Anda di halaman 1dari 5

Modul 1.

Kebutuhan, hak dan kewajiban ABK

(KB2 lanjutan dan KB3)

Penyebab munculnya kebutuhan khusus

A. Berdasarkan masa terjadinya :


 Prenatal
 perinatal
 postnatal

B. Berdasarkan kelompok dan pembawa kelainan :


 Tuna grahita :
 Virus
 keracunan
 trauma
 gangguan metabolisme atau kekurangan gizi
 serangan geger otak
 kelainan kromosom
 pengaruh lingkungan
 bawaan atau keturunan
 Tuna rungu
 Keturunan
 Meningitis
 influenza berkepanjangan
 penyakit gondok
 campak
 pengaruh lingkungan seperti perubahan tekanan udara yang ekstrem
 benda asing masuk ke dalam telinga
 bunyi yang sangat keras
 Tunanetra
 Keturunan
 penggunaan obat yang salah
 pemberian oksigen berlebihan
 kecelakaan
 tumor
 penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah

Secara umum penyebab kelainan ada dua kelompok yaitu

 penyebab bawaan atau keturunan


 penyebab dapatan
Dampak kelainan dan kebutuhan khusus

Kasus 1

Andi lahir anak yang sehat dan lucu. suatu ketika menderita panas badan yang cukup tinggi. Orang tua
membawanya ke dokter. Setelah sembuh tiba-tiba orang tua menyadari bahwa Andi tidak memberi
reaksi ketika dipanggil.

Dokter menunjukkan bahwa Andi menderita gangguan pendengaran yang cukup serius.

Menghadapi kenyataan demikian orang tua menjadi syok, malu, kasihan, sedih dan malang bercampur
menjadi satu.

Saudara dan keluarga Andi merasa malu mempunyai keluarga yang tuli.

Secara fisik Andi tumbuh normal, tapi tidak mampu berkomunikasi dengan orang luar. Dia hanya tinggal
di rumah, orang tuanya tidak menyekolahkan, tidak membantunya. Dia dibiarkan sendiri dengan
keadaannya, dan tidak di sekolahkan. Tetangga Andi kasihan sama Andi Mereka tidak bisa berbuat apa-
apa anak-anak di sekitar sering menjadikan Andi bahan ejekan. Dia dipanggil dengan julukan yang tidak
mengenakan.

Kasus 2

Jika sejak lahir menderita tunanetra orang tuanya sangat terpukul kelahiran anak dengan tunanetra
namun Mereka menerima kehadiran kita dengan penuh kasih sayang Tika di sekolahkan di SLB a sejak 6
tahun saudara Tika sangat sayang pada Tika tetangga Tika juga menerima kehadiran kita sebagaimana
anak-anak lainnya, bahkan mereka sering saling membantu, jika Tika mendapat kesulitan mencari
sesuatu. Bisa tumbuh anak yang cerdas, penuh percaya diri, ia dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
banyak tergantung pada orang lain.

Kasus 3

Rika dan Sutarno merupakan pasangan suami istri yang sudah lama mendambakan anak. Mereka
berkonsultasi dengan dokter dan dukun tradisional. Betapa bahagianya mereka ketika tahu bahwa Rika
mengandung. Mereka tidak sabar menunggu kelahiran bayi yang sudah didambakan. Namun
kebahagiaan sirna. ketika bayi perempuan lahir bayi tersebut lahir cacat dengan kepala besar dan kaki
tangan yang tidak bisa digerakkan. Menurut dokter anak tersebut menderita selebral palsy dan dapat
dipastikan menderita tunagrahita berat dan tunadaksa. Keluarga menyalahkan pasangan tersebut
karena terlalu banyak minum obat tetangga bahkan mengatakan mereka terkena kutukan. Rika dan
sutana akhirnya menerima kenyataan tersebut dengan pasrah. mereka berusaha untuk berkonsultasi
dengan dokter dan juga dengan psikolog. Segala usaha dicoba dokter ahli sampai dukun tradisional,
namun anak perempuan mereka yang bernama Putri tidak menunjukkan kemajuan. Fisik Putri tumbuh
dengan pesat namun tidak dibarengi dengan kemampuan bergerak sehingga ia tetap berada di kursi
roda dan hanya mampu komunikasi dengan mimik yang dimengerti oleh pengasuhnya dan orang tuanya
saja. Meskipun Putri cacat ganda Rika dan sutana menerimanya sebagai anugerah Tuhan. Sejak
kelahiran Putri, usaha dan rejeki ke suami istri tersebut maju pesat.
Dari ketiga kasus tersebut dampak kelainan sangat bervariasi bagi anak, keluarga, orang tua maupun
masyarakat.

A. Dampak kelainan bagi anak :

Kelainan yang di atas normal artinya anak mempunyai bakat luar biasa dan akan berdampak sangat
positif terhadap anak. Mereka akan merasa bangga dengan kelainan yang dimilikinya.

Namun jika anak tersebut tidak tertangani secara baik, kemungkinan kelebihan yang dimilikinya
membuat Dia sombong, merasa superior, merendahkan teman-temannya. Jika ini terjadi, tentu anak
tersebut selalu dalam masalah.

Kelainan kelebihan bakat yang dimiliki anak tersebut juga dapat mempengaruhi aspek dalam hidupnya.
Dia mungkin akan menjadi frustasi karena berada diantara orang dewasa sedangkan dari segi usia dia
masih anak-anak. Bahkan dia adalah anak yang sudah layak masuk perguruan tinggi. Sedangkan dari segi
usia dia masih memerlukan teman-teman sebaya untuk bermain.

