Anda di halaman 1dari 3

BUSER DESA

( BURU SERGAP DESA )

I. LATAR BELAKANG / ANALISIS MASALAH

Inovasi Buser Desa ( Buru Sergap Desa ) dikembangkan karena adanya


kendala dalam mencapai target sasaran pelayanan minimal bidang kesehatan
dan kinerja program di Puskesmas Lanrisang, terutama selama masa pandemi
Covid 19.
Penyebab utamanya adalah karena selama masa pandemi Covid 19 terjadi
penurunan angka kunjungan masyarakat ke fasilitas -fasilitas kesehatan dan
pembatasan kegiatan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Buser Desa ( Buru Sergap Desa ) bertujuan untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan akses layanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja
dengan mendatangi keluarga atau kunjungan rumah yang dilakukan secara
terjadwal dan rutin dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dalam penemuan
dan pelaporan kasus sehingga cakupan Standar Pelayanan Minimal dan
cakupan kinerja program pelayanan kesehatan Puskesmas dapat meningkat.

II. KEUNIKAN/ KEBARUAN

Sistem kerja Inovasi Buser Desa adalah :


1. Sistem “ Jemput Bola” bukan ” menunggu bola “. Kegiatan Buser Desa
aktif melakukan kegiatan- kegiatan yang bersifat pendekatan terhadap
keluarga dan melakukan pelayanan dasar minimal kesehatan disetiap
keluarga secara mobile.
2. Pelaporan penemuan kasus lebih cepat karena menggunakan aplikasi
whatsapps, share lock dan google maps.
3. Pemberian tanda pada rumah tangga yang bermasalah.
4. Pemetaan/ mapping data kesehatan keluarga dengan menggunakan
aplikasi QuantumGIS yang bisa diintegrasikan dengan data
kependudukan yang lain.

III. IMPLEMENTASI DAN EFEKTIVITAS TERMASUK PENYESUAIAN SAAT


PANDEMI

Buser Desa memberikan pelayanan dasar kesehatan minimal dengan


melakukan kunjungan rumah tangga dengan menerapkan protokol kesehatan
sehingga akses layanan kesehatan kepada masyarakat di masa pandemi lebih
terjangkau, serta penemuan dan pelaporan kasus lebih cepat dan tepat.
Proses Implementasi Kegiatan Buser Desa :
1. Sosialisasi dan advokasi Ide dan Gagasan
2. SK tentang Tim Buser Desa
3. Membuat sarana komunikasi dan koordinasi Tim melalui media Whatsapps
( membuat Grup Tim Buser Desa )
4. Membuat pemetaan desa dengan membuat penomoran rumah
5. Pembagian tugas Tim Buser Desa
6. Pelaksanaan Kegiatan Buser Desa ( Screening kesehatan, pemeriksaan
kesehatan, pelayanan kesehatan, pemeriksaan jentik, pemeriksaan sanitasi RT,
Edukasi )
7. Pelaporan kasus
8. Penginputan data hasil kegiatan di aplikasi ( Aplikasi PIS PK ) dan aplikasi
Quantum GIS
9. Monitoring dan evaluasi program setiap bulan.

IV. DAMPAK ( SEBELUM / SESUDAH )

Inovasi Buser Desa berkontribusi terhadap capaian Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan ( TPB ) 2 yaitu menghilangkan kelaparan dengan menghilangkan
segala bentuk kekurangan gizi , TPB tujuan 3 yaitu mewujudkan kehidupan sehat
dan sejahtera dan juga TPB Tujuan 6 yaitu menjamin ketersediaan air bersih dan
sanitasi yang layak.

BUSER DESA SEBELUM SESUDAH

TPB 3 Capaian pelayanan Capaian pelayanan


kesehatan usia produktif kesehatan usia produktif
65,2 % 82,11%

Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan


penderita hipertensi 76 % penderita hipertensi 86%

Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan


penderita Diabetes penderita Diabetes
Mellitus 71% Mellitus 86 %

Pelayanan Lanjut Usia Pelayanan Kesehatan


87,65% Lanjut Usia 92,9%

TPB 2 Prevalensi balita stunting Menurun menjadi 8,25 %


43,6 % ( 2018) ( 2021 )
Pemetaan data Tidak ada Menggunakan aplikasi
kesehatan keluarga QuantumGIS

V. POTENSI REPLIKASI
Inovasi Buser Desa awalnya diberlakukan di satu desa kemudian diterapkan
di desa yang lain. Kami percaya Inovasi Buser Desa dapat direplikasi karena
program Inovasi Buser Desa ini menggunakan sistem yang mudah murah dan
akurat. Serta menghasilkan output yang maksimal.
VI. KEBERLANJUTAN
Strategi keberlanjutan didukung dengan adanya kebijakan antara lain :
1. Kebijakan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Inovasi Buser Desa
2. Kebijakan Kepala Dinas tentang Pengembangan Inovasi Secara
berkelanjutan di Lingkungan Dinas Kesehatan dan FKTP Kabupaten Pinrang
3. Kebijakan Kepala Puskesmas tentang Tim Buser Desa

Faktor Penentu Keberhasilan Inovasi Buser Desa antara lain ;


1. Komitmen lintas sektor dan lintas program
2. Dukungan Pimpinan dengan adanya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
3. MOU dengan para pimpinan desa dan kelurahan
Inovasi Buser Desa didukung oleh stake holder yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung, diantaranya :
1. Bupati Pinrang yang memberikan dukungan kebijakan dan motivasi
2. Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten Pinrang
yang selalu memberikan pendampingan dan monitoring keberlanjutan inovasi
3. Kepala Dinas Kesehatan yang memberikan dukungan kebijakan dan
monitoring keberlanjutan inovasi
4. Camat Lanrisang sebagai penggerak sumber daya untuk mendukung inovasi
5. Lurah dan Kepala Desa yang menggerakkan komponen sumber daya dan
alokasi anggaran desa untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai