Anda di halaman 1dari 5

SAMBUTAN

DIRJEN PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN


PADA BIMBINGAN TEKNIS MUTU DAN
NILAI TAMBAH PRODUK PERIKANAN
DI KABUPATEN ACEH UTARA, ACEH
Lhoksukon, 26 Juli 2022

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,
Yang Saya Hormati:

1. Bapak Ir. H. T.A. Khalid, MM., dari Komisi IV DPR RI;


2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara;
3. Para pelaku usaha pengolahan hasil perikanan di wilayah Kabupaten Aceh Utara;
4. Para undangan dan hadirin yang kami banggakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan Rahmat dan Kasih
Sayang-Nya, sehingga kita dapat hadir bersama pada acara Bimbingan Teknis Mutu dan Nilai Tambah Produk
Perikanan di Kabupaten Aceh Utara, Aceh.

Bapak Ibu dan Para hadirin yang Saya Hormati,


Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun dan dari potensi lestari
tersebut baru dimanfaatkan sebesar 6,98 juta ton, sedangkan potensi produksi perikanan budidaya mencapai 100 juta
ton/tahun. Pemanfaatannya menjadi produk olahan perikanan oleh UPI skala mikro, kecil, menengah dan besar mencapai
volume sebesar 6,9 juta ton di Tahun 2020 dan 7,14 juta ton di Tahun 2021. Sedangkan target untuk Tahun 2022 adalah
7,2 juta ton. Dominasi produk olahan dari UPI menengah besar adalah beku, segar/dingin, dan ikan kaleng, sedangkan
UPI mikro kecil didominasi produk kering/asin, pindang dan produk lumatan.

Bapak Ibu dan hadirin yang Saya hormati,

Pada tahun 2022-2024 Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan 3 program prioritas:
1. Penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia
2. Pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor
3. Pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal

Sejalan dengan program prioritas tersebut, Ditjen PDSPKP KKP telah merancang kegiatan utama untuk mengakselerasi
melalui:
a. Perluasan akses pasar dalam dan luar negeri melalui profiling pasar dan strategi perluasan akses pasar
b. Bina mutu dan pengembangan industri pengolahan berbasis UPI bernilai tambah, sarana pasca panen, dan 10.500
Sertifikat GMP yang diterbitkan bagi UPI
c. Pemberdayaan pengolah dan pemasar serta fasilitasi Bantuan Pemerintah: sentra kuliner, pasar ikan, peralatan
pemasaran, chest freezer, peralatan pengolahan, dan kemasan produk
d. Pemberdayaan usaha dengan penumbuhan wirausaha dan fasilitasi akses pembiayaan kredit program, dan
pengembangan kluster daya saing
e. Pengelolaan sistem logistik ikan nasional dengan implementasi Stelina, dan implementasi sistem resi gudang

Hadirin yang Saya hormati,


Tantangan yang dihadapi produk perikanan adalah meningkatkan mutu, nilai tambah, dan daya saingnya untuk
menjawab permintaan pasar atau konsumen. Saat ini produk perikanan yang beredar di pasaran masih produk
tradisional/original, tanpa varian dan kemasan sederhana sehingga nilai ekonomisnya rendah. Untuk itu, pengembangan
produk melalui inovasi dan modifikasi perlu didorong sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaataan ikan dan seluruh
bagian ikan tanpa ada yang terbuang menjadi limbah (zero waste).
Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan bimbingan teknis dan diseminasi ragam
teknologi produk bernilai tambah yang merubah bentuk ikan menjadi fillet, surimi/fish jelly product, breaded, mie ikan,
sereal ikan, dll, terutama menjadi produk yang siap saji atau siap makan (ready to serve/ready to eat). Kebutuhan,
selera, dan food habit konsumen saat ini mengarah pada produk perikanan dengan inovasi baru, ecofriendly,
penyajiannya mudah (easy to prepare) dan convenience (cooked, frozen meal, pizza, dimsum, tempura, healthy drink)
yang didukung kemasan dan label yang kekinian dan mengarah ke kemasan biodegradable.

Secara ekonomi nilai tambah perlu ditingkatkan karena pemanfaatan sumber daya perikanan harus memberi manfaat
yang sebesar-besarnya bagi negara dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan, nilai tambah secara bisnis diperlukan
karena peluang pasar value added product di dalam negeri dan negara ekspor meningkat. Kedepan, kita mendorong
untuk pengolahan ikan dan rumput laut sampai menjadi bahan suplemen kesehatan, produk farmasi, dan kosmetika
yang bernilai tambah sangat tinggi, dan harus dibuka peluang investasi untuk industri ini.

Bapak Ibu yang Saya hormati dan para hadirin yang Saya banggakan,

Jaminan mutu dan keamanan produk perikanan juga merupakan tuntutan utama konsumen baik di pasar lokal, nasional
maupun internasional. Pelaku usaha pengolahan ikan wajib meresponnya dengan menerapkan kelayakan pengolahan
dan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dalam proses penanganan dan pengolahannya sampai ke
konsumen. Hal itu harus dipenuhi semua pelaku usaha untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang bisa menyebabkan
konsumen menderita gangguan kesehatan seperti diare, mual, keracunan, infeksi sampai membahayakan sehingga ada
korban jiwa.
Dalam rangka penguatan daya saing produk perikanan, maka pelaku usaha pengolahan/UPI harus menerapkan cara
penanganan dan penanganan dan pengolahan ikan yang baik, dan Prosedur Operasi Standar Sanitasi yang bukti
penjaminannya dilakukan melalui penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan atau sekarang disebut Sertifikat Good
Manufacturing Practices (GMP) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sertifikat GMP adalah pondasi sistem
manajemen keamanan pangan yang diakui secara internasional sehingga menjadi instrumen dasar untuk perlindungan
kesehatan konsumen, serta sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk perikanan agar marketable dan
recognized secara global.

Bapak Ibu dan hadirin yang Saya hormati,


Berdasarkan data BPS, saat ini jumlah UPI mikro kecil adalah 62.389 unit sedangkan jumlah UPI menengah besar
sesuai data yang di olah Ditjen PDSPKP KKP adalah 1.619 unit. Dari data tersebut, tercatat hanya terdapat 359 UPI
mikro kecil di Kabupaten Aceh Utara yang di dominasi oleh abon ikan tongkol 60 unit, ikan teri tawar dan asin 56 unit,
ikan kering 45 unit, ikan pindang 35 unit, ikan asin nila 34 unit, olahan rumput laut 21 unit, olahan ikan bandeng 12 unit
dan olahan abon ikan gabus 10 unit. Ragam produk perikanan yang sudah berkembang di Kabupaten Aceh Utara antara
lain abon, krispi ikan, rambak ikan, stik, lumpia, kerupuk kulit ikan, bandeng presto, lele presto, manisan rumla, jelly
rumla, stik rumla, es rumla, ikan asap dan abon ikan gabus.

Bapak Ibu yang Saya hormati,


Melalui bimbingan teknis mutu dan nilai tambah produk perikanan di Kabupaten Aceh Utara, Kementerian Kelautan dan
Perikanan bersama dengan Mitra Kerja DPR RI berharap dapat mendorong pelaku usaha pengolahan dan seluruh
masyarakat perikanan di Kabupaten Aceh Utara untuk dapat berperan aktif dalam menerapkan mutu dan keamanan
hasil perikanan, serta perlunya terus mengembangkan produk inovasi bernilai tambah dengan kemasan yang menarik
dan economic pack.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan produk
olahan perikanan dengan kemasan yang baik kepada Bapak Ibu peserta bimbingan teknis sebagai contoh dan
promosi produk bernilai tambah dari UPI yang memiliki sertifikat GMP. Diharapkan ini dapat menjadi inspirasi dan
meningkatkan motivasi untuk dapat mengolah produk-produk bermutu dan bernilai tambah yang berprinsip nir limbah
(zero waste).
Sebagai akhir sambutan, kami menyampaikan sekali lagi bahwa sektor kelautan dan perikanan sungguh memiliki
kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama bersinergi dalam mempromosikan produk perikanan yang
bermutu, bernilai tambah, dan berdaya saing untuk membangun masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri.

Wabil’ataufik Walhidayah
Wassalamu‘alaikum Wr. Wb.
Direktur Jenderal PDSPKP

Artati Widiarti

Anda mungkin juga menyukai