Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ATJIE LESMANA

NIM : F1D214015
PRODI : TEKNI GEOLOGI
MATA KULIAH : ENDAPAN MINERAL
Fluida Yang Berperen Dalam Endapan
- Fluida Hidrotermal
Fluida ini bersifat panas (50 0 – 500 0 C) berbentuk larutan yang
mengandung Na, K, Ca, Cl sebagai komponen utama, serta unsur lainnya
(misalnya Mg, B, S, Sr, CO2, H2S, NH4, Cu, Pb, Zn, Sn, Mo, Ag, Au dll)
sebagai komponen minor. Salah satu jenis fluida hdirotermal adalah fluida
magmatik. Fluida ini dipengaruhi oleh:
 Jenis magma dan sejarah kristalisasinya
 Temperatur dan tekanan
 Air alami lain yang bercampur dengan magma ketika
berpindah/migrasi
 Reaksi dengan batuan samping.

Fluida hidrotermal ini sangat berpengaruh ketika magma mengalami


diferensiasi. Saat itu, akan terbentuk ubahan-ubahan hidrotermal berupa
mineral-mineral penunjuk. Komposisi utama dari fluida hidrotermal adalah
air. Airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potassium
khlorida, kalsium sulfat, dan kalsium khlorida. Kadar garam yang terlarut
sangatlah bervariasi, mulai dari salinitas air laut yaitu 3.5% berat sampai
puluhan kalinya. Larutan yang sangat “asin” (barin, kadar garam tinggi) dapat
melarutkan sedikit mineral yang tampaknya tidak larut seperti emas,
kalkopirit, galena dan sfalerit.

- Fluida Magmatik
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara
alamiah, bersuhu antara 9000 – 11000 C dan berasal dari kerak bumi bagian
bawah atau selubung bumi bagian atasKomposisi magma umumnya tidak
homogen, beberapa di antaranya unsur-unsur ferromagnesian, silica, natrium,
kalium, volatil, atau zat-zat lainnya. Magma sebagai larutan silikat alam
mengandung semua ion-ion yang bakal membentuk semua mineral-mineral
pembentuk batuan, namun mineral tersebut tidak terbentuk bersamaan karena
tergantung pada fasa silikat dengan kondisi tertentu. Dalam arti mineral
tertentu akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu.
- Fluida Meteorik
Proses Hidrotermal VHMS Endapan VHMS berhubungan erat dengan
kegiatan vulkanik bawah laut. Larutan hidrotermal yang berperan sangat
dipengaruhi oleh fluida magmatis serta aliran air laut yang masuk ke dalam
sistem hidrotermal. Fluida meteorik berasal dari air laut yang mempunyai
karakter kimiawi tertentu dengan komposisi tinggi kadar klorida dan sulfat.
Karena merupakan percampuran antara fluida magmatis dan air laut
mengakibatkan fluida mineralisasi mempunyai salinitas tinggi (umumnya 5-
20 wt % NaCl eq.) dengan tingginya kadar sulfida & sulfa.t

Diferrensiasi Magma

Proses-proses diferensiasi magma meliputi :


- Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses
kristalisasi berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu
pendinginan tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma
yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan
tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.
- Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh
gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma
pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak dibawah
mineral silikat ringan.
- Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan
pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk
bahan yang heterogen.
- Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan
potassium yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk
magma.
- Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen
seperti CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk
gelembung-gelembung gas dan membawa serta komponen volatile Sodium
(Na) dan Potasium(K).
- Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam waduk
magma secara lateral.
Klasifikasi Bahan Galian
a. Berdasarkan Undang-undang pokok pertambangan,bahan galian dibagi dalam
3 golongan :
 Bahan galian Strategis atau golongan A, yaitu bahan galian yang
penting untuk pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin
perekonomian Negara. Contoh :
 Minyak Bumi,bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
 Bitumen padat,aspal;
 antrasit, batubara, batubara muda;
 uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif
lainnya.
 Bahan galian Vital atau golongan B, yaitu golongan bahan galian yang
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Contoh :
 besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
 bauksit, tembaga, timbal, seng;
 emas, platina, perak, air raksa, intan;
 arsin, antimon, bismut;
 yttrium, rthutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
 berillum, krudium, zirkon, Kristal kwarsa;
 kriolit, fluorspar, barit;
 yodium, brom, khior, belerang;
 Bahan galian bukan strategis dan vital atau golongan C, bahan galian
yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital berarti karean
sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
contotnya :
 nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite) ;
 asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
 yarosit, leusit,twas 9alum), oker;
 batu permata, batu setengah permata;
 pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
 batu apung, tras, obsidian, perilit, tanah datome, tanah serap (fullers
earth)
 marmer, batu tulis;
 batu kapur, dolomit, kalsit ;
 grant, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak
mengandung unsus-unsur mineral golongan A maupun B dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
b. Berdasarkan kandungan mineralnya bahan galian dapat dibedakan dalam 2
jenis yaitu ;
 Bijih (ore), bahan galian sebagai sumber bahan logam,contohnya
kasiterit(Sn), Hematit(Fe), Bauksit(Al) dll.
 Bukan bijih, sebagian bahan bukan logam,contohnya beleran fosfat,
kaolin,kapur,dll.
c. Berdasarkan Meineral ekonomi :
 Metalic Mineral :
 Precious metal : tembaga,seng dan timah
 Steel Industry : besi, nikel, chromium, mangan, tungsten, dan
vanadium
 Electronic Industry : cadmium, bismuth, dan germanium
 Radio Active : uranium dan radium
 Non-Metalic Mineral :
 Isolator : Mika dan Asbes
 Refractory material : silica,alumina,zircon dan grafit
 Abresive Mineral : corundum,garnet,intan dan topaz
 General Industry Mineral : fosfat, belerang, batu gamping,garam,
barit, boraks, feldspar, magnesit, gypsum, clay(lempung)dll.
 Fuel Mineral :
 Solid (zat padat) : coal,lignite dan oil shale
 Liquid (Zat Cair) : minyak bumi.
d. Berdasarkan cara terbentuknya, bahan galian dapat dibedakan menjadi :
 Bahan Galian Magmatik, yaitu bahan galian yang terjjadi dari magma dan
bertempat didalam / berhubungan dan dekat dengan magma.
 Bahan Galian Pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk didalam diatrema
dan dalam pembentukan instrusi (gang dan apofisa)
 Bahan Galian hasil pengendapan didasar sungai / genangan air melalui
proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
 Bahan Galian hasil pengayaan skunder, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
 Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma
berubah menjadi mineral ekonomik.
 Bahan Galian Hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku
dicelah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relative
rendah dibawah 500°C.
Proses Pembentukan Endapan Mineral
a. Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
- Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses
utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.
- Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu
fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa
fase dan tipe endapan.
- Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat
kuarsa pada batuan metamorf.
- Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan
regional metamorphism.
- Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan
hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah
permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang
berbentuk stratiform.
b. Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
- Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas
menjadi endapan placer (placer deposit).
- Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada
lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
- Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada
batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam
material sisa.
- Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen
tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi
pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai