NIM: 2022082212
STIK-PTIK T.A.
2022
I.PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri lebih dari 300 kelompok etnik
atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut
sensus BPS tahun 2010. Sebagai negara yang memiliki masyakat majemuk yang
memiliki begitu banyak suku bangsa dan kebudayaan, agama, faktor mayoritas dan
minoritas , kesenjangan sosial, dan kepentingan politik menyebabkan Indonesia
berpotensi untuk isu-isu diisintgrasi bangsa.
Masyarakat majemuk adalah adalah sebuah masyarakat yang terdiri atas kumpulan
orang-orang atau kelompok-kelompok, yang berbaur tetapi tidak
menjadi satu. Masing-masing kelompok mempunyai agama,
kebudayaan dan bahasa, serta cita-cita dan cara-cara hidup
mereka masing-masing.
Contoh dari masyarakat majemuk yang otoriter dan militeristik ini kita temukan pada
akhir abad ke-20 yang sekarang sudah runtuh, yaitu Soviet Russia, Yugoslavia, Afrika
Selatan, dan Indonesia di zaman Orde Baru.
2.1.2 Multikulturalisme
Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep
keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri
masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman
kebudayaan dalam kesederajatan. Ulasan mengenai multikulturalisme akan harus,
mau tidak mau, akan juga mengulas berbagai permasalahan yang mendukung
ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakkan hukum, kesempatan
kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan golongan minoritas, prinsip-
prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu produktivitas.
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson 2000
dalam suparlan,2005:9 ).
Contoh masyarakat majemuk yang demokratis adalah Amerika Serikat, yang dikenal
sebagai masyarakat yang multikultural atau bercorak budaya banyak, dan sebagian
negara-negara Eropa Barat
Upaya-upaya lain tersebut diatas dalam poin c dilakukan secara bertahap sebagai
berikut:
3.1 Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah konsep yang lebih dari baik dari
masyarakat majemuk. Dengan masyarakat yang yang multikultural akan
dapat meminimalisir permasalahan disintegrasi bangsa dan permasalahan
keamanan sehingga tugas polisi akan lebih mudah dalam menciptakan
keamanan dan ketertiban.
3.2 Saran
Perlu percepatan realisasi perubahan masyarakat yang majemuk
menjadi masyarakat multikultural dengan melibatkan para stakeholder
untuk menciptakan bangsa Indonesia yang lebih maju dalam berbangsa
dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Degeneste H.I dan Sulivan J.P (1997). Policing a multikultural community. Fresh
Perspective. Diakses dari http://academia.com
Suparlan, Parsudi. (2005). Suku Bangsa Dan Hubungan Antar Suku-Bangsa. Cetakan
ke-2. Jakarta. Yayasan Pembangunan Kajian Ilmu Kepolisian.