Askep Komunitas Lansia
Askep Komunitas Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
a) Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman memperoleh
informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus
Lansia.
b) Tujuan khusus
1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah yang ada.
3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus lansia.
4) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
lansia.
5) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia.
6) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Lansia dan Masyarakat Umum
Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas.
2. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan lansia
sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap lansia
dimasa mendatang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75
tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan
peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry,
2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada
tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara
ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber
daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali
dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan
mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi
usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah
kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia
sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan
fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan
fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif.
Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau
merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
b. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam
pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia
untuk menciptakan sosialisasi mereka.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan
situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat
(Kushariyadi, 2010).
Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian
secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang
mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama,
keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem sebagai berikut :.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk saling
berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi,
radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak, bagaimana
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh
komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
B.Analisis data
a. Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang terdiri dari :
Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan
biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
Diagnosa :
1. Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol.
2. Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia.
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status kesehatan.
b. Kriteria Penapisan
Dx. Kep Kriteria penapisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40
Dx.3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39
Keterangan :
1. Sesuai degan peran perawat komunitas.
2. Jumlah yang beresiko
3. Besarnya resiko
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5. Minat masyarakat
6. Kemungkinan untuk diatasi
7. Sesuai program pemerintah
8. Sumber daya tempat
9. Sumber daya waktu
10. Sumber daya dana
11. Sumber daya peralatan
12. Sumber daya manusia
Skor :
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi
Jumlah skor 121
c. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang
Diabetes berhubungan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
dengan kebiasaan hidup tindakan keperawatan tindakan keperawatan
lansia yang tidak selama 4 minggu, selama 8 minggu,
terkontrol ditandai komunitas diharapkan: komunitas diharapkan
dengan 35 % lansia
1. Lansia mampu angka diabetes (kadar
menderita diabetes mengontrol asupan glukosa) pada lansia
makanan sehari harinya dapat menurun
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
2. Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.
DAFTAR PUSTAKA
on, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
d, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien.
Jakarta : EGC
di. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
iyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home Care. Universita
Muhammadiyah Malang
iyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC
Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta : EGC
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai
kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan kelu-
arga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah
telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di
tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana
penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis,
buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi
meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.
No Data
Masalah Penyebab
Wawancara :
Observasi :
B. Pengertian
Gerontik berasal dari kata gerontology dan geriatric. Gerontologi adalah cabang
ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada
orang yang berusia lanjut. Sedangkan geriatric berkaitan dengan penyakit atau kecacatan
yang terjadi pada orang yang berlanjut usia.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan
ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan gerontik yang berbentuk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang komprehensif, ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada
tingkat individu, keluarga, kelompok dan komunitas/masyarakat.
Batasan-batasan lanjut usia Belum didapatkan jawaban yang memuaskan
Menurut undang-undang No.13/th 1998 Bab I pasal 1 ayat 2 seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas
A. PENGERTIAN
• ASKEP Lansia ad/ su/ rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang ditujukan pada
lansia.
• Kegiatan Perawat : melakukan pengkajian(biofisik, psikologis, kultural, dan
spiritual)membuat Dx.Kep,intervensi, implementasi, evaluasi!
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan :
Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dgn upaya promosi,preventif,
rehabilitatif
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dengan jalan perawatan dan pencegahan
Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup lansia
Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit tertentu
Membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam lingkungan yang nyaman
Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan.
1. PENGKAJIAN
Untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan lansia baik secara fisik, psikologis, social dan
spiritual, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap secara menyeluruh menyangkut aspek
tersebut.
1.1. Fisik / Biologis
Pengkajian fisik / biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan lansia dikaji dengan
menanyakan tentang:
- Pandangan lansia tentang kesehatannya
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
- Kekuatan fisik lansia : kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
- Kebiasaan makan, minum, istirahat / tidur, buang air besar / kecil
- Kebiasaan gerak badan / olahraga
- Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
- Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara periksa pandang, perabaan, ketok dan dengar
untuk mengetahui perubahan system tubuh, antara lain : system integument,
muskuloskletal, respirasi, kardiovaskuler, perkemihan, persyarafan, dan fungsi sensoris
misalnya : penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.
