Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN INTERDISIPLINER DALAM PENGKAJIAN PENDIDIKAN

SEJARAH

(SEJARAH DAN PEMBANGUNAN)

DI SUSUN OLEH:

NAMA: NAZALUL

NIM:A1N121106

KELAS:B

SEMESTER:1(SATU)

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEBUDAYAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
saya kesempatan untuk masih bisa merasakan nikmatnya kehidupan,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan saya yang berjudul “Sejarah dan
pembangunan.”

Laporan ini saya buat tidak hanya semata-mata untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen terkait, namun juga saya harapkan nantinya agar
dapat bermanfaat untuk diri saya sendiri selaku penulis, maupun orang lain
yang membaca dan juga teruntuk mereka yang mendengarkan paparan saya
di depan kelas.Tidak ada satu pun di kehidupan ini yang sempurna, karena
sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, milik Tuhan semata.
Untuk itu saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kesalahan dalam penulisan serta penyusunan laporan ini dan mohon sudi
kiranya untuk kita bersama-sama mengoreksi kesalahan-kesalahan
tersebut.Terima kasih tak lupa saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam terwujudnya laporan sederhana ini. Terima kasih juga
kepada teman-teman dan siapapun yang telah memberikan waktunya untuk
sekedar membaca hasil kerja saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................!

DAFTAR ISI.........................................................................................................................!!

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................

1.3 TUJUAN LAPORAN........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH MENURUT KUNTOWIJOYO............................................................................

2.2.KASUS-KASUS PEMBANGUNAN.....................................................................................

2.3.PEMBANGUNAN
EKONOMI.............................................................................................

2.4.PEMBANGUNAN PERTANIAN.........................................................................................

2.5 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN........................................................................................

2.6 PEMBANGUNAN
AGAMA................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1
KESIMPULAN....................................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Selama ini orang beranggapan bahwa sejarah mempunyai kegunaan pragmatis


diantaranya untuk pendidikan dan pencarian jati diri bangsa tetapi tidak mempunyai
kegunaan praktis. Oleh karena itu, sejarah tidak dianggap sebagai bagian dari intelegensi
bersama. Kalau orang berbicara tentang peranan ilmu sosial dalam pembangunan, sejarah
selalu ditinggalkan.

Development studies di Indonesia memang baru muncul pada tahun 1970-an ini kalau
kita memakai pelita(pembangunan lima tahun)sebagai patokan.Akan tetapi pembangunan
sejarah dalam pembangunan belum diakui.Apakah ini karena sejarah tidak punya kegunaan
praktis?

Dalam kegiatan pembangunan, ada empat tahap, yaitu perencanaan pelaksanaan


pengawasan (monitoring) dan penelitian (evaluation). Setidaknya sejarah sebagai ilmu akan
berguna dalam perencanaan dan penilaian sedangkan untuk pelaksanaan pengawasan
terserah pada "kelincahan" sejarawan.

Mengapa sejarah berguna dalam perencanaan dan penilaian? Ada tiga cara untuk
memahami perencanaan dan penilaian. Cara itu ialah sejarah perbandingan (comparative
history), paralelisme sejarah (historical paralelism), dan evaluasi dan evolusi
sejarah(historical evolution).

1.2 Rumusan masalah

A.Pengertian sejarah menurut kuntowijoyo?

B.Mengapa sejarah pembangunan di lihat sebagai sebuah perkembangan?

C.Sebutkan 3 isu peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi?

D.Sebutkan 2 isu pembangunan pertanian?

E.Apa yang di maksudkan (intended results)dan tidak di maksud kan

(Unintended results) dari pendidikan?

F.Mengapa Indonesia di nyatakan bukan negara beragama?


1.3 Tujuan laporan

A.Untuk mengetahui pengertian sejarah menurut kuntowijoyo

B.Untuk mengetahui alasan pembangunan di lihat sebagai sebuah perkembangan

C.Untuk mengetahui 3 isu peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi

D.Untuk mengetahui 2 isu pembangunan pertanian

E .Untuk mengetahui Apa yang di maksudkan (intended results)dan tidak di maksud kan

(Unintended results) dari pendidikan

F..Untuk mengetahui alasan mengapa Indonesia di nyatakan bukan negara beragama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah menurut kuntowijoyo

sejarah yang dimaksud Kuntowijoyo adalah sesuatu atau peristiwa yang telah terjadi di
masa lalu yang di rekonstruksi atau membangun kembali masa lalu untuk kepentingan masa
kini dan masa akan datang. Sejarah adalah hal-hal yang menyebabkan fakta secara
diakronis,ideografis,unik dan empiris.

