2, Juli 2009
Dina Tania
Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta
SARI
PENDAHULUAN
GEOLOGI UMUM
U
MA
LA
YS
SIIA
A
SU
KALIMANTAN
M
KALIMANTAN
AT
ER
A
JAVA
Bagian Barat
Bagian Tengah
Bagian Timur
Gambar 1. Tin Mayor South East Asian Tin Belt (Geology of Tin Deposit, 1979,
p. 20)
Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung dan Pulau
Karimata. Pada jalur tersebut sekitar sepertiga bagiannya merupakan daratan
(pulau-pulau) yang diperkirakan merupakan bagian resisten yang tersisa selama
proses erosi Sunda Shelf, sedangkan sisanya tertutupi oleh lautan.
MALAYSIA
B ATA M
P. K AR IMU N P.B INTAN
P. TAM BELA N
KALIMANTAN
P. K UN D UR
P. LINGGA
D abo LA
UT
P. SIN GKE P
CI
NA
SE
LA
TA
N
P. B AN GK A
P. K AR IMATA
J am bi
Pk. Pinang
SU
MA
P. B ELITUN G
TE
RA
Tj. P anda n
Pa lem ba ng
Terdiri dari granit, granodiorit, diorite dan diorite kuarsa. Granit berumur Trias
Akhir – Yura Awal ini menerobos Kelompok Pemali dan Formasi Tanjung
Genting di atasnya. Terkadang dijumpai singkapan granit yang telah lapuk.
Terdapat pula granit segar yang tersingkap sebagai tonjolan blok-blok
(boulder) granit yang tersebar di pantai.
d. Formasi Ranggam (TQr)
Terdiri dari perselingan batupasir, batulempung, dengan sisipan lapisan tipis
batulanau dan organic matter. Batuan tersebut memiliki struktur sedimen
perlapisan dan silang siur serta mengandung fosil Molusca berupa
Turitellaterbra sp., Olivia triciment mzrt., Cypraea sonderavamart dan fosil
Foraminifera Bentos berupa Celathus creticulatus, Ammonia sp., Celcarina
sp. dan Triculina sp. serta geraham gigi gajah berumur Pleistosen, Formasi
berumur Miosen Akhir ini berada tidak selaras di atas Granit Klabat.
e. Alluvium (Qa)
Berupa endapan rawa dan endapan sungai yang terdiri dari material lepas
dan tersebar mengikuti aliran sungai di sepanjang lembah maupun pantai.
Satuan yang berumur Quarter ini berada tidak selaras di atas Formasi
Rangggam.
Pleistosen
Lapisan Ranggam
Pliosen
Miosen
Oligosen
Eosen
Ketidakselarasan
Paleosen
Kapur
Yura
ALLUVIAL
YOUNG
YOUNGER SEDIMENTARY COVER HOLOSEN
D
WURM
D ALLUVIAL COMPLEX D
OLDER MARINE UNIT Riss / Wurm
TU
TRANSITIONAL Middle
Pleistosen
Early
OLDER SEDIMENTARY
D
Pleistosen
COVER
Pliocene
REGOLITH
(HIGHLY WEATHERED)
U
Late
LATOSOL, LATERITES, AND BAUXITES FROM SOIL
Miocene
DEVELOPMENT IN BEDROCK GRANITES AND SEDIMENTARIES
Aspek
Data Seismik Data Bor
Geomorfologi
Morfologi Dataran dan Lembah Bukit
Morfografi Menyebar di barat, barat Menyebar di di barat, barat daya
Gambar 4. Struktur Geologi Pulau Bangka (Katili, 1967 dan Ukoko, 1987)
Aspek
Data Seismik Data Bor
Geomorfologi
Morfologi Dataran dan Lembah Dataran dan Lembah
Menyebar di barat laut, Menyebar di barat laut,
Morfografi utara dan timur laut utara dan timur laut
Luasan 35% Luasan 35%
o o
Topografi Datar (3 – 7 ) o o
Topografi Datar (3 – 7 )
Morfometri Kelerengan Datar ( 36 – 43
Kelerengan Datar (36 - 47 m)
m)
Batuan Sedimen
Morfostruktur (dalam Seismik, Batuan
Batuan Metamorf Skiss
Pasif Metamorf terekam sebagai
Batuan Sedimen)
Morfodinamis Pelapukan, erosi & glasiasi Pelapukan, erosi & glasiasi
sedangkan cabang sungainya cenderung berarah barat daya – timur laut. Stadia
sungai purba pada Laut Cupat telah mencapai stadia tua dengan ditandai oleh
gradien sungai yang landai, aliran sungai yang berbelok, lembah sungai relatif
berbentuk U dan lebar, serta terendapkannya material lepas pada lembah.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009
Lokasi
Penelitian
Berdasarkan Data Seismik dan Data Bor, Sratigrafi Laut Cupat, Perairan
Bangka Utara dari tua ke muda tersusun oleh :
a. Kompleks Pemali, tersusun oleh Batuan Metamorf Skiss yang berumur Perm
(Paleozoikum), berada tidak selaras di bawah bidang ketidakselarasan
Paleozoikum – Mesozoikum dan diintrusi oleh Satuan Granit Klabat pada
Trias hingga Yura.