1.2. Psikologis
Pemeriksaaan psikologis dilakukan saat berkomunikasi dengan lansia untuk melihat fungsi
kognitif termasuk daya ingat, proses berfikir, dan juga perlu dikaji alam perasaan, orientasi
terhadap realitas dan kemampuan lansia dalam penyelesaian masalahnya.
Perubahan yang umum terjadi antara lain : daya ingat yang menurun. Proses fikir yang
lambat dan adanya perasaan sedih serta merasa kurang diperhatikan.
Hal-hal yang perlu dikaji pada lansia meliputi :
- Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
- Apakah optimis memandang sesuatu dalam kehidupan
- Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
- Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
- Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang dialami
- Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
- Apakah lansia sering mengalami kegagalan
- Apa harapan sekarang dan yang akan dating. Dll
1.3. Sosial – Ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya
maupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organisasi social.
Status ekonomi juga turut mempengaruhi yaitu dari penghasilan yang mereka peroleh.
Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan social ekonomi, hal inipun terkait dengan harga
dirinya. Lansia yang mempunyai penghasilan tentu merasa dirinya berharga karena masih
mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
- Apa saja kesibukan lansia
- Dari mana saja sumber keuangannya
- Dengan siapa ia tinggal
- Kegiatan organisasi social apa yang diikuti lansia
- Bagaimana pandangan lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
- Siapa saja yang biasa mengunjunginya
- Seberapa besar ketergantungannya
- Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yg ada
1.4 Spiritual
Penilaian spiritual terkait dengan keyakinan agama yang dimiliki manusia dan
sejauhmana keyakinan tersebut dapat menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan
tersebut benar-benar diresapi dalam kehidupan sehari-hari ia akan lebih mudah menyesuaikan
diri terhadap proses penuaan.
Yang perlu dikaji pada lansia :
- Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
- Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya
penyantunan anak yatim atau fakir miskin dan lain-lain
- Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan berdoa jika menghadapi
masalah
- Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
Dari hasil pengkajian atau data-data yang diperoleh dari pertanyaan diatas dapat dianalisa /
disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada
lansia.
Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada lansia antara lain :
a. Fisik / biologi
- Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan
makanan yang tidak adekuat
- Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan
- Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri
- Resiko cedera fisik : jatuh berhubungan dengan penyesuaian terhadap penurunan
fungsi tubuh tidak adekuat
- Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri
- Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau adanya
sekret pada jalan napas
- Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi dan lain-lain
c. Spiritual
- Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
- Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi
kematian
- Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami
- Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat.
II. PERENCANAAN
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar
lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung
pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan
3. Memelihara kebersihan diri
4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur
5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
Tindakan Keperawatan :
1.Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran pemenuhan gizi pada lansia adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran
dan memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti kerapuhan tulang (osteoporosis)
dan penyakit yang terjadi pada lansia sehingga dapat menjamin hari tua yang sehat dan tetap
aktif. Gangguan nutrisi pada lansia dapat disebabkan oleh factor fisik, psikologi dan sosial.
Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna dan rasa kurang
nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap, rasa penuh diperut dan sukar buang air
besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan menyebabkan nafsu makan lansia
kurang.
Perubahan peran karena tugas-tugas perkembangan pada lansia menyebabkan timbulnya
kecemasan dan putus asa, dapat menyebabkan lansia menolak makan atau makan berlebihan.
Seringkali keluarga / lingkungan sangat melindungi lansia, tidak memberi kesempatan untuk
menentukan keinginan lansia, hal inipun menyebabkan ia menolak makan atau makan
berlebihan
Kebutuhan gizi pada lansia kurang lebih sama dengan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
normal, hanya yang mungkin diubah adalah jenis yang utama, bentuk dan pengurangan porsi
untuk mengimbangi aktivitasnya.
a. Kalori, pada lansia pria adalah 2.100 kalori sedangkan untuk wanita adalah 1.700 kalori,
kebutuhan tersebut dapat dimodifikasikan tergantung keadaan usia lanjut, misalnya gemuk
atau kurus atau disertai penyakit lain (kencing manis, dll).
b. Karbohidrat, dianjurkan 60% dari jumlah kalori. Berikan golongan gula yang mudah
diserap karena tidak mengalami pengubahan lebih lanjut pada proses metabolisme, misalnya
madu, nasi, buah-buahan yang manis.