1. Sejarah bersifat diakronis karena berhubungan dengan waktu.

2. Sejarah bersifat ideografis karena sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu.

3. Sejarah bersifat unik karena hasil penelitian tentang hal unik.

4. Sejarah bersifat empiris artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang
bersungguh-sungguh.

2.2 Kasus-kasus pembangunan

Sejarah pembangunan di Indonesia akan dilihat sebagai perkembangan. Artinya hari ini
harus lebih baik daripada hari kemarin. Tugas sejarawan ialah memberi pertimbangan baik
melalui sejarah perbandingan paralelisme sejarah ataupun evolusi. Sejarawan yang bekerja
di bidang perencanaan pembangunan nasional (Bappenas) dan badan perencanaan
pembangunan daerah ( Bappeda) harus menyadari bahwa tolok ukur ukur pembangunan
adalah Pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta kerangka acuan adalah GBHN
(GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA). Jadi dalam hal ini sejarawan, sama dengan alih
ahli ilmu yang lain adalah bagian dari kecerdasan bersama. Bedanya terletak dalam
kemampuan sejarawan untuk membandingkan ke samping ke belakang dan dalam
perspektif evolusi. Karena itu, diharapkan sejarawan dapat berpikir dengan pendekatan
sejarah. (Pendekatan sejarah berarti penggunaan pengetahuan sejarah untuk membahas
suatu masalah titik kritik dalam sejarah berarti penggunaan pengetahuan faktual untuk
mempertimbangkan pengetahuan teoretis, misalnya generalisasi filsafat atau ilmu sosial
dalam hal ini kritik sejarah juga berarti verifikasi atau kesahihan sumber).

2.3 Pembangunan ekonomi

Peranan pemerintah dalam 3 isu yaitu:

1. himbauan supaya perusahaan menyerahkan sebagian saham kepada karyawan

2. Pembangunan kawasan timur Indonesia (KTI)

3. Inpres desa tertinggal

Isu pertama, mengenai imbauan pemberian saham kepada karyawan ada yang
menafsirkan itu berarti karyawan atau koperasi karyawan atau koperasi sejenis. Banyak
kalangan berpendapat hendaknya hal itu jangan berhenti pada imbauan tetap harus
dituangkan ke dalam peraturan yang bersifat mengikat. Akan tetapi sampai saat ini tidak
ada peraturan itu kira-kira keberatan ya iyalah itu tidak pernah terjadi yang masuk dalam
agenda pemilu. Seperti di negara-negara di mana melalui perjuangan parlementer
pembagian saham merupakan isu, di Indonesia tidak satupun organisasi peserta pemilu
(OPP) yang menjadikannya program titik barangkali itu tidak akan populer, atau tidak akan
efektif sebagai sarana peningkatan kesejahteraan karyawan atau akan terjadi capital flight,
pelarian modal keluar titik padahal pemerintah sedang mendorong investor asing.

Isu kedua, pembangunan kawasan timur Indonesia sudah dicanangkan pada pelita V.
Maksudnya ialah pemerataan pembangunan titik pada zaman Belanda, Jawa-Madura
mendapat perhatian, baik dari pemerintah maupun swasta. Kemudian, para pekebun juga
mulai berusaha di Sumatera Utara, terutama Medan dan sekitarnya. Para pengusaha itu
hanya mengikuti pax neerlandica. Demikianlah, daerah ujung Jawa timur menjadi garis
depan pengembangan ekonomi kolonial pada abad ke-19 titik keadaan itu tidak banyak
berubah sesudah kemerdekaan kemasan pada usaha yang sadar.

Isu ketiga, invers desa tertinggal (IDT) mulai di realisasikan pada pelita VI sebagai usaha
untuk menghilangkan kemiskinan. Penggunaan pendekatan ini barangkali sebagai
kelanjutan dari bantuan bantuan kepada desa, tetapi kali ini khusus untuk desa yang
dinyatakan tertinggal. Sentuhan ini berbeda dengan bantuan yang sifatnya individual seperti
social security, food stamp, bantuan kesehatan, tunjangan pengangguran, bantuan rumah
dan sebagainya di Amerika dan Eropa barat. Bahkan Malaysia juga memberikan bantuan
yang sifatnya individual. Selain itu, di negara-negara Amerika dan Eropa barat ada pelayanan
umum titik di Indonesia ada juga pelayanan umum meskipun sangat terbatas seperti
perpustakaan dan Puskesmas.

2.4 Pembangunan pertanian

Dalam pembangunan pertanian terdapat 2 isu yaitu:

1.Ketimpangan harga hasil struktur pertama dengan barang dan jasa sektor ketiga

2. pergeseran dari natural resource ke human resource

Sekarang ini sektor pertanian lah yang terpaksa dikorbankan untuk membiayai industri
meskipun semboyan pembangunan mengutamakan pertanian. Dengan kata lain,desa
menyubsidi kota. kenaikan harga besar-besaran akan mengakibatkan penurunan
kemakmuran banyak orang.Barang kali saja karena menurut perhitungan statistik tidak
semua penduduk desa adalah petani dan tidak semua petani mempunyai tanah tidak semua
petani bertanah adalah pemilik, dan tidak semua pemilik adalah pemilik yang sebenarnya.
Rendahnya nilai tukar hasil pertanian itu telah menyebabkan mobilitas vertikal penduduk
desa.sementara terhentinya mobilitas vertikal, menyebabkan tingginya mobilitas horizontal,
terbukti dari tingginya arus migrasi dari desa ke kota.