b. Granit Klabat (TrJkag), berumur Trias Akhir hingga Yura Awal yang sering
muncul di tengah laut dangkal dan tepi pantai sebagai boulder-boulder granit
berwarna abu-abu muda dengan ketinggian maksimal mencapai 3 meter di
atas permukaan laut. Batuan ini mengintrusi batuan metamorf dan batuan
sedimen dari Kompleks Pemali yang berada di atasnya. Granit ini
merupakan batuan sumber timah primer akibat proses mineralisasi selama
intrusi dan menjadi alas dari batuan sedimen Quarter di atasnya.
c. Formasi Ranggam (TQr), terletak tidak selaras di atas Granit Klabat yang
tersusun oleh kerikil, batupasir dan perselingan batupasir dengan
batulempung yang berumur Miosen Akhir hingga Plistosen. Pada formasi ini
terdapat endapan elluvium dan koluvium yang terbentuk akibat pelapukan
kimia batuan Granit Klabat oleh iklim tropis secara intensif yang kemudian
tertransport oleh sungai dan berakhir di daerah landai.
d. Alluvial (Qa), berupa material lepas yang terdiri dari lumpur, batulempung
dan batupasir yang tersebar di lembah-lembah, berumur Holosen dengan
kedudukan tidak selaras di atas Formasi Ranggam. Proses pengendapannya
merupakan kelanjutan dari proses pengendapan dari Formasi Ranggam,
sehingga endapannya relatif lebih halus serta lebih tebal dan sempit.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009
GEOKRONOLOGI LITHOSTRATIGRAFI
Tersier
Oligosen
Paleogen Eosen
Paleosen Ketidakselarasan
Kapur
Mesozoikum
Akhir
Yura
Awal Satuan
Berupa Batuan Granit
Granit TrJkg Mengintrusi Kompleks Pemali
Trias Akhir Klabat
selatan dan timur laut Laut Cupat. Ketebalan gravel berdasarkan Penampang
Vertikal Seismik berkisar antara 1 hingga 20 meter dengan kedalaman berkisar
antara 11 hingga 51 meter di bawah muka laut.
Posisi gravel berdasarkan Stratigrafi Sunda Land dapat disebandingkan
dengan Endapan Old Alluvial yang berada berumur Pliosen hingga Plistosen
Awal (Quarter) dan berada di atas bidang ketidakselarasan dan batuan dasar
granit dan skisss, sedangkan berdasarkan Stratigrafi Laut Cupat, gravel ini dapat
disebandingkan dengan Formasi Ranggam yang berumur Miosen Akhir (Tersier)
hingga Plistosen (Quarter).
r 11. Peta Sebaran Lubang Bor & Lintasan Stratigrafi daerah Laut Cupat dan sekitarnya.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009
Gambar 12. Penampang Stratigrafi Daerah Laut Cupat dan sekitarnya berdasarkan data bor.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009
KESIMPULAN
1. Hasil kajian terhadap Peta Batuan Dasar daerah telitian menunjukkan bahwa
terdapat dua satuan batuan yang menjadi batuan dasar (bedrock) Laut
Cupat, yakni Satuan Skiss Pemali berumur Perm (Paleozoikum) yang
diterobos oleh Satuan Granit Klabat berusia Trias Akhir hingga Yura Awal
(Mesozoikum).
2. Hasil analisa terhadap Peta Penampang Vertikal Bor menyatakan bawah
terdapat dua (2) Sikuen Pengendapan yang setiap sikuen berisikan
(berurutan dari tua ke muda) Endapan Sungai (fluvial), Endapan Transisi
(swampy, beach, nearshore sediment) dan Endapan Laut (marine sediment).
3. Hasil analisa terhadap Data Bor dan Data Seismik menunjukkan bahwa
penyebaran gravel pada daerah telitian mengikuti Pola Pengaliran Dendritik
dengan arah relatif tenggara – barat laut dan barat daya – timur laut dengan
luasan sekitar 25% dari total luas daerah telitian. Gravel tersebut
terendapkan di atas lembah-lembah purba batuan granit dan skiss dengan
Tipe Endapan Kaksa yang memiliki ketebalan yang relatif mencapai 20
meter, berbutir sedang dan berada pada kedalaman 11 – 55 meter di bawah
muka laut. Gravel yang secara stratigrafi selaras dengan Endapan Sungai
(fluviatil) dan Old Alluvial berumur Pliosen – Plistosen Awal dan Formasi
Ranggam berumur Pliosen – Plistosen Tengah ini penyebarannya selain
dikontrol oleh perubahan iklim, juga dikontrol oleh pergerakan air laut
(glasiasi) yang dicirikan dengan terendapkannya Endapan Transisi dan
Endapan Laut (marine) di atas Endapan Sungai (fluviatil) juga dikontrol oleh
keberadaan batuan granit sebagai batuan sumber timah yang tersebar di
bagian hulu sungai (timur, selatan dan barat daerah telitian) dengan
morfologi berupa perbukitan menuju daerah yang rendah dan datar dengan
lithologi batuan skiss di bagian hilir.
DAFTAR PUSTAKA