DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KANDANGHAUR
Jln. Raya Kandanghaur Kec. Kandanghaur TELP. (0234) 505553/505627kode post 45254
email. puskesmaskandanghaur@gmail.com
Bahwa “ PIHAK PERTAMA “ dan “ PIHAK KEDUA “ secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK” dan secara sendiri sendiri disebut : PIHAK “
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian keja sama (selajutnya
disebut “perjanjian”) dengan ketentuan sebagaiman diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini.
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam perjanjian ini, istilah – istilah di bawah ini
memiliki pengertian – pengertian sebagai berikut:
1. Rujukan adalah kegiatan mengirim pasien dari PIHAK PERTAMA ke PIHKA KEDUA
sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasana, serta kompetensi PIHAK
PERTAMA
2. Surat rujukan adalah surat pengantar dari PIHAK PERTAMA yang berisi data nama,
umur, jenis kelamin, alamat, diagnose penyakit, dan terapi yang telah diberikat kepada
pasien, dan tanggal rujukan, yang ditunjukan kepada PIHAK KEDUA dipoli yang sesuai
dengan kasus pasien. Surat rujukan harus ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa
disertai nama jelas dari dokter tersebut.
3. Pasien adalah semua orang yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik di
PIHAK PERTAMA maupun di PIHAK KEDUA
4. Surat rujukan balik adalah surat pemberitahuan dari PIHAK KEDUA ke PIHAK
PERTAMA atas pelayanan yang telah di berikan kepada pasien yang di rujuk dan
mengembalikan pada PIHAK PERTAMA untuk penanganan selanjutnya
5. Surat penanganan masih dalam perawatan adalah surat yang di keluar kan oleh PIHAK
KEDUA yang ditujukan kepada PIHAK PERTAMA, yang berisi keterangan bahwa
pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA masih memerlukan perawatan PIHAK
KEDUA untuk diagnosa yang sama, sehingga pasien tidak harus meminta surat rujukan
lagi dari PIHAK PERTAMA
6. Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan penyakit kronis bagi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
7. Surat Elijibilitas Peserta (SEP) adalah surat yang dikeluarkan oleh BPJS atau BPJS
Center yang ada di rumah sakit bagi peserta JKN yang berobat di Rumah Sakit
8. Penilai kinerja adalah bentuk evalusi atas pelayanan yang telah diberikan dan di terima
dalam proses rujukan oleh PARA PIHAK dalam kukun waktu tertentu, dengan tujuan
memperbaiki mutu pelayanan PARA PIHAK
PASAL 2
MAKSUD TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pelayanan rujukan bagi
pasien BPJS maupun pasien umum.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang Lingkup perjanjian ini meliputi pemberian Peyalayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
bagi pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi PIHAK KEDUA
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PASAL 6
MASA BERLAKU
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditanda tangani dan berlaku selama 2 (dua) tahun dari
tanggal 11 juli 2018 s/d 11 juli 2020 dan akan ditinjau kembali apabila ada ketidak sesuaian.
PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah : sesuatu keadaan yang terjadi diluar
kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalami
tidak dapat melaksanakan atau terpasak menunda pelaksanaan kewajibannya dalam kesepakatan
ini. Keadaan memaksa (Force Mejuer) tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah,
perang(yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pembrontakan, huru hara, pemogokan
umum, kebakaran dan kebijakan pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap
pelaksanaan kerjasama ini. Dalam hal terjadi Force Majeur, maka pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibanya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang terkena Force
Majeur wajib memberitahukan adanaya peristiwa Force Majeur tersebut kepada PIHAK lain
secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeur,
yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya
peristiwa tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeur wajib mengupayakan sebaik-baiknya
untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam kerjasama ini segera setelah
peristiwa Force Majeur berakhir.
Apabila peristiwa Force Majeur tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh
PIHAK yang mengalami Force Majeur akan melebihi jangak waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu kerjasama ini.
Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya Force
Majeur bukan merupakan tanggungjawab PIHAK lain.
PASAL 8
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanana perjanjian kerjasama ini PARAS PIHAK merasa perlu
melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan PARA
PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian kerjasama ini yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
PASAL 9
PENUTUP
(1) Hal- hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur kemudina
oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian mencantumkannaya dalam
addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan satu kestuan yang tidk terpisahkan dari
perjanjian ini.
(2) Segala perubaha, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau keseluruhan
terhadpa hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas persetujuan
tertulis dari PARA PIHAK.
(3) Perjanjian ini dibuat rangakap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunayai kekuatan
hukum yang sama.