Dalam sejarah industrialisasi memang terdapat tiga pendekatan.Pertama,USSR(Uni


soviet) dahulu mengutamakan industri. Hal itu bisa dimengerti karena kemenangan revolusi
Oktober juga berkat dukungan kaum buruh di kota. Kedua,RRC yang kemenangan
revolusinya berkat bantuan petani di desa-desa mengutamakan pembangunan pertanian
lebih daripada pembangunan industri.Ketiga, ada keseimbangan antara sektor pertanian
dan sektor industri titik di Amerika serikat berkat tantangan bagi integrasi nasional ialah
makin terbaginya Indonesia ke dalam kelas meskipun hal itu sudah diantisipasi melalui
pelarangan tetapi adanya kelas peranan politik yang pertama keseimbangan tercapai.

Di Indonesia sekarang ini hampir tidak ada peranan politik dari petani titik alhasil petani
"dikorbankan"dengan kompensasi, pertanian juga terpengaruh oleh globalisasi dan
liberalisasi. Perpindahan dari natural resource ke human resource menyebabkan produk
pertanian Indonesia, misalnya karet tembakau kopra dan kelapa sawit harus ditingkatkan
mutunya. Peningkatan wajar dari 6 ke 9 tahun diharapkan dapat menaikkan mutu human
resource.

2.5 Pembangunan pendidikan


Ada hasil yang dimaksudkan(intended results) dan yang tidak dimaksudkan
(unintended results) dari pendidikan, hasil yang dimaksudkan ialah hasil yang langsung
seperti peningkatan kecerdasan dan penyediaan tenaga kerja. Hasil yang tidak dimaksudkan
ialah hasil tidak langsung misalnya mobilitas vertikal dan integrasi nasional.

Pendidikan umum di Indonesia sudah dimulai oleh pemerintah kolonial dengan maksud
penyediaan tenaga kerja untuk pemerintah, pabrik dan pendidikan. Program ini bersaing
dengan pendidikan tradisional pemerintah kolonial selalu mengeluarkan angka statistik yang
menunjukkan kemajuan pendidikan umum dibandingkan dengan penurunan pendidikan
pesantren.

Unintended results dari pendidikan sejak zaman kolonial sudah ada mobilitas sosial
vertikal melalui pendidikan titik untuk mereka bekerja pada pemerintah nama pabrik dan
pendidikan disebut priyayi. Golongan priyayi itu dilengkapi dengan titel lama dan baru untuk
membedakan diri dari kaum bangsawan itu banyak yang tidak kalah kekayaan dari
bangsawan bahkan ada yang kekayaannya melebihi raja.

Di Indonesia di masa lalu dan masa kini, pendidikan juga mempunyai efek integrasi
nasional. Integrasi nasional melalui pendidikan terjadi misalnya lawan nyanyian,ilmu
pengetahuan,matematika, bahasa,sejarah. Tantangan bagi integrasi nasional ialah makin
terbaginya Indonesia ke dalam kelas.meskipun hal itu sudah di antisipasi melalui larangan
SARA, tetapi ada nya kelas yang objektif tidak terhindarkan.

2.6 pembangunan agama

Dinyatakan bahwa Indonesia bukan agama tetapi juga bukan negara sekuler berarti
bahwa agama yang diakui mendapat perhatian yang sama dan masuk dalam jajaran
departemen agama. Pada kerajaan-kerajaan tradisional sudah ada semacam urusan agama
tugas utama adalah pengadilan. Sementara itu, pendidikan agama diserahkan pada
masyarakat modern biasanya mendapat subsidi dari pemerintah melalui lembaga desa
perdikan.

Pada zaman kerajaan tradisional, penghulu selain punya tugas pengadilan, rupanya
juga punya tugas pengawasan. Aliran tarekat rupanya dianggap merusak politik biasanya
negara mendukung syariat melawan tarekat.

Pada zaman kolonial ada pertentangan antara para ulama yang pro dan anti
pemerintah titik ini ditunjukkan dengan pembangkangan Haji Rifa'i yang pada 1859 dibuang
ke Ambon titik pada waktu itu, dalam soal hukum ada pertentangan antara adat dan agama.

Pada zaman pendudukan Jepang untuk pertama kali ada kantor urusan agama
(Shumubu). Sekalipun oleh Jepang kantor itu ditujukan sebagai jendela pameran untuk
propaganda dan mobilisasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

sejarah yang dimaksud Kuntowijoyo adalah sesuatu atau peristiwa yang telah terjadi di
masa lalu yang di rekonstruksi atau membangun kembali masa lalu untuk kepentingan masa
kini dan masa akan datang. Kemudian kasus kasus pembangunan yang memiliki arti bahwa
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,dan pembangunan ekonomi yang terdapat dari 3
isu dan pembangunan pertanian yang terdapat oleh 2 isu kemudian pembangunan
pendidikan intended results yang artinya secara langsung dan unintended results yang
artinya tidak secara langsung seperti mobilitas vertikal, dan yang terakhir ialah
pembangunan agama yang di maksudkan bahwa Indonesia bukan negara beragama dan
juga bukan negara sekuler.

DAFTAR ISI

http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39683

https://brainly.co.id/tugas/6566350?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question

https://books.google.co.id/books?
id=gLBrAwAAQBAJ&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai