikol-dari-proses-hidrasi
-propilen-asam-kapasitas-50000-tontahun-ab/
Elmitra. (2017). Dasar-Dasar Farmasetika dan sediaan Semi Solid. Penerbit DeePublish. Yogyakarta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai