Nama lengkapnya
adalah abu Al-walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammada bin Rusyd. Beliau lahir di cordova
pada tahun 520 H/1126 M. lahir di keluarga yang terkenal alim dalam ilmu fiqih. Ayah dan
kakeknya seorang ahli fiqih dan pernah menjadi kepala pengadilan di Andalusia. Ibnu Rusyd
belajar ilmu fiqih, akidah dan ilmu-ilmu agama lainnya. Selain itu dia juga memperlajari
Matematika,fisika,astronomi, logika, filsafat dan ilmu kedokteran. Dia menuntut ilmu di kota
Andalusia yang pada saat itu merupakan pusat studi islam di Eropa seperti halnya kita Baghdad
di Negeri Islam Timur. (nama lengkap, kelahiran,ilmu yang dipelajari)
Sebagaimana keluarganya yang ahli dalam ahli fiqih, maka begitu pula dengan Ibnu Rusyd.
Jabatan pertamanya yang dia raih adalah hakim. Dia diangkat sebagai Qadhie Seville pada tahun
565 H/1169 M, yang mana kota tersebut merupakan ibu kota Andalusia. kemudian pada tahun
578H/1179 M dia diangkat kepala Qadhi di kota Qordoba. Tetapi beberapa bulan sebelumnya dia
menggantikan Ibnu Thufail sebagai dokter sang sultan, dan setelah Abu yusuf naik tahta saudara
dari penuasa sebelumnya, pada tahun 580 H/1184 M, ia hidup di dekatnya dan menjadi teman
akrab. Dalam upacara-upacara kekhalifahan, Ibnu rusyd secara simbolis ditempatkan pada
tingkat tertinggi dalam hierarki Al-Muwahhidun. (Karir)
Keterkenalan Ibnu rusyd dalam bidang filsafat diawali dari peristiwa khalifah Abu Yaqub yang
menyuruh Ibnu hufail unutk menyuruh orang meringkas intiari filsafat Aristoteles. Sejak Ibnu
Rusyd mampu meramu dan meringkas pikiran-pikiran filsafat yunani, Ibnu rusyd layak disebut
sebagai “Juru ulas” dan dengan sebutan itulah, dia dikenal oleh masyarakat eropa abada
pertengahan. Di negeri-negeri Eropa Latin, Ibnu aRusyd terkenal dengan nama Explainer atau
juru tafsir filsafat Aristoteles.
Dengan realitas yang dialami sebagai qadhi , dokter dan didukung oleh berbagia penguasaan
ilmu seperti matematika, fisika, astronomi, kedokteran, logika dan filsafat Ibnu Rusyd menjadi
ulama dan filsuf yang sulit ditandingi.(awal mula terkenalnya sebagai filsuf)
Pada tahun 1184, Khalifah Abu Yaqub wafat dan digantikan oleh Abu Yusuf Yaqub al-Mansur.
[6] Awalnya Ibnu Rusyd tetap memiliki hubungan baik dengan istana, dan tetap menjabat
sebagai dokter istana tetapi pada 1195 situasinya berubah.[13][6][10] Ia mendapat berbagai
tuduhan, termasuk tuduhan mengajarkan aliran sesat, dan ia harus menghadapi pengadilan di
Kordoba.[10][6] Pengadilan memutuskan Ibnu Rusyd bersalah, menyatakan ajarannya sesat dan
memerintahkan agar tulisan-tulisannya dibakar.[6] Ibnu Rusyd diasingkan ke kota kecil Lucena,
sebuah permukiman Yahudi yang berada di sekitar Kordoba.[14][6] Biografi-biografi klasik
menyebutkan berbagai sebab memburuknya situasi Ibnu Rusyd ini, salah satunya karena Ibnu
Rusyd dianggap menghina khalifah dalam tulisannya.[10] Namun para sejarawan modern
menganggap bahwa perlakuan keras terhadap Ibnu Rusyd ini bermotif politik. Encyclopaedia of
Islam menyebutkan bahwa khalifah berusaha menjauhkan dirinya dari Ibnu Rusyd untuk
mendapat simpati dan dukungan dari para ulama tradisional yang banyak menentang ajaran Ibnu
Rusyd.[6] Pada saat itu, khalifah sedang butuh dukungan para ulama untuk melancarkan perang
melawan kerajaan-kerajaan Kristen.[6] Sejarawan Majid Fakhry menulis bahwa banyak fukaha
atau ahli fikih tradisional pada saat itu menentang Ibnu Rusyd dan menekan sang khalifah
(Tuduhan Yang dialami Ibnu Rusyd)
Setelah beberapa tahun, Ibnu Rusyd kembali didukung khalifah dan ia bertugas lagi di istana
kekhalifahan.Namun tak lama kemudian ia meninggal pada tanggal 11 Desember 1198 (atau 5
Safar 595 H).Awalnya ia dikuburkan di Maroko, tetapi kemudian jenazahnya dipindahkan ke
Kordoba.Pemakamannya di Kordoba dihadiri oleh Ibnu Arabi (1165–1240) yang kelak akan
menjadi tokoh sufi terkemuka. (Meninggalnya Ibnu Rusydb)
Karya-karya
Ibnu Rusyd adalah penulis yang amat produktif dan tulisan-tulisannya mencakup berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Bidang-bidang ilmu yang ia bahas di antaranya filsafat, kedokteran,
teori hukum, serta linguistik. Kebanyakan tulisannya adalah tafsir atau uraian terhadap karya-
karya Aristoteles, yang juga sering mengandung pemikiran baru dari Ibnu Rusyd sendiri.
Menurut penulis Prancis Ernest Renan, selain tafsir-tafsir Aristoteles dan Plato Ibnu Rusyd
menulis sedikitnya 67 buku yang merupakan karya baru (bukan tafsir), termasuk 28 buku
mengenai filsafat, 20 buku mengenai kedokteran, 8 buku mengenai hukum, 5 buku mengenai
teologi atau akidah, 4 buku mengenai tata bahasa, dan 2 buku mengenai astronomi. Teks asli dari
banyak karya Ibnu Rusyd yang berbahasa Arab telah hilang, dan yang masih ada hanyalah
terjemahannya dalam bahasa Latin atau Ibrani.
Diantara karya-karya nya adalah sebagai berikut :
Bidayatul Mujtahid, membahas perbedaan mazhab dalam hukum Islam
Kulliyat fi Ath-Thibb, membahas tentang garis-garis besar ilmu kedokteran
Al-Asgar, Al-Ausat, Al-Akbar, ulasan atas karya Aristoteles
Tahatut at-Tahafut, tangkisan terhadap karya Al-Ghazali
Kasyf Al-Manahij Al-‘Adillah, karya yang enunjukan hubungan serasi antara
agama dan filsafat