Disusun Oleh :
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
2.
2.1. Awal Mula Teori Dependensi
Teori Dependensi adalah salah satu teori pembangunan yang dikembangkan pada
akhir tahun 1950an dibawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika
Latin, Raul Presbisch yang menekankan pada konsep ekonomi yang mengidentifikasi
ketergantungan finasial antara negara maju dan negara Dunia Ketiga. Teori ini muncul
sebagai reaksi terhadap teori pembangunan sebelumnya yaitu teori modernisasi yang
sangat mendominasi sejak akhir tahun 1940an. Selain itu, dunia dihadapkan pada adanya
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara-negara industri maju ternyata tidak
serta merta mengarah pada pertumbuhan di Negara-negara miskin.
Teori Dependensia telah berkembang di tahun 1960an dan 1970an. Teori ini
merupakan dampak dari ketidaksetaraan wealth dan power di tingkat global.
Berkembangnya teori ini diawali keprihatinan Economic Commission on Latin
America (ECLA) dan the United Nations Conference on Trade and Development tentang
keadaan negara-negara Amerika Latin yang tidak berkembang seperti layaknya negara-
negara Eropa dan Amerika Utara.
Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di
dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi
mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.
Dependensi dalam artian yang cukup sempit dapat dikatakan sebagai
ketergantungan negara dunia ketiga atau negara berkembang, baik secara ekonomi
maupun yang lain terhadap negara yang mereka anut (depend to). Negara–negara tersebut
secara tidak langsung bergantung kepada negara yang lebih maju dalam konteks
ekonomi, sebagai upaya guna membangun perekonomian mereka yang dirasa
“terbelakang” atau belum cukup mandiri.
1.
2.
2.1.
2.2.Teori Dependensi Menurut Raul Prebisch
Awal mula teori ketergantungan (Dependency Theory) dikembangkan pada akhir
tahun 1950-an oleh Raul Presibich (Direktur Economic Commission for Latin America,
ECLA). Dalam hal ini Raul Presbich dan rekannya bimbang terhadap
pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju yang tumbuh pesat, namun tidak serta
merta memberikan perkembangan yang sama kepada pertumbuhan ekonomi di negara-
negara miskin. Bahkan dalam kajiannya mereka mendapati aktivitas ekonomi di negara-
negara yang lebih kaya sering kali membawa kepada masalah-masalah ekonomi di
negara-negara miskin.
Prebisch mengkritik keusangan konsep pembagian kerja secara internasional yaitu
Internasional Division of Labor (IDL). IDL lah menurut Presbich yang menjadi sebab
utama munculnya masalah pembangunan di Amerika Latin. Adanya teori pembagian
kerja secara internasional (IDL), yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif,
membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya, Oleh karena itu,
negara-negara di dunia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu negara-negara center/pusat
yang menghasilkan barang industri dan negara-negara pheriphery/pinggiran yang
memproduksi hasil-hasil pertanian. Keduanya saling melakukan perdagangan, dan
menurut teori ini, seharusnya menunjukan hal yang sebaliknya. Negara-negara center
yang melakukan spesilisasi pada industri menjadi kaya, sedangkan negara pengirian
(pheriphery) tetap saja miskin. Padahal seharusnya kedua negara sama kaya karena
perdagangannya saling menguntungkan.
2.4. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan
ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang
rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar
hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah serius dalam proses pembangunan
nasional di Indonesia. Masalah ini seolah-olah tidak dapat dituntaskan secara serius,
pada-hal upaya pemerintah telah memperkenalkan berbagai paket dan program yang
melibatkan sejumlah pakar kemiskinan nasional dan internasional. Hakekatnya belum ada
keberlanjutan (sustainability) sistem penanganan kemiskinan baik dalam satu rezim
kekuasaan maupun pada saat peralihan rezim.
Kemiskinan juga merupakan suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi
untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan
pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk
memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar
pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.
3.1. Unsur-unsur Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. David Cox (2004:1-6)
membagi kemiskinan kedalam beberapa dimensi:
Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan
pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara maju. Sedangkan negara-
negara berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar
bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.
Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsisten
(kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan
akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan
(kemiskinan yang sebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan
kelompok minoritas.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Penanggulangan Kemiskinan
Di Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Frieden, Jeffy A.. International Political Economy: Perspective on Global Power and Wealth
4th ed.. Belmont CA: Wadsworth, 2000.
Griffith, Martin et al.. International Relations: The Key Concepts 2nd ed.. New York: Routledge,
2008.
Spero, Joan E. dan Jeffrey A. Hart. The Politics of International Economic Relations 7th ed..
Boston: Wadsworth, 2010.
Velasco, Andrés. “Dependency Theory,” Foreign Policy No. 133 (2002): 44-45.
dalam http://www.jstor.org/stable/318355
Viotti, Paul R. dan Mark V. Kauppi. International Relations Theory 5th ed.. New York: Pearson
Education, Inc., 2012.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_ketergantungan