c. Lemak, pemakaian yang berlebihan tidak dianjurkan karena menyebabkan timbulnya
hambatan pada pencernaan dan terjadinya penyakit. Berikan 15 % - 20 %dr total kalori yg
dibutuhkan.
d. Vitamin & mineral, kebutuhannya sama dgn usia muda.pemenuhan kebutuhan didapatkan
dr makanan berupa sayur-sayuran & buah-buahan.
e. Air, kebutuhan sekitar 6-8 gls/hr krn menurunnya fx ginjal & mencegah konstipasi maka
pemasukan air yg banyak sgt dianjurkan.
III. PELAKSANAAN
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Berbicara dengan lembut dan sopan
- Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulan kali,
jika perlu dengan gambar
- Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya
IV. PENILAIAN
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik verbal maupun non verbal
untuk mengetahui sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang telah
dianjurkan.
Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti, perlahan-lahan dan sabar, ulangi penjelasan yang
belum dimengerti.
Evaluasi
Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan perlu dikaji respon verbal dan non
verbal lansia / keluarga terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
mengacu pada tujuan. Hasil pengkajian digunakan untuk menyusun rencana tindak
lanjut keperawatan.
Selain Asuhan keperawatan individu pada lansia, dapat dilakukan Asuhan
Keperawatan Keluarga Lansia, yang ditujukan untuk asuhan keperawatan keluarga di
rumah.
posyandu lansia
A. POSYANDU USILA DAN KEGIATANNYA
Sesuai dari pengertian di atas tentang Posyandu dan usila maka Posyandu Usila dapat diartikan
sebagai wadah atau tempat kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi usila atau lansia yang
bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi lansia yang
dilaksanakan oleh masyarakat dalam hal ini pihak PKK desa dengan dibantu pihak kesehatan.
Adapun secara umum adanya Posyandu Usila bertujuan :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia di masyarakat
2. Mendekatkan pelayanan seta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan pada lansia.
kegiatan Posyandu Usila bisa dilaksanakan dengan lima meja sama dengan Posyandu Balita, yaitu :
Meja I :Pendaftaran
Meja II :pengukuran dan penimbangan berat badan
Meja III ;Melakukan pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan. Indek massa
tubuh ( IMT ) dan mengisi KMS.
Meja IV :Kegiatan Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi
serta pemberian PMT
Meja V :Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data hasil pemeriksaan kesehatan
pada KMS
Setiap kunjungan lansia dianjurkan untuk selalu membwa KMS lansia guna memantau status
kesehatan.
Kegiatan lain yang biasanya juga dilakukan adalah senam lansia yang bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran bagi lansia.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk para usia lanjut agar kesehatannya tetap terjaga, ia harus
melakukan kegiatan seperti :
D. REKOMENDASI
Guna kelancaran pelaksanaan Posyandu Usila serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas
diperlukan :
3) Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila tentang bagaimana kegiatan Posyandu
Usila.
5) Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untuk pembentukan
Posyandu Usila.
6) Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Usila guna mendukung
pemeriksaan kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia/Usila.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia. Jakarta : Depkes RI
Nugroho.W. ,2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia
www.iinaza.wordpress.com : All About Posyandu
www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatan
www.gizi.ned : Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu
www.puskesmas-oke.blogspot.com : Pengelolaan Posyandu Lansia
www.damandiri.or.id. /file/ratnasuhartini
Posyandu Lansia
Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks
bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara alami proses
menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami perubahan fisik dan mental, yang
mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya.
Sebagai bidan khususnya bidan desa perlu tahu apa itu Posyandu Lansia, karena bidan
adalah ujung tombak dari semua program peningkatan kesehatan masyarakat, tidak hanya
ibu dan anak sebagai sasaran kerja mereka namun lansia juga turut serta dalam ruang
lingkup kerja mereka.
Silahkan dibaca...
Lanjut usia terlantar adalah lanjut usia yang mempunyai 3 atau lebih kriteria keterlantaran.
Lanjut usia tidak terlantar adalah lanjut usia yang hanya mempunyai 1 kriteria keterlantaran.
Lanjut usia rawan terlantar adalah lanjut usia yang mempunyai 2 kriteria keterlantaran.
