Anda di halaman 1dari 3

LO 1 DEFINISI, ETIOLOGI, DAN EPIDEMIOLOGI HIV

A. DEFINISI
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu spektrum penyakit
yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau
tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut. Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus
HIV, dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Hidayati, 2020).
B. ETIOLOGI
Etiologi HIV-AIDS adalah Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang
merupakan virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili retroviridae, subfamili
lentiviridae, genus lentivirus. Berdasarkan strukturnya HIV termasuk famili retrovirus
yang merupakan kelompok virus RNA yang mempunyai berat molekul 0,7 kb
(kilobase). Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup
mempunyai berbagai subtipe. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak
menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1
(Yuliyanasari, 2017).

Adapun beberapa penyebab dari tertularnya seseorang oleh HIV-AIDS antara lain:
1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual, baik homo maupun hetero
2. Penerima transfuse darah
3. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV
4. Pecandu narkotika secara suntikan
5. Pasangan dari pengidap AIDS atau yang positif HIV
6. Perilaku seks beresiko tinggi dan makin maraknya industry seks
7. Kurangnya informasi tentang penularan HIV/AIDS dan masalah budaya
(Handayani, 2018)
C. EPIDEMIOLOGI
Kasus penularan AIDS pertama di Indonesia dilaporkan terjadi pada tahun
1987, kemudian disusul dengan kasus-kasus berikutnya, sehingga pada tanggal 31
januari 1995 tercatat pengidap HIV 211 orang dan 69 penderita AIDS, 44 orang
diantaranya meninggal (Handayani, 2018). Di Indonesia, sejak tahun 1999 telah
terjadi peningkatan jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) pada kelompok
orang berperilaku risiko tinggi tertular HIV, yaitu para pekerja seks dan pengguna
NAPZA suntikan (Penasun), kemudian diikuti dengan peningkatan pada kelompok
lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan perempuan berisiko rendah.
Saat ini dengan prevalensi rerata sebesar 0,4% sebagian besar wilayah di Indonesia
termasuk dalam kategori daerah dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi.
Sementara itu, Tanah Papua sudah memasuki tingkat epidemi meluas, dengan
prevalensi HIV sebesar 2,3%. Pada tahun 2020 kasus HIV di Indonesia telah
mencapai 543.100 orang (Milati, 2021).
LO 8. DEFINISI, ETIOLOGI, DAN EPIDEMIOLOGI TB PARU

A. DEFINISI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
kelompok Mycobacterium, yaitu Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan lokasi anatominya, TB terbagi menjadi:
1. Tuberkulosis paru, yaitu tuberkulosis yang mengenai jaringan (parenkim) paru.
Efusi pleura dan limfadenitis di rongga dada (pada hilus dan mediastinum)
termasuk dalam tuberkulosis ekstra paru.
2. Tuberkulosis ekstra-paru, yaitu tuberculosis pada organ selain paru. Tuberkulosis
ekstra-paru ini dapat mengenai pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing,
kulit, sendi, selaput otak, dan tulang.
(Cahyawati, 2018)
B. ETIOLOGI
Penyebab Tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
ini dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penyakit ini dapat menyerang semua
orang, baik anak- anak maupun dewasa. Sumber penularan tuberkulosis adalah pasien
TB dengan BTA positif melalui percikan dahak (droplet) yang dikeluarkannya.
Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup percikan dahak yang mengandung
bakteri TB tersebut (Cahyawati, 2018).
C. EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis merupakan penyebab utama kedua kematian akibat penyakit
menular di seluruh dunia setelah HIV/AIDS. Menurut laporan WHO, diseluruh dunia
setiap tahun ditemukan 8 juta kasus baru. Indonesia merupakan negara penyumbang
kasus TB terbesar kedua setelah India (23%) yaitu sebesar 10%. Jumlah kasus TB
Paru BTA positif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 176.667 kasus (Damayati et
al., 2018). Secara global pada tahun 2020, sekitar 10 juta orang diestimasikan
terinfeksi TB di seluruh dunia, dengan 5,6 juta kasus laki-laki dan 3,3 juta kasus
perempuan. Pada tahun yang sama, jumlah kasus baru TB paling banyak terjadi di
Asia Tenggara dengan 43% kasus baru, lalu Afrika sebanyak 25%, dan  Pasifik Barat
sebanyak 18% (WHO, 2021). Menurut data Profil Kesehatan Indonesia, insidensi
tuberkulosis di Indonesia mencapai 316 per 100.000 penduduk di tahun 2018. Namun,
ada penurunan jumlah kasus TB dari 568.987 di tahun 2019 menjadi 351.936 di tahun
2020. Menurut data nasional maupun data setiap provinsi, jumlah kasus laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan. Bahkan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara
kasus pria hampir mencapai dua kali lipat kasus wanita. Kasus TB terbanyak
ditemukan pada kelompok usia 45–54 tahun (17,3%), lalu diikuti kelompok usia 25–
34 tahun (16,8%) dan kelompok usia 15–24 tahun (16,7%) (Kemenkes, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Cahyawati, F. (2018). Tatalaksana TB pada Orang dengan HIV / AIDS. Cermin Dunia
Kedokteran, 45(9), 704–708.
Damayati, D., Susilawaty, A., & Maqfirah. (2018). Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Higiene, 4(2), 121–130.
Handayani. (2018). Waspada Epidemi Hiv-Aids Di Indonesia. Medical and Health Science
Hidayati, A. N. (2020). Manajemen HIV/AIDS: terkini, komprehensif, dan multidisiplin.
Airlangga University Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
Kemenkes RI. 2021.

Milati, N. (2021). Epidemiologi HIV-AIDS. Digital Repository Universitas Jember,


September 2019, 2019–2022.
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2021. 2021 October.

Yuliyanasari, N. (2017). Global Burden Desease – Human Immunodeficiency Virus –


Acquired Immune Deficiency Syndrome ( Hiv-Aids ). Qanun, 01(October 2016), 65–77.

Anda mungkin juga menyukai