Pembesaran Ikan Nila Merah
Pembesaran Ikan Nila Merah
1. PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Kerja Praktek Akhir bagi mahasiswa adalah:
1. Mengusai dan dapat mengdiskripsikan teknik pembesaran Ikan Nila Merah
2. Dapat mengevaluasi faktor – faktor keberhasilan dalam budidaya Ikan Nila Merah dengan melihat
nilai Pertumbuhan, SR, dan FCR.
2. Tinjauan Pustaka
2.2 Habitat
Salah satu kelebihan ikan nila adalah sangat adatif terhadap perubahan lingkungan. Budidaya
ikan nila sering dijumpai di perairan payau, kolam air deras, sungai mengalir, danau alami, waduk
buatan, dan sawah (Sunaryo, 2010)
Sedangkan menurut khairuman (2003) ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan hidupnya sehingga dapat dipelihara di dataran tinggi yang berair tawar dan dataran
rendah yang berair payau. Habitat hidup ikan nila cukup berfariasi dari sungai, waduk, danau, rawa,
sawah, kolam hingga tambak.
Sedangkan menurut kurniawan, 2010 parameter kualitas air untuk ikan nila adalah sebagai
berikut :
NO Parameter Satuan Kisaran
1. Suhu oC Optimum 25 – 30
2. Oksigen terlarus ppm Optimum 3 – 5
3. Derajat keasaman Optimum 7
4. Salinitas ppm < 25
5. Kecerahan cm Optimum 25 – 40
6. alkalinitas mg/liter Kisaran 50 – 300
7. Ammonia mg/liter < 0,1
SNI 7550 : 2009 (21 Maret 2013), parameter kualitas air untuk ikan nila merah adalah
sebagai berikut:
NO Parameter Satuan Kisaran
1. Suhu oC Optimum 25 – 30
2. Oksigen terlarut mg/liter Optimum 3 – 5
3. Derajat keasaman - Optimum 7
4. Kecerahan cm Optimum 25 – 40
5. Ammonia mg/liter < 0,1
2.5.6 Pertumbuhan
Pertumbuhan ikan nila pada tambak biasanya lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
ikan nila pada kolam air tawar dengan pemberian pakan yang sama. Nilai efisiensi pakan (FCR)
pemeliharaan di air tawar sebesar 0,8 – 1,2. Sementara pemeliharaan di tambak air payau memiliki
nilai (FCR) sebesar 0,5 – 1 . hal tersebut sudah banyak di buktikan oleh petani. Salah satunya
adalah pembudidaya di pantai Glagah, pada awalnya benih yang ditebar sebanyak 1000 ekor
dengan ukuran benih 3 – 5 cm. Setelah pemeliharaan selama 4 bulan dan menghabiskan pakan 100
kg, bobot panen satu ekor ikan nila rata – rata 500 gram. Sedangkan pada kolam air tawar untuk
mencapai berat rata – rata 500 gram / ekor dibutuhkan waktu hingga 6 bulan (Kurniawan, 2010).
2.5.8 Pemanenan
Menurut Khairuman (2003), pemanenan di kolam dilakukan dengan cara mengeringkan air
hingga tersisa di kemalirnya saja, kemudian ikan digiring dan dikumpulkan ke arah pintu
pengeluaran. Setelah itu, ikan ditangkap dengan seser. Untuk mempertahankan mutu dan kesegaran
ikan, diusahakan hasil panen dalam keadaan segar dan prima, untuk itu pemanenan harus dilakukan
secara hati-hati dan hasil panen di tampung dalam hapa yang ditempatkan di air yang jernih dan
mengalir.
Sedangkan Menurut Iskandar (2003) mengatakan bahwa pemanenan ikan nila merah
biasanya dilakukan setelah 5 bulan pemeliharaan atau lebih. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari karena suhu yang rendah dan ikan yang akan dipanen tidak mudah stres. Langkah pertama
yang dilakukan yaitu dengan cara menutup saluran air masuk dan membuka saluran air keluar.
Dengan demikian air kolam akan surut kemudian ikan akan berkumpul pada kemalir yang dibuat
pada tengah kolam. Sehingga ikan akan mudah untuk diambil atau dipanen. Perlu diperhatikan pada
pembuangan air, sebaiknya dilakukan secara perlahan agar ikan tidak mudah stres. Untuk
memudahkan dan mempercepat pemanena sebaiknya menggunakan alat tangkap yaitu jaring atau
scoop net agar mendapatkan ikan dengan kondisi yang baik.
3 METODE PELAKSAAN
3) Manajemen pakan
Data manajemen pakan yang dikumpulkan meliputi jenis pakan, cara pemberian pakan, jumlah
pakan harian, waktu pemberian pakan, serta nilai konversi pakan ikan selama masa pemeliharaan.
Untuk menghitung nilai konversi pakan menggunakan rumus yang dikemukakan (Mudjiman,
1985). Data manajemen pakan dan nilai konversi pakan disajikan dalam bentuk tabel.