Kriteria keterlantaran
a. Tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD
b. Makan makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu.
c. Makan lauk pauk berprotein tinggi kurang dari 4 kali seminggu
d. Memiliki pakaian kurang dari 4 stel
e. Tidak mempunyai tempat tinggal tetap untuk tidur
f. Bila sakit tidak diobati
Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa
kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang di anjurkan adalah:
1. Ketua Posyandu
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Kader sekitar 5 orang :
a) Meja 1 tempat pendaftaran
b) Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran dan pencatatan
tinggi badan serta
penghitungan index massa tubuh (IMT)
c) Meja 3 tempat melakukan kegiatan Pemeriksaan danpengobatan sederhana (tekanan
darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin, dan lain - lain)
d) Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dan kesejahteraan)
e) Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan sosial (pemberian makan
tambahan, bantuan modal, pendampingan, dan lain – lain sesuai kebutuhan)
Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu yang saling
membantu, namun harus ada
penanggung jawab masing-masing sesuai bidangnya. Para lanjut usia yang lebih muda dan
lebih sehat dapat
diberdayakan membantu kegiatan ini sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan
mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan memberikan banyak
manfaat antara lain:
- Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka
- Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati
- Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan kesehatan dan mencegah
kepikunan.
- Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi
dan akan membuat lanjut usia rajin datang.
- Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnya tersedia
waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
disepakati. Namun dapat diuraikan berdasarkan pengelopokan kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan pelayanan kesehatan, gizi
b) Kegiatan senibudaya, olahraga dan rekreasi
c) Kegiatan peningkatan spiritual
d) Kegiatan kesejahteraan/sosial
e) Kegiatan pendidikan ketrampilan
Kegiatan tersebut di atas diatur sesuai dengan ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat
dilakukan pada sebuah gedung, dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada prinsipnya
kegiatan kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau kondisi kesehatan.
Kegiatan olahraga/senam bersama minimal dilakukan 1minggu sekali, selanjutnya senam
dilakukan sendiri dirumah masing-masing untuk menjaga kelenturan otot dan sendi. Dalam
48 jam otot akan menjadi kaku kembali sehingga olahraga/senam yang paling baik adalah 3-
5 kali seminggu selama 30-60 menit.Secara terperinci sebagai berikut; senam aerobik
seperti jalan, jogging, berenang atau dansa minimal 30 menit 5 kali seminggu untuk
kebugaran, senam yang menggunakan tahanan (resistance exercise) untuk penguatan dan
ketahanan/endurance otot minimal 2 kali seminggu, untuk senam kelenturan (flexibility
excersice) 2 kali seminggu selama minimal 10 menit, sedangkan balance exercise/ senam
keseimbangan perlu dilakukan untuk mencegah resiko jatuh. Balance exercise dilakukan
bersifat individual tergandung kondisi, yang paling penting adalah dilakukan secara bertahap
agar terjadi peningkatan keseimbangan.
Kegiatan lain dalam posyandu dapat dilakukan secara bersama atau sendiri-sendiri sesuai
kebutuhan.
Pada beberapa daerah, penyelenggaraan posyandu lanjutusia dilaksanakan pada hari dan
tempat yang sama dengan jam yang berbeda dengan posyandu balita. Hal ini kelihatannya
sulit dilakukan, namun ternyata memberikan banyak manfaat. Dengan diintegrasikan
penyelenggaraan posyandu balita dengan posyandu lanjut usia dapat terjalin solidaritas
antar tiga generasi.
Pembiayaan
Biaya Posyandu Kegiatan posyandu merupakan kegiatan partisipasi masyarakat, dari
masyarakat untuk masyarakat. Secara umum biaya berasal dari masyarakat itu sendiri
melalui berbagai cara antara lain :
- iuran dari para warga
- donatur tidak tetap atau tetap
- usaha mandiri dari posyandu
- bantuan dari dunia usaha/CSR (corporate social responsibilty)
- bantuan dari kelurahan
- subsidi pemerintah
- dll
Demikian sekilas tentang Posyandu Lansia semoga informasi ini bukan sekedar bahan
bacaan tetapi menjadi pedoman bagi bidan maupun tenaga kesehatan lainnya dalam hal
pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia. Semoga bermanfaat.
Sumber : Buku Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia Tahun 2010