Bagi anak yang memiliki kelainan di bawah normal, mempunyai dampak menghambat perkembangan
anak. Kondisi demikian lingkungan perlu menyediakan pengembangan potensi yang dimilikinya seperti
kasus-kasus di atas. Dampak akibat kelainan ini sangat beragam. Ada yang kehilangan kepercayaan diri,
rasa rendah diri dan terhambat perkembangannya. Namun ada juga yang mampu tumbuh seperti anak
lainnya.

Dampak kelainan pada anak juga menimbulkan dampak yang spesifik misalkan tuna rungu akan
mendapat hambatan dalam berkomunikasi. Tuna netra mendapat hambatan dalam mobilitas. Tuna
grahita mendapat hambatan dalam pengembangan keterampilan hidup sehari-hari atau menolong
dirinya sendiri.

Dampak terhadap sensori ruang lingkupnya terbatas. Tentu berkaitan dengan kognitif.

Dampak akan lebih parah lagi bagi anak tuna ganda yang lebih dari satu aspek.

Tingkat kelainan yang ditimbulkan juga berbeda. Ada yang bersifat ringan mungkin masih mampu
menolong diri sendiri sehingga tidak banyak tergantung pada orang lain.

Makin parah tingkat kelainan dampaknya bagi anak juga semakin parah.

Contohnya pada tuna grahita berat tidak akan dapat menolong dirinya sendiri.

Tuna grahita ringan masih bisa dididik. Hal ini akan berpengaruh terhadap berat ringannya kebutuhan
khusus yang diperlukan oleh anak.

Misalnya anak tuli sejak lahir dibandingkan dengan kelainan setelah lahir. Ia akan menjadi frustasi
karena tidak mampu lagi melihat, bagi tunanetra dapatan.
B. Dampak kelainan bagi keluarga

Dampak kelainan bagi keluarga terutama orang tua sangat bervariasi. Ada yang menerima secara penuh
pasrah namun ada juga yang merasa terpukul dan tentu saja ada yang bersikap tidak peduli.

C. Dampak kelainan bagi masyarakat.

Bervariasi tergantung latar belakang sosial budaya dan pendidikan. Ada yang berempati, membantu
menyediakan fasilitas. Ada yang acuh tak acuh bahkan ada yang bersikap antipati dan melarang anaknya
bergaul dengan teman ABK.

Kebutuhan hak dan kewajiban ABK.

A. Kebutuhan anak berkelainan

1. Kebutuhan fisik atau kesehatan.

Memerlukan fasilitas yang memungkinkan mereka bergerak sesuai dengan kebutuhannya atau
menjalankan kegiatan rutin sehari-hari tanpa perlu tergantung pada bantuan orang lain. Contohnya tuna
daksa menggunakan kursi roda, tunanetra memerlukan tongkat, tunarungu memerlukan alat bantu
dengar.

Layanan kesehatan bagi ABK antara lain physical terapi okupasional terapi yang berkaitan dengan
keterampilan gerak. Speech therapy bagi tuna rungu.

2. Kebutuhan sosial emosional

Kebutuhan tersebut susah dipenuhi. Seperti mencari teman, memasuki masa remaja, mencari kerja,
perkawinan, kehidupan seksual, dan membesarkan anak, merupakan masalah bagi penyandang
kelainan.

Coba anda bayangkan tunarungu dan tunagrahita memasuki masa remaja tentu kondisi yang sangat
sulit. Tunarungu sangat lugu, tunagrahita masalah cukup kompleks. Sementara kebutuhan seksual
mereka tumbuh berkembang secara normal. Oleh karena itu mereka memerlukan lindungan dan
bantuan dari pekerja sosial psikolog dan ahli bimbingan yang dapat membantu mereka dalam
menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan sosialisasi dan menjadi remaja.

3. Kebutuhan pendidikan

Meliputi berbagai aspek yang terkait dengan keluar biasaan yang disandangnya. Secara umum semua
penyandang kelainan memerlukan latihan keterampilan yang memungkinkan mereka mendapatkan
hidup secara mandiri tanpa banyak tergantung dari orang lain.
B. Hak penyandang kelainan
 UUD 45 pasal 31 semua warga negara berhak mendapat pendidikan.
 UU nomor 20 bab IV Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Ada hak para penyandang
kelainan yang dapat dijadikan acuan.

Pasal 6 ayat 1

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Ayat 2

Warga negara yang memiliki kelainan fisik emosional mental intelektual sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus

Ayat 4

Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus

Ayat 5

Warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

 Deklarasi umum hak-hak kemanusiaan 1948


 Konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua tahun 1990

Tanggal 7 - 10 Juni 1994 konferensi dunia tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus ABK di
Salamanca Spanyol dihadiri 92 negara dan 25 organisasi internasional.

Kerangka kerja dilandasi kepercayaan tentang hak anak atas pendidikan :

1. Anak punya fundamental untuk mendapat pendidikan harus diberi kesempatan mencapai dan
memelihara tahapan belajar yang dapat diterimanya

2. Anak punya karakteristik minat kemampuan dan kebutuhan belajar yang unik

3. Sistem pendidikan harus dirancang dengan mempertimbangkan perbedaan berkarakteristik dan


berkebutuhan anak.

4. Anak ABK harus punya akses ke sekolah biasa, supaya anak sebayanya menerima mereka

5. Inklusif terpadu merupakan sarana efektif melawan sikap diskriminatif menerima kedatangan ABK.

C. Kewajiban penyandang kelainan

1. Setiap warga negara berusia 7-15 th wajib mengikuti pendidikan dasar

2. Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai